Pemetaan wilayah komoditas pertanian di Kecamatan Kwanyar meliputi identifikasi komoditas unggulan seperti buah, sayuran dan perkebunan. Hasilnya menunjukkan komoditas-komoditas tersebut memiliki prospek pengembangan melalui peningkatan pemasaran, peremajaan tanaman, perluasan lahan dan produk olahan. Metodologinya terdiri dari pengkajian lingkup studi, pengumpulan data, dan adaptasi sosial.
1. DOSEN :MAKRUF WICAKSONO,SST,MP
DISUSUN OLEH :
SILVANI WIDYA
NIM :01.01.19.031
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
TA. 2019/2020
PEMETAAN WILAYAH KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN KWANYAR
KABUPATEN BANGKALAN
3. Kawasan pedesaan adalah kawasan yang memiliki ciri utama, yaitu kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang dominan. Meskipun jumlah
penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan
pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang
menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan
Tujuan dari Pemetaan wilayahan Komoditas pertanian wilayah kecamatan kwanyar, secara umum adalah untuk menyiapkan kawasan sentra pertanian
yang memiliki daya saing dan competitive advantages tinggi melalui pengembangan sejumlah komoditi unggulan.
Metodologi penelitian Terdapat 3 pendekatan dalam kegiatan utama Pemetaan Wilayah Komoditas pertanian di Kecamatan kwanyar, meliputi :
Pengkajian lingkup studi.
Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan.
Adaptasi sosial
Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Kwanyar, dimana komoditas tanaman buah, sayuran dan perkebunan
memiliki prospek pengembangan sebagai komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran, peremajaan
tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan.
Kata Konci. Pemetaan, Komoditas Unggulan, Pedesaan.
4. PENDAHULUAN
latar belakang
yang terkait dengan pengembangan sektor pertanian. Upaya pengembangan sektor
Kawasan pedesaan adalah kawasan yang memiliki ciri utama, yaitu kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang dominan. Meskipun jumlah
penduduk di perdesaan semakin menurun akibat proses urbanisasi, namun masih sebagian terbesar penduduk di Indonesia ini berada di kawasan
pedesaan. Oleh karena itu penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan pertanian menjadi sangat strategis karena terkait dengan penduduk yang
menggeluti sektor ini dan berada di kawasan pedesaan.
Pendekatan pengembangan
kawasan pedesaan beserta dengan pengembangan kegiatan pertanian baru akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang lebih khusus melalui
pendekatan
pertanian dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat produktivitas masing- masing komoditi yang ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar potensi dan daya saing pengembangan masing-masing komoditi. Potensi dan daya saing dapat diprediksi dan diukur
melalui distribusi luasan serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas.
Secara geografis, tiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda yang ditentukan oleh proses pembentukannya. Karakteristik tersebut menjadikan
tiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda dilihat dari potensi, keanekaragaman sumberdaya dan kemampuan lingkungan. Untuk dapat
5. mengetahui keanekaragaman tingkat kemampuan lingkungan dan potensi yang dimiliki ditiap wilayah pedesaan, memerlukan upaya
pemetaan wilayah yang meliputi kegiatan identifikasi, inventarisasi dan survey. Upaya tersebut diperlukan untuk mengukur distribusi luasan
serta tingkat produktivitas masing-masing komoditas.
Kegiatan pemetaan terhadap komoditi di sektor pertanian ini akan mampu mengestimasi seberapa besar potensi pengembangan komoditi
yang unggulan ditiap wilayah. Potensi pengembangan komoditi yang telah diketahui nantinya akan menjadi majory force dalam mengurangi
disparitas wilayah yang terjadi antara wilayah pedesaan dan perkotaan.
Melalui pemetaan terhadap potensi pengembangan komoditas pertanian dan kemampuan lingkungan, diharapkan akan tercipta keselarasan
antara kemampuan daya dukung (carrying capacity) lingkungan dengan besaran upaya pengembangan sektor pertanian yang akan
dilakukan sehingga terwujud pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berwawasan lingkungan.
Metodologi dan Ruang Lingkup
Terdapat sejumlah metode dan analisa yang digunakan dalam Pemetaan Perwilayahan Komoditas Pertanian di Kecamatan kwanyar, meliputi
:
Kegiatan Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan
Tahap paling awal yang dilakukan dalam menyusun dalam menyususn Pemetaaan wilayah Komoditas pertanian di wilayah perencanaan
adalah melakukan identifikasi komoditas ungulan, termasuk pula di dalamnya mengidentifikasi jumlah penanaman dan potensi lahan yang
dimiliki oleh wilayah tersebut.
Beberapa teknik yang bisa dipergunakan dalammelakukan identifikasi komoditas ungulan, antara lain:
Survey lapangan
Pengamatan (observasi)
Studi data sekunder
Transek
Metode trans-sek dilakukan dengan cara membandingkan kondisi seluruh wilayah perencanaan didasarkan pada letak topografi, jenis
tanaman, kesuburan lahan, potensi dan sebagainya (lihat contoh)
6. Penggunaan lahan Permukiman ladang Pertanian Kebun &
kandang
Sumber mata
air
Hutan lindung Pertanian Permukiman
Status tanah Milik Milik desa Milik Milik desa Milik
Perhutani
Milik
Perhutani
Milik Milik
Kesuburan
tanah
Sedang Kering Subur Kering Subur Sedang Subur Kering
Permasalahan Kumuh Tidak
produktif
Sering
tergenang
Sering
longsor
Debit air
turun
Lahan sangat
sempit
Pembagian
air tdk rata
Sulit air
Potensi Ada bak air Ada air Ada air Ada air tanah
datar
Gambar 3.2 Kegiatan Identifikasi Melalui Metode Transek
Survey, Pengamatan Dan Transek Di Wilayah Perencanaan
Hasil survey, pengamatan dan transek yang telah dilakukan menunjukkan, wilayah pedesaan di
7. Kecamatan Kwanyar, memiliki perbedaan terkait dengan distribusi sejumlah komoditi tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura dan lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor, yaitu :
Iklim makro, meliputi, kondisi curah hujan dan tanah.
Kondisi curah hujan (terkait dengan banyaknya bulan basah dan kering) di tiap wilayah akan mempengaruhi terhadap pemilihan komoditas tanaman yang akan dibudidyakan. Untuk wilayah dengan jumlah bulan
basah besar, umumnya berkorelasi dengan keanekaragaman tanaman yang ada.
Kondisi tanah yang ada di tiap wilayah
akan menentukan penyediaan media tumbuh yang baik bagi tanaman. Hal ini tergantung pada jenis, dan sifat tanah. Tiap jenis tanah memiliki sifat fisik, kimia dan biologi yang berbeda, sehingga jenis tanah juga
mempengaruhi terhadap permilihan komoditas tanaman.
Budaya dan kebiasaan
Budaya dan kebiasaan akan mempengaruhi terhadap pemilihan komoditas tanaman. Masyarakat yang terbiasa melakukan budidaya tanaman jagung akan sulit dirubah untuk mau menaman
jagung tongkol ganda, meski hasil yang didapat lebih baik.
Fakor – faktor tersebut, nantinya pada tiap wilayah kecamatan dikumpulkan serta dalam penyusunan block plan akan menjadi salah input penting.
Kegiatan Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan
Seluruh hasil identifikasi potensi; komoditas unggulan yang dihasilkan selanjutnya dijadikan salah satu input dalam Pemetaan Perwilayahan Komoditas. Input selanjutnya yang perlu dilakukan adalah
menginventarisasi kondisi dan jenis lahan yang selanjutnya dievaluasi dengan hasil identifikasi komoditas unggulan yang diperoleh.
Untuk menentukan komoditas yang sesuai dikembangkan pada suatu wilayah dilihat dari sisi kondisi agro- ekologis dipergunakan metode analisis kesesuaian lahan. Analisis kesesuaian lahan adalah analisis
mengenai tingkat kesesuaian sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu dengan memperhatikan pengelolaan khas yang diperlukan agar diperoleh hubungan yang lebih baik atau menguntungkan
antara manfaat (hasil) dan masukan (investasi) yang diperlukan, baik atas dasar pengalaman maupun antisipasi. Jadi istilah kesesuaian lahan berkonotasi ekonomi dan lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
8. HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum, wilayah Kecamatan Kwanyar, memiliki 3 jenis tanah, yaitu :
Tanah jenis Grumosol
Tanah jenis Mediteran
Tanah jenis Hidromorf
Tanah jenis Alluvial
Luasan distribusi masing-masing jenis tanah di tiap desa wilayah kecamatan, nantinya berpengaruh terhadap
distribusi
jenis komoditas tanaman yang di budidayakan.
Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi menjadi 3 zonasi. Zonasi ini
dilakukan untuk mempermudah penyusunan block plan di tiap wilayah perencanaan. Detail hasil inventarisasi
jenis tanah yang ada di tiap wilayah perencanaan sebagai berikut :
9. 5.1 Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan
Salah satu bagian dalam upaya pemetaan komoditas unggulan di tiga wilayah pengembangan,
kegiatan inventarisasi jenis dan kesesuain lahan
perlu dilakukan. Hal ini akan terkait dengan upaya pengembangan komoditas ke depan. Untuk melihat prospek pengembangan sejumlah komoditas yang ada,
digunakan pendekatan melalui kajian terhadap kesesuain lahan. Kesesuaian lahan sendiri merupakan kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tipe penggunaan
lahan (jenis tanaman dan tingkat pengelolaan) tertentu.
Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana fakto-faktor tersebut mempengaruhi potensi
penggunaannya. Termasuk didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang. Faktor-faktor sosial dan ekonomi secara murni
tidak termasuk dalam konsep lahan ini.
Kesesuain lahan yang digunakan dalam kajian ini meliputi kesesuaian lahan aktual dan kesesuain lahan potensial. Kesesuain lahan aktual (current suitability),
merupakan kesesuain lahan saat ini dalam keadan alami tanpa mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada. Untuk menentukan kelas kesesuaian lahan aktual, mula-mula dilakukan penilaian terhadap masing- masing kualitas
lahan berdasar atas karakteristik lahan terjelek, selanjutnya
kelas kesesuain lahan ditentukan berdasar atas kualitas lahan terjelek.
Hasil dari penilaian terhadap kesesuaian lahan aktual selanjutnya dibandingkan dengan kesuaian lahan potensial. Kesesuain lahan potensial adalah kesesuain lahan
yang akan dicapai setelah usaha-usaha perbaikan lahan. Kesesuaian lahan potensial merupakan kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan (input) sesuai
dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta produksi per satuan luasnya. Kajian terhadap
masing-masing komoditas di tiga wilayah pengembangan sebagai berikut :
Tanaman Pangan
5,2 Tanaman Padi
Tanaman padi memerlukan lahan atau tanah yang tergenang pada masa pertumbuhan vegetatif. Kondisi ini sangat memungkinkan jika penanaman padi dilakukan
pada lahan sawah yang memiliki kemampuan untuk menampung air (kedap) lebih lama. Tekstur tanah yang sesuai untuk tanaman padi ini berupa tanah yang
memiliki porositas tanah kecil dan halus. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman padi di 3 wilayah pengembangan, dengan pengelolaan tingkat sedang,
sebagai berikut :
10. B. Tanaman Padi Ladang
Tanaman padi ladang, biasanya ditanam pada lahan perladangan dan ditanam
ketika musim hujan akan berakhir. Kebutuhan padi ladang akan air lebih sedikit jika
dibandingkan dengan
kebutuhan padi sawah. Padi ladang memiliki kebutuhan air yang lebih pendek
pada masa vegetatif. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman padi ladang
dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :
11. Lokasi sampel : Desa Dlemer
C.Tanaman Jagung
Tanaman jagung merupakan tanaman jenis C-4 yang memiliki efisiensi tinggi
terhadap penggunaan cahaya matahari. Umumnya jagung ditanam di lahan
perladangan dan 75% di lahan kering. Permasalahan utama dalam
budidaya jagung di wilayah pengembangan adalah cara tanam yang tidak teratur
dengan populasi tanaman per hektar belum optimal. Penilaian kesesuaian lahan
untuk pertanaman jagung dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :
12. Tanaman Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah tergolong dalam jenis kacang-kacangan. Kacang tanah
memiliki bintil akar yang mampu menghasilkan nitrogen. Kemampuan kacang
tanah dalam menghasilkan nitrogen (nitrit, nitrat) membuat dalam pola tanam
sering di tumpangsarikan dengan jenis tanaman lainnya seperti jagung dan
pohon. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan. Penilaian kesesuaian
lahan untuk pertanaman kacang tanah dengan pengelolaan tingkat sedang,
sebagai berikut
13. Tanaman Ketela Pohon
Tanaman ketela pohon memiliki kemampuan adapatasi dan tumbuh yang baik.
Ketela pohon dapat dijumpai hampir disemua jenis tanah. Ketela pohon
merupakan tanaman yang tidak rakus terhadap unsur hara dan mampu tumbuh
pada kondisi air yang minim. Umumnya banyak di tanam di lahan perladangan.
Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman ketela pohon dengan pengelolaan
tingkat sedang, sebagai berikut
14. Tanaman Hortikultura
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor andalan yang diharapkan mampu berperan serta dalam era
globalisasi. Hal ini disebabkan karena komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan potensi ekspor yang masih dapat dimanfaatkan secara optimal. .
Kajian terhadap kesesuaian lahan bagi pengembangan tanaman hortikultura adalah sebagai berikut :
Buah
Tanaman buah umumnya yang dijumpai bukan pada satu areal tanam (perkebunan), melainkan tersebar pada
lahan pekarangan. Fungsi beberapa tanaman buah-buahan tersebut utamanya sebagai tanaman pelindung,
sebagai tanaman produksi.
Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman buah-buahan pada dasarnya sama, yang membedakan utamanya
menyangkut kebutuhan hara. Untuk lingkungan makro tanaman buah-buahan hampir semuanya sama. Oleh
karena itu kriteria yang disusun dibuat sama serta evaluasi lesesuaian lahan yang disusun masih pada tingkat
kesesuaian potensial.
Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman buah-buahan, dengan pengelolaan tingkat sedang, sebagai
Tabel 5.20 Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Pertanaman Buah buahan Dengan Pengelolaan Tingkat Sedang
Kecamatan Kwanyar
15. No Kualitas dan Karakteristik
Lahan
Simbol Nilai Data Kelas Kesesuaian
Aktual
Kelas Kesesuaian
Potensial
1 Kedalaman efektif s > 75 cm S2 S2
2 Kelas besar butir pada zone
perakaran (0-30 cm)
s Berliat, berdebu halus,
dan kasar,berlempung
halus
S2 S3
3 Batu-batu dipermukaan
tanah
s < 50% S2 S2
4 Kesuburan tanah n sedang S2 S1
5 Reaksi tanah lapisan
atas (0-30 cm)
a pH 7,3 S2 S1
6 Toksisitas e
a. Kejenuhan Al -
b. Kedalaman Pirit -
7 Lereng dan keadaan
permukaan tanah
t 5 - 7 S1 S1
8 Ketinggian tempat h 8 S1 S1
9 Erodibilitas tanah e Sangat rendah S2 S2
10 Zone agroklimat (Oldeman) r D4 S2 S2
11 Kelas draenase d Agak cepat S2 S2
12 Banjir dan genangan
musiman
f Tanpa S1 S1
16. Hasil penilaian kesesuaian lahan yang dilakukan menunjukkan kelas kesesuain lahan aktual di 3
wilayah pengembangan, berupa kelas S2 : cukup sesuai (moderately suitable). Lahan mempunyai
pembatas yang besar untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.
Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang
diberikan.
Pembatas yang diidentifikasi berupa butiran pada zone perakaran dan batu pada permukaan tanah.
Drainase di wilayah pengembangan Kecamatan termasuk dalam kondisi agak baik. Tanah dengan
drainase agak baik memiliki peredaran udara baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,
coklat atau kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah. Perbaikan terhadap drainase
lahan dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pengolahan tanah..
Kelas kesesuain tersebut masih
dapat diperbaiki melalui sejumlah perbaikan sehingga kelas kesesuain naik satu tingkat. (kesesuaian
potensial). Perbaikan yang bisa dilakukan terdapat pada komponen media perakaran, retensi hara
dan hara tersedia. Media perakaran dapat diperbaiki melalui perbaikan teknik pengolahan tanah.
Untuk retensi hara dan hara tersedia yang meliputi kapasitas tukar katon dan unsur hara
tersedia, upaya
17. perbaikan kondisi lahan melalui pemupukan.
Kondisi tersebut bukan berarti di
3 wilayah pengembangan tidak dapat dikembangkan untuk tanaman buah- buahan.
Tanaman buah-buahan yang dapat dikembangkan berupa tanaman manggga,
nangka, belimbing, jambu biji dan belimbing. Namun produksi tanaman tersebut
nantinya akan optimal, jika terdapat upaya perbaikan, meliputi pemupukan,
kedalaman penananan dan lainnya yang menjadi faktor penghambat.
Sayuran
Terdapat sejumlah tanaman sayuran yang dapat diidentifikasi di tiga wilayah
perencanaan yang ditanam secara luas dan terdata, meliputi ketimun dan kacang
panjang. Penilaian kesesuaian lahan untuk pertanaman sayuran dengan pengelolaan
tingkat sedang, sebagai berikut :
a. Ketimun
Ketimun, bersifat merambat dan menjalar. Buahnya dikonsumsi mentah dan
dipetik sebelum masak. Nilai gizi timun tidak tinggi, namun merupakan sayuran
yang banyak disukai. Pada saat buah belum masak kulitnya berduri. Penilaian
kesesuaian lahan untuk pertanaman ketimun dengan pengelolaan tingkat sedang,
sebagai berikut :
18. w Ketersediaan air
Bulan kering 5 - 6 S1 S1
Curah hujan tahunan 1.535 mm S1 S1
r Media perakaran
Drainase tanah Sedang S2 S2
Tekstur tanah Agak halus S1 S1
Kedalaman efektif 45 cm S2 S2
f Retensi hara
KTK 13 me/100 gr S2 S2
pH 7.3 S2 S2
n Hara tersedia
P2O5 7.8 ppm S1 S1
K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1
N total 0.07 S1 S1
C/N 9 % -
m Potensi mekanisasi
Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2
Batu permukaan 0 % S1 S1
e Bahaya erosi
Ada / tidak Tidak S1 S1
Kelas kesesuaian lahan S2 (rfnm) S2 (rfm)
Simbol Kualitas dan Karakteristik
Lahan
tRejim suhu
Nilai Data Kelas Kesesuaian
Aktual
Kelas Kesesuaian Potensial
19. a. Kacang Panjang
Tanaman kacang panjang tergolong dalam
faimili Leguminosae. Tumbuh merambat dan
memiliki perakaran yang berkembang dengan
intensif. Sentra penyebaran kacang panjang hasil
identifiksi dan pendataan, terdapat di Kecamatan
Kwanyar dan Tragah. Penilaian kesesuaian lahan
untuk pertanaman kacang panjang dengan
pengelolaan tingkat sedang, sebagai berikut :
20. w Ketersediaan air
Bulan kering 5 - 6 S1 S1
Curah hujan tahunan 1.535 mm S2 S2
r Media perakaran
Drainase tanah Sedang S2 S2
Tekstur tanah Agak halus S2 S2
Kedalaman efektif 45 cm S2 S2
f Retensi hara
KTK 13 me/100 gr S2 S2
pH 7.3 S2 S2
n Hara tersedia
P2O5 7.7 ppm S2 S1
K2O (NH4)OAC 12 mg/100 gr S2 S1
N total 0.08 S1 S1
C/N 1 % -
m Potensi mekanisasi
Kemiringan lahan 5 – 7 % S2 S2
Batu permukaan 0 % S1 S1
e Bahaya erosi
Ada / tidak Tidak S1 S1
Kelas kesesuaian lahan S2 (rfmn) S2 (rfm)
Simbol Kualitas dan Karakteristik
Lahan
21. KESIMPULAN
Hasil kegiatan pemetaan perwilayahan komoditas unggulan di Kecamatan Kwanyar
dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
Komoditas tanaman pangan, memiliki kesesuaian lahan dan kelayakan usaha yang baik, di
semua wilayah pengembangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah berupa masalah tingkat
kandungan bahan organik, ketersediaan hara dan ketersediaan air.
Komoditas tanaman buah, sayuran dan perkebunan memiliki prospek pengembangan
komoditas unggulan, melalui perbaikan sejumlah aspek utamanya masalah pemasaran,
peremajaan tanaman, perluasan areal tanam dan diversifikasi produk olahan.
Prioritas pengembangan bagi tiap wilayah pengembangan berdasarkan hasil
kajian,sebagai berikut :
o Kwanyar, urutan prioritas komoditas pengembangan, yaitu : komoditas tanaman
pangan, sayuran, buah, perkebunan.