2. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari suatu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti). Misalnya antara hutang
dan modal, antara kas dan total asset, antara
harga pokok produksi dengan total penjualan
dan sebagainya (Syafri, 2008:297).
Rasio keuangan merupakan salah satu alat
untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan (Sawir, 2009:6).
mismiwatiabdullah - 3 2
3. Setiap orang akan mempergunakan rasio
keuangan dengan cara yang berbeda,
a) Bagi Manajemen Perusahaan, rasio
keuangan dipergunakan untuk perencanaan
& mengevaluasi performance manajemen
dikaitkan dengan prestasi rata2 industri.
b) Bagi Manajer Kredit, rasio dipergunakan
untuk memperkirakan risiko potensial yang
dihadapi oleh para debitur dengan adanya
jaminan kelangsungan pembayaran tingkat
keuntungan yang diterima.
mismiwatiabdullah - 3 3
4. c) Para investor akan mempergunakan rasio
keuangan sebagai alat untuk mengevaluasi
nilai saham & obligasi berbagai perusahaan.
Selain itu juga dapat dipergunakan untuk
mengukur adanya jaminan atas keamanan
dana yang akan ditanamkan dalam
perusahaan.
d) Manajer Perusahaan menggunakan rasio
keuangan untuk mengidentifikasi
kemungkinan melakukan merger dengan
perusahaan lain.
mismiwatiabdullah - 3 4
6. Adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan di
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
finansial jangka pendek.
Rasio Likuiditas terdiri dari :
➢ Current Ratio
➢ Quick Ratio
mismiwatiabdullah - 3 6
7. Adalah rasio antara aktiva lancar (Current
Asset) di bagi dengan utang lancar (Current
Liability)
CR =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝐶𝐴)
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (𝐶𝐿)
mismiwatiabdullah - 3 7
8. Contoh :
Sebuah perusahaan memiliki aktiva lancar
sebesar Rp.100.000.000 dan kewajiban
lancar sebesar Rp.50.000.000 . Tentukan
Current Ratio !
CR =
100.000.000
50.000.000
= 2
Artinya setiap Rp 1 hutang (kewajiban) lancar
di jamin sebesar Rp 2 aktiva lancar.
mismiwatiabdullah - 3 8
9. Current ratio yang rendah biasanya dianggap
menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu
tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampulabaan perusahaan (Sawir,
2009:10).
mismiwatiabdullah - 3 9
10. Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari
1,0 kali maka perusahaan tersebut punya
kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya.
Karena perbandingan aktivanya lebih besar dibanding
kewajiban yang dimiliki.
Namun jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya
lebih dari 3,0 bukan berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi
perusahaan tersebut tidak mengalokasikan aktiva
lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva
lancarnya secara efisien dan tidak mengelola
modalnya dengan baik. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya masalah ini, maka penghitungan rasio yang
lebih rinci perlu dilakukan.
mismiwatiabdullah - 3 10
11. ▪ Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan
menggunakan current ratio sebagai alat
pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau
current ratio suatu perusahaan dapat
ditingkatkan dengan cara : (Riyanto, 2001:28):
➢ Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk
menambah aktiva lancar.
➢ Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk
mengurangi jumlah utang lancar.
➢ Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-
sama dengan mengurangi aktiva lancar.
mismiwatiabdullah - 3 11
12. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan
quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar
dengan persediaan.
➢ Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur
aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan
sering mengalami fluktuasi harga serta
menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas.
➢ Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar.
➢
mismiwatiabdullah - 3 12
14. Contoh :
Total aset lancar WSKT adalah Rp.
52.000.000., sedangkan total liabilitas jangka
pendeknya sebesar Rp. 52.300.000. Adapun
jumlah persediaan WSKT (dalam aset lancar
tersebut) untuk setahun penuh di tahun 2017
adalah Rp3.235.500.
Pertanyaannya :
Berapakah quick ratio WSKT berdasarkan
laporan keuangan tahunan 2017 nya di atas?
mismiwatiabdullah - 3 14
15. QR =
52.000.000 −3.235.500
52.300.000
QR = 0,93 kali
Artinya setiap Rp 1 Hutang lancar, di jamin
sebesar Rp 0,93 Aktiva Lancar setelah di
kurangi Persediaan.
mismiwatiabdullah - 3 15
16. Perusahaan PT. XXZZ memiliki aktiva lancar
sebesar Rp. 100 juta, di dalam aktiva lancar
tersebut terdapat persediaan bahan baku dan
barang jadi sebanyak Rp. 20 juta. Sedangkan
hutang lancarnya sebesar Rp. 70 juta. Berapa
Quick Ratio ?
Diketahui :
Aktiva Lancar = Rp. 100.000.000,-
Persediaan = Rp. 20.000.000,-
Hutang Lancar = Rp. 70.000.000,-
mismiwatiabdullah - 3 16
17. QR =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 −𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
QR =
100.000.000 −20.000.000
70.000.000
QR = 1,14
Artinya setiap Rp 1 Hutang lancar, di jamin
sebesar Rp 1,14 Aktiva Lancar setelah di
kurangi Persediaan.
mismiwatiabdullah - 3 17
18. Penilaian terhadap Rasio Cepat (Quick Ratio)
Semakin tinggi Quick Ratio atau Rasio Cepat
suatu perusahaan, semakin baik posisi keuangan
perusahaan tersebut. Rasio Cepat yang dapat
diterima umumnya adalah 1 kali, namun dapat
bervariasi antara satu industri dengan industri
lainnya.
Perusahaan dengan rasio lancar yang kurang dari
1 kali menunjukkan, bahwa perusahaan yang
bersangkutan tidak dapat membayar kewajiban
lancarnya dalam waktu yang singkat. Ini
merupakan tanda-tanda yang tidak baik bagi
Kreditur, Mitra Bisnis maupun Investor
mismiwatiabdullah - 3 18
19. Rasio Leverage (Leverage Ratio) atau sering
juga disebut dengan Rasio Solvabilitas
(Solvency Ratio) adalah suatu rasio keuangan
yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya seperti pembayaran bunga atas
hutang, pembayaran pokok akhir atas hutang
dan kewajiban2 tetap lainnya. Hutang Jangka
Panjang biasanya didefinisikan sebagai
kewajiban membayar yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun.
mismiwatiabdullah - 3 19
20. Rasio solvabilitas terdiri dari :
1) Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio
(Rasio Hutang Terhadap Ekuitas)
2) Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio
(Rasio Hutang)
3) Times Interest Earned Ratio
mismiwatiabdullah - 3 20
21. Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai
sejauh mana modal pemilik dapat menutupi
hutang-hutang kepada pihak luar.
Debt to Equity Ratio juga merupakan rasio yang
mengukur hingga sejauh mana perusahaan
dibiayai dari hutang.
Rasio ini disebut juga rasio leverage.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan
antara total hutang (hutang lancar dan hutang
jangka panjang) dan modal yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan modal yang
ada.
mismiwatiabdullah - 3 21
22. DER =
Total Hutang
Modal (Equity)
Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio
hutang modal maka semakin baik dan untuk
keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah
modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal
sama.
mismiwatiabdullah - 3 22
23. Contoh : (Slide Word perusahaan telkom)
Tahun 2009
DER =
48.228.553
38.652.260
= 1,25
Artinya, perusahaan dapat menutupi hutangnya sebesar Rp 1,25 dari total
modal.
Tahun 2010
DER =
43.343.664
44.418.742
= 0,98
Artinya, perusahaan dapat menutupi hutangnya sebesar Rp 0,98 dari total
modal
mismiwatiabdullah - 3 23
24. Rasio ini merupakan perbandingan antara
total hutang dengan total aktiva.
Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana
hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Menurut Sawir (2008:13) debt ratio
merupakan rasio yang memperlihatkan
proposi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki.
mismiwatiabdullah - 3 24
25. Debt Ratio =
Total Hutang
Total Aktiva
Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara
proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang
dimiliki perusahaan semakin besar. Total hutang
semakin besar berarti rasio financial atau rasio
kegagalan perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman semakin tinggi.
➢ Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka
hutang yang dimiliki perusahaan juga akan semakin
kecil dan ini berarti risiko financial perusahaan
mengembalikan pinjaman juga semakin kecil.
mismiwatiabdullah - 3 25
26. Contoh :
Tahun 2009
Debt Ratio =
48.228.553
97.814.160
= 0,5
Tahun 2010
Debt Ratio =
43.343.664
99.758.447
= 0,43
mismiwatiabdullah - 3 26
27. Time Interest Earned Ratio adalah merupakan
perbandingan antara laba bersih sebelum
bunga dan pajak dengan beban bunga.
Time Interest Earned Ratio merupakan rasio
yang mencerminkan besarnya jaminan
keuangan untuk membayar bunga utang
jangka panjang.
mismiwatiabdullah - 3 27
28. Sawir (2008:14) mengatakan bahwa Rasio ini
juga disebut dengan rasio penutupan
(coverage ratio), yang mengukur kemampuan
pemenuhan kewajiban bunga tahunan
dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur
sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa
menyebabkan kegagalan dari pemenuhan
kewajiban membayar bunga pinjaman.
mismiwatiabdullah - 3 28
29. Rumus =
=
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
mismiwatiabdullah - 3 29
31. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu dan juga memberikan
gambaran tentang tingkat efektifitas
manajemen dalam melaksanakan kegiatan
operasinya.
mismiwatiabdullah - 3 31
32. 1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
3. Return on Assets (ROA),
4. Return on Investment
5. Return on Equity
6. Return on Sales (ROS),
7. Earning per share (EPS)
mismiwatiabdullah - 3 32
33. Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur
efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya. Gross Profit Margin mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien (Sawir, 2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor
dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross
profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa
harga pokok penjualan relatif lebih rendah
dibandingkan dengan sales, demikian pula
sebaliknya, semakin rendah gross profit margin
semakin kurang baik operasi perusahaan
(Syamsuddin, 2009:61).
mismiwatiabdullah - 3 33
34. Rumus :
Gross Profit Margin =
Penjualan −Harga Pokok Penjualan
Penjualan
Atau
Gross Profit Margin =
laba kotor
penjualan
mismiwatiabdullah - 3 34
35. Contoh Perusahaan Dagang
GFM =
655.000.000 −368.200.000
655.000.000
= 0,44
Artinya bahwa setiap Rp1 penjualan mampu
menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,44.
Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin
baik.
Tetapi pada penghitungan Gross Profit Margin,
sangat dipengaruhi oleh HPP, sebab semakin
besar HPP, maka akan semakin kecil Gross Profit
Margin yang dihasilkan.
mismiwatiabdullah - 3 35
36. Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih
merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah
dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan.
Marjin Laba Bersih ini disebut juga Profit
Margin Ratio (Rasio Marjin Laba). Rasio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan.
Semakin tinggi Net profit margin semakin
baik operasi suatu perusahaan.
mismiwatiabdullah - 3 36
38. Contoh Perusahaan Dagang
Net Profit Margin =
149.133.600
655.000.000
= 0,23
Artinya bahwa setiap Rp1 penjualan mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,23.
Semakin tinggi Net profit margin semakin
baik operasi suatu perusahaan.
mismiwatiabdullah - 3 38
39. Sering di sebut juga Rasio Pengembalian Asset.
Rasio Pengembalian Aset merupakan rasio
profitabilitas untuk menilai persentase keuntungan
(laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber
daya atau total asset sehingga efisiensi suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat
dari persentase rasio ini.
ROA =
laba bersih
total aset
mismiwatiabdullah - 3 39
40. Contoh Perusahan Dagang
ROA =
149.133.600
457.000.000
= 0,33 = 33%
Artinya menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang dipergunakan.
berarti dengan Rp 1 aktiva akan
menghasilkan laba bersih setelah pajak Rp
0,33
mismiwatiabdullah - 3 40