3. LATAR BELAKANG
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
memiliki potensi besar dalam bentuk
lahan kering yang dapat digunakan
untuk pertanian dan penggunaan non-
pertanian. Data dari BPS NTB pada tahun
2002 menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah provinsi ini, yaitu sekitar
83,4% dari total luas wilayah sekitar
2.015.314 hektar, terdiri dari lahan kering
yang memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi lahan pertanian
yang produktif. Namun, hanya sebagian
kecil, kurang dari 30%, yang telah
dimanfaatkan untuk pertanian, dan
bahkan pemanfaatan yang telah
dilakukan belum optimal. Pemanfaatan
lahan ini menghadapi berbagai kendala,
termasuk kendala biofisik, sosial,
ekonomi, dan lainnya. Oleh karena itu,
diperlukan dukungan ilmu pengetahuan
yang tepat untuk mengembangkan
teknologi yang efisien, serta rekayasa
sosial, ekonomi, dan kelembagaan yang
sesuai dengan kondisi masyarakat yang
ada. Hal ini diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tani dan mengoptimalkan potensi
pertanian di provinsi NTB.
4. Apa saja macam-macam
kesesuaian lahan?
Apa saja upaya untuk meningkatkan
kualitas lahan di daerah Lombok
Tengah?
RUMUSAN MASALAH TUJUAN
Apa yang dimaksud
dengan kesesuaian lahan?
Apa yang dimaksud dengan
klasifikasi kemampuan
lahan?
Apa saja struktur
klasifikasi kesesuaian
lahan?
Mahasiswa mampu
mengetahui pengertian
kesesuaian lahan
Mahasiswa mampu memahami
klasifikasi kemampuan lahan
Mahasiswa mampu
mengetahui struktur klasifikasi
kesesuaian lahan
Mahasiswa mengatahui
macam-macam kesesuaiaan
lahan
Mahasiswa mampu mengetahui upaya
untuk meningkatkan kualitas lahan di
daerah Lombok Tengah
5. PEMBAHASAN
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan
suatu lahan untuk penggunaan tertentu,
termasuk jenis tanaman dan tingkat pengelolaan.
Ini adalah gambaran tingkat kecocokan sebidang
lahan untuk penggunaan tertentu. Kelas
kesesuaian dapat berbeda tergantung pada jenis
penggunaan lahan yang dipertimbangkan.
Penggunaan lahan juga mencerminkan aspek
sosial dan budaya, karena ini mencerminkan
aktivitas manusia atas lahan dan statusnya.
Kesesuaian lahan dapat dievaluasi baik untuk
kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual)
maupun kondisi setelah perbaikan dilakukan
(kesesuaian lahan potensial).
Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian
sistematis dan pengelompokan lahan ke dalam
kategori berdasarkan sifat-sifat yang
mempengaruhi potensi dan kendala
penggunaannya secara berkelanjutan.
Sementara itu, kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan suatu lahan untuk penggunaan
tertentu, dapat dievaluasi untuk kondisi saat ini
atau setelah perbaikan, dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti iklim,
tanah, topografi, hidrologi, dan drainase yang
sesuai untuk pertanian atau komoditas produktif
lainnya.
6. menunjukkan tingkatan
dalam sub-kelas
didasarkan pada
perbedaan-perbedaan
kecil yang berpengaruh
dalam pengelolaannya
ORDO
menunjukkan
keadaan
kesesuaian secara
umum.
CLASS
menunjukkan
tingkat kesesuaian
dalam ordo.
SATUAN UNIT
SUB-KLAS
menunjukkan
keadaan tingkatan
dalam kelas yang
didasarkan pada jenis
pembatas atau
macam perbaikan
yang diperlukan
dalam kelas.
PEMBAHASAN
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:
7. Beberapa jenis kesesuaian lahan lainnya, yaitu:
Kesesuaian lahan ekonomik,
kesesuaian lahan yang didasarkan
atas faktor-faktor fisik dan
pertimbangan ekonomi (biaya dan
keuntungan);
Kesesuaian lahan fisik, kesesuaian
lahan yang didasari atas faktor- faktor
fisik tanpa memerhatikan faktor
ekonomi;
Kesesuaian lahan kualitatif, kesesuaian
lahan yang didasarkan pada pemadanan
kriteria masing-masing kelas kesesuaian
lahan dengan sifat-sifat lahannya;
Kesesuaian lahan kuantitatif,
kesesuaian lahan yang didasarkan
atas angka-angka nilai masing-
masing karakteristik lahan.
PEMBAHASAN
8. PEMBAHASAN
Jagung adalah komoditas tanaman pangan penting yang biasanya ditanam pada
musim penghujan di lahan kering. Permintaan jagung di seluruh dunia terus
meningkat. Di Indonesia, impor jagung mencapai 1,2 juta ton pada tahun 2000
dan diperkirakan meningkat menjadi 2,2 juta ton pada tahun 2010.
Potensi pengembangan jagung di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup
besar, tetapi produktivitasnya masih rendah, yaitu sekitar 2,003 ton per hektar
dengan luas panen sekitar 31.459 hektar pada tahun 2002. Hal ini masih di
bawah rata-rata nasional yang mencapai 2,81 ton per hektar pada tahun yang
sama. Namun, penelitian telah menghasilkan varietas jagung bersari bebas dan
hibrida dengan potensi produksi tinggi, mencapai 6-8 ton per hektar.
Pengkajian dan penelitian dengan petani di NTB menunjukkan bahwa varietas
unggul yang dikembangkan dapat menghasilkan hingga 7 ton per hektar jagung
kering giling di Sambelia, Lombok Timur. Di tingkat petani, hasil mencapai sekitar
5-6 ton per hektar. Teknologi tanpa olah tanah dengan penggunaan jagung
hibrida C7 juga telah menghasilkan hasil yang baik, mencapai 6-7 ton per hektar
selama tahun 2000/2001, dengan petani mencapai sekitar 5,5 ton per hektar.
9. PEMBAHASAN
Secara umum, tanah di lahan kering NTB memiliki potensi besar untuk
pengembangan jagung, terutama tanah-tanah seperti alfisol, entisol, inceptisol,
dan vertisol. Namun, beberapa tantangan seperti curah hujan yang tidak
menentu, kekurangan unsur hara seperti nitrogen (N) dan fosfor (P), serta
masalah hama, penyakit, dan gulma perlu diperhatikan. Masalah pemasaran juga
menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan jagung di lahan kering.
Beberapa teknologi pengelolaan lahan kering berbasis jagung yang telah
berkembang mencakup penggunaan varietas unggul, benih yang berkualitas,
teknologi tanpa olah tanah dengan penggunaan herbisida ramah lingkungan,
pengaturan populasi tanaman, penggunaan pupuk yang didasarkan pada analisis
tanah dan jaringan tanaman, penggunaan pupuk organik saat penanaman,
pengendalian gulma yang tepat, pengendalian hama dan penyakit berdasarkan
konsep Perlindungan Hayati Terpadu (PHT), pengelolaan air yang tepat, dan
penanganan paska panen.
●
10. KESIMPULAN
1. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk
penggunaan tertentu, termasuk jenis tanaman dan tingkat pengelolaannya.
2. Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan yang
mengelompokkannya berdasarkan sifat-sifat yang memengaruhi potensi
dan hambatan dalam penggunaan yang lestari.
3. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan melibatkan empat tingkat, yaitu Ordo,
Klas, Sub-Klas, dan Satuan.
4. Selain itu, ada beberapa jenis kesesuaian lahan lainnya, seperti kesesuaian
lahan fisik, ekonomi, kualitatif, dan kuantitatif.
5. Potensi pengembangan jagung di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
cukup besar, tetapi produktivitasnya masih rendah. Beberapa teknologi
pengelolaan lahan kering berbasis jagung telah berkembang, termasuk
penggunaan varietas unggul, benih berkualitas tinggi, teknologi tanpa olah
tanah, pengaturan populasi tanaman, dan penggunaan pupuk yang tepat.