SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
“ ASYIKNYA EDITING FILM ”
The Cutting Edge adalah salah satu film dokumenter mengenai seni
dalam editing sebuah film. Film dokumenter berdurasi 98 menit ini
disutradarai oleh Wendy Apple dan penulis skenarionya adalah Mark
Jonathan Harris dengan sejumlah aktris/aktor, sutradara, editor, dan
produser terkenal, seperti Jodie Foster, Quentin Tarantino, Steven
Spielberg, James Cameron, Martin Scorsese, Sean Penn, Anthony
Minghella, dan lain sebagainya sebagai para pemain atau pembicara dalam film ini. The Cutting
Edge dapat menjadi film dokumenter yang harus ditonton, apabila anda adalah seorang pembuat
film atau kritikus film karena film ini menyelidiki dan menjelaskan aspek yang tersembunyi
dalam suatu proses pembuatan film yang menjadi bagian dari seni sebuah film, yaitu editing.
Secara sederhana, editing dapat dikatakan sebagai suatu perangkaian shot-shot menjadi satu
kesatuan yang berpadu. Tetapi, pemahaman mengenai editing ternyata lebih daripada itu seperti
yang dijelaskan dalam film The Cutting Edge ini.
       Menurut saya, film The Cutting Edge ini merupakan salah satu film dokumenter yang
menarik karena dapat mengilustrasikan bagaimana pekerjaan seorang editor yang menggunakan
keterampilan dan kreativitasnya dengan mengolah shot-shot yang ada agar tercipta suatu
kesinambungan alur cerita dalam suatu film. Film ini dapat mengajarkan para penontonnya
sejarah yang menarik mengenai editing, bagaimana awal mula editing, perkembangan editing
sampai saat ini, bagaimana bentuk editing sekarang, dan lain sebagainya. Selain itu, film ini juga
dapat mengungkapkan editing sebagai suatu seni tersembunyi (hidden art) atau tidak terlihat
dalam suatu film yang tidak terlalu banyak orang mengetahui hal ini.
       Film ini dimulai dengan adanya penemuan konsep mengenai cut, bagaimana
penggunaannya dalam film, dan bagaimana konsep cut dapat mempengaruhi cerita dalam film.
Di samping itu, film ini juga disisipkan sejumlah klip-klip video berupa shot-shot film terkenal
yang menarik dengan editing yang baik, seperti Terminator 2, The Matrix, Psycho, Scream,
Jaws, Titanic, dan lain sebagainya. Klip-klip tersebut diambil dan ditampilkan dari film-film
yang telah sukses pada masanya dengan gaya dan teknik editing yang berkualitas dan inovatif.
Ditambah lagi, ada beberapa wawancara eksklusif oleh sejumlah editor, sutradara, dan produser
terkenal dalam industri perfilman, antara lain Steven Spielberg, James Cameron, Martin
Scorsese, Quentin Tarantino, George Lucas dan lain sebagainya.

                                                                                                1
Film ini mempunyai tiga bagian utama yang dominan. Pertama, sejarah panjang editing
dan bagaimana perkembangannya dari masa ke masa. Berawal dari penemuan-penemuan
Thomas Alfa Edison (phonograph, kamera, dan proyektor) dan Lumiere Bersaudara (Louis Jean
dan Auguste Marie Louis Nicholas) sebagai para perintis atau pionir penyutradaraan dan
pembuatan film yang menghasilkan dan memperlihatkan gambar bergerak atau motion picture
kepada para penonton melalui film “Workers Leaving Lumiere's Factory”. Film ini dibuat
dengan shot dan posisi kamera yang statis. Perkembangan selanjutnya beberapa pembuat film
melakukan eksperimen dengan mencoba menyusun sejumlah shot sambil mempelajari sejauh
mana gambar dapat disusun sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan untuk merangsang
emosi dan membentuk atau memutarbalikkan persepsi.
       Kemudian berlanjut, perkembangan teori dan teknik editing diawali oleh sineas Edwin S.
Porter yang meletakkan prinsip dasar editing yaitu menyusun sejumlah shot secara
berkesinambungan (continuity shot). Porter membuat terobosan baru dalam teori editing, yaitu
teknik pararel editing dengan menggabungkan shot-shot dari dua kejadian yang berbeda lokasi
tetapi dalam waktu yang bersamaan (kontruksi dramatik/dramatic construction) dalam film “Life
of an American Fireman” (1903). Lalu, Edwin S. Porter dengan film terkenalnya “The Great
Train Robbery” yang menggunakan teknik crosscutting dalam editing untuk menunjukkan aksi-
aksi secara simultan di berbagai lokasi yang berbeda.
       Di era 1910-an, perkembangan editing berlanjut dengan adanya D.W.Griffith yang
dikatakan sebagai penemu gaya Hollywood klasik karena ia menemukan inovasi baru editing
pada filmnya, seperti pengembangan paralel editing, kontinuitas, kilas balik, close up shot, dan
penekanan dramatik atau dramatic emphasis untuk menambah ketegangan adegan aksi dalam
filmnya. Griffith juga menyadari bahwa emosi juga sangat penting dalam suatu film dan hal ini
dapat dihasilkan melalui editing. Inovasi-inovasi yang ditemukannya masih dipakai sampai
sekarang oleh para pembuat film di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah film The Matrix
(1999) yang menunjukkan bagaimana teknik-teknik itu masih dipakai pada masa sekarang.
       Pada era 1920-an, teknik editing mencapai masa puncaknya melalui uji coba editing oleh
para inovator-inovator Rusia, seperti Sergei Eisenstein dan Dziga Vertov yang menganggap
teknik editing merupakan unsur dasar dalam pembuatan film. Sergei Eisenstein membangun teori
editing dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang untuk merangsang penonton
turut berpikir secara intelektual terhadap apa yang dilihatnya. Seorang pembuat film lainnya

                                                                                              2
yang berasal dari Rusia, Lev Kuleshov mengerjakan uji coba editing untuk memanipulasi ruang
dan waktu dengan menggunakan sebuah shot yang sama ternyata mampu memberikan efek yang
berbeda jika dihubungkan dengan shot yang berbeda. Shot wajah seseorang dengan shot
semangkuk sup memberikan ekspresi wajah yang lapar. Shot wajah seseorang dengan shot jasad
seseorang menimbulkan ekspresi kesedihan. Efek inilah yang kemudian dinamakan dengan efek
Kuleshov. Perkembangan editing berlanjut dengan inovasi French New Wave dan penggunaan
jump cuts atau lompatan gambar dalam satu rangkaian shot akibat perubahan posisi karakter atau
obyek dalam latar yang sama atau sebaliknya sebagai improvisasi pada editing. Perkembangan
teknik editing hingga era film bisu yang telah dijelaskan di atas menjadi peletak dasar bagi
pengembangan teknik editing berikutnya.
       Kedua, tantangan-tantangan yang editor hadapi dalam pembuatan berbagai jenis adegan,
termasuk di dalamnya urutan tindakan, ketegangan, percakapan, saat-saat intim, pengejaran
mobil, dan lain sebagainya. Klip-klip dalam berbagai jenis film membantu mengilustrasikan
tantangan-tantangan ini, seperti adegan shower Psycho, Silence of The Lambs, XXX, Out of Sight,
Body Heat, Basic Instinct, dan The Horse Whisperer. Klip-klip ini dapat menjadi contoh yang
baik untuk memberikan gambaran kepada penonton mengenai gaya editing yang dilakukan oleh
para editor. Para penonton menjadi dapat lebih memahami proses editing yang telah dilakukan
melalui klip-klip tersebut. Selain klip-klip tersebut, ada penjelasan dari para editor mengenai apa
yang akan mereka selesaikan dengan editing dan secara tidak langsung memaparkan seni yang
tidak terlihat (invisible art) pada waktu yang bersamaan sekaligus. Sebagai contoh, adegan
shower Psycho atau yang lebih dikenal dengan shower scene merupakan adegan paling
fenomenal yang telah dibuat dan telah menjadi pionir dalam perkembangan editing untuk film.
Adegan yang berdurasi sekitar tiga menit ini ternyata memakan 50 kali pengambilan
gambar. Adegan ini telah berhasil menyelesaikan tantangan melalui editing yang baik dengan
menimbulkan adanya unsur ketegangan atau suspensi dan kesan mengerikan serta menakutkan
bagi para penontonnya.
       Ketiga, hubungan yang erat antara editor dengan industri dan sutradara. Sangat jelas,
editor merupakan salah satu orang yang memegang peranan dan bagian yang penting dari
produksi suatu industri film, seperti halnya dalam industri film besar, Hollywood. Tetapi, pada
awalnya editor tidak begitu dihargai pekerjaannya selama era Hollywood klasik. Pada awalnya,
editor yang bertugas sebagai cutter biasanya adalah wanita karena pekerjaan yang dilakukan

                                                                                                 3
hampir mirip dengan menjahit dan menenun yang biasanya dilakukan oleh wanita. Tetapi,
sekarang laki-laki mulai banyak melakukan editing sehingga mempunyai kesempatan yang sama
dalam berperan sebagai cutter. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi editor dan
tidak perlu lagi merasa tidak dihargai ataupun terhalang masalah gender.
       Dalam film The Cutting Edge ini juga ditunjukkan hubungan antara editor dengan
sutradara film. Seorang editor bekerja sama dengan sutradara berkewajiban merangkai gambar
dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton. Pekerjaan merangkai gambar
yang dilakukan editor sangat membutuhkan kepekaan artistik, persepsi artistik, dan
pertimbangan estetik dengan melibatkan segenap jiwanya menjadi bagian dari film yang mau
dibuat sesuai keinginan sutradara. Seorang editor biasanya mendapatkan script dan catatan dari
sutradara sebagai pedoman dalam menyusun cerita seperti yang dikehendakinya. Kolaborasi
antara editor dan sutradara yang berjalan erat akan terjalin hubungan kerja dan komunikasi yang
kuat dan hal ini sangat baik sekali untuk proses pembuatan dan pengembangan suatu film.
       Maka, sutradara harus menempatkan diri sebagai partner kerja bagi editor, bukan sebagai
atasan dalam sebuah produksi film. Kadang-kadang, peranan seorang editor dapat dikatakan
hampir dapat disamakan dengan peranan seorang sutradara. Oleh karena itu, seorang editor juga
disebut sebagai “The Second Director”. Sentuhan kreatif seorang editor bisa saja membuat film
yang dibuat jauh lebih bagus daripada yang diduga. Sebagai contoh dalam film The Cutting Edge
ini adalah Quentin Tarantino sebagai sutradara saling bekerja sama dengan Sally Menke sebagai
editor dalam film Reservoir Dogs dan Pulp Fiction. Mereka saling bertukar informasi dan
menyampaikan pendapatnya masing-masing untuk pembuatan dan pengembangan kedua film
tersebut. Contoh lainnya, Steven Spielberg sebagai sutradara bekerja sama dengan Verna Fields
dalam film Jaws. Steven Spielberg menemukan ada dua frame yang kurang setelah dikerjakan
oleh Verna, tetapi hiu dalam film kesannya terlihat lebih nyata dan hidup.
       Film The Cutting Edge ini mempunyai banyak kelebihannya, antara lain banyaknya
informasi mengenai editing yang bisa didapat oleh penonton. Di tambah lagi, banyaknya editor,
sutradara, produser, aktris/aktor terkenal dan profesional yang ikut menjadi pembicara dalam
film ini. Adanya wawasan dan pengetahuan yang diperoleh mengenai teknik dan gaya editing
yang dikemukakan oleh para editor secara langsung apabila membuat suatu film. Diskusi yang
dilakukan menggunakan gaya cutting modern khas MTV. Selain itu, banyaknya kumpulan klip
video dari film-film terkenal yang menjadikan The Cutting Edge sebagai film yang menarik

                                                                                             4
untuk ditonton. Di samping sejumlah kelebihan yang ada pada film ini, pasti tidak akan terlepas
dari kekurangannya juga karena tidak ada suatu karya yang sempurna tanpa cacat sedikitpun.
Kekurangan dari film The Cutting Edge adalah kurangnya pendalaman pada teori dan ide yang
mungkin bisa membantu pemahaman lebih mendalam lagi kepada para penonton.
       Setelah melihat dan memahami film The Cutting Edge, saya dapat mengetahui sejarah
panjang dan menarik serta wawasan mengenai keterampilan dan kreativitas editing melalui
tangan-tangan handal para editor. Selain itu, ada beberapa manfaat editing yang diperoleh dari
hasil pengamatan film The Cutting Edge, antara lain editing dapat membuat waktu menjadi
lambat atau lebih cepat dalam shot, editing dapat menimbulkan emosi yang kuat dalam cerita,
editing dapat menambah ketegangan yang terjadi di dalam suatu peristiwa pada film, editing
dapat memanipulasi ruang dan waktu, editing dapat membuat adegan dalam tiap shot menjadi
lebih nyata dan hidup, dan lain sebagainya. Saya juga dapat menarik kesimpulan bahwa editing
dapat dikatakan sebagai jiwa dari sebuah film. Editing dapat membentuk dan memperindah
tampilan fisik dari suatu film yang telah dibuat. Aspek editing bersama pergerakan kamera
merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Sejak awal
perkembangan film, para pembuat film telah menyadari betapa kuat dan pentingnya pengaruh
teknik editing dalam sebuah pembuatan film. Dengan begitu, editing dapat menjadi bagian yang
penting untuk membentuk dan membuat suatu film menjadi benar-benar suatu film yang utuh,
berkualitas, dan menarik ditonton oleh para penontonnya.




                                                                                             5

More Related Content

What's hot

3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)Dewa Mahardika
 
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.pptIrulMaulana
 
Sejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalSejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalmisbahazzahra
 
Rundown talk show waw waw
Rundown talk show waw wawRundown talk show waw waw
Rundown talk show waw wawpycnat
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointRini Suharti
 
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysis
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysisSunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysis
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysisElle Sullivan
 
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDiana Amelia Bagti
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksiFilmIndie
 

What's hot (20)

3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
3.1 memahami prinsip dasar pembuatan animasi 2 dimensi (vector)
 
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
423956814-1-Pengantar-Sinematografi-ppt.ppt
 
Analisis Poster Film
Analisis Poster FilmAnalisis Poster Film
Analisis Poster Film
 
Sejarah kamera digital
Sejarah kamera digitalSejarah kamera digital
Sejarah kamera digital
 
Makalah fotografi 1
Makalah fotografi 1Makalah fotografi 1
Makalah fotografi 1
 
Rundown talk show waw waw
Rundown talk show waw wawRundown talk show waw waw
Rundown talk show waw waw
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
 
Analisis Desain Poster Film
Analisis Desain Poster FilmAnalisis Desain Poster Film
Analisis Desain Poster Film
 
Lembar Kerja Artistik
Lembar Kerja ArtistikLembar Kerja Artistik
Lembar Kerja Artistik
 
Film Theory
Film TheoryFilm Theory
Film Theory
 
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysis
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysisSunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysis
Sunrise: A Tale of Two Humans (1927) Micro elements analysis
 
Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2
 
Lkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakanLkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakan
 
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
 
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 dKD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
Soal HOTS Animasi 2D 3D
Soal HOTS Animasi 2D 3DSoal HOTS Animasi 2D 3D
Soal HOTS Animasi 2D 3D
 
Trilogi penyiaran
Trilogi penyiaranTrilogi penyiaran
Trilogi penyiaran
 
Produksi audio visual
Produksi audio visualProduksi audio visual
Produksi audio visual
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 

Similar to Review film Cutting the Edge

DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfZainul Arifin
 
Cara membuat video
Cara membuat videoCara membuat video
Cara membuat videoverpra
 
program talk show
program talk showprogram talk show
program talk showrohis
 
Pertemuan 1 pengantar unsur film
Pertemuan 1 pengantar unsur  filmPertemuan 1 pengantar unsur  film
Pertemuan 1 pengantar unsur filmAdePutraTunggali
 
Film (Broadcasting & Perfilman) .pptx
Film (Broadcasting & Perfilman)    .pptxFilm (Broadcasting & Perfilman)    .pptx
Film (Broadcasting & Perfilman) .pptxAzaAkbar
 

Similar to Review film Cutting the Edge (11)

DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
Cara membuat video
Cara membuat videoCara membuat video
Cara membuat video
 
Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016
 
Pengantar Teori Film.pptx
Pengantar Teori Film.pptxPengantar Teori Film.pptx
Pengantar Teori Film.pptx
 
program talk show
program talk showprogram talk show
program talk show
 
Pertemuan 1 pengantar unsur film
Pertemuan 1 pengantar unsur  filmPertemuan 1 pengantar unsur  film
Pertemuan 1 pengantar unsur film
 
Nota papan cerita
Nota papan ceritaNota papan cerita
Nota papan cerita
 
Pasca Produksi.ppt
Pasca Produksi.pptPasca Produksi.ppt
Pasca Produksi.ppt
 
Film (Broadcasting & Perfilman) .pptx
Film (Broadcasting & Perfilman)    .pptxFilm (Broadcasting & Perfilman)    .pptx
Film (Broadcasting & Perfilman) .pptx
 
Animasi 2
Animasi 2Animasi 2
Animasi 2
 
ANIMASI KRONOLOGIS, PELUANG, & INDUSTRI
ANIMASI KRONOLOGIS, PELUANG, & INDUSTRIANIMASI KRONOLOGIS, PELUANG, & INDUSTRI
ANIMASI KRONOLOGIS, PELUANG, & INDUSTRI
 

More from Alvin Agustino Saputra

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAAlvin Agustino Saputra
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...Alvin Agustino Saputra
 
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruPenelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruAlvin Agustino Saputra
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiAlvin Agustino Saputra
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Alvin Agustino Saputra
 

More from Alvin Agustino Saputra (20)

ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIAANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
ANCAMAN BUDAYA POP KOREA TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA LOKAL DI INDONESIA
 
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
KONTROL KONSUMSI MEDIA PADA ANAK-ANAK DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK NE...
 
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa BaruPenelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
Penelitian Kemampuan Adaptasi Mahasiswa Baru
 
Review Film Insider
Review Film InsiderReview Film Insider
Review Film Insider
 
Managerial & Leadership Style
Managerial & Leadership StyleManagerial & Leadership Style
Managerial & Leadership Style
 
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku KomunikasiStruktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
Struktur Organisasi dan Perilaku Komunikasi
 
Perilaku seks bebas
Perilaku seks bebasPerilaku seks bebas
Perilaku seks bebas
 
Review film march of penguins
Review film march of penguinsReview film march of penguins
Review film march of penguins
 
Review film dead poets society
Review film dead poets societyReview film dead poets society
Review film dead poets society
 
Resensi film Soegija
Resensi film SoegijaResensi film Soegija
Resensi film Soegija
 
Review film Tree of Life
Review film Tree of LifeReview film Tree of Life
Review film Tree of Life
 
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"Resensi film "Eat, Pray, & Love"
Resensi film "Eat, Pray, & Love"
 
Resensi film "Maleena"
Resensi film  "Maleena"Resensi film  "Maleena"
Resensi film "Maleena"
 
Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013Kalender akademik ui 2012 2013
Kalender akademik ui 2012 2013
 
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
Presentasi Metode Penelitian Sosial- Babbie Ch. 11
 
The Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The WorldThe Most Romantic Places In The World
The Most Romantic Places In The World
 
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
 
MSTV
MSTVMSTV
MSTV
 
Indosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctvIndosiar merger dngn sctv
Indosiar merger dngn sctv
 
Profil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. EmtekProfil sctv dan PT. Emtek
Profil sctv dan PT. Emtek
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Review film Cutting the Edge

  • 1. “ ASYIKNYA EDITING FILM ” The Cutting Edge adalah salah satu film dokumenter mengenai seni dalam editing sebuah film. Film dokumenter berdurasi 98 menit ini disutradarai oleh Wendy Apple dan penulis skenarionya adalah Mark Jonathan Harris dengan sejumlah aktris/aktor, sutradara, editor, dan produser terkenal, seperti Jodie Foster, Quentin Tarantino, Steven Spielberg, James Cameron, Martin Scorsese, Sean Penn, Anthony Minghella, dan lain sebagainya sebagai para pemain atau pembicara dalam film ini. The Cutting Edge dapat menjadi film dokumenter yang harus ditonton, apabila anda adalah seorang pembuat film atau kritikus film karena film ini menyelidiki dan menjelaskan aspek yang tersembunyi dalam suatu proses pembuatan film yang menjadi bagian dari seni sebuah film, yaitu editing. Secara sederhana, editing dapat dikatakan sebagai suatu perangkaian shot-shot menjadi satu kesatuan yang berpadu. Tetapi, pemahaman mengenai editing ternyata lebih daripada itu seperti yang dijelaskan dalam film The Cutting Edge ini. Menurut saya, film The Cutting Edge ini merupakan salah satu film dokumenter yang menarik karena dapat mengilustrasikan bagaimana pekerjaan seorang editor yang menggunakan keterampilan dan kreativitasnya dengan mengolah shot-shot yang ada agar tercipta suatu kesinambungan alur cerita dalam suatu film. Film ini dapat mengajarkan para penontonnya sejarah yang menarik mengenai editing, bagaimana awal mula editing, perkembangan editing sampai saat ini, bagaimana bentuk editing sekarang, dan lain sebagainya. Selain itu, film ini juga dapat mengungkapkan editing sebagai suatu seni tersembunyi (hidden art) atau tidak terlihat dalam suatu film yang tidak terlalu banyak orang mengetahui hal ini. Film ini dimulai dengan adanya penemuan konsep mengenai cut, bagaimana penggunaannya dalam film, dan bagaimana konsep cut dapat mempengaruhi cerita dalam film. Di samping itu, film ini juga disisipkan sejumlah klip-klip video berupa shot-shot film terkenal yang menarik dengan editing yang baik, seperti Terminator 2, The Matrix, Psycho, Scream, Jaws, Titanic, dan lain sebagainya. Klip-klip tersebut diambil dan ditampilkan dari film-film yang telah sukses pada masanya dengan gaya dan teknik editing yang berkualitas dan inovatif. Ditambah lagi, ada beberapa wawancara eksklusif oleh sejumlah editor, sutradara, dan produser terkenal dalam industri perfilman, antara lain Steven Spielberg, James Cameron, Martin Scorsese, Quentin Tarantino, George Lucas dan lain sebagainya. 1
  • 2. Film ini mempunyai tiga bagian utama yang dominan. Pertama, sejarah panjang editing dan bagaimana perkembangannya dari masa ke masa. Berawal dari penemuan-penemuan Thomas Alfa Edison (phonograph, kamera, dan proyektor) dan Lumiere Bersaudara (Louis Jean dan Auguste Marie Louis Nicholas) sebagai para perintis atau pionir penyutradaraan dan pembuatan film yang menghasilkan dan memperlihatkan gambar bergerak atau motion picture kepada para penonton melalui film “Workers Leaving Lumiere's Factory”. Film ini dibuat dengan shot dan posisi kamera yang statis. Perkembangan selanjutnya beberapa pembuat film melakukan eksperimen dengan mencoba menyusun sejumlah shot sambil mempelajari sejauh mana gambar dapat disusun sedemikian rupa sehingga memiliki kemampuan untuk merangsang emosi dan membentuk atau memutarbalikkan persepsi. Kemudian berlanjut, perkembangan teori dan teknik editing diawali oleh sineas Edwin S. Porter yang meletakkan prinsip dasar editing yaitu menyusun sejumlah shot secara berkesinambungan (continuity shot). Porter membuat terobosan baru dalam teori editing, yaitu teknik pararel editing dengan menggabungkan shot-shot dari dua kejadian yang berbeda lokasi tetapi dalam waktu yang bersamaan (kontruksi dramatik/dramatic construction) dalam film “Life of an American Fireman” (1903). Lalu, Edwin S. Porter dengan film terkenalnya “The Great Train Robbery” yang menggunakan teknik crosscutting dalam editing untuk menunjukkan aksi- aksi secara simultan di berbagai lokasi yang berbeda. Di era 1910-an, perkembangan editing berlanjut dengan adanya D.W.Griffith yang dikatakan sebagai penemu gaya Hollywood klasik karena ia menemukan inovasi baru editing pada filmnya, seperti pengembangan paralel editing, kontinuitas, kilas balik, close up shot, dan penekanan dramatik atau dramatic emphasis untuk menambah ketegangan adegan aksi dalam filmnya. Griffith juga menyadari bahwa emosi juga sangat penting dalam suatu film dan hal ini dapat dihasilkan melalui editing. Inovasi-inovasi yang ditemukannya masih dipakai sampai sekarang oleh para pembuat film di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah film The Matrix (1999) yang menunjukkan bagaimana teknik-teknik itu masih dipakai pada masa sekarang. Pada era 1920-an, teknik editing mencapai masa puncaknya melalui uji coba editing oleh para inovator-inovator Rusia, seperti Sergei Eisenstein dan Dziga Vertov yang menganggap teknik editing merupakan unsur dasar dalam pembuatan film. Sergei Eisenstein membangun teori editing dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang untuk merangsang penonton turut berpikir secara intelektual terhadap apa yang dilihatnya. Seorang pembuat film lainnya 2
  • 3. yang berasal dari Rusia, Lev Kuleshov mengerjakan uji coba editing untuk memanipulasi ruang dan waktu dengan menggunakan sebuah shot yang sama ternyata mampu memberikan efek yang berbeda jika dihubungkan dengan shot yang berbeda. Shot wajah seseorang dengan shot semangkuk sup memberikan ekspresi wajah yang lapar. Shot wajah seseorang dengan shot jasad seseorang menimbulkan ekspresi kesedihan. Efek inilah yang kemudian dinamakan dengan efek Kuleshov. Perkembangan editing berlanjut dengan inovasi French New Wave dan penggunaan jump cuts atau lompatan gambar dalam satu rangkaian shot akibat perubahan posisi karakter atau obyek dalam latar yang sama atau sebaliknya sebagai improvisasi pada editing. Perkembangan teknik editing hingga era film bisu yang telah dijelaskan di atas menjadi peletak dasar bagi pengembangan teknik editing berikutnya. Kedua, tantangan-tantangan yang editor hadapi dalam pembuatan berbagai jenis adegan, termasuk di dalamnya urutan tindakan, ketegangan, percakapan, saat-saat intim, pengejaran mobil, dan lain sebagainya. Klip-klip dalam berbagai jenis film membantu mengilustrasikan tantangan-tantangan ini, seperti adegan shower Psycho, Silence of The Lambs, XXX, Out of Sight, Body Heat, Basic Instinct, dan The Horse Whisperer. Klip-klip ini dapat menjadi contoh yang baik untuk memberikan gambaran kepada penonton mengenai gaya editing yang dilakukan oleh para editor. Para penonton menjadi dapat lebih memahami proses editing yang telah dilakukan melalui klip-klip tersebut. Selain klip-klip tersebut, ada penjelasan dari para editor mengenai apa yang akan mereka selesaikan dengan editing dan secara tidak langsung memaparkan seni yang tidak terlihat (invisible art) pada waktu yang bersamaan sekaligus. Sebagai contoh, adegan shower Psycho atau yang lebih dikenal dengan shower scene merupakan adegan paling fenomenal yang telah dibuat dan telah menjadi pionir dalam perkembangan editing untuk film. Adegan yang berdurasi sekitar tiga menit ini ternyata memakan 50 kali pengambilan gambar. Adegan ini telah berhasil menyelesaikan tantangan melalui editing yang baik dengan menimbulkan adanya unsur ketegangan atau suspensi dan kesan mengerikan serta menakutkan bagi para penontonnya. Ketiga, hubungan yang erat antara editor dengan industri dan sutradara. Sangat jelas, editor merupakan salah satu orang yang memegang peranan dan bagian yang penting dari produksi suatu industri film, seperti halnya dalam industri film besar, Hollywood. Tetapi, pada awalnya editor tidak begitu dihargai pekerjaannya selama era Hollywood klasik. Pada awalnya, editor yang bertugas sebagai cutter biasanya adalah wanita karena pekerjaan yang dilakukan 3
  • 4. hampir mirip dengan menjahit dan menenun yang biasanya dilakukan oleh wanita. Tetapi, sekarang laki-laki mulai banyak melakukan editing sehingga mempunyai kesempatan yang sama dalam berperan sebagai cutter. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi editor dan tidak perlu lagi merasa tidak dihargai ataupun terhalang masalah gender. Dalam film The Cutting Edge ini juga ditunjukkan hubungan antara editor dengan sutradara film. Seorang editor bekerja sama dengan sutradara berkewajiban merangkai gambar dengan baik dan teliti sehingga dapat bercerita kepada penonton. Pekerjaan merangkai gambar yang dilakukan editor sangat membutuhkan kepekaan artistik, persepsi artistik, dan pertimbangan estetik dengan melibatkan segenap jiwanya menjadi bagian dari film yang mau dibuat sesuai keinginan sutradara. Seorang editor biasanya mendapatkan script dan catatan dari sutradara sebagai pedoman dalam menyusun cerita seperti yang dikehendakinya. Kolaborasi antara editor dan sutradara yang berjalan erat akan terjalin hubungan kerja dan komunikasi yang kuat dan hal ini sangat baik sekali untuk proses pembuatan dan pengembangan suatu film. Maka, sutradara harus menempatkan diri sebagai partner kerja bagi editor, bukan sebagai atasan dalam sebuah produksi film. Kadang-kadang, peranan seorang editor dapat dikatakan hampir dapat disamakan dengan peranan seorang sutradara. Oleh karena itu, seorang editor juga disebut sebagai “The Second Director”. Sentuhan kreatif seorang editor bisa saja membuat film yang dibuat jauh lebih bagus daripada yang diduga. Sebagai contoh dalam film The Cutting Edge ini adalah Quentin Tarantino sebagai sutradara saling bekerja sama dengan Sally Menke sebagai editor dalam film Reservoir Dogs dan Pulp Fiction. Mereka saling bertukar informasi dan menyampaikan pendapatnya masing-masing untuk pembuatan dan pengembangan kedua film tersebut. Contoh lainnya, Steven Spielberg sebagai sutradara bekerja sama dengan Verna Fields dalam film Jaws. Steven Spielberg menemukan ada dua frame yang kurang setelah dikerjakan oleh Verna, tetapi hiu dalam film kesannya terlihat lebih nyata dan hidup. Film The Cutting Edge ini mempunyai banyak kelebihannya, antara lain banyaknya informasi mengenai editing yang bisa didapat oleh penonton. Di tambah lagi, banyaknya editor, sutradara, produser, aktris/aktor terkenal dan profesional yang ikut menjadi pembicara dalam film ini. Adanya wawasan dan pengetahuan yang diperoleh mengenai teknik dan gaya editing yang dikemukakan oleh para editor secara langsung apabila membuat suatu film. Diskusi yang dilakukan menggunakan gaya cutting modern khas MTV. Selain itu, banyaknya kumpulan klip video dari film-film terkenal yang menjadikan The Cutting Edge sebagai film yang menarik 4
  • 5. untuk ditonton. Di samping sejumlah kelebihan yang ada pada film ini, pasti tidak akan terlepas dari kekurangannya juga karena tidak ada suatu karya yang sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kekurangan dari film The Cutting Edge adalah kurangnya pendalaman pada teori dan ide yang mungkin bisa membantu pemahaman lebih mendalam lagi kepada para penonton. Setelah melihat dan memahami film The Cutting Edge, saya dapat mengetahui sejarah panjang dan menarik serta wawasan mengenai keterampilan dan kreativitas editing melalui tangan-tangan handal para editor. Selain itu, ada beberapa manfaat editing yang diperoleh dari hasil pengamatan film The Cutting Edge, antara lain editing dapat membuat waktu menjadi lambat atau lebih cepat dalam shot, editing dapat menimbulkan emosi yang kuat dalam cerita, editing dapat menambah ketegangan yang terjadi di dalam suatu peristiwa pada film, editing dapat memanipulasi ruang dan waktu, editing dapat membuat adegan dalam tiap shot menjadi lebih nyata dan hidup, dan lain sebagainya. Saya juga dapat menarik kesimpulan bahwa editing dapat dikatakan sebagai jiwa dari sebuah film. Editing dapat membentuk dan memperindah tampilan fisik dari suatu film yang telah dibuat. Aspek editing bersama pergerakan kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Sejak awal perkembangan film, para pembuat film telah menyadari betapa kuat dan pentingnya pengaruh teknik editing dalam sebuah pembuatan film. Dengan begitu, editing dapat menjadi bagian yang penting untuk membentuk dan membuat suatu film menjadi benar-benar suatu film yang utuh, berkualitas, dan menarik ditonton oleh para penontonnya. 5