Dokumen tersebut membahas tentang penyakit frambusia, mulai dari penyebab, gejala klinis, diagnosis, stadium penyakit, faktor risiko, diagnosis banding, upaya penemuan kasus, konfirmasi diagnosis, pengobatan, dosis obat, dan keamanan pemberian obat frambusia. Pengobatan frambusia sangat mudah dengan pemberian dosis tunggal azitromisin oral.
3. MARGIE'S
TRAVEL
3
M
Frambusia
Penyebab frambusia: Treponema
pallidum subsp. Pertenue
Masa inkubasi rata-rata 9-90 hari.
(rerata 21 hari)
Menyerang kulit, tulang dan tulang
rawan
Bakteri berada di cairan
eksudat/serum luka frambusia
Bakteri tidak dapat menembus kulit
utuh, tetapi masuk melalui luka lecet,
goresan, atau luka infeksi kulit lain.
Kuman
Manusia sebagai sumber
penularan utama
Penularan melalui kontak
langsung kulit-kulit (luka
terbuka dengan luka
frambusia), lalat, alat rumah
tangga
Higiene perorangan (PHBS)
yang buruk
Tidak ada kekebalan tubuh
yang menetap
Terutama menyerang anak usia
< 15 tahun
Menyebabkan cacat
penampilan fisik, gangguan
sosialisasi & diskriminasi
Manusia
Banyak ditemukan di daerah tropis &
lembab
Penyediaan Air Bersih kurang & sanitasi
lingkungan yang buruk
Lingkungan
Eradikasi
Frambusia
E
6. MARGIE'S
TRAVEL
6
M
Kasus Suspek
Frambusia
Adalah seseorang yang
menunjukkan satu atau lebih
gejala/tanda klinis
selama > 2 minggu
Eradikasi
Frambusia
E
Periksa RDT
Syphilis
Kasus
Konfirmasi
Frambusia
Adalah kasus
suspek Frambusia
dengan hasil positif
pada uji serologi
Hasil
RDT (+)
Content Here
RDT Sypilis atau TPHA tidak dapat membedakan kasus Frambusia infeksi aktif dengan kasus frambusia sudah
mendapat pengobatan
Suspek usia >15 tahun (dewasa) anamnesa faktor risiko sipilis
RDT (Rapid Diagnosis Test) Sypilis atau TPHA (Treponema palidum haemagglutination test): pemeriksaan
spesifik Treponema, tidak dapat membedakan kuman frambusia dengan kuman sipilis
Jika hasil tes meragukan atau ditemukan gejala klinis yang tidak khas diuji dengan Rapid Plasma Reagen (RPR)
atau VDRL (Venereal disease research laboratory) untuk membuktikan penularan masih berlangsung
7. MARGIE'S
TRAVEL
7
M
E
Eradikasi
Frambusia Stadium Frambusia
Stadium I:
lesi primer
pada
daerah
infeksi
3 – 6 bulan
Laten Awal:
tanpa
gejala klinis
6-16 minggu,
memanjang 2 th
Stadium II:
lesi
diseminata
Laten Lanjut:
tanpa gejala
klinis
Stadium III:
destruksi
tulang, sendi,
dan jaringan
lunak
>6 bulan
dlm 5 th lesi dpt
muncul kembali
Setelah 5-
10 th laten
Early yaws
(menular)
late yaws
(tidak menular)
8. MARGIE'S
TRAVEL
8
M
Eradikasi
Frambusia
E
Stadium I
lesi primer
pada
daerah
infeksi
Lesi awal muncul di daerah port d’ entre (tempat masuk kuman):
mother yaw/ frambesioma
Diawali timbulnya Papul/ nodul kecil: eritematosa, tidak nyeri,
kadang2 gatal
Timbul pada tungkai dan kaki, sebagian timbul di muka.
KGB regional dapat membesar
Mother Yaws, Buba Madre
10. MARGIE'S
TRAVEL
10
M
Eradikasi
Frambusia
E
Stadium I
Papul yang berkumpul menjadi papilomata.
Basah bergetah, mengandung banyak kuman
Getah dapat mengering membentuk keropeng/krusta yang menutup
papiloma Krusta papilomata
Dasar ulkus: raspberry like (frambesial), tertutup krusta kekuningan yang
mudah berdarah jika krusta diangkat
Krustopapilomata
12. Laten Awal
Tanpa Gejala
Klinis
3-6 bulan, Lesi dapat sembuh spontan, masuk ke dalam fase laten I.
Gejala sisa berupa sikatriks atrofi (cigarette paper) dengan hipopigmentasi sentral
Mother yaws biasanya diikuti dg periode laten selama 6 – 16 minggu (dapat
memanjang sampai 2 tahun), kmdn masuk ke stadium II.
13. MARGIE'S
TRAVEL
13
M
Eradikasi
Frambusia
E
Stadium II
lesi
diseminata
Papul tidak gatal,
kemerahan, verukosa atau
vegetasi
Terjadi erosi dan basah,
tertutup eksudat fibrin
yang sangat infeksius,
mengering membentuk
krusta
menyerupai mother yaws
tapi dalam ukuran lebih
kecil
Lesi eksudatif multiple,
diseminata eksudatnya
menarik lalat utk
mendekat
14. MARGIE'S
TRAVEL
14
M
Eradikasi
Frambusia
E
Stadium II
Lesi kulit dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran mukosa)
Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk ditemukan lesi
papiloma
Lesi terjadi di telapak kaki, permukaan mengalami penebalan (hiperkeratosis), pecah-
pecah (fisurasi) dan nyeri.
Karena nyeri, penderita berjalan dg posisi aneh, ini disebut crab yaws.
Dapat mengenai tulang muka, rahang, tungkai bawah: peradangan tulang (osteoperiotitis)
Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.
Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara spontan
15. Laten
Lanjut
Tanpa Gejala
Klinis
Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa
gejala (namun dg uji serologik reaktif)
Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat
muncul kembali dalam 5 tahun pertama infeksi
Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di
daerah perioral
16. MARGIE'S
TRAVEL
16
M
Eradikasi
Frambusia
E
Stadium III
Sekitar 10 % kasus periode laten (setelah 5 – 10 th) masuk ke stad III
Gejala pada kulit dan tulang, menyebabkan cacat: gumma, gangosa,
gondou, juxta articular nodes, hiperkeratosis telapak tangan dan kaki
Cacat: dampak sosial ekonomi: anak2 tdk mau sekolah, orang
dewasa sulit mencari pekerjaan
17. MARGIE'S
TRAVEL
17
M
Gejala Klinis Menurut Stadium
Stadium I Stadium II Stadium III
Gejala klinik:
a.Papul:
- Tunggal
- >1 (multipel)
b. Papiloma
c. Nodul
d. Ulkus basah
(borok)
e. Krusto papiloma
Gejala klinik:
Sama seperti stadium I,
tersebar,banyak
Selain itu dapat
terkena:
a. Penebalan, pecah
pecah pd telapak
tangan/kaki
b. Kelainan tulang:
osteoporosis,jari2
bengkak,nyeri
c. Kelainan kuku
Gejala klinik:
- Gumma(benjolan:perlunakan
& merusak cacat)
- Ganggosa (hidung keropos)
- Juxta articular nodus
(benjolan pd sendi)
- Kelainan tulang,seperti
pedang
- Gondouw:benjolan di tulang
- Penebalan.pecah2,nyeri pada
telapak tangan/kaki
Early (dini)
Sangat menular
-Late (Lanjut)
-Tidak/kurang menular
Eradikasi
Frambusia
E
27. Upaya Penemuan Kasus Frambusia
27
Pemeriksaan
Penduduk
Ditemukan
koreng
bukan
karena
cidera
Gejala
klinis
frambusia/
Koreng
dicurigai
frambusia
Konfirmasi
dengan RDT
Positif =
kasus
frambusia
Pada Pemeriksaan penduduk, menggunakan:
32. MARGIE'S
TRAVEL
32
M
Dosis Obat Frambusia
No. Nama Obat
Umur
(tahun)
Dosis
Cara
Pemberian
Lama
Pemberian
1. Azitromisin
tablet
2-5 th 500 mg
1x sehari
Oral Dosis tunggal
6–9 th 1000 mg
1x sehari
Oral Dosis tunggal
10-15 th 1500 mg
1x sehari
Oral Dosis tunggal
16-69 th 2000 mg
1x sehari
Oral Dosis tunggal
‚*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat,
atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
Eradikasi
Frambusia
E
33. MARGIE'S
TRAVEL
33
M
Keamanan Pemberian Obat Frambusia
Tidak ada perbedaan keberhasilan dengan penisilin benzatin injeksi
Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.
Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang, sebagian
besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit perut) >>> AMAN
Keluhan yang terjadi setelah minum obat sering dianggap disebabkan oleh obat
yang baru saja diberikan diperlukan review ahli untuk menentukan apakah
kejadian ini merupakan:
• efek simpang obat atau
• kejadian bersamaan (bukan efek simpang obat, tetapi terjadi setelah minum obat
frambusia).
Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak diberikan obat hingga 2
minggu.
Bisa terjadi saat POPM frambusia, walaupun obat azitromisin cukup aman
untuk diberikan.
Eradikasi
Frambusia
E
37. Alur
Tahapan
Sertifikasi
Bebas
Frambusia
Kabupaten/
Kota
Kabupaten/Kota
menyiapkan
dokumen yang
diperlukan
Kabupaten/Kota
mengajukan usulan
sertifikasi bebas
frambusia ke
provinsi
Tim Verifikasi
Provinsi
melakukan
verifikasi lapangan
ke kabupaten kota
Tim
Verifikasi
Provinsi
membuat
Laporan
Hasil
Verifikasi
Tim Verifikasi Provinsi
mengirimkan Surat
Rekomendasi dan
Laporan Hasil Verifikasi
untuk Sertifikasi Bebas
Frambusia ke Tim Penilai
Bebas Frambusia Pusat
Tim Penilai Bebas
Frambusia Pusat*
melaksanakan
penilaian
berdasarkan
usulan Surat
Rekomendasi dan
Laporan Hasil
Verifikasi Provinsi
Pemberian sertifikat bebas frambusia
ke kabupaten/kota
TAHAPAN PELAKSANAAN PENILAIAN FRAMBUSIA
38. Advokasi
dan
Sosialisasi
Eradikasi
Frambusia
Memperku
at Sistem
Surveilans
POPM
Frambusia
(Total dan
Kasus
Kontak)
Promosi
PHBS
(Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat)
Kegiatan:
• Advokasi
pemangku
kebijakan
• Sosialisasi nakes,
LP/LS dan
masyarakat
• Penyebaran media
KIE
Kegiatan:
• Promosi PHBS (termasuk
CTPS)
• Pengendalian terhadap
faktor risiko penularan
(memakai pakaian yang
sama, jarang berganti
pakaian, hygiene sanitasi
buruk, adanya penyakit
kulit lain, luka berulang)
Kegiatan:
• POPM Total
Penduduk: seluruh
penduduk desa
• POPM (Pengobatan)
Kasus Kontak: Kasus
dan minimal 30
kontaknya
Kegiatan:
• Penemuan kasus pasif
(fasyankes) dan aktif
(pusling, sekolah,
kegiatan integrasi)
• Pencatatan dan
Pelaporan secara
berjenjang (manual dan
online)
Strategi Eradikasi Frambusia