Dokumen tersebut membahas tentang tablet sebagai salah satu bentuk sediaan farmasi, meliputi pengertian, keuntungan, kerugian, metode pembuatan, preformulasi, peralatan produksi, dan evaluasi tablet."
6. • Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan
Pengertian
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
• Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah,
atau zat lain yang sesuai
6
7. Pengertian
• Tablet terdapat dalam berbagai bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat
disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang
dimaksud dan metode pembuatannya
• Bentuk khusus, sepert kaplet, segitiga, lonjong, empat persegi, dan enam persegi
(heksagonal ) telah di kembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya
terhadap produk pabrik lainnya
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 7
11. TABLET
DEAGREGASI
Granul/ Agregat Partikel halus
DISINTEGRASI
D I S O L U S I
(Obat dalam larutan (in vitro atau in vivo)
ABSORPSI
(Obat dalam darah/ jaringan)
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 11
12. KEUNTUNGAN
Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran
Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
12
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
13. KEUNTUNGAN
Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas lambat, lepas terkendali);
Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah;
Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
14. KERUGIAN
Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
Formulasi tablet cukup rumit
Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.
14
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
21. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG:
Zat aktif hanya dengan potensi yang kecil
Pemilihan zat tambahan yang spesifik
Biasanya harga zat tambahan mahal
21
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
22. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG :
Tahapan proses yang singkat, produktivitas bagus
Menggunakan peralatan atau mesin yang sedikit
Membutuhkan operator /tenaga kerja yang sedikit
Tidak memerlukan ruangan yang terlalu luas
22
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
25. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan
proses
Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan
Prosedur lebih komples
Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan
lebih banyak
Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.
25
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
26. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan
kompaktibilitas.
Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan
memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel
Dapat mencegah terjadinya segregasi
Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob
26
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
27. GRANULASI KERING
Memiliki Kompaktibilitas yang jelek
Memiliki Sifat Alir yang jelek
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tidak tahan Kelembaban tinggi
Tidak Tahan temperatur tinggi
Memiliki Reworking potensial yang baik
27
29. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING :
Alat yang digunakan relatif banyak, karena terdapat banyak tahapan
proses
Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan
lebih banyak, namun lebih sedikit dibandingkan granulasi basah.
Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.
29
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
30. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING :
Metode granulasi kering dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan
kompaktibilitas.
Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat cukup besar
dan memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel
Dapat mencegah terjadinya segregasi
30
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
32. Formulasi
Bahan Aktif
Memberikan respon terapetik setelah dikonsumsi
kedalam tubuh dengan dosis yang sesuai
Pengisi/ diluen
Menambah bobot dari campuran yang dibuat
Pengikat/ Binder
Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang
kompak dan agregat yang lebih besar
Penghancur/ Disintegran
Tablet terdisintegrasi dalam lambung supaya zat
aktif dapat diabsorpsi
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Pelicin/ Lubrikan , Pelincir/ Glidan dan
Antiadheren
Membantu meningkatkan sifat alir granul pada saat
proses pencetakan
33. Bahan Pengisi
Memberikan / menambahkan bobot volume pada sediaan solida.
Jika kandungan zat aktif kecil, maka sifat tablet ditentukan oleh bahan
pengisi yang besar jumlahnya.
Zat aktif yang sifatnya hidrofobik bisa menggunakan bahan pengisi yang
sifatnya hidrofilik untuk membantu kelarutannya dalam air.
Contoh : Laktosa, Selulosa Mikrokristalin (Avicel), Pati (Amilum)
33
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
34. Bahan Pengikat
Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang kompak dan agregat
yang lebih besar.
Bahan pengikat dapat ditambahkan pada keadaan kering, namun lebih
efektif apabila ditambahkan dalam larutan.
Contoh : Gom akasia, Gelatin, Polivinilpirolidon (PVP), Amilum
34
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
35. Bahan Penghancur
Membantu hancurnya tablet ketika masuk ke dalam lambung, sehingga
cepat untuk terdisolusi.
Bahan penghancur yang paling banyak digunakan adalah pati (Amilum),
namun ada juga kombinasi secara kimia antara pati dan selulosa, asam
alginat, MCC dan povidon sambung silang.
Contoh : Sodium starch glikolat, Crosspovidon, Mikrokristalin Selulosa.
35
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
36. Bahan Pelicin
Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pencetakan, dan lengketnya
granul pada punch bawah. Umumnya bersifat hidrofobik (Asam stearat,
Magnesium Stearat, PEG, Na Lauril sulfat).
Glidan meningkatkan kemampuan mengalir serbuk pada saat
pencetakan, dengan cara memperbaiki gesekan antara granul dengan
corong sehingga mudah masuk ke dalam dies. Umumnya digunakan pada
proses cetak langsung tanpa granulasi. (Talk)
Antiadheren mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan
untuk mengurangi. Penempelan pada dinding cetakan. (Aerosil)
36
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
45. Kebisingan mesin
Disebabkan karena kuatnya gesekan antara tablet dengan punch bawah /
dies.
Faktor kelembaban yang tinggi pada granul atau kurangnya pelicin pada
formulasi.
Pada saat pemasangan punch dies tidak presisi.
45
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
46. Tablet lengket pada punch
Terlalu lembab / basahnya granul.
Kurangnya bahan pelicin pada saat formulasi, khususnya lubrikan (mg
stearat).
Kualitas punch yang sudah tidak bagus / cacat.
46
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
47. Tablet retak / patah
Kekompakannya kurang memadai, hal ini disebabkan oleh :
Terlalu rendah atau tingginya kelembaban granul.
Bahan pengikat terlalu sedikit.
Ukuran granul dalam bentuk serbuk terlalu banyak.
Tidak cocoknya ukuran granul.
Tekanan mesin pada saat pencetakan terlalu tinggi.
47
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
48. Tablet terlalu rapuh
Terlalu tinggi atau rendahnya kelembaban granul.
Kerja bahan pengikat yang terlalu rendah.
Gaya pencetakan yang terlalu rendah.
48
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
49. Buruknya waktu hancur
Terlalu tingginya waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet
sehingga tidak sesuai dengan persyaratan < 15 menit.
Faktor bahan penghancur yang kurang maksimal
Bahan pengikat yang terlalu tinggi
Terlalu banyaknya bahan pelincir yang bersifat hidrofobik
49
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
50. Fluktuasi takaran / bobot tidak stabil
Tidak cocoknya ukuran granul.
Terlalu tingginya jumlah ukuran serbuk granul.
Tap Density yang terlalu rendah.
Kinerja bahan pelicin yang terlalu kecil.
Kecepatan mesin yang terlalu tinggi pada saat pencetakan.
50
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
53. Sifat Alir Granul
Sudut Diam
Kadar air / kelembaban granul
Distribusi partikel
53
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Besar sudut istirahat Keterangan
< 25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
> 40 Sangat sukar
Besar laju alir
(gr/det)
Keterangan
> 10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
< 1,6 Sangat sukar
54. Bulk Density dan Tap Density
Bulk density merupakan berat suatu massa granul per satuan volume
tertentu. Satuannya adalah g/cm3. Volume granul yang dimaksud adalah
volume kepadatan granul termasuk ruang-ruang pori. Bulk
density merupakan petunjuk kepadatan granul.
Bulk density : M / Vo
54
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
55. Bulk DENSITY dan Tap DENSITY
Tapped density adalah massa partikel yang menempati suatu unit
volume tertentu setelah adanya hentakan dalam periode waktu tertentu.
Tapped density : M / Vt
55
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
57. Bulk DENSITY dan Tap DENSITY
Compressibility Flow character Hausner ratio
1 - 10 Excellent 1.00-1.11
11 - 15 Good 1.12-1.18
16-20 Fair 1.19-1.25
21-25 Passable 1.26-1.34
26-31 Poor 1.35-1.45
32-37 Very poor 1.46-1.59
> 38 Very, very poor > 1.60
(1) Carr RL. Evaluating flow properties of solids. Chem Eng 1965; 72:163-168.
57
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
58. Contoh Soal
Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan
menggunakan Tapped Densitimeter.
Diperoleh data Nilai bulk density 80 g/cm3.
Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 70 g/cm3.
Berapa Compressability index granul tersebut?
58
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
60. Contoh Soal
Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan
menggunakan Tapped Densitimeter.
Diperoleh data Nilai bulk density 100 g/cm3.
Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 80 g/cm3.
Hitunglah berapa Compressability index granul tersebut!
60
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
68. Contoh Soal
Seorang operator produksi mencetak tablet Kalium dikolefenak 50 mg
dengan bobot tablet 250 mg.
Hitung range atas dan bawah bobot tablet agar tidak menyimpang dari
persyaratan yang ditetapkan !
68
69. Range bawah = 250 mg - 7,5 % = 231,25 mg
Range atas = 250 mg + 7,5 % = 268,75 mg
Tidak boleh menyimpang lebih dari 2 tablet
Range bawah = 250 mg - 15 % = 212,5 mg
Range atas = 250 mg + 15 % = 287,5 mg
Tidak boleh menyimpang sama sekali
69