Dokumen tersebut membahas tentang integrasi sosial dan nasional di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) Masyarakat Indonesia bersifat majemuk karena terdiri atas berbagai suku dan golongan, (2) Diperlukan integrasi untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada, (3) Tantangan integrasi nasional meliputi perbedaan ideologi, etnis, dan wilayah yang luas, (4) Upaya yang dilakukan antara l
2. PENDAHULUAN
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu
maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses
kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis,
dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar
individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai
yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah
yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak
terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi
dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu
anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya.
Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup
bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah
harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat
diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-
perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti
itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
3. PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Tingkah
laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi
kepentingannya. Ada 2 jenis kepentingan dalam diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial/psikologis.
Perbedaan kepentingan itu antara lain:
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4. Kepentingan individu untuk memperoleh potensi dan posisi.
5. Kepentingan individu untuk membutuhkan orang lain.
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam
kelompoknya.
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan
diri.
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
4. PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Prasangka dan Diskriminasi adalah dua hal yang ada
relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan
pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi
masyarakat. Perbedaan antara prasangka dan diskriminasi
adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap,
sedangkan diskriminasi pada tindakan. Dengan demikian
diskriminasi merupakan tindakan yang realistis, sedangkan
prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri
individu masing-masing.
5. SEBAB-SEBAB TERJADINYA
PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
• Dilatarbelakangi Oleh Perkembangan Sosiokultural dan Situasional
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap
individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi
penurunan status atau terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh
pimpinan perusahaan terhadap karyawannya.
• Bersumber dari Faktor Kepribadian
Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan
oleh kepribadian orang-orang tertentu. Tipeauthoritarian
personality adalah sebagai ciri-ciri kepribadian seseorang yang penuh
prasangka.
• Berlatar Belakang dari Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan dan
Agama
Dalam hal ini bisa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan politik,
ekonomi dan ideologi. Prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut
dapat dikatakan sebagai prasangka yang bersifat universal.
6. DISKRIMINATIF DIBEDAKAN MENJADI 3
1. Diskriminatif langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan
jelas – jelas menyebutkan karakteristik tertentu yang sama.
2. Diskriminatif tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
3. Enthosentrisme yaitu suatu keecenderungan yang menganggap nilai-
nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang
prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk
menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Enthosentrisme kecenderungan tak sadar untuk mempresentasikan atau
menilai kelompok dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap
enthosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung,
tidak luwes. Akibatnya enthosentrisme penampilan yang etnosentrik,
dapat menjadi penyebab utama kesalahan pemahaman dalam
berkomunikasi. Ethnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar
ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang-orang Jerman pada
zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari
bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai
inferior, lebih rendah, nista, dsb.
7. PERTENTANGAN SOSIAL
DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Pertentang sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu
lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak
menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan
diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang terjadi di
Dunia ini. Seperti contohnya perang Irak yang tak kunjung selesai, dan
kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka),
PT.freepot yang terjadi di Papua.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan
sosial:
1. Rasa Iri antara individu,negara, dan masyarakat
2. Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
3. Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya terjadi
di Papua.
8. Konflik (Pertentangan) merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misal kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada
lingkungan yang paling kecil yaitu individu sampai kepada lingkup
yang luas, yakni masyarakat:
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk pada adanya
pertentangan atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan
antagonistic di dalam diri seseorang.
2. Pada taraf kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik
yang terjadi dalam diri individu dari perbedaan-perbedaan anggota
kelompok dalam tujuan, nilai, norma serta minat untuk menjadi
anggota kelompok.
3. Pada taraf masyarakat, konflik bersumber pada perbedaan nilai
dan norma kelompok dengan nilai dan norma kelompok lain.
9. CARA MENGATASI KONFLIK
1. Elimination: Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di
dalam konflik.
2. Subjugation atau Domination: Orang atau pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk
mentaatinya.
3. Majority Rule: Suara terbanyak yang ditentukan dengan voting,
akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
4. Minority Consent: Kelompok mayoritas yang menang, namun
kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan menerima
keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama
5. Compromise (Kompromi): Kedua atau semua sub kelompok yang
terlibat di dalam konflik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan
tengah.
6. Integration: Pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai
suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
10. GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA
DAN INTEGRASI NASIONAL
1. Masyarakat Majemuk dan Nasion Indonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara
yang terdiri dari beberapa suku bangsa/golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional,
yaitu berwujud negara indonesia.
2. Integrasi
Penduduk Indonesia yang menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem
kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Berikut adalah sistem yang berlaku di Indonesia :
a. Sistem Kebudayaan Daerah
b. Sistem Kebudayaan Agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha
c. Sistem Kebudayaan Nasional
d. Sistem Kebudayaan Asing seperti Cina, Arab dan Eropa
Variabel-variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi yaitu, Klaim/Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya, isu asli tidak asli, isu
agama,Prasangka dan Ethnosentrisme
3. Integrasi Sosial
Integrasi sosial (integrasi masyarakat) dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan sehingga
menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsesus nilai-nilai yang sama-sama
dijunjung tinggi.
11. INTEGRASI NASIONAL
Integrasi Nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh semua negara
atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang
dihadapinya.
1. Beberapa Permasalahan Integrasi Nasional
Permasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara
pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada
perbedaan ideologi.
Permasalahan yang kedua yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi
masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara
penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok
etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan nation-nation pribumi
yang telah terbentuk lama sebelumnation Indonesia diproklamasikan. Mereka
memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation.
Permasalahan ketiga adalah masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak
cukup jauh. Lebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan
arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa
solidaritas kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik.
Permasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi
nasional. Charles Lear’s Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator
pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan,
meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan
eksekutif yang bersifat reguler.
12. 2. Upaya Pendekatan
Di samping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk
menuju ke arah integrasi dengan sistem silang menyilang. Usaha-usaha
yang dilaksanakan untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan-
kesenjangan itu antara lain :
• Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan
membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
• Melalui jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang
berlaku bagi seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya.
3. Integrasi Nasional dalam Perspektif
Disamping itu berpedoman pada teori Walter T. Martin yang telah
dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua
kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik (disintegrasi) atau
integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama
besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian integrasi nasional sebagai salah satu cita-cita nasional
maupun cita-cita negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan
kemungkinan permasalahan potensi masyarakat untuk mendukung agar
berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross cutting affiliation.
13. KESIMPULAN
Di setiap masyarakat pasti muncul pertentangan-pertentangan atau permasalahan-
permasalahan, diantaranya:
1. Perbedaan Kepentingan yang terdapat dalam diri individu ada 2, yakni
kepentingan biologis dan kepentingan sosial/psikologis.
2. Prasangka dan Diskriminasi: prasangka yang menunjukkan aspek sikap
sedangkan diskriminasi pada tindakan.
3. Sebab-sebab terjadinya prasangka dan diskriminasi
• Dilatarbelakangi Oleh Perkembangan Sosiokultural dan Situasional
• Bersumber dari Faktor Kepribadian
• Berlatar Belakang dari Perbedaan Keyakinan, Kepercayaan dan Agama
4. Ethnosentrisme adalah kebudayaan darinya lebih unggul dari kebudayaan
lainnya.
5. Usaha Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi diantaranya :
• Perbaikan kondisi Sosial Ekonomi
• Perluasan kesempatan belajar
• Sikap terbuka dan sikap lapang