Dokumen tersebut membahas konsep-konsep Activity Based Costing (ABC), Activity Based Management (ABM), Just In Time (JIT), dan Activity Based Budgeting (ABB). Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, keunggulan, dan komponen-komponen dari konsep-konsep tersebut serta perbandingan antara sistem tradisional dengan sistem ABC dan JIT.
1. ACTIVITY BASED COSTING (ABC),
ACTIVITY BASED MANAJEMENT
(ABM), JUST IN TIME (JIT) dan
ACTIVITY BASED BUDGETING (ABB)
ANGGOTA KELOMPOK :
JEANRI RAHMATAALLO
CANDRIKA PUTERI SERUNI
ANDI TENRI DETTYA ULENG P
2. Tujuan Pembelajaran
Mampu menguasai dan menjelaskan
konsep Activity Based Manajemen
Mampu menguasai dan menjelaskan
konsep Just In Time
Mampu menguasai dan menjelaskan
konsep Activity Based Budgeting
Mampu menyusun Anggaran bebasis
aktivitas
3. Activity-Based Costing
Activity Based Costing (ABC) adalah
metode costing yang dirancang untuk
menyediakan informasi bagi manajer
untuk keputusan stratejik dan keputusan
lainnya yang mungkin akan
mempengaruhi kapasitas dan biaya
tetap. ABC juga digunakan sebagai
elemen activity-based management,
yaitu pendekatan manajemen yang fokus
pada aktivitas. Activity Based Costing
dapat diartikan juga sebagai penentuan
harga pokok produk berdasarkan
kegiatan atau aktivitas.
4. No Tradisional (Job Order Costing) ABC
1 Semua produk dibebani biaya produksi,
meskipun produk tertentu tidak
mengkonsumsi biaya produksi tersebut
Tarif BOP ditentukan di depan berdasarkan biaya
yang dianggarkan atau tingkatan aktivitas yang
diharapkan
2 Biaya non produksi (Nonmanufacturing
costs) seperti biaya adsminitrasi dan
pemasaran tidak dibebankan ke produk
tertentu, meskipun biaya tersebut muncul
karena memproduksi produk tertentu
tersebut
Beberapa biaya produksi dikeluarkan atau tidak
dimasukkan sebagai biaya produksi barang tertentu,
jika biaya produksi tersebut muncul bukan karena
memproduksi barang tertentu tersebut. Atau dengan
kata lain, biaya produksi barang tertentu hanya
dibebani biaya yang timbul karena memproduksi
barang tersebut.
3 Biaya produksi selain bahan baku dan
tenaga kerja langsung dijadikan satu
kelompok BOP (biaya overhead pabrik)
dengan satu ukuran, umumnya diukur
berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung
atau jam kerja mesin
Terdapat lebih dari satu pool atau kelompok biaya
yang tidak dapat ditelusur (BOP, Adsminitrasi,
Pemasaran), dimana masing-masing kelompok biaya
mempunyai ukuran aktivitas tersendiri, sehingga
mempunyai tarif tersendiri.
4 Tarif BOP ditentukan di depan berdasarkan
biaya yang dianggarkan atau tingkatan
aktivitas yang diharapkan
Tarif alokasi biaya didasarkan pada tingkat aktivitas
sesungguhnya, bukan akktivitas yang dianggarkan
Perbedaan Metode Tradisional dengan Metode ABC
5. Klasifikasi aktivitas
dilakukan untuk
setiap unit produksi
setiap kali unit
produksi tersebut
melaksanakan
proses produksi.
Unit
Level
Activity
Cost
dilakukan untuk
setiap batch atau
grup produk dari
setiap unit produk
yang diproduksi
Batch
Activity
Cost
6. dilakukan untuk
mendukung
produksi dari
suatu produk
yang spesifik.
Product
Sustaining
Activity
Cost
Biaya ini
berhubungan
dengan pelanggan
tertentu dan
mencakup kegiatan
seperti penjualan,
surat katalog, dan
dukungan teknis
umum yang tidak
terikat pada produk
tertentu.
Customer-
level
activities
dilakukan tanpa
memperhatikan
pelanggan
dilayani, produk
yang dihasilkan,
berapa banyak
batch dijalankan,
atau berapa
banyak unit yang
dihasilkan.
Organization-
sustaining
activities
8. Contoh. Perhitungan biaya antara sistem Tradisional dengan sistem ABC
Northern High-Tech, Inc, sukses meningkatkan dan menjual dua tipe printers
dengan kualitas yang berbeda, yaitu deluxe dan reguler. Diasumsikan bahwa
perusahaan mempunyai data biaya dan keuangan untuk dua produk tersebut,
yaitu:
Tipe produk Deluxe Reguler
Volume produksi (unit) 5000 15000
Biaya penjualan $400 $200
Biaya tenaga kerja dan material langsung perunit $200 $80
Biaya tenaga kerja tidak langsung $25.000 $75.000
9. Dengan identifikasi budget cost pools dan activity drivers:
Kegiatan Deluxe Kegiatan Cost Drivers
Engineering $125.000 Jam Engineering
Setup $300.000 Nomor Setup
Machine Running $1.500.000 Jam Mesin
Pengepakan $75.000 Nomor pesanan pengepakan
Total $2.000.000
10. Activity Cost Drivers Activity Consumption
Deluxe Regular Total
Jam Engineering 5.000 7.500 12.500
Nomor Setup 200 100 300
Jam Mesin 50.000 100.000 150.000
Nomor pesanan pengepakan 5.000 10.000 15.000
11. Analisis Biaya Tradisional
Keterangan Kalkulasi Jumlah
Total indirect labor-hours (ILH) 25.000 + 75.000 100.000
Overhead (OH) per ILH $2.000.000/100.000 $20
OH deluxe $20 x 25.000 $500.000
Biaya deluxe OH per unit $500.000/5.000 $100
OH reguler $20 x 75.000 $1.500.000
Biaya Reguler OH per unit $1.500.000/15.000 $100
12. Analisis Profitabilitas Produk pada Sistem Tradisional
Tipe produk Deluxe Reguler
Biaya penjualan per unit (A) $400 $200
Biaya Produk per unit
Biaya tenaga kerja dan material langsung perunit (I) $200 $80
Overhead pabrik (II) $100 $100
Biaya per unit (B = I + II) $300 $180
Product Margin (C=A-B) $100 $20
13. Analisis Sistem ABC
Kalkulasi biaya adalah sebagai berikut:
-1 -2 -3 (4) = (2)/(3)
Activity Cost Drivers Biaya Konsumsi
Kegiatan
Rata-rata
Kegiatan
Jam Engineering $125.000 12.500 $10
Nomor Setup 300.000 300 1.000
Jam Mesin 1.500.000 150.000 10
No. Pesanan pengepakan 75.000 15.000 5
14. Biaya Overhead Deluxe Printer
-1 -2 -3 (4) = (2)x(3) -5 = (4)/5000
Activity Cost Drivers Rata-rata
Kegiatan
No. Kegiatan Total OH Unit OH
Jam Engineering $10 5.000 $50.000 $10
Nomor Setup 1.000 200 200.000 40
Jam Mesin 10 50.000 500.000 100
No. pesanan
pengepakan
5 5.000 25.000 5
15. Biaya Overhead Reguler Printer
-1 -2 -3 (4) = (2)x(3) -5 = (4)/15000
Activity Cost Drivers Rata-rata
Kegiatan
No. Kegiatan Total OH Unit OH
Jam Engineering $10 7.500 $75.000 $5
Nomor Setup 1.000 100 100.000 6,67
Jam Mesin 10 100.000 1.000.000 66,67
No. Pesanan
pengepakan
5 10.000 50.000 3,33
16. Analisis Profitabilitas Produk pada Sistem Tradisional
Tipe produk Deluxe Reguler
Biaya penjualan per unit (A) $400 $200,00
Biaya Produk per unit
Biaya tenaga kerja & material langsung
perunit (I)
$200 $80,00
Overhead pabrik
Engineering $10 $5,00
Setups $40 $6,67
Machine Running $100 $66,67
Packing $5 $3,33
Total Overhead (II) $155 $81,67
Biaya per unit (B= I + II) $355 $161,67
Product Margin (C = A - B) $45 $ 38,33
17. Perbandingan
Kegiatan -1 -2 (1) - (2)
Tradisional ABC Perbedaan
Deluxe
Total Overhead $500,000 $775,000 ($275,000)
Biaya Overhead per unit $100 $155 ($55)
Unit Margin $100 $45 $55
Reguler
Total Overhead $1,500,000 $1,225,000 $275,000
Biaya Overhead per unit $100 $81,67 $18,33
Unit Margin $20 $38,33 ($18,33)
18. Activity Based Management (ABM)
Activity Based Management (ABM) adalah
pengelolan aktivitas untuk meningkatkan
nilai (value) yang diterima oleh pelanggan
dan untuk meningkatkan laba melalui
peningkatan nilai (value) tersebut. Dengan
Activity Based Management(ABM), suatu
perusahaan dapat melakukan evaluasi
biaya dan nilai (value) dalam suatu aktivitas
proses sehingga akan terjadi perbaikan
posisi kompetitif dan meningkatnya efisiensi
proses.
19. Keunggulan Activity Based Management (ABM )
Keunggulan utama pendekatan Activity Based
Management (ABM) yaitu :
ABM mengukur efektivitas proses dan
aktivitas bisnis kunci dan
mengindentifikasi bagaimana proses dan
aktivitas tersebut dapat diperbaiki untuk
menurunkan biaya dan meningkatkan nilai
(value) bagi pelanggan.
ABM memperbaiki fokus manajemen dengan
cara mengalokasikan sumber daya
untuk menambah nilai aktivitas, pelanggan,
produk, dan metode untuk mempertahankan
keunggulan kompetitif perusahaan.
20. Kegunaan Activity Based
Management
Adapun sebuah perusahaan
menggunakan Activity Based
Management (ABM) ini dengan
maksud untuk:
Mengurangi harga produk dan
mengoptimalkan desain produk.
Mengurangi biaya-biaya perusahaan.
Membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan peluang bisnis
baru.
21. Activity Based Management (ABM )
Model Components
Komponen-komponen yang mendukung
keberhasilan ABM meliputi :
Just In Time (JIT)
Strategic Planning
Activity Accounting
Life Cycle Management
Performance Management
Investment Management
Continuous Improvement
Benchmarking
Target Costing
Customer Value Analysis
22. Just In Time
JIT (just-in-time) adalah suatu sistem
yang memusatkan pada eliminasi
aktivitas pemborosan dengan cara
memproduksi produk sesuai dengan
permintaan konsumen dan hanya
membeli bahan sesuai dengan
kebutuhan produksi.
23. Aspek Pokok JIT
JIT mempunyai empat aspek pokok yaitu
sebagai berikut :
Semua aktivitas yang tidak bernilai
tambah terhadap produk atau kepuasan
konsumen harus dieliminasi
Adanya komitmen untuk selalu
meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi
Selalu diupayakan penyempurnaan
berkesinambungan
Menekankan pada penyederhanaan
aktivitas dan peningkatan pemahaman
terhadap aktivitas
24. Keuntungan dan kelemahan
sistem JIT
Keuntungan JIT :
- seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih
efisien
- Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk
memperkerjakan para staffnya.
- Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur
kembali.
- kertas kerja dapat lebih simple
- Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk
mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan
promosi tambahan.
Kelemahan JIT:
satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh
data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-
rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan
mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
25. Perbedaan Sistem JIT dan
Sistem Tradisional
Just In Time :
Sistem tarikan
Persediaan tidak signifikan
Basis pemasok sedikit
Kontrak jangka panjang
dengan pemasok
Pemanufakturan
berstruktur seluler
Karyawan berkeahlian
ganda
Jasa terdesentralisasi
Keterlibatan karyawan
tinggi
Gaya manajemen sebagai
penyedia fasilitas
Total quality control (TQC)
TRADISIONAL :
Sistem dorongan
Persediaan signifikan
Basis pemasok banyak
Kontrak jangka pendek
dengan pemasok
Pemanufakturan
berstruktur departemen
Karyawan terspesialisasi
Jasa tersentralisasi
Keterlibatan karyawan
rendah
Gaya manajemen sebagai
pemberi perintah
Acceptable quality level
(AQL)
26. JIT (Pembelian)
Pembelian JIT adalah system pembelian barang
berdasar tarikan permintaan sehingga barang
yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat
jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah.
Berdasar system tarikan, barang yang diterma
dari pembelian segera digunakan untuk
memenuhi permintaan pembeli pada
perusahaan dagang atau segera digunakan
untuk memenuhi permintaan produksi pada
perusahaan manufaktur. Dengan demikian
barang tersebut tidak perlu disimpan di gudang
sehingga tercapai persediaan nol.
27. JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan
dengan aktifitas pembelian dengan cara :
Mengurangi jumlah pemasok
Bagi suatu perusahaan, pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi
waktu dan biaya bernegosiasi dengan para pemasok.
Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan
pemasok.
Pengurangan waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena:
Jumlah pemasok menjadi sangat sedikit
Kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT
Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan
Rencana pembelian yang matang adapat memberikan informasi kepada
para pemasok mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang.
Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang tidak bernilai tambah
Dilakukan dengan penyediaan container yang terpasang di pabrik.
Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu
Pemilihan pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan
mutu barang yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya untuk
pemeriksaan mutu.
28. JIT Produksi
Produksi JIT adalah system produksi berdasar tarikan
permintaan sehingga produk dapat diproduksi tepat waktu,
jumlah, dan bermutu tinggi dengan biaya rendah. Produksi
JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara
:
Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses
Mengurangi atau meniadakan “LEAD TIME” (waktu tunggu)
Mengurangi atau meniadakan “setup”
Menyederhanakan pengolahan produk
Manufacturing Cycle Efficience ( MCE )
Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah
telah dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap
tahap produksi, maka perlu dihitung efisiensi siklus
manufacturing (MCE).
29. ACTIVITY-BASED BUDGETING
Activity-based budgeting merupakan proses
penyusunan anggaran yang berfokus pada
improvement terhadap sistem yang digunakan
oleh organisasi agar dapat menghasilkan value
bagi pelanggan (Brimson dan Antos, 1999) dan
berfokus pada proses secara integral terhadap
suatu organisasi (McClenahen, 1995), serta
merupakan proses perencanaan dan
pengendalian aktivitas-aktivitas yang
diharapkan oleh organisasi agar mencapai
anggaran yang cost-effective dan memenuhi
workload sesuai dengan tujuan dan strategi
organisasi (Antos,1997).
30. PRINSIP-PRINSIP ACTIVITY-
BASED BUDGETING
Prinsip dasar Activity Based Budgeting
(ABB) sebagai berikut:
1. Activity based budgeting berfokus
pada pemahaman tentang aktivitas dan
hubungannya untuk mencapai tujuan
strategik.
2. Activity based budgeting berfokus ke
penciptaan nilai.
3. Activity based budgeting merupakan
proses yang mengarahkan seluruh
aktivitas perusahaan untuk menciptakan
nilai.
31. MINDSET YANG MELANDASI
ACTIVITY-BASED BUDGETING
Activity-based budgeting dilandisi oleh
lima mindset antara lain :
1. Customer Value Mindset
2. Continuous Improvement Mindset
3. Cross-functional Mindset
4. Employee Empowerment Mindset
5. Opportunity Mindset
32. KEUNGGULAN ACTIVITY-
BASED BUDGETING
Dibandingkan dengan traditional budgeting, activity-
based budgeting memiliki keunggulan sebagai berikut
ini:
1. Orientasi personel diarahkan ke pemenuhan
kebutuhan customers
2. Fokus penyusunan anggaran pada perencanaan
aktivitas, digunakan untuk menghasilkan value bagi
customers
3. Activity-based budgeting mendorong personel untuk
mengimplementasikan cara berpikir berbasis sistem
(system thinking)
4. Mencapai keunggulan dengan menghilangkan
pemborosan
5. Mencapai keunggulan dengan mengurangi beban
33. MENYUSUN ACTIVITY-BASED
BUDGETING
Tahap dalam menyusun Activity-based
budgeting meliputi :
1. Menganalisa Strategi
2. Menetapkan Planning Guidelines
3. Menerjemahkan Strategi ke
Aktivitas
4. Menentukan Beban Kerja dan
Proyek Interdepartemental
5. Menyusun Anggaran Final (Finalize
the Budget)