SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
TABLET
1
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
OUTLINE
 Pengertian, Keuntungan & Kerugian Sediaan Tablet
 Metode Pembuatan Sediaan Tablet
 Preformulasi Pembuatan Sediaan
 Proses Produksi dan Peralatan
 Evaluasi Bentuk Sediaan Tablet
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 2
Pengertian, Keuntungan & Kerugian
Sediaan Tablet
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 3
 Tablet yang dihasilkan dapat digolongkan berdasarkan :
4
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Cara pemberian
Efek Kerja yang
diharapkan
Bentuk Tablet
5
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
• Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan
Pengertian
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
• Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah,
atau zat lain yang sesuai
6
Pengertian
• Tablet terdapat dalam berbagai bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat
disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang
dimaksud dan metode pembuatannya
• Bentuk khusus, sepert kaplet, segitiga, lonjong, empat persegi, dan enam persegi
(heksagonal ) telah di kembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya
terhadap produk pabrik lainnya
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 7
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 8
9
10
TABLET
DEAGREGASI
Granul/ Agregat Partikel halus
DISINTEGRASI
D I S O L U S I
(Obat dalam larutan (in vitro atau in vivo)
ABSORPSI
(Obat dalam darah/ jaringan)
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 11
KEUNTUNGAN
 Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan
oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,
penyimpanan, dan pengangkutan;
 Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran
 Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
 Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
 Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
 Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
12
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
KEUNTUNGAN
 Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;
 Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas lambat, lepas terkendali);
 Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya
lebih rendah;
 Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
13
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
KERUGIAN
 Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
 Formulasi tablet cukup rumit
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat
aktif yang peka terhadap oksigen dan kelembaban udara, memerlukan
enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik
daripada tablet.
14
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
KERUGIAN
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 15
METODE PEMBUATAN TABLET
16
Metode
Granulasi
Basah
Granulasi
Kering
Cetak
Langsung
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
17
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
GRANULASI BASAH GRANULASI KERING CETAK LANGSUNG
PENIMBANGAN BAHAN PENIMBANGAN BAHAN PENIMBANGAN BAHAN
PENCAMPURAN KERING PENCAMPURAN KERING PENCAMPURAN KERING
PEMBASAHAN SLUGGING
PENGERINGAN GRANUL
PENGAYAKAN GRANUL MILLING
LUBRIKASI LUBRIKASI LUBRIKASI
PENCETAKAN PENCETAKAN PENCETAKAN
18
CETAK LANGSUNG
Prosentase zat aktif dalam formula < 50%
Sifat Alir yang bagus
Kompresi yang bagus
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 19
PENIMBANGAN
PENCAMPURAN KERING
PENCAMPURAN AKHIR
PENCETAKAN
Zat tambahan
Zat aktif
Cetak
Langsung
Lubrikan
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 20
Kekurangan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG:
 Zat aktif hanya dengan potensi yang kecil
 Pemilihan zat tambahan yang spesifik
 Biasanya harga zat tambahan mahal
21
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Kelebihan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG :
Tahapan proses yang singkat, produktivitas bagus
Menggunakan peralatan atau mesin yang sedikit
Membutuhkan operator /tenaga kerja yang sedikit
Tidak memerlukan ruangan yang terlalu luas
22
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
GRANULASI BASAH
Memiliki Kompaktibilitas yang jelek
Memiliki Sifat Alir yang jelek
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Kelembaban tinggi
Tahan temperatur tinggi
23
Granulasi
Basah
PENIMBANGAN
PENGAYAKAN
PENGAYAKAN KERING
GRANULASI
PENGERINGAN
PENCAMPURAN AKHIR
PENGAYAKAN BASAH
PENCETAKAN
Zat aktif – Pengisi - Penghancur
Pengikat (pembasah) - Pewarna
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Lubrikasi
Ukuran mesh
Nilai Kadar air
Ukuran mesh
Ukuran mesh
24
Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan
proses
 Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan
Prosedur lebih komples
 Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan
lebih banyak
Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.
25
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah :
Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan
kompaktibilitas.
Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan
memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel
Dapat mencegah terjadinya segregasi
Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob
26
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
GRANULASI KERING
Memiliki Kompaktibilitas yang jelek
Memiliki Sifat Alir yang jelek
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tidak tahan Kelembaban tinggi
Tidak Tahan temperatur tinggi
Memiliki Reworking potensial yang baik
27
Granulasi
Kering
PENIMBANGAN
PENCAMPURAN KERING
SLUGING
PENCAMPURAN AKHIR
MILLING
PENCETAKAN
Pengisi – Pengikat - Penghancur
Kekerasan
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Ukuran partikel
Lubrikan
Zat aktif
28
Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING :
 Alat yang digunakan relatif banyak, karena terdapat banyak tahapan
proses
Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan
lebih banyak, namun lebih sedikit dibandingkan granulasi basah.
 Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat.
29
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING :
Metode granulasi kering dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan
kompaktibilitas.
Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat cukup besar
dan memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel
Dapat mencegah terjadinya segregasi
30
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Preformulasi Tablet
Formulasi
Bahan Aktif
Memberikan respon terapetik setelah dikonsumsi
kedalam tubuh dengan dosis yang sesuai
Pengisi/ diluen
Menambah bobot dari campuran yang dibuat
Pengikat/ Binder
Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang
kompak dan agregat yang lebih besar
Penghancur/ Disintegran
Tablet terdisintegrasi dalam lambung supaya zat
aktif dapat diabsorpsi
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Pelicin/ Lubrikan , Pelincir/ Glidan dan
Antiadheren
Membantu meningkatkan sifat alir granul pada saat
proses pencetakan
Bahan Pengisi
 Memberikan / menambahkan bobot volume pada sediaan solida.
 Jika kandungan zat aktif kecil, maka sifat tablet ditentukan oleh bahan
pengisi yang besar jumlahnya.
 Zat aktif yang sifatnya hidrofobik bisa menggunakan bahan pengisi yang
sifatnya hidrofilik untuk membantu kelarutannya dalam air.
 Contoh : Laktosa, Selulosa Mikrokristalin (Avicel), Pati (Amilum)
33
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bahan Pengikat
 Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang kompak dan agregat
yang lebih besar.
 Bahan pengikat dapat ditambahkan pada keadaan kering, namun lebih
efektif apabila ditambahkan dalam larutan.
 Contoh : Gom akasia, Gelatin, Polivinilpirolidon (PVP), Amilum
34
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bahan Penghancur
 Membantu hancurnya tablet ketika masuk ke dalam lambung, sehingga
cepat untuk terdisolusi.
 Bahan penghancur yang paling banyak digunakan adalah pati (Amilum),
namun ada juga kombinasi secara kimia antara pati dan selulosa, asam
alginat, MCC dan povidon sambung silang.
 Contoh : Sodium starch glikolat, Crosspovidon, Mikrokristalin Selulosa.
35
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bahan Pelicin
 Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pencetakan, dan lengketnya
granul pada punch bawah. Umumnya bersifat hidrofobik (Asam stearat,
Magnesium Stearat, PEG, Na Lauril sulfat).
 Glidan meningkatkan kemampuan mengalir serbuk pada saat
pencetakan, dengan cara memperbaiki gesekan antara granul dengan
corong sehingga mudah masuk ke dalam dies. Umumnya digunakan pada
proses cetak langsung tanpa granulasi. (Talk)
 Antiadheren mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan
untuk mengurangi. Penempelan pada dinding cetakan. (Aerosil)
36
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Peralatan Produksi Sediaan Tablet
38
MINI MIXER FOR BINDER
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk membantu
melarutkan bahan pengikat dengan
pelarutnya (air , etanol).
39
BLENDER / SUPER MIXER GRANULATOR
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk membuat granul
basah dengan penambahan larutan
pengikat.
40
FLUID BED DRYER
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk mengeringkan
granul basah yang sudah terbentuk.
41
OSCILATING GRANULATOR
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk menyeragamkan
ukuran partikel granul.
42
BIN BLENDER
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk proses final mixing
(lubrikasi)
43
TABLET PRESS
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Digunakan untuk mengempa granul
menjadi tablet
Kerusakan / Komplikasi Pada Sediaan Tablet
Kebisingan mesin
 Disebabkan karena kuatnya gesekan antara tablet dengan punch bawah /
dies.
 Faktor kelembaban yang tinggi pada granul atau kurangnya pelicin pada
formulasi.
 Pada saat pemasangan punch dies tidak presisi.
45
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tablet lengket pada punch
 Terlalu lembab / basahnya granul.
 Kurangnya bahan pelicin pada saat formulasi, khususnya lubrikan (mg
stearat).
 Kualitas punch yang sudah tidak bagus / cacat.
46
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tablet retak / patah
 Kekompakannya kurang memadai, hal ini disebabkan oleh :
 Terlalu rendah atau tingginya kelembaban granul.
 Bahan pengikat terlalu sedikit.
 Ukuran granul dalam bentuk serbuk terlalu banyak.
 Tidak cocoknya ukuran granul.
 Tekanan mesin pada saat pencetakan terlalu tinggi.
47
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tablet terlalu rapuh
 Terlalu tinggi atau rendahnya kelembaban granul.
 Kerja bahan pengikat yang terlalu rendah.
 Gaya pencetakan yang terlalu rendah.
48
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Buruknya waktu hancur
 Terlalu tingginya waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet
sehingga tidak sesuai dengan persyaratan < 15 menit.
 Faktor bahan penghancur yang kurang maksimal
 Bahan pengikat yang terlalu tinggi
 Terlalu banyaknya bahan pelincir yang bersifat hidrofobik
49
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Fluktuasi takaran / bobot tidak stabil
 Tidak cocoknya ukuran granul.
 Terlalu tingginya jumlah ukuran serbuk granul.
 Tap Density yang terlalu rendah.
 Kinerja bahan pelicin yang terlalu kecil.
 Kecepatan mesin yang terlalu tinggi pada saat pencetakan.
50
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Pengujian Granul
Sifat Alir Granul
52
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Sifat Alir Granul
 Sudut Diam
 Kadar air / kelembaban granul
 Distribusi partikel
53
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Besar sudut istirahat Keterangan
< 25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
> 40 Sangat sukar
Besar laju alir
(gr/det)
Keterangan
> 10 Sangat baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
< 1,6 Sangat sukar
Bulk Density dan Tap Density
 Bulk density merupakan berat suatu massa granul per satuan volume
tertentu. Satuannya adalah g/cm3. Volume granul yang dimaksud adalah
volume kepadatan granul termasuk ruang-ruang pori. Bulk
density merupakan petunjuk kepadatan granul.
 Bulk density : M / Vo
54
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bulk DENSITY dan Tap DENSITY
 Tapped density adalah massa partikel yang menempati suatu unit
volume tertentu setelah adanya hentakan dalam periode waktu tertentu.
 Tapped density : M / Vt
55
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Perhitungan Compressibilty INDEX
 Compressibility Index :
56
100 (Vo - Vt)
Vo
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bulk DENSITY dan Tap DENSITY
Compressibility Flow character Hausner ratio
1 - 10 Excellent 1.00-1.11
11 - 15 Good 1.12-1.18
16-20 Fair 1.19-1.25
21-25 Passable 1.26-1.34
26-31 Poor 1.35-1.45
32-37 Very poor 1.46-1.59
> 38 Very, very poor > 1.60
(1) Carr RL. Evaluating flow properties of solids. Chem Eng 1965; 72:163-168.
57
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Contoh Soal
 Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan
menggunakan Tapped Densitimeter.
Diperoleh data Nilai bulk density 80 g/cm3.
Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 70 g/cm3.
Berapa Compressability index granul tersebut?
58
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Perhitungan
Compress Index : 100 (Vo – Vt) / Vo
100 x (80 -70) / 80
12,5 (GOOD)
59
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Contoh Soal
 Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan
menggunakan Tapped Densitimeter.
 Diperoleh data Nilai bulk density 100 g/cm3.
 Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 80 g/cm3.
 Hitunglah berapa Compressability index granul tersebut!
60
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Pengujian Sediaan Tablet
Pemerian Fisik
Bentuk
(Round, Oval, Diamond)
Ukuran
( 7mm, 8mm) atau 13 x 16 mm
Warna
(Merah, kuning, biru)
Tanda / Logo
(logo IF)
62
63
Uji
kesragaman
Ukuran Tablet
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
diameter tablet = (4/3 < d < 3) tebal
tablet
64
Uji Kekerasan
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Kekerasan tablet = 4 – 10 Kp,
tergantung dari waktu hancur.
65
Uji Kerapuhan
/ keregasan
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
f = [( Wo - Wt ) / Wo] x 100%
Syarat keregasan tablet = < 1 %
66
Uji Waktu
Hancur
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Tablet tidak bersalut = <15 menit
Tablet bersalut gula ataupun selaput = <30 menit,
Untuk salut enteric < 60 menit.
67
Uji
keseragaman
bobot tablet
• AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata
A B
<25 mg 15 % 30 %
(25 - 150) mg 10 % 20 %
(151 - 300) mg 7,5 % 15 %
>300 mg 5 % 10 %
Contoh Soal
 Seorang operator produksi mencetak tablet Kalium dikolefenak 50 mg
dengan bobot tablet 250 mg.
 Hitung range atas dan bawah bobot tablet agar tidak menyimpang dari
persyaratan yang ditetapkan !
68
 Range bawah = 250 mg - 7,5 % = 231,25 mg
 Range atas = 250 mg + 7,5 % = 268,75 mg
Tidak boleh menyimpang lebih dari 2 tablet
 Range bawah = 250 mg - 15 % = 212,5 mg
 Range atas = 250 mg + 15 % = 287,5 mg
Tidak boleh menyimpang sama sekali
69
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Kezia Hani Novita
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
Trie Marcory
 

What's hot (20)

Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Tablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukalTablet sublingual dan bukal
Tablet sublingual dan bukal
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 

Similar to V vi tab konvensinal

Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
AhmadPurnawarmanFais
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
 
58921687-Tablet-Khusus.ppt
58921687-Tablet-Khusus.ppt58921687-Tablet-Khusus.ppt
58921687-Tablet-Khusus.ppt
RinaSinuraya1
 
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
bruhconten
 

Similar to V vi tab konvensinal (20)

91198304 praktikum-3
91198304 praktikum-391198304 praktikum-3
91198304 praktikum-3
 
Farmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptxFarmasetika dasara.pptx
Farmasetika dasara.pptx
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
 
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.liq &amp; semi solid)
 
tablet salut
tablet saluttablet salut
tablet salut
 
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
ppt 5.pdf
ppt 5.pdfppt 5.pdf
ppt 5.pdf
 
tablet ( compressi)
tablet ( compressi)tablet ( compressi)
tablet ( compressi)
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLETTABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
TABLET DAN METODE PEMBUATAN TABLET
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Sediaan tablet indah
Sediaan tablet indahSediaan tablet indah
Sediaan tablet indah
 
Kelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptxKelompok 2 PDT.pptx
Kelompok 2 PDT.pptx
 
58921687-Tablet-Khusus.ppt
58921687-Tablet-Khusus.ppt58921687-Tablet-Khusus.ppt
58921687-Tablet-Khusus.ppt
 
TABLET SALUT.ppt
TABLET SALUT.pptTABLET SALUT.ppt
TABLET SALUT.ppt
 
New dry syrup
New dry syrupNew dry syrup
New dry syrup
 
Teknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
Teknik Produk- Inovasi Bidang FarmasiTeknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
Teknik Produk- Inovasi Bidang Farmasi
 
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
13. Metoda Pembuatan Tablet.pptx
 

Recently uploaded

Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
ssuserbb0b09
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 

V vi tab konvensinal

  • 2. OUTLINE  Pengertian, Keuntungan & Kerugian Sediaan Tablet  Metode Pembuatan Sediaan Tablet  Preformulasi Pembuatan Sediaan  Proses Produksi dan Peralatan  Evaluasi Bentuk Sediaan Tablet • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 2
  • 3. Pengertian, Keuntungan & Kerugian Sediaan Tablet • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 3
  • 4.  Tablet yang dihasilkan dapat digolongkan berdasarkan : 4 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Cara pemberian Efek Kerja yang diharapkan Bentuk Tablet
  • 6. • Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan Pengertian • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA • Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang sesuai 6
  • 7. Pengertian • Tablet terdapat dalam berbagai bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang dimaksud dan metode pembuatannya • Bentuk khusus, sepert kaplet, segitiga, lonjong, empat persegi, dan enam persegi (heksagonal ) telah di kembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan produknya terhadap produk pabrik lainnya • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 7
  • 8. • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 8
  • 9. 9
  • 10. 10
  • 11. TABLET DEAGREGASI Granul/ Agregat Partikel halus DISINTEGRASI D I S O L U S I (Obat dalam larutan (in vitro atau in vivo) ABSORPSI (Obat dalam darah/ jaringan) • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 11
  • 12. KEUNTUNGAN  Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;  Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran  Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;  Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;  Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;  Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet; 12 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 13. KEUNTUNGAN  Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;  Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas lambat, lepas terkendali);  Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;  Pemakaian oleh penderita lebih mudah; 13 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 14. KERUGIAN  Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);  Formulasi tablet cukup rumit  Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet. 14 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 18. GRANULASI BASAH GRANULASI KERING CETAK LANGSUNG PENIMBANGAN BAHAN PENIMBANGAN BAHAN PENIMBANGAN BAHAN PENCAMPURAN KERING PENCAMPURAN KERING PENCAMPURAN KERING PEMBASAHAN SLUGGING PENGERINGAN GRANUL PENGAYAKAN GRANUL MILLING LUBRIKASI LUBRIKASI LUBRIKASI PENCETAKAN PENCETAKAN PENCETAKAN 18
  • 19. CETAK LANGSUNG Prosentase zat aktif dalam formula < 50% Sifat Alir yang bagus Kompresi yang bagus • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 19
  • 20. PENIMBANGAN PENCAMPURAN KERING PENCAMPURAN AKHIR PENCETAKAN Zat tambahan Zat aktif Cetak Langsung Lubrikan • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA 20
  • 21. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG:  Zat aktif hanya dengan potensi yang kecil  Pemilihan zat tambahan yang spesifik  Biasanya harga zat tambahan mahal 21 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 22. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode CETAK LANGSUNG : Tahapan proses yang singkat, produktivitas bagus Menggunakan peralatan atau mesin yang sedikit Membutuhkan operator /tenaga kerja yang sedikit Tidak memerlukan ruangan yang terlalu luas 22 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 23. GRANULASI BASAH Memiliki Kompaktibilitas yang jelek Memiliki Sifat Alir yang jelek • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Kelembaban tinggi Tahan temperatur tinggi 23
  • 24. Granulasi Basah PENIMBANGAN PENGAYAKAN PENGAYAKAN KERING GRANULASI PENGERINGAN PENCAMPURAN AKHIR PENGAYAKAN BASAH PENCETAKAN Zat aktif – Pengisi - Penghancur Pengikat (pembasah) - Pewarna • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Lubrikasi Ukuran mesh Nilai Kadar air Ukuran mesh Ukuran mesh 24
  • 25. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah : Alat yang digunakan terlalu banyak, karena terdapat banyak tahapan proses  Ruangan lebih luas untuk menampung alat yang digunakan Prosedur lebih komples  Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan lebih banyak Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat. 25 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 26. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah : Metode granulasi basah dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan kompaktibilitas. Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat besar dan memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel Dapat mencegah terjadinya segregasi Memperbaiki disolusi zat aktif yang hidrofob 26 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 27. GRANULASI KERING Memiliki Kompaktibilitas yang jelek Memiliki Sifat Alir yang jelek • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Tidak tahan Kelembaban tinggi Tidak Tahan temperatur tinggi Memiliki Reworking potensial yang baik 27
  • 28. Granulasi Kering PENIMBANGAN PENCAMPURAN KERING SLUGING PENCAMPURAN AKHIR MILLING PENCETAKAN Pengisi – Pengikat - Penghancur Kekerasan • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Ukuran partikel Lubrikan Zat aktif 28
  • 29. Kekurangan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING :  Alat yang digunakan relatif banyak, karena terdapat banyak tahapan proses Energi yang digunakan lebih besar karena jumlah alat yang digunakan lebih banyak, namun lebih sedikit dibandingkan granulasi basah.  Pekerja/operator jumlahnya lebih banyak untuk mengoperasikan alat. 29 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 30. Kelebihan pembuatan tablet dengan metode granulasi KERING : Metode granulasi kering dapat meningkatkan fluiditas (sifat alir) dan kompaktibilitas. Dapat digunakan untuk membuat tablet dengan dosis obat cukup besar dan memiliki karakteristik zat aktif yang tidak kompaktibel Dapat mencegah terjadinya segregasi 30 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 32. Formulasi Bahan Aktif Memberikan respon terapetik setelah dikonsumsi kedalam tubuh dengan dosis yang sesuai Pengisi/ diluen Menambah bobot dari campuran yang dibuat Pengikat/ Binder Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang kompak dan agregat yang lebih besar Penghancur/ Disintegran Tablet terdisintegrasi dalam lambung supaya zat aktif dapat diabsorpsi • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Pelicin/ Lubrikan , Pelincir/ Glidan dan Antiadheren Membantu meningkatkan sifat alir granul pada saat proses pencetakan
  • 33. Bahan Pengisi  Memberikan / menambahkan bobot volume pada sediaan solida.  Jika kandungan zat aktif kecil, maka sifat tablet ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya.  Zat aktif yang sifatnya hidrofobik bisa menggunakan bahan pengisi yang sifatnya hidrofilik untuk membantu kelarutannya dalam air.  Contoh : Laktosa, Selulosa Mikrokristalin (Avicel), Pati (Amilum) 33 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 34. Bahan Pengikat  Menyatukan partikel sehingga menjadi masa yang kompak dan agregat yang lebih besar.  Bahan pengikat dapat ditambahkan pada keadaan kering, namun lebih efektif apabila ditambahkan dalam larutan.  Contoh : Gom akasia, Gelatin, Polivinilpirolidon (PVP), Amilum 34 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 35. Bahan Penghancur  Membantu hancurnya tablet ketika masuk ke dalam lambung, sehingga cepat untuk terdisolusi.  Bahan penghancur yang paling banyak digunakan adalah pati (Amilum), namun ada juga kombinasi secara kimia antara pati dan selulosa, asam alginat, MCC dan povidon sambung silang.  Contoh : Sodium starch glikolat, Crosspovidon, Mikrokristalin Selulosa. 35 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 36. Bahan Pelicin  Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pencetakan, dan lengketnya granul pada punch bawah. Umumnya bersifat hidrofobik (Asam stearat, Magnesium Stearat, PEG, Na Lauril sulfat).  Glidan meningkatkan kemampuan mengalir serbuk pada saat pencetakan, dengan cara memperbaiki gesekan antara granul dengan corong sehingga mudah masuk ke dalam dies. Umumnya digunakan pada proses cetak langsung tanpa granulasi. (Talk)  Antiadheren mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan untuk mengurangi. Penempelan pada dinding cetakan. (Aerosil) 36 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 38. 38 MINI MIXER FOR BINDER • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk membantu melarutkan bahan pengikat dengan pelarutnya (air , etanol).
  • 39. 39 BLENDER / SUPER MIXER GRANULATOR • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk membuat granul basah dengan penambahan larutan pengikat.
  • 40. 40 FLUID BED DRYER • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk mengeringkan granul basah yang sudah terbentuk.
  • 41. 41 OSCILATING GRANULATOR • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk menyeragamkan ukuran partikel granul.
  • 42. 42 BIN BLENDER • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk proses final mixing (lubrikasi)
  • 43. 43 TABLET PRESS • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Digunakan untuk mengempa granul menjadi tablet
  • 44. Kerusakan / Komplikasi Pada Sediaan Tablet
  • 45. Kebisingan mesin  Disebabkan karena kuatnya gesekan antara tablet dengan punch bawah / dies.  Faktor kelembaban yang tinggi pada granul atau kurangnya pelicin pada formulasi.  Pada saat pemasangan punch dies tidak presisi. 45 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 46. Tablet lengket pada punch  Terlalu lembab / basahnya granul.  Kurangnya bahan pelicin pada saat formulasi, khususnya lubrikan (mg stearat).  Kualitas punch yang sudah tidak bagus / cacat. 46 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 47. Tablet retak / patah  Kekompakannya kurang memadai, hal ini disebabkan oleh :  Terlalu rendah atau tingginya kelembaban granul.  Bahan pengikat terlalu sedikit.  Ukuran granul dalam bentuk serbuk terlalu banyak.  Tidak cocoknya ukuran granul.  Tekanan mesin pada saat pencetakan terlalu tinggi. 47 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 48. Tablet terlalu rapuh  Terlalu tinggi atau rendahnya kelembaban granul.  Kerja bahan pengikat yang terlalu rendah.  Gaya pencetakan yang terlalu rendah. 48 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 49. Buruknya waktu hancur  Terlalu tingginya waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet sehingga tidak sesuai dengan persyaratan < 15 menit.  Faktor bahan penghancur yang kurang maksimal  Bahan pengikat yang terlalu tinggi  Terlalu banyaknya bahan pelincir yang bersifat hidrofobik 49 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 50. Fluktuasi takaran / bobot tidak stabil  Tidak cocoknya ukuran granul.  Terlalu tingginya jumlah ukuran serbuk granul.  Tap Density yang terlalu rendah.  Kinerja bahan pelicin yang terlalu kecil.  Kecepatan mesin yang terlalu tinggi pada saat pencetakan. 50 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 52. Sifat Alir Granul 52 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 53. Sifat Alir Granul  Sudut Diam  Kadar air / kelembaban granul  Distribusi partikel 53 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Besar sudut istirahat Keterangan < 25 Sangat baik 25-30 Baik 30-40 Cukup > 40 Sangat sukar Besar laju alir (gr/det) Keterangan > 10 Sangat baik 4-10 Baik 1,6-4 Sukar < 1,6 Sangat sukar
  • 54. Bulk Density dan Tap Density  Bulk density merupakan berat suatu massa granul per satuan volume tertentu. Satuannya adalah g/cm3. Volume granul yang dimaksud adalah volume kepadatan granul termasuk ruang-ruang pori. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan granul.  Bulk density : M / Vo 54 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 55. Bulk DENSITY dan Tap DENSITY  Tapped density adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu setelah adanya hentakan dalam periode waktu tertentu.  Tapped density : M / Vt 55 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 56. Perhitungan Compressibilty INDEX  Compressibility Index : 56 100 (Vo - Vt) Vo • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 57. Bulk DENSITY dan Tap DENSITY Compressibility Flow character Hausner ratio 1 - 10 Excellent 1.00-1.11 11 - 15 Good 1.12-1.18 16-20 Fair 1.19-1.25 21-25 Passable 1.26-1.34 26-31 Poor 1.35-1.45 32-37 Very poor 1.46-1.59 > 38 Very, very poor > 1.60 (1) Carr RL. Evaluating flow properties of solids. Chem Eng 1965; 72:163-168. 57 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 58. Contoh Soal  Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan menggunakan Tapped Densitimeter. Diperoleh data Nilai bulk density 80 g/cm3. Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 70 g/cm3. Berapa Compressability index granul tersebut? 58 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 59. Perhitungan Compress Index : 100 (Vo – Vt) / Vo 100 x (80 -70) / 80 12,5 (GOOD) 59 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 60. Contoh Soal  Seorang Formulator melakukan pengujian granul jadi dengan menggunakan Tapped Densitimeter.  Diperoleh data Nilai bulk density 100 g/cm3.  Setelah dilakukan pengujian Tapped Density, diperoleh hasil 80 g/cm3.  Hitunglah berapa Compressability index granul tersebut! 60 • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA
  • 62. Pemerian Fisik Bentuk (Round, Oval, Diamond) Ukuran ( 7mm, 8mm) atau 13 x 16 mm Warna (Merah, kuning, biru) Tanda / Logo (logo IF) 62
  • 63. 63 Uji kesragaman Ukuran Tablet • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA diameter tablet = (4/3 < d < 3) tebal tablet
  • 64. 64 Uji Kekerasan • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Kekerasan tablet = 4 – 10 Kp, tergantung dari waktu hancur.
  • 65. 65 Uji Kerapuhan / keregasan • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA f = [( Wo - Wt ) / Wo] x 100% Syarat keregasan tablet = < 1 %
  • 66. 66 Uji Waktu Hancur • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Tablet tidak bersalut = <15 menit Tablet bersalut gula ataupun selaput = <30 menit, Untuk salut enteric < 60 menit.
  • 67. 67 Uji keseragaman bobot tablet • AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata A B <25 mg 15 % 30 % (25 - 150) mg 10 % 20 % (151 - 300) mg 7,5 % 15 % >300 mg 5 % 10 %
  • 68. Contoh Soal  Seorang operator produksi mencetak tablet Kalium dikolefenak 50 mg dengan bobot tablet 250 mg.  Hitung range atas dan bawah bobot tablet agar tidak menyimpang dari persyaratan yang ditetapkan ! 68
  • 69.  Range bawah = 250 mg - 7,5 % = 231,25 mg  Range atas = 250 mg + 7,5 % = 268,75 mg Tidak boleh menyimpang lebih dari 2 tablet  Range bawah = 250 mg - 15 % = 212,5 mg  Range atas = 250 mg + 15 % = 287,5 mg Tidak boleh menyimpang sama sekali 69