Cekaman kekeringan merupakan faktor abiotik yang berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Dokumen ini menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dan mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan, seperti toleransi terhadap defisit air dengan meningkatkan serapan air atau mengurangi transpirasi, serta akumulasi zat seperti prolin untuk menjaga tekanan turgor sel.
Pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
1. PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
DISUSUN OLEH :
INDRO GINTING 216310097
RONALDO SINAGA 2163100
WILSON
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2. Apa Itu cekaman kekeringan???
Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor
abiotik yang sangat ber-pengaruh terhadap produktivitas
nilam. Salah satu teknologi yang relatif murah dan
efektif untuk menekan kerugian akibat adanya cekaman
kekeringan adalah peng-gunaan varietas nilam yang
toleran terha-dap cekaman kekeringan.
3. Cekaman kekeringan terjadi jika:
1. curah hujan lebih kecil dari pada
evapotranspirasi,
2.serapan air oleh akar tidak bisa
mengimbangi besarnya evapotranspirasi,
atau
3.suplai air irigasi kurang.
PENYEBAB CEKAMAN KEKERINGAN
4. Fungsi air
• Pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah.
• Membantu penyerapan unsur hara (makanan)
dari dalam tanah oleh akar tanaman.
• Mengangkut unsur hara ke seluruh organ
tanaman.
• Membantu memperlancar metabolisme terutama
pada proses fotosintesis lalu mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman.
• Melancarkan aerasi udara dan suplai oksigen
dalam tanah.
5. Air adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman, sehingga apabila tidak ada air maka tanaman tidak akan berasimilasi
untuk menghasilkan karbohidrat, lemak, dan protein.
Cekaman kekeringan pada tiap tahap pertumbuhan dapat menurunkan
hasil. Gejala yang paling umum terjadi akibat cekaman kekeringan antara lain
1. Penggulungan daun,
2. daun mengering,
3. terhentinya pertumbuhan,
4. tertundanya pembungaan,
5. bulir hampa,
6. dan pengisian bulir yang tidak sempurna
6. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis
maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya
pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan
pada gilirannya tanaman akan mati (Haryati, 2008).
Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh
tingkat stres yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat
mengalami cekaman. Respon tanaman yang mengalami
cekaman kekeringan mencakup perubahan ditingkat seluler dan
molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman,
volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun
menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio
akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis,
perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan
produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi
(Sinaga, 2008).
7. Berdasarkan kemampuan genetik tanaman, terdapat empat
mekanisme adapatasi pada kondisi cekaman kekeringan yaitu
mekanisme tersebut adalah:
1. Melepaskan diri dari cekaman kekeringan (draught escape), yaitu
kemampuan tanaman menyelesaikan siklus hidupnya sebelum
mengalami defisit air yang parah. Mekanisme ini ditunjukkan
dengan perkembangan sistem pembungaan yang cepat dan
perkembangan plastisitas jaringannya. Akan tetapi mekanisme
adaptasi tersebut memiliki kelemahan. Genotipe genjah dengan
umur pendek umumnya berdaya hasil rendah dibandingkan
dengan yang berumur panjang.
8. 2. Toleransi dengan potensial air jaringan yang tinggi
(dehydration avoidance), yaitu kemampuan tanaman
yang tetap menjaga potensial jaringan dengan
meningkatkan penyerapan air atau menekan
kehilangan air. Pada mekanisme ini biasanya tanaman
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem
perakaran dan konduktivitas hidrolitik atau
kemampuan untuk menurunkan hantaran epidermis
dengan regulasi stomata, pengurangan absorbsi
radiasi dengan pembentukan lapisan lilin, bulu yang
tebal dan penurunan permukaan evapotranspirasi
melalui penyempitan daun serta pengguguran daun
tua.
9. 3. Toleransi dengan potensial air jaringan yang rendah (Dehydration
Tolerance), yaitu kemampuan tanaman untuk menjaga tekanan turgor sel
dengan menurunkan potensial airnya melalui akumulasi solut seperti gula,
asam amino dan sebagainya atau dengan meningkatkan elastisitas sel.
Akumulasi prolin. Prolin bebas yang terkumpul pada tanaman berasal dari
karbohidrat melalui pembentukan alfa-ketoglutarate dan glutamate.
Oksidasi proline, setelah keadaan normal terjadi dengan cepat untuk
menjaga kandungan proline yang rendah dalam tanaman. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang toleran terhadap cekaman air
memperlihatkan kemampuan mengakumulasi prolin.
4. Mekanisme penyembuhan (drought Recovery), dimana proses
metabolisme berjalan normal kembali setelah mengalami stres kekeringan.
Mekanisme ini penting manakala stres kekeringan terjadi pada awal
perkembangan tanaman.
10. KESIMPULAN
1. Cekaman kekeringan merupakan kondisi
abnormal pada tanaman
2. Tanaman yang mengalami cekaman
kekeringan akan ditandai dengan kondisi
fisiologi dan morfologi