SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Hutan-hutan banyak ditebangi baik yang dikonversi
maupun terkonversi menjadi areal pertanian tanaman
pangan, padang rumput, perkebunan, atau daerah
pemukiman.
Pertambahan lahan terdegradasi di Indonesia semakin
meningkat, hal ini ditandai dengan jumlah luas hutan
yang semakin menurun. Eksploitasi terhadap
sumberdaya lahan semakin intensif, tanpa diikuti
dengan tindakan rehabilitasi dan pelestarian.
Lahan kritis
Peningkatan luas lahan kritis merupakan kesatuan yang
bersifat simultan antara kondisi biofisik, sosial ekonomi
dan budaya yang berkaitan dengan pemanfatan lahan
sebagai faktor produksi utama, serta penerapan kebijakan
yang kurang mempertimbangkan kelestarian.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolahan lahan
kritis dan tata air di wilayah ini adalah menyeimbangkan
perlindungan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air
yang terbatas dengan semakin meningkatnya kebutuhan
manusia.
Diperlukan suatu model pengelolaan yang ramah
lingkungan, disamping itu dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat yang berkelanjutan baik secara
ekologis, ekonomi, dan sosial.
Merupakan nama
kolektif bagi sistem-
sistem dan teknologi
penggunaan lahan
dimana tumbuhan
berkayu tahunan
(pohon, semak,
palem, bamboo, dll)
dan tanaman pangan
semusim dan/atau
hewan ternak
diusahakan pada unit
lahan yang sama
dalam beberapa
bentuk pengaturan
ruang dan waktu
(Nair, 1993).
Meningkatkan
produktivitas lahan
Mencegah perluasan
tanah terdegradasi
Melestarikan
sumberdaya hutan
Meningkatkan mutu
pertanian serta
menyempurnakan
intensifikasi dan
diversifikasi
silvikultur
Agroforestri
dikelompokkan
menjadi dua sistem
(De Foresta dan
Michon (1997),
Sistem agroforestri
sederhana (tumpang
sari)
Sistem agroforestri
kompleks
suatu sistem pertanian di mana pepohonan ditanam secara
tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim
Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam, bisa yang
bernilai ekonomi tinggi misalnya kelapa, karet, cengkeh, kopi,
kakao (coklat), nangka, belinjo, petai, jati dan mahoni atau yang
bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamtoro dan kaliandra.
Jenis tanaman semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan
yaitu padi (gogo), jagung, kedelai, kacangkacangan, ubi kayu,
sayur-mayur dan rerumputan atau jenis-jenis tanaman lainnya
Pada tahun 1974 Perum Perhutani menawarkan kepada
petani program tumpangsari dan setiap petani yang
mengikuti program ini berhak mengelola tanah seluas
0.5 ha
Sistem ini terus berlangsung sampai tanaman pinus
berumur 5 tahun, kemudian karena pertumbuhan
mahoni kurang baik Perhutani menawarkan kepada
masyarakat untuk menanam kopi diantara tanaman
pinus, asalkan keamanan dan perawatan pohon pinus
tetap terjaga
hasil penjualan biji kopi dibagi antara petani dan
Perhutani, 2/3 hasil untuk petani dan 1/3 untuk
Perhutani
Penyadapan getah pinus dilakukan bila pinus telah
berumur sekitar 20 tahun, penyadapan dilakukan oleh
petani dan hasil sadapan dibeli Perhutani seharga Rp
1000 per kg (harga saat ini, Januari 2002). Hasil timber
tetap menjadi milik Perhutani
Contoh kasus ini memberikan ilustrasi bahwa
keberhasilan program konservasi alam ini sangat
ditentukan oleh keterlibatan dan terjaminnya
kesejahteraan masyarakat setempat.
Curah hujan 2000-3000 mm/tahun
pH 5,5-6,5
Elevasi 800-1500 m dpl
penebangan dan
pembakaran hutan atau
semak belukar yang
kemudian ditanami
dengan tanaman
semusim selama
beberapa tahun (fase
kebun). (Gambar).
Pada fase ke dua pohon
buah-buahan (durian,
rambutan, pepaya,
pisang) ditanam secara
tumpang sari dengan
tanaman semusim (fase
kebun campuran).
Pada fase ketiga beberapa
tanaman asal hutan yang
bermanfaat dibiarkan
tumbuh sehingga terbentuk
pola kombinasi tanaman
asli setempat misalnya
bambu, pepohonan
penghasil kayu lainnya
dengan pohon buah-buahan
(fase talun).
Pada fase ini tanaman
semusim yang tumbuh
di bawahnya amat
terbatas karena
banyaknya naungan.
Fase perpaduan
berbagai jenis pohon ini
sering disebut dengan
fase ‘talun’.
suatu sistem pertanian menetap yang
melibatkan banyak jenis tanaman pohon
(berbasis pohon) baik sengaja ditanam
maupun yang tumbuh secara alami pada
sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti
pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan
Penciri utama dari sistem agroforestri
kompleks ini adalah kenampakan fisik dan
dinamika di dalamnya yang mirip dengan
ekosistem hutan alam baik hutan primer
maupun hutan sekunder, oleh karena itu
sistem ini dapat pula disebut sebagai
Agroforestri
Berdasarkan jaraknya terhadap tempat
tinggal, sistim agroforestri kompleks ini
dibedakan menjadi dua, yaitu kebun atau
pekarangan berbasis pohon (home garden)
yang letaknya di sekitar tempat tinggal dan
‘agroforestri’, yang biasanya disebut ‘hutan’
yang letaknya jauh dari tempat tinggal (De
Foresta, 2000).
Dibandingkan sistem agroforestri
sederhana, struktur dan penampilan fisik
agroforestri yang mirip dengan hutan
alam merupakan suatu keunggulan dari
sudut pandang pelestarian Lingkungan.
Pada kedua sistem agroforestri tersebut,
sumberdaya air dan tanah dilindungi dan
dimanfaatkan. Kelebihan agroforestri
terletak pada pelestarian sebagian besar
keaneka-ragaman flora dan fauna asal
hutan alam.
Kehutanan
Pertanian
Peternakan
1. Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau kegiatan
kehutanan (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dengan
komponen pertanian.
2. Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan
kehutanan dengan peternakan.
3. Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan
pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan.
4. Silvofishery = kombinasi antara komponen atau kegiatan
kehutanan dengan perikanan.
1. Pemilihan jenis pohon Agroforestry,
2. Pergiliran tanaman dalam sistem
Agroforestry,
3. Perbaikan kesuburan tanah oleh
Agroforestry
Dikenal istilah ”Domestikasi Pohon”
Domestikasi pohon agroforestri adalah usaha percepatan
dan evolusi yang dipengaruhi oleh manusia yang membawa
jenis-jenis tertentu ditanam secara luas melalui kebutuhan
petani atau proses arahan Domestikasi pohon meliputi
serangkaian kegiatan-kegiatan eksplorasi dan pengumpulan
populasi genetik alam atau antropogenik, evaluasi dan
seleksi jenis dan provenan yang sesuai, pengembangan
teknik pengelolaan, pemanfaatan dan pemasaran hasi pohon
dan pembangunan dan penyebaran informasi teknis
(Suryanto et al, 2005)
Peningkatan produktivitas sistem agroforestry dapat
dilakukan melalui diversifikasi hasil dari komponen yang
bermanfaat, dan menurunkan jumlah masukan atau biaya
produksi.
contoh : penggunaan pupuk hijau sebagai pengganti pupuk
nitrogen dengan menanam tumbuhan yang mampu
menambat Nitrogen bebas di udara (Acacia auriculiform,
Acacia mangium, Paraserianthes falcataria,dll)
Pola Kombinasi tanaman kehutanan dan
pertanian sistem agroforestry harus
memperhatikan ketersediaan hara dalam
tanah terutama dari segi pemilihan jenis
dan pergiliran tanaman pertanian.
Agar tanah tidak terkuras unsur hara maka
perlu dibuat pergiliran tanaman pertanian
yang dikombinasikan dengan tanaman
kehutanan.
Setelah beberapa kali penanaman dan
panen tanaman pertanian perlu digantikan
dengan tanaman kacang-kacangan yang
termasuk dalam jenis leguminosae
Pensuplai N tersedia bagi akar tanaman
semusim, baik melalui pelapukan akar
yang mati selama pertumbuhan maupun
melalui fiksasi N-bebas dari udara (untuk
tanaman Legume).
Akar pohon menyerap hara di lapisan atas
dengan jalan berkompetisi dengan
tanaman semusim, sehingga mengurangi
pencucian (leaching)unsure N dan lainnya
ke lapisan yang lebih dalam. Namun pada
batas tertentu kompetisi ini akan
merugikan tanaman semusim.
Akar pohon berperan sebagai “jaring
penyelamat hara” yaitu dengan menyerap
unsure N dan lainnya yang tercuci
(leaching) ke lapisan bawah selama musim
pertumbuhan. Unsure hara N dikembalikan
lagi ke permukaan tanah yang terkandung
dalam serasah dari guguran daun dan
ranting tanaman pohon yang telah melapuk
Akar pohon berperan sebagai
”pemompa hara” terutama pada
tanah-tanah subur dengan menyerap
hara hasil pelapukan mineral/batuan
pada lapisan bawah. Namun hal ini
masih bersofat hipotesis, masih
perlu penelitian lebih lanjut
Mempertahankan kandungan bahan
organic tanah dan memperbaiki
struktur tanah, sehingga dapat
mengurangi bahaya erosi (dalam
jangka panjang).
Akar-akar yang telah membusuk
akan menetralisir keracunan Al pada
lapisan yang lebih dalam, sehingga
akar tanaman lain dapat tumbuh
mengikuti bekas lubang tanam akar
tersebut.
memiliki stabilitas ekologi yang tinggi, karena
agroforestri memiliki:
Multi-jenis, artinya memiliki keanekaragaman hayati yang
lebih banyak atau memiliki rantai makanan/energi yang lebih
lengkap
Multi-strata tajuk dapat menciptakan iklim mikro dan
konservasi tanah dan air yang lebih baik. Selain itu, dengan
adanya kombinasi pohon dan tanaman semusim dapat
mengurangi serangan hama dan penyakit
Kesinambungan vegetasi, sehingga tidak pernah terjadi
keterbukaan permukaan tanah yang ekstrim, yang merusak
keseimbangan ekologinya
Penggunaan bentang lahan secara efisien. Pada suatu lahan,
kemungkinan terdapat 'relung' (niches) yang beragam
tergantung pada kesuburan tanah, kemiringan lereng,
kerentanan terhadap erosi, ketersediaan air, dsb.
memberi kesejahteraan kepada petani relatif lebih tinggi dan
berkesinambungan, karena agroforestri memiliki:
Tanaman yang ditanam lebih beragam, yang biasanya
dipilih jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai
komersial dengan potensi pasar yang besar.
Keragaman atau diversifikasi jenis hasil ini akan
meningkatkan ketahanan terhadap fluktuasi harga
dan jumlah permintaan pasar. Jadi sebenarnya
dengan sistem ini petani telah menebar risiko, dengan
jalan tidak 'meletakkan semua telur unggasnya dalam
satu sarang' (do not put all eggs in one basket).
Selanjutnya, dengan diperolehnya jenis hasil yang
beragam dan berkesinambungan ini akan menjamin
pendapatan petani lebih merata sepanjang tahun.
Kebutuhan investasi yang relatif rendah, atau
mungkin dapat dilakukan secara bertahap.
berhubungan dengan kesesuaian (adoptibility) yang tinggi
dengan kondisi pengetahuan, ketrampilan dan sikap budaya
masyarakat petani. Hal ini karena agroforestri memiliki:
Teknologi yang fleksibel, dapat dilaksanakan mulai
dari sangat intensif untuk masyarakat yang sudah
maju, sampai kurang intensif untuk masyarakat yang
masih tradisional dan subsisten
Kebutuhan input, proses pengelolaan sampai jenis
hasil agroforestri umumnya sudah sangat dikenal dan
biasa dipergunakan oleh masyarakat setempat
Filosofi budidaya yang efisien, yakni memperoleh hasil
yang relatif besar dengan biaya atau pengorbanan
yang relatif kecil.
Dapat memenuhi hasrat politik masyarakat luas dan
kepentingan bangsa secara keseluruhan, yakni:
Agroforestri dapat dan sangat cocok dilakukan oleh
masyarakat luas adanya pemerataan kesempatan
usaha, serta menciptakan struktur supply yang lebih
kompetitif.
Dapat meredakan ketegangan atau konflik politik,
yang selama ini terus memanas akibat ketimpangan
peran antar golongan dan ketidakadilan ekonomi.
Kepercayaan yang diberikan masyarakat akan
direspon dengan ‘rasa memiliki’ dan menjaga sumber
daya hutan/lahan yang memberi manfaat nyata
kepada mereka.
Agroforestri adalah suatu sistem penggunaan lahan yang
bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil
total secara lestari, dengan cara mengkombinasikan
tanaman pangan/pakan ternak dengan tanaman pohon
pada sebidang lahan yang sama, baik secara bersamaan
atau secara bergantian, dengan menggunakan praktek-
praktek pengolahan yang sesuai dengan kondisi ekologi,
ekonomi, sosial dan budaya setempat.
Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari

More Related Content

What's hot

Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanabdul gonde
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Ilham Johari
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladabobby denil
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriabdul samad
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)npgkuja
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Novia Tri Handayani S
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan abdul gonde
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikulturaAndrew Hutabarat
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanianMuhammad Sabrin
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduPurwandaru Widyasunu
 

What's hot (20)

Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Penanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon SilvikulturPenanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon Silvikultur
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutan
 
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)Tanaman Penutup Tanah (sawit)
Tanaman Penutup Tanah (sawit)
 
Pedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau ladaPedoman budidaya merica atau lada
Pedoman budidaya merica atau lada
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestriAspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
Aspek sosial ekonomi dan budaya agroforestri
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
 
laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan laporan pemanenan hasil hutan
laporan pemanenan hasil hutan
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitranMakalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
Makalah_61 Laporan praktikum benih rekalsitran
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 

Viewers also liked

Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestryEka Phe
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesiaabdul samad
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriabdul samad
 
Satu abad kultur_sel_dan_jaringan
Satu abad kultur_sel_dan_jaringanSatu abad kultur_sel_dan_jaringan
Satu abad kultur_sel_dan_jaringanratna azizah
 
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi KehidupanMemahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi KehidupanAlvian Rahardjo
 
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANHUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANEDIS BLOG
 

Viewers also liked (9)

Makalah agroforestry
Makalah agroforestryMakalah agroforestry
Makalah agroforestry
 
Fungsi dan peran agroforestri
Fungsi dan peran agroforestriFungsi dan peran agroforestri
Fungsi dan peran agroforestri
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
 
Satu abad kultur_sel_dan_jaringan
Satu abad kultur_sel_dan_jaringanSatu abad kultur_sel_dan_jaringan
Satu abad kultur_sel_dan_jaringan
 
Makalah_63 Makalah agroforestry alley cropping
Makalah_63 Makalah agroforestry alley croppingMakalah_63 Makalah agroforestry alley cropping
Makalah_63 Makalah agroforestry alley cropping
 
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi KehidupanMemahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
Memahami Pentingnya Fungsi Hutan Bagi Kehidupan
 
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANANHUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
HUTAN, KEHUTANAN,DAN ILMU KEHUTANAN
 
Spermatophyta
SpermatophytaSpermatophyta
Spermatophyta
 

Similar to Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari

pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)Yudha D'pharaoh
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas itnim5009130128
 
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik HutanTerjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik HutanEDIS BLOG
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptPasekKetut
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Moh Masnur
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasrizky hadi
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5necromotion
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIEDIS BLOG
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIEDIS BLOG
 

Similar to Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari (20)

pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 
Wanatani
WanataniWanatani
Wanatani
 
Konservasi
KonservasiKonservasi
Konservasi
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Power point tugas it
Power point tugas itPower point tugas it
Power point tugas it
 
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik HutanTerjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
 
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).pptBab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
Bab15.INTERAKSI AGROEKOSIS_EKOSISTEM ALAMI (NXPowerLite).ppt
 
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
Rangkuman Teknologi Agroforestri (Bagian 1)
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor dasPeran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
Peran agroforestri dalam menanggulangi banjir dan longsor das
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTIBENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
BENTUK POLA TANAM SISTEM AGROFORESTI
 
POLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTIPOLA TANAM AGROFORESTI
POLA TANAM AGROFORESTI
 
Restorasi 021109
Restorasi 021109Restorasi 021109
Restorasi 021109
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (10)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Peningkatan produktifitas lahan dengan system agroforestri (tumpangsari

  • 1.
  • 2. Hutan-hutan banyak ditebangi baik yang dikonversi maupun terkonversi menjadi areal pertanian tanaman pangan, padang rumput, perkebunan, atau daerah pemukiman. Pertambahan lahan terdegradasi di Indonesia semakin meningkat, hal ini ditandai dengan jumlah luas hutan yang semakin menurun. Eksploitasi terhadap sumberdaya lahan semakin intensif, tanpa diikuti dengan tindakan rehabilitasi dan pelestarian. Lahan kritis
  • 3. Peningkatan luas lahan kritis merupakan kesatuan yang bersifat simultan antara kondisi biofisik, sosial ekonomi dan budaya yang berkaitan dengan pemanfatan lahan sebagai faktor produksi utama, serta penerapan kebijakan yang kurang mempertimbangkan kelestarian. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolahan lahan kritis dan tata air di wilayah ini adalah menyeimbangkan perlindungan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air yang terbatas dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia. Diperlukan suatu model pengelolaan yang ramah lingkungan, disamping itu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berkelanjutan baik secara ekologis, ekonomi, dan sosial.
  • 4. Merupakan nama kolektif bagi sistem- sistem dan teknologi penggunaan lahan dimana tumbuhan berkayu tahunan (pohon, semak, palem, bamboo, dll) dan tanaman pangan semusim dan/atau hewan ternak diusahakan pada unit lahan yang sama dalam beberapa bentuk pengaturan ruang dan waktu (Nair, 1993).
  • 5. Meningkatkan produktivitas lahan Mencegah perluasan tanah terdegradasi Melestarikan sumberdaya hutan Meningkatkan mutu pertanian serta menyempurnakan intensifikasi dan diversifikasi silvikultur
  • 6.
  • 7. Agroforestri dikelompokkan menjadi dua sistem (De Foresta dan Michon (1997), Sistem agroforestri sederhana (tumpang sari) Sistem agroforestri kompleks
  • 8. suatu sistem pertanian di mana pepohonan ditanam secara tumpang-sari dengan satu atau lebih jenis tanaman semusim Jenis-jenis pohon yang ditanam juga sangat beragam, bisa yang bernilai ekonomi tinggi misalnya kelapa, karet, cengkeh, kopi, kakao (coklat), nangka, belinjo, petai, jati dan mahoni atau yang bernilai ekonomi rendah seperti dadap, lamtoro dan kaliandra. Jenis tanaman semusim biasanya berkisar pada tanaman pangan yaitu padi (gogo), jagung, kedelai, kacangkacangan, ubi kayu, sayur-mayur dan rerumputan atau jenis-jenis tanaman lainnya
  • 9. Pada tahun 1974 Perum Perhutani menawarkan kepada petani program tumpangsari dan setiap petani yang mengikuti program ini berhak mengelola tanah seluas 0.5 ha Sistem ini terus berlangsung sampai tanaman pinus berumur 5 tahun, kemudian karena pertumbuhan mahoni kurang baik Perhutani menawarkan kepada masyarakat untuk menanam kopi diantara tanaman pinus, asalkan keamanan dan perawatan pohon pinus tetap terjaga hasil penjualan biji kopi dibagi antara petani dan Perhutani, 2/3 hasil untuk petani dan 1/3 untuk Perhutani Penyadapan getah pinus dilakukan bila pinus telah berumur sekitar 20 tahun, penyadapan dilakukan oleh petani dan hasil sadapan dibeli Perhutani seharga Rp 1000 per kg (harga saat ini, Januari 2002). Hasil timber tetap menjadi milik Perhutani Contoh kasus ini memberikan ilustrasi bahwa keberhasilan program konservasi alam ini sangat ditentukan oleh keterlibatan dan terjaminnya kesejahteraan masyarakat setempat.
  • 10. Curah hujan 2000-3000 mm/tahun pH 5,5-6,5 Elevasi 800-1500 m dpl
  • 11. penebangan dan pembakaran hutan atau semak belukar yang kemudian ditanami dengan tanaman semusim selama beberapa tahun (fase kebun). (Gambar). Pada fase ke dua pohon buah-buahan (durian, rambutan, pepaya, pisang) ditanam secara tumpang sari dengan tanaman semusim (fase kebun campuran). Pada fase ketiga beberapa tanaman asal hutan yang bermanfaat dibiarkan tumbuh sehingga terbentuk pola kombinasi tanaman asli setempat misalnya bambu, pepohonan penghasil kayu lainnya dengan pohon buah-buahan (fase talun). Pada fase ini tanaman semusim yang tumbuh di bawahnya amat terbatas karena banyaknya naungan. Fase perpaduan berbagai jenis pohon ini sering disebut dengan fase ‘talun’.
  • 12. suatu sistem pertanian menetap yang melibatkan banyak jenis tanaman pohon (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan Penciri utama dari sistem agroforestri kompleks ini adalah kenampakan fisik dan dinamika di dalamnya yang mirip dengan ekosistem hutan alam baik hutan primer maupun hutan sekunder, oleh karena itu sistem ini dapat pula disebut sebagai Agroforestri Berdasarkan jaraknya terhadap tempat tinggal, sistim agroforestri kompleks ini dibedakan menjadi dua, yaitu kebun atau pekarangan berbasis pohon (home garden) yang letaknya di sekitar tempat tinggal dan ‘agroforestri’, yang biasanya disebut ‘hutan’ yang letaknya jauh dari tempat tinggal (De Foresta, 2000).
  • 13. Dibandingkan sistem agroforestri sederhana, struktur dan penampilan fisik agroforestri yang mirip dengan hutan alam merupakan suatu keunggulan dari sudut pandang pelestarian Lingkungan. Pada kedua sistem agroforestri tersebut, sumberdaya air dan tanah dilindungi dan dimanfaatkan. Kelebihan agroforestri terletak pada pelestarian sebagian besar keaneka-ragaman flora dan fauna asal hutan alam.
  • 14. Kehutanan Pertanian Peternakan 1. Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dengan komponen pertanian. 2. Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan peternakan. 3. Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan. 4. Silvofishery = kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan perikanan.
  • 15. 1. Pemilihan jenis pohon Agroforestry, 2. Pergiliran tanaman dalam sistem Agroforestry, 3. Perbaikan kesuburan tanah oleh Agroforestry
  • 16. Dikenal istilah ”Domestikasi Pohon” Domestikasi pohon agroforestri adalah usaha percepatan dan evolusi yang dipengaruhi oleh manusia yang membawa jenis-jenis tertentu ditanam secara luas melalui kebutuhan petani atau proses arahan Domestikasi pohon meliputi serangkaian kegiatan-kegiatan eksplorasi dan pengumpulan populasi genetik alam atau antropogenik, evaluasi dan seleksi jenis dan provenan yang sesuai, pengembangan teknik pengelolaan, pemanfaatan dan pemasaran hasi pohon dan pembangunan dan penyebaran informasi teknis (Suryanto et al, 2005) Peningkatan produktivitas sistem agroforestry dapat dilakukan melalui diversifikasi hasil dari komponen yang bermanfaat, dan menurunkan jumlah masukan atau biaya produksi. contoh : penggunaan pupuk hijau sebagai pengganti pupuk nitrogen dengan menanam tumbuhan yang mampu menambat Nitrogen bebas di udara (Acacia auriculiform, Acacia mangium, Paraserianthes falcataria,dll)
  • 17. Pola Kombinasi tanaman kehutanan dan pertanian sistem agroforestry harus memperhatikan ketersediaan hara dalam tanah terutama dari segi pemilihan jenis dan pergiliran tanaman pertanian. Agar tanah tidak terkuras unsur hara maka perlu dibuat pergiliran tanaman pertanian yang dikombinasikan dengan tanaman kehutanan. Setelah beberapa kali penanaman dan panen tanaman pertanian perlu digantikan dengan tanaman kacang-kacangan yang termasuk dalam jenis leguminosae
  • 18. Pensuplai N tersedia bagi akar tanaman semusim, baik melalui pelapukan akar yang mati selama pertumbuhan maupun melalui fiksasi N-bebas dari udara (untuk tanaman Legume). Akar pohon menyerap hara di lapisan atas dengan jalan berkompetisi dengan tanaman semusim, sehingga mengurangi pencucian (leaching)unsure N dan lainnya ke lapisan yang lebih dalam. Namun pada batas tertentu kompetisi ini akan merugikan tanaman semusim. Akar pohon berperan sebagai “jaring penyelamat hara” yaitu dengan menyerap unsure N dan lainnya yang tercuci (leaching) ke lapisan bawah selama musim pertumbuhan. Unsure hara N dikembalikan lagi ke permukaan tanah yang terkandung dalam serasah dari guguran daun dan ranting tanaman pohon yang telah melapuk
  • 19. Akar pohon berperan sebagai ”pemompa hara” terutama pada tanah-tanah subur dengan menyerap hara hasil pelapukan mineral/batuan pada lapisan bawah. Namun hal ini masih bersofat hipotesis, masih perlu penelitian lebih lanjut Mempertahankan kandungan bahan organic tanah dan memperbaiki struktur tanah, sehingga dapat mengurangi bahaya erosi (dalam jangka panjang). Akar-akar yang telah membusuk akan menetralisir keracunan Al pada lapisan yang lebih dalam, sehingga akar tanaman lain dapat tumbuh mengikuti bekas lubang tanam akar tersebut.
  • 20. memiliki stabilitas ekologi yang tinggi, karena agroforestri memiliki: Multi-jenis, artinya memiliki keanekaragaman hayati yang lebih banyak atau memiliki rantai makanan/energi yang lebih lengkap Multi-strata tajuk dapat menciptakan iklim mikro dan konservasi tanah dan air yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya kombinasi pohon dan tanaman semusim dapat mengurangi serangan hama dan penyakit Kesinambungan vegetasi, sehingga tidak pernah terjadi keterbukaan permukaan tanah yang ekstrim, yang merusak keseimbangan ekologinya Penggunaan bentang lahan secara efisien. Pada suatu lahan, kemungkinan terdapat 'relung' (niches) yang beragam tergantung pada kesuburan tanah, kemiringan lereng, kerentanan terhadap erosi, ketersediaan air, dsb.
  • 21. memberi kesejahteraan kepada petani relatif lebih tinggi dan berkesinambungan, karena agroforestri memiliki: Tanaman yang ditanam lebih beragam, yang biasanya dipilih jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai komersial dengan potensi pasar yang besar. Keragaman atau diversifikasi jenis hasil ini akan meningkatkan ketahanan terhadap fluktuasi harga dan jumlah permintaan pasar. Jadi sebenarnya dengan sistem ini petani telah menebar risiko, dengan jalan tidak 'meletakkan semua telur unggasnya dalam satu sarang' (do not put all eggs in one basket). Selanjutnya, dengan diperolehnya jenis hasil yang beragam dan berkesinambungan ini akan menjamin pendapatan petani lebih merata sepanjang tahun. Kebutuhan investasi yang relatif rendah, atau mungkin dapat dilakukan secara bertahap.
  • 22. berhubungan dengan kesesuaian (adoptibility) yang tinggi dengan kondisi pengetahuan, ketrampilan dan sikap budaya masyarakat petani. Hal ini karena agroforestri memiliki: Teknologi yang fleksibel, dapat dilaksanakan mulai dari sangat intensif untuk masyarakat yang sudah maju, sampai kurang intensif untuk masyarakat yang masih tradisional dan subsisten Kebutuhan input, proses pengelolaan sampai jenis hasil agroforestri umumnya sudah sangat dikenal dan biasa dipergunakan oleh masyarakat setempat Filosofi budidaya yang efisien, yakni memperoleh hasil yang relatif besar dengan biaya atau pengorbanan yang relatif kecil.
  • 23. Dapat memenuhi hasrat politik masyarakat luas dan kepentingan bangsa secara keseluruhan, yakni: Agroforestri dapat dan sangat cocok dilakukan oleh masyarakat luas adanya pemerataan kesempatan usaha, serta menciptakan struktur supply yang lebih kompetitif. Dapat meredakan ketegangan atau konflik politik, yang selama ini terus memanas akibat ketimpangan peran antar golongan dan ketidakadilan ekonomi. Kepercayaan yang diberikan masyarakat akan direspon dengan ‘rasa memiliki’ dan menjaga sumber daya hutan/lahan yang memberi manfaat nyata kepada mereka.
  • 24. Agroforestri adalah suatu sistem penggunaan lahan yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil total secara lestari, dengan cara mengkombinasikan tanaman pangan/pakan ternak dengan tanaman pohon pada sebidang lahan yang sama, baik secara bersamaan atau secara bergantian, dengan menggunakan praktek- praktek pengolahan yang sesuai dengan kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya setempat.