Film merupakan media komunikasi massa yang direkam pada berbagai bahan seperti seluloid, video, dan teknologi lainnya. Film telah berkembang sejak ditemukannya kamera pada abad ke-19 hingga menjadi industri besar saat ini. Dokumen ini menjelaskan berbagai aspek film mulai dari definisi, sejarah perkembangan, jenis, pelaku industri, hingga perfilman di Indonesia.
2. 1. Film
2
Film, adalah : “gambar-hidup yang juga sering
disebut movie.”
Filmsecara kolektif sering disebut sebagai sinema.
Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik
atau gerak.
Filmjuga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan
cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas
sebagai seluloid.
3. 3
Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah
”Cinemathographie”yang berasal dari kata Cinema +
tho = phytos (cahaya)+ graphie = grhap (tulisan =
gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis
gerak dengan cahaya.
Film adalah gambar yang bergerak, adapun
pergerakannya disebut sebagai “intermittenmovement”,
g e rakan yang muncul hanya karena keterbatasan
kemampuan mata dan otak manusia menangkap
sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian detik.
4. 4
FilmMenurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa
pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pitaseluloid, pita
video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk,
jenis, dan ukuran.
Melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya
5. 2. Perkembangan Film
5
Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan
terus berkembang hingga hari ini merupakan
‘perkembangan lebih jauh dari teknologi fotografi.
Tahun1826, ketika JosephNicephoreNiepcedari
Perancis membuat campuran dengan perak untuk
membuat gambar pada sebuah lempengan timah
yang tebal.
Thomas AlvaEdison(1847-1931) seorang ilmuwan
Amerika Serikat penemulampulistrikdanfonograf
(piringanhitam), padatahun1887terinspirasi untuk
membuat alat untuk merekam dan membuat
(memproduksi) gambar.
6. 6
Edison tidak sendirian. Ia dibantu oleh George
Eastman, yang kemudian pada tahun1884
menemukan pitafilm(seluloid) yangterbuat dari
plastiktembus pandang.
Tahun1891 Eastman dibantu HannibalGoodwin
memperkenalkansaturolfilmyangdapat dimasukkan
kedalamkamerapadasianghari.
Alat itu disebut “kinetoskop(kinetoscope)”yang
be rbe ntuk ko tak be rlubang untuk menyaksikan atau
mengintip suatu pertunjukan.
7. 7
LumiereBersaudarakemudian merancang peralatan
baru yang mengkombinasikan kamera, alat
memproses film dan proyektor menjadi satu. Lumiere
Bersaudara menyebut peralatan baru untuk
kinetoskop itu dengan “sinematograf”
(cinematographe).
Tahun1895, Peralatansinematograf inikemudian
dipatenkanpada. Pada peralatan sinematograf ini
terdapat mekanismegerakanyangtersendat
(intermittent movement) yang m e nye babkan se tiap
frame dari film diputar akan berhenti sesaat, dan
kemudian disinari lampu proyektor.
9. 9
6Oktober1927, Film bersuara pertama diproduksi
tahun1927 dengan judul “Jazz Singer”, dan diputar
pertama kali untuk umum pada di New York, Amerika
Serikat.
Tahun1930-an, Kemudian menyusul ditemukannya
film berwarna di
Pada perkembangan selanjutnya, film tidak hanya
dapat dinikmati di bioskop dan berikutnya di televisi,
namun juga dengan kehadiran VCD dan DVD (Blue -
Ray), film dapat dinikm ati pula di rumah dengan
kualitas gambar yang baik, tata suara yang ditata rapi,
yang diistilahkan dengan ho m e the ate r.
10. 10
Dengan perkembangan internet, film juga
dapat disaksikan lewat jaringan Supe rhig hway.
Film kemudian dipandang sebagai komoditas
industri oleh Hollywood, Bollywood dan
Hongkong. Di sisi dunia yang lain, film dipakai
sebagai media penyampai dan produk
kebudayaan.
Hal ini bisa dilihat di negara Prancis, Belanda,
Jerman, dan Inggris.
11. 3.Sejarah Perfilman Indonesia
11
DiIndonesia, filmpertamakalidiperkenalkan
pada5Desember1900diBatavia(Jakarta).
Pada masa itu film disebut “GambarIdoep".
Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah
Abang dengan tema film dokumenter yang
menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja
Belandadi Den Haag.
12. 12
Padatahun1905, Filmceritapertamakalidikenaldi
IndonesiayangdiimpordariAmerika. Film-film impor
ini berubah judul kedalam bahasa Melayu, dan film
cerita impor ini cukup laku di Indonesia, dibuktikan
dengan jumlah penonton dan bioskop pun meningkat.
Padatahun1926, Film lokal pertama kali diproduksi,
dengan judul “LoetoengKasaroeng”yang diproduksi
oleh NV Java Film Company, adalah sebuah film cerita
yang masih bisu.
13. 13
Padatanggal30Maret - 5April1955, Untuk lebih
mempopulerkan film Indonesia, seorang tokoh
perfilman Indonesia “DjamaludinMalik”mendorong
adanya Festival Film Indonesia (FFI) I, setelah
sebelumnya pada 30 Agustus 1954 terbentuk PPFI
(Persatuan Perusahaan Film Indonesia).
Pertengahan‘90-an, film-film nasional yang tengah
menghadapi krisis ekonomi harus bersaing keras
dengan maraknya sinetron di televisi-televisi swasta.
Apalagi dengan kehadiran Laser Disc, VCD dan DVD
yang makin memudahkan masyarakat untuk
menikmati film impor
14. 14
Kehadiran kamera-kamera digital berdampak positif
juga dalam dunia film Indonesia, karena dengan
adanya kamera digital, mulailah terbangun komunitas
film-film Independen.
15. 4.Klasifikasi Film
15
FilmCerita (Fiksi) : “ Film cerita merupakan
film yang dibuat atau diproduksi berdasarkan
cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor
dan aktris. Kebanyakan atau pada umumnya
film cerita bersifat komersial”.
FilmNon Cerita (Non Fiksi) : “Film non cerita
adalah film yang mengambil kenyataan
sebagai subyeknya”.
16. 16
Filmnonceritaini terbagiatas duakategori, yaitu:
1. FilmFaktual: ”Menampilkan fakta atau kenyataan
yang ada, dimana kamera sekedar merekam
suatu kejadian. Sekarang, film faktual dikenal
sebagai film berita (ne ws-re e l), yang m e ne kankan
pada sisi pe m be ritaan suatu ke jadian aktual”.
2. Filmdokumenter: “selain fakta, juga mengandung
subyektifitas pembuat yang diartikan sebagai
sikap atau opini terhadap peristiwa, sehingga
persepsi tentang kenyataan akan sangat
tergantung pada si pembuat film dokumenter
tersebut”.
17. 17
FilmEksperimental: “Film Eksperimental
adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada
kaidah-kaidah pembuatan film yang lazim.
Tujuannya adalah untuk mengadakan
eksperimentasi dan mencari cara-cara
pengucapan baru lewat film. Umumnya dibuat
oleh sineas yang kritis terhadap perubahan
(kalangan seniman film), tanpa mengutamakan
sisi komersialisme, namun lebih kepada sisi
kebebasan berkarya”.
18. 18
FilmAnimasi: “ Film Animasi adalah film yang dibuat
dengan memanfaatkan gambar (lukisan) maupun
benda-benda mati yang lain, seperti boneka, meja,
dan kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik
animasi”.
FilmDrama: “Tema ini lebih menekankan pada sisi
hum an inte re st yang be rtujuan m e ng ajak pe no nto n
ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya,
sehingga penonton merasa seakan-akan berada di
dalam film tersebut. Tidak jarang penonton yang
merasakan sedih, senang, kecewa, bahkan ikut
marah.
19. 19
FilmAction: “Tema actio n m e ng e te ng ahkan ade g an-
ade g an perkelahian, pertempuran dengan senjata, atau
kebut-kebutan kendaraan antara tokoh yang baik
(protagonis) dengan tokoh yang jahat (antagonis),
sehingga penonton ikut merasakan ketegangan, was-was,
takut,bahkan bisa ikut bangga terhadap kemenangan si
tokoh.
FilmKomedi : “ Tema film komedi intinya
adalahmengetengahkan tontonan yang membuat
penontontersenyum, atau bahkan tertawa terbahak-bahak.
Film komedi berbeda dengan lawakan, karena film komedi
tidak harus dimainkan oleh pelawak, tetapi pemain biasa
pun bisa memerankan tokoh yang lucu”.
20. 20
FilmTragedi: “ Film yang bertemakan tragedi,
umumnya mengetengahkan kondisi atau nasib yang
dialami oleh tokoh utama pada film tersebut. Nasib
yang dialami biasanya membuat penonton merasa
kasihan / prihatin /iba.
FilmHoror: “Film bertemakan ho ro r se lalu
m e nam pilkanadegan-adegan yang menyeramkan
sehingga membuatpenontonnya merinding karena
perasaan takutnya. Hal ini karena film horor selalu
berkaitan dengan dunia gaib/ magis, yang dibuat
dengan spe cialaffe ct, anim asi, atau langsung dari
tokoh-tokoh dalam film tersebut.
21. 5.FilmMainstream
21
Film-filmyang diproduksi oleh studio-studio
besar yang bertujuan menghibur masyarakat
dengan meraup keuntungan sebesar-
besarnya, dan biasanya berdurasi panjang (90-
100 menit).
Film-film mainstreamlebih dianggap barang
dagangan (industri) ketimbang dianggap
sebagai sebuah karya seni.
22. 6.Pelaku Industri Film
22
Produser: “Dalam bukunya yang berjudul
Pe o ple Who Make s Mo vie s, Theodore Taylor
menyebut produser sebagai “O rang dag ang
tapi kre atif”. Pro duse r adalah o rang yang
m e ng e palai studio .
Orang ini memimpin produksi film, menentukan
cerita dan biaya yang diperlukan serta memilih
orang-orang yang harus bekerja untuk tiap film
yang dibuat di studionya.
23. 23
Sutradara: “Sutradara terkemuka Amerika, Arthur
Penn, menyebut sutradara sebagai o rang yang
m e nulis de ng an kam e ra (TheodoreTaylor, People
Who Make Movies).
Sutradaraadalah : “orang yang memimpin proses
pembuatan film (syuting), mulai dari memilih pemeran
tokoh dalam film, hingga memberikan arahan pada
setiap kru yang bekerja pada film tersebut sesuai
dengan skenario yang telah dibuat”.
24. 24
Penulis Skenario : “ Orang yang mengaplikasikan ide cerita ke
dalam tulisan, dimana tulisan ini akan menjadi acuan bagi
sutradara untuk membuat film. Pekerjaan penulisan skenario
tidak selesai padasaat skenario rampung, karena tidak jarang
skenario itu harus ditulis ulang lantaran sang produser kurang
puas”.
PenataFotografi : “Penata fotografi adalah nama lain dari juru
kamera (cam e ram an), o rang yang be nar-be nar m e m iliki
pe ng e tahuan dan ahli dalam menggunakan kamera film. Dalam
menjalankan tugasnya mengambil gambar (sho t), se o rang juru
kam e ra be rada di bawah arahan seorang sutradara.
25. 25
Penyunting: “ Penyunting adalah orang yang
bertugas merangkai gambar yang telah diambil
sebelumnya menjadi rangkaian cerita sesuai dengan
skenario yang telah dibuat. Pada proses ini, juga
dilakukan pemberian suara (musik) atau spe cial
e ffe ct yang diperlukan untuk memperkuat karakter
gambar atau adegan dalam film”.
PenataArtistik: “ Penata artistik dapat dibedakan
menjadi penata latar, gaya, dan rias. Penata latar;
menyiapkan suasana / dekorasi ruang sesuai dengan
skenario adegan yang diinginkan.
26. 26
Penata gaya;membantu sutradara untuk memberikan
arahan gaya kepada pemain. Dan penata rias; orang yang
bertugas membantu pemeran untuk merias wajah dan
rambut, hingga menyiapkan pakaian (kostum) yang akan
digunakan.
Pemeran: “Posisi pemeran yang juga disebut sebagai
bintang film ini, secara kelembagaan, tidaklah begitu
penting karena seorang pemeran harus tunduk dan
melakukan segala arahan yang diberikan oleh sutradara.
Namun, karena cerita film sampai pada penonton melalui
bintang film tersebut, di mata penonton justru bintang film
itulah yang paling penting, amat menentukan”.
27. 27
PublicityManager: “Menjelang, selama, dan sesudah
sebuah film selesai dikerjakan, para calon penonton
harus dipersiapkan untuk menerima kehadiran film
tersebut. Pekerjaan ini dipimpin oleh seorang yang
tahu betul melakukan propaganda, dan sebutannya
adalah publicity m anag e r”.
28. 7. Film Indie (Independent)
28
Independent (bahasainggris) yangberarti: m e rde ka,
be rdirisendiri,berjiwa bebas, tidak dikuasai /
dipengaruhi kekuatan lain. Kata‘indie’, dalam film
indie, mengartikan semangat kebebasan dan
kemandirian para filmmakerdalamberkarya, yang
lebihmenekankanfilm sebagai media untuk
menyampaikan pesan dan mengekspresikan
kesenimanan seorang film m ake r, bukanladang
‘komersialisme’ bagi para pemilik modal.
Filmindieadalah film yang diproduksi dan
didistribusikan tanpa mengikuti kaidah perfilman
yang telah baku (konvensional).
29. 29
KarakterFilmIndependen:
1. Menawarkan tema-tema yang beragam,yang
tidak ditemui di film-film pada umumnya yang
cenderung latahdan mengekor film-film yang
telah sukses.
2. penuh dengan eksplorasi subyektif dari si
pembuat. Film m ake r m e m iliki kebebasan
berekspresi menuangkansegalakreativitas
imajinasinya dalam karya film, sehingga
menghasilkan film-film yang tidak biasa (tidak
konvensional).
30. 30
3. Kemandirian dalam pengadaan dana /tanpa
sponsorsecara tidak langsung juga
mengakibatkan kemandirian pendistribusian
dan penggunaan pemeran film.
Pendistribusian dilakukan secara ‘gerilya’ dan
pemain film yang mendukung bukanlah
selebriti terkenal, melainkan orang-orang
biasa yang memiliki bakat akting.
31. 8. Nilai-Nilai Komunikasi Film
31
1. Hiburan: “Jika sebuah film tidak mengikat perhatian
kita dari awal hingga akhir, film ituterancam gagal.
Kita cepat menjadi bosan. Akibatnya, kita tak bisa
mengapresiasi unsur-unsurnya”.
2. Pendidikan : “Nilai pendidikan sebuah film lebih
kepadapesan-pesan yang ingin disampaikan (nilai
moral film)”.
3. Artistik: “Keindahan dalam sebuah film pasti
mempunyai maksud atau makna tertentu”
32. 6.Referensi
32
Sumarno,Marseli, Dasar-dasar Apresiasi Film, PT.Grasindo, Jakarta, 1996
Baksin, Askurifai, Membuat Film Indi Itu Gampang, Katarsis, Bandung,
2003
Said, Salim, Profil Dunia Film Indonesia, Grafiti Pers, Jakarta, Oktober
1982,
Agoeng Nugroho, S.Sos, M.Si, Teknologi Komunikasi, graha ilmu,
Yogyakarta,
Sutisno P.C.S., Pe do m an Praktis Pe nulisan Ske nario Te le visi dan Vide o
(Jakarta: PT G rasindo , 1 9 9 3).
24 Onong Uchijana Effendy, Ilm u, Te o ri dan Filsafat Ko m unikasi, ce t ke -3
(Bandung : PT. Itra Aditya Bakti, 20 0 3).
Rema Karyanti S. Ko m unikasi Massa: Suatu Pe ng antar (Bandung :
Sim bio sa Re katam a Me dia, 20 0 5)