SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN TEBU”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Jember
HP / WA: 085747307692
Email: pandu@unej.ac.id
APA YANG KALIAN TAHU
TENTANG TEBU?
FAKTA
• Kapasitas giling pabrik gula nasional
kurang lebih 205.000 ton/hari. Thailand
punya kapasitas giling tebu 940.000
ton/hari.
• Tingkat rendemen di Indonesia 7-8%,
Thailand 14% (Rendemen: rendemen 7-
8% artinya setiap 100 Kg tebu yang
digiling menghasilkan 7-8 Kg gula).
• Kebutuhan gula nasional 5,7 juta
ton/tahun; 2,8 juta ton untuk
konsumsi; 3,1 juta ton untuk industri.
PENGANTAR
 Pengusahaan tebu di Indonesia
mengalami perubahan sistem. Semula
Pabrik Gula (PG) menyewa tanah petani
untuk ditanami tebu, yang dikelola PG.
Sesudah panen tebu didongkel
 Tahun 1975 Pemerintah mengeluarkan
INPRES No.9/75 tentang tebu rakyat
intensifikasi (TRI). Sistem sewa dialihkan
ke sistem TRI.
 TRI dilaksakan petani, PG mengolahkan
tebu petani berdasar bagi hasil.
Umumnya pengetahuan petani tentang
penyakit relatif kurang.
PENGANTAR
• Tebu sekarang ditanam di lahan kering,
terutama di luar Jawa. Tebu dipanen
secara keprasan (Ratoon) satu sampai
tiga kali.
• Perubahan sistem ke keprasan
menyebabkan terakumulasinya
penyakit-penyakit sistemik.
• Penyakit yang dahulu kurang penting
sekarang justru menjadi penting.
PENYAKIT HANGUS (SUGARCANE SMUT)
(Ustilago scitaminea)
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
Tahun 1970 an berkembang jadi epidemi
di negara-negara penghasil tebu.. Tahun
1979 ditemukan di PG Trangkil (JATENG).
Sekarang tersebar di JAWA, SUMATERA,
dan SULAWESI.
Pertama kali dilaporkan di Jawa Tengah
pada tahun 1881. Mula-mula hanya
sporadis, tak menimbulkan kerugian
besar.
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
• Cendawan Ustilago scitaminea.
• Klamidospora berwarna hijau zaitun
sampai cokelat, bulat atau tidak teratur.
• Klamidospora berkecambah
membentuk promiselium pendek
terdiri atas 3-4 sel.
• Tiap sel membentuk hife yang dapat
menginfeksi.
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
GEJALA :
Gejala khas adalah terbentuknya organ mirip
cambuk hitam pada pucuk batang tebu. Cambuk
setebal pensil, tidak bercabang , padanya
terdapat jutaan klamidospora diliputi selaput tak
berwarna. Klamidospora mirip jelaga, bila
selaput pecah dia akan terhambur.
INANG :
Tanaman yang tergolong Gramineae, sorghum,
alang-alang.
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENULARAN :
• Klamidospora disebarkan angin.
• Klamidospora dalam tanah dapat
disebarkan oleh air.
• Miselium pada bahan tanam atau
spora yang terdapat pada bibit dapat
menularkan penyakit.
PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENGENDALIAN:
• Menanam varietas tahan seperti PS 851, PS 861, PS 862 & PS 863.
• Hanya menanam bibit sehat. Perawatan bibit dalam air panas 52º C selama 45
menit dapat membunuh patogen.
• Perendaman bibit dalam fungisida DIFENOKONAZOL atau TRIADIMEFON selama
2 jam mampu melindungi bibit dari infeksi sampai tanaman umur 6 bulan.
• Tanaman sakit dibongkar.
• Membersihkan kebun dari gulma inangnya.
• Pertanaman yg sakit parah tidak dikepras, setelah tebang sisa dongkelan
dibakar, kebun diberakan atau di rotasi tanam.
• Menanam tidak hanya satu varietas tapi bergantian
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE (RSD)
(Leifsonia xyli subsp. xyli)
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
ARTI EKONOMI:
• Pertama kali ditemukan di Queensland,
Australia pada tahun 1944 pada tebu keprasan.
• Di Indonesia pertama kali ditemukan di PG
Purwodadi (Madiun) tahun 1960.
• Di Lousiana (USA) pada tanaman keprasan
pertama dapat merugikan 86%. Di Indonesia di
55 PG + 55% tebu terserang.
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
GEJALA
Tanaman terhambat tumbuhnya,
terutama keprasan kedua. Bila batang
dibelah berkas pembuluh berwarna
jingga kemerahan.
MIKROSKOPIS
Pembuluh kayu tersumbat blendok.
Pada tebu masak gejala lebih jelas.
Batang sakit sering mengandung lebih
banyak zat pati daripada yang sehat.
Pada lahan kurang subur gejala lebih
jelas.
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENYEBAB
• Dulu diduga virus, kemudian diketahui
penyebabnya bakteri Clavibacter xyli dan
selanjutnya disebut (Leifsonia xyli subsp.
xyli) yg masuk golongan coryneform, Gram
positif, tak bergerak, aerob, membentuk
endospora.
• Patogen sulit diisolasi (2-3 minggu koloni
baru tumbuh dan membutuhkan media
khusus
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENULARAN
• Secara mekanis melalui parang untuk
memotong bibit atau menebang
tebu.
• Bibit tanaman sakit merupakan
sumber penularan utama
• Bakteri bertahan dalam tanah dan
akan menginfeksi lagi tanaman inang
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
INANG
Jagung, Sorghum, Alang-alang, Cynodon dactylon, Rumput gembala (Panicum maximum).
Panicum maximumCynodon dactylon
PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENGENDALIAN
• Penggunaan bibit sehat bebas RSD (kultur jaringan)
• Perawatan bibit dengan air panas 50° C selama 2-3 jam. Pada varietas
Ps 41 dan POJ 3016 perawatan ini dapat meningkatkan hasil 10%.
Perawatan dilakukan pada bibit umur 8 bulan atau lebih.
• Bibit yang dipanasi akan menjadi lemah. Untuk mencegah jamur
patogen tanah perlu fungisida.
• Desinfeksi parang dengan Lisol 20%.
• Membinasakan tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.
PENYAKIT POKAHBUNG
(Fusarium moniliforme Sheld.)
&
(Fusarium moniliforme var. subglutinans)
PENYAKIT POKAHBUNG
• Sampai tahun 1970 an penyakit pokahbung,
penyakit mosaik, dan penyakit blendok
merupakan penyakit-penyakit tebu
terpenting pada tebu di Indonesia.
• Pokahbung terutama di Jawa Barat yang
iklimnya basah.. Disebut pokahbung krn
menyebabkan malformasi yg khas pada
tunas ujung tebu. Sekarang penyakit ini
kurang penting.
PENYAKIT POKAHBUNG
GEJALA
Terjadi malformasi pada tunas pucuk. Gejala dibedakan dalam tiga tingkat
sbb:
• Pb 1. Helaian daun yg baru membuka pangkalnya klorotis. Kelak di
bagian ini timbul titik-titik atau garis merah. Daun yg belum membuka
juga terserang, hingga tak dapat membuka sempurna.
• Pb 2. Patogen menyerang ujung batang muda, tetapi tak sampai busuk.
Pada batang muda itu tampak garis-garis merah cokelat, yg dapat
meluas jadi rongga yg dalam. Rongga bersekat melintang seperti tangga.
Pertumbuhan ujung batang terhambat. Pada bagian yg berongga batang
membengkok.
• Pb 3. Patogen menyerang titik tumbuh menyebabkan pembusukan
dengan bau tak sedap.
PENYAKIT POKAHBUNG
PENYAKIT POKAHBUNG
PENYAKIT POKAHBUNG
PENULARAN
• Jamur disebarkan dengan konidia. Infeksi hanya terjadi pada pangkal
daun muda yang belum membuka. Konidia yang jatuh pada ujung daun
itu terbawa oleh tetesan air. Hujan membantu penyebaran penyakit.
• Di Jawa penyakit meluas pada bulan Januari dan Februari.
PENGENDALIAN
• Sampai kini belum ditemukan cara pengendalian yang memuaskan.
Yang dapat dianjurkan hanya sanitasi.
• Penyemprotan dengan fungisida tembaga dapat mengurangi penyakit,
namun biayanya mahal.
PENYAKIT BERCAK MATA
(Bipolaris sacchari)
• Bercak mata (eyespot) untuk pertama
kali diteliti oleh van Breda de Haan pada
1892.
• Di Indonesia penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar
• Penyakit berada di semua negara
penghasil gula
• Di Hawaii menimbulkan kerugian yang
besar
PENYAKIT BERCAK MATA
PENYAKIT BERCAK MATA
Gejala
• Pada daun timbul titik-titik halus merah atau
cokelat kemerahan
• Titik bertambah panjang dan lebar sehingga
menjadi bercak lonjong memanjang,
berwarna coklat dengan tepi kuning
• Bercak mempunyai ekor yang menuju ke arah
ujung daun
PENYAKIT BERCAK MATA
PENYAKIT BERCAK MATA
PENYAKIT BERCAK MATA
PENYEBAB
• Cendawan Bipolaris sacchari
• Konidiofor berwarna coklat tua,
konidium berwarna kelabu sampai
coklat, lurus agak bengkok, berdinding
tebal, terbagi menjadi menjadi 6-9 sel.
• Konidium tumbuh dengan
membentuk hifa dari sel-sel ujungnya
PENYAKIT BERCAK MATA
Bipolaris sacchari (BPI 430195). A. Leaf spots on Saccharum officinarum. B.
Conidiophore. C–F. Conidia. Scale bars: A = 500 μm, B = 10 μm, C–F = 5 μm.
PENYAKIT BERCAK MATA
Pengendalian
• Di Indonesia tidak ada usaha
pengendalian khusus
• Di Hawaii pengendalian dengan
menyemprot fungisida
PENYAKIT SEREH
• Di akhir abad 19 menimbulkan kerugian besar.
• Semula diduga disebabkan faktor fisiologis krn di pegunungan tak
dijumpai, dan penyakit dapat hilang karena perubahan faktor luar.
• Kemudian diduga disebabkan oleh virus, karena bibit yang sakit dapat
disembuhkan dengan air panas 52° C 30 menit
PENYAKIT SEREH
PENYAKIT SEREH
GEJALA
Pada gejala yang parah pertumbuhan sangat terhambat, tunas-tunas
samping berkembang, habitus tanaman mirip tanaman sereh
(Cymbopogon nardus).
PENULARAN
Melalui bibit (setek) yang sakit.
PENYAKIT SEREH
PENGENDALIAN
• Penanaman varietas tahan. Ditemukannya POJ 2878 dan POJ 2883 maka
penyakit berkurang sampai hilang. Ketahanan berasal dari varietas Kasur
(silangan antara Cirebon hitam dengan gelagah).
• Menggunakan bibit dari daerah pegunungan yang masih bebas virus.
• Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 30 menit (Cara Wilbrink).
PENYAKIT MOSAIK
PENYAKIT MOSAIK
Mosaic symptoms in sugarcane are currently associated with four diseases
that are caused by several viruses (Rott et al. 2008). These diseases are the
following:
• Mild mosaic—caused by Sugarcane mild mosaic virus (SCMMV).
• Streak mosaic—caused by Sugarcane streak mosaic virus (SCSMV).
• Striate mosaic—caused by Sugarcane striate mosaic-associated virus
(SCSMaV).
• Mosaic—caused by Sugarcane mosaic virus (SCMV) and Sorghum mosaic
virus (SrMV). ....... UTAMA
PENYAKIT MOSAIK
Sugarcane mosaic virus
PENYAKIT MOSAIK
Virus mosaik tebu, atau Marmor sacchari
Holmes. Juga disebut Saccharum virus 1
(Brandes) Smith.
Dikenal 10 strain virus yang berbeda
virulensinya. Suhu inaktivasi 53 - 55° C.
Pengenceran terakhir 10-3. Virus
berbentuk batang 630 x 15 nm.
INANG
Fam. Gramineae a.l.Tebu, Jagung,
Sorghum, Panicum colonum, Cynodon
dactylon, Setaria italica, Saccharum
spontaneum (gelagah).
Gejala sugarcane streak mosaic virus
PENYAKIT MOSAIK
Gejala sugarcane streak mosaic virus
PENYAKIT MOSAIK
PENULARAN
Melalui bibit (setek).
Melalui kutu daun jagung (Rophalosiphum maydis), atau Aphis maydis.
Aphis sacchari (kutu tebu) justru tidak menularkan virus mosaik.
PENGENDALIAN
• Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 20 menit (hari ke 1), . 57°
C selama 20 menit (hari ke 2 dan 3)
• Pengendalian vektor virus.
• Pemantauan di kebun bibit. Bibit yang sakit dibinasakan. Membinasakan
tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihTidar University
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSnovhitasari
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karethome
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanNurma Fauzaniar
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAdiana novitasari
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiNurulia Dimitha
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit TanamanLaporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
Laporan Praktikum Diagnosis Laboratorium: Penyakit Tanaman
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Blas padi
Blas padiBlas padi
Blas padi
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 

Similar to Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya

7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotiksat rahayuwati
 
Teknis budidaya padi
Teknis budidaya padiTeknis budidaya padi
Teknis budidaya padisujononasa
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500ajeyizna
 
Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungMuliadin Forester
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxREZADWIANTA1
 
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptxMateri Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptxsoviasega
 
Permasalahan tanaman pangan
Permasalahan tanaman panganPermasalahan tanaman pangan
Permasalahan tanaman panganAndrew Hutabarat
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungDesti Diana Putri
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)edhie noegroho
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangsujononasa
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merangakmalkojah
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelaixie_yeuw_jack
 
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurataBahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata3116190
 
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptx
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptxPenyuluhan DBD copy copy copy.pptx
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptxMarshaly
 
Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1dasefi
 
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortelBondan the Planter of Palm Oil
 

Similar to Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya (20)

7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintanMakalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
 
Teknis budidaya padi
Teknis budidaya padiTeknis budidaya padi
Teknis budidaya padi
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500
 
Penyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman JagungPenyakit Utama Tanaman Jagung
Penyakit Utama Tanaman Jagung
 
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptxPENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG (bulai dan karat).pptx
 
Dbd
DbdDbd
Dbd
 
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptxMateri Pengenalan HPT Vanili.pptx
Materi Pengenalan HPT Vanili.pptx
 
Permasalahan tanaman pangan
Permasalahan tanaman panganPermasalahan tanaman pangan
Permasalahan tanaman pangan
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)Dpt (penyakit pnting pada lada)
Dpt (penyakit pnting pada lada)
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
virus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakaovirus pada pepaya, jagung, kakao
virus pada pepaya, jagung, kakao
 
Bertanam jamur merang
Bertanam jamur merangBertanam jamur merang
Bertanam jamur merang
 
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai5 ramlan-pengendalian karat kedelai
5 ramlan-pengendalian karat kedelai
 
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurataBahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata
Bahan penyampaian makalah pada pelatian kursus tani bpp janurata
 
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptx
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptxPenyuluhan DBD copy copy copy.pptx
Penyuluhan DBD copy copy copy.pptx
 
Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1
 
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...
Presentasi no 2 9_pengaruh ulat kubis (crocidolomia pavonana) terhadap tingka...
 
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortelMakalah_69 laporan kel  5 hama dan penyakit tanaman wortel
Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
 

Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya

  • 1. ORGANISME PENGANGGANGGU TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503) “PENYAKIT PADA TANAMAN TEBU” Oleh: Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si. Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember 2019
  • 2. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si. Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Jember HP / WA: 085747307692 Email: pandu@unej.ac.id
  • 3. APA YANG KALIAN TAHU TENTANG TEBU?
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. FAKTA • Kapasitas giling pabrik gula nasional kurang lebih 205.000 ton/hari. Thailand punya kapasitas giling tebu 940.000 ton/hari. • Tingkat rendemen di Indonesia 7-8%, Thailand 14% (Rendemen: rendemen 7- 8% artinya setiap 100 Kg tebu yang digiling menghasilkan 7-8 Kg gula). • Kebutuhan gula nasional 5,7 juta ton/tahun; 2,8 juta ton untuk konsumsi; 3,1 juta ton untuk industri.
  • 9. PENGANTAR  Pengusahaan tebu di Indonesia mengalami perubahan sistem. Semula Pabrik Gula (PG) menyewa tanah petani untuk ditanami tebu, yang dikelola PG. Sesudah panen tebu didongkel  Tahun 1975 Pemerintah mengeluarkan INPRES No.9/75 tentang tebu rakyat intensifikasi (TRI). Sistem sewa dialihkan ke sistem TRI.  TRI dilaksakan petani, PG mengolahkan tebu petani berdasar bagi hasil. Umumnya pengetahuan petani tentang penyakit relatif kurang.
  • 10. PENGANTAR • Tebu sekarang ditanam di lahan kering, terutama di luar Jawa. Tebu dipanen secara keprasan (Ratoon) satu sampai tiga kali. • Perubahan sistem ke keprasan menyebabkan terakumulasinya penyakit-penyakit sistemik. • Penyakit yang dahulu kurang penting sekarang justru menjadi penting.
  • 11. PENYAKIT HANGUS (SUGARCANE SMUT) (Ustilago scitaminea)
  • 12. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU Tahun 1970 an berkembang jadi epidemi di negara-negara penghasil tebu.. Tahun 1979 ditemukan di PG Trangkil (JATENG). Sekarang tersebar di JAWA, SUMATERA, dan SULAWESI. Pertama kali dilaporkan di Jawa Tengah pada tahun 1881. Mula-mula hanya sporadis, tak menimbulkan kerugian besar.
  • 13. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU • Cendawan Ustilago scitaminea. • Klamidospora berwarna hijau zaitun sampai cokelat, bulat atau tidak teratur. • Klamidospora berkecambah membentuk promiselium pendek terdiri atas 3-4 sel. • Tiap sel membentuk hife yang dapat menginfeksi.
  • 14. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU GEJALA : Gejala khas adalah terbentuknya organ mirip cambuk hitam pada pucuk batang tebu. Cambuk setebal pensil, tidak bercabang , padanya terdapat jutaan klamidospora diliputi selaput tak berwarna. Klamidospora mirip jelaga, bila selaput pecah dia akan terhambur. INANG : Tanaman yang tergolong Gramineae, sorghum, alang-alang.
  • 17. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU PENULARAN : • Klamidospora disebarkan angin. • Klamidospora dalam tanah dapat disebarkan oleh air. • Miselium pada bahan tanam atau spora yang terdapat pada bibit dapat menularkan penyakit.
  • 18. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU PENGENDALIAN: • Menanam varietas tahan seperti PS 851, PS 861, PS 862 & PS 863. • Hanya menanam bibit sehat. Perawatan bibit dalam air panas 52º C selama 45 menit dapat membunuh patogen. • Perendaman bibit dalam fungisida DIFENOKONAZOL atau TRIADIMEFON selama 2 jam mampu melindungi bibit dari infeksi sampai tanaman umur 6 bulan. • Tanaman sakit dibongkar. • Membersihkan kebun dari gulma inangnya. • Pertanaman yg sakit parah tidak dikepras, setelah tebang sisa dongkelan dibakar, kebun diberakan atau di rotasi tanam. • Menanam tidak hanya satu varietas tapi bergantian
  • 19. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE (RSD) (Leifsonia xyli subsp. xyli)
  • 20. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE ARTI EKONOMI: • Pertama kali ditemukan di Queensland, Australia pada tahun 1944 pada tebu keprasan. • Di Indonesia pertama kali ditemukan di PG Purwodadi (Madiun) tahun 1960. • Di Lousiana (USA) pada tanaman keprasan pertama dapat merugikan 86%. Di Indonesia di 55 PG + 55% tebu terserang.
  • 21. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE GEJALA Tanaman terhambat tumbuhnya, terutama keprasan kedua. Bila batang dibelah berkas pembuluh berwarna jingga kemerahan. MIKROSKOPIS Pembuluh kayu tersumbat blendok. Pada tebu masak gejala lebih jelas. Batang sakit sering mengandung lebih banyak zat pati daripada yang sehat. Pada lahan kurang subur gejala lebih jelas.
  • 22. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE PENYEBAB • Dulu diduga virus, kemudian diketahui penyebabnya bakteri Clavibacter xyli dan selanjutnya disebut (Leifsonia xyli subsp. xyli) yg masuk golongan coryneform, Gram positif, tak bergerak, aerob, membentuk endospora. • Patogen sulit diisolasi (2-3 minggu koloni baru tumbuh dan membutuhkan media khusus
  • 23. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE PENULARAN • Secara mekanis melalui parang untuk memotong bibit atau menebang tebu. • Bibit tanaman sakit merupakan sumber penularan utama • Bakteri bertahan dalam tanah dan akan menginfeksi lagi tanaman inang
  • 24. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE INANG Jagung, Sorghum, Alang-alang, Cynodon dactylon, Rumput gembala (Panicum maximum). Panicum maximumCynodon dactylon
  • 25. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE PENGENDALIAN • Penggunaan bibit sehat bebas RSD (kultur jaringan) • Perawatan bibit dengan air panas 50° C selama 2-3 jam. Pada varietas Ps 41 dan POJ 3016 perawatan ini dapat meningkatkan hasil 10%. Perawatan dilakukan pada bibit umur 8 bulan atau lebih. • Bibit yang dipanasi akan menjadi lemah. Untuk mencegah jamur patogen tanah perlu fungisida. • Desinfeksi parang dengan Lisol 20%. • Membinasakan tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.
  • 26. PENYAKIT POKAHBUNG (Fusarium moniliforme Sheld.) & (Fusarium moniliforme var. subglutinans)
  • 27. PENYAKIT POKAHBUNG • Sampai tahun 1970 an penyakit pokahbung, penyakit mosaik, dan penyakit blendok merupakan penyakit-penyakit tebu terpenting pada tebu di Indonesia. • Pokahbung terutama di Jawa Barat yang iklimnya basah.. Disebut pokahbung krn menyebabkan malformasi yg khas pada tunas ujung tebu. Sekarang penyakit ini kurang penting.
  • 28. PENYAKIT POKAHBUNG GEJALA Terjadi malformasi pada tunas pucuk. Gejala dibedakan dalam tiga tingkat sbb: • Pb 1. Helaian daun yg baru membuka pangkalnya klorotis. Kelak di bagian ini timbul titik-titik atau garis merah. Daun yg belum membuka juga terserang, hingga tak dapat membuka sempurna. • Pb 2. Patogen menyerang ujung batang muda, tetapi tak sampai busuk. Pada batang muda itu tampak garis-garis merah cokelat, yg dapat meluas jadi rongga yg dalam. Rongga bersekat melintang seperti tangga. Pertumbuhan ujung batang terhambat. Pada bagian yg berongga batang membengkok. • Pb 3. Patogen menyerang titik tumbuh menyebabkan pembusukan dengan bau tak sedap.
  • 31. PENYAKIT POKAHBUNG PENULARAN • Jamur disebarkan dengan konidia. Infeksi hanya terjadi pada pangkal daun muda yang belum membuka. Konidia yang jatuh pada ujung daun itu terbawa oleh tetesan air. Hujan membantu penyebaran penyakit. • Di Jawa penyakit meluas pada bulan Januari dan Februari. PENGENDALIAN • Sampai kini belum ditemukan cara pengendalian yang memuaskan. Yang dapat dianjurkan hanya sanitasi. • Penyemprotan dengan fungisida tembaga dapat mengurangi penyakit, namun biayanya mahal.
  • 33. • Bercak mata (eyespot) untuk pertama kali diteliti oleh van Breda de Haan pada 1892. • Di Indonesia penyakit tidak menimbulkan kerugian besar • Penyakit berada di semua negara penghasil gula • Di Hawaii menimbulkan kerugian yang besar PENYAKIT BERCAK MATA
  • 34. PENYAKIT BERCAK MATA Gejala • Pada daun timbul titik-titik halus merah atau cokelat kemerahan • Titik bertambah panjang dan lebar sehingga menjadi bercak lonjong memanjang, berwarna coklat dengan tepi kuning • Bercak mempunyai ekor yang menuju ke arah ujung daun
  • 37. PENYAKIT BERCAK MATA PENYEBAB • Cendawan Bipolaris sacchari • Konidiofor berwarna coklat tua, konidium berwarna kelabu sampai coklat, lurus agak bengkok, berdinding tebal, terbagi menjadi menjadi 6-9 sel. • Konidium tumbuh dengan membentuk hifa dari sel-sel ujungnya
  • 38. PENYAKIT BERCAK MATA Bipolaris sacchari (BPI 430195). A. Leaf spots on Saccharum officinarum. B. Conidiophore. C–F. Conidia. Scale bars: A = 500 μm, B = 10 μm, C–F = 5 μm.
  • 39. PENYAKIT BERCAK MATA Pengendalian • Di Indonesia tidak ada usaha pengendalian khusus • Di Hawaii pengendalian dengan menyemprot fungisida
  • 41. • Di akhir abad 19 menimbulkan kerugian besar. • Semula diduga disebabkan faktor fisiologis krn di pegunungan tak dijumpai, dan penyakit dapat hilang karena perubahan faktor luar. • Kemudian diduga disebabkan oleh virus, karena bibit yang sakit dapat disembuhkan dengan air panas 52° C 30 menit PENYAKIT SEREH
  • 42. PENYAKIT SEREH GEJALA Pada gejala yang parah pertumbuhan sangat terhambat, tunas-tunas samping berkembang, habitus tanaman mirip tanaman sereh (Cymbopogon nardus). PENULARAN Melalui bibit (setek) yang sakit.
  • 43. PENYAKIT SEREH PENGENDALIAN • Penanaman varietas tahan. Ditemukannya POJ 2878 dan POJ 2883 maka penyakit berkurang sampai hilang. Ketahanan berasal dari varietas Kasur (silangan antara Cirebon hitam dengan gelagah). • Menggunakan bibit dari daerah pegunungan yang masih bebas virus. • Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 30 menit (Cara Wilbrink).
  • 45. PENYAKIT MOSAIK Mosaic symptoms in sugarcane are currently associated with four diseases that are caused by several viruses (Rott et al. 2008). These diseases are the following: • Mild mosaic—caused by Sugarcane mild mosaic virus (SCMMV). • Streak mosaic—caused by Sugarcane streak mosaic virus (SCSMV). • Striate mosaic—caused by Sugarcane striate mosaic-associated virus (SCSMaV). • Mosaic—caused by Sugarcane mosaic virus (SCMV) and Sorghum mosaic virus (SrMV). ....... UTAMA
  • 47. PENYAKIT MOSAIK Virus mosaik tebu, atau Marmor sacchari Holmes. Juga disebut Saccharum virus 1 (Brandes) Smith. Dikenal 10 strain virus yang berbeda virulensinya. Suhu inaktivasi 53 - 55° C. Pengenceran terakhir 10-3. Virus berbentuk batang 630 x 15 nm. INANG Fam. Gramineae a.l.Tebu, Jagung, Sorghum, Panicum colonum, Cynodon dactylon, Setaria italica, Saccharum spontaneum (gelagah). Gejala sugarcane streak mosaic virus
  • 48. PENYAKIT MOSAIK Gejala sugarcane streak mosaic virus
  • 49. PENYAKIT MOSAIK PENULARAN Melalui bibit (setek). Melalui kutu daun jagung (Rophalosiphum maydis), atau Aphis maydis. Aphis sacchari (kutu tebu) justru tidak menularkan virus mosaik. PENGENDALIAN • Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 20 menit (hari ke 1), . 57° C selama 20 menit (hari ke 2 dan 3) • Pengendalian vektor virus. • Pemantauan di kebun bibit. Bibit yang sakit dibinasakan. Membinasakan tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.