SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
HAMA DAN PENYAKIT PADA
TANAMAN CABAI SERTA
PENGENDALIANNYA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
(BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2 0 1 4
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI
SERTA PENGENDALIANNYA
Araz Meilin
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
(BPTP) JAMBI
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2 0 1 4
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI
SERTA PENGENDALIANNYA
Penanggung Jawab : Ir. Endrizal, M.Sc
(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi)
Dewan Redaksi
Ketua:
Rima Purnamayani, SP, M.Si
Anggota:
Endang Susilawati, S.Pt
Tata Letak & Desain Sampul:
Eva Salvia, SP
Farida
Diterbitkan Oleh:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Alamat :
Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128,
Jl. Raya Jambi – Palembang KM16
Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi
Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413
e-mail: bptp-jambi@litbang.deptan.go.id /
bptp_jambi@yahoo.com
website:jambi.litbang.deptan.go.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat dan rahmatNya penyusunan booklet Hama dan
Penyakit pada Tanaman Cabai Serta Pengendaliannya dapat
diselesaikan.
Penyusunan booklet ini dimaksudkan untuk membantu pelaku
usaha pengembangan Cabai dalam melaksanakan budidaya
Cabai.
Mudah-mudahan booklet ini dapat bermanfaat bagi pelaku
usaha budidaya Cabai, penyuluh pertanian dan petugas
lainnya.
Jambi, Agustus 2014
Kepala Balai,
Ir. Endrizal, M.Sc
19580101 198503 1 001
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ........................................................... i
Daftar Isi .................................................................... ii
Daftar Gambar ............................................................ iii
I. Hama Penting pada Tanaman Cabai ..................... 1
1. Thrips (Thrips parvispinus Karny).................... 1
2. Lalat Buah (Bactrocera sp) ............................. 3
3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)............................ 5
4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae).................. 7
5. Kutu Daun (Aphididae)................................... 8
6. Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan
Tetranychus)................................................. 10
II. Penyakit Penting pada Tanaman........................... 11
1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. Sp)...... 11
2. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia
solanacearum)............................................... 12
3. Penyakit Busuk Buah Antraknosa
(Collectrotichum gloeospoiroides)................... 14
4. Penyakit virus Kuning (Gemini virus) ............... 16
5. Penyakit Bercak Daun (Cercospora sp.) ........... 18
Sumber Bacaan ........................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Gejala serangan Thrips...................................... 1
2. Perangkap warna kuning ................................... 3
3. Gejala serangan lalat buah ................................ 3
4. Perangkap lalat Buah ........................................ 4
5. Kutu tebal ........................................................ 4
6. Kutu daun ........................................................ 8
7. Gejala serangan tungau..................................... 10
8. Serangan layu Fusarium pada cabai merah ......... 11
9. Layu Bakteeri pada cabai merah......................... 13
10. Busuk Buah antraknosa..................................... 15
11. Serangan gemini virus pada tanaman ................. 17
12. Gejala bercak daun Cercospora.......................... 18
I. Hama Penting pada Tanaman Cabai
1. Thrips ( Thrips parvispinus Karny) (Thripidae:Thysanoptera)
a. Gejala serangan :
Gambar 1. Gejala serangan Thrips
(Foto: Surahmat, 2011)
Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap
cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda).
Serangan ditandai dengan adanya bercak keperak - perakkan.
Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga,
mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan
berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke
dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan
tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman
menjadi mati.
Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan
virus keriting. Pada musim kemarau perkembangan hama
sangat cepat, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada
musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak
thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan.
2
Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utama
cabai, bawang merah, bawang daun, jenis bawang lainnya
dan tomat, sedangkan tanaman inang lainnya tembakau, kopi,
ubi jalar, waluh, bayam, kentang, kapas, tanaman dari famili
Crusiferae, Crotalaria dan kacang-kacangan.
b. Cara Pengendalian :
 Menggunakan tanaman perangkap seperti kenikir
kuning.
 Menggunakan mulsa perak
 Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman
yang terserang thrips.
 Penggunaan perangkap warna kuning sebanyak 40 buah
per ha atau 2 buah per 500 m2
yang dipasang sejak
tanaman berumur 2 minggu. Perangkap dapat dibuat
dari potongan bambu yang dipasang plastik map warna
kuning. Plastik diolesi dengan lem agar thrips yang
tertarik menempel. Apabila plastik sudah penuh dengan
thrips maka plastik perlu diganti.
 Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk
mengendalikan hama thrips, antara lain predator
kumbang Coccinellidae, tungau, predator larva
Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen
Entomophthora sp.
3
Gambar 2. Perangkap Warna Kuning
 Pestisida digunakan apabila populasi hama atau
kerusakan tanaman telah mencapai ambang
pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama
dengan 15% per tanaman contoh) atau cara-cara
pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi
hama.
2. Lalat Buah (Bactrocera sp.)
Gambar 3. Gejala Serangan Lalat Buah
(Foto: Surahmat, 2011)
4
a. Gejala serangan :
Lalat buah menyebabkan kerusakan pada buah cabai
yang masih muda maupun buah yang sudah matang. Buah
yang terserang akan membusuk dan kemudian jatuh ke tanah.
Gejala awal terlihat dari adanya titik hitam pada bagian
pangkal buah, titik hitam pada pangkal buah muncul karena
aktifitas lalat buah dewasa yang memasukkan telurnya pada
buah cabai. Telur tersebut akan menetas dan berkembang di
dalam buah cabai. Larva yang terdapat di dalam buah
menimbulkan kerusakan dari dalam, buah menjadi berwarna
kuning pucat dan layu. Kualitas buah cabai yang terserang
hama ini akan menurun dan tidak layak untuk dipasarkan.
Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan
oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi
oleh cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk
dan jatuh ke tanah.
b. Pengendalian:
 Pemusnahan buah terserang
 Pembungkusan buah
 Pengggunaan perangkap atraktan metil eugenol (ME)
atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah
perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha. Perangkap
dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai
akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali.
 Rotasi tanaman
 Pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid larva
dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut,
Arachnidae (laba – laba), Staphylinidae (kumbang) dan
Dermatera (Cecopet).
5
Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila cara – cara
pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama.
Pestisida yang digunakan harus efektif, terdaftar dan sesuai
anjuran.
Gambar 4. Perangkap Lalat Buah
3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Gambar 5. Kutu Kebul
a. Gejala serangan :
Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik,
disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat
6
serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi
tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul
dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna
hitam, menyerang berbagai stadia tanaman. Keberadaan
embun jelaga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis
pada daun.
Kisaran inang serangga ini cukup luas dan dapat
mencapai populasi yang besar dalam waktu yang cepat
apabila kondisi lingkungan menguntungkan. Beberapa
tanaman pertanian yang menjadi inang kutu kebul adalah
kentang, timun, melon, labu, terong, cabai, lettuce dan
brokoli. Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan
nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak
sebagai vektor virus. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus
yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain Geminivirus,
Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA
Virus.
b. Pengendalian :
 Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitoid
dan patogen serangga.
 Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul,
antara lain Menochilus sexmaculatus (mampu
memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400
larva/hari), Coccinella septempunctata, Scymus
syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium
parcesetosum, Orius albidipennis, dll.
 Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci
adalah Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor,
Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis
7
patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus
thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus.
 Penggunaan perangkap kuning dapat dipadukan
dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan
penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara
tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan
yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif lebih cepat.
 Sanitasi lingkungan
 Tumpangsari antara cabai dengan Tagetes,
penanaman jagung disekitar tanaman cabai sebagai
tanaman perangkap.
 Sistem pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman
bukan inang, seperti tanaman kentang dan mentimun.
 Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif
terakhir antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb,
Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin,
Endosulphan dan asefat.
4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae)
Kutu daun yang berada pada permukaan bawah daun
mengisap cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih
muda. Daun yang terserang akan tampak berbercak-bercak.
Hal ini akan menyebabkan daun menjadi keriting. Pada bagian
tanaman yang terserang akan didapati kutu yang
bergerombol. Bila terjadi serangan berat daun akan berkerut-
kerut (menjadi keriput), tumbuhnya kerdil, berwarna
kekuningan, daun-daunnya terpuntir, menggulung kemudian
layu dan mati. Kutu daun persik merupakan hama yang
menjadi hama utama karena beberapa alasan diantaranya
mampu bertahan hidup pada hampir semua tanaman
8
budidaya, merupakan penular yang paling efisien
dibandingkan hama lainnya.
Tanaman inangnya lebih dari 400 jenis, dengan inang
utama pada sayuran adalah cabai, kentang dan tomat. Kutu
ini dapat berperan sebagai vektor lebih dari 90 jenis virus
penyakit pada sekitar 30 famili tanaman antara lain meliputi
jenis kacang-kacangan, bit-gula, tebu, kubis-kubisan, tomat,
kentang, jeruk dan tembakau.
Populasi hama ini dapat meningkat pada musim
kemarau, seballiknya pada musim hujan populasi akan turun
Pengendalian hama kutu daun ini dapat dilakukan
dengan penyemprotan insektisida, bila populasi tinggi
(ambang batas), yaitu lebih dari 50 setiap tanaman pada
tanaman muda, tanaman pindahan, hampir panen. Musuh
alami kutu daun ini dapat berupa parasitoid yaitu Diaretiella
rapae, sedangkan predator yang berfungsi sebagai musuh
alami dari hama ini seperti kumbang macan, laba-laba, larva
dari syrphid, dan belalang sembah.
5. Kutu Daun (Aphididae)
Gambar 6. Kutu daun
9
Serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau.
Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago biasanya
pucuk tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan
mengkerut, mengeriting dan melingkar, menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi
kerdil. Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti
madu, yang biasanya disebut dengan embun madu. Embun
madu menarik datangnya semut dan cendawan jelaga. Adanya
cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah.
Aphid juga dapat berperan sebagai vektor virus (50
jenis virus) seperti, Papaya Ringspot Virus, Watermelon Mosaic
Virus, Cucumber MosaicVirus (CMV).
Penyebaran hama ini sangat luas, meliputi daerah
beriklim tropis dan sedang kecuali Canada bagian utara dan
Asia bagian utara. Kisaran inang dari hama ini cukup luas,
seperti tanaman dari family Fabaceaae (Legumes, Lucerne),
Solanaceae, Cucurbitaceae dan asteraceae. Kutu daun
menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada beberapa
tanaman sayuran, seperti asparagus, cabai, terong dan okra.
Selain tanaman sayuran, kutu daun juga menyebabkan
kerusakan yang cukup parah pada jeruk, kapas dan melon.
Pengendalian dapat dilakukan dengan
menginfestasikan musuh alami seperti, parasitoid Aphelinus
gossypi (Timberlake), Lysiphlebus testaceipes (Cresson),
predator Coccinella transversalis atau cendawan
entomopatogen Neozygites fresenii.
10
6. Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan
Tetranychus sp.)
Gambar 7. Gejala serangan Tungau
(Foto: Spark, 2004)
Gejala Serangan:
Tungau menyerang daun-daun muda dengan cara
menghisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan
sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal dan
perubahan warna seperti daun menebal dan berubah warna
menjadi tembaga atau kecokelatan. Daun menjadi kaku dan
melengkung ke bawah, menyusut dan keriting. Tunas dan
bunga gugur. Serangan berat terjadi pada musim kemarau,
biasanya serangan bersamaan dengan serangan Thrips dan
kutu daun.
Pengendalian :
1. Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman yang
terserang kemudian dimusnahkan.
11
2. Pemanfaatan musuh alami yaitu predator Ambhyseins
cucumeris
3. Pengendalian dengan akarisida yang efektif, terdaftar dan
diijinkan Menteri Pertanian dilakukan apabila ditemukan
gejala kerusakan daun dan populasi tungau.
II. Penyakit Penting pada Tanaman
Cabai
Pada umumnya penyakit yang sering menyerang
tanaman cabai merah disebabkan oleh cendawan, terutama
disebabkan oleh lahan yang selalu lembab sehingga
memungkinkan cendawan berkembang dengan baik. Beberapa
jenis penyakit penting yang menyerang tanaman cabai merah,
antar lain :
1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp)
Gambar 8. Serangan Layu Fusarium pada Cabai Merah
12
a. Gejala Serangan :
Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari
bagian bawah, menguning danmenjalar ke atas ke ranting
muda. Bila infeksi berkembang tanaman menjadi layu. Warna
jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi
tertutup hifa putih seperti kapas. Bila serangan terjadi pada
saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka tanaman masih
dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai
pada batang, maka buah kecil akan gugur.
b. Pengendalian:
 Sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman
terserang
 Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma
spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan
bersamaan dengan pemupukan dasar.
 Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif
terakhir.
2. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia
solanacearum)
a. Gejala Serangan :
Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada
daun yang terletak pada bagian bawah tanaman. Pada
tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian
atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh
layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu
permanen, sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang
13
sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian
bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila batang atau akar
dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih,
maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang
dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah
menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk.
Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan lebih cepat
berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang
dengan cepat pada musim hujan.
Gambar 9. Layu Bakteri pada Cabai Merah
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum,
bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa
tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian. Selain
itu, bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di
dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Penyakit ini cepat
meluas terutama di tanah dataran rendah.
14
b. Pengendalian :
 Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan
benih sehat dan sanitasi dengan mencabut dan
memusnahkan tanaman sakit.
 Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma
spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan
bersamaan dengan pemupukan dasar.
 Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai
alternatif terakhir.
3. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Collectrotichum
gloeospoiroides)
a. Gejala serangan :
Gejala awal penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak
yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, berwarna
hitam, orange dan coklat. Warna hitam merupakan struktur
dari cendawan (mikro skelerotia dan aservulus), apabila
kondisi lingkungan lembab tubuh buah akan berwarna orange
atau merah muda. Luka yang ditimbulkan akan semakin
melebar dan membentuk sebuah lingkaran konsentris dengan
ukuran diameter sekitar 30 mm atau lebih. Dalam waktu yang
tidak lama buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan
membusuk, ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim
hujan. Serangan yang berat menyebabkan seluruh buah
keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti jerami padi.
15
Gambar 10. Busuk Buah Antraknosa
(Foto: Meilin, 2014)
Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang
masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini
termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih.
Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air
hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi
perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.
Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang
masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini
termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih.
Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air
hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi
perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.
16
b. Pengendalian :
 Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan
lahan dan tanaman yang terserang agar tidak
menyebar.
 Seleksi benih atau menggunakan benih cabai yang
tahan terhadap penyakit ini perlu dilakukan mengingat
penyakit ini termasuk patogen tular benih.
 Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan
benih sehat dan sanitasi dengan memotong dan
memusnahkan buah yang sakit.
 Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif
terakhir. Hindari pengguanaan alat semprot, atau
lakukan sanitasi terlebih dahulu sebelum menggunakan
alat semprot.
4. Penyakit Virus kuning (Gemini Virus)
a. Gejala serangan :
Helai daun mengalami vein clearing dimulai dari daun
pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas, tulang daun
menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari
gemini virus menyebabkan daun mengecil dan berwarna
kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah.
Keberadaan penyakit ini sangat merugikan karena
mampu mempengaruhi produksi buah.
17
Gambar 11. Serangan Gemini Virus pada Tanaman
Selain cabai virus ini juga mampu menyerang tanaman
tomat, buncis, gula bit, babadotan, atau tanaman pertanian
yang lain. Penyakit ini disebabkan oleh virus gemini dengan
diameter partikel isometri berukuran 18–22 nm. Virus gemini
mempunyai genome sirkular DNA tunggal. Virus dapat
ditularkan melalui penyambungan dan melalui vektor Bemisia
tabaci
b. Pengendalian :
 Mengendalikan serangga vektor virus kuning yaitu kutu
kebul (Bemisia tabaci) dengan menggunakan musuh
alami predator seperti Menochilus sexmaculatus atau
jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana
atau Verticillium lecani.
 Penanaman varietas tahan seperti hotchilli.
 Melakukan sanitasi lingkungan terutama tanaman
inang seperti ciplukan, terong, gulma bunga kancing.
 Pemupukan tambahan untuk meningkatkan daya tahan
tanaman sehingga tanaman tetap berproduksi
walaupun terserang virus kuning.
18
 Kultur teknik yang meliputi : perendaman benih,
penggunaan mulsa plastik (untuk menekan gulma
inang, populasi vektor, menunda perkembangan virus)
 Penanaman tanaman pembatas seperti jagung dan
tagetes.
5. Penyakit bercak daun (Cercospora sp.)
Gambar 12. Gejala bercak daun
Cercospora
a. Gejala Serangan :
Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada daun, batang
dan akar. Gejala serangan penyakit ini mulai terlihat dari
munculnya bercak bulat berwarna coklat pada daun dan
kering, ukuran bercak bisa mencapai sekitar 1 inci. Pusat
bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih
tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang-lubang.
Bercak daun mampu menimbulkan kerugian ekonomi yang
besar pada budidaya cabai, daun yang terserang akan layu
dan rontok. Penyakit bercak daun ini dapat menyerang
tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih banyak
19
menyerang tanaman tua. Serangan berat meyebabkan
tanaman cabai kehilangan hampir semua daunnya, kondisi ini
akan mempengaruhi kemampuan cabai dalam menghasilkan
buah.
Kondisi lingkungan yang selalu hujan mendukung
perkembangan dan penyebaran penyakit bercak daun. Pada
musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai drainase
baik, penyakit layu kurang berkembang.
Pengendalian :
1. Sanitasi dengan cara memusnahkan dan atau sisa-sisa
tanaman yang terinfeksi/terserang
2. Menanam bibit yang bebas patogen pada lahan yang tidak
terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di
lapangan
3. Perlakuan benih sebelum tanam
4. Perbaikan drainase
5. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan
irigasi yang baik dan pergiliran tanaman dengan tanaman
non solanaceae
6. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan fungisida
secara bijaksana, efektif, terdaftar dan diijinkan oleh
Menteri Pertanian, berpedoman pada peramalan cuaca dan
populasi spora di lapangan
20
SUMBER BACAAN
Anonim. 2009. Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya
Cabai Merah Kulon Progo. Dinas Pertanian Provinsi
Daeran Istimewa Yogyakarta.
Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. Unsri
Press. Palembang.
Pracaya, 2008, Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman
secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Spark, A.N., 2004. Broad mite Polyphagotarsonemus latus.
http://www. forestryimages.
org/browse/detail.cfm?imgnum=1328062
Surahmat, F. 2011. Pengelolaan Tanaman Cabai Keriting
Hibrida Tm 999 (Capsicum Annuum) Secara
Konvensional Dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandafahmiganteng
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaWiwik Agustina
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenAndrew Hutabarat
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiTidar University
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 

What's hot (20)

Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Penyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapaPenyakit tanaman kelapa
Penyakit tanaman kelapa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Panen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panenPanen dan penanganan pasca panen
Panen dan penanganan pasca panen
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
OPT Bw.Merah.pptx
OPT Bw.Merah.pptxOPT Bw.Merah.pptx
OPT Bw.Merah.pptx
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 

Similar to 14bookcabe

PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedediana novitasari
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdfssuser37d4f01
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiDian Lestari
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfSheirindaAkhirusaniS
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramSarah Kartika
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraSurya Agus
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Andrew Hutabarat
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfMngtad
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptLiliWardani1
 

Similar to 14bookcabe (20)

PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dedePENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
PENGENALAN GEJALA KERUSAKAN TANAMAN dede
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
69136-Ilmu-Hama-Tanaman-S2-M-I.pdf
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
 
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdfLaporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
Laporan Akhir IHPG_Kelompok 4_11c2.pdf
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur TiramMakalah nirtanah - Jamur Tiram
Makalah nirtanah - Jamur Tiram
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)Hama dan penyakit jagung(1)
Hama dan penyakit jagung(1)
 
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdfL1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
L1_ILMU HAMA-Muhammad Dede Erlangga.pdf
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
 

More from Andrew Hutabarat

More from Andrew Hutabarat (20)

Jabs 0910 213
Jabs 0910 213Jabs 0910 213
Jabs 0910 213
 
Format proposal 2
Format proposal 2Format proposal 2
Format proposal 2
 
Format laporan acara 1
Format laporan acara 1Format laporan acara 1
Format laporan acara 1
 
Sistem Komputer
Sistem KomputerSistem Komputer
Sistem Komputer
 
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada TanamanKonsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman
 
Contoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiahContoh proposal penelitian ilmiah
Contoh proposal penelitian ilmiah
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind 1
 
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 indKuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
Kuliah fisiologi lingkungan 2014 ind
 
Integrated weed
Integrated weedIntegrated weed
Integrated weed
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014The biodiversity budiastuti 2014
The biodiversity budiastuti 2014
 
Site dan mode of action
Site dan mode of actionSite dan mode of action
Site dan mode of action
 
Seed bank
Seed bankSeed bank
Seed bank
 
Managemen gulma
Managemen gulmaManagemen gulma
Managemen gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2 1
 
I gulma l2
I gulma l2I gulma l2
I gulma l2
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
Kuliang fisiologi lingkungan ing 2014 2
 
Ekotanjut1
Ekotanjut1Ekotanjut1
Ekotanjut1
 
The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015The biodiversity ho 2015
The biodiversity ho 2015
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

14bookcabe

  • 1. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI SERTA PENGENDALIANNYA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2 0 1 4
  • 2. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI SERTA PENGENDALIANNYA Araz Meilin BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2 0 1 4
  • 3. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI SERTA PENGENDALIANNYA Penanggung Jawab : Ir. Endrizal, M.Sc (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi) Dewan Redaksi Ketua: Rima Purnamayani, SP, M.Si Anggota: Endang Susilawati, S.Pt Tata Letak & Desain Sampul: Eva Salvia, SP Farida Diterbitkan Oleh: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Alamat : Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128, Jl. Raya Jambi – Palembang KM16 Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413 e-mail: bptp-jambi@litbang.deptan.go.id / bptp_jambi@yahoo.com website:jambi.litbang.deptan.go.id
  • 4. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmatNya penyusunan booklet Hama dan Penyakit pada Tanaman Cabai Serta Pengendaliannya dapat diselesaikan. Penyusunan booklet ini dimaksudkan untuk membantu pelaku usaha pengembangan Cabai dalam melaksanakan budidaya Cabai. Mudah-mudahan booklet ini dapat bermanfaat bagi pelaku usaha budidaya Cabai, penyuluh pertanian dan petugas lainnya. Jambi, Agustus 2014 Kepala Balai, Ir. Endrizal, M.Sc 19580101 198503 1 001
  • 5. ii DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar ........................................................... i Daftar Isi .................................................................... ii Daftar Gambar ............................................................ iii I. Hama Penting pada Tanaman Cabai ..................... 1 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny).................... 1 2. Lalat Buah (Bactrocera sp) ............................. 3 3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)............................ 5 4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae).................. 7 5. Kutu Daun (Aphididae)................................... 8 6. Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan Tetranychus)................................................. 10 II. Penyakit Penting pada Tanaman........................... 11 1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. Sp)...... 11 2. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum)............................................... 12 3. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Collectrotichum gloeospoiroides)................... 14 4. Penyakit virus Kuning (Gemini virus) ............... 16 5. Penyakit Bercak Daun (Cercospora sp.) ........... 18 Sumber Bacaan ........................................................... 20
  • 6. iii DAFTAR GAMBAR Gambar Hal 1. Gejala serangan Thrips...................................... 1 2. Perangkap warna kuning ................................... 3 3. Gejala serangan lalat buah ................................ 3 4. Perangkap lalat Buah ........................................ 4 5. Kutu tebal ........................................................ 4 6. Kutu daun ........................................................ 8 7. Gejala serangan tungau..................................... 10 8. Serangan layu Fusarium pada cabai merah ......... 11 9. Layu Bakteeri pada cabai merah......................... 13 10. Busuk Buah antraknosa..................................... 15 11. Serangan gemini virus pada tanaman ................. 17 12. Gejala bercak daun Cercospora.......................... 18
  • 7. I. Hama Penting pada Tanaman Cabai 1. Thrips ( Thrips parvispinus Karny) (Thripidae:Thysanoptera) a. Gejala serangan : Gambar 1. Gejala serangan Thrips (Foto: Surahmat, 2011) Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan permukaan bawah daun (terutama daun-daun muda). Serangan ditandai dengan adanya bercak keperak - perakkan. Daun yang terserang berubah warna menjadi coklat tembaga, mengeriting atau keriput dan akhirnya mati. Pada serangan berat menyebabkan daun, tunas atau pucuk menggulung ke dalam dan muncul benjolan seperti tumor, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil bahkan pucuk tanaman menjadi mati. Hama ini merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting. Pada musim kemarau perkembangan hama sangat cepat, sehingga populasi lebih tinggi sedangkan pada musim penghujan populasinya akan berkurang karena banyak thrips yang mati akibat tercuci oleh air hujan.
  • 8. 2 Hama ini bersifat polifag dengan tanaman inang utama cabai, bawang merah, bawang daun, jenis bawang lainnya dan tomat, sedangkan tanaman inang lainnya tembakau, kopi, ubi jalar, waluh, bayam, kentang, kapas, tanaman dari famili Crusiferae, Crotalaria dan kacang-kacangan. b. Cara Pengendalian :  Menggunakan tanaman perangkap seperti kenikir kuning.  Menggunakan mulsa perak  Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang thrips.  Penggunaan perangkap warna kuning sebanyak 40 buah per ha atau 2 buah per 500 m2 yang dipasang sejak tanaman berumur 2 minggu. Perangkap dapat dibuat dari potongan bambu yang dipasang plastik map warna kuning. Plastik diolesi dengan lem agar thrips yang tertarik menempel. Apabila plastik sudah penuh dengan thrips maka plastik perlu diganti.  Pemanfaatan musuh alami yang potensial untuk mengendalikan hama thrips, antara lain predator kumbang Coccinellidae, tungau, predator larva Chrysopidae, kepik Anthocoridae dan patogen Entomophthora sp.
  • 9. 3 Gambar 2. Perangkap Warna Kuning  Pestisida digunakan apabila populasi hama atau kerusakan tanaman telah mencapai ambang pengendalian (serangan mencapai lebih atau sama dengan 15% per tanaman contoh) atau cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. 2. Lalat Buah (Bactrocera sp.) Gambar 3. Gejala Serangan Lalat Buah (Foto: Surahmat, 2011)
  • 10. 4 a. Gejala serangan : Lalat buah menyebabkan kerusakan pada buah cabai yang masih muda maupun buah yang sudah matang. Buah yang terserang akan membusuk dan kemudian jatuh ke tanah. Gejala awal terlihat dari adanya titik hitam pada bagian pangkal buah, titik hitam pada pangkal buah muncul karena aktifitas lalat buah dewasa yang memasukkan telurnya pada buah cabai. Telur tersebut akan menetas dan berkembang di dalam buah cabai. Larva yang terdapat di dalam buah menimbulkan kerusakan dari dalam, buah menjadi berwarna kuning pucat dan layu. Kualitas buah cabai yang terserang hama ini akan menurun dan tidak layak untuk dipasarkan. Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan oleh bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah. b. Pengendalian:  Pemusnahan buah terserang  Pembungkusan buah  Pengggunaan perangkap atraktan metil eugenol (ME) atau petrogenol sebanyak 1 ml/perangkap. Jumlah perangkap yang dibutuhkan 40 buah/Ha. Perangkap dipasang pada saat tanaman berumur 2 minggu sampai akhir panen dan atraktan diganti setiap 2 minggu sekali.  Rotasi tanaman  Pemanfaatan musuh alami antara lain parasitoid larva dan pupa (Biosteres sp, Opius sp), predator semut, Arachnidae (laba – laba), Staphylinidae (kumbang) dan Dermatera (Cecopet).
  • 11. 5 Pengendalian secara kimiawi dilakukan apabila cara – cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama. Pestisida yang digunakan harus efektif, terdaftar dan sesuai anjuran. Gambar 4. Perangkap Lalat Buah 3. Kutu Kebul (Bemisia tabaci) Gambar 5. Kutu Kebul a. Gejala serangan : Gejala serangan pada daun berupa bercak nekrotik, disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat
  • 12. 6 serangan nimfa dan serangga dewasa. Pada saat populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun muda yang dikeluarkan oleh kutu kebul dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang berbagai stadia tanaman. Keberadaan embun jelaga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada daun. Kisaran inang serangga ini cukup luas dan dapat mencapai populasi yang besar dalam waktu yang cepat apabila kondisi lingkungan menguntungkan. Beberapa tanaman pertanian yang menjadi inang kutu kebul adalah kentang, timun, melon, labu, terong, cabai, lettuce dan brokoli. Selain kerusakan langsung oleh isapan imago dan nimfa, kutu kebul sangat berbahaya karena dapat bertindak sebagai vektor virus. Sampai saat ini tercatat 60 jenis virus yang ditularkan oleh kutu kebul antara lain Geminivirus, Closterovirus, Nepovirus, Carlavirus, Potyvirus, Rod-shape DNA Virus. b. Pengendalian :  Pemanfaatan musuh alami, seperti predator, parasitoid dan patogen serangga.  Predator yang diketahui efektif terhadap kutu kebul, antara lain Menochilus sexmaculatus (mampu memangsa larva Bemisia tabaci sebanyak 200 – 400 larva/hari), Coccinella septempunctata, Scymus syriacus, Chrysoperla carnea, Scrangium parcesetosum, Orius albidipennis, dll.  Parasitoid yang diketahui efektif menyerang B. Tabaci adalah Encarcia adrianae (15 spesies), E. Tricolor, Eretmocerus corni (4 spesies), sedangkan jenis
  • 13. 7 patogen yang menyerang B. Tabaci, antara lain Bacillus thuringiensis, Paecilomyces farinorus dan Eretmocerus.  Penggunaan perangkap kuning dapat dipadukan dengan pengendalian secara fisik/mekanik dan penggunaan insektisida secara selektif. Dengan cara tersebut populasi hama dapat ditekan dan kerusakan yang ditimbulkannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat.  Sanitasi lingkungan  Tumpangsari antara cabai dengan Tagetes, penanaman jagung disekitar tanaman cabai sebagai tanaman perangkap.  Sistem pergiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman bukan inang, seperti tanaman kentang dan mentimun.  Penggunaan pestisida selektif sebagai alternatif terakhir antara lain Permethrin, Amitraz, Fenoxycarb, Imidacloprid, Bifenthrin, Deltamethrin, Buprofezin, Endosulphan dan asefat. 4. Kutu Daun Persik (Myzus persicae) Kutu daun yang berada pada permukaan bawah daun mengisap cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih muda. Daun yang terserang akan tampak berbercak-bercak. Hal ini akan menyebabkan daun menjadi keriting. Pada bagian tanaman yang terserang akan didapati kutu yang bergerombol. Bila terjadi serangan berat daun akan berkerut- kerut (menjadi keriput), tumbuhnya kerdil, berwarna kekuningan, daun-daunnya terpuntir, menggulung kemudian layu dan mati. Kutu daun persik merupakan hama yang menjadi hama utama karena beberapa alasan diantaranya mampu bertahan hidup pada hampir semua tanaman
  • 14. 8 budidaya, merupakan penular yang paling efisien dibandingkan hama lainnya. Tanaman inangnya lebih dari 400 jenis, dengan inang utama pada sayuran adalah cabai, kentang dan tomat. Kutu ini dapat berperan sebagai vektor lebih dari 90 jenis virus penyakit pada sekitar 30 famili tanaman antara lain meliputi jenis kacang-kacangan, bit-gula, tebu, kubis-kubisan, tomat, kentang, jeruk dan tembakau. Populasi hama ini dapat meningkat pada musim kemarau, seballiknya pada musim hujan populasi akan turun Pengendalian hama kutu daun ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida, bila populasi tinggi (ambang batas), yaitu lebih dari 50 setiap tanaman pada tanaman muda, tanaman pindahan, hampir panen. Musuh alami kutu daun ini dapat berupa parasitoid yaitu Diaretiella rapae, sedangkan predator yang berfungsi sebagai musuh alami dari hama ini seperti kumbang macan, laba-laba, larva dari syrphid, dan belalang sembah. 5. Kutu Daun (Aphididae) Gambar 6. Kutu daun
  • 15. 9 Serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau. Bagian tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago biasanya pucuk tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan mengkerut, mengeriting dan melingkar, menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Hama ini juga mengeluarkan cairan manis seperti madu, yang biasanya disebut dengan embun madu. Embun madu menarik datangnya semut dan cendawan jelaga. Adanya cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah. Aphid juga dapat berperan sebagai vektor virus (50 jenis virus) seperti, Papaya Ringspot Virus, Watermelon Mosaic Virus, Cucumber MosaicVirus (CMV). Penyebaran hama ini sangat luas, meliputi daerah beriklim tropis dan sedang kecuali Canada bagian utara dan Asia bagian utara. Kisaran inang dari hama ini cukup luas, seperti tanaman dari family Fabaceaae (Legumes, Lucerne), Solanaceae, Cucurbitaceae dan asteraceae. Kutu daun menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada beberapa tanaman sayuran, seperti asparagus, cabai, terong dan okra. Selain tanaman sayuran, kutu daun juga menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada jeruk, kapas dan melon. Pengendalian dapat dilakukan dengan menginfestasikan musuh alami seperti, parasitoid Aphelinus gossypi (Timberlake), Lysiphlebus testaceipes (Cresson), predator Coccinella transversalis atau cendawan entomopatogen Neozygites fresenii.
  • 16. 10 6. Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan Tetranychus sp.) Gambar 7. Gejala serangan Tungau (Foto: Spark, 2004) Gejala Serangan: Tungau menyerang daun-daun muda dengan cara menghisap cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan sehingga terjadi perubahan bentuk menjadi abnormal dan perubahan warna seperti daun menebal dan berubah warna menjadi tembaga atau kecokelatan. Daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah, menyusut dan keriting. Tunas dan bunga gugur. Serangan berat terjadi pada musim kemarau, biasanya serangan bersamaan dengan serangan Thrips dan kutu daun. Pengendalian : 1. Sanitasi dengan mengeradikasi bagian tanaman yang terserang kemudian dimusnahkan.
  • 17. 11 2. Pemanfaatan musuh alami yaitu predator Ambhyseins cucumeris 3. Pengendalian dengan akarisida yang efektif, terdaftar dan diijinkan Menteri Pertanian dilakukan apabila ditemukan gejala kerusakan daun dan populasi tungau. II. Penyakit Penting pada Tanaman Cabai Pada umumnya penyakit yang sering menyerang tanaman cabai merah disebabkan oleh cendawan, terutama disebabkan oleh lahan yang selalu lembab sehingga memungkinkan cendawan berkembang dengan baik. Beberapa jenis penyakit penting yang menyerang tanaman cabai merah, antar lain : 1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp) Gambar 8. Serangan Layu Fusarium pada Cabai Merah
  • 18. 12 a. Gejala Serangan : Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah, menguning danmenjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang tanaman menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa putih seperti kapas. Bila serangan terjadi pada saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur. b. Pengendalian:  Sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman terserang  Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar.  Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir. 2. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum) a. Gejala Serangan : Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang
  • 19. 13 sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih, maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang dengan cepat pada musim hujan. Gambar 9. Layu Bakteri pada Cabai Merah Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian. Selain itu, bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Penyakit ini cepat meluas terutama di tanah dataran rendah.
  • 20. 14 b. Pengendalian :  Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.  Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar.  Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir. 3. Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Collectrotichum gloeospoiroides) a. Gejala serangan : Gejala awal penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, berwarna hitam, orange dan coklat. Warna hitam merupakan struktur dari cendawan (mikro skelerotia dan aservulus), apabila kondisi lingkungan lembab tubuh buah akan berwarna orange atau merah muda. Luka yang ditimbulkan akan semakin melebar dan membentuk sebuah lingkaran konsentris dengan ukuran diameter sekitar 30 mm atau lebih. Dalam waktu yang tidak lama buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk, ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Serangan yang berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti jerami padi.
  • 21. 15 Gambar 10. Busuk Buah Antraknosa (Foto: Meilin, 2014) Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C. Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.
  • 22. 16 b. Pengendalian :  Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dan tanaman yang terserang agar tidak menyebar.  Seleksi benih atau menggunakan benih cabai yang tahan terhadap penyakit ini perlu dilakukan mengingat penyakit ini termasuk patogen tular benih.  Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi dengan memotong dan memusnahkan buah yang sakit.  Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir. Hindari pengguanaan alat semprot, atau lakukan sanitasi terlebih dahulu sebelum menggunakan alat semprot. 4. Penyakit Virus kuning (Gemini Virus) a. Gejala serangan : Helai daun mengalami vein clearing dimulai dari daun pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari gemini virus menyebabkan daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah. Keberadaan penyakit ini sangat merugikan karena mampu mempengaruhi produksi buah.
  • 23. 17 Gambar 11. Serangan Gemini Virus pada Tanaman Selain cabai virus ini juga mampu menyerang tanaman tomat, buncis, gula bit, babadotan, atau tanaman pertanian yang lain. Penyakit ini disebabkan oleh virus gemini dengan diameter partikel isometri berukuran 18–22 nm. Virus gemini mempunyai genome sirkular DNA tunggal. Virus dapat ditularkan melalui penyambungan dan melalui vektor Bemisia tabaci b. Pengendalian :  Mengendalikan serangga vektor virus kuning yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci) dengan menggunakan musuh alami predator seperti Menochilus sexmaculatus atau jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana atau Verticillium lecani.  Penanaman varietas tahan seperti hotchilli.  Melakukan sanitasi lingkungan terutama tanaman inang seperti ciplukan, terong, gulma bunga kancing.  Pemupukan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tanaman sehingga tanaman tetap berproduksi walaupun terserang virus kuning.
  • 24. 18  Kultur teknik yang meliputi : perendaman benih, penggunaan mulsa plastik (untuk menekan gulma inang, populasi vektor, menunda perkembangan virus)  Penanaman tanaman pembatas seperti jagung dan tagetes. 5. Penyakit bercak daun (Cercospora sp.) Gambar 12. Gejala bercak daun Cercospora a. Gejala Serangan : Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada daun, batang dan akar. Gejala serangan penyakit ini mulai terlihat dari munculnya bercak bulat berwarna coklat pada daun dan kering, ukuran bercak bisa mencapai sekitar 1 inci. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang-lubang. Bercak daun mampu menimbulkan kerugian ekonomi yang besar pada budidaya cabai, daun yang terserang akan layu dan rontok. Penyakit bercak daun ini dapat menyerang tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih banyak
  • 25. 19 menyerang tanaman tua. Serangan berat meyebabkan tanaman cabai kehilangan hampir semua daunnya, kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan cabai dalam menghasilkan buah. Kondisi lingkungan yang selalu hujan mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit bercak daun. Pada musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai drainase baik, penyakit layu kurang berkembang. Pengendalian : 1. Sanitasi dengan cara memusnahkan dan atau sisa-sisa tanaman yang terinfeksi/terserang 2. Menanam bibit yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan 3. Perlakuan benih sebelum tanam 4. Perbaikan drainase 5. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik dan pergiliran tanaman dengan tanaman non solanaceae 6. Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan fungisida secara bijaksana, efektif, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian, berpedoman pada peramalan cuaca dan populasi spora di lapangan
  • 26. 20 SUMBER BACAAN Anonim. 2009. Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya Cabai Merah Kulon Progo. Dinas Pertanian Provinsi Daeran Istimewa Yogyakarta. Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. Unsri Press. Palembang. Pracaya, 2008, Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Spark, A.N., 2004. Broad mite Polyphagotarsonemus latus. http://www. forestryimages. org/browse/detail.cfm?imgnum=1328062 Surahmat, F. 2011. Pengelolaan Tanaman Cabai Keriting Hibrida Tm 999 (Capsicum Annuum) Secara Konvensional Dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.