SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
Aksan Qomarullah
aksanqomarullah.blogspot.co.id /
SETIAWAN JODI
NPM: 16116946
BAB 8
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu.Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu
sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya,
maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan
pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya,
baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
2. Prasangka Diskriminasi Dan Ethosentris
2.1 Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat
berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan
yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan
1/30
kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi. Diskriminasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik
tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di
lapangan. Contohnya diskriminasi ditempat kerja, diskriminasi tsb dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk:
· Dari struktur upah
· Cara penerimaan karyawan
· Strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau
· Kondisi kerja yang secara umum bersifat diskriminatif
Diskriminasi di tempat kerja ini berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya tanpa
mengindahkan prestasi yang dimilikinya.
Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja
secara individual.Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata,
seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok
tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.
2.3 Ethosentrisme
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan
mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.“ ( The Random House Dictionary ).
Etnosentrisme terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan
kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan ethosentrisme ialah “sumber utama perbedaan budaya dalam
sikap adalah ethosentrisme, yaitu yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan
menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk penilaian. Makin besar
kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka
dari kita.Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling baik, sebagai
yang paling bermoral.”
Kecenderungan etnosentrisme berkaitan erat dengan kemampuan belajar dan berprestasi.Dalam buku The
Authoritarian Personality, Adorno (1950) menemukan bahwa orang-orang etnosentris cenderung kurang terpelajar,
kurang bergaul, dan pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama
sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai prasangka terhadap
kelompok etnis dan bangsa lain. Yang artinya orang yang etnosentris susah berasimilasi dengan bangsa lain,
bahkan dalam proses belajar-mengajar.
3. Pertentangan Sosial Dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan
mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari
suatu konflik, yaitu
2/30
1. terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
2. unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap,
maupun gagasan-gagasan
3. terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan
dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang,
kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
1. Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
2. Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk
mengalah
3. Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
4. Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama
5. Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan
jalan tengah
6. Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
4. Golongan – Golongan Yang Berbeda Dan Integrasi Masyarakat
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.Masyarakat
majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan,
politik, ekonomi, dan sosial.Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan,
Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang
majemuk.Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan.Masyarakat majemuk tetap berada pada
kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi
merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli
dengan keturunan (Tionghoa,arab)
3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
3/30
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu
kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan
norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan
dan dijadikan pedoman
3. Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
5. Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu
negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun
wilayahnya.Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan
alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui
dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda
pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut,
menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan
bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD
1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor – faktor penghambat integrasi nasional adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan
masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan
4/30
dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan
budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang
diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di
Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil
budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudaran,
kita harus saling menghormati.
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
· Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan
datang.
· Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
· Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat
sulit.
· Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik
mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
· Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
· Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian
Sumber
https://akhman.wordpress.com/2012/01/04/perbedaan-kepentingan/
https://shatriacesarya.wordpress.com/2010/12/26/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertentangan-sosial-ketegangan-masyarakat/
https://putriwindu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/
DISUSUN OLEH
AKSAN QOMARULLAH
NPM : 10116472
Bab 9
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN
5/30
KEMISKINAN
1. ILMU PENGETAHUAN
1.1 PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PARA AHLI
- Menurut Soerjono Soekanto adalah Pengetahuan (knowledge) yang tersusun sitematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap
orang lain yang mengetahuinya.
- Menurut Sutrisno Hadi, Pengertian ilmu Pengetahuan ialah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang
teratur.
- Sondang Siagian Mengungkapkan, Pengertian ilmu Pengetahuanmerupakan suatu objek, ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsipil, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji
kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari.
Jadi dari berbagai Pengertian Ilmu Pengetahuan di atas, dapat saya simpulkan bahwa ilmu
pengetahuan itu konkrit, sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan serta teruji kebenarannya, teratur, bersifat
khas atau khusus dalam arti mempunyai metolodologi, objek, sistematika dan teori tersendiri. Dan ilmu pengetahuan
itu dapat dikembangkan dan bisa di dalami oleh orang yang ingin mengetahui lebih luas lagi.
1.2 4 HAL DALAM SIKAP YANG ILMIAH
1). Objektif
Sikap objektif ini diartikan sebagai sikap menyisihkan prasangka – prasangka pribadi (personal bias) atau
kecenderungan yang tidak beralasan. dengan kalimat lain, dapat melihat secara riil apa asanya mengenai
kenyataan objek. Karena dalam suatu penyelididikan yang dipentingkan adalah objeknya, maka pengeruh subjek
dalam membuat deskripsi, analisis dan hipotesis seharusnya dilepaskan jauh-jauh. Walaupun tidaklah mungkin kita
menemukan objektivitas yang absolute sebab ilmu itu sendiri merupakan banyaknya akan ituk mewarnainya tetapi
sikap objektif ini sekurang-kurangnya , minimal dapat memperkecil pengaruh perasaannya sendiri dan
mempersempit prangka sikap tanpa pamrih.
2). Serba relatif
Ilmiah tidak mempunyai maksud untuk mencari kebenaran mutlak. Ilmu tidak mendasarkan kebenaran ilmiahnya
atas beberapa postulat yang secara apriori dalam ilmu sering digunakan oleh teori-teori lain. Dan terutama untuk
mengugurkan teori-teori sebelumnya yang sudah diterima.
3). Skeptis
Adapun yang termasuk sikap skeptic adalah selalu ragu terhadap pernyataan –pernyataan yang belum cukup kuat
dasar bukti, fakta-fakta maupun persaksian- persaksian autoritas dengan diikuti sikap untuk dapat menyusun
pemikiran-pemikiran baru. Atau sikap ini diatikan juga sebagai sikap tidak cepat puas dengan jawaban tunggal.
4) . Kesabaran Intelektual
Sikap sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan-tekanan maupun intimidasi agar kita
menyatakan suatu pendirian ilmiah karena agar kita menyatakan suatu pendirian ilmiah karena memang belum
tuntas dan belum cukup lengkap hasil penelitian kita tentang sesuatu objek kajian ilmiah adalah sikap utama ahli
ilmu.
6/30
2. TEKNOLOGI
2.1 Pengertian Teknologi Informasi atau disingkat dengan TI atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan
Information Technology yang disingkat dengan IT. Dalam hal ini, pengertian teknologi informasi merupakan istilah
yang umum yang memberikan penjelasan tentang segala teknologi yang dapat membantu manusia untuk
menyimpan, membuat, mengubah, mengkomunikasikan, dan juga menyebarkan informasi. Teknologi secara
signifikan memengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi
dengan lingkungan alami mereka. Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau untuk daerah tertentu. Contoh:
teknologi informasi, teknologi nuklir, teknologi pertanian, dan teknologi komunikasi.
2.2 Fenomena Teknik pada Masyarakat
- Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional.
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah..
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga
dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.Teknik berkembang pada
suatu kebudayaan.
- Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan.
- Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
2.3 Ciri-ciri teknologi barat adalah sebagai berikut:
Ø Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia.
Ø Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan.
Ø Selalu berpikirbahwa barat adalah pusat dari segala teknologi.
Ø Selalu ingin mempunyai apa yang sedang trending di barat
3. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
- Ilmu Pengetahuan, yaitu: sesuatu yang secara teratur diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif serta memiliki arti atau makna tersendiri bagi
penerimanya.
- Teknologi, yaitu: sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai
sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
- Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu
bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
4. Kemiskinan
7/30
4.1 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal:
1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
4.2 CIRI – CIRI DIBAWAH GARIS KEMISKINAN
Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain.
- Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk
memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
- Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
- Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
4.3 Fungsi Kemiskinan
- Pertama, kemiskinan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat,
berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang mampet,
membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam.
- Kedua, kemiskinan memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual
(diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk, sayuran yang tidak laku, Semuanya
menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk orang-orang miskin.
- Ketiga, kemiskinan mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya.
Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipatgandakan
keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
- Keempat, kemiskinan menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang
kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai
kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial.
- Kelima, memperteguh status sosial orang kaya. Perhatikan jasa orang miskin pada perilaku orang-orang
kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan
kekuasaannya dengan memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya.
- Keenam, bermanfaat untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan
8/30
kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalu lintas ditertibkan (ditangkap, dagangannya diambil, dan
kerugiannnya tidak diganti).
Sumber:
- Buku dalam Penulisan Pengertian ilmu dan Pengertian ilmu Pengetahuan Menurut Para Pakar
- https://ciptadestiara.wordpress.com/category/ciri-ciri-fenomena-teknik/
DISUSUN OLEH
AKSAN QOMARULLAH
NPM: 10116472
BAB 10
AGAMA DAN MASYARAKAT
1.1 Fungsi Agama
Ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari dalam mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat, yaitu
kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang
pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga
agama memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan adalah suatu sistem, atau sejauh mana
agama dapat mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan tersebut timbul karena
sejak dulu hingga sekarang, agama masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.
- Fungsi agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat.
Contohnya adalaha sistem kredit dalam masalah ekonomi, di mana sirkulasi sumber kebudayaan suatu sistem
ekonomi bergantung pada kepercayaan yang terjalin antar manusia, bahwa mereka akan memenuhi kewajiban
bersama dengan jenji sosial mereka untuk membayar. Dalam hal ini, agama membantu mendorong terciptanya
persetujuan dan kewajiban sosial dan memberikan kekuatan memaksa, memperkuat, atau mempengaruhi adat-
istiadat.
- Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka
norma pun dikukuhkan dengan sanksi sakral. Sanski sakral itu mempunyai kekuatan memaksa istimewa karena
ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi, supramanusiawi, dan ukhrowi.
- Fungsi agama di sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama baik
antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang mempersatukan
mereka.
- Fungsi agama sebagai sosialisasi individu adalah, saat individu tumbuh dewasa, maka dia akan
membutuhkan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat.
Agama juga berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua tidak akan mengabaikan
upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh
keselamatan sebagai tujuan utamanya. Karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadah secara teratur
dan kontinu.
9/30
1.2 DIMENSI AGAMA
Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. Menurut Roland Robertson
(1984), dimensi komitmen agama diklasifikasikan menjadi :
A. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut
pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran tertentu.
B. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan
komitmen agama secra nyata. Ini menyangkut hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan,
perbuatan religius formal, perbuatan mulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik dan relatif spontan.
C. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang
yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang
realitas tertinggi, mampu berhubungan dengan suatu perantara yang supernatural meskipun dalam waktu yang
singkat.
D. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki
informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan
mereka.
E. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan
citra pribadinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki konsekuensi paling penting bagi agama. Akibatnya adalah
masyarakat makin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi
masalh kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas dan sering kali dengan
pengorbanan lingkungan yang sakral.
2. Pelembagaan Agama
Agama sangat universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, maka
akan sulit memahami masyarakat. Hal yang harus diketahui dalam memahami lembaga agama adalah apa dan
mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur dari agama.
2.1 3 TIPE KAITAN AGAMA
Menurut Elizabeth K. Nottingham (1954), kaitan agama dalam masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun
tidak menggambarkan keseluruhannya secara utuh.
A. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama. Sebab
itu, keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke
dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya:
1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem masyarakat secara mutlak.
2. Nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan dalam masyarakat dan agama
menjadi fokus utama pengintegrasian dan persatuan masyarakat secra keseluruhan yang berasal dari keluarga
yang belum berkembang.
B. Mayarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
10/30
Masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi. Agama memberi arti dan ikatan kepada sistem nilai
dalam tiap masyarakat, pada saat yang sama, lingkungan yang sakral dan yang sekular masih dapat dibedakan.
Fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara tertentu. Di pihak lain, agama tidak memberikan dukungan
sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat-istiadat.
2.2 LEMBAGA KEAGAMAAN
Lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan, dan tampil pula
sebagai asosiasi atau organisasi. Misalnya pada kewajiban ibadah haji dan munculnya organisasi keagamaan.
Lembaga ibadah haji dimulai dari terlibatnya berbagai peristiwa. Ada nama-nama penting seperti Adam a.s, Ibrahim
a.s, Siti Hajar, dan juga syetan; tempatnya adalah Masjidil-Haram, Mas’a, Arafah, Masy’ar, Mina, serta Ka’bah yang
merupakan symbol penting; ada peristiwa kurban, pakaian ihram, tawaf, sa’I, dan sebagainya.
Adam dan Hawa dalam keadaan terpisah, kemudian keduanya berdoa : “Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya
diri sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscayalah kami termasuk
orang-orang yang merugi.” (Q.S al-A’raf : 23).
Setelah itu Allah SWT memerintahkan Adam untuk ibadah haji (pergi ke sesuatu untuk mengunjunginya). Saat
sampai di suatu tempat (Arafah= tahu, kenal), maka bertemulah ia dengan Hawa setelah diusir dari surge. Sebab
itu dalam pelaksanaan ibadah haji, ada ketentuan wukuf (singgah).
Nama nabi Ibrahim a.s selalu dikaitkan dengan Ka’bah sebagai pusat rohani agama Islam (Kiblatnya Islam). Pada
suatu peristiwa Allah memerintahkan Jibril membawa Ibrahim a.s, Siti Hajar dan Ismail a.s putranya yang masih
kecil ke Makkah dari Palestina. Di suatu tempat, Ibrahim a.s atas perintah Allah SWT supaya meninggalkan istri dan
putranya. Kemudian Ismail menangis meminta air, tentu saja Siti Hajar menjadi khawatir dan gelisah, maka ia pun
berlari mencari air ke bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali.
Setelah itu dengan kuasa Tuhan, memancarlah air dari dekat kaki Ismail (sekarang sumur air Zam-zam). Sebab itu,
dalam rukun Haji ada Sa’I (berlari kecil) sebanyak tujuh kali di bukit Shafa dan Marwa. Siti Hajar merupak lambang
yang bertanggung jawab, tidak pasrah, perjuangan fisik dan meniadakan diri tenggelam ke dalam samudera cinta.
Kurban dikaitkan resmi dengan ibadah haji. Lembaga ini berhubungan dengan sejarah rohani Ibrahim a.s yang
diperintahkan oleh Alla SWT untuk menyembelih putranya Ismail a.s, untuk menguji kesempurnaan tauhidnya.
Sewaktu penyembelihan akan dilaksanakan, syetan sempat menggoda Ibrahim a.s agar tidak melaksanakan
perintah Allah tersebut. Kemudian Ibrahim dan Ismail melemparkan batu ke arah suara syetan itu berasal. Untuk
mengenang peristiwa itu, dalam pelaksanaan ibadah haji diwajibkan melempar jumrah (batu).
Sewaktu Ismail akan disembelih oleh Ibrahim a.s, ternyta Allah menggantinya dengan seekor gibas (domba) jantan.
Firman Allah : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan pergi kesana. Barang siapa yang kafir (terhadap kewajiban haji), maka bahwasanya Allah
Mahakuasa (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta)” (Q.S 3:97).
Jadi, kewajiban tersebut, esensinya adalah evolusi manusia menuju Allah dengan pengalaman agama yang
penting. Mengandung simbolis dari filsafat “pencptaan Adam”, “sejarah”, “keesaan”, “ideology islam”, dan “ummah”.
Organisasi keagamaan yang tumbuh secara khusus, bermula dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri
organisasi keagamaan yang terlembaga.
Muhammadiyah, sebuah organisasi sosial Islam yang dipelopori oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang menyebarkan
pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al-Manar. Ayat suci Al-Quran telah memberi inspirasi kepada Ahmad
Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Salah satu mottonya adalah, Muhammadiyah diapandang sebagai
“segolongan dari kaum” mengajak pada kebaikan dan mencegah perbuatan jahat (amar ma’ruf, nahi ’anil munkar)
11/30
Dari contoh sosial di atas, lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide-ide, ketentuan
(keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada
tingkat intelektual, tingkat pemujaan (ibadat), dan tingkat organisasi.
Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya “perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangi
perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan, dan sebagainya. Agama
menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak
organisasi keagamaan.
Sumber:
http://karinarisaf.blogspot.co.id/2011/01/agama-dan-masyarakat.html
DISUSUN OLEH
ARSYADA SATRIAWAN
NPM: 11116107
BAB 5
WARGANEGARA DAN NEGARA
1. HUKUM, NEGARA DAN PEMERINTAHAN
1.1 PENGERTIAN HUKUM
Hukum secara umum adalah keseluruhan norma oleh penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum,
dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk mengadakan suatu mengikat bagi sebagian atau
seluruh tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut.
Pengertian hukum menurut beberapa ahli :
1. Van Kan
Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam
masyarakat.
2. Wiryono Kusumo
Hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib dalam
masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi.
3. Lily Rasjidi
Hukum bukan sekedar merupakan norma melainkan juga institusi.
4. Austin
Hukum adalah tiap-tiap undang-undang positif yang ditentukan secara langsung atau tidak langsung oleh seorang
pribadi atau sekelompok orang yang berwibawa bagi seorang anggota atau anggot-anggota suatu masyarakat
politik yang berdaulat, dimana yang membentuk hukum adalah yang tertinggi.
12/30
1.2 CIRI – CIRI HUKUM DAN SIFAT HUKUM
A. CIRI – CIRINYA:
· Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
· Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
· Peraturan itu bersifat memaksa.
· Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas.
· Berisi perintah dan atau larangan.
· Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.
B. SIFAT HUKUM
· Mengatur
Hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertibandalam masyarakat.
· Memaksa
Hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanski
tegas.
1.3 PEMBAGIAN HUKUM
1. Hukum menurut bentuknya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun
berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundang-undangan.
2. Hukum menurut tempat berlakunya
- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di suatu Negara.
- Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan dunia internasional.
- Hukum asing, yaitu hukum yangdiberlakukan di Negara lain.
3. Hukum menurut waktu berlakunya
- IUS CONSTITUTUM, yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam wilayah tertentu.
- IUS CONSTITUENDUM, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
4. Hukum menurut isinya
- Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain,
dengan menitik beratkan kepada kepentingan perorangan.
13/30
- Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat perlengkapanya atau Negara
dengan perorangan.
5. Hukum menurut cara mempertahankannya
- Hukum formil, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum materil.
- Hukum materil, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepetingan – kepentingan dan hubungan
yang wujud perintah dan larangan – larangan.
6. Hukum menurut sifatnya
- Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan
mutlak.
- Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak – pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri dalam perjanjian.
7. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat perlengkapan atau
hubungan atara Negara dengan perseorangan (warga Negara).
Hukum publik terdiri dari :
· Hukum tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintahan suatu Negara serta
hubungan kekuasaan anatara alat-alat perlengkapannya satu sama lain, dan hubungan antara Negara.
· Hukum administrasi Negara, yaitu hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban)
dari kekuasaan alat-alat perlengkapan Negara.
· Hukum pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan memberikan pidana
kepada siapa yang melanggarnya serta mengatur bagaimana cara-cara mengajukan perkara-perkara ke muka
pengadilan.
· Hukum Internasional, yang terdiri dari hukum perdata internasional dan hukum publik internasional.
Hukum perdata internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar warga Negara dengan warga
Negara yang lain dalam hubungan internasional.
Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan anatara Negara yang satu dengan Negara-
negara yang lain dalam hubungan internasional.
1.4 SUMBER – SUMBER HUKUM
Hukum menurut sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu:
- Sumber hukum material, yaitu kesadaran hukum masyarakat atau sumber isi hukum yang menentukan agar
sesuatu dapat disebut hukum dan mempunyai kekuatan mengikat.
- Sumber hukum formil, yaitu sumber hukum yang membentuk hukum, menentukan berlakunya hukum atau
berkaitan dengan tata cara pembentukannya. Yaitu terdiri dari :
1. Undang – undang (statute)Undang – undang adalah peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum
mengikat yang diadakan dan di pelihara oleh Negara. Undang – undang ada 2 yaitu : undang – undang formil dan
undang – undang materil.
2. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan sumber hukum tertua, kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dan berulang.
14/30
Sehingga merupakan pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, da normal/perilaku yang di ulang yang menimbulkan
kesadaran bahwa perbuatan itu baik.
3. Keputusan hakim
Yurrisprudentie adalah putusan hakim (pengadilan) yang mengikuti/mendasarkan putusan hakim terdahulu dalam
perkara yang sama.
4. Traktat
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara/lebih.
· Negara: bilateral.
· Lebih dari 2 Negara: multilateral.
· Perjanjian terbuka/kolektif: perjanjian multilateral yang memberi kesempatan Negara lain yang tidak ikut
mengadakan perjanjian untuk menjadi pihak.
5. Doktrin
Doktrin menjadi sumber hukum karena UU perjanjian internasional dan yurisprudensi tidak memberi jawaban
hukum sehingga di carilah pendapat ahli hukum.
1.5 NEGARA
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenanga untuk mengatur perihal yang
berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterahkan, melindungi
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pengertian Negara menurut beberapa ahli :
1. John Locke dan Rousseau
Negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat.
2. Max Weber
Negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam
wilayah tertentu.
3. Mac lver
Sebuah Negara harus memiliki tiga unsur pokok, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan.
1.6 TUGAS UTAMA NEGARA
1. Mengatur dan menertibkan gejala – gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain.
2. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang
disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.
1.7 SIFAT – SIFAT NEGARA
1. Sifat memaksa.
2. Sifat monopoli.
3. Sifat totalitas.
1.8 BENTUK – BENTUK NEGARA
15/30
1. Negara kesatuan
2. Negara serikat
1.9 UNSUR – UNSUR NEGARA
1. Penduduk
Penduduk merupakan warga Negara yag memiliki tempat tinggal dan juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu.
2. Wilayah
Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjai teritorial dari sebuah kedaulatan. Wilayah adalah suatu
unsure yang paling utama dalam pembentuk Negara.
3. Pemerintah
Pemerintah merupakan unsure yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan.
4. Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membentuk undang-undang dan melaksanakannya dengan
semua cara.
1.10 TUJUAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
1.11 PEMERINTAH
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk (penerapan
hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada dibawah
kekuasaan mereka.
1.12 PERBEDAAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
Pemerintah berbeda dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti
sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti pemerintahan dalam arti luas adalah semua
mencakup aparatur Negara yang meliputi semua organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan Negara yang
menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan Negara. Lembaga Negara yang dimaksud adalah lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Jika pemerintah adalah lebih ke organ sedangkan pemerintahan menunjukkan kearah bidang dan fungsi.
2. WARGA NEGARA DAN NEGARA
2.1 WARGA NEGARA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga Negara diartikan sebagai penduduk sebuah Negara atau bangsa
yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga Negara dari Negara itu.
2.2 KRITERIA MENJADI WARGA NEGARA
16/30
1. Kriteria kelahiran, berdasarkan kriteria ini, dibedakan menjadi dua yaitu :
· Kriteria kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut “ius sanauinis”.
· Kriteria kelahiran menurut asa tempat lahir “ius soli”.
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat
tertentu mempunyai kewarganegaraan lain.
2.3 ORANG – ORANG YANG BERADA DALAM SATU WILAYAH NEGARA
1. Rakyat
Unsur ini sangat penting dalam suatu Negara, oleh karena orang/manusia sebagai individu dan aggota masyarakat
yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi Negara berjalan baik.
2. Wilayah
Tidak mungkin ada Negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingya unsur wilayah dengan batas-batas yang
jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu
Negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai Negara.
3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota
masyarakat yang merupakan penduduk suatu Negara dan berada dalam wilayah Negara.
4. UUD (konstitusi).
5. Pengakuan Internasional (secara de facto atau de jure).
2.4 UUD’45 TENTANG WARGA NEGARA
Pasal 26 :
1) Yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangs alain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
2) Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
2.5 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DALAM UUD’45
1) Pasal 26 (1) dan (2) :
· Yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangs Indonesia asli dan orang-orang bangsa lainyang
disahkan dengan UU sebagai warga Negara.
· Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan UU.
2) Pasal 27 (1) dan (2) :
· Segala warga Negara bersamaan dengan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahannya, wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu.
· Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
17/30
3) Pasal 28 :
· Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan
dengan UU.
4) Pasal 30 (1) dan (2) :
· Hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
· Pengaturan lebih lanjut diatur engan UU.
Sumber :
https://muhammadfathan.wordpress.com/2011/03/13/warganegara-dalam-pasal-26-uud-1945/
http://googleweblight.com/?lite_url=http://etrisetiowati.blogspot.com/2011/10/menyebutkan-orang-orang-yang-
berada.html?m%3D1&ei=DcNIUI_O&lc=id-
ID&s=1&m=574&host=wwww.googloe.co.id&ts=1477569877&sig=AF9NednenNE5rbnCskbr8dqQ2DQtEJUxWA
http://adievanz06.blogspot.co.id/2010/12/kriteria-warga-negara.html?m=1
http://www.edukasippkn.com/2015/09/pengertian-warga-negara-kewarganegaraan.html?m=1
http://www.kitapunya.net/2015/07/sifat-sifat-negara.html?m=1
http://noteofgirl.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-ciri-ciri-tujuan-sifat.html?m=1
http://hendriseptian.blogspot.co.id/2013/04macammacam-pembagian-hukum.html?m=1
BAB 6
PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
1. PELAPISAN SOSIAL
1.1 PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau
hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
1.2 FAKTOR TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
1. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Oleh karena sifatnya yang tidak disengaja
inilah maka bentuk pelapisan dan dan dasar dari pada pelapisan ini bervariasi menurut tempat, waktu, dan
kebudayaan masyarakat dimanapun sistem itu berlaku.
2. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan ini disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini
ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan
adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini, maka didalam organisasi itu terdapat
peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
dan dalam organisasi baik secara vertical atau horizontal.
18/30
1.3 PERBEDAAN SISTEM PELAPISAN DALAM MASYARAKAT
Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu
masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
Sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem :
1. Sistem fungsional
pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerjasama dalam kedudukan yang
sederajat.
2. Sistem skalar
Pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah keatas.
kelemahan dari system ini, yaitu :
· Terjadi kelemahan dalam menyatakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
· Membatasi kemampuan-kemampuan individual yang sebenarnya mampu tapi karena kedudukannya yang
mengangkat maka tidak memungkinkan mengambil inisiatif.
Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa :
· Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya.
· Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.
· Kasta brahmana
· Kasta ksatria
· Kasta waisya
· Kasta sudra
· Paria
1.4 TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL
Pelepasan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
· Kelas atas
· Kelas bawah
· Kelas menengah
· Kelas menengah kebawah
Beberapa teori tentang pelapisan sosial :
· Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali,
mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
· Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. Menyatakan bahwa selama di dalam
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang
dihargai.
19/30
· Vilfredo Pareto menayatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan
Elite dan golongan Non Elite.menurut dia pangkall dari perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki watak,
kecakapan, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
· Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat
yang kurang berkembang, damapai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu
muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya selalu banyak).
· Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan
alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya meiliki tenaga untuk disumbangkan
didalam proses produksi.
2. KESAMAAN DERAJAT
2.1 PENGERTIAN KESAMAAN DERAJAT
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkung masyarakat umumnya
timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap pemerintah
dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-udangan atau konstitusi. Undang-
undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat.
Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai factor kehidupan.
2.2 PASAL – PASAL TENTANG PERSAMAAN HAK YANG TERDAPAT PADA UUD’45
1. Pasal 27 (1) :
· Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
pengecualiannya.
2. Pasal 28D (1) & Pasal 28I (2) :
· Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.
· Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun da berhak mendapat perlindungan
dari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
2.3 EMPAT POKOK TENTANG HAK ASASI DALAM UUD’45
Empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 45 adalah sebagai berikut :
1. Pokok pertama
Mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga Negara di dalam hukum dan dimuka pemerintahan. Dalam
pasal 27 ayat 1 dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimilikioleh warga Negara,
yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Kemudian yang
ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2. Pokok kedua
Dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan da
tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang-undang”.
20/30
3. Pokok ketiga
Pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh Negara.
4. Pokok keempat
Pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
3. ELITE DAN MASSA
3.1 ELITE
Elite dapat diartikan sebagai orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok, kelompok kecil orang-orang
terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya).
3.2 FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG STRATEGI
Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang
bernilai sosial.
Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
a) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara
keseluruhan.
b) Factor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan baik yang bersifat fisik
maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer mapun pencapaian.
c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan
masyarakat lain.
d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal diatas adalah imbalan yang lebih besar yang
diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
3.2 MASSA
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan,
yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yag
lain.
3.4 CIRI – CIRI MASSA
1) Keanggotaannyaberasal dari semua lapisan masyarakat atau sastra sosial, meliputi orang-orang dari berbagai
posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan
tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
2) Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
3) Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya.
Sumber:
http://fauzaanazima.blospot.co.id/2014/11/kesamaan-derajat.html?m=1
https://cspampamm.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pelapisan-sosial-dan.html?m=1
21/30
DISUSUN OLEH
SETIAWAN JODI
NPM: 16116946
BAB 7
Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Pedesaan
1. Masyarakat Perkotaan, Aspek – Aspek Positif Dan Negatif
1.1 Pengertian Masyarakat
Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dan kata society (Inggris).Sedangkan istilah society berasal dan
societas (Latin) yang berarti “kawan”. Lantas, apa masyarakat itu?
Menurut Pendapat Ralp Linton, Pengertian Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial degan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas.
Menurut Maclver, Pengertian Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-
kebebasan individu (manusia). Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan
masyarakat.Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosal dan masyarakat selalu berubah.
Selo Soemardjan mengemukakan pengertian masyarakat, Masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama
dimana menghasilkan kebudayaan.
Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat disimpulkan Pengertian Masyarakat
adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu
sama lain dalam hubungannya atau saling berinteraksi.
1.2 Syarat – Syarat Menjadi Masyarakat
1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama
2. Merupakan Satu Kesatuan
3. Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap
anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
1.3 Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut URBAN COMMUNITY.Pengertian masyarakat perkotaan lebih ditekankan
kepada sifat kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Berikut adalah pengertian kota menurut
beberapa ahli:
Menurut Max Weber => Kota menurutnya adalah apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar local.
Menurut Dwight Sanderson => Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
22/30
Menurut Wirth => Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat, dan permanen. Dan dihuni oleh orang –
orang yang kedudukannya heterogen.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan mempunyai ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada
daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut Konsep Sosiologik. Jakarta dapat disebut sebagai kota, karena memang penduduknya yang hidup dengan
cara individualistic. Berikut adalah ciri masyarakat kota diantaranya :
· Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat
hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association.Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang
bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah
sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
· Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga
itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa
hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
· Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang
sangat penting untuk Universalisme.
· Prestasi
Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian
yang dimilikinya.
· Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan
penduduknya
1.4 Type Masyarakat
Terdapat dua type masyarakat, yaitu :
- Masyarakat Paksaan : misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain.
- Masyarat Merdeka : Terbagi Dalam 2
- masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian
dengan hubungan darah atau keturunan
- kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi,
kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
1.5 Ciri – Ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri dari masyarakat kota, yaitu :
23/30
o Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
o Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang
penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
o Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
o Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
o Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
o Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
o Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima
pengaruh dari luar.
1.6 Perbedaan Antara Desa Dan Kota
Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan
Perilaku Homogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan
dan kebersamaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Isolasi social, sehingga static
Kesatuan dan keutuhan cultural
Banyak ritual dan nilai – nilai saktal
Kolektivisme
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri
dan kelembagaan
Perilaku yang diorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Mobilitas social, sehingga dinamik
Kebauran dan diversifikasi kultural
Birokrasi fungsional dan nilai – nilai secular
individualisme
2. Hubungan Desa Dan Kota
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
· Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil
kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka
ragam;
· Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah
perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
24/30
· Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya
banyak terjadi.
· Urbanisaasi, Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
o Sebab-sebab Urbanisasi
- Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
- Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
3. Aspek Positif Dan Aspek Negatif
3.1 Aspek positif dan negatif bagi desa terhadap kota ataupun sebaliknya.
A. Aspek positif bagi desa terhadap kota:
- Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
- Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan dari keluarga yang
bekerja secara layak di kota.
- Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
- Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
B. Aspek negative bagi desa terhadap kota:
- Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian besar penduduknya pindah ke
kota.
- Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya hidup di perkotaan sering
ditularkan di kehidupan pedesaan.
- Desa banyak kehilangan penduduk yang memiliki potensi dan berkualitas.
C. Aspek positif bagi kota terhadap desa:
- Kota dapat memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja.
- Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas.
D. Aspek negative bagi kota terhadap desa:
- Meningkatnya pengangguran di perkotaan
- Munculnya tunawisma, tunasosial dan gubuk-gubuk liar di kota.
- Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
- Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
3.2 Unsur – Unsur Perkotaan
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang
25/30
meliputi :
· Wisma
Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan dapat
mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa
mendatang memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu
kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
· Karya
unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
· Marga
unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat
dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
· Suka
unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
· Penyempurna
unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat
unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
3.3 Fungsi Eksternal Kota
Fungsi eksternal kota adalah sebagai berikut adalah :
- Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
- Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
- Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor
- Simpul komunikasi regional atau global
- Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
4. Masyarakat Pedesaan
4.1 Pengertian Desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa
adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang
terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
26/30
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai
berikut :
- mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
- Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
- Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim,
keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4.2 Ciri – Ciri Masyarakat Desa
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons”
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai
berikut :
- Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita
orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
- Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan ,
tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
- Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk
suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku
untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
- Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang
tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya
prestasi).
- Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu.
Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya
tanpa pengaruh dari luar.
4.3 Macam – Macam Pekerjaan Gotong Royong
o Kerja Bakti
o Memperbaiki jalan atau jembatan yang rusak
o Dll
4.4 Sifat Dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah.Biasanyaadat dan kepercayaan
masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat
dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang
menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas
dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
27/30
4.5 Macam – Macam Gejala Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab
bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social. Gejala- gejala social itu
adalah :
· Konflik
· Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan
sering menjalar ke luar ruamah tangga.
· Kontraversi (Pertentangan)
· Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau
dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah
kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
· Kompetisi
· Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan
manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negative
4.6 Sistem Budaya Petani Di Indonesia
- Mereka beranggapan bahwa orang berkerja itu untuk hidup
- Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana
- Dalam menghadapi alam mereka cukup dengan bekerja sama
4.7 Unsur – Unsur Desa
- Daerah, dalam arti tanah yang dalam hal geografis
- Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
penduduk desa setempat
- Tata kehidupan dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan – ikatan pergaulan antar warga desa.
Ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan suatu satu
kesatuan.
4.8 Fungsi Desa
Antara lain:
- Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan
makanan pokok.
- Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang
tidak kecil artinya.
- Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa
nelayan, dll
28/30
5. Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan
Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat
pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat
pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan
kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
A. Masyarakat Pedesaan
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka.Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa.Namun dengan adanya perubahan sosial
dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.Berikut ini ciri-ciri
karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
- Sederhana
- Mudah curiga
- Menjunjung tinggi norma yang berlaku didaerahnya
- Mempunya sifat kekeluargaan
- Luga atau berbicara apa adanya
- Tertutup dalam hal keuangan mereka
- Perasaaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
- Menghargai orang lain
- Demokratis dan religious
- Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong
royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat
pedesaan.
B. Masyarakat Perkotaan
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan
bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban
community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
- kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota
hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan
lainnya.
- Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
29/30
- Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan
sebagainya.
- Jalan pikiran rasional yang dianut masyarakat perkotaan
- Interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu,
banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya,
masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
Sumber:
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-masyarakat-serta-ciri-masyarakat.html
https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/syarat-syarat-menjadi-masyarakat/
https://fadlyghopal.wordpress.com/2010/12/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/01/23/hubungan-desa-dan-kota/
http://www.radarplanologi.com/2015/10/dampak-negatif-dan-dampak-positif-urbanisasi.html?m=1
30/30

More Related Content

What's hot

Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemukRatna Yunita
 
Materi 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukMateri 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukdinnianggra
 
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaDinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaMuchlis Soleiman
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3Joel mabes
 
masyarakat Multikultural
masyarakat Multikulturalmasyarakat Multikultural
masyarakat MultikulturalKhamiea Ekamia
 
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIIIBentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIIIMafilindati du
 
Makalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikMakalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikAi Roudatul
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiaasyaffa
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiBagoes Prasetya
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politikRochimudin
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)MY WORLD
 
Loyalitas Vertikal dan Horizontal
Loyalitas Vertikal dan HorizontalLoyalitas Vertikal dan Horizontal
Loyalitas Vertikal dan HorizontalDeni Ramdani
 
Integrasi masyarakat
Integrasi masyarakatIntegrasi masyarakat
Integrasi masyarakatJeremiJuan
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11fhnx
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialAsep Hidayat
 

What's hot (20)

Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemuk
 
Materi 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemukMateri 5 masyarakat majemuk
Materi 5 masyarakat majemuk
 
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaDinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3
 
Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk
 
masyarakat Multikultural
masyarakat Multikulturalmasyarakat Multikultural
masyarakat Multikultural
 
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan SosialBentuk-Bentuk Hubungan Sosial
Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial
 
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIIIBentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
Bentuk Bentuk Hubungan Sosial IPS VIII
 
Makalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organikMakalah solidaritas mekanik dan organik
Makalah solidaritas mekanik dan organik
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesia
 
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesaiStruktur masyarakat-indonesia.selesai
Struktur masyarakat-indonesia.selesai
 
Multi kulturalisme
Multi kulturalismeMulti kulturalisme
Multi kulturalisme
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)
 
Loyalitas
LoyalitasLoyalitas
Loyalitas
 
Loyalitas Vertikal dan Horizontal
Loyalitas Vertikal dan HorizontalLoyalitas Vertikal dan Horizontal
Loyalitas Vertikal dan Horizontal
 
Integrasi masyarakat
Integrasi masyarakatIntegrasi masyarakat
Integrasi masyarakat
 
Kliping multikulturalisme dan multikultural
Kliping multikulturalisme dan multikulturalKliping multikulturalisme dan multikultural
Kliping multikulturalisme dan multikultural
 
Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11Materi pkn kelas 11
Materi pkn kelas 11
 
Bentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosialBentuk bentuk hubungan sosial
Bentuk bentuk hubungan sosial
 

Viewers also liked

Kelompok Sosial
Kelompok Sosial Kelompok Sosial
Kelompok Sosial leohggi
 
Hubungan etnik
Hubungan etnikHubungan etnik
Hubungan etnikAbdul Aziz
 
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnikHubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnikzaidinajihah05
 
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman Rasyidatul Najwa
 
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaPluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaCamila Cabelo
 
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaan
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaanPrejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaan
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaanHerRmah SYoyozz
 
He integrasi dan menangani cabaran
He   integrasi dan menangani cabaranHe   integrasi dan menangani cabaran
He integrasi dan menangani cabarankamisah parmen
 
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaum
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaumPrejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaum
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaumRama Devi
 
Cabaran etnik di malaysia
Cabaran etnik di malaysiaCabaran etnik di malaysia
Cabaran etnik di malaysiaWidia Wati
 
Konsep masyarakat majmuk
Konsep masyarakat majmukKonsep masyarakat majmuk
Konsep masyarakat majmukBie Judith
 
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di Malaysia
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di MalaysiaCTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di Malaysia
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di MalaysiaMahyuddin Khalid
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCik BaCo
 

Viewers also liked (16)

Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Research 017
Research 017Research 017
Research 017
 
Esei najwa
Esei najwaEsei najwa
Esei najwa
 
Kelompok Sosial
Kelompok Sosial Kelompok Sosial
Kelompok Sosial
 
Hubungan etnik
Hubungan etnikHubungan etnik
Hubungan etnik
 
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnikHubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
Hubungan saling terkait dan kebergantungan etnik
 
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman
Alternatif daripada berlakunya konflik perkauman
 
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesiaPluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
Pluralitas dan integrasi nasional dalam struktur sosial masyarakat indonesia
 
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaan
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaanPrejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaan
Prejudis dan prasangka perkauman ialah racun perpaduan kebangsaan
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Unit 1
 
He integrasi dan menangani cabaran
He   integrasi dan menangani cabaranHe   integrasi dan menangani cabaran
He integrasi dan menangani cabaran
 
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaum
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaumPrejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaum
Prejudis dan kaitannya dengan masalah perhubungan kaum
 
Cabaran etnik di malaysia
Cabaran etnik di malaysiaCabaran etnik di malaysia
Cabaran etnik di malaysia
 
Konsep masyarakat majmuk
Konsep masyarakat majmukKonsep masyarakat majmuk
Konsep masyarakat majmuk
 
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di Malaysia
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di MalaysiaCTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di Malaysia
CTU555 Sejarah Malaysia - Kesepaduan dalam Kepelbagaian di Malaysia
 
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnikCabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
Cabaran cabaran dalam mengeratkan hubungan etnik
 

Similar to Aksanqomarullah.blogspot.co.id aksan qomarullah

Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi MasyarakatBab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakatmuhammad harsye ibra
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatAngling_seto
 
1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_pointWidodo Imanly
 
1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_pointWidodo Imanly
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatVierryAlybasith
 
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptx
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptxIntergrasi_Nasional_PowerPoint.pptx
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptxBargasPratama
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialcops777
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptAskaria Jonison
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptAskaria Jonison
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalSiti Hadiarti
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatfeggyernes
 
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptx
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptxBAB 4 PPKN LEVEL 9.pptx
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptxFaniDwiSafitri
 
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdf
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdfBAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdf
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdfFaniDwiSafitri
 

Similar to Aksanqomarullah.blogspot.co.id aksan qomarullah (20)

Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi MasyarakatBab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan
Manusia, Keseragaman dan KesederajatanManusia, Keseragaman dan Kesederajatan
Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point
 
1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point1. intergrasi nasional power_point
1. intergrasi nasional power_point
 
Diferensiasi sosial
Diferensiasi sosialDiferensiasi sosial
Diferensiasi sosial
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Materi pkn pertemuan ke
Materi pkn pertemuan keMateri pkn pertemuan ke
Materi pkn pertemuan ke
 
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptx
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptxIntergrasi_Nasional_PowerPoint.pptx
Intergrasi_Nasional_PowerPoint.pptx
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosial
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
 
Integrasi nasional
Integrasi nasional Integrasi nasional
Integrasi nasional
 
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikulturalKelompok sosial dalam masyarakat multikultural
Kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Manusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakatManusia dan masyarakat
Manusia dan masyarakat
 
Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7Patani matkul pancasila kel 7
Patani matkul pancasila kel 7
 
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptx
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptxBAB 4 PPKN LEVEL 9.pptx
BAB 4 PPKN LEVEL 9.pptx
 
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdf
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdfBAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdf
BAB 4 PPKN PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA.pdf
 

Aksanqomarullah.blogspot.co.id aksan qomarullah

  • 1. Aksan Qomarullah aksanqomarullah.blogspot.co.id / SETIAWAN JODI NPM: 16116946 BAB 8 PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT 1. Perbedaan Kepentingan Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu.Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa : 1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang 2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri 3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama 4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi 5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain 6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya 7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri 8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri. 2. Prasangka Diskriminasi Dan Ethosentris 2.1 Diskriminasi Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan 1/30
  • 2. kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. Diskriminasi dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama. 2. Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan. Contohnya diskriminasi ditempat kerja, diskriminasi tsb dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk: · Dari struktur upah · Cara penerimaan karyawan · Strategi yang diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau · Kondisi kerja yang secara umum bersifat diskriminatif Diskriminasi di tempat kerja ini berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya tanpa mengindahkan prestasi yang dimilikinya. Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual.Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah. 2.3 Ethosentrisme Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.“ ( The Random House Dictionary ). Etnosentrisme terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan ethosentrisme ialah “sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah ethosentrisme, yaitu yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai kriteria untuk penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat mereka dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita.Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai yang paling baik, sebagai yang paling bermoral.” Kecenderungan etnosentrisme berkaitan erat dengan kemampuan belajar dan berprestasi.Dalam buku The Authoritarian Personality, Adorno (1950) menemukan bahwa orang-orang etnosentris cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, dan pemeluk agama yang fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain. Yang artinya orang yang etnosentris susah berasimilasi dengan bangsa lain, bahkan dalam proses belajar-mengajar. 3. Pertentangan Sosial Dan Ketegangan Dalam Masyarakat Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar dari suatu konflik, yaitu 2/30
  • 3. 1. terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik 2. unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan 3. terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat. Adapun cara pemecahan konflik tersebut : 1. Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik 2. Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah 3. Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting 4. Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama 5. Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah 6. Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak 4. Golongan – Golongan Yang Berbeda Dan Integrasi Masyarakat Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial.Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia. Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk.Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan.Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi: 1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya 2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab) 3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan 4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu 3/30
  • 4. Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain: 1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka 2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman 3. Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten 5. Integrasi Nasional Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut: 1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan. 2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. 3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan. 4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan. 5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia. Faktor – faktor penghambat integrasi nasional adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya. 2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. 3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan 4/30
  • 5. dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. 4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. 5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut: 1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya. 2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudaran, kita harus saling menghormati. Contoh-contoh pendorong integrasi nasional : · Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang. · Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia · Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit. · Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa. · Adanya rasa senasib dan sepenanggungan · Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian Sumber https://akhman.wordpress.com/2012/01/04/perbedaan-kepentingan/ https://shatriacesarya.wordpress.com/2010/12/26/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/ https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/pertentangan-sosial-ketegangan-masyarakat/ https://putriwindu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/ DISUSUN OLEH AKSAN QOMARULLAH NPM : 10116472 Bab 9 ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN 5/30
  • 6. KEMISKINAN 1. ILMU PENGETAHUAN 1.1 PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PARA AHLI - Menurut Soerjono Soekanto adalah Pengetahuan (knowledge) yang tersusun sitematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya. - Menurut Sutrisno Hadi, Pengertian ilmu Pengetahuan ialah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. - Sondang Siagian Mengungkapkan, Pengertian ilmu Pengetahuanmerupakan suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipil, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari. Jadi dari berbagai Pengertian Ilmu Pengetahuan di atas, dapat saya simpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu konkrit, sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan serta teruji kebenarannya, teratur, bersifat khas atau khusus dalam arti mempunyai metolodologi, objek, sistematika dan teori tersendiri. Dan ilmu pengetahuan itu dapat dikembangkan dan bisa di dalami oleh orang yang ingin mengetahui lebih luas lagi. 1.2 4 HAL DALAM SIKAP YANG ILMIAH 1). Objektif Sikap objektif ini diartikan sebagai sikap menyisihkan prasangka – prasangka pribadi (personal bias) atau kecenderungan yang tidak beralasan. dengan kalimat lain, dapat melihat secara riil apa asanya mengenai kenyataan objek. Karena dalam suatu penyelididikan yang dipentingkan adalah objeknya, maka pengeruh subjek dalam membuat deskripsi, analisis dan hipotesis seharusnya dilepaskan jauh-jauh. Walaupun tidaklah mungkin kita menemukan objektivitas yang absolute sebab ilmu itu sendiri merupakan banyaknya akan ituk mewarnainya tetapi sikap objektif ini sekurang-kurangnya , minimal dapat memperkecil pengaruh perasaannya sendiri dan mempersempit prangka sikap tanpa pamrih. 2). Serba relatif Ilmiah tidak mempunyai maksud untuk mencari kebenaran mutlak. Ilmu tidak mendasarkan kebenaran ilmiahnya atas beberapa postulat yang secara apriori dalam ilmu sering digunakan oleh teori-teori lain. Dan terutama untuk mengugurkan teori-teori sebelumnya yang sudah diterima. 3). Skeptis Adapun yang termasuk sikap skeptic adalah selalu ragu terhadap pernyataan –pernyataan yang belum cukup kuat dasar bukti, fakta-fakta maupun persaksian- persaksian autoritas dengan diikuti sikap untuk dapat menyusun pemikiran-pemikiran baru. Atau sikap ini diatikan juga sebagai sikap tidak cepat puas dengan jawaban tunggal. 4) . Kesabaran Intelektual Sikap sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan-tekanan maupun intimidasi agar kita menyatakan suatu pendirian ilmiah karena agar kita menyatakan suatu pendirian ilmiah karena memang belum tuntas dan belum cukup lengkap hasil penelitian kita tentang sesuatu objek kajian ilmiah adalah sikap utama ahli ilmu. 6/30
  • 7. 2. TEKNOLOGI 2.1 Pengertian Teknologi Informasi atau disingkat dengan TI atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Information Technology yang disingkat dengan IT. Dalam hal ini, pengertian teknologi informasi merupakan istilah yang umum yang memberikan penjelasan tentang segala teknologi yang dapat membantu manusia untuk menyimpan, membuat, mengubah, mengkomunikasikan, dan juga menyebarkan informasi. Teknologi secara signifikan memengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka. Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau untuk daerah tertentu. Contoh: teknologi informasi, teknologi nuklir, teknologi pertanian, dan teknologi komunikasi. 2.2 Fenomena Teknik pada Masyarakat - Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional. - Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.. - Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.Teknik berkembang pada suatu kebudayaan. - Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung. - Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan. - Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri. 2.3 Ciri-ciri teknologi barat adalah sebagai berikut: Ø Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia. Ø Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan. Ø Selalu berpikirbahwa barat adalah pusat dari segala teknologi. Ø Selalu ingin mempunyai apa yang sedang trending di barat 3. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai 3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai - Ilmu Pengetahuan, yaitu: sesuatu yang secara teratur diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif serta memiliki arti atau makna tersendiri bagi penerimanya. - Teknologi, yaitu: sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi, menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. - Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. 4. Kemiskinan 7/30
  • 8. 4.1 Pengertian Kemiskinan Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh tiga hal: 1. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan. 2. Posisi manusia dalam lingkungan sekitar. 3. Kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi. 4.2 CIRI – CIRI DIBAWAH GARIS KEMISKINAN Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: - Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain. - Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha. - Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas. - Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan. 4.3 Fungsi Kemiskinan - Pertama, kemiskinan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat, berbahaya, namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang mampet, membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang tanahnya mudah runtuh, jaga malam. - Kedua, kemiskinan memperpanjang nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual (diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk, sayuran yang tidak laku, Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk orang-orang miskin. - Ketiga, kemiskinan mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya melipatgandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota. - Keempat, kemiskinan menyediakan lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang kredit, aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial. - Kelima, memperteguh status sosial orang kaya. Perhatikan jasa orang miskin pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya memberikan label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya dengan memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya. - Keenam, bermanfaat untuk jadi tumbal pembangunan. Supaya tidak menganggu ketertiban dan keindahan 8/30
  • 9. kota, pedagang kakilima bila mengganggu lalu lintas ditertibkan (ditangkap, dagangannya diambil, dan kerugiannnya tidak diganti). Sumber: - Buku dalam Penulisan Pengertian ilmu dan Pengertian ilmu Pengetahuan Menurut Para Pakar - https://ciptadestiara.wordpress.com/category/ciri-ciri-fenomena-teknik/ DISUSUN OLEH AKSAN QOMARULLAH NPM: 10116472 BAB 10 AGAMA DAN MASYARAKAT 1.1 Fungsi Agama Ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari dalam mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian. Ketiga aspek itu merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga agama memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan adalah suatu sistem, atau sejauh mana agama dapat mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan tersebut timbul karena sejak dulu hingga sekarang, agama masih ada dan mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi. - Fungsi agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat. Contohnya adalaha sistem kredit dalam masalah ekonomi, di mana sirkulasi sumber kebudayaan suatu sistem ekonomi bergantung pada kepercayaan yang terjalin antar manusia, bahwa mereka akan memenuhi kewajiban bersama dengan jenji sosial mereka untuk membayar. Dalam hal ini, agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban sosial dan memberikan kekuatan memaksa, memperkuat, atau mempengaruhi adat- istiadat. - Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka norma pun dikukuhkan dengan sanksi sakral. Sanski sakral itu mempunyai kekuatan memaksa istimewa karena ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi, supramanusiawi, dan ukhrowi. - Fungsi agama di sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama baik antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang mempersatukan mereka. - Fungsi agama sebagai sosialisasi individu adalah, saat individu tumbuh dewasa, maka dia akan membutuhkan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat. Agama juga berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua tidak akan mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadah secara teratur dan kontinu. 9/30
  • 10. 1.2 DIMENSI AGAMA Masalah fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen agama. Menurut Roland Robertson (1984), dimensi komitmen agama diklasifikasikan menjadi : A. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran tertentu. B. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secra nyata. Ini menyangkut hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, perbuatan mulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik dan relatif spontan. C. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan dengan suatu perantara yang supernatural meskipun dalam waktu yang singkat. D. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka. E. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki konsekuensi paling penting bagi agama. Akibatnya adalah masyarakat makin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalh kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas dan sering kali dengan pengorbanan lingkungan yang sakral. 2. Pelembagaan Agama Agama sangat universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, maka akan sulit memahami masyarakat. Hal yang harus diketahui dalam memahami lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur dari agama. 2.1 3 TIPE KAITAN AGAMA Menurut Elizabeth K. Nottingham (1954), kaitan agama dalam masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan keseluruhannya secara utuh. A. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut agama yang sama. Sebab itu, keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya: 1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem masyarakat secara mutlak. 2. Nilai agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan dalam masyarakat dan agama menjadi fokus utama pengintegrasian dan persatuan masyarakat secra keseluruhan yang berasal dari keluarga yang belum berkembang. B. Mayarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang 10/30
  • 11. Masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi. Agama memberi arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat, pada saat yang sama, lingkungan yang sakral dan yang sekular masih dapat dibedakan. Fase kehidupan sosial diisi dengan upacara-upacara tertentu. Di pihak lain, agama tidak memberikan dukungan sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan terhadap adat-istiadat. 2.2 LEMBAGA KEAGAMAAN Lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan-keyakinan, dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi. Misalnya pada kewajiban ibadah haji dan munculnya organisasi keagamaan. Lembaga ibadah haji dimulai dari terlibatnya berbagai peristiwa. Ada nama-nama penting seperti Adam a.s, Ibrahim a.s, Siti Hajar, dan juga syetan; tempatnya adalah Masjidil-Haram, Mas’a, Arafah, Masy’ar, Mina, serta Ka’bah yang merupakan symbol penting; ada peristiwa kurban, pakaian ihram, tawaf, sa’I, dan sebagainya. Adam dan Hawa dalam keadaan terpisah, kemudian keduanya berdoa : “Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscayalah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S al-A’raf : 23). Setelah itu Allah SWT memerintahkan Adam untuk ibadah haji (pergi ke sesuatu untuk mengunjunginya). Saat sampai di suatu tempat (Arafah= tahu, kenal), maka bertemulah ia dengan Hawa setelah diusir dari surge. Sebab itu dalam pelaksanaan ibadah haji, ada ketentuan wukuf (singgah). Nama nabi Ibrahim a.s selalu dikaitkan dengan Ka’bah sebagai pusat rohani agama Islam (Kiblatnya Islam). Pada suatu peristiwa Allah memerintahkan Jibril membawa Ibrahim a.s, Siti Hajar dan Ismail a.s putranya yang masih kecil ke Makkah dari Palestina. Di suatu tempat, Ibrahim a.s atas perintah Allah SWT supaya meninggalkan istri dan putranya. Kemudian Ismail menangis meminta air, tentu saja Siti Hajar menjadi khawatir dan gelisah, maka ia pun berlari mencari air ke bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Setelah itu dengan kuasa Tuhan, memancarlah air dari dekat kaki Ismail (sekarang sumur air Zam-zam). Sebab itu, dalam rukun Haji ada Sa’I (berlari kecil) sebanyak tujuh kali di bukit Shafa dan Marwa. Siti Hajar merupak lambang yang bertanggung jawab, tidak pasrah, perjuangan fisik dan meniadakan diri tenggelam ke dalam samudera cinta. Kurban dikaitkan resmi dengan ibadah haji. Lembaga ini berhubungan dengan sejarah rohani Ibrahim a.s yang diperintahkan oleh Alla SWT untuk menyembelih putranya Ismail a.s, untuk menguji kesempurnaan tauhidnya. Sewaktu penyembelihan akan dilaksanakan, syetan sempat menggoda Ibrahim a.s agar tidak melaksanakan perintah Allah tersebut. Kemudian Ibrahim dan Ismail melemparkan batu ke arah suara syetan itu berasal. Untuk mengenang peristiwa itu, dalam pelaksanaan ibadah haji diwajibkan melempar jumrah (batu). Sewaktu Ismail akan disembelih oleh Ibrahim a.s, ternyta Allah menggantinya dengan seekor gibas (domba) jantan. Firman Allah : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan pergi kesana. Barang siapa yang kafir (terhadap kewajiban haji), maka bahwasanya Allah Mahakuasa (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta)” (Q.S 3:97). Jadi, kewajiban tersebut, esensinya adalah evolusi manusia menuju Allah dengan pengalaman agama yang penting. Mengandung simbolis dari filsafat “pencptaan Adam”, “sejarah”, “keesaan”, “ideology islam”, dan “ummah”. Organisasi keagamaan yang tumbuh secara khusus, bermula dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi keagamaan yang terlembaga. Muhammadiyah, sebuah organisasi sosial Islam yang dipelopori oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang menyebarkan pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al-Manar. Ayat suci Al-Quran telah memberi inspirasi kepada Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Salah satu mottonya adalah, Muhammadiyah diapandang sebagai “segolongan dari kaum” mengajak pada kebaikan dan mencegah perbuatan jahat (amar ma’ruf, nahi ’anil munkar) 11/30
  • 12. Dari contoh sosial di atas, lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide-ide, ketentuan (keyakinan), dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada tingkat intelektual, tingkat pemujaan (ibadat), dan tingkat organisasi. Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya “perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan, dan sebagainya. Agama menuju ke pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam berbagai corak organisasi keagamaan. Sumber: http://karinarisaf.blogspot.co.id/2011/01/agama-dan-masyarakat.html DISUSUN OLEH ARSYADA SATRIAWAN NPM: 11116107 BAB 5 WARGANEGARA DAN NEGARA 1. HUKUM, NEGARA DAN PEMERINTAHAN 1.1 PENGERTIAN HUKUM Hukum secara umum adalah keseluruhan norma oleh penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk mengadakan suatu mengikat bagi sebagian atau seluruh tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut. Pengertian hukum menurut beberapa ahli : 1. Van Kan Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat. 2. Wiryono Kusumo Hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi. 3. Lily Rasjidi Hukum bukan sekedar merupakan norma melainkan juga institusi. 4. Austin Hukum adalah tiap-tiap undang-undang positif yang ditentukan secara langsung atau tidak langsung oleh seorang pribadi atau sekelompok orang yang berwibawa bagi seorang anggota atau anggot-anggota suatu masyarakat politik yang berdaulat, dimana yang membentuk hukum adalah yang tertinggi. 12/30
  • 13. 1.2 CIRI – CIRI HUKUM DAN SIFAT HUKUM A. CIRI – CIRINYA: · Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat. · Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib. · Peraturan itu bersifat memaksa. · Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas. · Berisi perintah dan atau larangan. · Perintah dan atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang. B. SIFAT HUKUM · Mengatur Hukum memuat peraturan-peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertibandalam masyarakat. · Memaksa Hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanski tegas. 1.3 PEMBAGIAN HUKUM 1. Hukum menurut bentuknya - Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. - Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundang-undangan. 2. Hukum menurut tempat berlakunya - Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di suatu Negara. - Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan dunia internasional. - Hukum asing, yaitu hukum yangdiberlakukan di Negara lain. 3. Hukum menurut waktu berlakunya - IUS CONSTITUTUM, yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam wilayah tertentu. - IUS CONSTITUENDUM, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang. 4. Hukum menurut isinya - Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitik beratkan kepada kepentingan perorangan. 13/30
  • 14. - Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat perlengkapanya atau Negara dengan perorangan. 5. Hukum menurut cara mempertahankannya - Hukum formil, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hukum materil. - Hukum materil, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepetingan – kepentingan dan hubungan yang wujud perintah dan larangan – larangan. 6. Hukum menurut sifatnya - Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak. - Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak – pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam perjanjian. 7. Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan atara Negara dengan perseorangan (warga Negara). Hukum publik terdiri dari : · Hukum tata Negara, yaitu hukum yang mengatur bentuk dan susunan pemerintahan suatu Negara serta hubungan kekuasaan anatara alat-alat perlengkapannya satu sama lain, dan hubungan antara Negara. · Hukum administrasi Negara, yaitu hukum yang mengatur cara-cara menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat-alat perlengkapan Negara. · Hukum pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta mengatur bagaimana cara-cara mengajukan perkara-perkara ke muka pengadilan. · Hukum Internasional, yang terdiri dari hukum perdata internasional dan hukum publik internasional. Hukum perdata internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antar warga Negara dengan warga Negara yang lain dalam hubungan internasional. Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan anatara Negara yang satu dengan Negara- negara yang lain dalam hubungan internasional. 1.4 SUMBER – SUMBER HUKUM Hukum menurut sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu: - Sumber hukum material, yaitu kesadaran hukum masyarakat atau sumber isi hukum yang menentukan agar sesuatu dapat disebut hukum dan mempunyai kekuatan mengikat. - Sumber hukum formil, yaitu sumber hukum yang membentuk hukum, menentukan berlakunya hukum atau berkaitan dengan tata cara pembentukannya. Yaitu terdiri dari : 1. Undang – undang (statute)Undang – undang adalah peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat yang diadakan dan di pelihara oleh Negara. Undang – undang ada 2 yaitu : undang – undang formil dan undang – undang materil. 2. Kebiasaan Kebiasaan merupakan sumber hukum tertua, kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dan berulang. 14/30
  • 15. Sehingga merupakan pola tingkah laku yang tetap, ajeg, lazim, da normal/perilaku yang di ulang yang menimbulkan kesadaran bahwa perbuatan itu baik. 3. Keputusan hakim Yurrisprudentie adalah putusan hakim (pengadilan) yang mengikuti/mendasarkan putusan hakim terdahulu dalam perkara yang sama. 4. Traktat Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara/lebih. · Negara: bilateral. · Lebih dari 2 Negara: multilateral. · Perjanjian terbuka/kolektif: perjanjian multilateral yang memberi kesempatan Negara lain yang tidak ikut mengadakan perjanjian untuk menjadi pihak. 5. Doktrin Doktrin menjadi sumber hukum karena UU perjanjian internasional dan yurisprudensi tidak memberi jawaban hukum sehingga di carilah pendapat ahli hukum. 1.5 NEGARA Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenanga untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterahkan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengertian Negara menurut beberapa ahli : 1. John Locke dan Rousseau Negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat. 2. Max Weber Negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu. 3. Mac lver Sebuah Negara harus memiliki tiga unsur pokok, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan. 1.6 TUGAS UTAMA NEGARA 1. Mengatur dan menertibkan gejala – gejala dalam masyarakat yang bertentangan satu sama lain. 2. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara. 1.7 SIFAT – SIFAT NEGARA 1. Sifat memaksa. 2. Sifat monopoli. 3. Sifat totalitas. 1.8 BENTUK – BENTUK NEGARA 15/30
  • 16. 1. Negara kesatuan 2. Negara serikat 1.9 UNSUR – UNSUR NEGARA 1. Penduduk Penduduk merupakan warga Negara yag memiliki tempat tinggal dan juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. 2. Wilayah Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjai teritorial dari sebuah kedaulatan. Wilayah adalah suatu unsure yang paling utama dalam pembentuk Negara. 3. Pemerintah Pemerintah merupakan unsure yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan. 4. Kedaulatan Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membentuk undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara. 1.10 TUJUAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1.11 PEMERINTAH Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk (penerapan hukum dan undang-undang) di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada dibawah kekuasaan mereka. 1.12 PERBEDAAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN Pemerintah berbeda dengan pemerintahan. Pemerintah merupakan organ atau alat pelengkap jika dilihat dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan arti pemerintahan dalam arti luas adalah semua mencakup aparatur Negara yang meliputi semua organ, badan atau lembaga, alat kelengkapan Negara yang menjalankan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan Negara. Lembaga Negara yang dimaksud adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jika pemerintah adalah lebih ke organ sedangkan pemerintahan menunjukkan kearah bidang dan fungsi. 2. WARGA NEGARA DAN NEGARA 2.1 WARGA NEGARA Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga Negara diartikan sebagai penduduk sebuah Negara atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga Negara dari Negara itu. 2.2 KRITERIA MENJADI WARGA NEGARA 16/30
  • 17. 1. Kriteria kelahiran, berdasarkan kriteria ini, dibedakan menjadi dua yaitu : · Kriteria kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut “ius sanauinis”. · Kriteria kelahiran menurut asa tempat lahir “ius soli”. 2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan lain. 2.3 ORANG – ORANG YANG BERADA DALAM SATU WILAYAH NEGARA 1. Rakyat Unsur ini sangat penting dalam suatu Negara, oleh karena orang/manusia sebagai individu dan aggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi Negara berjalan baik. 2. Wilayah Tidak mungkin ada Negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu Negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai Negara. 3. Pemerintahan Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu Negara dan berada dalam wilayah Negara. 4. UUD (konstitusi). 5. Pengakuan Internasional (secara de facto atau de jure). 2.4 UUD’45 TENTANG WARGA NEGARA Pasal 26 : 1) Yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangs alain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. 2) Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 3) Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-undang. 2.5 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DALAM UUD’45 1) Pasal 26 (1) dan (2) : · Yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangs Indonesia asli dan orang-orang bangsa lainyang disahkan dengan UU sebagai warga Negara. · Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan UU. 2) Pasal 27 (1) dan (2) : · Segala warga Negara bersamaan dengan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. · Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 17/30
  • 18. 3) Pasal 28 : · Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan UU. 4) Pasal 30 (1) dan (2) : · Hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam pembelaan Negara. · Pengaturan lebih lanjut diatur engan UU. Sumber : https://muhammadfathan.wordpress.com/2011/03/13/warganegara-dalam-pasal-26-uud-1945/ http://googleweblight.com/?lite_url=http://etrisetiowati.blogspot.com/2011/10/menyebutkan-orang-orang-yang- berada.html?m%3D1&ei=DcNIUI_O&lc=id- ID&s=1&m=574&host=wwww.googloe.co.id&ts=1477569877&sig=AF9NednenNE5rbnCskbr8dqQ2DQtEJUxWA http://adievanz06.blogspot.co.id/2010/12/kriteria-warga-negara.html?m=1 http://www.edukasippkn.com/2015/09/pengertian-warga-negara-kewarganegaraan.html?m=1 http://www.kitapunya.net/2015/07/sifat-sifat-negara.html?m=1 http://noteofgirl.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-ciri-ciri-tujuan-sifat.html?m=1 http://hendriseptian.blogspot.co.id/2013/04macammacam-pembagian-hukum.html?m=1 BAB 6 PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 1. PELAPISAN SOSIAL 1.1 PELAPISAN SOSIAL Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat. 1.2 FAKTOR TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL 1. Terjadi dengan sendirinya Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Oleh karena sifatnya yang tidak disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dan dasar dari pada pelapisan ini bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimanapun sistem itu berlaku. 2. Terjadi dengan disengaja Sistem pelapisan ini disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam organisasi baik secara vertical atau horizontal. 18/30
  • 19. 1.3 PERBEDAAN SISTEM PELAPISAN DALAM MASYARAKAT Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua sistem : 1. Sistem fungsional pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerjasama dalam kedudukan yang sederajat. 2. Sistem skalar Pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah keatas. kelemahan dari system ini, yaitu : · Terjadi kelemahan dalam menyatakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. · Membatasi kemampuan-kemampuan individual yang sebenarnya mampu tapi karena kedudukannya yang mengangkat maka tidak memungkinkan mengambil inisiatif. Masyarakat dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa : · Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya. · Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan. · Kasta brahmana · Kasta ksatria · Kasta waisya · Kasta sudra · Paria 1.4 TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL Pelepasan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas : · Kelas atas · Kelas bawah · Kelas menengah · Kelas menengah kebawah Beberapa teori tentang pelapisan sosial : · Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. · Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. Menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai. 19/30
  • 20. · Vilfredo Pareto menayatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite.menurut dia pangkall dari perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki watak, kecakapan, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda. · Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, damapai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya selalu banyak). · Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya meiliki tenaga untuk disumbangkan didalam proses produksi. 2. KESAMAAN DERAJAT 2.1 PENGERTIAN KESAMAAN DERAJAT Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkung masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-udangan atau konstitusi. Undang- undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai factor kehidupan. 2.2 PASAL – PASAL TENTANG PERSAMAAN HAK YANG TERDAPAT PADA UUD’45 1. Pasal 27 (1) : · Setiap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya. 2. Pasal 28D (1) & Pasal 28I (2) : · Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. · Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun da berhak mendapat perlindungan dari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. 2.3 EMPAT POKOK TENTANG HAK ASASI DALAM UUD’45 Empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 45 adalah sebagai berikut : 1. Pokok pertama Mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga Negara di dalam hukum dan dimuka pemerintahan. Dalam pasal 27 ayat 1 dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimilikioleh warga Negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 2. Pokok kedua Dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan da tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang-undang”. 20/30
  • 21. 3. Pokok ketiga Pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh Negara. 4. Pokok keempat Pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran. 3. ELITE DAN MASSA 3.1 ELITE Elite dapat diartikan sebagai orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok, kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya). 3.2 FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG STRATEGI Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial. Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain : a) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan. b) Factor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan baik yang bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer mapun pencapaian. c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain. d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal diatas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya. 3.2 MASSA Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yag lain. 3.4 CIRI – CIRI MASSA 1) Keanggotaannyaberasal dari semua lapisan masyarakat atau sastra sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers. 2) Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim. 3) Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota-anggotanya. Sumber: http://fauzaanazima.blospot.co.id/2014/11/kesamaan-derajat.html?m=1 https://cspampamm.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pelapisan-sosial-dan.html?m=1 21/30
  • 22. DISUSUN OLEH SETIAWAN JODI NPM: 16116946 BAB 7 Masyarakat Perkotaan Dan Masyarakat Pedesaan 1. Masyarakat Perkotaan, Aspek – Aspek Positif Dan Negatif 1.1 Pengertian Masyarakat Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dan kata society (Inggris).Sedangkan istilah society berasal dan societas (Latin) yang berarti “kawan”. Lantas, apa masyarakat itu? Menurut Pendapat Ralp Linton, Pengertian Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial degan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas. Menurut Maclver, Pengertian Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan- kebebasan individu (manusia). Keseluruhan yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan masyarakat.Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosal dan masyarakat selalu berubah. Selo Soemardjan mengemukakan pengertian masyarakat, Masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama dimana menghasilkan kebudayaan. Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat disimpulkan Pengertian Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam hubungannya atau saling berinteraksi. 1.2 Syarat – Syarat Menjadi Masyarakat 1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup lama 2. Merupakan Satu Kesatuan 3. Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya. 1.3 Pengertian Masyarakat Perkotaan Masyarakat perkotaan sering disebut URBAN COMMUNITY.Pengertian masyarakat perkotaan lebih ditekankan kepada sifat kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Berikut adalah pengertian kota menurut beberapa ahli: Menurut Max Weber => Kota menurutnya adalah apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar local. Menurut Dwight Sanderson => Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. 22/30
  • 23. Menurut Wirth => Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat, dan permanen. Dan dihuni oleh orang – orang yang kedudukannya heterogen. Dari pendapat diatas dapat dikatakan mempunyai ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan. Menurut Konsep Sosiologik. Jakarta dapat disebut sebagai kota, karena memang penduduknya yang hidup dengan cara individualistic. Berikut adalah ciri masyarakat kota diantaranya : · Netral Afektif Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association.Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. · Orientasi Diri Manusia dengan kekuatannya sendiri harus dapat mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik. · Universalisme Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh karena itu pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme. · Prestasi Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang itu diterima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya. · Heterogenitas Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya 1.4 Type Masyarakat Terdapat dua type masyarakat, yaitu : - Masyarakat Paksaan : misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain. - Masyarat Merdeka : Terbagi Dalam 2 - masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan - kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya 1.5 Ciri – Ciri Masyarakat Kota Ada beberapa ciri dari masyarakat kota, yaitu : 23/30
  • 24. o Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. o Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. o Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. o Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa. o Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi. o Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu. o Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. 1.6 Perbedaan Antara Desa Dan Kota Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan Perilaku Homogen Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status Isolasi social, sehingga static Kesatuan dan keutuhan cultural Banyak ritual dan nilai – nilai saktal Kolektivisme Perilaku heterogen Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan Perilaku yang diorientasi pada rasionalitas dan fungsi Mobilitas social, sehingga dinamik Kebauran dan diversifikasi kultural Birokrasi fungsional dan nilai – nilai secular individualisme 2. Hubungan Desa Dan Kota Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan. Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti: · Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; · Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; 24/30
  • 25. · Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi. · Urbanisaasi, Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. o Sebab-sebab Urbanisasi - Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors) - Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors) 3. Aspek Positif Dan Aspek Negatif 3.1 Aspek positif dan negatif bagi desa terhadap kota ataupun sebaliknya. A. Aspek positif bagi desa terhadap kota: - Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk. - Meningkatnya kesejahteraan penduduk desa melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan dari keluarga yang bekerja secara layak di kota. - Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota. - Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan. B. Aspek negative bagi desa terhadap kota: - Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian karena sebagian besar penduduknya pindah ke kota. - Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat akibat contoh dari gaya hidup di perkotaan sering ditularkan di kehidupan pedesaan. - Desa banyak kehilangan penduduk yang memiliki potensi dan berkualitas. C. Aspek positif bagi kota terhadap desa: - Kota dapat memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja. - Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas. D. Aspek negative bagi kota terhadap desa: - Meningkatnya pengangguran di perkotaan - Munculnya tunawisma, tunasosial dan gubuk-gubuk liar di kota. - Meningkatnya kemacetan lalu lintas. - Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya. 3.2 Unsur – Unsur Perkotaan Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang 25/30
  • 26. meliputi : · Wisma Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan · Karya unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat. · Marga unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya. · Suka unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian · Penyempurna unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota. 3.3 Fungsi Eksternal Kota Fungsi eksternal kota adalah sebagai berikut adalah : - Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu - Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas - Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor - Simpul komunikasi regional atau global - Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global. 4. Masyarakat Pedesaan 4.1 Pengertian Desa Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. 26/30
  • 27. Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut : - mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa. - Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan - Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. 4.2 Ciri – Ciri Masyarakat Desa Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut : - Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih. - Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan. - Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme) - Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi). - Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar. 4.3 Macam – Macam Pekerjaan Gotong Royong o Kerja Bakti o Memperbaiki jalan atau jembatan yang rusak o Dll 4.4 Sifat Dan Hakikat Masyarakat Pedesaan Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah.Biasanyaadat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu. 27/30
  • 28. 4.5 Macam – Macam Gejala Masyarakat Pedesaan Masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala sosial, khussunya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan social. Gejala- gejala social itu adalah : · Konflik · Pertengkaran-Pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar ruamah tangga. · Kontraversi (Pertentangan) · Pertentangan ini bisa disebabkan oleh peruibahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna ( black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat. · Kompetisi · Masyarakat pedesaan adalah manusia pada biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negative 4.6 Sistem Budaya Petani Di Indonesia - Mereka beranggapan bahwa orang berkerja itu untuk hidup - Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan jika terjadi bencana - Dalam menghadapi alam mereka cukup dengan bekerja sama 4.7 Unsur – Unsur Desa - Daerah, dalam arti tanah yang dalam hal geografis - Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat - Tata kehidupan dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan – ikatan pergaulan antar warga desa. Ketiga unsur ini tidak lepas antar satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri melainkan merupakan suatu satu kesatuan. 4.8 Fungsi Desa Antara lain: - Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok. - Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya. - Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll 28/30
  • 29. 5. Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan. A. Masyarakat Pedesaan Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka.Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa.Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum. - Sederhana - Mudah curiga - Menjunjung tinggi norma yang berlaku didaerahnya - Mempunya sifat kekeluargaan - Luga atau berbicara apa adanya - Tertutup dalam hal keuangan mereka - Perasaaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota - Menghargai orang lain - Demokratis dan religious - Jika berjanji, akan selalu diingat Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. B. Masyarakat Perkotaan Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu: - kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya. - Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain 29/30
  • 30. - Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya. - Jalan pikiran rasional yang dianut masyarakat perkotaan - Interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka. Sumber: http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-masyarakat-serta-ciri-masyarakat.html https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/syarat-syarat-menjadi-masyarakat/ https://fadlyghopal.wordpress.com/2010/12/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/ https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/01/23/hubungan-desa-dan-kota/ http://www.radarplanologi.com/2015/10/dampak-negatif-dan-dampak-positif-urbanisasi.html?m=1 30/30