Makalah_69 laporan kel 5 hama dan penyakit tanaman wortel
Penyakit Pada Tanaman Tebu dan Teknik Pengendaliannya
1. ORGANISME PENGANGGANGGU
TANAMAN PERKEBUNAN (PNH 1503)
“PENYAKIT PADA TANAMAN TEBU”
Oleh:
Dr. Ir. Rachmi Masnilah, M.Si.
Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Jember
2019
2. Ankardiansyah Pandu Pradana, S.P., M.Si.
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Jember
HP / WA: 085747307692
Email: pandu@unej.ac.id
8. FAKTA
• Kapasitas giling pabrik gula nasional
kurang lebih 205.000 ton/hari. Thailand
punya kapasitas giling tebu 940.000
ton/hari.
• Tingkat rendemen di Indonesia 7-8%,
Thailand 14% (Rendemen: rendemen 7-
8% artinya setiap 100 Kg tebu yang
digiling menghasilkan 7-8 Kg gula).
• Kebutuhan gula nasional 5,7 juta
ton/tahun; 2,8 juta ton untuk
konsumsi; 3,1 juta ton untuk industri.
9. PENGANTAR
Pengusahaan tebu di Indonesia
mengalami perubahan sistem. Semula
Pabrik Gula (PG) menyewa tanah petani
untuk ditanami tebu, yang dikelola PG.
Sesudah panen tebu didongkel
Tahun 1975 Pemerintah mengeluarkan
INPRES No.9/75 tentang tebu rakyat
intensifikasi (TRI). Sistem sewa dialihkan
ke sistem TRI.
TRI dilaksakan petani, PG mengolahkan
tebu petani berdasar bagi hasil.
Umumnya pengetahuan petani tentang
penyakit relatif kurang.
10. PENGANTAR
• Tebu sekarang ditanam di lahan kering,
terutama di luar Jawa. Tebu dipanen
secara keprasan (Ratoon) satu sampai
tiga kali.
• Perubahan sistem ke keprasan
menyebabkan terakumulasinya
penyakit-penyakit sistemik.
• Penyakit yang dahulu kurang penting
sekarang justru menjadi penting.
12. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
Tahun 1970 an berkembang jadi epidemi
di negara-negara penghasil tebu.. Tahun
1979 ditemukan di PG Trangkil (JATENG).
Sekarang tersebar di JAWA, SUMATERA,
dan SULAWESI.
Pertama kali dilaporkan di Jawa Tengah
pada tahun 1881. Mula-mula hanya
sporadis, tak menimbulkan kerugian
besar.
13. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
• Cendawan Ustilago scitaminea.
• Klamidospora berwarna hijau zaitun
sampai cokelat, bulat atau tidak teratur.
• Klamidospora berkecambah
membentuk promiselium pendek
terdiri atas 3-4 sel.
• Tiap sel membentuk hife yang dapat
menginfeksi.
14. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
GEJALA :
Gejala khas adalah terbentuknya organ mirip
cambuk hitam pada pucuk batang tebu. Cambuk
setebal pensil, tidak bercabang , padanya
terdapat jutaan klamidospora diliputi selaput tak
berwarna. Klamidospora mirip jelaga, bila
selaput pecah dia akan terhambur.
INANG :
Tanaman yang tergolong Gramineae, sorghum,
alang-alang.
17. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENULARAN :
• Klamidospora disebarkan angin.
• Klamidospora dalam tanah dapat
disebarkan oleh air.
• Miselium pada bahan tanam atau
spora yang terdapat pada bibit dapat
menularkan penyakit.
18. PENYAKIT HANGUS PADA TEBU
PENGENDALIAN:
• Menanam varietas tahan seperti PS 851, PS 861, PS 862 & PS 863.
• Hanya menanam bibit sehat. Perawatan bibit dalam air panas 52º C selama 45
menit dapat membunuh patogen.
• Perendaman bibit dalam fungisida DIFENOKONAZOL atau TRIADIMEFON selama
2 jam mampu melindungi bibit dari infeksi sampai tanaman umur 6 bulan.
• Tanaman sakit dibongkar.
• Membersihkan kebun dari gulma inangnya.
• Pertanaman yg sakit parah tidak dikepras, setelah tebang sisa dongkelan
dibakar, kebun diberakan atau di rotasi tanam.
• Menanam tidak hanya satu varietas tapi bergantian
20. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
ARTI EKONOMI:
• Pertama kali ditemukan di Queensland,
Australia pada tahun 1944 pada tebu keprasan.
• Di Indonesia pertama kali ditemukan di PG
Purwodadi (Madiun) tahun 1960.
• Di Lousiana (USA) pada tanaman keprasan
pertama dapat merugikan 86%. Di Indonesia di
55 PG + 55% tebu terserang.
21. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
GEJALA
Tanaman terhambat tumbuhnya,
terutama keprasan kedua. Bila batang
dibelah berkas pembuluh berwarna
jingga kemerahan.
MIKROSKOPIS
Pembuluh kayu tersumbat blendok.
Pada tebu masak gejala lebih jelas.
Batang sakit sering mengandung lebih
banyak zat pati daripada yang sehat.
Pada lahan kurang subur gejala lebih
jelas.
22. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENYEBAB
• Dulu diduga virus, kemudian diketahui
penyebabnya bakteri Clavibacter xyli dan
selanjutnya disebut (Leifsonia xyli subsp.
xyli) yg masuk golongan coryneform, Gram
positif, tak bergerak, aerob, membentuk
endospora.
• Patogen sulit diisolasi (2-3 minggu koloni
baru tumbuh dan membutuhkan media
khusus
23. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENULARAN
• Secara mekanis melalui parang untuk
memotong bibit atau menebang
tebu.
• Bibit tanaman sakit merupakan
sumber penularan utama
• Bakteri bertahan dalam tanah dan
akan menginfeksi lagi tanaman inang
25. PENYAKIT RATOON STUNTING DISEASE
PENGENDALIAN
• Penggunaan bibit sehat bebas RSD (kultur jaringan)
• Perawatan bibit dengan air panas 50° C selama 2-3 jam. Pada varietas
Ps 41 dan POJ 3016 perawatan ini dapat meningkatkan hasil 10%.
Perawatan dilakukan pada bibit umur 8 bulan atau lebih.
• Bibit yang dipanasi akan menjadi lemah. Untuk mencegah jamur
patogen tanah perlu fungisida.
• Desinfeksi parang dengan Lisol 20%.
• Membinasakan tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.
27. PENYAKIT POKAHBUNG
• Sampai tahun 1970 an penyakit pokahbung,
penyakit mosaik, dan penyakit blendok
merupakan penyakit-penyakit tebu
terpenting pada tebu di Indonesia.
• Pokahbung terutama di Jawa Barat yang
iklimnya basah.. Disebut pokahbung krn
menyebabkan malformasi yg khas pada
tunas ujung tebu. Sekarang penyakit ini
kurang penting.
28. PENYAKIT POKAHBUNG
GEJALA
Terjadi malformasi pada tunas pucuk. Gejala dibedakan dalam tiga tingkat
sbb:
• Pb 1. Helaian daun yg baru membuka pangkalnya klorotis. Kelak di
bagian ini timbul titik-titik atau garis merah. Daun yg belum membuka
juga terserang, hingga tak dapat membuka sempurna.
• Pb 2. Patogen menyerang ujung batang muda, tetapi tak sampai busuk.
Pada batang muda itu tampak garis-garis merah cokelat, yg dapat
meluas jadi rongga yg dalam. Rongga bersekat melintang seperti tangga.
Pertumbuhan ujung batang terhambat. Pada bagian yg berongga batang
membengkok.
• Pb 3. Patogen menyerang titik tumbuh menyebabkan pembusukan
dengan bau tak sedap.
31. PENYAKIT POKAHBUNG
PENULARAN
• Jamur disebarkan dengan konidia. Infeksi hanya terjadi pada pangkal
daun muda yang belum membuka. Konidia yang jatuh pada ujung daun
itu terbawa oleh tetesan air. Hujan membantu penyebaran penyakit.
• Di Jawa penyakit meluas pada bulan Januari dan Februari.
PENGENDALIAN
• Sampai kini belum ditemukan cara pengendalian yang memuaskan.
Yang dapat dianjurkan hanya sanitasi.
• Penyemprotan dengan fungisida tembaga dapat mengurangi penyakit,
namun biayanya mahal.
33. • Bercak mata (eyespot) untuk pertama
kali diteliti oleh van Breda de Haan pada
1892.
• Di Indonesia penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar
• Penyakit berada di semua negara
penghasil gula
• Di Hawaii menimbulkan kerugian yang
besar
PENYAKIT BERCAK MATA
34. PENYAKIT BERCAK MATA
Gejala
• Pada daun timbul titik-titik halus merah atau
cokelat kemerahan
• Titik bertambah panjang dan lebar sehingga
menjadi bercak lonjong memanjang,
berwarna coklat dengan tepi kuning
• Bercak mempunyai ekor yang menuju ke arah
ujung daun
37. PENYAKIT BERCAK MATA
PENYEBAB
• Cendawan Bipolaris sacchari
• Konidiofor berwarna coklat tua,
konidium berwarna kelabu sampai
coklat, lurus agak bengkok, berdinding
tebal, terbagi menjadi menjadi 6-9 sel.
• Konidium tumbuh dengan
membentuk hifa dari sel-sel ujungnya
38. PENYAKIT BERCAK MATA
Bipolaris sacchari (BPI 430195). A. Leaf spots on Saccharum officinarum. B.
Conidiophore. C–F. Conidia. Scale bars: A = 500 μm, B = 10 μm, C–F = 5 μm.
41. • Di akhir abad 19 menimbulkan kerugian besar.
• Semula diduga disebabkan faktor fisiologis krn di pegunungan tak
dijumpai, dan penyakit dapat hilang karena perubahan faktor luar.
• Kemudian diduga disebabkan oleh virus, karena bibit yang sakit dapat
disembuhkan dengan air panas 52° C 30 menit
PENYAKIT SEREH
42. PENYAKIT SEREH
GEJALA
Pada gejala yang parah pertumbuhan sangat terhambat, tunas-tunas
samping berkembang, habitus tanaman mirip tanaman sereh
(Cymbopogon nardus).
PENULARAN
Melalui bibit (setek) yang sakit.
43. PENYAKIT SEREH
PENGENDALIAN
• Penanaman varietas tahan. Ditemukannya POJ 2878 dan POJ 2883 maka
penyakit berkurang sampai hilang. Ketahanan berasal dari varietas Kasur
(silangan antara Cirebon hitam dengan gelagah).
• Menggunakan bibit dari daerah pegunungan yang masih bebas virus.
• Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 30 menit (Cara Wilbrink).
45. PENYAKIT MOSAIK
Mosaic symptoms in sugarcane are currently associated with four diseases
that are caused by several viruses (Rott et al. 2008). These diseases are the
following:
• Mild mosaic—caused by Sugarcane mild mosaic virus (SCMMV).
• Streak mosaic—caused by Sugarcane streak mosaic virus (SCSMV).
• Striate mosaic—caused by Sugarcane striate mosaic-associated virus
(SCSMaV).
• Mosaic—caused by Sugarcane mosaic virus (SCMV) and Sorghum mosaic
virus (SrMV). ....... UTAMA
47. PENYAKIT MOSAIK
Virus mosaik tebu, atau Marmor sacchari
Holmes. Juga disebut Saccharum virus 1
(Brandes) Smith.
Dikenal 10 strain virus yang berbeda
virulensinya. Suhu inaktivasi 53 - 55° C.
Pengenceran terakhir 10-3. Virus
berbentuk batang 630 x 15 nm.
INANG
Fam. Gramineae a.l.Tebu, Jagung,
Sorghum, Panicum colonum, Cynodon
dactylon, Setaria italica, Saccharum
spontaneum (gelagah).
Gejala sugarcane streak mosaic virus
49. PENYAKIT MOSAIK
PENULARAN
Melalui bibit (setek).
Melalui kutu daun jagung (Rophalosiphum maydis), atau Aphis maydis.
Aphis sacchari (kutu tebu) justru tidak menularkan virus mosaik.
PENGENDALIAN
• Perawatan bibit dengan air panas 52° C selama 20 menit (hari ke 1), . 57°
C selama 20 menit (hari ke 2 dan 3)
• Pengendalian vektor virus.
• Pemantauan di kebun bibit. Bibit yang sakit dibinasakan. Membinasakan
tebu liar sisa musim tanam sebelumnya.