Teks tersebut membahas tahapan-tahapan yang biasa dilakukan dalam pengembangan sistem informasi baru pada suatu perusahaan, yaitu tahap perencanaan, analisis, perancangan, pembangunan fisik, implementasi, dan pasca-implementasi. Juga dibahas metode pengembangan sistem informasi seperti CBIS Life Cycle dan System Development Life Cycle (SDLC).
1. Sistem Informasi Manajemen
Nama : Syirlla Maulidina
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Universitas Mercu Buana
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI YANG BARU
DITERAPKAN PADA SUATU PERUSAHAAN
Secara garis besar ada enam tahap yang biasa dijadikan sebagai batu pijakan atau
model dalam melaksanakan aktivitas pengembangan sistem informasi, yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung
kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek
pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
• Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan
ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal
besarnya sumber daya yang diperlukan.
• Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-
hal demikian dapat dicegah sejak awal.
• Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan untuk efisiensi.
• Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas
sejak awal.
2. 2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau
peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan
mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan
berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan
manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup
kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian system
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja system
e. Menyiapkan usulan rancangan system
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.
3. Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang
akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi data,
metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap
analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM
terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian system
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja system
e. Menyiapkan usulan rancangan system
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
3. Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus
diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan
waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus
diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun,
hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang
diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba
atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai
pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam
implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem
baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan
mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa
mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
4. manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti
halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak,
merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan
sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan
pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya
dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem. Dari perspektif manajemen, tahap
pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau
divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi
sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan
siklus sistem informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-
tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa
memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang
harus di hasilkannya.
System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja
sistem baru ditemukan permasalahan dalam tahap pemeliharaan sistem yang
kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke
sistem yang lama, hal inilah yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem
atau disebut dengan System Development Life Cycle. SDLC merupakan proses
mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan
menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk
mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC
yaitu mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan
perbaikan masalah yang berhubungan dengan perangkat lunak. Metode ini
digunakan oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-
tahapan pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok
untuk pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem
berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai
dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien. Kegiatan Dalam
Tahapan SDLC:
1. Inisiasi (initiation)
5. Tahap ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user yang ada, maka pembuatan
proposal proyek perangkat lunak dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem yang
telah direncanakan.
Kegiatan dalam tahapan inisiasi :
• Menentukan durasi waktu yang dibutuhkan.
• Menentukan sumber daya dan sistem yang dibutuhkan.
• Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek.
2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem hingga dokumen lingkup sistem. Kemudian
menganalisa manfaat biaya yang dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran
kemudahan sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan resiko yang
kemungkinan dihadapi jika sistem akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
• Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
• Menganalisis manafaat biaya yang dibutuhkan.
3. Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencaaan lainnya
yang diperlukan masing-masing tahapan, sumber daya dan perangkat lunak.
Tahapan ini menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari solusi
dari masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi :
• Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
• Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
• Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui
pengembangan sistem.
• Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan.
• Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
• Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user) dan mengembangkan kebutuhan
user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan
dalam analisis kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi
lapangan, jajak pendapat, pengamatan sistem yang serupa dan prototype. Kegiatan
utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
• Pengumpulan informasi.
• Mendefinisikan sistem requirement.
• Memprioritaskan kebutuhan.
• Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
• Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen
5. Desain (design)
6. Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil
analisis sebelumnya, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat
memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu
perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi
perancangan DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan
laporan-laporan pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem.
Perancangan fisik meliputi perancangan input, perancangan output, perancangan
form, perancangan struktur tabel, perancangan klasifikasi kode dan perancangan
klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.Beberapa kegiatan utama yang di
lakukan pada tahap desain :
• Merancang arsitektur aplikasi.
• Meracang antar muka pengguna.
• Mendesain dan mengintegrasikan database.
• Membuat prototipe untuk detail desain.
• Mendesain mengintegrasikan kendali sistem.
6. Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana
memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan.
Mempersiapkan prosedur kasus pengujian, pengodean, pengompilasian,
memperbaiki dan membersihkan program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan, yaitu membuat basis data dan
mempersiapakan prosedur pengujian sistem, mempersiapkan berkas pengujian
sistem, pengodean sistem, dan memperbaiki kesalahan sistem.
7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan terpisah, dan mencari
kesalahan sistem dari kesalaham logika dan kesalahan pengodean. Kemudian
mendemonstrasikan sistem yang dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi
kebutuhan sistem.Kegiatan di dalam tahap integrasi dan pengujian, yaitu :
• Memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
• Membutuhkan partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian menyeluruh
dari semua persyaratan.
• Memenuhi semua kebutuhan bisnis.
8. Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem
perangkat lunak pada lingkungan user (adaptasi user dengan sistem) dan
menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan
pengujian.
Kegiatan di dalam tahapan implementasi, yaitu :
• Pembuatan database sesuai skema rancangan
7. • Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem
• Pengujian dan perbaikan aplikasi.
9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan user termasuk
implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan
meliputi 3 bagian :
• Pemeliharaan perfektif yaitu ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai
tanggapan atas adanya permintaan atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan
efisiensi sistem.
• Pemeliharaan adatif yaitu perubahan aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap
perangkat keras dan lunak yang baru
• Pemeliharaan korektif yaitu melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang
ditemukan pada saat sistem dijalankan.
10. Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai
dengan aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem
telah dikemas sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang tepat. Kegiatan dalam
tahap disposisi, yaitu penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa
informasi penting yang disimpan untuk akses masa depan.
PROTOTYPING
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang
bekerja secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis danuser.
Metode ini menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua
manipulasi sehingga dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi
langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem informasi, evaluasi dan penggunaan
selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan
perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi userterhadap prototipe,
perbaikan dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan
tampilan dengan simulasi
alur sistem sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini
dievalusi oleh user hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model
prototipe sangat cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih
detail karena user sering kali lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa
melihat gambaran yang jelas.
Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan
kebutuan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini
yaitu mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria,
8. mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang
menjadi prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih
prototipe mana yang direview dan mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem
yang bersifat inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek.
Model RAD membagi tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing
tim pengerjaan dapat dilakukan secara paralel. Model ini dimulai dari pemodelan
bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
SPIRAL
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan
cara kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model iterativeditandai
dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi
sistem yang lebih lengkap secara bertahap. Model spriral (spiral model) menyediakan
pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi yang
bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa resiko
menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan
sistem dapat dihentikan.
Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen
untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap
dalam metode ini yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user,
menentukan teknik yang dibutukan’
Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan
abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu
perencaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebutdapat
diterapkan pada perancangan sistem secara umum yang menyangkut perangkat
lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil
sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar
bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat.
Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnyaprivate
sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Outsourcing
9. Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya
pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode
ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier,
proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah
sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
KENDALA DALAM PROSES IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI YANG BARU
PADA PERUSAHAAN LAZADA
Salah satu kasus permasalahan dalam e-commerce ialah dengan data yang besar
banyak kemungkinan salah code apabila tidak disiapkan sistem aplikasi yang
memadai, perlu adanya sistem keamanan yang memadai sehingga data tidak mudah
di-hacked. Meskipun tidak ada indikasi di-hack atau sistem keamanan yang dimiliki
Lazada telah benar-benar aman, Lazada tetap perlu melakukan evaluasi terkait sistem
yang ada di dalam tubuh mereka. Jika sistem keamanan data Lazada memang sudah
secure, ada kemungkinan kesalahan kode barang dalam sistem di Lazada yang
menyebabkan peristiwa itu dapat terjadi. terkait masalah salah kirim barang yang
dilakukan Lazada, jika konsumen yang merasa dirugikan dapat menuntut e-commerce
bersangkutan karena memang ada dasar hukumnya. Seharusnya Lazada mempunyai
sistem informasi tracking barang tepat yang disesuaikan dengan kode booking dan
jumlah pembayaran.
Sorce:
Nawairtasssi, 2017. http://nawairtasssi.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-dan-metode-
pengembangan.html, (14 November 2018, Jam 21.10)
Mawardi, 2012. http://mawardi48.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/09/25/langkah-langkah-yang-
diperlukan-dalam-siklus-pengembangan-suatu-sistem-informasi-untuk-membangun-dan-
mengimplementasikan-sistem-informasi-bisnis-di-suatu-perusahaan/, (14 November 2018, Jam
21.20)
Techno, 2015. https://techno.okezone.com/read/2015/07/01/207/1174356/kasus-lazada-berikan-
dampak-buruk-bagi-e-commerce, (14 November 2018, Jam 21.15)