SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem pertanian yang efisien, berproduksi tinggi, dan berkelanjutan dapat dicapai antara
lain dengan memanfaatkan sumber daya lahan berdasarkan karakteristik, kemampuan, dan
kesesuaiannya. Lahan sebagai modal dasar dan faktor penentu utama dalam sistem produksi
pertanian perlu dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penataan sistem
pertanian dan penetapan komoditas unggulan pada setiap wilayah kabupaten perlu dilakukan agar
produksi yang dihasilkan tetap tinggi dan dapat bersaing di pasaran, baik lokal maupun
internasional. Konsep sistem pakar dapat digunakan dalam menata sistem pertanian dan
menetapkan komoditas unggulan. Hasil delineasi peta zona agroekologi wilayah Sulawesi Tengah
skala 1:250.000 didapatkan tujuh zona utama, empat sistem pertanian, dan beberapa jenis
tanaman alternatif. Komoditas unggulan juga telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah
kabupaten, yaitu kakao, jagung, bawang merah, sapi potong, serta perikanan laut.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menata sistem pertanian dan penetapan komoditas unggulan di sulawesi
tengah?
1.3 Tujuan
a. Membantu masyarakat dalam menata sistem pertanian dan penetapan komoditas unggulan
setidakya diwilayah mereka sendiri.
b. Lebih mengenalkan masyarakat mengenai agroteknologi.
1.4 Manfaat
a. Produksi pertanian yang dihasilkan tetap tinggi dan dapat bersaing di pasaran.
b. Masyarakat lebih mengetahui potensi-potensi alam dan manfaatnya bagi manusia itu
sendiri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggunaan Sistem Pakar
Sistem pakar berawal dari kemajuan teknologi komputer yang telah banyak berperan
dalam alih teknologi pertanian dan evaluasi lahan. Sistem pakar termasuk dalam bidang
kecerdasan buatan dan merupakan perkembangan baru dalam ilmu peranti lunak komputer
(Wareman dalam Amien 1997b). Keunggulan dari sistem pakar adalah dapat mengolah sistem
database, simulasi, dan sistem informasi geografis. Selain itu, sistem pakar dapat mengolah dan
mempertimbangkan data yang dalam banyak hal masih sulit diperoleh atau memiliki tingkat
kepercayaan yang tidak terlalu baik. Sistem ini antara lain dapat diaplikasikan dalam penentuan
waktu tanam serta penetapan rekomendasi pemupukan dan pengapuran (Amien 1986). Dengan
mengolah data yang tersedia menggunakan sistem pakar akan dapat ditetapkan suatu sistem
pertanian dan zona utama pada suatu wilayah. Penerapan sistem pakar dalam menetapkan
komoditas unggulan serta memilih sistem pertanian dan kesesuaian tanaman telah berkembang di
Indonesia dengan adanya kerja sama antara Puslitbangtanak dengan BPTP. Penetapan ZAE
utama, arahan penggunaan lahan, sistem pertanian, dan jenis komoditas yang akan
dikembangkan didasarkan pada informasi tentang kondisi biofisik lahan, iklim, sosial ekonomi,
dan budaya. Penetapan ZAE dan sistem pertanian mengacu pada data biofisik lahan (kelerengan,
elevasi, jenis tanah, dan drainase), iklim, dan persyaratan tumbuh tanaman. Agar kebenaran dan
akurasi hasil yang diperoleh dari penggunaan sistem pakar dapat dipertanggungjawabkan, maka
dilakukan verifikasi di lapangan dengan cara melakukan pengamatan langsung, terutama pada
daerah atau zona yang masih diragukan akurasi datanya.
2.2 Penetapan ZAE (Zona Agroekologi)
Luas daratan wilayah Propinsi Sulawesi Tengah adalah 6. 803. 300 ha. Berdasarkan
program tata ruang daerah telah ditetapkan dua fungsi utama penggunaan lahan di Sulawesi
Tengah, yaitu kawasan konservasi dan kawasan budi daya. Kawasan budi daya mencakup
2.166.171 ha atau 31,84% dari luas daerah dan kawasan konservasi 4.637.316 ha atau 68,16%
dari luas daerah (Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah 2000). Berdasarkan data Badan Pertanahan
Nasional (1989), wilayah Propinsi Sulawesi Tengah didominasi oleh lahan berlereng terjal.
Lahan dengan tingkat kemiringan > 40% mencapai 52,66% dan kemiringan antara 15–40%
sekitar 25,74% dari luas lahan yang ada. Ini berarti bahwa lahan datar hingga agak datar dengan
tingkat kelerengan 0–15% hanya 21,60% dari luas propinsi. Fagi et al. (1993) mengemukakan
bahwa dua pertiga dari luas lahan di Sulawesi Tengah berada pada tingkat kelerengan lebih dari
15%. Syafruddin et al. (1999a) melaporkan bahwa sekitar 58,14% dari luas lahan mempunyai
tingkat kemiringan lebih dari 60%, 13,67% dengan tingkat kemiringan 15–40%, dan hanya
28,19% yang berlereng kurang dari 15%. Dari sumber data tersebut di atas, bila dikaitkan dengan
penetapan tata ruang daerah, maka lahan yang tergolong datar hanya sekitar 21,61−28,19%. Ini
berarti terdapat lahan yang cukup luas dengan tingkat kelerengan lebih dari 15% yang
dimanfaatkan untuk kawasan budi daya. Kondisi ini dapat memacu kerusakan lahan bila
2
pengelolaannya kurang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan penggunaan lahan dan
penetapan komoditas unggulan dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah dalam upaya
menuju penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan dan kesesuaiannya. Delineasi ZAE
wilayah Propinsi Sulawesi Tengah berdasarkan metodologi penyusunan peta zona menghasilkan
tujuh zona utama, empat sistem pertanian, dan beberapa komoditas unggulan alternatif (Gambar
1) (Syafruddin et al. 1999a; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2000). Agar
lahan tidak mengalami kerusakan, maka pemanfaatannya harus sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahan, diikuti pemilihan komoditas berdasarkan zonazona yang ada dan penerapan
teknologi secara spesifik.
2.3 Penetaan Sistem Pertanian
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah sejak tahun 1997 telah melakukan
penataan sistem pertanian melalui pengkajian pemetaan zona agroekosistem wilayah.
Berdasarkan persyaratan dan parameter biofisik lahan, yang meliputi elevasi, suhu, kelembapan,
fisiografi, lereng, drainase, dan jenis tanah, telah ditetapkan penataan sistem pertanian dan
alternatif komoditas unggulan. Berdasarkan hasil delineasi peta ZAE, Syafruddin et al. (1999a)
mengemukakan bahwa di wilayah Sulawesi Tengah terdapat tujuh zona utama dengan penataan
sistem pertanian dan alternatif komoditasnya (Tabel 1). Sistem pertanian dan alternatif komoditas
berdasarkan ZAE (Syafruddin et al. 1999b) dapat dilihat pada Tabel 1. Zona I merupakan zona
untuk pengembangan tanaman kehutanan, yang meliputi meranti, damar, rotan, kemiri, kruing,
dan kapuk serta untuk konservasi. Pemanfaatan atau eksploitasi tanaman kehutanan tersebut
harus dilakukan dengan hati-hati dan terencana untuk mencegah malapetaka, seperti banjir pada
musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Rotan dan damar merupakan tanaman alami
hutan dan sebagai sumber devisa.
3
Gambar 1. Zona agroekologi dan sistem pertanian Propinsi Sulawesi Tengah.
BAB III
KESIMPULAN
4
DAFTAR PUSTAKA
5
DAFTAR PUSTAKA
5

More Related Content

Viewers also liked

VoIPcare qMetrix for Healthcare
VoIPcare qMetrix for HealthcareVoIPcare qMetrix for Healthcare
VoIPcare qMetrix for Healthcare
RobinMangold
 
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedroPlantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
Blanca Cañamero Vicente
 
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el AtléticoEsri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
evercom
 
Study habits of third year industrial design students
Study habits of third year industrial design studentsStudy habits of third year industrial design students
Study habits of third year industrial design students
Malen Cata
 
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
Comisión Colombiana de Juristas
 
Sin título 1
Sin título 1Sin título 1
Sin título 1
mejia741
 
Creative Comons Iceland
Creative Comons IcelandCreative Comons Iceland
Creative Comons Iceland
Mathias Klang
 
Matematicas didáctica en etapa escolar
Matematicas didáctica en etapa escolarMatematicas didáctica en etapa escolar
Matematicas didáctica en etapa escolar
Marta Montoro
 
Col vussc slide share
Col vussc slide shareCol vussc slide share
Col vussc slide share
jlesperance
 

Viewers also liked (20)

VoIPcare qMetrix for Healthcare
VoIPcare qMetrix for HealthcareVoIPcare qMetrix for Healthcare
VoIPcare qMetrix for Healthcare
 
EWMA 2014-EP390 EVALUATION OF LOCAL EFFECTS OF PHYSICAL METHODS ON BURN WOUNDS
EWMA 2014-EP390 EVALUATION OF LOCAL EFFECTS OF PHYSICAL METHODS ON BURN WOUNDSEWMA 2014-EP390 EVALUATION OF LOCAL EFFECTS OF PHYSICAL METHODS ON BURN WOUNDS
EWMA 2014-EP390 EVALUATION OF LOCAL EFFECTS OF PHYSICAL METHODS ON BURN WOUNDS
 
San phamhocsinh
San phamhocsinhSan phamhocsinh
San phamhocsinh
 
power banks
power bankspower banks
power banks
 
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedroPlantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
Plantilla presentacio´n piiecyl2014 ies fray pedro
 
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el AtléticoEsri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
Esri crea la “GeoPorra” de la ‘Champions’ entre el Real Madrid y el Atlético
 
Farisha exports
Farisha exportsFarisha exports
Farisha exports
 
Study habits of third year industrial design students
Study habits of third year industrial design studentsStudy habits of third year industrial design students
Study habits of third year industrial design students
 
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
Recomendaciones sobre Seguridad y Derechos Humanos en el conflicto armado col...
 
Campañas avanzadas google adwords
Campañas avanzadas google adwordsCampañas avanzadas google adwords
Campañas avanzadas google adwords
 
Objetivos del debate............
Objetivos del debate............Objetivos del debate............
Objetivos del debate............
 
Sin título 1
Sin título 1Sin título 1
Sin título 1
 
Preguntas Gerencia de Riesgos
Preguntas Gerencia de RiesgosPreguntas Gerencia de Riesgos
Preguntas Gerencia de Riesgos
 
Creative Comons Iceland
Creative Comons IcelandCreative Comons Iceland
Creative Comons Iceland
 
Columna
ColumnaColumna
Columna
 
Matematicas didáctica en etapa escolar
Matematicas didáctica en etapa escolarMatematicas didáctica en etapa escolar
Matematicas didáctica en etapa escolar
 
Camping y Caravaning. Acciones y resultados plan de presencia e identidad en ...
Camping y Caravaning. Acciones y resultados plan de presencia e identidad en ...Camping y Caravaning. Acciones y resultados plan de presencia e identidad en ...
Camping y Caravaning. Acciones y resultados plan de presencia e identidad en ...
 
Resultado
ResultadoResultado
Resultado
 
Col vussc slide share
Col vussc slide shareCol vussc slide share
Col vussc slide share
 
Nuestros personajes fantásticos
Nuestros personajes fantásticosNuestros personajes fantásticos
Nuestros personajes fantásticos
 

Similar to Isi

Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
NurdinUng
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
pdatarawa
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
Repository Ipb
 
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
gilangwira1
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Purwandaru Widyasunu
 
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptxKEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
yuzi9
 

Similar to Isi (20)

Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Paper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijenPaper kesesuaian lahan mijen
Paper kesesuaian lahan mijen
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
 
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
Evaluasi kesesuaian-lahan-untuk-pengembangan-pisang-di-kabupaten-boalemo-2 se...
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Land suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_deLand suitability assessment_for_maize_de
Land suitability assessment_for_maize_de
 
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA S...
 
Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018Rdhp upbs jagung 2018
Rdhp upbs jagung 2018
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
PENDEKATAN DAN SUMBER DATA GEOGRAFI PERTANIAN.pptx
PENDEKATAN DAN SUMBER DATA  GEOGRAFI PERTANIAN.pptxPENDEKATAN DAN SUMBER DATA  GEOGRAFI PERTANIAN.pptx
PENDEKATAN DAN SUMBER DATA GEOGRAFI PERTANIAN.pptx
 
Djaenudin et al, (2011)
Djaenudin et al, (2011)Djaenudin et al, (2011)
Djaenudin et al, (2011)
 
Rktm kp karang agung
Rktm kp karang agungRktm kp karang agung
Rktm kp karang agung
 
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptxKEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JAGUNG DI KABUPATEN TANAH DATAR.pptx
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Isi

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pertanian yang efisien, berproduksi tinggi, dan berkelanjutan dapat dicapai antara lain dengan memanfaatkan sumber daya lahan berdasarkan karakteristik, kemampuan, dan kesesuaiannya. Lahan sebagai modal dasar dan faktor penentu utama dalam sistem produksi pertanian perlu dijaga agar tidak mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penataan sistem pertanian dan penetapan komoditas unggulan pada setiap wilayah kabupaten perlu dilakukan agar produksi yang dihasilkan tetap tinggi dan dapat bersaing di pasaran, baik lokal maupun internasional. Konsep sistem pakar dapat digunakan dalam menata sistem pertanian dan menetapkan komoditas unggulan. Hasil delineasi peta zona agroekologi wilayah Sulawesi Tengah skala 1:250.000 didapatkan tujuh zona utama, empat sistem pertanian, dan beberapa jenis tanaman alternatif. Komoditas unggulan juga telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah kabupaten, yaitu kakao, jagung, bawang merah, sapi potong, serta perikanan laut. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana menata sistem pertanian dan penetapan komoditas unggulan di sulawesi tengah? 1.3 Tujuan a. Membantu masyarakat dalam menata sistem pertanian dan penetapan komoditas unggulan setidakya diwilayah mereka sendiri. b. Lebih mengenalkan masyarakat mengenai agroteknologi. 1.4 Manfaat a. Produksi pertanian yang dihasilkan tetap tinggi dan dapat bersaing di pasaran. b. Masyarakat lebih mengetahui potensi-potensi alam dan manfaatnya bagi manusia itu sendiri. 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penggunaan Sistem Pakar Sistem pakar berawal dari kemajuan teknologi komputer yang telah banyak berperan dalam alih teknologi pertanian dan evaluasi lahan. Sistem pakar termasuk dalam bidang kecerdasan buatan dan merupakan perkembangan baru dalam ilmu peranti lunak komputer (Wareman dalam Amien 1997b). Keunggulan dari sistem pakar adalah dapat mengolah sistem database, simulasi, dan sistem informasi geografis. Selain itu, sistem pakar dapat mengolah dan mempertimbangkan data yang dalam banyak hal masih sulit diperoleh atau memiliki tingkat kepercayaan yang tidak terlalu baik. Sistem ini antara lain dapat diaplikasikan dalam penentuan waktu tanam serta penetapan rekomendasi pemupukan dan pengapuran (Amien 1986). Dengan mengolah data yang tersedia menggunakan sistem pakar akan dapat ditetapkan suatu sistem pertanian dan zona utama pada suatu wilayah. Penerapan sistem pakar dalam menetapkan komoditas unggulan serta memilih sistem pertanian dan kesesuaian tanaman telah berkembang di Indonesia dengan adanya kerja sama antara Puslitbangtanak dengan BPTP. Penetapan ZAE utama, arahan penggunaan lahan, sistem pertanian, dan jenis komoditas yang akan dikembangkan didasarkan pada informasi tentang kondisi biofisik lahan, iklim, sosial ekonomi, dan budaya. Penetapan ZAE dan sistem pertanian mengacu pada data biofisik lahan (kelerengan, elevasi, jenis tanah, dan drainase), iklim, dan persyaratan tumbuh tanaman. Agar kebenaran dan akurasi hasil yang diperoleh dari penggunaan sistem pakar dapat dipertanggungjawabkan, maka dilakukan verifikasi di lapangan dengan cara melakukan pengamatan langsung, terutama pada daerah atau zona yang masih diragukan akurasi datanya. 2.2 Penetapan ZAE (Zona Agroekologi) Luas daratan wilayah Propinsi Sulawesi Tengah adalah 6. 803. 300 ha. Berdasarkan program tata ruang daerah telah ditetapkan dua fungsi utama penggunaan lahan di Sulawesi Tengah, yaitu kawasan konservasi dan kawasan budi daya. Kawasan budi daya mencakup 2.166.171 ha atau 31,84% dari luas daerah dan kawasan konservasi 4.637.316 ha atau 68,16% dari luas daerah (Bappeda Propinsi Sulawesi Tengah 2000). Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (1989), wilayah Propinsi Sulawesi Tengah didominasi oleh lahan berlereng terjal. Lahan dengan tingkat kemiringan > 40% mencapai 52,66% dan kemiringan antara 15–40% sekitar 25,74% dari luas lahan yang ada. Ini berarti bahwa lahan datar hingga agak datar dengan tingkat kelerengan 0–15% hanya 21,60% dari luas propinsi. Fagi et al. (1993) mengemukakan bahwa dua pertiga dari luas lahan di Sulawesi Tengah berada pada tingkat kelerengan lebih dari 15%. Syafruddin et al. (1999a) melaporkan bahwa sekitar 58,14% dari luas lahan mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 60%, 13,67% dengan tingkat kemiringan 15–40%, dan hanya 28,19% yang berlereng kurang dari 15%. Dari sumber data tersebut di atas, bila dikaitkan dengan penetapan tata ruang daerah, maka lahan yang tergolong datar hanya sekitar 21,61−28,19%. Ini berarti terdapat lahan yang cukup luas dengan tingkat kelerengan lebih dari 15% yang dimanfaatkan untuk kawasan budi daya. Kondisi ini dapat memacu kerusakan lahan bila 2
  • 3. pengelolaannya kurang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan penggunaan lahan dan penetapan komoditas unggulan dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah dalam upaya menuju penggunaan lahan berdasarkan kelas kemampuan dan kesesuaiannya. Delineasi ZAE wilayah Propinsi Sulawesi Tengah berdasarkan metodologi penyusunan peta zona menghasilkan tujuh zona utama, empat sistem pertanian, dan beberapa komoditas unggulan alternatif (Gambar 1) (Syafruddin et al. 1999a; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2000). Agar lahan tidak mengalami kerusakan, maka pemanfaatannya harus sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan, diikuti pemilihan komoditas berdasarkan zonazona yang ada dan penerapan teknologi secara spesifik. 2.3 Penetaan Sistem Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah sejak tahun 1997 telah melakukan penataan sistem pertanian melalui pengkajian pemetaan zona agroekosistem wilayah. Berdasarkan persyaratan dan parameter biofisik lahan, yang meliputi elevasi, suhu, kelembapan, fisiografi, lereng, drainase, dan jenis tanah, telah ditetapkan penataan sistem pertanian dan alternatif komoditas unggulan. Berdasarkan hasil delineasi peta ZAE, Syafruddin et al. (1999a) mengemukakan bahwa di wilayah Sulawesi Tengah terdapat tujuh zona utama dengan penataan sistem pertanian dan alternatif komoditasnya (Tabel 1). Sistem pertanian dan alternatif komoditas berdasarkan ZAE (Syafruddin et al. 1999b) dapat dilihat pada Tabel 1. Zona I merupakan zona untuk pengembangan tanaman kehutanan, yang meliputi meranti, damar, rotan, kemiri, kruing, dan kapuk serta untuk konservasi. Pemanfaatan atau eksploitasi tanaman kehutanan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati dan terencana untuk mencegah malapetaka, seperti banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Rotan dan damar merupakan tanaman alami hutan dan sebagai sumber devisa. 3
  • 4. Gambar 1. Zona agroekologi dan sistem pertanian Propinsi Sulawesi Tengah. BAB III KESIMPULAN 4