2. Pengertian Integrasi
Integrasi memiliki 2 pengertian,yaitu:
1.Pengendalian terhadap Konflik dan Penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
3.Sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh
Intergrasi masyarakat adalah kerja sama dari seluruh anggota masyarakat,mulai dari
individu,keluarga,lembaga,dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-
persenyawaan berupa adanya kosensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.
Faktor-faktor pendorong adanya integrasi:
1.Homogenitas Kelompok
2.Besar kecilnya kelompok,biasanya pada kelompok kecil tingkat kemajemukannya juga relative kecil,sehingga
akan mempercepat proses integrasi social
3.Mobilitas geografis
4.Efektifitas dan efisiensi komunikasi,komunikasi yang berlangsung didalam masyarakat akan mempercepat
integrasi social.
5.Perpindahan fisik
Source : indobloggerspot
3. Pertentangan masyarakat
Menurut Kamus besar bahasa indonesia, pertentangan berarti konflik, perselisihan, pertikaian. Ini berarti,
pertentangan sosial adalah sebuah konflik, perselisihan, pertikaian yang terjadi di masyarakat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial, antara lain:
• Rasa iri antara satu sama lain
• Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan diberikan oleh orang lain
• Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan
Source : arifrahman2743
Faktor-faktor penyebab pertentangan social:
1.Perbedaan individu
2.Perbedaan latar belakang kebudayaan
3.Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4.Terjadinya perubahan sosial
4. Dampak Negatif Pertentangan Sosial
Merengganggnya persatuan serta keutuhan dari sebuah kelompok. Hal ini dapat terjadi jika perselisihan /
pertentangan antaranggota semakin meluas dan tak kunjung bertemu solusi terhadap suatu permasalah yang
menyebakan konflik tersebut.
Perubahan kepribadian individu. Perselisishan yang terjadi di dalam sebuah kelompok atau antarkelompok bisa
berportensi menyebabkan setiap individu tertentu mengalami berbagai tekanan sehingga secara psikis mentalnya
akan terganggu.
Mendominasinya salah satu kelompok terhadap kelompok yang lain serta bertekuk lututnya salah satu pihak.
Hal tersebut dapat terjadi apabila kekuatan kedua belah pihak yang saling berseteru tidak seimbang. Hal ini
tentu akan menyebabkan terjadinya dominasi oleh pihak kelompok terhadap pihak kelompok yang lainnya.
Kelompok pihak yang kalah menjadi takluk dengan terpaksa, bahkan kadang-kadang memunculkan kekuasaan
yang bersifat otoriter secara politis dan monopoli secara ekonomi.
Timbulnya banyak kerugian, baik secara materil ataupun korban jiwa, yang diakibatkan oleh konflik kekerasan
yang digunkaan terhadap penyelesaian sebuah konflik. Di bidang politik, sudah merupakan sebuah kelumrahan
bahwa kelompok pihak yang kalah menjadi bawahan yang harus tunduk dan patuh kepada pihak lawan yang
memenangkan perseretuan.
Source : artikeltop.xyz
5. Pertentangan Sosial/Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya
sebagai pertentangan yang kasar.
Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu
-Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
-Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-
gagasan
-Terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian
atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan
konflik tersebut :
Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan
menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama
Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai
kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
6. Golongan-Golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan
sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk
dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik,
ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama,
Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk.
Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya,
mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun
hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan
keturunan (Tionghoa,arab)
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
7. Upaya-upaya untuk menghilangkan Pertentangan
sosial
mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi
Nasional
membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan
membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan
asing
Source : nathaniaseptavy.wordpress.com
8. Prasangka,Diskriminasi, dan Ethosentris
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut :
semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak
matang
untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah
diambil tersebut
Dalam konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat
tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang
didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih
dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi
lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
berlatar belakang sejarah
dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
bersumber dari factor kepribadian
berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi :
Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Perluasan kesempatan belajar
Sikap terbuka dan sikap lapang
9. Ethosentrisme
Ethosentrisme yaitu sikap menilai unsur–unsur kebudayaan lain dengan berdasarkan nilai dan standar kebudayaan
sendiri. Dapat diartikan pula bahwa etnosentris adalah sikap yang menganggap budayanya sendiri merupakan budaya
yang paling baik dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan lain. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran
yang berlaku di dalam kebudayaannya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya mempunyai nilai yang
lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.
Dampak-dampak Ethosentris
Dampak Positif Ethosentris :
1.Dapat mempertinggi semangat patriotisme
2. Menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan
3. Mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri
Dampak Negatif Ethosentris :
1. Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
2. Menghammbat pertukaran budaya
3. Menghambat proses asimilasi dan integrasi
4. Memicu timbulnya konflik sosial
10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etnosentris
Ada tiga faktor yang mempengaruhi etnosentris, yaitu: prasangka sosial, streoritip, jarak sosial.
1. Prasangka Sosial
Perasangka merupakan sikap yang negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri.
Sikap demikian bisa dikatakan sebagai sikap yang menghambat efektivitas komunikasi diantara komunikator dengan komunikan
yang berbeda etniknya.
2. Stereotip
stereotip adalah suatu keyakinan seseorang terhadap orang lain (karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman).
Keyakinan itu membuat kita memperkirakan perbedaan antarkelompok yang mungkin kelewat tinggi ataupun terlalu rendah
sebagai ciri khas seseorang maupun kelompoknya.
3. Jarak Sosial
Jarak sosial merupakan aspek lain dari prasangka sosial yang menunjukkan tingkat penerimaan seseorang terhadap orang lain
dalam hubungan yang terjadi diantara mereka. Jarak sosial merupakan perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok
tertentu berdasarkan tingkat penerimaan tertentu.
Source : www.perpusku.com
11. Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Faktor pendorong Integrasi nasional :
Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah.
Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal
Ika.
Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang telah dinyatakan di
dalam Sumpah Pemuda.
Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan Bangsa
Indonesia.
Faktor pendukung Integrasi nasional :
Penggunaan bahasa Indonesia.
Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila.
Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat kuat.
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
12. Faktor penghambat Integrasi Nasional
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen.
Kurangnya toleransi antar sesama golongan.
Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang
mucul dari luar.
Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil pembangunan.
Intergrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di
Indonesia,dimana salah satu contohnya yaitu antara pemerintah dengan wilayahnya. Integrasi itu sendiri dapat
dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan
yang baik bagi bangsa Indonesia, misal menyatukan berbagai macam suku dan budaya yang ada serta menyatukan
berbagai macam agama di Indonesia.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia
merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu,
integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia