SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
No. 73 TAHUN VIIAG
AWARDING - SHARING - fXHISITION
Jakarta, 27 Agustus 2013
IRACK
PT BANK TABT'NGAII
NEGARA (Persero) Tbk
LANGKAH
STRATEGIS
MENUJU
BANK
KEI.AS
DUNIA
MARY6'{S
Direktur l",ltama
PT B;nk Tabungan
legara {Perserc) Tbk
TONGGAK BARU
DI KUALA NA"[/IU
INOVASI PRODUK
PERTAMAX
DALAM KALENG
PANSI
PUTtrSrt-
tssN 2088.83't7
W
W
W
WW
w
W
lq
0eraoo^
llillilllxill[Llllil[iil
Mengkaji UU
Koperasi Yang Baru
Dan Pengaruhnya
Bagi Koperasi dUMN
ada 30 Oktober 2012
Pemerintah telah
mengundangkan peraturan
perundangan bidang
perkoperasian yang baru yakni UU
Koperasi No. 17 Tahun 2012. Di
dalam penjelasan umum undang-
undang tersebut, Pemerintah
menjelaskan bahwa lembaga Koperasi
dipandang belum berperan secara
signifikan kontribusinya terhadap
perekonomian nasional. Pembangunan
Koperasi diarahkan pada penguatan
kelembagaan dan usaha agar lembaga
Koperasi menjadi sehat, kuat, mandiri,
tangguh, dan berkembang melalui
peningkatan kerj asama, potensi,
dan kemampuan ekonomi Anggora,
serta peran dalam perekonomian
nasional dan global. Salah satu
faktor penghambat, dijelaskan
oleh Pemerintah, adalah peraturan
perundang-undangan. Undang-
Undang Nomor 25 Tahtn 1992
tentang Perkoperasian dianggap sudah
tidak memadai lagi untuk digunakan
sebagai instrumen pembangunan
Koperasi. Memperingatai Hari
Koperasi 12 Juli, melalui tulisan ini
penulis ingin menyampaikan kajian
singkat te rhadap UU Koperasi yang
baru tersebut dan apa pengaruhnya
bagi koperasi yangada di setiap
perusahaan BUMN ("Koperasi
BUMN").
UU Koperasi yang baru
memberikan definisi baru mengenai
lembaga koperasi yakni badan
hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum
Koperasi,dengan pemisahan kekayaan
para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi. Sedangkan UU
Koperasi yang lama, mendefinisikan
Koperasi sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang arau
badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi r akyat y ang berdasar
atas asas kekeluargaan . Pengaruhnya
lang pertama, adalah bahwa anggota
Koperasi BUMN, yang notabene
adalah karyawan perusahaan BUMN,
masih harus menyisihkan lagi sebagian
kekayaannya untuk disetorkan ke
koperasi sebagai modal dan tidak
memiliki keterkaitan dengan hak suara
dalam rapat anggota (Pasal 1 angka
1 juncto Pasal 69 ayat 1). Mengenai
tata cara pendirian danlatau anggaran
dasar koperasi juga diatur kembali
oleh UU Koperasi yang baru. Dahulu,
pendirian koperasi cukup dibuatkan
akta pendirian yang memuat anggaran
dasar tanpa adanya keharusan secara
notariil. Namun saat ini, setiap
pendirian dan/atau anggaran dasar
koperasi harus dengan akta pendirian
dan/atau anggaran dasar yang dibuat
oleh notaris dalam bahasa Indonesia
(Pasal 9 ayat 1). Pengaruhnla yang
kedua, adalah bahwa Koperasi BUMN
harus menyesuaikan akta pendirian
54 | BUMN TRACK I ruo.Zg rntUN Vil AGUSTUS 2ot3
danlatar anggaran dasarnya dengan
ketentuan baru tersebut yakni dibuat
secara notariil. Namun sayangnya,
penulis tidak menemukan adanya
ketentuan sanksi didalam UU
Koperasi yang baru apabila Koperasi
BUMN tidak melakukan penyesuaian
akta pendirian dan/atau anggaran
dasarnya secara notariil tersebut.
Dalam UU Koperasi yang baru
tidak dijumpai lagi istilah "Ca1on
Anggota' sebagaimana yang tercantum
di dalam UU Koperasi yang lama.
Pasal 18 ayat2UU No.2511992
menyebutkan bahwa Koperasi dapat
memiliki anggota luar biasa yang
persyaratan, hak, dan kewajiban
keanggotaannya ditetapkan dalam
Anggaran Dasar. Ketentuan inilah yang
seperrinya dijadikan pintu gerbang atas
kemungkinan masyarakat umum dapat
menjadi anggota pada suatu Koperasi
BUMN. Pada Koperasi BUMN penulis
memiliki keyakinan bahwa sebagian
besar atau bahkan seluruh anggotanya
adaiah karyawan perusahaan BUMN
yang bersangkutan. Di lingkungan
perusahaan BUMN penulis bekerja
pun anggota koperasi seluruhnya
adalah karyawan perusahaan.
Pengaruhnya yang ketiga, bahwa
Koperasi BUMN seyogyanya iuga
memberikan kesempatan bagi
masyarakat umum di lingkungan
wilayah Koperasi BUMN berdomisili
untuk dapat menjadi anggota pada
Koperasi BUMN dengan memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Mengenai perangkat
organisasi koperasi tidak ada perubahan
dengan hadirnya UU Koperasi yang
baru ini, namun demikian apabila
dikaitkan dengan keanggotaan
sebagaimana tersebut di atas maka
sangat dimungkinkan di masa yang
akan datang pengurus dan/atau
pengawas dipilih dan diangkat dari
anggota koperasi yang bukan karyawan
perusahaan BUMN yang bersangkutan.
Aspek permodalan koperasi
mengalami perubahan yang signifikan
dengan dikeluarkannya UU Koperasi
yang baru ini. Dahulu menurut UU
Koperasi yang lama (Pasal 41), modal
koperasi terdiri dari modal sendiri
dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan, dan
lain-lain. Sedangkan modal pinjaman
dapat berasal dari anggota, koperasi
lainnya dan/atau anggotanya, bank
dan lembaga keuangan Iainnya.
penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya, maupun sumber lain
yang sah. Selain modal tersebut,
koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari
modal penyertaan (Pasal 42 ayat t).
Berdasarkan Pasal 66 UU Koperasi
yang baru ditetapkan bahwa modal
koperasi terdiri dari Setoran Pokok
dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai
modal awal. Selain modal tersebut,
modal koperasi dapat berasal dari:
(a). Hibah; (b). Modal Penyertaan;
(c). modal pinjaman yang berasal
dari: Anggota, Koperasi lainnya dan/
atau Anggotanya, bank dan lembaga
keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat hutang lainnya, danlatatt
Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
dan/atau sumber lain yang sah yang
tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pengaruhnya
yang keempaL bahwa Koperasi BUMN
melakukan konversi (pengalihan
status) atas simpanan pokok,
simpanan wajib, dan/atau simpanan
sukarela (bila ada) milik para anggota
agar disesuaikan dengan ketentuan
permodalan koperasi menurut UU
Koperasi yang baru. Namun terlebih
dahulu Koperasi BUMN tersebut
menetapkan besaran nilai Setoran
Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi
untuk diladikan acuan bagi proses
konversi (pengalihan status) atas
simpanan-simpanan milik anggotanya.
Dengan demikian, anggota koperasi
tidak lagi dipotong atau menyetorkan
kepada koperasi untuk simpanan wajib
dan/atau simpanan sukarela yang pada
umumnya dilakukan setiap bulan.
UU Koperasi yang baru
me mberikan penegasan aras jenis
koperasi yang akan mencerminkan
usahanya, yang sebelumnya tidak
dijumpai dalam UU Koperasi yans
lama. Pasal 83 UU Koperasi yane
baru menegaskan bahwa jenis kope ra-'i
terdiri dari: (a). Koperasi konsumen,
(b). Koperasi produsen; (c). Koperas:
jasa; dan (d). Koperasi simpan pinla:::
Koperasi konsumen menyelenggarak::
kegiatan usaha pelayanan di bidang
penyediaan barangkebutuhan anggot:
dan non-anggota. Koperasi produsen
menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana
produksidan pemasaran produksi
yang dihasilkan anggota kepada
anggota dan non-anggota. Koperasi
jasa menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan iasa non-simpan piniam
yang diperlukan oleh anggota dan
non-anggota. Sedangkan koperasi
simpan pinjam menjalankan usaha
simpan pinjam sebagai satu-satunya
usaha yang melayani anggota.
Pengaruhnya ltang kelima, bahwa
Koperasi BUMN perlu mengambil
keputusan untuk penegasan diri atas
jenis koperasi yang dipilih menurut
UU Koperasi yang baru ini. Penulis
menunggu hadirnya peraturan
pelaksana atas ketentuan tersebut di
atas mengingat bahwa pada sebagian
Koperasi BUMN, termasuk KoPerasi
BUMN di perusahaan BUMN
penulis bekerja, menjalankan kegiatan
usaha yang sangat beragam meliputi
kebutuhan konsumen (anggota dan/
atau non anggota), pelayanan jasa, dan
simpan pinjam bagi anggota. Tentunya
diharapkan keberlakuan ketentuan
tersebut tidak menyebabkan Koperasi
BUMN harus melepaskan salah satu
kegiatan usaha yang telah dijalankan
dan mendatangkan keuntungan yang
tidak sedikit. I
No.73 TAHUN Vll AGUsrUs 20 I BUMN TRACK | 55

More Related Content

What's hot

Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaKaryono A. Rizky
 
Pengertian koperasi secara umum (1)
Pengertian koperasi secara umum (1)Pengertian koperasi secara umum (1)
Pengertian koperasi secara umum (1)achmad yusuf
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiRully Indrawan
 
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintage
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintagepresentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintage
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintagePii Uphi
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainEko Mardianto
 
Tata cara pendirian koperasi ppt
Tata cara pendirian koperasi pptTata cara pendirian koperasi ppt
Tata cara pendirian koperasi pptBudi Burhanudin
 
Penubuhan koperasi
Penubuhan koperasiPenubuhan koperasi
Penubuhan koperasimaslenah
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerahanandhitaef
 
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumJenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumMuhammad Fajar
 
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Agung Kharisma
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiWindu Hernowo II
 
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_ind
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_indAd art koperasi_mengenal_koperasi_di_ind
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_indAszenkey Permana
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiYendi Desyandi
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasiEdy Rahardjo
 
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Ilham Mustafa
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikroirawan d soedradjat
 
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN  (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN  (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...Kanaidi ken
 

What's hot (20)

Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesia
 
Pengertian koperasi secara umum (1)
Pengertian koperasi secara umum (1)Pengertian koperasi secara umum (1)
Pengertian koperasi secara umum (1)
 
Uu no 25 tahun 1992
Uu no 25 tahun 1992Uu no 25 tahun 1992
Uu no 25 tahun 1992
 
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasiPeran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
Peran pemerintah dan posisi dekopin dlm uu koperasi
 
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintage
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintagepresentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintage
presentasi EKONOMI BAB KOPERASI SMA tema flower vintage
 
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lainPerbedaan koperasi dengan badan usaha lain
Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain
 
Tata cara pendirian koperasi ppt
Tata cara pendirian koperasi pptTata cara pendirian koperasi ppt
Tata cara pendirian koperasi ppt
 
Penubuhan koperasi
Penubuhan koperasiPenubuhan koperasi
Penubuhan koperasi
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerah
 
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek HukumJenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
Jenis Badan Usaha dan Aspek Hukum
 
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
Operasional perusahan(tanggung jawab komisaris independen dalam gcg)
 
Makalah Hukum Bisnis
Makalah Hukum BisnisMakalah Hukum Bisnis
Makalah Hukum Bisnis
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
 
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_ind
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_indAd art koperasi_mengenal_koperasi_di_ind
Ad art koperasi_mengenal_koperasi_di_ind
 
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan KoperasiPerbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
Perbandingan Bumn, Bums, Dan Koperasi
 
Pengertian koperasi
Pengertian koperasiPengertian koperasi
Pengertian koperasi
 
mengenal keuangan
mengenal keuanganmengenal keuangan
mengenal keuangan
 
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
Pokokpokok perkoprasian (uu_12_thn_1967)_12
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
 
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN  (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN  (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...
Dasar Hukum dan Prinsip KERJA SAMA BUMN (Keputusan Menteri BUMN No.PER-03/MB...
 

Similar to Kajian Singkat UU Koperasi Baru dan Pengaruhnya bagi Koperasi BUMN

UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIhenra saragih
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...sadoni
 
Uu 1992 25 perkoperasian
Uu 1992 25 perkoperasianUu 1992 25 perkoperasian
Uu 1992 25 perkoperasianSupri Yanto
 
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...risnadica
 
Tugas adrt
Tugas adrtTugas adrt
Tugas adrt12102012
 
Pertemuan 8 pembentukan koperasi lanjutan-
Pertemuan 8 pembentukan koperasi  lanjutan-Pertemuan 8 pembentukan koperasi  lanjutan-
Pertemuan 8 pembentukan koperasi lanjutan-Ega Sumargo
 
Uu no 25 thn 1992 koperasi
Uu no 25 thn 1992 koperasiUu no 25 thn 1992 koperasi
Uu no 25 thn 1992 koperasidro7us
 
Uu 25 1992-koperasi
Uu 25 1992-koperasiUu 25 1992-koperasi
Uu 25 1992-koperasiIrwan Sahaji
 
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasian
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasianUu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasian
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasianYunus Mustaine
 
Prosedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiProsedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiRohman Efendi
 
Undang undang perkoperasian
Undang undang  perkoperasianUndang undang  perkoperasian
Undang undang perkoperasiantpsaragi
 

Similar to Kajian Singkat UU Koperasi Baru dan Pengaruhnya bagi Koperasi BUMN (20)

UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSIUNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
UNDANG-UNDANG PERKOPERASIAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
 
Manajemen Koperasi 5
Manajemen Koperasi 5Manajemen Koperasi 5
Manajemen Koperasi 5
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
 
Pendirian koperasi
Pendirian koperasiPendirian koperasi
Pendirian koperasi
 
MATERI.pptx
MATERI.pptxMATERI.pptx
MATERI.pptx
 
Perkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.pptPerkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.ppt
 
Uu 1992 25 perkoperasian
Uu 1992 25 perkoperasianUu 1992 25 perkoperasian
Uu 1992 25 perkoperasian
 
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
Hbl 3, risna dwi cahyani, hapzi ali, bentuk badan hukum dan perseroan terbata...
 
Tugas adrt
Tugas adrtTugas adrt
Tugas adrt
 
Materi Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.pptMateri Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.ppt
 
Uu 25 1992
Uu 25 1992Uu 25 1992
Uu 25 1992
 
Pertemuan 8 pembentukan koperasi lanjutan-
Pertemuan 8 pembentukan koperasi  lanjutan-Pertemuan 8 pembentukan koperasi  lanjutan-
Pertemuan 8 pembentukan koperasi lanjutan-
 
Uu no 25 thn 1992 koperasi
Uu no 25 thn 1992 koperasiUu no 25 thn 1992 koperasi
Uu no 25 thn 1992 koperasi
 
Uu 25 1992-koperasi
Uu 25 1992-koperasiUu 25 1992-koperasi
Uu 25 1992-koperasi
 
Uu 25 92 Tentang Perkoperasian
Uu 25 92 Tentang PerkoperasianUu 25 92 Tentang Perkoperasian
Uu 25 92 Tentang Perkoperasian
 
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasian
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasianUu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasian
Uu nomor-25-tahun-1992-tentang-perkoperasian
 
Uu 25-92
Uu 25-92Uu 25-92
Uu 25-92
 
Prosedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasiProsedur pendirian koperasi
Prosedur pendirian koperasi
 
Undang undang perkoperasian
Undang undang  perkoperasianUndang undang  perkoperasian
Undang undang perkoperasian
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 

More from Anas Ferdian

Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi KreatifKemana Peran BUMN Dalam Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi KreatifAnas Ferdian
 
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?Anas Ferdian
 
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama DijinjingPSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama DijinjingAnas Ferdian
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?Anas Ferdian
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Anas Ferdian
 
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi KreatifKemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi KreatifAnas Ferdian
 
Apa Kabar Koperasi BUMN
Apa Kabar Koperasi BUMNApa Kabar Koperasi BUMN
Apa Kabar Koperasi BUMNAnas Ferdian
 
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...Anas Ferdian
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNAnas Ferdian
 
Menanti Blusukannya BUMN
Menanti Blusukannya BUMNMenanti Blusukannya BUMN
Menanti Blusukannya BUMNAnas Ferdian
 
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil Zakat
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil ZakatHikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil Zakat
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil ZakatAnas Ferdian
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?Anas Ferdian
 

More from Anas Ferdian (12)

Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi KreatifKemana Peran BUMN Dalam Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Ekonomi Kreatif
 
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?
Reposisi atau Deregulasi PKBL BUMN, Perlukah?
 
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama DijinjingPSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing
PSO, Berat Sama Dipikul Ringan Sama Dijinjing
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator?
 
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
Pengelola Kawasan Industri Sebagai Regulator, Mungkinkah?
 
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi KreatifKemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi Kreatif
Kemana Peran BUMN Dalam Bidang Ekonomi Kreatif
 
Apa Kabar Koperasi BUMN
Apa Kabar Koperasi BUMNApa Kabar Koperasi BUMN
Apa Kabar Koperasi BUMN
 
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...
Wacana PKBL BUMN Akan Dibubarkan, Repositioning Saja...
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Menanti Blusukannya BUMN
Menanti Blusukannya BUMNMenanti Blusukannya BUMN
Menanti Blusukannya BUMN
 
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil Zakat
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil ZakatHikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil Zakat
Hikmah 'Perseteruan' antara Baznaz dan Lembaga Amil Zakat
 
PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?PKBL BUMN, CSR-kah?
PKBL BUMN, CSR-kah?
 

Recently uploaded

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 

Recently uploaded (10)

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 

Kajian Singkat UU Koperasi Baru dan Pengaruhnya bagi Koperasi BUMN

  • 1. No. 73 TAHUN VIIAG AWARDING - SHARING - fXHISITION Jakarta, 27 Agustus 2013 IRACK PT BANK TABT'NGAII NEGARA (Persero) Tbk LANGKAH STRATEGIS MENUJU BANK KEI.AS DUNIA MARY6'{S Direktur l",ltama PT B;nk Tabungan legara {Perserc) Tbk TONGGAK BARU DI KUALA NA"[/IU INOVASI PRODUK PERTAMAX DALAM KALENG PANSI PUTtrSrt- tssN 2088.83't7 W W W WW w W lq 0eraoo^ llillilllxill[Llllil[iil
  • 2. Mengkaji UU Koperasi Yang Baru Dan Pengaruhnya Bagi Koperasi dUMN ada 30 Oktober 2012 Pemerintah telah mengundangkan peraturan perundangan bidang perkoperasian yang baru yakni UU Koperasi No. 17 Tahun 2012. Di dalam penjelasan umum undang- undang tersebut, Pemerintah menjelaskan bahwa lembaga Koperasi dipandang belum berperan secara signifikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Pembangunan Koperasi diarahkan pada penguatan kelembagaan dan usaha agar lembaga Koperasi menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh, dan berkembang melalui peningkatan kerj asama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggora, serta peran dalam perekonomian nasional dan global. Salah satu faktor penghambat, dijelaskan oleh Pemerintah, adalah peraturan perundang-undangan. Undang- Undang Nomor 25 Tahtn 1992 tentang Perkoperasian dianggap sudah tidak memadai lagi untuk digunakan sebagai instrumen pembangunan Koperasi. Memperingatai Hari Koperasi 12 Juli, melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan kajian singkat te rhadap UU Koperasi yang baru tersebut dan apa pengaruhnya bagi koperasi yangada di setiap perusahaan BUMN ("Koperasi BUMN"). UU Koperasi yang baru memberikan definisi baru mengenai lembaga koperasi yakni badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Sedangkan UU Koperasi yang lama, mendefinisikan Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang arau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi r akyat y ang berdasar atas asas kekeluargaan . Pengaruhnya lang pertama, adalah bahwa anggota Koperasi BUMN, yang notabene adalah karyawan perusahaan BUMN, masih harus menyisihkan lagi sebagian kekayaannya untuk disetorkan ke koperasi sebagai modal dan tidak memiliki keterkaitan dengan hak suara dalam rapat anggota (Pasal 1 angka 1 juncto Pasal 69 ayat 1). Mengenai tata cara pendirian danlatau anggaran dasar koperasi juga diatur kembali oleh UU Koperasi yang baru. Dahulu, pendirian koperasi cukup dibuatkan akta pendirian yang memuat anggaran dasar tanpa adanya keharusan secara notariil. Namun saat ini, setiap pendirian dan/atau anggaran dasar koperasi harus dengan akta pendirian dan/atau anggaran dasar yang dibuat oleh notaris dalam bahasa Indonesia (Pasal 9 ayat 1). Pengaruhnla yang kedua, adalah bahwa Koperasi BUMN harus menyesuaikan akta pendirian 54 | BUMN TRACK I ruo.Zg rntUN Vil AGUSTUS 2ot3
  • 3. danlatar anggaran dasarnya dengan ketentuan baru tersebut yakni dibuat secara notariil. Namun sayangnya, penulis tidak menemukan adanya ketentuan sanksi didalam UU Koperasi yang baru apabila Koperasi BUMN tidak melakukan penyesuaian akta pendirian dan/atau anggaran dasarnya secara notariil tersebut. Dalam UU Koperasi yang baru tidak dijumpai lagi istilah "Ca1on Anggota' sebagaimana yang tercantum di dalam UU Koperasi yang lama. Pasal 18 ayat2UU No.2511992 menyebutkan bahwa Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Ketentuan inilah yang seperrinya dijadikan pintu gerbang atas kemungkinan masyarakat umum dapat menjadi anggota pada suatu Koperasi BUMN. Pada Koperasi BUMN penulis memiliki keyakinan bahwa sebagian besar atau bahkan seluruh anggotanya adaiah karyawan perusahaan BUMN yang bersangkutan. Di lingkungan perusahaan BUMN penulis bekerja pun anggota koperasi seluruhnya adalah karyawan perusahaan. Pengaruhnya yang ketiga, bahwa Koperasi BUMN seyogyanya iuga memberikan kesempatan bagi masyarakat umum di lingkungan wilayah Koperasi BUMN berdomisili untuk dapat menjadi anggota pada Koperasi BUMN dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Mengenai perangkat organisasi koperasi tidak ada perubahan dengan hadirnya UU Koperasi yang baru ini, namun demikian apabila dikaitkan dengan keanggotaan sebagaimana tersebut di atas maka sangat dimungkinkan di masa yang akan datang pengurus dan/atau pengawas dipilih dan diangkat dari anggota koperasi yang bukan karyawan perusahaan BUMN yang bersangkutan. Aspek permodalan koperasi mengalami perubahan yang signifikan dengan dikeluarkannya UU Koperasi yang baru ini. Dahulu menurut UU Koperasi yang lama (Pasal 41), modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan lain-lain. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan Iainnya. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, maupun sumber lain yang sah. Selain modal tersebut, koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan (Pasal 42 ayat t). Berdasarkan Pasal 66 UU Koperasi yang baru ditetapkan bahwa modal koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal. Selain modal tersebut, modal koperasi dapat berasal dari: (a). Hibah; (b). Modal Penyertaan; (c). modal pinjaman yang berasal dari: Anggota, Koperasi lainnya dan/ atau Anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, danlatatt Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dan/atau sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengaruhnya yang keempaL bahwa Koperasi BUMN melakukan konversi (pengalihan status) atas simpanan pokok, simpanan wajib, dan/atau simpanan sukarela (bila ada) milik para anggota agar disesuaikan dengan ketentuan permodalan koperasi menurut UU Koperasi yang baru. Namun terlebih dahulu Koperasi BUMN tersebut menetapkan besaran nilai Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi untuk diladikan acuan bagi proses konversi (pengalihan status) atas simpanan-simpanan milik anggotanya. Dengan demikian, anggota koperasi tidak lagi dipotong atau menyetorkan kepada koperasi untuk simpanan wajib dan/atau simpanan sukarela yang pada umumnya dilakukan setiap bulan. UU Koperasi yang baru me mberikan penegasan aras jenis koperasi yang akan mencerminkan usahanya, yang sebelumnya tidak dijumpai dalam UU Koperasi yans lama. Pasal 83 UU Koperasi yane baru menegaskan bahwa jenis kope ra-'i terdiri dari: (a). Koperasi konsumen, (b). Koperasi produsen; (c). Koperas: jasa; dan (d). Koperasi simpan pinla::: Koperasi konsumen menyelenggarak:: kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barangkebutuhan anggot: dan non-anggota. Koperasi produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksidan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota. Koperasi jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan iasa non-simpan piniam yang diperlukan oleh anggota dan non-anggota. Sedangkan koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. Pengaruhnya ltang kelima, bahwa Koperasi BUMN perlu mengambil keputusan untuk penegasan diri atas jenis koperasi yang dipilih menurut UU Koperasi yang baru ini. Penulis menunggu hadirnya peraturan pelaksana atas ketentuan tersebut di atas mengingat bahwa pada sebagian Koperasi BUMN, termasuk KoPerasi BUMN di perusahaan BUMN penulis bekerja, menjalankan kegiatan usaha yang sangat beragam meliputi kebutuhan konsumen (anggota dan/ atau non anggota), pelayanan jasa, dan simpan pinjam bagi anggota. Tentunya diharapkan keberlakuan ketentuan tersebut tidak menyebabkan Koperasi BUMN harus melepaskan salah satu kegiatan usaha yang telah dijalankan dan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. I No.73 TAHUN Vll AGUsrUs 20 I BUMN TRACK | 55