SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) untuk sediaan
Liquida – Semisolida
Ernoviya, M.Si., Apt.
Mengapa dibuat sediaan farmasi ?
 Zat aktif sulit untuk langsung digunakan (krn.
dosis sangat rendah)
 Pemberian dosis obat yang akurat sangat sulit
 Supaya zat aktif dapat memberi efek terapi
perlu diberikan dengan rute yang memadai
 Beberapa zat aktif berkurang khasiatnya saat
terpapar lingkungan (cahaya, lembab, dll)
sehingga diperlukan penstabil agar efek terapi
tercapai
 Zat aktif dapat terurai di tempat pemberian
Mengapa dibuat sediaan farmasi ?
 Kadangkala zat aktif dapat mengiritasi atau
melukai tempat dimana ia diberikan
 Kebanyakan zat aktif memiliki persepsi
organoleptis yang tidak menyenangkan (pahit,
rasa atau bau yang kurang enak)
 Rute pemberian zat aktif tidak mungkin
dimodifikasi agar sesuai dengan profil
farmakokinetik
BENTUK PRODUK FARMASI
 Bentuk sediaan gas
 Bentuk sediaan cair (Liquid)
 Bentuk sediaan semi padat (semi solida)
 Bentuk sediaan padat (solida)
Bentuk sediaan gas
 Gas medis, anestesi inhalasi / volatil
(diuapkan sebelum pemberian melalui
inhalasi)
 Aerodispersi partikel padat (mis., Inhalasi
antiasthmatic) atau partikel cair (inhalasi
antiasthmatic atau sprays)
Bentuk sediaan cair (Liquid)
 Larutan (solutio) : dibuat dengan cara dengan
melarutkan satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut
 Suspensi (Suspensions)
 Suatu sistem dispersi di mana partikel padat
terdispersi dalam fase cair (media dispersi)
 Berdasarkan ukuran partikel terdispersi yaitu
berkisar 1 nm - 0,5 mm, maka dispersi molekul,
koloid dan kasar dapat dibedakan.
 Agar terdispersi merata diperlukan pengadukan
 Tidak digunakan untuk pemberian obat sistemik
dengan dosis tinggi
 Emulsi (Emulsions)
 Merupakan sistem dispersi yang terdiri dari dua
cairan yang tidak larut
 Tipe sediaan o/w or w/o
 Penampilan sediaan keruh
Bentuk-bentuksediaanlarutan
ENCER MANIS & / KENTAL NON AIR
1. Douches 1. Syrups 1. Elixirs
2. Enemas 2. Honeys 2. Spirits
3. Gargles/Mouthwashes 3. Mucilages 3. Colloidions
4. Nasal washes
5. Juices
6. Sprays
7. Otic solutions
8. Inhalations
4. Jellies 4. Glycerins
5. Liniments
6. Oleo Vitamin
Bentuk sediaan semi padat (semi solida)
1.Tidak berbentuk (tanpa bentuk fisik tertentu)
 Salep : bentuk sediaan semipadat yang mengandung
dasar hidrokarbon, larut dalam air atau dengan pengemulsi
 Dasar salep hidrokarbon : Vaselin album/flavum
 Dasar salep yang larut dalam air : Polyethylenglycol
(PEG)
 Dasar salep dengan pengemulsi (dasar salep serap) :
cera flava : oleum sesami = 30 : 70
 Pasta : sistem dispersi semipadat, dimana partikel padat
(> 25%, mis. ZnO) tersebar dalam salep - sebagian besar
mengandung minyak (Petrolatum)
2- Berbentuk
 Supositoria : untuk pemberian rektal
 sediaan ini mempunyai berbagai bentuk
 melebur/larut pada suhu tubuh
 Bahan dasarnya : berlemak (oleum cacao) atau larut
dalam air (PEG, gelatine-gliserin)
 Pessari (supositoria vagina)
 Mirip seperti di atas, PEG atau gelatin-gliserin sering
digunakan sebagai dasar.
RUTE PEMBERIAN PRODUK FARMASI
secara sistemik
 Peroral (p.o)
 Sublingual (S.L) and buccal.
 Rectal
 Parenteral
 Transdermal
 Inhalasi
secara lokal
 Topical (melalui kulit atau mucosa)
 mata, hidung, telinga
 rongga mulut
 vagina, rectum
 bronkus
 kulit
 Local parenteral (parenteral pada
bagian atas kulit)
 Oral ( efek lokal pada GIT : antacids,
adsorbents)
Bagaimana membuat sediaan
farmasi yang bermutu baik ?
DEFINISI CPOB
“ Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
bertujuan untuk menjamin obat dibuat
secara konsisten, memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. CPOB mencakup seluruh
aspek produksi dan pengendalian mutu”
c G M P
GMP juga kadang-kadang disebut
sebagai "cGMP". "C" adalah singkatan
dari "current," mengingatkan produsen
bahwa mereka harus menggunakan
teknologi dan sistem yang mutakhir untuk
mematuhi peraturan tersebut.
Sistem dan peralatan yang digunakan
untuk mencegah kontaminasi, campur
baur, dan kesalahan, yang mungkin
merupakan "top-of-the-line" 20 tahun yang
lalu, tetapi untuk saat ini kurang memadai.
Praktik cara pembuatan obat yang baik dimulai pada 1960-
an dan sekarang berlaku di lebih dari 100 negara. Banyak
negara belum mengembangkan persyaratan lokal dan
mengandalkan Good Manufacturing Practices (GMP) untuk
Produk Farmasi yang dikeluarkan oleh WHO.
Persyaratan regional juga telah muncul untuk ke beberapa
negara. Contohnya :
 Pharmaceutical Inspection Convention (PIC) Guide to
Good Manufacturing Practice for Pharmaceutical
Products : Austria, Denmark, Finlandia, Hongaria,
Liechtenstein, Norwegia, Portugal, Rumania, Swedia,
Swiss, dan Inggris.
 Association of South – East Asia Nations (ASEAN) –
Good Manufacturing Practice : General Guidelines : -
Brunei, Indonesia, Malaysia, Vitnam, Fhilippines,
Singapura, dan Thailand.
 European Economic Community (EEC) - Guide to
Good Manufac-turing Practice for Medicinal
Products : Belgium, Denmark, France, Germany,
Greece, Ireland, Italy, Luxembrueg, the Netherlands,
Portugal, Spain, the United Kingdom, and more
recently Austria, Finland, and Sweden.
PENERAPAN CPOB DAN PEMBARUAN PEDOMAN CPOB di
INDONESIA
Istilah-istilah CPOB w
Dalam pembahasan pedoman
CPOB terdapat beberapa istilah
yang harus diketahui, karena sering
digunakan.
Pemahaman terhadap istilah-istilah
tersebut penting, untuk
memudahkan memahami tentang
pedomanCPOB
Aspek/ hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan CPOB
 Sistem Mutu Industri Farmasi
 Personalia
 Bangunan - Fasilitas
 Peralatan
 Produksi
 Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik
 Pengawasan Mutu
 Inspeksi Diri (Audit Mutu dan Audit Pemasok)
 Keluhan dan Penarikan Produk
 Dokumentasi
 Kegiatan Alih Daya
 Kualifikasi dan Validasi
Produk Jadi
■ Produk Jadi:
Produk yang telah melalui seluruh tahap
proses pembuatan obat.
Telah selesai diolah dan dikemas,
siap dipasarkan.
Produk ruahan
■ Produk ruahan:
Bahan yang telah selesai diolah, tinggal
dikemas.
Contoh: tablet yang telah dicetak, kapsul
yang sudah diisi.
*
*
47
Produk antara
■ Produk antara:
Bahan atau campuran bahan yang masih
memerlukan tahapan pengolahan lebih lanjut
untuk menjadi produk ruahan.
Contoh: granul tablet yang belum d
granul kapsul yang belum diisikan.
48
Bahan awal
■ Bahan awal:
Semua bahan baku dan bahan pengemas
yang digunakan dalam produksi obat.
49
Bahan baku to
■ Semua bahan aktif dan bahan tidak aktif
yang digunakan dalam pengolahan obat.
■ Bahan baku aktif : Bahan yang memili
langsung terhadap tubuh.
Bahan yang memiliki khasiat.
Bahan baku u)
■ Bahan baku tidak aktif:
Bahan yang tidak memiliki efek langsung
terhadap tubuh pasien.
Tidak memiliki khasiat, digunakan untuk
membantu formulasi.
Contohnya :Air dan gula untuk pemanis
sirup.
Bahan pengemas u>
■ Bahan pengemas :
Semua bahan yang digunakan untuk
mengemas produk.
Untuk memudahkan distribusi produk dan
untuk melindungi produk dari pengaruh
lingkungan.
■Terdiri dari:
■ Bahan pengemas primer
■ Bahan pengemas sekunder
Bahan pengemas
■ Bahan pengemas primer :
Bahan pengemas yang berkontak
langsung dengan produk
■ alufoil, blister, botol, vial dan ampul
■ Karena berkontak langsung dengan produk,
proses pengemasan primer harus dilakukan
di area pengolahan, tidak boleh dilakukan di
area pengepakan.
Bahan pengemas
Bahan pengemas sekunder :
Bahan pengemas yang tidak berkontak
langsung dengan produk.
■ Unit box, dus, corrugated box
Proses pengemasan sekunder harus
dilakukan di area pengepakan, tidak boleh
di area pengolahan
Batch (i)
■ Sejumlah tertentu obat yang memiliki
sifat dan mutu yang seragam.
■ Dibuat atas satu perintah produksi :
Batch record/ batch processing order
■ Memiliki satu hasil pemeriksaan QC
yang tersendiri: COA
■ Diolah dalam satu siklus pengolahan:
■ satu kali mixing, satu kali coating,
kecuali apabila hasilnya dicampurkan
Batch (2)
Satu batch produk tidak boleh dicampur
dengan batch lain
Kecuali ada persetujuan manager QC dan
disertai pencatatan yang jelas.
■ Perlu didukung dengan alasan yang jelas, dan pembuktian
bahwa tidak terjadi penyimpangan mutu, dan stabilitas produk
Lot (i)
■ Lot :
Bagian dari batch yang memiliki sifat dan
mutu yang seragam.
■ Dalam proses pengolahan suatu produk dapat ditemui tahapan
yang mengharuskan untuk membagi batch kedalam beberapa
bagian.
Misalnya: karena kapasitas mesin yang kecil: mixer, coating
dan autoclave
Lot (2)
■ Batch tidak dibagi kedalam Lot apabila hasil
akhirnya dicampurkan.
■ Sebelum bagian-bagian batch dapat dicampurkan, harus
dipastikan bahwa semua bagian memiliki sifat mutu yang seragam
Misal : hasil pengeringan FBD
■ Apabila bagian batch tidak dijamin memiliki mutu seragam, harus
dibagi kedalam lot-lot, dan masing-masing lot diperiksa.
Misal : hasil autoclave, coating, mixing
Baku Pembanding
Suatu bahan seragam yang otentik untuk
digunakan dalam pengujian kimia dan
fisika tertentu, dimana dibandingkan
dengan sifat suatu produk yang diuji dan
memiliki tingkat kemurnian yang sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
Dispensing : Kegiatan menimbang,
menghitung dan menyerahkan bahan
untuk digunakan dalam produksi.
Ditolak : Status bahan atau produk yang
tidak diizinkan untuk digunakan dalam
pengolahan, pengemasan atau distribusi.
Dokumentasi :
Seluruh prosedur, instruksi dan catatan
tertulis yang berkaitan dengan
pembuatan obat.
Ijin Edar Obat dan Pendaftaran
Dokumen yang disahkan hukum negara yang
diterbitkan oleh otorita pengawasan obat
dan berisikan komposisi dan formulasi rinci
dari suatu produk serta spesifikasi
farmakope atau spesifikasi lain yang dikenal
umum dari bahan2 yang digunakan dalam
produk akhir, termasuk juga rincian dari
bahan pengemas dan penandaan serta masa
edar dari produk tersebut.
Kalibrasi : Serangkaian tindakan pada kondisi
tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan
nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau
sistem ukur, atau nilai yang direprentasikan
dari pengukuran bahan dan membandingkannya
dengan nilai yang telah diketahui dari suatu
acuan standar.
Karantina : Status bahan atau produk yang
dipisahkan secara fisik atau dengan sistem
tertentu, sementara menunggu keputusan
apakah bahan atau produk tersebut ditolak
atau disetujui penggunaannya untuk
pengolahan, pengemasan atau distribusi
Pembuatan
seluruh rangkaian kegiatan dalam
menghasilkan suatu obat, meliputi produksi
dan pengawasan mutu, mulai dari pengadaan
bahan awal dan bahan pengemas, proses
pengolahan, pengemasan sampai obat jadi
untuk didistribusi
Penandaan (dengan label)
tindakan yang melibatkan penyeleksian label
yg benar dengan informasi yang dibutuhkan,
disusul dengan pemeriksaan kesiapan jalur
pengamasan dan aplikasi dari label tersebut
 Pengawasan mutu
semua upaya pengawasan yang dilakukan selama
pembuatan produk dan dirancang untuk menjamin
agar produk senantiasa memenuhi spesifikasi,
identitas, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain
yang telah ditetapkan.
 Pencemaran
masuknya cemaran kimiawi, mikrobiologis atau
benda asing yang tidak diinginkan kepada atau
terhadap bahan awal, produk antara atau produk
jadi selama produksi, pengambilan sampel,
pengemasan atau pengemasan ulang, penyimpanan
atau pengangkutan

More Related Content

What's hot (20)

Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Cpob produksi
Cpob   produksiCpob   produksi
Cpob produksi
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obat1.sifat fisika+kimia obat
1.sifat fisika+kimia obat
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 

Similar to Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)

Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikDyah Arum Anggraeni
 
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdfcompounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdfssusercc749a1
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxRiyanUge
 
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptx
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptxEksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptx
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptxNurfitriyana12
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxssuserbb0b09
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBNesha Mutiara
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdfBuku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdfdeniapt
 
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangSisca Yoliza
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasimurianda
 
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).ppt
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).pptProf. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).ppt
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).pptassajaddalizikri
 

Similar to Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid) (20)

Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baikProduksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
Produksi Sediaan suspensi paracetamol yang baik
 
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdfcompounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
compounding-s1-plus-compatibility-mode.pdf
 
industri
industriindustri
industri
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
V vi tab konvensinal
V vi tab konvensinalV vi tab konvensinal
V vi tab konvensinal
 
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptx
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptxEksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptx
Eksipien Pertemuan 1. Pendahuluan Eksipien Sediaan Farmasi.pptx
 
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptxTP2-Penerapan CPPOB.pptx
TP2-Penerapan CPPOB.pptx
 
Sedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.pptSedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.ppt
 
Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013Kuliah fts csp salep2013
Kuliah fts csp salep2013
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOBPembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
Pembahasan UKAI Farmasi Industri Berdasarkan Aspek CPOB
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdfBuku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
Buku_Pedoman_Uji_Disolusi_dan_Tanya_Jawab.pdf
 
Laporan+tablet
Laporan+tabletLaporan+tablet
Laporan+tablet
 
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borang
 
Aspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasiAspek aspek biofarmasi
Aspek aspek biofarmasi
 
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).ppt
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).pptProf. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).ppt
Prof. A. Fudholi (Teknologi Farmasi).ppt
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 

More from AhmadPurnawarmanFais (20)

Pertemuan 16
Pertemuan 16Pertemuan 16
Pertemuan 16
 
Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Pertemuan 14
Pertemuan 14Pertemuan 14
Pertemuan 14
 
Pertemuan 13
Pertemuan 13Pertemuan 13
Pertemuan 13
 
Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12Pertemuan 11 12
Pertemuan 11 12
 
Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10Pertemuan 9 10
Pertemuan 9 10
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Suppositoria
SuppositoriaSuppositoria
Suppositoria
 
Aerosol
AerosolAerosol
Aerosol
 
Power point ikm 12
Power point   ikm 12Power point   ikm 12
Power point ikm 12
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Identifikasi senyawa
Identifikasi senyawaIdentifikasi senyawa
Identifikasi senyawa
 
Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)
 
Kristalisasi
KristalisasiKristalisasi
Kristalisasi
 
Materi 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv cMateri 4 kimfar ii sem iv c
Materi 4 kimfar ii sem iv c
 
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologiBhn kuliah cth soal mikrobiologi
Bhn kuliah cth soal mikrobiologi
 
Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)Cemaran mikroba pangan sni (5)
Cemaran mikroba pangan sni (5)
 
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel   mikrobaPertumbuhan dan penghitungan sel   mikroba
Pertumbuhan dan penghitungan sel mikroba
 
Materi 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem ivMateri 3 kimfar ii sem iv
Materi 3 kimfar ii sem iv
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Pertemuan 1 cpob (tek.liq & semi solid)

  • 1. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk sediaan Liquida – Semisolida Ernoviya, M.Si., Apt.
  • 2. Mengapa dibuat sediaan farmasi ?  Zat aktif sulit untuk langsung digunakan (krn. dosis sangat rendah)  Pemberian dosis obat yang akurat sangat sulit  Supaya zat aktif dapat memberi efek terapi perlu diberikan dengan rute yang memadai  Beberapa zat aktif berkurang khasiatnya saat terpapar lingkungan (cahaya, lembab, dll) sehingga diperlukan penstabil agar efek terapi tercapai  Zat aktif dapat terurai di tempat pemberian
  • 3. Mengapa dibuat sediaan farmasi ?  Kadangkala zat aktif dapat mengiritasi atau melukai tempat dimana ia diberikan  Kebanyakan zat aktif memiliki persepsi organoleptis yang tidak menyenangkan (pahit, rasa atau bau yang kurang enak)  Rute pemberian zat aktif tidak mungkin dimodifikasi agar sesuai dengan profil farmakokinetik
  • 4. BENTUK PRODUK FARMASI  Bentuk sediaan gas  Bentuk sediaan cair (Liquid)  Bentuk sediaan semi padat (semi solida)  Bentuk sediaan padat (solida)
  • 5. Bentuk sediaan gas  Gas medis, anestesi inhalasi / volatil (diuapkan sebelum pemberian melalui inhalasi)  Aerodispersi partikel padat (mis., Inhalasi antiasthmatic) atau partikel cair (inhalasi antiasthmatic atau sprays)
  • 6. Bentuk sediaan cair (Liquid)  Larutan (solutio) : dibuat dengan cara dengan melarutkan satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut  Suspensi (Suspensions)  Suatu sistem dispersi di mana partikel padat terdispersi dalam fase cair (media dispersi)  Berdasarkan ukuran partikel terdispersi yaitu berkisar 1 nm - 0,5 mm, maka dispersi molekul, koloid dan kasar dapat dibedakan.
  • 7.  Agar terdispersi merata diperlukan pengadukan  Tidak digunakan untuk pemberian obat sistemik dengan dosis tinggi  Emulsi (Emulsions)  Merupakan sistem dispersi yang terdiri dari dua cairan yang tidak larut  Tipe sediaan o/w or w/o  Penampilan sediaan keruh
  • 8. Bentuk-bentuksediaanlarutan ENCER MANIS & / KENTAL NON AIR 1. Douches 1. Syrups 1. Elixirs 2. Enemas 2. Honeys 2. Spirits 3. Gargles/Mouthwashes 3. Mucilages 3. Colloidions 4. Nasal washes 5. Juices 6. Sprays 7. Otic solutions 8. Inhalations 4. Jellies 4. Glycerins 5. Liniments 6. Oleo Vitamin
  • 9. Bentuk sediaan semi padat (semi solida) 1.Tidak berbentuk (tanpa bentuk fisik tertentu)  Salep : bentuk sediaan semipadat yang mengandung dasar hidrokarbon, larut dalam air atau dengan pengemulsi  Dasar salep hidrokarbon : Vaselin album/flavum  Dasar salep yang larut dalam air : Polyethylenglycol (PEG)  Dasar salep dengan pengemulsi (dasar salep serap) : cera flava : oleum sesami = 30 : 70
  • 10.  Pasta : sistem dispersi semipadat, dimana partikel padat (> 25%, mis. ZnO) tersebar dalam salep - sebagian besar mengandung minyak (Petrolatum) 2- Berbentuk  Supositoria : untuk pemberian rektal  sediaan ini mempunyai berbagai bentuk  melebur/larut pada suhu tubuh  Bahan dasarnya : berlemak (oleum cacao) atau larut dalam air (PEG, gelatine-gliserin)  Pessari (supositoria vagina)  Mirip seperti di atas, PEG atau gelatin-gliserin sering digunakan sebagai dasar.
  • 11. RUTE PEMBERIAN PRODUK FARMASI secara sistemik  Peroral (p.o)  Sublingual (S.L) and buccal.  Rectal  Parenteral  Transdermal  Inhalasi secara lokal  Topical (melalui kulit atau mucosa)  mata, hidung, telinga  rongga mulut  vagina, rectum  bronkus  kulit  Local parenteral (parenteral pada bagian atas kulit)  Oral ( efek lokal pada GIT : antacids, adsorbents)
  • 12. Bagaimana membuat sediaan farmasi yang bermutu baik ? DEFINISI CPOB “ Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu”
  • 13. c G M P GMP juga kadang-kadang disebut sebagai "cGMP". "C" adalah singkatan dari "current," mengingatkan produsen bahwa mereka harus menggunakan teknologi dan sistem yang mutakhir untuk mematuhi peraturan tersebut. Sistem dan peralatan yang digunakan untuk mencegah kontaminasi, campur baur, dan kesalahan, yang mungkin merupakan "top-of-the-line" 20 tahun yang lalu, tetapi untuk saat ini kurang memadai.
  • 14. Praktik cara pembuatan obat yang baik dimulai pada 1960- an dan sekarang berlaku di lebih dari 100 negara. Banyak negara belum mengembangkan persyaratan lokal dan mengandalkan Good Manufacturing Practices (GMP) untuk Produk Farmasi yang dikeluarkan oleh WHO. Persyaratan regional juga telah muncul untuk ke beberapa negara. Contohnya :  Pharmaceutical Inspection Convention (PIC) Guide to Good Manufacturing Practice for Pharmaceutical Products : Austria, Denmark, Finlandia, Hongaria, Liechtenstein, Norwegia, Portugal, Rumania, Swedia, Swiss, dan Inggris.  Association of South – East Asia Nations (ASEAN) – Good Manufacturing Practice : General Guidelines : - Brunei, Indonesia, Malaysia, Vitnam, Fhilippines, Singapura, dan Thailand.
  • 15.  European Economic Community (EEC) - Guide to Good Manufac-turing Practice for Medicinal Products : Belgium, Denmark, France, Germany, Greece, Ireland, Italy, Luxembrueg, the Netherlands, Portugal, Spain, the United Kingdom, and more recently Austria, Finland, and Sweden.
  • 16. PENERAPAN CPOB DAN PEMBARUAN PEDOMAN CPOB di INDONESIA
  • 17. Istilah-istilah CPOB w Dalam pembahasan pedoman CPOB terdapat beberapa istilah yang harus diketahui, karena sering digunakan. Pemahaman terhadap istilah-istilah tersebut penting, untuk memudahkan memahami tentang pedomanCPOB
  • 18. Aspek/ hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan CPOB  Sistem Mutu Industri Farmasi  Personalia  Bangunan - Fasilitas  Peralatan  Produksi  Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik  Pengawasan Mutu  Inspeksi Diri (Audit Mutu dan Audit Pemasok)  Keluhan dan Penarikan Produk  Dokumentasi  Kegiatan Alih Daya  Kualifikasi dan Validasi
  • 19. Produk Jadi ■ Produk Jadi: Produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat. Telah selesai diolah dan dikemas, siap dipasarkan.
  • 20. Produk ruahan ■ Produk ruahan: Bahan yang telah selesai diolah, tinggal dikemas. Contoh: tablet yang telah dicetak, kapsul yang sudah diisi. * * 47
  • 21. Produk antara ■ Produk antara: Bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan tahapan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan. Contoh: granul tablet yang belum d granul kapsul yang belum diisikan. 48
  • 22. Bahan awal ■ Bahan awal: Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat. 49
  • 23. Bahan baku to ■ Semua bahan aktif dan bahan tidak aktif yang digunakan dalam pengolahan obat. ■ Bahan baku aktif : Bahan yang memili langsung terhadap tubuh. Bahan yang memiliki khasiat.
  • 24. Bahan baku u) ■ Bahan baku tidak aktif: Bahan yang tidak memiliki efek langsung terhadap tubuh pasien. Tidak memiliki khasiat, digunakan untuk membantu formulasi. Contohnya :Air dan gula untuk pemanis sirup.
  • 25. Bahan pengemas u> ■ Bahan pengemas : Semua bahan yang digunakan untuk mengemas produk. Untuk memudahkan distribusi produk dan untuk melindungi produk dari pengaruh lingkungan. ■Terdiri dari: ■ Bahan pengemas primer ■ Bahan pengemas sekunder
  • 26. Bahan pengemas ■ Bahan pengemas primer : Bahan pengemas yang berkontak langsung dengan produk ■ alufoil, blister, botol, vial dan ampul ■ Karena berkontak langsung dengan produk, proses pengemasan primer harus dilakukan di area pengolahan, tidak boleh dilakukan di area pengepakan.
  • 27. Bahan pengemas Bahan pengemas sekunder : Bahan pengemas yang tidak berkontak langsung dengan produk. ■ Unit box, dus, corrugated box Proses pengemasan sekunder harus dilakukan di area pengepakan, tidak boleh di area pengolahan
  • 28. Batch (i) ■ Sejumlah tertentu obat yang memiliki sifat dan mutu yang seragam. ■ Dibuat atas satu perintah produksi : Batch record/ batch processing order ■ Memiliki satu hasil pemeriksaan QC yang tersendiri: COA ■ Diolah dalam satu siklus pengolahan: ■ satu kali mixing, satu kali coating, kecuali apabila hasilnya dicampurkan
  • 29. Batch (2) Satu batch produk tidak boleh dicampur dengan batch lain Kecuali ada persetujuan manager QC dan disertai pencatatan yang jelas. ■ Perlu didukung dengan alasan yang jelas, dan pembuktian bahwa tidak terjadi penyimpangan mutu, dan stabilitas produk
  • 30. Lot (i) ■ Lot : Bagian dari batch yang memiliki sifat dan mutu yang seragam. ■ Dalam proses pengolahan suatu produk dapat ditemui tahapan yang mengharuskan untuk membagi batch kedalam beberapa bagian. Misalnya: karena kapasitas mesin yang kecil: mixer, coating dan autoclave
  • 31. Lot (2) ■ Batch tidak dibagi kedalam Lot apabila hasil akhirnya dicampurkan. ■ Sebelum bagian-bagian batch dapat dicampurkan, harus dipastikan bahwa semua bagian memiliki sifat mutu yang seragam Misal : hasil pengeringan FBD ■ Apabila bagian batch tidak dijamin memiliki mutu seragam, harus dibagi kedalam lot-lot, dan masing-masing lot diperiksa. Misal : hasil autoclave, coating, mixing
  • 32. Baku Pembanding Suatu bahan seragam yang otentik untuk digunakan dalam pengujian kimia dan fisika tertentu, dimana dibandingkan dengan sifat suatu produk yang diuji dan memiliki tingkat kemurnian yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
  • 33. Dispensing : Kegiatan menimbang, menghitung dan menyerahkan bahan untuk digunakan dalam produksi. Ditolak : Status bahan atau produk yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam pengolahan, pengemasan atau distribusi.
  • 34. Dokumentasi : Seluruh prosedur, instruksi dan catatan tertulis yang berkaitan dengan pembuatan obat. Ijin Edar Obat dan Pendaftaran Dokumen yang disahkan hukum negara yang diterbitkan oleh otorita pengawasan obat dan berisikan komposisi dan formulasi rinci dari suatu produk serta spesifikasi farmakope atau spesifikasi lain yang dikenal umum dari bahan2 yang digunakan dalam produk akhir, termasuk juga rincian dari bahan pengemas dan penandaan serta masa edar dari produk tersebut.
  • 35. Kalibrasi : Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai yang direprentasikan dari pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar. Karantina : Status bahan atau produk yang dipisahkan secara fisik atau dengan sistem tertentu, sementara menunggu keputusan apakah bahan atau produk tersebut ditolak atau disetujui penggunaannya untuk pengolahan, pengemasan atau distribusi
  • 36. Pembuatan seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, proses pengolahan, pengemasan sampai obat jadi untuk didistribusi Penandaan (dengan label) tindakan yang melibatkan penyeleksian label yg benar dengan informasi yang dibutuhkan, disusul dengan pemeriksaan kesiapan jalur pengamasan dan aplikasi dari label tersebut
  • 37.  Pengawasan mutu semua upaya pengawasan yang dilakukan selama pembuatan produk dan dirancang untuk menjamin agar produk senantiasa memenuhi spesifikasi, identitas, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan.  Pencemaran masuknya cemaran kimiawi, mikrobiologis atau benda asing yang tidak diinginkan kepada atau terhadap bahan awal, produk antara atau produk jadi selama produksi, pengambilan sampel, pengemasan atau pengemasan ulang, penyimpanan atau pengangkutan