Film dokumenter The Cutting Edge menjelaskan sejarah panjang editing film, tantangan yang dihadapi editor, dan hubungan erat antara editor dan sutradara. Film ini menggunakan wawancara dan klip film terkenal untuk mengilustrasikan perkembangan teknik editing dan pengaruhnya dalam membentuk cerita.
1. “ ASYIKNYA EDITING FILM ”
The Cutting Edge adalah salah satu film dokumenter mengenai seni
dalam editing sebuah film. Film dokumenter berdurasi 98 menit ini
disutradarai oleh Wendy Apple dan penulis skenarionya adalah Mark
Jonathan Harris dengan sejumlah aktris/aktor, sutradara, editor, dan
produser terkenal, seperti Jodie Foster, Quentin Tarantino, Steven
Spielberg, James Cameron, Martin Scorsese, Sean Penn, Anthony
Minghella, dan lain sebagainya sebagai para pemain atau pembicara dalam film ini. The Cutting
Edge dapat menjadi film dokumenter yang harus ditonton, apabila anda adalah seorang pembuat
film atau kritikus film karena film ini menyelidiki dan menjelaskan aspek yang tersembunyi
dalam suatu proses pembuatan film yang menjadi bagian dari seni sebuah film, yaitu editing.
Secara sederhana, editing dapat dikatakan sebagai suatu perangkaian shot-shot menjadi satu
kesatuan yang berpadu. Tetapi, pemahaman mengenai editing ternyata lebih daripada itu seperti
yang dijelaskan dalam film The Cutting Edge ini.
Menurut saya, film The Cutting Edge ini merupakan salah satu film dokumenter yang
menarik karena dapat mengilustrasikan bagaimana pekerjaan seorang editor yang menggunakan
keterampilan dan kreativitasnya dengan mengolah shot-shot yang ada agar tercipta suatu
kesinambungan alur cerita dalam suatu film. Film ini dapat mengajarkan para penontonnya
sejarah yang menarik mengenai editing, bagaimana awal mula editing, perkembangan editing
sampai saat ini, bagaimana bentuk editing sekarang, dan lain sebagainya. Selain itu, film ini juga
dapat mengungkapkan editing sebagai suatu seni tersembunyi (hidden art) atau tidak terlihat
dalam suatu film yang tidak terlalu banyak orang mengetahui hal ini.
Film ini dimulai dengan adanya penemuan konsep mengenai cut, bagaimana
penggunaannya dalam film, dan bagaimana konsep cut dapat mempengaruhi cerita dalam film.
Di samping itu, film ini juga disisipkan sejumlah klip-klip video berupa shot-shot film terkenal
yang menarik dengan editing yang baik, seperti Terminator 2, The Matrix, Psycho, Scream,
Jaws, Titanic, dan lain sebagainya. Klip-klip tersebut diambil dan ditampilkan dari film-film
yang telah sukses pada masanya dengan gaya dan teknik editing yang berkualitas dan inovatif.
Ditambah lagi, ada beberapa wawancara eksklusif oleh sejumlah editor, sutradara, dan produser
terkenal dalam industri perfilman, antara lain Steven Spielberg, James Cameron, Martin
Scorsese, Quentin Tarantino, George Lucas dan lain sebagainya.
1
2. Film ini mempunyai tiga bagian utama yang dominan. Pertama, sejarah panjang editing
dan bagaimana perkembangannya dari masa ke masa. Berawal dari penemuan-penemuan
Thomas Alfa Edison (phonograph, kamera, dan proyektor) dan Lumiere Bersaudara (Louis Jean
dan Auguste Marie Louis Nicholas) sebagai para perintis atau pionir penyutradaraan dan
pembuatan film yang menghasilkan dan memperlihatkan gambar bergerak atau motion picture
kepada para penonton melalui film “Workers Leaving Lumiere's Factory”. Film ini dibuat
dengan shot dan posisi kamera yang statis. Perkembangan selanjutnya beberapa pembuat film
melakukan eksperimen dengan mencoba menyusun sejumlah shot sambil mempelajari sejauh
mana gambar dapat disusun sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan untuk merangsang
emosi dan membentuk atau memutarbalikkan persepsi.
Kemudian berlanjut, perkembangan teori dan teknik editing diawali oleh sineas Edwin S.
Porter yang meletakkan prinsip dasar editing yaitu menyusun sejumlah shot secara
berkesinambungan (continuity shot). Porter membuat terobosan baru dalam teori editing, yaitu
teknik pararel editing dengan menggabungkan shot-shot dari dua kejadian yang berbeda lokasi
tetapi dalam waktu yang bersamaan (kontruksi dramatik/dramatic construction) dalam film “Life
of an American Fireman” (1903). Lalu, Edwin S. Porter dengan film terkenalnya “The Great
Train Robbery” yang menggunakan teknik crosscutting dalam editing untuk menunjukkan aksi-
aksi secara simultan di berbagai lokasi yang berbeda.
Di era 1910-an, perkembangan editing berlanjut dengan adanya D.W.Griffith yang
dikatakan sebagai penemu gaya Hollywood klasik karena ia menemukan inovasi baru editing
pada filmnya, seperti pengembangan paralel editing, kontinuitas, kilas balik, close up shot, dan
penekanan dramatik atau dramatic emphasis untuk menambah ketegangan adegan aksi dalam
filmnya. Griffith juga menyadari bahwa emosi juga sangat penting dalam suatu film dan hal ini
dapat dihasilkan melalui editing. Inovasi-inovasi yang ditemukannya masih dipakai sampai
sekarang oleh para pembuat film di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah film The Matrix
(1999) yang menunjukkan bagaimana teknik-teknik itu masih dipakai pada masa sekarang.
Pada era 1920-an, teknik editing mencapai masa puncaknya melalui uji coba editing oleh
para inovator-inovator Rusia, seperti Sergei Eisenstein dan Dziga Vertov yang menganggap
teknik editing merupakan unsur dasar dalam pembuatan film. Sergei Eisenstein membangun teori
editing dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang untuk merangsang penonton
turut berpikir secara intelektual terhadap apa yang dilihatnya. Seorang pembuat film lainnya
2
3. yang berasal dari Rusia, Lev Kuleshov mengerjakan uji coba editing untuk memanipulasi ruang
dan waktu dengan menggunakan sebuah shot yang sama ternyata mampu memberikan efek yang
berbeda jika dihubungkan dengan shot yang berbeda. Shot wajah seseorang dengan shot
semangkuk sup memberikan ekspresi wajah yang lapar. Shot wajah seseorang dengan shot jasad
seseorang menimbulkan ekspresi kesedihan. Efek inilah yang kemudian dinamakan dengan efek
Kuleshov. Perkembangan editing berlanjut dengan inovasi French New Wave dan penggunaan
jump cuts atau lompatan gambar dalam satu rangkaian shot akibat perubahan posisi karakter atau
obyek dalam latar yang sama atau sebaliknya sebagai improvisasi pada editing. Perkembangan
teknik editing hingga era film bisu yang telah dijelaskan di atas menjadi peletak dasar bagi
pengembangan teknik editing berikutnya.
Kedua, tantangan-tantangan yang editor hadapi dalam pembuatan berbagai jenis adegan,
termasuk di dalamnya urutan tindakan, ketegangan, percakapan, saat-saat intim, pengejaran
mobil, dan lain sebagainya. Klip-klip dalam berbagai jenis film membantu mengilustrasikan
tantangan-tantangan ini, seperti adegan shower Psycho, Silence of The Lambs, XXX, Out of Sight,
Body Heat, Basic Instinct, dan The Horse Whisperer. Klip-klip ini dapat menjadi contoh yang
baik untuk memberikan gambaran kepada penonton mengenai gaya editing yang dilakukan oleh
para editor. Para penonton menjadi dapat lebih memahami proses editing yang telah dilakukan
melalui klip-klip tersebut. Selain klip-klip tersebut, ada penjelasan dari para editor mengenai apa
yang akan mereka selesaikan dengan editing dan secara tidak langsung memaparkan seni yang
tidak terlihat (invisible art) pada waktu yang bersamaan sekaligus. Sebagai contoh, adegan
shower Psycho atau yang lebih dikenal dengan shower scene merupakan adegan paling
fenomenal yang telah dibuat dan telah menjadi pionir dalam perkembangan editing untuk film.
Adegan yang berdurasi sekitar tiga menit ini ternyata memakan 50 kali pengambilan
gambar. Adegan ini telah berhasil menyelesaikan tantangan melalui editing yang baik dengan
menimbulkan adanya unsur ketegangan atau suspensi dan kesan mengerikan serta menakutkan
bagi para penontonnya.
Ketiga, hubungan yang erat antara editor dengan industri dan sutradara. Sangat jelas,
editor merupakan salah satu orang yang memegang peranan dan bagian yang penting dari
produksi suatu industri film, seperti halnya dalam industri film besar, Hollywood. Tetapi, pada
awalnya editor tidak begitu dihargai pekerjaannya selama era Hollywood klasik. Pada awalnya,
editor yang bertugas sebagai cutter biasanya adalah wanita karena pekerjaan yang dilakukan
3
4. hampir mirip dengan menjahit dan menenun yang biasanya dilakukan oleh wanita. Tetapi,
sekarang laki-laki mulai banyak melakukan editing sehingga mempunyai kesempatan yang sama
dalam berperan sebagai cutter. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi editor dan
tidak perlu lagi merasa tidak dihargai ataupun terhalang masalah gender.
Dalam film The Cutting Edge ini juga ditunjukkan hubungan antara editor dengan
sutradara film. Seorang editor bekerja sama dengan sutradara berkewajiban merangkai gambar
dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton. Pekerjaan merangkai gambar
yang dilakukan editor sangat membutuhkan kepekaan artistik, persepsi artistik, dan
pertimbangan estetik dengan melibatkan segenap jiwanya menjadi bagian dari film yang mau
dibuat sesuai keinginan sutradara. Seorang editor biasanya mendapatkan script dan catatan dari
sutradara sebagai pedoman dalam menyusun cerita seperti yang dikehendakinya. Kolaborasi
antara editor dan sutradara yang berjalan erat akan terjalin hubungan kerja dan komunikasi yang
kuat dan hal ini sangat baik sekali untuk proses pembuatan dan pengembangan suatu film.
Maka, sutradara harus menempatkan diri sebagai partner kerja bagi editor, bukan sebagai
atasan dalam sebuah produksi film. Kadang-kadang, peranan seorang editor dapat dikatakan
hampir dapat disamakan dengan peranan seorang sutradara. Oleh karena itu, seorang editor juga
disebut sebagai “The Second Director”. Sentuhan kreatif seorang editor bisa saja membuat film
yang dibuat jauh lebih bagus daripada yang diduga. Sebagai contoh dalam film The Cutting Edge
ini adalah Quentin Tarantino sebagai sutradara saling bekerja sama dengan Sally Menke sebagai
editor dalam film Reservoir Dogs dan Pulp Fiction. Mereka saling bertukar informasi dan
menyampaikan pendapatnya masing-masing untuk pembuatan dan pengembangan kedua film
tersebut. Contoh lainnya, Steven Spielberg sebagai sutradara bekerja sama dengan Verna Fields
dalam film Jaws. Steven Spielberg menemukan ada dua frame yang kurang setelah dikerjakan
oleh Verna, tetapi hiu dalam film kesannya terlihat lebih nyata dan hidup.
Film The Cutting Edge ini mempunyai banyak kelebihannya, antara lain banyaknya
informasi mengenai editing yang bisa didapat oleh penonton. Di tambah lagi, banyaknya editor,
sutradara, produser, aktris/aktor terkenal dan profesional yang ikut menjadi pembicara dalam
film ini. Adanya wawasan dan pengetahuan yang diperoleh mengenai teknik dan gaya editing
yang dikemukakan oleh para editor secara langsung apabila membuat suatu film. Diskusi yang
dilakukan menggunakan gaya cutting modern khas MTV. Selain itu, banyaknya kumpulan klip
video dari film-film terkenal yang menjadikan The Cutting Edge sebagai film yang menarik
4
5. untuk ditonton. Di samping sejumlah kelebihan yang ada pada film ini, pasti tidak akan terlepas
dari kekurangannya juga karena tidak ada suatu karya yang sempurna tanpa cacat sedikitpun.
Kekurangan dari film The Cutting Edge adalah kurangnya pendalaman pada teori dan ide yang
mungkin bisa membantu pemahaman lebih mendalam lagi kepada para penonton.
Setelah melihat dan memahami film The Cutting Edge, saya dapat mengetahui sejarah
panjang dan menarik serta wawasan mengenai keterampilan dan kreativitas editing melalui
tangan-tangan handal para editor. Selain itu, ada beberapa manfaat editing yang diperoleh dari
hasil pengamatan film The Cutting Edge, antara lain editing dapat membuat waktu menjadi
lambat atau lebih cepat dalam shot, editing dapat menimbulkan emosi yang kuat dalam cerita,
editing dapat menambah ketegangan yang terjadi di dalam suatu peristiwa pada film, editing
dapat memanipulasi ruang dan waktu, editing dapat membuat adegan dalam tiap shot menjadi
lebih nyata dan hidup, dan lain sebagainya. Saya juga dapat menarik kesimpulan bahwa editing
dapat dikatakan sebagai jiwa dari sebuah film. Editing dapat membentuk dan memperindah
tampilan fisik dari suatu film yang telah dibuat. Aspek editing bersama pergerakan kamera
merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Sejak awal
perkembangan film, para pembuat film telah menyadari betapa kuat dan pentingnya pengaruh
teknik editing dalam sebuah pembuatan film. Dengan begitu, editing dapat menjadi bagian yang
penting untuk membentuk dan membuat suatu film menjadi benar-benar suatu film yang utuh,
berkualitas, dan menarik ditonton oleh para penontonnya.
5