SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
ILMU HAMA TANAMAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Organisme Penganggu Tanaman
Gangguan OPT dunia 33%
Hama 13%
Penyakit 11%
Gulma 9%
Negara maju : kecil kerugian
Negara berkembang: lebih tinggi
Eropa: 25%, Amerika 29%
Asia: 43%, Afrika 42%
PENDAHULUAN
HAMA :
Akibat serangan hama:
1. Pada bagian akar tanaman: menyebabkan proses
pengisapan unsur hara, air dan lain sebagainya
2. Pada batang, cabang, ranting: menyebabkan
pengangkutan zat makanan terganggu atau terhenti
sama sekali sehingga tanaman menjadi mati atau layu
3. Pada daun: menyebabkan proses fotosintesis
terganggu
4. Pada buah: menyebabkan buah rusak atau bijinya
hampa
Bagaimana menjelaskan OPT yang belum berstatus
sebagai hama dengan yang berstatus sebagai hama ???
Contoh. Hama Thrips
# Menyerang pohon beringin
# Menyerang beringin bonsai
Dunia binatang ada 14 Fillum, namun
berperan sebagai hama:
Nemathelminthes: nematoda
Molusca: Siput
Arthropoda: binatang beruas
Insekta
Arachnida
Chordata: Mamalia
Menurut Stern et al. (1959):
Ada 3 hal mengapa OPT berstatus sebagai
hama yang merugikan:
1.Perubahan lingkungan asli
2. Masuknya spesies (OPT) serangga baru
3.Toleransi rendah terhadap kerusakan
tanaman
AD 1. Perubahan lingkungan asli
Contoh abad 19 di Amerika
Kasus hama Leptinotarsa decemlineata (Coleoptera:
Chrysomelidae)
LD. Serangga domestik daerah Colorado yang hidup
pada tumbuhan liar Solanaceae
Imigran dari Eropa membuka lahan baru untuk
tanaman kentang (Solanaceae). Serangga LD
menyerang tanaman kentang dan kemudian terjadi
kerusakan besar pada kentang
AD 1. Perubahan lingkungan asli
AD 2. Masuknya spesies OPT baru
Contoh di Amerika, California Abad ke 19
Kasus pada tanaman jeruk
Hama Icerya purchasi (Homoptera: Margaronidae) masuk
ke California dari Australia
Populasinya meningkat di California karena tanaman
berlimpah namun musuh alami hama ini tidak ada
Diketahui berasal dari Australia, didatangkan musuh
alaminya:
Predator: Rodolia cardinalis (Coleoptera: Coccinellidae)
Parasitoid: Cryptochaetum iceryae (Diptera:
Chryptocaetidae
AD 2. Masuknya spesies OPT baru
Rodolia cardinalis lagi memangsa
AD 3. Toleransi rendah terhadap kerusakan
tanaman
Contoh. Hama Thrips pada tanaman beringin bonsai
Kerusakan sedikit pada tanaman bonsai akan
menurunkan nilai ekonomis tanaman bonsai
Kasus pada tanaman hias, buah-buahan
Tolerasi rendah: erat sekali dengan selera konsumen
yang menuntut produk pertanian yang prima
Ciri-ciri peletusan hama;
* Munculnya hama secara mendadak
* Berkembangnya populasi hama dengan cepat dan
banyak
* Serangannya mencakup areal yang luas dan
merugikan
* Petani tidak mampu mengatasinya
Pimental (1982) ada 12 yang menyebabkan timbulnya
hama pada pertanaman dengan memperhatikan
interaksi antara berbagai komponen agroekosistim:
1. Pertanaman monokultur
2. Masuknya tanaman baru
3. Masuknya spesies hama baru
4. Perbedaan iklim
5. Akibat pemuliaan tanaman
6. Adanya keragaman genetik
7. Jarak tanam
8. Kesinambungan penanaman
9. Akibat unsur hara
10.Masa tanam yang sesuai dengan perkembangan hama
11.Hubungan tanaman dan hama
12.Penggunaan pestisida, hubungannya dengan fisiologi tanaman
Akibat banyaknya penggunaan pestisida, terutama pada
pertengahan abad 20 yang diaplikasikan secara tidak
bijaksana pada pertanaman penting: pangan, hortikultura dan
perkebunan maka terjadilah peledakan hama yang tidak
terduga.
Peledakan hama ini terjadi karena penggunaan pestisida
yang tidak bikakjsana, sehingga terjadi:
Resistensi hama
Resurjens hama
Munculnya hama seunder
AD 1. Resistensi hama
Timbulnya ketahanan terhadap serangga hama akibat seleksi
alami, dimana aplikasi pestisida tidak mampu lagi membunuh hama
sasaran. Aplikasi insektisida telah membunuh hama yang rentan, sedang
hama yang tahan terseleksi dan berkembang dengat cepat
AD 2. Riserjens hama
Peledakan hama dalam populasi yang besar melebihi populasi
semula, sehingga menyebabkan kerusakan ekonomis pada tanaman
inangnya. Salah satu penjelasan mengapa terjadi riserjens ini adalah
akbat matinya musuh alami.
AD 3. Munculnya hama sekunder
Peledakan hama sekunder terjadi karena matinya musuh alami
hama ini akibat perlakuan pestisida sehingga hama ini berkembang
dengan cepat. Insektisida yang digunakan hama mematikan hama
sasaran tetapi tidak mematikan hama sekunder yang belum banyak
merugikan secara ekonomis.
KEHILANGAN HASIL AKIBAT JASAD
PENGGANGGU
HAMA : 13 %
957.000 jenis 72 % Serangga: 686.000
PENYAKIT : 11%
GULMA : 9 %
TOTAL 33%
KERUGIAN AKIBAT SERANGAN
HAMA
1. Secara kuantitas (berkurangnya hasil
produksi)
Serangan kumbang penggerek buah kapas
(Amorphoidea sp.) dapat menyebabkan buah
tersebut gugur sebelum masak.
Serangan ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn) yang
memakan berbagai jenis tanaman, terutama
tanaman muda, tanaman jadi mati ata layu.
2. Secara kualitas: Menurunya mutu hasil)
Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman
Ubi jalar yang terserang hama lanas (Cylas formicarius
Fabr.) akan bewarna coklat kehitam-hitaman
Biji kedelai yang dan kepik polong kepik hijau (Nezara
viridula L.) dan kepik polong (Riptortus linearis L.) akan
bewarna kehitam-hitaman
Perubahan rasa
Ubi jalar yang terserang lanas (Cylas formicarius Fabr.) menjadi
pahit
Buah durian yan terserang hama penggerek Tirathaba ruptilnea
Wlk. Rasanya menjadi kemasaman
Bercak atau bintik-biktik hitam
Kulit biji kedelai ataupun kacang hijau yang terserang kepik
Nezara viridula L. akan bercak-bercak coklat
Daun kangkung yang terserang walang sangit (Leptocorixa
acuta Thumb) akan menunjukan gejala bintik-bintik hitam.
Rusak atau abnormal
Daun tembakau yang terserang Thrips spp. Myzus persicae
Sulz akan menjadi keriting atau ukurannya kecil-kecil.
Daun kelapa yang terserang kumbang niur (Oryctes rhinoceros
L) bagaikan digunting-gunting segitiga
Tingkat kerusakan hama dipengeruhi olah sifat sifat hama
dalam cara menyerangnya
Bagian yang diserang hama:
Batang
Daun
Dahan
Akar
Ubi
Bunga
Buah
Biji
HAMA PEMAKAN DAUN ATAU PENGHISAP CAIRAN
TANAMAN
Ordo Lepidoptera: Spodoptera exigua, Plusia chalsites
Ordo Coleoptera: Oryctes rhinoceros, Epilachna sparsa
Ordo Homoptera: Nilaparvata lugens
Ordo Hemiptera: Leptocorixa acuta, Nezara viridula
Ordo Orthoptera; Valanga nigricornis, Sexava spp.
Ordo Thysanoptera: Thrips tabaci
HAMA PERUSAK BATANG DAN RANTING
Ordo Coleoptera: Rhyncophorus ferrugineuas (kbg kelapa merah)
Ordo Lepidoptera:Tryporyza spp.
Ordo Homoptera: Asterolecanium striatum ( pengisap cairan batang jeruk)
HAMA YANG MERUSAK BUNGA DAN BUAH
Ordo Lepidoptera: Prays citri, Heliothis armigera
Ordo Hemiptera: Leptocorixa acuta, Helopeltis antonii
Golongan Aves: burung gereja, gelatik
Golongan Mamalia: Kelelawar, tupai, tikus, musang, kera
HAMA PEMAKAN BIJI-BIJIAN DI GUDANG PENYIMPANAN
Ordo Coleoptera: Sitophilus zeamais, Calandra oryzae, Tribolium castaneum
Ordo Lepidoptera: Sitotroga cerealella, plodia interpuntella (ngengat beras)
HAMA PERUSAK AKAR ATAU UMBI
Cylas formicarius: pada ubi jalar
Phthorimaea operculella :penggerek umbi kentang
HAMA PENULAR (VEKTOR) PENAKIT TANAMAN
-Wereng hijau (Nephotettix spp.) vektor virus tungro atau penyakit kerdil
-Kutu daun (Aphis spp.) penular penyakit keriting
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN
KISARAN BAHAYA
1.Hama utama
2.Hama minor
3.Hama potensial
4.Hama migran
HAMA UTAMA
Hama yang selalu menyerang setiap musim
pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang
berat sehingga memerlukan pengendalian. Bila tidak
dilakukan pengendalian akan menimbulkan kerugian
petani. Biasanya dalam satu agroekosistim terdapat
satu atau dua hama utama
Penggerek buah kapas ( Helicoverpa armigera)
Tikus Ratus-ratus argentiventer pada padi
Penggerek batang padi Tryporyza spp. Pada padi
Ptutella xylostella pada kubis
HAMA MINOR
Atau disebut hama kadang kala: hama yang telah lama
berada di suatu daerah, namun dianggap tidak bergitu
penting karena kerusakan yang diakibatkannya masih
bisa ditolerir oleh tanaman.
Menjadi hama akibat:
Perubahan faktor lingkungan
Kesalahan pengelolaan oleh manusia
HAMA POTENSIAL
Hama yang populasinya masih mampu muncul
secara tiba-tiba, terutama bila terjadi perubahan
pada mekanisme keseimbangan ekosistimnya.
Wereng coklat: Tahun 1970 terjadi ledakan
hama sebelumnya tidak menimbulkan kerusakan
HAMA MIGRAN
Hama yang bukan dari agro-ekosistim
setempat, melainkan datang dari luar yang
sifatnya berpindah-pindah
Belalang
Ulat grayak
Burung
Pengukuran kerugian hasil pertanian berdasarkan atas
perkiraan saja
India ; 10% per tahun akibat serangan tikus
Filiphina: 90% per tahun : serangan hama tikus
Amerika serikat : 10 %
Negara-negara belum berkembang: 50% untuk serealia
Hama
Kondisi Tanaman
Kerusakan
Kehilangan hasil
Kerugian
(Biotik, Abiotik, Sosial ekonomi (Bagian yang diserang,
Fase perkembangan)
Cara makan, jenjang perkembangan, lama tinggal, kerapatan
ASPEK HAMA
CARA MAKAN : TIPE KERUSAKAN YANG TERJADI
Penjarangan pertanaman
Pemakan biomassa
Penyadap asimilat
Penular penyakit tanaman
Pelemah turgor
Pengubah bentuk
JENJANG PERKEMBANGAN
Bandingkan kerusakan larva instar awal vs larva instar akhir
LAMA TINGGAL
Bandingkan imago vs nimfa walang sangit
KERAPATAN POPULASI
Rendah vs Tinggi
ASPEK TANAMAN;
Bagian tanaman yang diserang
Fase pertumbuhan tanaman
Tipe kerusakan yang terjadi
Intensitas kerusakan
ASPEK KONDISI LINGKUNGAN
Abiotik
Kesuburan tanah
Kelembaban (tanah, udara)
Biotik
Serangga lain
Musuh alami
Sosial ekonomi
Harga hasil panen
Harga pestisida
Persepsi
Biaya musuh alami
BENTUK KEHILANGAN HASIL
Kehilangan biomassa
Kehilangan kosmetik
kehilangan estetik

More Related Content

Similar to Hama Tanaman

Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfMeisyaBalaba8
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11Febrina Tentaka
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanamanAlfie Kesturi
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptxHama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptxgoliaputra1
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptLiliWardani1
 
Pert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptxPert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptxeeqra
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiAndrew Hutabarat
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelaiMarta Adinata
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-optKabayan Baduy
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putihxie_yeuw_jack
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanTidar University
 

Similar to Hama Tanaman (20)

Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdfKelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
Kelompok 3_Tugas PPT_PHT A.pdf
 
Laporan 2
Laporan 2Laporan 2
Laporan 2
 
hama dan penyakit tanaman11
 hama dan penyakit tanaman11 hama dan penyakit tanaman11
hama dan penyakit tanaman11
 
8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman8 9. hama & penyakit pada tanaman
8 9. hama & penyakit pada tanaman
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptxHama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
Hama & Penyakit Tanaman Kelapa Sawit.pptx
 
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.pptPpt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
Ppt_Alat_dan_Mesin_Pengendalian_Hama_dan.ppt
 
Pert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptxPert-3-Hama.pptx
Pert-3-Hama.pptx
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
 
137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt137870072 identifikasi-opt
137870072 identifikasi-opt
 
8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih8 ely korlina-pht b.putih
8 ely korlina-pht b.putih
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Hama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakauHama pada tanaman tembakau
Hama pada tanaman tembakau
 
MATERI UKK
MATERI UKKMATERI UKK
MATERI UKK
 
Kuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdfKuliah Perlintan.pdf
Kuliah Perlintan.pdf
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanaman
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Hama Tanaman

  • 2. PENDAHULUAN Organisme Penganggu Tanaman Gangguan OPT dunia 33% Hama 13% Penyakit 11% Gulma 9% Negara maju : kecil kerugian Negara berkembang: lebih tinggi Eropa: 25%, Amerika 29% Asia: 43%, Afrika 42%
  • 3.
  • 4. PENDAHULUAN HAMA : Akibat serangan hama: 1. Pada bagian akar tanaman: menyebabkan proses pengisapan unsur hara, air dan lain sebagainya 2. Pada batang, cabang, ranting: menyebabkan pengangkutan zat makanan terganggu atau terhenti sama sekali sehingga tanaman menjadi mati atau layu 3. Pada daun: menyebabkan proses fotosintesis terganggu 4. Pada buah: menyebabkan buah rusak atau bijinya hampa
  • 5.
  • 6. Bagaimana menjelaskan OPT yang belum berstatus sebagai hama dengan yang berstatus sebagai hama ??? Contoh. Hama Thrips # Menyerang pohon beringin # Menyerang beringin bonsai
  • 7. Dunia binatang ada 14 Fillum, namun berperan sebagai hama: Nemathelminthes: nematoda Molusca: Siput Arthropoda: binatang beruas Insekta Arachnida Chordata: Mamalia
  • 8.
  • 9. Menurut Stern et al. (1959): Ada 3 hal mengapa OPT berstatus sebagai hama yang merugikan: 1.Perubahan lingkungan asli 2. Masuknya spesies (OPT) serangga baru 3.Toleransi rendah terhadap kerusakan tanaman
  • 10. AD 1. Perubahan lingkungan asli Contoh abad 19 di Amerika Kasus hama Leptinotarsa decemlineata (Coleoptera: Chrysomelidae) LD. Serangga domestik daerah Colorado yang hidup pada tumbuhan liar Solanaceae Imigran dari Eropa membuka lahan baru untuk tanaman kentang (Solanaceae). Serangga LD menyerang tanaman kentang dan kemudian terjadi kerusakan besar pada kentang
  • 11. AD 1. Perubahan lingkungan asli
  • 12. AD 2. Masuknya spesies OPT baru Contoh di Amerika, California Abad ke 19 Kasus pada tanaman jeruk Hama Icerya purchasi (Homoptera: Margaronidae) masuk ke California dari Australia Populasinya meningkat di California karena tanaman berlimpah namun musuh alami hama ini tidak ada Diketahui berasal dari Australia, didatangkan musuh alaminya: Predator: Rodolia cardinalis (Coleoptera: Coccinellidae) Parasitoid: Cryptochaetum iceryae (Diptera: Chryptocaetidae
  • 13. AD 2. Masuknya spesies OPT baru
  • 15. AD 3. Toleransi rendah terhadap kerusakan tanaman Contoh. Hama Thrips pada tanaman beringin bonsai Kerusakan sedikit pada tanaman bonsai akan menurunkan nilai ekonomis tanaman bonsai Kasus pada tanaman hias, buah-buahan Tolerasi rendah: erat sekali dengan selera konsumen yang menuntut produk pertanian yang prima
  • 16. Ciri-ciri peletusan hama; * Munculnya hama secara mendadak * Berkembangnya populasi hama dengan cepat dan banyak * Serangannya mencakup areal yang luas dan merugikan * Petani tidak mampu mengatasinya
  • 17. Pimental (1982) ada 12 yang menyebabkan timbulnya hama pada pertanaman dengan memperhatikan interaksi antara berbagai komponen agroekosistim: 1. Pertanaman monokultur 2. Masuknya tanaman baru 3. Masuknya spesies hama baru 4. Perbedaan iklim 5. Akibat pemuliaan tanaman 6. Adanya keragaman genetik 7. Jarak tanam 8. Kesinambungan penanaman 9. Akibat unsur hara 10.Masa tanam yang sesuai dengan perkembangan hama 11.Hubungan tanaman dan hama 12.Penggunaan pestisida, hubungannya dengan fisiologi tanaman
  • 18. Akibat banyaknya penggunaan pestisida, terutama pada pertengahan abad 20 yang diaplikasikan secara tidak bijaksana pada pertanaman penting: pangan, hortikultura dan perkebunan maka terjadilah peledakan hama yang tidak terduga. Peledakan hama ini terjadi karena penggunaan pestisida yang tidak bikakjsana, sehingga terjadi: Resistensi hama Resurjens hama Munculnya hama seunder
  • 19. AD 1. Resistensi hama Timbulnya ketahanan terhadap serangga hama akibat seleksi alami, dimana aplikasi pestisida tidak mampu lagi membunuh hama sasaran. Aplikasi insektisida telah membunuh hama yang rentan, sedang hama yang tahan terseleksi dan berkembang dengat cepat
  • 20. AD 2. Riserjens hama Peledakan hama dalam populasi yang besar melebihi populasi semula, sehingga menyebabkan kerusakan ekonomis pada tanaman inangnya. Salah satu penjelasan mengapa terjadi riserjens ini adalah akbat matinya musuh alami.
  • 21. AD 3. Munculnya hama sekunder Peledakan hama sekunder terjadi karena matinya musuh alami hama ini akibat perlakuan pestisida sehingga hama ini berkembang dengan cepat. Insektisida yang digunakan hama mematikan hama sasaran tetapi tidak mematikan hama sekunder yang belum banyak merugikan secara ekonomis.
  • 22. KEHILANGAN HASIL AKIBAT JASAD PENGGANGGU HAMA : 13 % 957.000 jenis 72 % Serangga: 686.000 PENYAKIT : 11% GULMA : 9 % TOTAL 33%
  • 23. KERUGIAN AKIBAT SERANGAN HAMA 1. Secara kuantitas (berkurangnya hasil produksi) Serangan kumbang penggerek buah kapas (Amorphoidea sp.) dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak. Serangan ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn) yang memakan berbagai jenis tanaman, terutama tanaman muda, tanaman jadi mati ata layu.
  • 24. 2. Secara kualitas: Menurunya mutu hasil) Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman Ubi jalar yang terserang hama lanas (Cylas formicarius Fabr.) akan bewarna coklat kehitam-hitaman Biji kedelai yang dan kepik polong kepik hijau (Nezara viridula L.) dan kepik polong (Riptortus linearis L.) akan bewarna kehitam-hitaman
  • 25. Perubahan rasa Ubi jalar yang terserang lanas (Cylas formicarius Fabr.) menjadi pahit Buah durian yan terserang hama penggerek Tirathaba ruptilnea Wlk. Rasanya menjadi kemasaman Bercak atau bintik-biktik hitam Kulit biji kedelai ataupun kacang hijau yang terserang kepik Nezara viridula L. akan bercak-bercak coklat Daun kangkung yang terserang walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb) akan menunjukan gejala bintik-bintik hitam. Rusak atau abnormal Daun tembakau yang terserang Thrips spp. Myzus persicae Sulz akan menjadi keriting atau ukurannya kecil-kecil. Daun kelapa yang terserang kumbang niur (Oryctes rhinoceros L) bagaikan digunting-gunting segitiga
  • 26. Tingkat kerusakan hama dipengeruhi olah sifat sifat hama dalam cara menyerangnya Bagian yang diserang hama: Batang Daun Dahan Akar Ubi Bunga Buah Biji
  • 27.
  • 28.
  • 29. HAMA PEMAKAN DAUN ATAU PENGHISAP CAIRAN TANAMAN Ordo Lepidoptera: Spodoptera exigua, Plusia chalsites Ordo Coleoptera: Oryctes rhinoceros, Epilachna sparsa Ordo Homoptera: Nilaparvata lugens Ordo Hemiptera: Leptocorixa acuta, Nezara viridula Ordo Orthoptera; Valanga nigricornis, Sexava spp. Ordo Thysanoptera: Thrips tabaci HAMA PERUSAK BATANG DAN RANTING Ordo Coleoptera: Rhyncophorus ferrugineuas (kbg kelapa merah) Ordo Lepidoptera:Tryporyza spp. Ordo Homoptera: Asterolecanium striatum ( pengisap cairan batang jeruk)
  • 30. HAMA YANG MERUSAK BUNGA DAN BUAH Ordo Lepidoptera: Prays citri, Heliothis armigera Ordo Hemiptera: Leptocorixa acuta, Helopeltis antonii Golongan Aves: burung gereja, gelatik Golongan Mamalia: Kelelawar, tupai, tikus, musang, kera HAMA PEMAKAN BIJI-BIJIAN DI GUDANG PENYIMPANAN Ordo Coleoptera: Sitophilus zeamais, Calandra oryzae, Tribolium castaneum Ordo Lepidoptera: Sitotroga cerealella, plodia interpuntella (ngengat beras) HAMA PERUSAK AKAR ATAU UMBI Cylas formicarius: pada ubi jalar Phthorimaea operculella :penggerek umbi kentang HAMA PENULAR (VEKTOR) PENAKIT TANAMAN -Wereng hijau (Nephotettix spp.) vektor virus tungro atau penyakit kerdil -Kutu daun (Aphis spp.) penular penyakit keriting
  • 31. PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KISARAN BAHAYA 1.Hama utama 2.Hama minor 3.Hama potensial 4.Hama migran
  • 32. HAMA UTAMA Hama yang selalu menyerang setiap musim pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat sehingga memerlukan pengendalian. Bila tidak dilakukan pengendalian akan menimbulkan kerugian petani. Biasanya dalam satu agroekosistim terdapat satu atau dua hama utama Penggerek buah kapas ( Helicoverpa armigera) Tikus Ratus-ratus argentiventer pada padi Penggerek batang padi Tryporyza spp. Pada padi Ptutella xylostella pada kubis
  • 33. HAMA MINOR Atau disebut hama kadang kala: hama yang telah lama berada di suatu daerah, namun dianggap tidak bergitu penting karena kerusakan yang diakibatkannya masih bisa ditolerir oleh tanaman. Menjadi hama akibat: Perubahan faktor lingkungan Kesalahan pengelolaan oleh manusia
  • 34. HAMA POTENSIAL Hama yang populasinya masih mampu muncul secara tiba-tiba, terutama bila terjadi perubahan pada mekanisme keseimbangan ekosistimnya. Wereng coklat: Tahun 1970 terjadi ledakan hama sebelumnya tidak menimbulkan kerusakan
  • 35. HAMA MIGRAN Hama yang bukan dari agro-ekosistim setempat, melainkan datang dari luar yang sifatnya berpindah-pindah Belalang Ulat grayak Burung
  • 36. Pengukuran kerugian hasil pertanian berdasarkan atas perkiraan saja India ; 10% per tahun akibat serangan tikus Filiphina: 90% per tahun : serangan hama tikus Amerika serikat : 10 % Negara-negara belum berkembang: 50% untuk serealia
  • 37. Hama Kondisi Tanaman Kerusakan Kehilangan hasil Kerugian (Biotik, Abiotik, Sosial ekonomi (Bagian yang diserang, Fase perkembangan) Cara makan, jenjang perkembangan, lama tinggal, kerapatan
  • 38. ASPEK HAMA CARA MAKAN : TIPE KERUSAKAN YANG TERJADI Penjarangan pertanaman Pemakan biomassa Penyadap asimilat Penular penyakit tanaman Pelemah turgor Pengubah bentuk
  • 39. JENJANG PERKEMBANGAN Bandingkan kerusakan larva instar awal vs larva instar akhir LAMA TINGGAL Bandingkan imago vs nimfa walang sangit KERAPATAN POPULASI Rendah vs Tinggi
  • 40. ASPEK TANAMAN; Bagian tanaman yang diserang Fase pertumbuhan tanaman Tipe kerusakan yang terjadi Intensitas kerusakan
  • 41. ASPEK KONDISI LINGKUNGAN Abiotik Kesuburan tanah Kelembaban (tanah, udara) Biotik Serangga lain Musuh alami Sosial ekonomi Harga hasil panen Harga pestisida Persepsi Biaya musuh alami
  • 42. BENTUK KEHILANGAN HASIL Kehilangan biomassa Kehilangan kosmetik kehilangan estetik