Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan sistem akuntansi berdasarkan struktur organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban seperti pusat biaya, pendapatan, dan laba. Dokumen tersebut juga membahas analisis biaya-volume-laba seperti break even point dan margin pengaman.
3. Menurut Hansen, Mowen (2005) Akuntansi pertanggungjawaban
adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh
setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka.
Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn
(2001) Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban
mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.
3
4. Dari definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan
mengenai akuntansi pertanggungjawaban
merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun
berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas
memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing tingkat manajemen.
4
5. Sistem akuntansi manajemen ada tiga jenis akuntansi
pertanggung jawaban:
1.Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
fungsional (functional based responsibility accounting)
2.Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas (activity based responsibility accounting), dan
3.Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
strategik (strategic based responsibility accounting).
5
6. 1. Bedasarkan Fungsi adalah menugaskan tanggungjawab
pada unit organisasional dan menyatakan ukuran kinerja
berdasarkan faktor keuangan.
2. Berdasarkan aktivitas adalah sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang dikembangkan bagi
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang terus
menerut menuntut perbaikan.
3. Berdasarkan strategi adalah langkah selanjutnya dalam
evolusi akuntansi pertanggung jawaban.
6
7. Dengan membandingkan biaya aktivitas
sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai
tambah, manajemen dapat menilai tingkat ketidak
efeisenan aktivitas dan menentukan potensi untuk
perbaikan. Untuk mengidentifikasi dan menghitung
biaya yang bernilai dan tidak bernilai, ukuran output
untuk tiap aktivitas harus didefinisikan.
7
8. Biaya bernilai tambah dapat dihitung dengan
mengalihkan kuantitas standar bernilai tambah
dengan standar harga (standard price (SP)).
Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai
perbedaan antara output sesungguhnya tingkat
aktivitas (activity quantity (AQ)) dan tingkat bernilai
tambah (SQ), dikalikan dengan biaya standar per
unit.
8
9. Rumus Biaya Bernilai Tambah
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah= (AQ – SQ) SP
Keterangan:
SQ = Tingkat output bernilai tambah suatu
aktivitas
SP = Harga standar per unit ukuran output
aktivitas
AQ = Kuantitas sesungguhnya yang digunakan
untuk sumber daya fleksibel atau kapasitas aktivitas9
11. Jawab:
Biaya bernilai tambah = SQ x SP
Biaya tak bernilai tambah = (AQ – SQ) SP
11
Aktivitas
Biaya
Bernilai
Tambah
Biaya Tak
Bernilai
Tambah
Biaya
Aktual
Pengelasan 400.000 80.000 480.000
Pengerjaan Ulang 0 90.000 90.000
Penyetelan 0 360.000 360.000
Pengawasan 0 60.000 60.000
Total 400.000 590.000 990.000
12. Balance Scorecard (BSC) adalah suatu sistem manajemen
strategik yang merupakan operasionalisasi dari akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategi. BSC
menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan
operasional ukuran kinerja untuk empat perspektif yang
berbeda:
1.Keuangan
2.Pelanggan
3.Proses Bisnis Internal
4.Pembelajaran dan Pertumbuhan
12
13. Tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat
pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-
operasi perusahaan di waktu yang akan datang.
13
14. Adapun manfaat akuntansi pertanggungjawaban adalah:
1.Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh
pimpinan yang berada di tempat terjadinya isu-isu yang
relevan.
2.Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa
lebih memfokuskan pada konsep pengendalian manajemen
yang lebih strategis.
3.Bagi pimpinan pusat pertanggungjawaban, pendelegasian
wewenang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi
dan kreativitasnya.
4.Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan
dengan karyawan.
14
15. Jenis-jenis Pusat Pertanggung jawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Center)
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
3. Pusat Laba (Profit Center)
4. Pusat Investasi (Investment Center)
15
17. Break Even Point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana
perusahaan tidak memperoleh laba ataupun tidak menderita
kerugian. Sehingga perusahaan dikatakan impas jika jumlah
pendapatan yang diperoleh sama besarnya dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan.
Titik impas ini dapat dihitung dengan menggunakan (1)
metode persamaan, (2) metode marjin kontribusi, dan (3)
metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan maupun
penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan
dalam transaksi bisnis.
17
18. Rumus persamaan laba operasi
Laba operasional = Pendapatan Penjualan – Biaya
ariabel – Biaya Tetap
Laba operasional = (Harga x Unit Terjual) – (Biaya
Variabel x Unit Terjual) - Biaya Tetap Total
18
19. Contoh kasus:
PT. Maju Mundur memproduksi mesin rumput, dengan
penjualan 1.000 unit seharga 400/unit dan biaya variabel
adalah 325 dengan biaya tetapnya adalah 45.000. Berapakah
titik impas persamaan laba operasinya?
19
20. Jawab:
Laporan Laba/Rugi
(Harga x Unit Terjual) – (Biaya Variabel x Unit Terjual) - Biaya Tetap Total
20
Penjualan (1.000unit x 400) 400.000 100,00 (rasio)
Dikurangi: Biaya Variabel (1.000unit x
325)
(325.000) 81,25
Marjin kontribusi 75.000 18,75
Dikurangi: Biaya Tetap (45.000)
Laba Operasi 30.000
24. Penjualan Dalam Unit Untuk Mencapai Target Laba
Contoh (lanjutan):
Jika target laba yang ditentukan Rp 60.000, maka dengan
menggunakan persamaan dasar titik impas kita hanya perlu
menambahkan target laba sebesar Rp 60.000 pada biaya
tetap sehingga didapatkan:
24
26. Titik Impas (BEP) dalam Nominal Penjualan
Contoh (lanjutan):
PT. Maju Mundur ingin mengetahui jumlah mesin rumput
yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan
15% (rasio) dari pendapatan penjualan. Jadi target laba
operasi adalah 15%. Berapa unit yang akan terjual?
26
28. 28
Area Laba
Pendapatan
325.000
600 Unit yang terjual
Biaya Tetap
Pendapatan Penjualan
Total Beban
Titik Impas
45.000 Area Rugi
Area Laba
Penyajian Secara Grafis Hubungan CVP
29. Analisis Multi Produk
Analisis multi produk memerlukan adanya asumsi terkait
dengan bauran penjualan (sales mix), yaitu kombinasi
berbagai produk yang dihasilkan/dijual perusahaan. Dengan
menentukan suatu bauran penjualan tertentu, analisis multi
produk dapat diubah ke dalam analisis produk tunggal.
Namun untuk analisis CVP kita harus menggunakan bauran
penjualan dalam unit. Perusahaan dapat menyelesaikan
masalah multiproduk dengan mengkonversinya menjadi
produk tunggal.
29
30. Contoh Kasus:
PT. Maju Mundur mempunyai biaya tetap total 96.250, ingin
memproduksi dua mesin rumput, yaitu mesin rumput
manual (A) sebanyak 1.200 unit dan mesin rumput
otomatis (B) sebanyak 800 unit, dengan biaya tetap
langsungnya adalah 30.000 untuk mesin rumput manual
(A) dan 40.000 untuk mesin rumput otomatis (B) dan
beban biaya tidak langsung sebesar 26.250, dengan
keterangan sebagai berikut:
30
31. 31
Keterangan:
Buatlah laporan laba rugi dan titik impas PT. Maju Mundur?
Keterangan
Mesin
Manual (A)
Mesin
Otomatis (B)
Per Paket
Harga Jual/unit 400 800
Biaya Variabel/unit 325 600
Marjin Kontribusi/unit 75 200
Bauran Penjualan 3 2
Marjin kontribusi/paket
= (3) x (4)
225 400 625
32. Jawab:
Laporan laba/rugi:
32
Keterangan
Mesin
Manual (A)
Mesin
Otomatis (B)
Total
Penjualan 480.000 640.000 1.120.000
Dikurangi: Biaya Variabel (390.000) (480.000) (870.000)
Marjin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Dikurangi: Biaya Tetap Lang. (30.000) (40.000) (70.000)
Marjin Segmen 60.000 120.000 180.000
Dikurangi: Biaya Tetap TL (26.250)
Laba Operasi 153.750
33. Titik Impas Persamaan:
PT. Maju Mundur harus menjual 462 mesin manual (3 x 154)
dan 308 mesin otomatis (2 x 154) untuk mencapai titik
impas.
33
34. Pembuktian Laporan Laba/Rugi:
34
Keterangan
Mesin
Manual (A)
Mesin
Otomatis (B)
Total
Penjualan:
462 x 400
308 x 800
184.800
246.400 431.200
Biaya variabel:
462 x 325
308 x 600
(150.150)
(184.800) (334.950)
Marjin kontribusi 34.650 61.600 96.250
Biaya tetap langsung (30.000) (40.000) (70.000)
Marjin Segmen 4.650 21.600 26.250
Biaya tetap TL (26.250)
Laba/Rugi 0
35. Margin Pengaman
Marjin pengaman adalah unit yang dijual atau diharapkan
akan terjual di atas titik impas/pendapatan yang dihasilkan
atau diharapkan akan dihasilkan di atas titik impas. Misalnya:
volume impas adalah 600 unit dan penjualan saat ini 1000
unit, maka marjin pengamannya 400 unit. Demikian pula jika
titik impasnya 240.000 dan pendapatan saat ini 400.000,
maka marjin pengamannya 160.000. Marjin pengaman juga
dapat dinyatakan dalam persentase, misalnya dari contoh
diatas 40% (400/1000).
35