1. Tulisan ini membahas perlunya mereposisi atau mengatur ulang Peraturan Menteri BUMN mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN agar sejalan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi seperti UU Perseroan Terbatas.
2. Saat ini, penetapan sumber dana PKBL BUMN yang bersumber dari penyisihan laba bersihkurang sejalan dengan UU Perseroan Terbatas.
3. Perlu pengaturan ulang
1. a :-a J=
'--:.- i'r i i': '€ *%_::_.:.:: .:,li : gg E
Tahun lll SEPTEMBER 2015
Dn lf Aftf
r rP av,vJu
w,
ni
zrJ
lU
F
u
u
2. rcO,On-r
REPOSISI ATAU D EREG U LASI
PITBL tsUMN, PERLUI(AH ?
OLeh:
ANAS FIRDIAN
Corporate LegaI
PT. lal<arta I ndustrial
Estate Pu logad u ng
ecara sederhana, penu[is memal<nai
l<ata Deregulasi sebagai l<egiatan
metahirl<an regutasi baru Yang
memiLil<i tujuan untul< menghi[angl<an
batasan-batasan, hambata n-hambatan,
maupun l<endata tel<nis yang ditimbuLl<an
sebagai dampal< tahirnya suatu regulasi
(peraturan perundang-undangan). Sedangl<an
l<ata Reposisi dimal<nai sebagai l<egiatan
penataan utang dan/atau penyetarasan
yang memil,il<i tujuan untul< tercapainya
sesuatu yang tebih bail< dari sebelumnya.
l(erangl<a penu[is berpil<i r juga menggunal<an
UU Pembentul<an Peraturan Perundang-
undangan No. 12 Tahun 2}tt (UU !2/2}tt)
yang merupal<an peraturan perundang-
undangan yang dibuat oleh Pemerintah agar
pembentul<an peratu ran perundang-undangan
dital<sanal<an dengan cara dan metode yang
pasti, bal<u, dan standar yang mengil<at
semua tembaga yang berwenang membentul<
peraturan perundang-undangan.
Di datam Pasal 1O0 UU !2lzjtt
disebutl<an bahwa semua l(eputusan
Presiden, l(eputusan Menteri, l(eputusan
G ubernu r, l(eputusa n Bu pati/Wa[il<ota, atau
l<eputusan pejabat lainnya sebagaimana
dimal<sud dalam Pasal 97 UU lzlzoTt
yang sifatnya mengatul yang sudah ada
sebelum undang-undang ini bertal<u, harus
dimal<nai sebagai peraturan, sepanjang
tidal< bertentangan dengan undang-undang.
Sedangl<an Pasa[ 97 UU tzl2ott tersebut
menyebutl<an bahwa tel<nil< penyusunan
dan/atau bentul< yang diatur datam undang-
undang ini bertal<u secara mutatis mutandis
bagi tel<nil< penyusunan dan/atau bentul<
l(eputusan Presiden, l(eputusan Pimpinan
MPR, l(eputusan Pimpinan DPR, l(eputusan
Pimpinan DPD, l(eputusan l(etua Mahl<amah
Agung, l(eputusan l(etua Mahl<amah
l(onstitusi, l(eputusan l(etua l(omisi Yudisia[,
l(eputusan l(epata Badan Pemeril<sa l(euangan,
l(eputusan Gubernur Banl< I ndonesia,
l(eputusan Menteri, l(eputusan l(epa[a
Badan, l(eputusan l(epata Lembaga, atau
l(eputusan l(etua l(omisi yang setingl<at,
l(eputusan Pimpinan DPRD Provinsi,
l(eputusan Gubernur, l(eputusan Pimpinan
DPRD l(abu paten/l(ota, l(eputusan Bu pati/
Wa[il<ota, l(eputusan l(epal.a Desa atau
yang setingl<at.
Mesl<i UU tersebut tidal< secara jelas
menundul<l<an peraturan yang dil<etuarl<an
oteh seorang menteri selain berbentul<
l(eputusan Menteri juga tundul< mengil<uti
l<etentuan UU tersebut, namun penutis
berpendapat bahwa seyogyanya Permen
BUMN pun mengacu pada l<etentuan UU
tersebut saat perencanaan, penyusunan,
hingga pengesahan atau penetapannya.
Bercerita mengenai perusahaan
BUMN sejatinya tidal< bisa ditepasl<an
dari timbulnya harapan yang tal< pernah
lel<ang oleh wal<tu. Mutai dari harapan
bahwa l<ehadiran perusahaan BUMN al<an
memajul<an l<esejahteraa n selu ruh ral<yat
hingga perannya datam menghasi[l<an
barang dan/atau jasa yang dipertul<an
datam rangl<a mewujudl<an sebesar-
besarnya l<emakmu ran masyaral<at.
Di datam Penjelasan Umum UU BUMN
(tO t zooZ ditegasl<an bahwa perusahaan
BUMN memi[il<i peran yang strategis
sebagai petal<sana petayanan publil<,
penyei m ba n g l<el<u ata n-l<e l<uata n
swasta besar, dan turut membantu
pengembanga n usaha l<eci [/l<operasi.
Perusahaan BUMN juga merupal<an
sa[ah satu sumber penerimaan negara
yang signifil<an da[am bentul< berbagai
jenis pajal<, dividen dan hasiI privatisasi.
l(emudian Pasal 2 ayat (r) huruf d UU
BUMN menyinggung adanya Program
l<emitraan perusahaan BUMN dengan
pengusaha gotongan el<onomi [emah
dan penjetasan pasatnya mengl<aitl<an
haI tersebut dengan penugasan l<epada
3. perusahaan BUMN, sehubungan adanya l<ebutuhan
masyaral<at [uas yang bersifat mendesal<.
PI(BL BUMN, sebagai salah satu imptementasi dari
peran strategis perusahaan BUMN sesuai amanat UU BUMN,
ideatnya bisa membantu memperbesa r l<ema nfaatan
hadirnya perusahaan BUMN bagi l<esejahteraan dan
l<emakmuran ral<yat. Pemberlal<uan PI(BL bagi Perusahaan
BUMN yang " honyo" di tingl<at peraturan menteri,
menurut pandangan penu[is, l<urang memberil<an greget
mesl<i tatanan pondasi sistem, operasionat, maupun jam
terbangnya dapat dikatal<an l"ebih dari cul<up.
Coba l<aji saja Peraturan Menteri BUMN mengenai PI(BL
BUMN, mutaidari Permen BUMN No.Per-OS/MBU/2007 beserta
peru bahan-peru bahannya hi ngga yang teral<hi r Permen BU M N
No.Per-Og {MBU/0712075 yang hanya berselang dua butan
dalam tahun yang sama yang mematil<an atau mencabut
Permen BUMN No.Per-07 /MBUl05/2OI5 dil<aitl<an dengan
l<etentuan Pasal 11 UU BUMN. UU itu menegasl<an bahwa
Perusahaan BUMN (Persero)bertal<u segata l<etentuan dan
pri nsi p-pri nsi p perseroa n terbatas sebagai ma na diatu r da[am
Undang-Undang Perseroan Terbatas. Dan dal'am penjelasan
pasalnya disebutl<an, mengingat perseroan terbatas mal<a
semua l<etentuan U nda ng-u nda ng Perseroan Terbatas
(termasul< puta sega[a peraturan petal<sanaannya) bertal<u juga
bagi Persero.
Kemudian dil<aitl<an dengan l<etentuan Pasa[ 88 ayat
(1) UU BUMN yang menyinggung pembinaan terhadap
usa ha l<eci l/kope rasi da n pem bi naa n masya ra l<at sel<ita r
perusahaan BUMN mesl<i redal<sionat pasaI ini menyebutl<an
bahwa BUMN daootmenyisihl<an sebagian [aba bersihnya
u ntu l< l<epe rtua n pem bi naa n u sa ha l<eci t/l<operasi se rta
pem bi naa n masya ra l<at sel<ita r BU M N. Te ra l<hi n di l<aitl<a n
dengan l<etentuan Pasal 74UU Perseroan Terbatas (UU
40/2OO7) mengenai Tanggung lawab SosiaI dan Lingl<ungan.
Po[a penetapan dana PI(BL yang bersumber dari
penyisihan laba bersih setetah pajal< (vide Pasat 8 ayat t huruf
a Permen BUMN No.Per-O9 /MBUlOT 12015) nampal<nya l<urang
selaras dengan UU Perseroan Terbatas yang menghendal<i
dianggarl<an dan diperhitungl<an sebagai biaya perseroan.
Sangat jetas bahwa Pasal 11 UU BUMN menundul<l<an
Perusahaan BUMN terhadap l<ebertal<uan l<etentuan-
l<etentuan yang ada di datam UU Perseroan Terbatas (termasul<
puta segata peraturan petal<sanaannya)dan Pasa[ 74UU
Perseroan Terbatas menegasl<an bahwa Tanggung Jawab
SosiaI dan Lingl<ungan merupal<an l<ewajiban Perseroan yang
dianggarl<an dan diperhitungl<an sebagai biaya perseroan.
Penu[is mencermati bahwa sebenarnya pota penetapan
dana PI(BL yang sudah setaras dengan UU Perseroan
Terbatas pernah dilakul<an saat dibertal<ul<annya Permen
BUMN No.Per-08 lMBUl2Ot3, yang mana ditegasl<an
bahwa dana PI(BL bersumber dari anggaran perusahaan
yang diperhitungl<an sebagai biaya (vide Angl<a 2). Namun
sayang, Permen BUMN tersebut l<emudian dicabut dengan
Permen BU M N No.Per-07 / MBU / 05 | 2Ot5 yang l<em ba [i
menegasl<an bahwa sumber dana PI(BL dapat berasaI dari
penyisihan sebagian laba setetah pajal< (vide Pasa[ 9 ayat r).
Ha[ lain, l(ementerian Negara BUMN mewajibl<an
perusahaan BUMN (Persero dan Perum) untul< metal<sanal<an
PI(BL (vide Pasal 2 ayat (2) Permen BUMN No.Per-O9/
MBU I 07 I 2O 15) seda ngl<a n l<etentua n peratu ra n peru nda nga n
yang Lebih tinggi memberil<an opsi bagi perusahaan BUMN
untul< menyisihl<an atau tidal< menyisihl<an sebagian laba
bersihnya untul< I<epertuan pembinaan usaha l<ecit/l<operasi
serta pembinaan masyaral<at sel<itar BUMN. Metetal<l<an
petal<sanaan PI(BL sebagai suatu l<ewajiban bagi Perusahaan
BUMN sungguh merupal<an l<ebijal<an yang luhur dan mutia,
namun haI tersebut harus didul<ung dengan instrumen
reward ond punishmentyangternyata di dal.am Permen
BU MN tidal< di l<etemul<an.
Teral<hir, menyangl<ut l<riteria usaha l<eciI dan
nonbankableyang ada di dalam Pasal 3 ayat 1 Permen
BU M N No.Per-09 / MBU I 07 I 2O!5. Penu [is mencermati
bahwa penetapan l<riteria usaha l<ecit di da[am setiap
produl< Permen BUMN yang dikeluarl<an oteh l(ementerian
BUMN mengatami penambahan batas nitai, l<hususnya
menyangl<ut l<el<ayaan bersih dan/atau aset. Penutis l<urang
memitil<i informasi apal<ah l<etentuan ini hanya mengil<uti
pota perubahan batas nitai yang ada di dalam UU Usaha
Mil<ro, I(ecit, dan Menengah (UU 2O/2OO8) ataul<ah ada
pertimbangan dan rujul<an lainnya? Bagaimana dengan
l<riteria nonbankable? Mungl<inl<ah seseorang yang te[ah
memilil<i l<el<ayaan bersih paLing banyal< Rp 5oo juta dan/
atau tetah memitil<i hasiL penjuatan tahunan paLing banyal<
Rp 2,5 mitiar namun betum bankable?
Mengal<hiri tutisan ini, penutis menyaranl<an agar
I(ementerian BUMN segera metal<ul<an reposisi dan/atau
deregutasi menyangl<ut Pl(BL agar petal(sanaan Pl(BL
di BUMN memi[il<i payung hul<um yang setaras dengan
peraturan perundang-undangan yang Lebih tinggi. Hindari
pengaturan petal<sanaan Pl(BL yang mel.ebihi apa yang
diama natl<a n oteh peratu ran peru nda ng-u nda ngan ya ng
tebih tinggi, dan agar daya bertal<unya tebih efel<tif mal<a
pengaturan petal<sanaan PI(BL di Perusahaan BUMN
seyogyanya datam bentul< Peraturan Pemerintah sehingga
dapat memuat hal<, l<ewajiban dan sanl<si. Pastikan pula
bahwa apal<ah Pl(BL BUMN merupal<an implementasi
Tanggung Jawab SosiaI dan Lingl<ungan sebagaimana
dimal<sud datam UU Perseroan Terbatas, ataul<ah di
[ingl<ungan Perusahaan BUMN menerapl<an PI(BL dan T]51
secara bersamaan.
371