Dokumen tersebut membahas tentang integrasi sosial dan pertentangan sosial dalam masyarakat majemuk Indonesia. Terdapat berbagai faktor yang dapat menimbulkan konflik seperti perbedaan kepentingan, prasangka, dan diskriminasi antar golongan. Namun, upaya integrasi nasional perlu dilakukan untuk mempersatukan perbedaan-perbedaan agar tercipta keserasian dan keselarasan antar unsur kebangsaan.
2. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah
laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya
dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama
halnya dengan konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya
adalah menyangkut ciri fisik., kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual
dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri
3. Prasangka Diskriminasi dan
Ethosentris
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap
sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut
Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk
merespon baik secara positif atau negarif terhadap
orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru
diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku.
Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan
dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka
merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan
sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang
sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif
merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan
prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri
individu masing-masing
4. Pertentangan Sosial
Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang
lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang
kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan
ciri dasar dari suatu konflik, yaitu
Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang
terlibat dalam konflik
Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan
yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah,
sikap, maupun gagasan-gagasan
Terdapat interraksi diantar bagian-bagian yang
mempunyai perbedaan tersebut
5. Golongan-golongan Yang
Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan
golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional
yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk
dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya
melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan
sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu
Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional
Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka
adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk.
Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan.
Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya,
mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal
Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
6. Integrasi nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan
seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan,
dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang
gugur di medan perjuangan.