SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ACARA III
                                   PENANAMAN



I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
        Penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman yang
dilakukan setelah pesemaian.       Penanaman sangat berpengaruh pada hasil
produksi.   Kesalahan dalam penanaman dapat menurunkan jumlah produksi,
melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum
menghasilkan. Untuk meningkatkan hasil produksi, tata cara penanaman harus
diperhatikan. Cara penanaman benih tanaman berbeda. Tanaman yang sukar
dipindahkan dapat ditanam dengan disebar langsung. Misalnya saja jagung manis,
kacang panjang, kangkung, buncis, wortel, kedelai dan ketimun (Sri Setyati
Harjanti, 1979).    Selain itu, benih juga dapat ditanam ditempat yang mudah
dipindahkan. Waktu tanam, persiapan tanah dan bibit juga sangat mempengaruhi
produksi dari tanaman.


B. Tujuan
   a.          Praktikan dapat mempelajari cara menanam berbagai jenis
        tanaman, baik dari golongan tanaman semusim maupun tahunan.
   b.          Praktikan dapat mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan
        tanam yang berbeda-beda.
   c.          Praktikan dapat mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan
        yang dicoba terhadap masing-masing tanaman.
I.      TINJAUAN PUSTAKA

         Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi
tanam. Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan
produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati
sebelum menghasilkan. Sehingga cara menanam perlu dipelajari dengan baik, agar
kegagalan dapat dihindari. Karena kesalahan dalam bercocok tanam hanya akan
membuang biaya, tenaga dan waktu.
         Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh dan
memberikan hasil yang baik, dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh
sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor-
faktor tersebut antara lain :
1. Tanah.
         Menurut ahli tanah, tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai tanaman (AAK, 1984). Kondisi tanah harus diatur agar
fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Tanah memiliki beberapa
fungsi antara lain :
     Sebagai tempat tegaknya tanaman.
     Sebagai media tumbuh yang menyediakan unsur hara, air dan udara.
     Sebagai tempat tumbuhnya akar, umbi, polong yang bersifat sebagai
         cadangan makanan pada beberapa tanaman.
         Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus
benar-benar dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Dimana tujuan dari
pengolahan tanah itu sendiri antara lain, adalah :
         Mermperbaiki suhu, peredaran air dan udara dalam tanah.
         Meningkatkan sifat fisik tanah.
         Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah.
2. Jenis tanaman yang diusahakan.
         Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda. Ada
jenis tanaman yang bijinya dapat ditanam langsung. Ada tanaman yang perlu
disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang.
Jenis tanaman juga berpengaruh pada pengolahan tanah. Ada yang
menghendaki pengolahan tanah yang sempurna dan ada yang hanya memerlukan
pengolahan tanah sebagian.
3. Bahan tanam yang digunakan.
       Bahan tanam menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman,
misalnya tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan, tetapi bibit
yang berupa rayungan harus ditanam tegak.
       Untuk bibit yang berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam
memerlukan perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk
menerima cahaya matahari secara langsung.
4. Musim dan waktu tanam.
       Tanaman harus ditanam di musim yang tepat. Tanaman yang tidak
ditanam pada musim yang tepat pertumbuhannya akan lambat, atau mudah
terserang serangan hama/ penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap
tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda, ada tanaman yang baik ditanam
pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan, atau akhir musim kemarau.
       Selain hal-hal diatas faktor yang tersangkut pada penanaman antara lain
energi penyinaran dalam bentuk panas dan cahaya dan udara yang memberikan
karbondioksida dan oksigen.        Tanah dan energi penyinaran bervariasi di
permukaan bumi. Walaupun komposisi udara di atas bumi hampir seragam di
atas tanah, presentasi udara di dalam tanah bervariasi sangat besar.
       Areal-areal tertentu dari daerah tropik dan beriklim sedang mampu untuk
menyokong pertunbuhan yang subur. Dalam tempat-tempat yang favorable ini,
tanaman menjadi serasi pada keadaan lingkungan dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan.   Faktor-faktor apapun dari sekeliling tanaman itu yang menjadi
kurang optimum, akan membatasi pertumbuhan tanaman.
       Pada penanaman, benih dapat disebar langsung di tempat tanam permanen
atau mula-mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda dapat
dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen.
Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk mananam bibit atau semai untuk
memberikan     pengaturan    lingkungan     yang    lebih   tepat,     selama   tahap
perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit. Dalam penanaman padi
sawah, untuk menghemat waktu selama pengerjaan tanah yang makan waktu
lama, benih telah ditebar dulu di pesemaian khusus.
         Tanaman yang sukar dipindahkan atau yang harga satuan tanaman tidak
memadai kerepotan dan biaya pemindahan ditanam dengan sebaran langsung.
Banyak tanaman sayuran selalu ditanam langsung seperti buncis, kacang panjang
panjang, jagung manis, lobak, wortel dan ketimun. Jarak tanam yang tepat sangat
penting dalam sebar langsung, untuk menghindari kebutuhan penjarangan atau
penyulaman yang ekstensif. Hal ini sukar dilaksanakan untuk benih-benih kecil
atau benih yang tidak bundar (lettuce) hingga ada usaha-usaha untuk melakukan
pelengketan (pelleting). Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan,
kandungan air dan oksigen pada tanah. Pada umumnya, bibit dengan keping biji
yang muncul ke atas tanah , biasanya memerlukan penanaman lebih dangkal
daripada bibit yang keping bijinya tertinggal dalam tanah.




   II.      ALAT DAN BAHAN

 Alat :
    Tugal.
    Pancong
    Tali rafia.
    Gembor.
    Cangkul
 Bahan :
    Benih jagung dan kangkung.
    Pupuk urea , SP36 dan KCl.
    Furadan.
    3 petak tanah.
III.       PROSEDUR KERJA

1. Lahan diolah dengan baik, dibuat 3 petakan sehingga siap untuk ditanami.
2. Benih jagung dan kangkung dipersiapkan.
3. Pupuk dipersiapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
4. Lubang dibuat dengan tugal dengan ketentuan:
   a. Monokultur Jagung
          Jarak tanam 25 x 50 cm, lubang dibuat 6 baris yang terdiri dari 11 lubang
          tiap baris, tiap lubang diisi 2 butir biji jagung.
   b. Monokultur Kangkung
          Jarak tanam 20 x 20 cm, lubang dibuat 14 baris yang terdiri dari 14 lubang
          tiap baris, tiap lubang diisi 3 butir biji kangkung.
   c. Tumpang Sari Jagung dan Kangkung
          Jarak tanam untuk jagung 40 x 50 cm dan untuk kangkung 20 x 20 cm,
          jagung dan kangkung ditanam secara selang- seling, jagung dibuat 7 baris
          dengan tiap baris terdiri dari 4 lubang, tiap lubang diisi sesuai pada
          monokultur, diantara jagung baru dibuat lubang untuk kangkung.
5. Pupuk dasar diberikan pada saat tanam diletakkan 5 cm dari tanaman yaitu
   pupuk SP 36, Urea dan Kcl.
6. Pengamatan dilakukan mulai 7 hari setelah tanam, kemudian setelah 14 hari
   setelah tanam dipupuk dengan Urea.
7. Sampel tanaman yang akan diamati ditentukan.
8. Komponen tinggi tanaman dan jumlah daun pertumbuhannya diamati.
IV.   HASIL PENGAMATAN

Monokultur Jagung

Sampel    Minggu II      Minggu III     Minggu IV      Minggu V
Tanaman   JD     TT      JD     TT      JD     TT      JD     TT
1         2      8,4     6      13,5    7      29,0    8      32,4
2         2      4,9     7      24,0    7      34,5    7      38,5
3         2      6,7     6      26,5    6      38,0    7      42,0
4         2      8,0     7      27,0    7      37,0    9      45,2
5         2      5,4     5      22,6    6      29,4    7      34,3
6         2      5,3     5      17,5    6      23,4    7      27,8
7         2      4,2     6      23,5    6      28,5    8      35,0
8         2      6,1     6      24,0    6      29,9    8      35,7
9         2      6,4     6      20,0    6      26,0    7      30,9
∑         18     55,4    54     198,6   57     275,7   68     321,8
X         2      6,2     6      22,0    6,3    30,6    7,5    35,75




Monokultur Kangkung

Sampel    Minggu II      Minggu III     Minggu IV      Minggu V
Tanaman   JD     TT      JD     TT      JD     TT      JD     TT
1         5      13,4    7      16,0    9      15,0    9      21,3
2         4      12,3    6      15,5    8      16,4    9      19,5
3         4      11,8    6      15,3    9      16,9    10     20,4
4         6      14,1    9      15,2    15     18,0    16     22,7
5         4      15,4    7      18,8    8      17,4    8      19,9
6         3      7,2     6      10,5    7      10,9    8      14,2
7         3      12,5    6      15,0    8      15,2    8      17,8
8         3      4,8     6      7,5     8      9,4     9      15,3
9         4      20,7    8      24,0    9      21,3    10     24,6
∑         36     112,2   61     137,8   81     140,5   87     175,7
X         4      12,4    6,7    15,3    9      15,6    87     175,7
Tumpangsari Jagung

Sampel    Minggu II      Minggu III      Minggu IV       Minggu V
Tanaman   JD     TT      JD     TT       JD     TT       JD     TT
1         2      10,2    5      18,4     6      21,6     6      29,2
2         3      24,1    6      27,0     6      29,3     7      31,4
3         3      19,3    7      25,6     8      32,4     8      36,5
4         2      11,4    5      19,8     6      28,3     6      31,6
5         2      18,6    6      24,0     7      37,2     8      39,3
6         2      9,0     6      18,3     8      27,2     8      29,8
7         2      12,7    6      20,5     7      30,1     7      33,7
8         2      8,2     5      17,2     5      25,7     6      29,4
9         2      10,8    6      18,2     7      26,0     7      30,3
∑         20     124,3   52     189      60     262,3    63     291,2
X         2,2    13,8    5,7    21,0     6,6    29,14    7      32,35




Tumpangsari Kangkung

Sampel    Minggu II      Minggu III      Minggu IV       Minggu V
Tanaman   JD      TT     JD      TT      JD      TT      JD     TT
1         2       6,3    6       11,8    7       16,6    8      22,0
2         2       11,1   7       15,2    9       17,4    9      24,1
3         2       9,0    6       12,0    6       12,9    7      17,3
4         3       6,1    8       11,2    9       11,6    9      15,6
5         3       5,2    6       7,8     6       9,6     7      12,1
6         4       8,7    7       13,1    7       17,3    7      19,5
7         5       5,4    7       10,9    9       14,4    10     18,6
8         4       4,8    7       9,2     8       8,3     8      12,4
9         3       5,0    5       11,3    6       12,1    7      14,0
∑         28      61,6   59      102,5   68      120,2   72     155,6
X         3,1     6,84   6,5     11,38   7,5     13,35   8      17,28
V.      PEMBAHASAN

        Maksud dan tujuan praktikum Penanaman ini adalah mempelajari cara
menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman semusim maupun
tahunan, mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda-
beda dan mempelajari atau mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang
dicoba terhadap masing-masing tanaman.
        Dalam menanam, yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan.
Pemberian pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
Pemberian secara broadcast, menunjuk pada penebaran terserak dari bahan secara
merata pada permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan.
Pemberian pupuk yang lebih efektif yaitu cara topdressing, yaitu penempatan
pupuk langsung di atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan
atau kebakaran pupuk, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman sebagai
side dressing. Cara ini sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi tercampur
dengan tanah. Pupuk dapat juga ditempatkan dalam jaluran tak terputus di antara
barisan (band placement) atau dapat dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran,
yang disebutplow –sole placement. (Sri Setyati Harjadi, 1979).
        Untuk menentukan suatu sistem pertanaman yang akan digunakan, baik itu
pola tanam tunggal atau pola tanam tumpang sari, perlu dipertimbangkan
keuntungan dan kerugiannya.         Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk
penentuan tersebut di antaranya :
   a. Tanaman yang toleran terhadap naungan dapat ditanam dengan tanaman-
        tanaman yang tinggi atau tanaman-tanaman yang diajir.
   b. Setelah salah satu tanaman campuran berakhir, tipe tanaman lain harus
        dipilih untuk melanjutkan pola tanam berikutnya.


1. Jagung (baby corn)
        Sebelum pelaksanaan penanaman baby corn, persiapan yang perlu
dilakukan adalah persiapan lahan dan benih. Untuk lahan sendiri, tanaman ini
tidak membutuhkan lahan dengan persyaratan tanah yang tajam karena tanaman
ini dapat ditanam hampir semua jenis tanah namun tanah yang subur, gembur dan
kaya humus merupakan syarat baby corn dapat tumbuh dengan dengan baik. Agar
tanah dapat berfungsi secara maksimal, maka tanah perlu diolah. Adapun tujuan
pengolahan tanah adalah :
    Memperbaiki tekstur tanah.
    Memberikan tambahan humus atau kesuburan tanah dengan pemberian
       pupuk kandang.
    Membuat tanah sedemikian sehingga ssirkulasi udara dalam tanah menjadi
       lebih baik.
    Mendorong aktivitas mikroba tanah dan membebaskan hara tanaman
       dalam tanah supaya hara tanaman tersebut dapat diambil oleh akar jagung.
    Memberantas atau mencegah pertumbuhan rumput.
    Mematikan hama dalam tanah.
       Persiapan lain yang tak kalah penting yaitu persiapan benih. Benih yang
memiliki kualitas genetik yang baik maka tingkat produksinya juga baik. Memilih
benih yang baik adalah langkah awal penanaman guna mencapai produksi yang
tinggi. Benih yang baik berasal dari suatu jenis tanaman yang dihasilkan oleh
varietas yang mempunyai syarat-syarat berikut :
   1. Daya adaptabilitas tinggi terhadap kondisi tertentu.
   2. Kemurniannya baik.
   3. Daya hasil baik.
   4. Mempunyai sifat-sifat yang diinginkan.
   5. Tahan terhadap hama dan penyakit serta
   6. Memenuhi kualitas yang dikehendaki.
Secara fisik benih yang baik mempunyai penampilan sebagai berikut :
   1. Berdaya kecanbah tinggi.
   2. Warna dan berat biji seperti yang dikehendaki.
   3. Tingkat keseragaman tinggi.
   4. Bebas dari penyakit benih bawaan.
   5. Bebas dari rerumputan, kerusakan biji dan
   6. Bebas dari campuran dengan varietas lain.
Setelah benih dan lahan siap, mulailah masuk ketahap penanaman.
Penanaman pun tidak asal menanam, harus dilakukan pada waktu yang tepat agar
baby corn tidak mengecewakan hasilnya. Adapun waktu penanaman baby corn
yang tepat sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pada dasarnya tanaman
ini tidak membutuhkan banyak air, namun meskipun demikian pada saat
pertumbuhan dan pembentukan tongkol, air harus benar-benar diperhatikan.
Bersamaan dengan penanaman benih, dilakukan juga pemupukan dasar yaitu urea,
SP 36, dan furadan pada satu lubang tanam bersamaan dengan benih baby corn.
       Tanah yang disukai baby corn adalah yang gembur, kaya humus dan
mempunyai tingkat kemiringan tidak lebih dari 8 %. Karena daya adaptasinya
terhadap lingkungan tinggi, maka baby corn dapat berproduksi tinggi pada tanah
yang kurang subur asalkan mendapat pemeliharaan yang teliti. Selain itu, tanaman
baby corn juga membutuhkan curah hujan yang tidak terlalu tinggi, tapi
mencukupi kebutuhan terutama saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol.
Kisaran curah hujan ideal bagi baby corn adalah 100 – 125 mm setiap bulan
dengan distribusi yang merata.
       PH tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara
5,5-7,5. Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah yang pH nya rendah
kurang dari 5,5.
       Tanaman baby corn sangat membutuhkan sinar matahari. Untuk itu,
sebaiknya lahan penanamannya berada di tempat terbuka dan setiap hari mendapat
sinar matahari dalam jangka waktu yang panjang.
       Baby corn sebenarnya adalah nama lain dari tongkol jagung yang dipetik
pada waktu masih muda. Tanaman baby corn adalah tanaman jagung sehingga
struktur dan fungsi yang ada pada baby corn sama dengan tanaman jagung. Sifat
pertumbuhan baby corn adalah apikal dominan yang berarti titik dominasi
pertumbuhan adapada pucuk batang. Sifat ini dapat menyebaabkan tongkol yang
paling atas berkembang lebih besar daripada yaang bawah dan terjadi konpetisi
antar tongkol. Sifat apikal dominan juga menghambat pemunculan tongkol baru
yang akan tumbuh. Akibatnya untuk setiap tanaman jagung bisa dipetik 3 - 5
tongkol baby corn tergantung daerah penanaman ( Penebar Swadaya, 1992 )
Pada pengamatan yang dilakukan diketahui rata-rata tinggi tanaman dan
rata-rata jumlah daun pada minggu II setelah tanam adalah 6,2 cm dan 2 helai,
minggu III setelah tanam diperoleh 22 cm dan 6 helai, minggu IV setelah tanam
30,6 cm dan 6 helai, minggu V setelah tanam 35,75 cm dan 7 helai. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tanaman jagung tumbuh dengan baik.



2. Kangkung

       Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan bijinya. Pada
bedengan dibuat lubang tanam kecil dengan tugal yang jarak antar lubangnya
20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm untuk monokultursedangkanuntuk
tumpang sari berjarak 40 x 50 cm dengan jarak tanam yang begitu berarti tidak
ada persaingan antara tanaman. Panjang bedengan tergantung pada keadaan dan
keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam 2-3 biji, kemudian ditutup
dengan tanah tipis-tipis. Kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim
penghujan. Ini disebabkan oleh kebutuhan airnya yang tinggi, apalagi jika
kangkung ini ditanam di lahan kering. Tanah yang hendak ditanami kangkung
darat diolah terlebih terlebih dahulu. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, kemudian
ditambahkan pupuk kandang. Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan
bijinya. Pada bedengan dibuat lubang tanam kecil dengan tugal yang jarak antar
lubangnya    20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm. Panjang bedengan
tergantung pada keadaan dan keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam
2-3 biji, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis.

       Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu
tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air, dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung tumbuh
merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Selama fase pertumbuhan,
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji. Pada kangkung darat
biji berfungsi sebagai alat perbaanyakan tanaman secara generatif.

       Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman tumpangsari jagung
dan kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada
minggu II setelah tanam untuk tanaman jagung adalah 13,8 cm dan 2 helai,
minggu III setelah tanam diperolah 21 cm dan 6 helai, minggu IV setelah tanam
29,14 cm dan 7 helai, minggu V setelah tanam 32,35 cm dan 7 helai. Pada
tanaman kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun
pada minggu II setelah tanam adalah 6,84 cm dan 3 helai, minggu III setelah
tanam diperolah 11,38 cm dan 7 helai, minggu IV setelah tanam 13,35 cm dan 8
helai, minggu V setelah tanam 17,28 cm dan 8 helai.

       Sedangkan pada penanaman monokultur didapatkan rata-rata tinggi
tanaman dan rata-rata jumlah daun pada minggu II setelah tanam adalah 12,4 cm
dan 4 helai, minggu III setelah tanam diperolah 15,3 cm dan 7 helai, minggu IV
setelah tanam 15,6 cm dan 9 helai, minggu V setelah tanam 19,5 cm dan 10 helai.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman kangkung tumbuh dengan baik.

       Jika dibandingkan dengan tanaman monokultur, maka pertumbuhannya
akan lebih baik tanaman yang monokultur. Hal ini disebabkan unsur hara pada
tanaman yang ditanam secara monokultur akan lebih tercukupi dibandingkan
dengan tumpangsari. Walaupun kenyataannya seperti itu, akan tetapi metode
tumpangsari juga menguntungkan.
       Menurut Rahmat Sutarya dkk (1995) keuntungan yang didapat dari pola
tanam tumpang sari antara lain sebagai berikut :
    Mengurangi resiko kegagalan panen, karena jika salah satu tanaman tidak
       memberikan hasil, masih ada kemungkinan tanaman kedua atau ketiga
       yang akan memberikan keuntungan.
    Pemanfaatan tanah yang lebih baik pada satuan waktu yang sama.
    Keuntungan dari penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja.
    Pola tanam ini mungkin dapat mempertahankan populasi serangga hama
       dan infeksi virus pada tingkat yang rendah tetapi hal ini belum jelas
       dibuktikan dalam percobaan.
    Pola tanam yang rapat akan mencegah erosi tanah dan menekan
       pertumbuhan rerumputan.
 Dengan pola tanaman campuran dari beberapa jenis tanaman yang
      berbeda, maka penggunaan cahaya matahari, air dan unsur hara menjadi
      maksimum.
 Pengaruh naungan dari tanaman-tanaman yang tinggi dapat bermanfaat
      untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman.           Adapun penambahan
      beberapa pupuk berguna untuk mempercepat perkembangan bibit atau
      benih.   Penggunaan pestisida berguna agar benih tidak termakan oleh
      serangga atau hewan lain.


VI.       KESIMPULAN

d. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penanam yaitu tanah, pola tanam,
      jarak tanam, saat menanam, cara menanam, dalamnya tanam, jenis
      tanaman yang diusahakan, bahan tanam, musim atau iklim.
e. Pada sistem penanaman yang lebih menguntungkan adalah pada tumpang
      sari karena kemungkinan gagal yang lebih sedikit, selain itu juga hasilnya
      tidak hanya satu macam tanaman saja.
f. Penanaman merupakan pekerjaan menempatkan benih atau bibit pada
      tanah yang sudah disiapkan dengan tujuan agar tumbuh dan berkembang
      dengan harapan memberi hasil yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA


Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia: Jakarta.

Karnomo,W.H, dkk. 1989. Diktat Pengantar Produksi Tanaman Agronomi.
         Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto.

Nazaruddin. 1995. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
          Penebar Swadaya; Jakarta.

Rukmana, Rahmat.Ir. 1994. Bertanam Kangkung . Penerbit Kanisius : Jakarta.

Tim Penebar Swadaya. 1995. Sweet Corn Baby Corn. Penebar Swadaya : Jakarta.

More Related Content

What's hot

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha taniWarnet Raha
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanamanita wahyu
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi bijiAlvadoc
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanamanAli Babang
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitTidar University
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaGoogle
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 

What's hot (20)

pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
 
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi TanamanPeranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Peranan Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakitLaporan pengenalan penyakit
Laporan pengenalan penyakit
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 

Similar to ini menggunakan dan secara singkat menjelaskan isi dokumen yaitu mengenai penanaman monokultur jagung, kangkung dan tumpangsari jagung-kangkung. Kata kunci utama seperti "tanaman", "monokultur" dan "tumpangsari

Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALILaporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALIAnditya Gilang Rizky Pradana
 
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagung
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagunglaporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagung
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagungNur Ilmi Nihayati
 
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungMakalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungRIZKY AYU NABILA
 
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullLaporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullAriefiandra Ariefiandra
 
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambah
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambahLaporan praktikum pertumbuhan biji kecambah
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambahAbidah Bazlinah
 
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdf
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdfTeknis budidaya dengan jajar legowo.pdf
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdfdonaldsiltoru
 
Budidaya hidroponik mentimun
Budidaya hidroponik mentimunBudidaya hidroponik mentimun
Budidaya hidroponik mentimunsofiyanto
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah donaldsiltoru
 
03.ahmad deni julio anggoro
03.ahmad deni julio anggoro03.ahmad deni julio anggoro
03.ahmad deni julio anggorotani57
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauSyarah Fauziatul Ulya
 
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi Kentang
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi KentangManajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi Kentang
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi KentangRozi Aziz
 
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)M Khairil Aqsha Masdy
 
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di Lurang
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di LurangEvaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di Lurang
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di LurangGregorius Nafanu
 
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan Jagung
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan JagungPengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan Jagung
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan JagungGaluh Buana
 
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLaporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLifia Citra Ramadhanti
 
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 20152. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015pucukcemara
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk HidupPertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk HidupM Khairil Aqsha Masdy
 

Similar to ini menggunakan dan secara singkat menjelaskan isi dokumen yaitu mengenai penanaman monokultur jagung, kangkung dan tumpangsari jagung-kangkung. Kata kunci utama seperti "tanaman", "monokultur" dan "tumpangsari (20)

Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALILaporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
Laporan bio pertumbuhan_dan_perkembangan SMA N 1 SIMO BOYOLALI
 
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagung
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagunglaporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagung
laporan biologi tentang pertumbuhan tanaman jagung
 
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji JagungMakalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
Makalah Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Biji Jagung
 
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar fullLaporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
Laporan pengamatan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau + gambar full
 
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambah
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambahLaporan praktikum pertumbuhan biji kecambah
Laporan praktikum pertumbuhan biji kecambah
 
Kata penganta1...
Kata penganta1...Kata penganta1...
Kata penganta1...
 
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdf
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdfTeknis budidaya dengan jajar legowo.pdf
Teknis budidaya dengan jajar legowo.pdf
 
Budidaya hidroponik mentimun
Budidaya hidroponik mentimunBudidaya hidroponik mentimun
Budidaya hidroponik mentimun
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah
 
03.ahmad deni julio anggoro
03.ahmad deni julio anggoro03.ahmad deni julio anggoro
03.ahmad deni julio anggoro
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijauPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
 
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi Kentang
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi KentangManajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi Kentang
Manajemen Penggunaan Mulsa Plastik dalam Produksi Kentang
 
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)
Laporan Pertumbuhan dan Perkembangan (revisi version)
 
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di Lurang
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di LurangEvaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di Lurang
Evaluasi hasil percobaan tanaman sayuran di Lurang
 
SAWIT NEW 1.ppt
SAWIT NEW 1.pptSAWIT NEW 1.ppt
SAWIT NEW 1.ppt
 
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan Jagung
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan JagungPengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan Jagung
Pengaruh Pemberian Pupuk Buatan Terhadap Pertumbuhan Jagung
 
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambahLaporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
Laporan pengamatan pertumbuhan pada kecambah
 
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 20152. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015
2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk HidupPertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 

More from perdos5 cuy

Acara vi vegetatif
Acara vi vegetatifAcara vi vegetatif
Acara vi vegetatifperdos5 cuy
 
Acara ii persemaian
Acara ii persemaianAcara ii persemaian
Acara ii persemaianperdos5 cuy
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahperdos5 cuy
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianperdos5 cuy
 

More from perdos5 cuy (8)

Acara vi vegetatif
Acara vi vegetatifAcara vi vegetatif
Acara vi vegetatif
 
Acara v panen
Acara v panenAcara v panen
Acara v panen
 
Acara ii persemaian
Acara ii persemaianAcara ii persemaian
Acara ii persemaian
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
Pt antam
Pt antamPt antam
Pt antam
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
71921518
7192151871921518
71921518
 

ini menggunakan dan secara singkat menjelaskan isi dokumen yaitu mengenai penanaman monokultur jagung, kangkung dan tumpangsari jagung-kangkung. Kata kunci utama seperti "tanaman", "monokultur" dan "tumpangsari

  • 1. ACARA III PENANAMAN I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman yang dilakukan setelah pesemaian. Penanaman sangat berpengaruh pada hasil produksi. Kesalahan dalam penanaman dapat menurunkan jumlah produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Untuk meningkatkan hasil produksi, tata cara penanaman harus diperhatikan. Cara penanaman benih tanaman berbeda. Tanaman yang sukar dipindahkan dapat ditanam dengan disebar langsung. Misalnya saja jagung manis, kacang panjang, kangkung, buncis, wortel, kedelai dan ketimun (Sri Setyati Harjanti, 1979). Selain itu, benih juga dapat ditanam ditempat yang mudah dipindahkan. Waktu tanam, persiapan tanah dan bibit juga sangat mempengaruhi produksi dari tanaman. B. Tujuan a. Praktikan dapat mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman semusim maupun tahunan. b. Praktikan dapat mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda-beda. c. Praktikan dapat mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing tanaman.
  • 2. I. TINJAUAN PUSTAKA Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Sehingga cara menanam perlu dipelajari dengan baik, agar kegagalan dapat dihindari. Karena kesalahan dalam bercocok tanam hanya akan membuang biaya, tenaga dan waktu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik, dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor- faktor tersebut antara lain : 1. Tanah. Menurut ahli tanah, tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman (AAK, 1984). Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Tanah memiliki beberapa fungsi antara lain :  Sebagai tempat tegaknya tanaman.  Sebagai media tumbuh yang menyediakan unsur hara, air dan udara.  Sebagai tempat tumbuhnya akar, umbi, polong yang bersifat sebagai cadangan makanan pada beberapa tanaman. Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Dimana tujuan dari pengolahan tanah itu sendiri antara lain, adalah :  Mermperbaiki suhu, peredaran air dan udara dalam tanah.  Meningkatkan sifat fisik tanah.  Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah. 2. Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya dapat ditanam langsung. Ada tanaman yang perlu disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang.
  • 3. Jenis tanaman juga berpengaruh pada pengolahan tanah. Ada yang menghendaki pengolahan tanah yang sempurna dan ada yang hanya memerlukan pengolahan tanah sebagian. 3. Bahan tanam yang digunakan. Bahan tanam menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman, misalnya tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan, tetapi bibit yang berupa rayungan harus ditanam tegak. Untuk bibit yang berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam memerlukan perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya matahari secara langsung. 4. Musim dan waktu tanam. Tanaman harus ditanam di musim yang tepat. Tanaman yang tidak ditanam pada musim yang tepat pertumbuhannya akan lambat, atau mudah terserang serangan hama/ penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda, ada tanaman yang baik ditanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan, atau akhir musim kemarau. Selain hal-hal diatas faktor yang tersangkut pada penanaman antara lain energi penyinaran dalam bentuk panas dan cahaya dan udara yang memberikan karbondioksida dan oksigen. Tanah dan energi penyinaran bervariasi di permukaan bumi. Walaupun komposisi udara di atas bumi hampir seragam di atas tanah, presentasi udara di dalam tanah bervariasi sangat besar. Areal-areal tertentu dari daerah tropik dan beriklim sedang mampu untuk menyokong pertunbuhan yang subur. Dalam tempat-tempat yang favorable ini, tanaman menjadi serasi pada keadaan lingkungan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Faktor-faktor apapun dari sekeliling tanaman itu yang menjadi kurang optimum, akan membatasi pertumbuhan tanaman. Pada penanaman, benih dapat disebar langsung di tempat tanam permanen atau mula-mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen. Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk mananam bibit atau semai untuk memberikan pengaturan lingkungan yang lebih tepat, selama tahap
  • 4. perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit. Dalam penanaman padi sawah, untuk menghemat waktu selama pengerjaan tanah yang makan waktu lama, benih telah ditebar dulu di pesemaian khusus. Tanaman yang sukar dipindahkan atau yang harga satuan tanaman tidak memadai kerepotan dan biaya pemindahan ditanam dengan sebaran langsung. Banyak tanaman sayuran selalu ditanam langsung seperti buncis, kacang panjang panjang, jagung manis, lobak, wortel dan ketimun. Jarak tanam yang tepat sangat penting dalam sebar langsung, untuk menghindari kebutuhan penjarangan atau penyulaman yang ekstensif. Hal ini sukar dilaksanakan untuk benih-benih kecil atau benih yang tidak bundar (lettuce) hingga ada usaha-usaha untuk melakukan pelengketan (pelleting). Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan, kandungan air dan oksigen pada tanah. Pada umumnya, bibit dengan keping biji yang muncul ke atas tanah , biasanya memerlukan penanaman lebih dangkal daripada bibit yang keping bijinya tertinggal dalam tanah. II. ALAT DAN BAHAN  Alat :  Tugal.  Pancong  Tali rafia.  Gembor.  Cangkul  Bahan :  Benih jagung dan kangkung.  Pupuk urea , SP36 dan KCl.  Furadan.  3 petak tanah.
  • 5. III. PROSEDUR KERJA 1. Lahan diolah dengan baik, dibuat 3 petakan sehingga siap untuk ditanami. 2. Benih jagung dan kangkung dipersiapkan. 3. Pupuk dipersiapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 4. Lubang dibuat dengan tugal dengan ketentuan: a. Monokultur Jagung Jarak tanam 25 x 50 cm, lubang dibuat 6 baris yang terdiri dari 11 lubang tiap baris, tiap lubang diisi 2 butir biji jagung. b. Monokultur Kangkung Jarak tanam 20 x 20 cm, lubang dibuat 14 baris yang terdiri dari 14 lubang tiap baris, tiap lubang diisi 3 butir biji kangkung. c. Tumpang Sari Jagung dan Kangkung Jarak tanam untuk jagung 40 x 50 cm dan untuk kangkung 20 x 20 cm, jagung dan kangkung ditanam secara selang- seling, jagung dibuat 7 baris dengan tiap baris terdiri dari 4 lubang, tiap lubang diisi sesuai pada monokultur, diantara jagung baru dibuat lubang untuk kangkung. 5. Pupuk dasar diberikan pada saat tanam diletakkan 5 cm dari tanaman yaitu pupuk SP 36, Urea dan Kcl. 6. Pengamatan dilakukan mulai 7 hari setelah tanam, kemudian setelah 14 hari setelah tanam dipupuk dengan Urea. 7. Sampel tanaman yang akan diamati ditentukan. 8. Komponen tinggi tanaman dan jumlah daun pertumbuhannya diamati.
  • 6. IV. HASIL PENGAMATAN Monokultur Jagung Sampel Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Tanaman JD TT JD TT JD TT JD TT 1 2 8,4 6 13,5 7 29,0 8 32,4 2 2 4,9 7 24,0 7 34,5 7 38,5 3 2 6,7 6 26,5 6 38,0 7 42,0 4 2 8,0 7 27,0 7 37,0 9 45,2 5 2 5,4 5 22,6 6 29,4 7 34,3 6 2 5,3 5 17,5 6 23,4 7 27,8 7 2 4,2 6 23,5 6 28,5 8 35,0 8 2 6,1 6 24,0 6 29,9 8 35,7 9 2 6,4 6 20,0 6 26,0 7 30,9 ∑ 18 55,4 54 198,6 57 275,7 68 321,8 X 2 6,2 6 22,0 6,3 30,6 7,5 35,75 Monokultur Kangkung Sampel Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Tanaman JD TT JD TT JD TT JD TT 1 5 13,4 7 16,0 9 15,0 9 21,3 2 4 12,3 6 15,5 8 16,4 9 19,5 3 4 11,8 6 15,3 9 16,9 10 20,4 4 6 14,1 9 15,2 15 18,0 16 22,7 5 4 15,4 7 18,8 8 17,4 8 19,9 6 3 7,2 6 10,5 7 10,9 8 14,2 7 3 12,5 6 15,0 8 15,2 8 17,8 8 3 4,8 6 7,5 8 9,4 9 15,3 9 4 20,7 8 24,0 9 21,3 10 24,6 ∑ 36 112,2 61 137,8 81 140,5 87 175,7 X 4 12,4 6,7 15,3 9 15,6 87 175,7
  • 7. Tumpangsari Jagung Sampel Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Tanaman JD TT JD TT JD TT JD TT 1 2 10,2 5 18,4 6 21,6 6 29,2 2 3 24,1 6 27,0 6 29,3 7 31,4 3 3 19,3 7 25,6 8 32,4 8 36,5 4 2 11,4 5 19,8 6 28,3 6 31,6 5 2 18,6 6 24,0 7 37,2 8 39,3 6 2 9,0 6 18,3 8 27,2 8 29,8 7 2 12,7 6 20,5 7 30,1 7 33,7 8 2 8,2 5 17,2 5 25,7 6 29,4 9 2 10,8 6 18,2 7 26,0 7 30,3 ∑ 20 124,3 52 189 60 262,3 63 291,2 X 2,2 13,8 5,7 21,0 6,6 29,14 7 32,35 Tumpangsari Kangkung Sampel Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V Tanaman JD TT JD TT JD TT JD TT 1 2 6,3 6 11,8 7 16,6 8 22,0 2 2 11,1 7 15,2 9 17,4 9 24,1 3 2 9,0 6 12,0 6 12,9 7 17,3 4 3 6,1 8 11,2 9 11,6 9 15,6 5 3 5,2 6 7,8 6 9,6 7 12,1 6 4 8,7 7 13,1 7 17,3 7 19,5 7 5 5,4 7 10,9 9 14,4 10 18,6 8 4 4,8 7 9,2 8 8,3 8 12,4 9 3 5,0 5 11,3 6 12,1 7 14,0 ∑ 28 61,6 59 102,5 68 120,2 72 155,6 X 3,1 6,84 6,5 11,38 7,5 13,35 8 17,28
  • 8. V. PEMBAHASAN Maksud dan tujuan praktikum Penanaman ini adalah mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman semusim maupun tahunan, mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda- beda dan mempelajari atau mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing tanaman. Dalam menanam, yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan. Pemberian pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Pemberian secara broadcast, menunjuk pada penebaran terserak dari bahan secara merata pada permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan. Pemberian pupuk yang lebih efektif yaitu cara topdressing, yaitu penempatan pupuk langsung di atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan atau kebakaran pupuk, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman sebagai side dressing. Cara ini sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi tercampur dengan tanah. Pupuk dapat juga ditempatkan dalam jaluran tak terputus di antara barisan (band placement) atau dapat dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran, yang disebutplow –sole placement. (Sri Setyati Harjadi, 1979). Untuk menentukan suatu sistem pertanaman yang akan digunakan, baik itu pola tanam tunggal atau pola tanam tumpang sari, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk penentuan tersebut di antaranya : a. Tanaman yang toleran terhadap naungan dapat ditanam dengan tanaman- tanaman yang tinggi atau tanaman-tanaman yang diajir. b. Setelah salah satu tanaman campuran berakhir, tipe tanaman lain harus dipilih untuk melanjutkan pola tanam berikutnya. 1. Jagung (baby corn) Sebelum pelaksanaan penanaman baby corn, persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan lahan dan benih. Untuk lahan sendiri, tanaman ini tidak membutuhkan lahan dengan persyaratan tanah yang tajam karena tanaman
  • 9. ini dapat ditanam hampir semua jenis tanah namun tanah yang subur, gembur dan kaya humus merupakan syarat baby corn dapat tumbuh dengan dengan baik. Agar tanah dapat berfungsi secara maksimal, maka tanah perlu diolah. Adapun tujuan pengolahan tanah adalah :  Memperbaiki tekstur tanah.  Memberikan tambahan humus atau kesuburan tanah dengan pemberian pupuk kandang.  Membuat tanah sedemikian sehingga ssirkulasi udara dalam tanah menjadi lebih baik.  Mendorong aktivitas mikroba tanah dan membebaskan hara tanaman dalam tanah supaya hara tanaman tersebut dapat diambil oleh akar jagung.  Memberantas atau mencegah pertumbuhan rumput.  Mematikan hama dalam tanah. Persiapan lain yang tak kalah penting yaitu persiapan benih. Benih yang memiliki kualitas genetik yang baik maka tingkat produksinya juga baik. Memilih benih yang baik adalah langkah awal penanaman guna mencapai produksi yang tinggi. Benih yang baik berasal dari suatu jenis tanaman yang dihasilkan oleh varietas yang mempunyai syarat-syarat berikut : 1. Daya adaptabilitas tinggi terhadap kondisi tertentu. 2. Kemurniannya baik. 3. Daya hasil baik. 4. Mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. 5. Tahan terhadap hama dan penyakit serta 6. Memenuhi kualitas yang dikehendaki. Secara fisik benih yang baik mempunyai penampilan sebagai berikut : 1. Berdaya kecanbah tinggi. 2. Warna dan berat biji seperti yang dikehendaki. 3. Tingkat keseragaman tinggi. 4. Bebas dari penyakit benih bawaan. 5. Bebas dari rerumputan, kerusakan biji dan 6. Bebas dari campuran dengan varietas lain.
  • 10. Setelah benih dan lahan siap, mulailah masuk ketahap penanaman. Penanaman pun tidak asal menanam, harus dilakukan pada waktu yang tepat agar baby corn tidak mengecewakan hasilnya. Adapun waktu penanaman baby corn yang tepat sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pada dasarnya tanaman ini tidak membutuhkan banyak air, namun meskipun demikian pada saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol, air harus benar-benar diperhatikan. Bersamaan dengan penanaman benih, dilakukan juga pemupukan dasar yaitu urea, SP 36, dan furadan pada satu lubang tanam bersamaan dengan benih baby corn. Tanah yang disukai baby corn adalah yang gembur, kaya humus dan mempunyai tingkat kemiringan tidak lebih dari 8 %. Karena daya adaptasinya terhadap lingkungan tinggi, maka baby corn dapat berproduksi tinggi pada tanah yang kurang subur asalkan mendapat pemeliharaan yang teliti. Selain itu, tanaman baby corn juga membutuhkan curah hujan yang tidak terlalu tinggi, tapi mencukupi kebutuhan terutama saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol. Kisaran curah hujan ideal bagi baby corn adalah 100 – 125 mm setiap bulan dengan distribusi yang merata. PH tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara 5,5-7,5. Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah yang pH nya rendah kurang dari 5,5. Tanaman baby corn sangat membutuhkan sinar matahari. Untuk itu, sebaiknya lahan penanamannya berada di tempat terbuka dan setiap hari mendapat sinar matahari dalam jangka waktu yang panjang. Baby corn sebenarnya adalah nama lain dari tongkol jagung yang dipetik pada waktu masih muda. Tanaman baby corn adalah tanaman jagung sehingga struktur dan fungsi yang ada pada baby corn sama dengan tanaman jagung. Sifat pertumbuhan baby corn adalah apikal dominan yang berarti titik dominasi pertumbuhan adapada pucuk batang. Sifat ini dapat menyebaabkan tongkol yang paling atas berkembang lebih besar daripada yaang bawah dan terjadi konpetisi antar tongkol. Sifat apikal dominan juga menghambat pemunculan tongkol baru yang akan tumbuh. Akibatnya untuk setiap tanaman jagung bisa dipetik 3 - 5 tongkol baby corn tergantung daerah penanaman ( Penebar Swadaya, 1992 )
  • 11. Pada pengamatan yang dilakukan diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada minggu II setelah tanam adalah 6,2 cm dan 2 helai, minggu III setelah tanam diperoleh 22 cm dan 6 helai, minggu IV setelah tanam 30,6 cm dan 6 helai, minggu V setelah tanam 35,75 cm dan 7 helai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman jagung tumbuh dengan baik. 2. Kangkung Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan bijinya. Pada bedengan dibuat lubang tanam kecil dengan tugal yang jarak antar lubangnya 20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm untuk monokultursedangkanuntuk tumpang sari berjarak 40 x 50 cm dengan jarak tanam yang begitu berarti tidak ada persaingan antara tanaman. Panjang bedengan tergantung pada keadaan dan keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam 2-3 biji, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim penghujan. Ini disebabkan oleh kebutuhan airnya yang tinggi, apalagi jika kangkung ini ditanam di lahan kering. Tanah yang hendak ditanami kangkung darat diolah terlebih terlebih dahulu. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, kemudian ditambahkan pupuk kandang. Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan bijinya. Pada bedengan dibuat lubang tanam kecil dengan tugal yang jarak antar lubangnya 20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm. Panjang bedengan tergantung pada keadaan dan keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam 2-3 biji, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air, dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Selama fase pertumbuhan, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji. Pada kangkung darat biji berfungsi sebagai alat perbaanyakan tanaman secara generatif. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman tumpangsari jagung dan kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada
  • 12. minggu II setelah tanam untuk tanaman jagung adalah 13,8 cm dan 2 helai, minggu III setelah tanam diperolah 21 cm dan 6 helai, minggu IV setelah tanam 29,14 cm dan 7 helai, minggu V setelah tanam 32,35 cm dan 7 helai. Pada tanaman kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada minggu II setelah tanam adalah 6,84 cm dan 3 helai, minggu III setelah tanam diperolah 11,38 cm dan 7 helai, minggu IV setelah tanam 13,35 cm dan 8 helai, minggu V setelah tanam 17,28 cm dan 8 helai. Sedangkan pada penanaman monokultur didapatkan rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada minggu II setelah tanam adalah 12,4 cm dan 4 helai, minggu III setelah tanam diperolah 15,3 cm dan 7 helai, minggu IV setelah tanam 15,6 cm dan 9 helai, minggu V setelah tanam 19,5 cm dan 10 helai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman kangkung tumbuh dengan baik. Jika dibandingkan dengan tanaman monokultur, maka pertumbuhannya akan lebih baik tanaman yang monokultur. Hal ini disebabkan unsur hara pada tanaman yang ditanam secara monokultur akan lebih tercukupi dibandingkan dengan tumpangsari. Walaupun kenyataannya seperti itu, akan tetapi metode tumpangsari juga menguntungkan. Menurut Rahmat Sutarya dkk (1995) keuntungan yang didapat dari pola tanam tumpang sari antara lain sebagai berikut :  Mengurangi resiko kegagalan panen, karena jika salah satu tanaman tidak memberikan hasil, masih ada kemungkinan tanaman kedua atau ketiga yang akan memberikan keuntungan.  Pemanfaatan tanah yang lebih baik pada satuan waktu yang sama.  Keuntungan dari penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja.  Pola tanam ini mungkin dapat mempertahankan populasi serangga hama dan infeksi virus pada tingkat yang rendah tetapi hal ini belum jelas dibuktikan dalam percobaan.  Pola tanam yang rapat akan mencegah erosi tanah dan menekan pertumbuhan rerumputan.
  • 13.  Dengan pola tanaman campuran dari beberapa jenis tanaman yang berbeda, maka penggunaan cahaya matahari, air dan unsur hara menjadi maksimum.  Pengaruh naungan dari tanaman-tanaman yang tinggi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman. Adapun penambahan beberapa pupuk berguna untuk mempercepat perkembangan bibit atau benih. Penggunaan pestisida berguna agar benih tidak termakan oleh serangga atau hewan lain. VI. KESIMPULAN d. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penanam yaitu tanah, pola tanam, jarak tanam, saat menanam, cara menanam, dalamnya tanam, jenis tanaman yang diusahakan, bahan tanam, musim atau iklim. e. Pada sistem penanaman yang lebih menguntungkan adalah pada tumpang sari karena kemungkinan gagal yang lebih sedikit, selain itu juga hasilnya tidak hanya satu macam tanaman saja. f. Penanaman merupakan pekerjaan menempatkan benih atau bibit pada tanah yang sudah disiapkan dengan tujuan agar tumbuh dan berkembang dengan harapan memberi hasil yang optimum.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. PT Gramedia: Jakarta. Karnomo,W.H, dkk. 1989. Diktat Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto. Nazaruddin. 1995. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya; Jakarta. Rukmana, Rahmat.Ir. 1994. Bertanam Kangkung . Penerbit Kanisius : Jakarta. Tim Penebar Swadaya. 1995. Sweet Corn Baby Corn. Penebar Swadaya : Jakarta.