SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
KEBIJAKANPROGRAMPENCEGAHAN
DANPENGENDALIANKUSTADAN
FRAMBUSIA
DIINDONESIA
Subdit PTML, Dit. P2PML Ditjen P2P Kemenkes RI
OUTLINE
1. Latar Belakang
2. Kebijakan
3. Indikator
4. Rencana Kegiatan Kusta dan
Frambusia
5. Kusta
6. Frambusia
7. Penutup
Latar Belakang
LatarBelakang(1)
Kusta adalah penyakit infeksi kronik, yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae
Menyerang kulit, saraf tepi, dan organ tubuh
lain
Mengakibatkan cacat penampilan & fisik,
gangguan sosialisasi, diskriminasi
Penularan dari penderita kusta yang belum
pernah berobat
Penularan melalui pernafasan/ kontak erat
dan lama
FRAMBUSIA
Frambusia / patek / bubo/yaws adalah
penyakit menular menahun yang kambuhan,
yang terutama menyerang kulit, tulang dan
tulang rawan, yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pertenue
Penularan terjadi secara langsung melalui
kontak langsung luka terbuka dengan lesi
frambusia.
KUSTA
LatarBelakang(2)
 Target dan Kesepakatan Regional, Global dan Nasional Eliminasi Kusta dan Eradikasi
Frambusia (2017-2050)
 Eliminasi Kusta adalah kondisi penurunan penderita terdaftar pada suatu wilayah
dengan indikator adalah angka prevalensi <1/10.000 penduduk
 Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan
untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi maslaah
Kesehatan masyarakat secara nasional
 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit
tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)
 Program Prioritas Nasional dalam RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategi (Renstra)
Kementerian Kesehatan 2015-2019 (Eliminasi Kusta di 34 Provinsi tahun 2019)
 Renstra Kemenkes 2020-2024:
 Eliminasi Kusta di 514 Kabupaten / Kota tahun 2024
 Eradikasi Frambusia dan Sertifikasi Eradikasi Frambusia tahun 2024
Kebijakan
Kebijakan
• Sebagai pedoman manajemen
kasus kusta bagi dokter dan
dokter spesialis >> UKP
• Sebagai acuan dalam menyusun
Standar Prosedur
Operasionalbagi fasilitas
pelayanan kesehatan
Sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan eradikasi
frambusia bagi petugas Kesehatan
dan masyarakat baik di Pusat,
Provinsi dan Kab/kota
Sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan eliminasi kusta
bagi petugas Kesehatan dan
masyarakat baik di Pusat,
Provinsi dan Kab/kota
Indikator
INDIKATORRPJMN&RENSTRA2015-2019,
TARGET&CAPAIANPROGRAMKUSTA
No. Indikator
2015 2016 2017 2018 2019
Target
Reali
sasi
% Target
Reali
sasi
% Target
Reali
sasi
% Target
Reali
sasi
% Target
Reali
sasi
RPJMN
1
Jumlah Provinsi
dengan eliminasi
kusta
21 21 100% 23 23 100% 25 24 96% 26 25 96,2% 34 26
RENSTRA
1
Persentase cakupan
penemuan kasus
baru kusta tanpa
cacat
82% 78,1% 95,2% 85% 82,2% 96,7% 88 84,8 96,4 91% 85,19% 93,6% 95% 85,5
2030 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi
terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)
*) data per 11 Juni 2020
INDIKATORKINERJA(IKP/IKK/IKO)2020-2024,
TARGET&CAPAIANPROGRAMKUSTA
2030 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)
No Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
Indikator Kinerja Program (IKP) : Kegiatan Prioritas
1 Jumlah Kab/Kota Dengan Eliminasi Kusta 416 436 458 482 514
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) : Program Prioritas
2 Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat 87 88 89 90 >90
Indikator Kinerja Output (IKO): Intensifikasi Penemuan Dan Pengobatan Kusta
3 Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan
Pengobatan Kusta Tepat Waktu
90 90 90 90 90
Indikator Kinerja Output (IKO): Intensifikasi Penemuan dan Pengobatan Kusta Di Papua Dan Papua Barat
4 Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan
Pengobatan Kusta Tepat Waktu
62 72 72 72 72
No. INDIKATOR KINERJA
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
INDIKATOR KINERJA OUTPUT (IKO): Frambusia Non Papua dan Papua Barat
1 Jumlah kabupaten/kota dengan eradikasi frambusia 42 172 283 393 514
INDIKATOR KINERJA OUTPUT (IKO): Frambusia Papua dan Papua Barat
2
Jumlah Kab/kota dengan eradikasi frambusia di Papua dan
Papua Barat
0 0 0 10 32
11
INDIKATORKINERJAOUTPUT(IKO)2020-2024,
TARGET&CAPAIANPROGRAMFRAMBUSIA
Rencana Kegiatan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
BASELINE 376
KAB/KOTA
401
KAB/KOTA
436
KAB/KOTA
479
KAB/KOTA
514
KAB/KOTA
Baseline:
146 Kab/Kota belum
mencapai eliminasi
Eliminasi di
seluruh
Provinsi
Eliminasi:
8 Kab/Kota
Eliminasi:
25 Kab/Kota
RENCANAKEGIATANELIMINASIKUSTA
Eliminasi:
35 Kab/Kota
Tahun 2019,
sebanyak 368
Kab/Kota mencapai
Eliminasi Kusta Eliminasi:
43 Kab/Kota
Eliminasi:
35 kab/Kota
*) data per 11 Juni 2020
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
673 Kasus
Frambusia dari 36
kab/kota,
4 Provinsi ( NTT,
Papua, Papua Barat
danMaluku Utara)
• Lanjutan Peta Jalan
2014 s.d 2019
• 79 kab/kota daerah
endemis
• POPM 62 Kab/Kota
• SSF 1 : 42 Kab/Kota
• SSF II : 79 kabkota
• SSF III :53 Kab/Kota
53
Baseline
• Penetapan Kab/Kota
Endemis
• Penetapan Juknis dan
Verifikasi dokumen
eradikasi Frambusia
• POPM
• Verifikasi dokumen dan
Penetapan Kab/Kota
eradikasi Frambusia
• Survei Serologi
Frambusia (SSF)
• Verifikasi dokumen dan
Penetapan Kab/Kota
eradikasi Frambusi
Dunia
Bebas
Frambusia
Rencana Kegiatan Eradikasi Frambusia Indonesia Tahun 2025
Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis (Survei Serologi
Frambusia)
Indonesia
Bebas
Frambusia
Surveilans
daerah endemis
• Surveilans daerah bebas Frambusia
• Verifikasi dokumen dan Penetapan Kab/Kota eradikasi Frambusia
81 121 128 131
KUSTA
GambaranPenyakitKusta
SITUASI KUSTA DI INDONESIA TAHUN 2019*
Kasus baru 17.439
CDR: 6,5 per 100.000
penduduk
Kasus terdaftar 19.938
PR: 0,74 per 10.000
penduduk
Angka Cacat Tk 2 =
4,18/1.000.000 pddk
Proporsi Kasus Baru
Tanpa Cacat = 85,49%
Proporsi Kasus
Baru Anak =
11,52%
*data per 11 Juni 2020
Tahun 2019, 26 Provinsi
mencapai eliminasi Kusta.
8 Provinsi yang belum:
Sulut, Sulsel, Sulbar,
Gorontalo, Maluku, Malut,
Papua, Papbar
Total: 146 kab/kota BELUM
mencapai eliminasi dari
total 514 kab/kota tersebar
di 26 provinsi
Belum Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk)
Sudah Eliminasi (Prev < 1/10.000 penduduk)
STRATEGI PENANGGULANGAN KUSTA
• Penguatan advokasi dan koordinasi lintas
program dan lintas sektor
• Penguatan peran serta masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan
• Penyediaan sumber daya yang mencukupi
dalam Penanggulangan Kusta
• Penguatan sistem Surveilans serta
pemantauan dan evaluasi kegiatan
Penanggulangan Kusta
KEGIATAN
PROMOSI
KESEHATAN
SURVEILANS
KEMOPRO
FILAKSIS
TATALAKSANA
Penyelenggaraan dilaksanakan
melalui upaya pencegahan dan
pengendalian
DC
KEMOPROFILAKSIS
TATALAKSANA
PENDERITA
SURVEILANS
Memberdayakan
masyarakat agar mampu
berperan aktif dalam
mendukung perubahan
perilaku dan lingkungan
serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan
untuk pencegahan dan
pengendalian Kusta.
Penemuan penderita &
penanganan secara dini :
pengumpulan data aktif
(survei cepat desa,
intensifikasi penemuan,
pemeriksaan anak
sekolah, pemeriksaan
kontak) dan pasif
(faskes), pengolahan
data, analisis data dan
diseminasi informasi.
Pemberian obat
Rifampisin dosis tunggal
pada orang yang kontak
dengan penderita Kusta
yang memenuhi kriteria
dan persyaratan untuk
mencegah penularan
Kusta pada orang yang
kontak dengan Penderita
Kusta.
Penatalaksanaan Kasus
secara dini sesuai standar
pelayanan: penegakkan
diagnosis, pemberian
obat (MDT) dan
pemantauan pengobatan
dan pencegahan &
penanganan disabilitas.
A BPROMOSI
KESEHATAN
KEGIATANPENANGGULANGANKUSTA
A. PROMOSIKESEHATAN
 Kegiatan :
• memberikan informasi kepada masyarakat
tentang tanda dan gejala dini kusta, serta teknis
kegiatan penanggulangan kusta;
• mempengaruhi individu, keluarga, dan
masyarakat untuk penghapusan stigma dan
menghilangkan diskriminasi pada penderita
kusta dan orang yang pernah mengalami kusta;
• mempengaruhi pemangku kepentingan terkait
untuk memperoleh dukungan kebijakan
penanggulangan kusta, khususnya
penghapusan stigma dan diskriminasi, serta
pembiayaan; dan
• membantu individu, keluarga, dan masyarakat
untuk berperan aktif dalam penemuan dan
tatalaksana penderita kusta, pelaksanaan
kemoprofilaksis, dan kegiatan penelitian dan
pengembangan.
Tujuan: untuk memberdayakan masyarakat agar
mampu berperan aktif dalam mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan
PENYEBARLUASAN INFORMASI DENGAN MEDIA KIE
PENYEBARLUASAN INFORMASI
DI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
B.SURVEILANS
 Kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan
informasi tentang penderita kusta
untuk memperoleh dan memberikan
informasi
 Dimulai dengan penemuan kasus
kusta
 Dilaksanakan oleh pengelola program
atau unit pengelola sistem informasi
kesehatan pada Fasyankes, Dinkes
Kab/Kota, Dinkes Provinsi dan
Kementerian Kesehatan
 Kegiatan :
 pengumpulan data
 pengolahan data
 analisis data; dan
 diseminasi informasi
 Sasaran :
 kelompok orang yang sedang dalam pengobatan
kusta
 kelompok masyarakat di wilayah setempat
sebagai kelompok yang memiliki resiko
penularan Kusta
 kelompok orang yang telah menyelesaikan
pengobatan Kusta
 kelompok orang yang diduga mengalami
resistensi obat antimikrobial Kusta
UPAYAPENEMUANKASUS
24
1.
Pemeriksaan
Kontak
2. Rapid
Village
Survey (RVS)
3.
Pemeriksaan
Anak Sekolah
4.
Intensifikasi
Penemuan
Kasus Kusta
dan
Frambusia
1. Pemeriksaan kontak
Kontak : serumah, tetangga, sosial  Penderita
baru (selama 5 tahun terakhir)
PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH
No
Nama
Kontak
Umur
L Pemeriksaan
2000 200… 200… 200… 200…
Keterangan
P Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil
Penjelasan Tulislah pada kolom hasil bila :
- Ternyata kusta dengan : PB atau MB.
- Suspek kusta dengan : S.
- Bukan kusta dengan : -
2. RVS
Penentuan lokasi : desa
dengan beban kusta tinggi
Sosialisasi di tingkat desa
Keterlibatan
kader/perangkat desa
Pelaksanaan kegiatan:
• Penyuluhan pada masyarakat di pos
pemeriksaan
• Pemeriksaan bercak oleh petugas puskesmas
pada masyarakat yang hadir
Pencatatan dan pengobatan
3. Pemeriksaan
anak sekolah
Keterlibatan
guru/pihak sekolah
UKS
Format ayo temukan bercak
dan koreng utk skrining
Konfirmasi kasus oleh
petugas puskesmas
Tindak lanjut pemeriksaan
keluarga pada anak yang
positif sebagai kasus kusta
ataupun frambusia 
pemeriksaan kontak
Pencatatan dan pengobatan –
petugas puskesmas
4. Intensifikasi penemuan
kasus kusta dan
frambusia
Lingkup : Kabupaten/Kota,
Kecamatan, desa, sejumlah kk
dalam lingkungan tertentu
Format ayo temukan bercak dan
koreng + Bahan kie (kipas,
leaflet, poster, dll)
Keterlibatan kader/perangkat
desa
Peran aktif masyarakat
Antisipasi thd tingginya stigma di
masyarakat
Pemetaan dan analisa
UpayaPenemuanKasus
KEGIATAN SURVEILANS
(INTENSIFIKASI PENEMUAN KASUS KUSTA DAN FRAMBUSIA DI SEKOLAH )
ANGKAPREVALENSIKUSTADIINDONESIATAHUN2019
TREN PREVALENSI DAN PENEMUAN KASUS KUSTA BARUANGKA PREVALENSI KUSTA PER PROVINSI
16.43
7.82
4.74
2.79
2.65
1.82
1.46
1.28
0.99
0.91
0.87
0.85
0.83
0.81
0.66
0.63
0.58
0.56
0.47
0.47
0.46
0.41
0.35
0.31
0.30
0.30
0.29
0.28
0.24
0.23
0.22
0.14
0.13
0.10
0.74
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
PAPUA
SULAWESI UTARA
MALUKU
GORONTALO
SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN
DKI JAKARTA
SULAWESI TENGGARA
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI TENGAH
JAWA TIMUR
BANTEN
NUSA TENGGARA BARAT
ACEH
KALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN TIMUR
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
BALI
JAMBI
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN BARAT
DI YOGYA
LAMPUNG
RIAU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
BENGKULU
INDONESIA
0.96 0.91 0.80 0.79 0.79 0.71 0.7 0.699 0.74
8.30
7.76
6.77 6.75 6.73 6.50
6.08 6.42 6.50
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Angka Prevalensi per 10.000 penduduk
Angka Penemuan Kasus Baru per 100.000 penduduk
ANGKAPENEMUANKASUSBARUKUSTATK.PROVINSIDIINDONESIATH2019
*) data per 11 Juni 2020
132.34
72.39
45.36
23.91
23.53
18.13
13.19
13.02
9.66
7.91
7.41
7.17
7.13
6.59
6.33
5.40
5.25
5.24
4.26
3.85
3.56
3.13
3.09
2.77
2.77
2.59
2.19
1.72
1.67
1.58
1.56
1.53
1.32
1.00
6.50
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
PAPUA
MALUKU
SULAWESI UTARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
JAWA TIMUR
BANTEN
NUSA TENGGARA TIMUR
ACEH
NUSA TENGGARA BARAT
DKI JAKARTA
KALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN TIMUR
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
BANGKA BELITUNG
SUMATERA SELATAN
BALI
JAMBI
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
SUMATERA BARAT
KALIMANTAN BARAT
DI YOGYA
RIAU
SUMATERA UTARA
BENGKULU
INDONESIA
ANGKACACATTINGKAT2DIINDONESIATAHUN2019
Terjadi kecenderungan tren
penurunan angka cacat tk 2
setiap tahunnya, namun masih
jauh dari target global
TREN ANGKA CACAT TINGKAT 2 KUSTA
8.4
7.6
6.8
5.9
5.1
4.3
3.5
2.7
1.8
0.99
8.4 8.71
c 6.33 6.6
5.27
4.3 4.22 4.18
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022
Target Pencapaian
TARGET GLOBAL:
1 PER 1.000.000 PEND
ANGKA CACAT KUSTA TINGKAT 2 DI INDONESIA
PROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACAT TK.PROVINSI
DIINDONESIATAHUN2019
98.35
97.83
96.67
96.61
96.54
96.26
95.75
93.75
92.66
92.34
92.31
91.91
91.79
91.53
91.12
90.34
89.72
89.15
88.79
87.15
85.44
85.43
85.00
83.60
83.53
83.16
83.16
76.10
76.09
75.00
72.34
65.63
65.00
36.26
85.49
35.00 45.00 55.00 65.00 75.00 85.00 95.00
SULAWESI BARAT
BANGKA BELITUNG
BALI
SULAWESI UTARA
PAPUA
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
KEPULAUAN RIAU
GORONTALO
MALUKU
KALIMANTAN UTARA
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
ACEH
SULAWESI TENGGARA
LAMPUNG
NUSA TENGGARA BARAT
SULAWESI TENGAH
RIAU
NUSA TENGGARA TIMUR
DKI JAKARTA
KALIMANTAN SELATAN
DI YOGYA
BANTEN
KALIMANTAN TENGAH
SULAWESI SELATAN
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
JAWA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
JAMBI
SUMATERA UTARA
BENGKULU
SUMATERA BARAT
INDONESIA
91%
80
82
85
88
91
95
79.5
78.1
82.3
84.4
85.19 85.49
70
75
80
85
90
95
100
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Target % Kusta Baru Tanpa Cacat Pencapaian Kusta Baru Tanpa Cacat
Terjadi kecenderungan peningkatan proporsi kasus
kusta baru tanpa cacat >> deteksi kusta sudah
semakin dini
Dalampersentase(%)
PROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACATTAHUN2019
TRENPROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACAT
DIINDONESIA
*) data per 11 Juni 2020
TREN PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS BARU KUSTA
PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS KUSTA BARU
PER PRIOVINSI
29.21
27.66
22.11
20.83
14.15
12.09
10.00
9.89
9.41
9.17
8.70
8.47
8.47
8.41
8.41
8.33
8.05
7.69
7.50
7.47
7.44
6.87
6.81
6.62
6.38
6.32
6.21
6.17
6.15
5.49
5.00
4.42
2.34
1.67
11.52
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
PAPUA BARAT
PAPUA
MALUKU UTARA
KEPULAUAN RIAU
MALUKU
SULAWESI BARAT
BENGKULU
ACEH
KALIMANTAN TENGAH
GORONTALO
BANGKA BELITUNG
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
RIAU
NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA UTARA
JAWA BARAT
KALIMANTAN UTARA
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI SELATAN
BANTEN
JAWA TIMUR
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN SELATAN
JAMBI
DKI JAKARTA
LAMPUNG
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA BARAT
BALI
JAWA TENGAH
SULAWESI TENGGARA
DI YOGYA
INDONESIA
12.25
10.95
11.86
11.12
11.22
11.43
11.03
10.94
11.52
10
10.5
11
11.5
12
12.5
2010 2012 2014 2016 2018 2020
Proporsi Kasus Anak
Mengindikasikan transmisi di wilayah setempat yang masih tinggi jika > 5%
PROPORSIKASUSKUSTAPADAANAKTAHUN2019
146 KABUPATEN/ KOTA YANG BELUM MENCAPAI ELIMINASI TAHUN 2019
No Provinsi/Kab/Kota
1 Aceh ( 5 kab : Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Pidie
2 Sumatera Utara (1 kab : Sibolga)
3 Jambi (1 kab : Tanjung Jabung Timur)
4 Kepri (1 Kab : Bintan)
5 Banten (2 kab :Kab Serang, Kab Tangerang )
6 DKI (2 kab : Jakarta Pusat, Kepulauan Seribu)
7 Jabar ( 3 kab : Karawang, Indramayu, Bekasi)
8 Jateng (6 Kab/kota : Brebes, Kota Pekalongan, Blora, Rembang, Tegal, Pemalang)
9 Jatim ( 9 kab : Sampang, Sumenep, Pamekas, Bangkalan, Lumajang, Situbondo, Tuban, Probolinggo, Jember)
10 Kalimantan Barat (1 kab : Kayong Utara)
11 Kalimantan Tengah (1 kab : Lamandau)
12 Kalimantan Selatan ( 2 kab : Balangan, Hulu Sungai Tengah)
13 Kalimantan Timur (1 kab : Kutai Barat)
14 Kalimantan Utara (1 kab : Nunukan)
15 NTB (3 Kab/kota : Bima, Kota Bima, Dompu)
16 NTT (10 Kab/kota : Lembata, Flores Timur, Alor, TTU, Kota Kupang, Sabu Raijua, Malaka, Kab Kupang, Belu, Sikka)
17 Sulut (13 kab/kota : Sitaro, Minahasa Utara, Bolmut, Bolmong, Boltim, Minahasa Tenggara, Sangihe, Bitung, Talaud, Kota Manado, Minahasa Selatan, Bolsel, Kotamobagu)
18 Sulteng (4 kab/kota : Buol, Morowali, Tolitoli, Kota Palu)
19 Sulsel (12 kab : Bulukumba, Sinjai, Bantaeng, Bone, Pangkajene Kepulauan, Jeneponto, Pinrang, Selayar, Takalar, Gowa, Barru, Wajo)
20 Sultra (9 kab/kota : Buton Selatan, Kota Baubau, Kolaka, Konawe Kepulauan, Buton, Kolaka Utara, Wakatobi, Buton Utara, Bombana)
21 Gorontalo (6 kab/kota : Pohuwato, Kab Gorontalo, Bonebolango, Boalemo, Gorontalo Utara, Kota Gorontalo)
22 Sulbar (4 kab : Majene, Mamuju Tengah, Polewali Mandar, Pasangkayu)
23
Maluku (11 kab : Maluku Tenggara Barat, Kota Tual, Buru Selatan, Buru, Maluku Tenggara, Kep.Aru, Maluku Barat Daya, Seram Bag Timur, Kota Ambon , Maluku Tengah, Seram
Bag Barat)
24
Maluku Utara (10 kab : Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Kep Sula, Kota Ternate,
Pulau Taliabu)
25
Papua (17 kab : Mamberamo Raya, Boven Digoel, Biak, Kota Jayapura, Keerom, Nabire, Sarmi, Merauke, Asmat, Jayapura, Supiori, Paniai, Timika, Waropen, Wamena, Mappi,
Serui)
26 Papua Barat 11 kab : (Teluk Wondama, Manokwari, Raja Ampat, Kaimana, Tambrauw, Manokwari Selatan, Kota Sorong, Kab Sorong, Teluk Bintuni, Fakfak, Sorong Selatan)
LAPORAN BULANAN
LAPORAN KEBUTUHAN
OBAT
APLIKASI SISTEMINFORMASI DANPELAPORAN
PROGRAMP2 KUSTA(SIPK)
• menggunakan Ms. Excel  mudah digunakan
• Dilengkapi register kohort, register manajemen & penemuan kasus, Laporan Tribulanan, Kebutuhan
MDT, Laporan RFT kasus, Laporan Tahunan, Analisis Dasar.
• Aplikasi diperbarui setiap selang waktu tertentu
• Kab/kota mengentri kohort puskesmas pada SIPK Kabupaten >> Provinsi >> Pusat
ALURPELAPORAN
KEMENKES RI
PELAPORAN
TRIBULANAN
MENGGUNAKAN SIPK
DINKES PROVINSI
DINKES
KAB/KOTA
PKM FASYANKES LAIN RS
LAPORAN:
1. REGISTER KOHORT
2. PERMINTAAN MDT
REKAP SEMUA KOHORT PKM
DAN INPUT KE DLM SIPK
FEEDBACK &
DISEMINASI
INFORMASI
Manual form
Terbatas
Pemberian obat rifampisin dosis tunggal pada
orang yang kontak dengan Pasien Kusta
Dilakukan terutama pada daerah yang memiliki
kasus kusta yang tinggi,
Mencegah penularan kusta pada orang yang
kontak dengan penderita kusta
Obat rifampisin diberikan oleh petugas kesehatan
dan wajib diminum langsung di depan petugas
pada saat diberikan.
Syarat
penduduk yang menetap paling singkat 3
(tiga) bulan pada daerah yang memiliki kasus
Kusta;
berusia lebih dari 2 (dua) tahun;
tidak dalam terapi rifampisin dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;
tidak sedang dirawat di rumah sakit;
tidak memiliki kelainan fungsi ginjal dan
hati;
bukan suspek tuberkulosis;
bukan suspek Kusta atau terdiagnosis Kusta;
bukan lanjut usia dengan gangguan
kognitif
C.Kemoprofilaksis
KELOMPOKRISIKOPADAKUSTA
Penemuan kasus baru dalam kelompok kontak
0
20
40
60
80
100
120
140
160
cases/10,000
Masyarakat
umum
Kontak
Serumah
Kontak
Tetangga
Kontak
Sosial
• Kontak dari penderita kusta mempunyai risiko tinggi untuk
tertular. Mereka telah terpapar sebelum kasus
terdiagnosa sehingga dilaksanakan ujicoba pencegahan
dengan kemoprofilaksis (PEP)
• Kontak adalah kontak serumah, Tetangga dan Sosial.
• Per indeks kasus sekitar 20-50 orang dan berdomisili di
daerah itu lebih dari 3 bulan
• Kontak Serumah : dalam 1 rumah
• Kontak Tetangga : kira-kira 10 rumah sekitar penderita
• Kontak Sosial : teman sekolah / kerja yang bergaul
dengan penderita minimal 20 jam
perminggu
PENDEKATANBLANKET
• Sasaran Kegiatan adalah
seluruh penduduk di suatu
daerah
• Butuh biaya dan tenaga
yang sangat besar,
• Kriteria daerah :
daerah yang memiliki
angka penemuan kasus
baru > 5 per 100.000
penduduk.
daerah terisolir dengan
akses terbatas/sulit
(DTPK, daerah tertinggal).
• daerah dengan pelayanan
kesehatan (terutama
Kusta) yang tidak
memadai/rutin
PENDEKATANKONTAK
• Sasaran adalah seluruh kontak
(kontak serumah, tetangga, dan
sosial) dari pasien baru.
• Daerah yang tidak termasuk dalam
kriteria daerah yang dapat melakukan
pendekatan blanket ataupun
pendekatan partisipasi masyarakat
• Keuntungan yaitu dapat menjadi
stimulan bagi petugas dan
masyarakat sehingga cakupan
pemeriksaan kontak dapat meningkat.
• Kelemahan adalah kerahasiaan,
dimana identitas index case dan
pasien baru yang terjaring lebih
mudah diketahui oleh masyarakat
sekitar.
• Beban kerja petugas lebih berat
karena rata-rata jumlah kontak yang
harus diperiksa 20 orang.
PENDEKATANPARTISIPASI
MASYARAKAT
•Pendekatan partisipasi masyarakat melibatkan anggota
keluarga, petugas kesehatan di desa, tokoh
masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat
tinggal Pasien Kusta.
•Masyarakat, khususnya anggota keluarga dapat melakukan
pemeriksaan diri (self screening) secara dini berdasarkan
informasi yang tercantum dalam alat bantu format
pemeriksaan Kusta (self screening format/SSF).
•Masyarakat diberi waktu untuk melihat format serta
melakukan pemeriksaan diri dan melaporkan saat petugas
datang berkunjung untuk tindak lanjut pada waktu yang
telah ditentukan.
•Kriteria daerah adalah :
daerah beban tinggi yang memiliki kasus baru >5 per
100.000 penduduk atau >30 kasus baru per tahun selama 3
tahun berturut-turut.
Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai.
•Keuntungan yaitu dapat meningkatkan diseminasi informasi
Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko
penularan Kusta.
•Beban kerja petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta
relatif lebih ringan.
•Kelemahan yaitu masyarakat tidak akurat dalam
memberikan informasi dan mengenali gejala dini Kusta
sehingga Kemoprofilaksis Kusta tidak tepat sasaran
Mumugu, Kab. Asmat dan
Maluku Tenggara Barat
Kab. Sampang Jatim dan Kab.
Bima NTB
Kab. Sumenep Jatim
PendekatanKemoprofilaksis
KEGIATAN KEMOPROFILAKSIS
(Kab. Sampang, Desa Mumugu Asmat, Kab. Bima, Kota Bima, Kab. Sumenep, Kab.
Maluku Tenggara Barat)
•Pengobatan sedini mungkin
dengan Multi Drugs Therapy
(MDT)
•Pemeriksaan fungsi saraf
(Pencegahan cacat)
•Tatalaksana cacat/luka
Pengobatan Dini Mencegah disabilitas
D.Tatalaksana
Medis (reconstructive/ septic surgery),
psikologis (konseling) dan Sosial-ekonomi
(pemberdayaan orang yang pernah
mengalami kusta)
Rehabilitatif
DokumentasiKegiatanPeringatanHariKustaSedunia
Kegiatan Daerah
Kegiatan Pusat
FRAMBUSIA
GAMBARAN PENYAKIT FRAMBUSIA
 Ditemukan di daerah tropis & lembab
 Terutama anak-anak (< 15 tahun)
 Sosial ekonomi rendah & higiene buruk
 Tidak ada kekebalan tubuh yang menetap
 Prognosis  tidak fatal, dapat berupa cacat penampilan dan fisik, gangguan
sosialisasi, diskriminasi
 Sumber penularan hanya manusia
 Kuman berasal dari cairan eksudat /serum
 Kontak langsung kulit dengan kulit,
 Kontak melalui lalat, alat rumah tangga, keluarga
 Kontak saat Ibu memberikan ASI ke anak
 Masa inkubasi 9-90 hari (± 3 minggu)
Epidemiologi
Penyediaan Air Bersih,
Kebersihan perorangan
Kuman:
Treponema
pertenue
Kontak
langsung
melalui luka
Faktor Resiko Penularan
SituasiFrambusiaTahun2019
*Data per 13 Juli 2020
Maluku Utara
20 kasus
Papua Barat
336 kasus
Papua
259 kasus
NTT
58 kasus
673 Kasus Frambusia
dari 36 Kabupaten
4
Kab
4
Kab
12
Kab
16
Kab
48
Advokasi dan Sosialisasi
Eradikasi Frambusia
Promosi PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
Pemberian Obat
Pencegahan Massal
(POPM) Frambusia
Memperkuat Sistem
Surveilans
Eradikasi
Frambusia
STRATEGI ERADIKASI FRAMBUSIA
UPAYA ERADIKASI FRAMBUSIA
PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN
MASSAL (POPM) :
• Total penduduk usia
1-69 th) di desa
endemis
• Evaluasi mgg 4 dan
8
• Cakupan > 90%
SURVEI SEROLOGI
FRAMBUSIA:
• Identifikasi diantara
anak usia 1-5 th
dengan uji serologi
• Membuktikan tidak ada
transmisi pd Kab/kota
endemis
• Dilakukan 3 tahun
berturut turut dan tidak
ada kasus
SURVEILANS ADEKUAT:
• Terus menerus
(sebelum, saat dan
setelah intervensi)
• zero report - laporan
nol kasus/nihil setiap
bulan oleh kab/kota
endemis /bukan
endemis
• Surveilans di fasyankes,
pemeriksaan anak
sekolah maupun
pusling
PENGOBATAN
pada kasus dan kontak
yang diperluas (serumah,
tetangga dan social)
dengan azitromisin tab
Promosi Kesehatan :
PHBS
SERTIFIKASI KAB/KOTA
ERADIKASI FRAMBUSIA
Cakupan POPM > 90%
Surveilans adekuat tidak
ditemukan kasus dan
dilaporkan rutin /bln
Survei Serologi 3 tahun
berturut turut tidak ada
penularan
Verifikasi dan
Pemberian Sertifikat
Kriteria Eradikasi Frambusia
3 kriteria untuk menetapkan status
eradikasi frambusia:
1. Kriteria klinis: tidak adanya laporan
kasus baru, infeksius, dan konfirm
secara serologis bukan merupakan
kasus indigenous selama 3 tahun
berturut2. Didukung dengan cakupan
surveilans yang tinggi
2. Kriteria serologis: tidak adanya
penularan frambusia dibuktikan dengan
hasil negative uji serologis selama 3
tahun berturut2 pada anak usia 1-5
tahun tanpa gejala klinis di komunitas
3. Kriteria molecular: tidak adanya hasil
PCR positive untuk T. pallidum spp.
pertenue pada lesi orang yang secara
serologis positive frambusia ketika
periode post-zero surveillance
51
Kab/Kota
Endemis
Frambusia
Kab/Kota
Non Endemis
Telah melaksanakan:
1.Upaya POPM berkualitas
2.Survei serologi 3 x Dalam 3
Tahun tidak ditemukan kasus
3.Melakukan surveilans adekuat,
melaporkan Zero Report secara
rutin setiap bulan
Telah melaksanakan:
1.Melakukan surveilans
Adekuat
2.Melaporkan Zero Report
selama minimal 6 bulan
berturut-turut tidak
ditemukan kasus
SERTIFIKAT ERADIKASI/BEBAS FRAMBUSIA
KABUPATEN/KOTA
(SURVEILANS ADEKUAT)
PENGAJUAN SERTIFIKASI
KE PROVINSI
VERIFIKASI DATA &
INFORMASI SERTA
PENILAIAN SURVEILANS TIM SERTIFIKASI PROVINSI
(DINKES PROV, KOMDA,
TIM AHLI) + PUSAT
PROVINSI MEMBENTUK
KOMITE AHLI DAERAH
TIM SERTIFIKASI
MELAPORKAN HASIL
KUNJUNGAN
PROVINSI
MENGELUARKAN
REKOMENDASI BEBAS
FRAMBUSIA &
MELAPORKAN KE PUSAT
DINKES KAB, PUSKESMAS
& DESA TERPILIH,
KOMUNITAS, RSUD,
DOKTER SPESIALIS, INS.
PENDIDIKAN
SERTIFIKAT BEBAS
FRAMBUSIA OLEH PUSAT
KOMITE AHLI NASIONAL
PROVINSI
PENYERAHAN
SERTIFIKASI KE
PROVINSI DAN
KAB/KOTA
SERTIFIKASIBEBASFRAMBUSIA
PenemuanKasusFrambusia
Penduduk
Diperiksa
Terdapat
Koreng Bukan
Cidera
Gejala Klinis
Frambusia/
Tersangka
Konfirmasi
dengan tes RDT
RDT Positif >>
Kasus
Frambusia
Manifestasi Klinis
Lesi primer
Lesi sekunder
Lesi tersier
Periode laten II
5-10 thn
Periode laten I
10-16 minggu (2-5 thn)
Footer TextFooter Text
Gejala Klinis Menurut Stadium
Stadium I Stadium II Stadium III
Gejala klinik:
a.Papul:
- Tunggal
- >1 (multipel)
b. Papiloma
c. Nodul
d. Ulkus basah
(borok)
e. Krusto papiloma
Gejala klinik:
Sama seperti stadium I,
tersebar,banyak
Selain itu dapat
terkena:
a. Penebalan, pecah
pecah pd telapak
tangan/kaki
b. Kelainan tulang:
osteoporosis,jari2
bengkak,nyeri
c. Kelainan kuku
Gejala klinik:
- Gumma(benjolan:perlunakan
& merusak cacat)
- Ganggosa (hidung keropos)
- Juxta articular nodus
(benjolan pd sendi)
- Kelainan tulang,seperti
pedang
- Gondouw:benjolan di tulang
- Penebalan.pecah2,nyeri pada
telapak tangan/kaki
Early (dini)
Sangat menular
-Late (Lanjut)
-Tidak/kurang menular
Diagnosisbanding
Ulkus tropikum
Ulkus frambusia
PIODERMA
Ektima
Diagnosis Banding
KonfirmasiKasus
denganRDT
RDT Negatif RDT Positif
Konfirmasi Kasus dengan RDT
Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI
Kabupaten/Kota
Periode Laporan (Bulan/Tahun)
1. Kinerja Pelaporan
a.
b.
c.
2. Data Kasus Frambusia
a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Mengetahui,
Kabid / Kadinkes
…………………..
NIP.
Formulir 11
Jumlah Desa Yang Ada
Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR bulan ini
Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR tahun ini *)
Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *)
Puskesmas Keliling dan Kunjungan Rumah (PK&KR) untuk memastikan
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Jumlah Puskesmas Yang Ada
Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini
Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya
Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK&KR semua desa tahun ini *)
*) Januari sampai bulan laporan
Kepada Yth.
Provinsi
Periode Laporan (Bulan/Tahun)
1. Kinerja Pelaporan
a.
b.
c.
2. Data Kasus Frambusia
a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
f.
g.
Mengetahui,
Kabid / Kadinkes
…………………..
NIP.
Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya
Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK dan KR semua desa tahun ini
*)
*) Januari sampai bulan laporan
Formulir 16
Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI
Jumlah Desa Yang Ada
Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR bulan ini
Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *)
Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) untuk
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah Puskesmas Yang Ada
Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini
Form
Pelaporan
Frambusia
Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Bulan dan Tahun Laporan
A. Laporan Kasus Frambusia (termasuk kasus pd B. Dan C.)
1. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
2. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
3. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
B. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
Kode
Sekolah
Nama Sekolah
Jumlah
Murid
Jumlah
Diperiksa
Jumla
h
Kasus
Jumlah
Suspek
Jumlah Kasus
RDT (-)
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Total %
1
2
3
4
5
6
C. Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) di Desa
No
Kode
Desa
Nama Desa
Jumlah
Penduduk
Desa
Jumlah
Anak<15
tahun yang
berobat
Jumla
hKasu
s
Jumlah
Suspek
Jumlah Kasus
RDT (-)
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Total %
1
2
3
4
5
6
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
Jumlah Sekolah
diperiksa tahun ini
Jumlah Desa
dilaksanakan
PK&KR tahun ini
Formulir 7
LaporanBulananSurveilansFrambusia
Kab/kota Non Endemis : Hasil Penemuan di
1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS)
2. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain
termasuk kegiatan terintegrasi)
Kab/kota Endemis : Hasil Penemuan di
1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS)
2. pemeriksaan anak sekolah (SD/MI) semua SD/MI dalam 1
tahun
3. pemeriksaan puskesmas keliling  semua pusling dalam 1 tahun
4. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain termasuk kegiatan
terintegrasi)
Pengobatan Penyakit
satu dosis tunggal Oral
Azitromisin (30 mg/kg)
Jenis dan Dosis Obat Frambusia
No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis
Cara
Pemberian
Lama
Pemberian
1. Azitromisin
tablet
2-5th 500 mg
1x sehari
Oral Dosis
tunggal
6–9 th 1000 mg
1x sehari
Oral Dosis
tunggal
10-15 th 1500 mg
1x sehari
Oral Dosis
tunggal
16-69 th 2000 mg
1x sehari
Oral Dosis
tunggal
Sebelum
diobati
Setelah
diobati
PENUTUP
PENDANAAN PROGRAM P2 KUSTADAN FRAMBUSIA
TAHUN 2013 - 2019
Penguatan
Jejaring
kerja
dengan
RS,
Organisasi
Profesi dll
RENCANAPENGUATAN PROGRAM
Komitmen,
Komunikasi,
Koordinasi,
Kolaborasi,
Komprehensif
Kesinambungan
Akselerasi
penemuan dini dan
penanganan
terintegrasi
pendekatan PIS-PK
dan kegiatan
program kesehatan
lainnya
Advokasi upaya Intensifikasi
penemuaan kasus kusta dan
frambusia  melalui deteksi
dini di pelayanan kesehatan,
survei desa, pemeriksaan
anak sekolah, pemeriksaan
kontak bermitra dengan
Lintas Sektor lain baik
pemerintah maupun swasta
xcast0ne
SayaBangga
Mengantarkan
Indonesia
 TEMUKAN KORENG FRAMBUSIA SEDINI MUNGKIN,
OBATI DENGAN AZITROMICIN
 LACAK KONTAK ERAT FRAMBUSIA
 LAKUKAN PHBS
FRAMBUSIA
• TEMUKAN BERCAK KUSTA SEDINI MUNGKIN, GUNA
MENCEGAH TIMBULNYA CACAT
• OBATI KUSTA DENGAN MDT SAMPAI SEMBUH
• LACAK KONTAK ERAT KUSTA
• HILANGKAN STIGMA DENGAN SOSIALISASI KUSTA
KUSTA
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1Health
 
Pembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptPembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptUvaTwitt
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)sehatnegeriku
 
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)Esa Muktiaji
 
Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmKlinikSubanmedika
 
Penyakit kecacingan
Penyakit kecacinganPenyakit kecacingan
Penyakit kecacinganAchmad Nur
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Yesir Hasan
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensSri Mega
 
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxPDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxProdukHerbalDXN
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfsari203674
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas renjanaera
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataNeneng Holifah
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdfssuserc3081c
 

What's hot (20)

Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Indikator promkes
Indikator promkesIndikator promkes
Indikator promkes
 
Pembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptPembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.ppt
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
Kak program-tb
Kak program-tbKak program-tb
Kak program-tb
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
 
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
 
Bagan MTBS 2022.pdf
Bagan MTBS 2022.pdfBagan MTBS 2022.pdf
Bagan MTBS 2022.pdf
 
Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukm
 
Penyakit kecacingan
Penyakit kecacinganPenyakit kecacingan
Penyakit kecacingan
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
 
Kak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailensKak dbd dan survailens
Kak dbd dan survailens
 
BAB II UKM.docx
BAB II UKM.docxBAB II UKM.docx
BAB II UKM.docx
 
RUK-RPK
RUK-RPK RUK-RPK
RUK-RPK
 
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptxPDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
PDSA Dalam Tata Kelola Mutu Puskesmas.pptx
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdf
 
Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas Manajemen puskesmas
Manajemen puskesmas
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
 

Similar to Pencegahan dan Pengendalian Kusta dan Frambusia di Indonesia

kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptx
kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptxkebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptx
kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptxAvinceDakuri
 
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptx
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptxKebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptx
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptxAvinceDakuri
 
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptxSINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptxGendhis2
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Tata Naipospos
 
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxLastriMarga
 
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptx
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptxpedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptx
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptxLevensverhaalAbin
 
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANZakiah dr
 
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptxPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptxDwiKartikaSari28
 
materi pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptxmateri pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptxMuhammadSuroso2
 
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfMPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfImanHartiwarman1
 
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxKEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxYusindrawati
 
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkg
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkgFilosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkg
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkgLaurensiuaNongObet
 
Kebijakan pp pl bppk-cilandak
Kebijakan pp pl  bppk-cilandakKebijakan pp pl  bppk-cilandak
Kebijakan pp pl bppk-cilandakAri Yuliandi
 
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabid
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabidRapat koordinasi klb difteri 2018 kabid
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabidLia M Noor
 
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptx
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptxKOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptx
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptxoctavinadewi
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfigdsadikin
 
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.pptade nurmaya
 

Similar to Pencegahan dan Pengendalian Kusta dan Frambusia di Indonesia (20)

kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptx
kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptxkebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptx
kebijakan strategi & tantangan eliminasi malaria_FNGM_220816.pptx
 
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptx
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptxKebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptx
Kebijakan Pengendalian Vektor pelatihan.pptx
 
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptxSINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
SINERGI PELAYANAN UKM DAN UKP DLM PPN.pptx
 
KAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docxKAK NEWDBD.docx
KAK NEWDBD.docx
 
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
Potensi dampak ekonomi apabila terjadi wabah penyakit mulut-dan-kuku di Indon...
 
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
 
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptx
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptxpedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptx
pedoman Juknis_1_Rumah_1_Jumantik.pptx
 
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATANWEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
WEBINAR : NEW NORMAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 
KEBIJA1.ppt
KEBIJA1.pptKEBIJA1.ppt
KEBIJA1.ppt
 
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptxPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptx
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TGC.pptx
 
materi pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptxmateri pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptx
 
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfMPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
 
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxKEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
 
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkg
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkgFilosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkg
Filosofi-Pendataan-PE.pptxkkamsmkcacakkg
 
Kelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptxKelompok 3 TBC (1).pptx
Kelompok 3 TBC (1).pptx
 
Kebijakan pp pl bppk-cilandak
Kebijakan pp pl  bppk-cilandakKebijakan pp pl  bppk-cilandak
Kebijakan pp pl bppk-cilandak
 
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabid
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabidRapat koordinasi klb difteri 2018 kabid
Rapat koordinasi klb difteri 2018 kabid
 
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptx
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptxKOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptx
KOORDINASI TERPADU LINTAS PROGRAM.pptx
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt
3. Dr. Sutopo - SITUASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI JATENG-1.ppt
 

More from rickygunawan84

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh rickygunawan84
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadarrickygunawan84
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessmentrickygunawan84
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)rickygunawan84
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyarickygunawan84
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingrickygunawan84
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanrickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)rickygunawan84
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)rickygunawan84
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...rickygunawan84
 

More from rickygunawan84 (20)

7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah7121 format baru modul  kurikulum komunikasi ilmiah
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiah
 
Lo ko mpor
Lo ko mporLo ko mpor
Lo ko mpor
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
 
05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar05. transportasi pasien gadar
05. transportasi pasien gadar
 
03. initial assessment
03. initial assessment03. initial assessment
03. initial assessment
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
Petunjuk pengisian sipk p theo(1)
 
Review pb2 supervisi
Review   pb2 supervisiReview   pb2 supervisi
Review pb2 supervisi
 
Review formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnyaReview formulir indikator pendukung lainnya
Review formulir indikator pendukung lainnya
 
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konselingPpt review mi 5 penyuluhan dan konseling
Ppt review mi 5 penyuluhan dan konseling
 
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporanReview  pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
Review pdf mi 4. catpor pb 2 pelaporan
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...
 
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)
 
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)
 
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
10. formulir pemantauan setelah pengobatan (lampiran pencatatan 10)
 
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
9. formulir hasil pemeriksaan kontak (lampiran pencatatan 9)
 
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
8. formulir evaluasi pengobatan prednison atau pengobatan reaksi berat (lampi...
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Pencegahan dan Pengendalian Kusta dan Frambusia di Indonesia

  • 2. OUTLINE 1. Latar Belakang 2. Kebijakan 3. Indikator 4. Rencana Kegiatan Kusta dan Frambusia 5. Kusta 6. Frambusia 7. Penutup
  • 4. LatarBelakang(1) Kusta adalah penyakit infeksi kronik, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae Menyerang kulit, saraf tepi, dan organ tubuh lain Mengakibatkan cacat penampilan & fisik, gangguan sosialisasi, diskriminasi Penularan dari penderita kusta yang belum pernah berobat Penularan melalui pernafasan/ kontak erat dan lama FRAMBUSIA Frambusia / patek / bubo/yaws adalah penyakit menular menahun yang kambuhan, yang terutama menyerang kulit, tulang dan tulang rawan, yang disebabkan oleh bakteri Treponema pertenue Penularan terjadi secara langsung melalui kontak langsung luka terbuka dengan lesi frambusia. KUSTA
  • 5. LatarBelakang(2)  Target dan Kesepakatan Regional, Global dan Nasional Eliminasi Kusta dan Eradikasi Frambusia (2017-2050)  Eliminasi Kusta adalah kondisi penurunan penderita terdaftar pada suatu wilayah dengan indikator adalah angka prevalensi <1/10.000 penduduk  Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi maslaah Kesehatan masyarakat secara nasional  SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)  Program Prioritas Nasional dalam RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019 (Eliminasi Kusta di 34 Provinsi tahun 2019)  Renstra Kemenkes 2020-2024:  Eliminasi Kusta di 514 Kabupaten / Kota tahun 2024  Eradikasi Frambusia dan Sertifikasi Eradikasi Frambusia tahun 2024
  • 7. Kebijakan • Sebagai pedoman manajemen kasus kusta bagi dokter dan dokter spesialis >> UKP • Sebagai acuan dalam menyusun Standar Prosedur Operasionalbagi fasilitas pelayanan kesehatan Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan eradikasi frambusia bagi petugas Kesehatan dan masyarakat baik di Pusat, Provinsi dan Kab/kota Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan eliminasi kusta bagi petugas Kesehatan dan masyarakat baik di Pusat, Provinsi dan Kab/kota
  • 9. INDIKATORRPJMN&RENSTRA2015-2019, TARGET&CAPAIANPROGRAMKUSTA No. Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 Target Reali sasi % Target Reali sasi % Target Reali sasi % Target Reali sasi % Target Reali sasi RPJMN 1 Jumlah Provinsi dengan eliminasi kusta 21 21 100% 23 23 100% 25 24 96% 26 25 96,2% 34 26 RENSTRA 1 Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat 82% 78,1% 95,2% 85% 82,2% 96,7% 88 84,8 96,4 91% 85,19% 93,6% 95% 85,5 2030 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta) *) data per 11 Juni 2020
  • 10. INDIKATORKINERJA(IKP/IKK/IKO)2020-2024, TARGET&CAPAIANPROGRAMKUSTA 2030 SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta) No Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Indikator Kinerja Program (IKP) : Kegiatan Prioritas 1 Jumlah Kab/Kota Dengan Eliminasi Kusta 416 436 458 482 514 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) : Program Prioritas 2 Proporsi Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat 87 88 89 90 >90 Indikator Kinerja Output (IKO): Intensifikasi Penemuan Dan Pengobatan Kusta 3 Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat Waktu 90 90 90 90 90 Indikator Kinerja Output (IKO): Intensifikasi Penemuan dan Pengobatan Kusta Di Papua Dan Papua Barat 4 Persentase Penderita Kusta yang Menyelesaikan Pengobatan Kusta Tepat Waktu 62 72 72 72 72
  • 11. No. INDIKATOR KINERJA TARGET 2020 2021 2022 2023 2024 INDIKATOR KINERJA OUTPUT (IKO): Frambusia Non Papua dan Papua Barat 1 Jumlah kabupaten/kota dengan eradikasi frambusia 42 172 283 393 514 INDIKATOR KINERJA OUTPUT (IKO): Frambusia Papua dan Papua Barat 2 Jumlah Kab/kota dengan eradikasi frambusia di Papua dan Papua Barat 0 0 0 10 32 11 INDIKATORKINERJAOUTPUT(IKO)2020-2024, TARGET&CAPAIANPROGRAMFRAMBUSIA
  • 13. 2019 2020 2021 2022 2023 2024 BASELINE 376 KAB/KOTA 401 KAB/KOTA 436 KAB/KOTA 479 KAB/KOTA 514 KAB/KOTA Baseline: 146 Kab/Kota belum mencapai eliminasi Eliminasi di seluruh Provinsi Eliminasi: 8 Kab/Kota Eliminasi: 25 Kab/Kota RENCANAKEGIATANELIMINASIKUSTA Eliminasi: 35 Kab/Kota Tahun 2019, sebanyak 368 Kab/Kota mencapai Eliminasi Kusta Eliminasi: 43 Kab/Kota Eliminasi: 35 kab/Kota *) data per 11 Juni 2020
  • 14. 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 673 Kasus Frambusia dari 36 kab/kota, 4 Provinsi ( NTT, Papua, Papua Barat danMaluku Utara) • Lanjutan Peta Jalan 2014 s.d 2019 • 79 kab/kota daerah endemis • POPM 62 Kab/Kota • SSF 1 : 42 Kab/Kota • SSF II : 79 kabkota • SSF III :53 Kab/Kota 53 Baseline • Penetapan Kab/Kota Endemis • Penetapan Juknis dan Verifikasi dokumen eradikasi Frambusia • POPM • Verifikasi dokumen dan Penetapan Kab/Kota eradikasi Frambusia • Survei Serologi Frambusia (SSF) • Verifikasi dokumen dan Penetapan Kab/Kota eradikasi Frambusi Dunia Bebas Frambusia Rencana Kegiatan Eradikasi Frambusia Indonesia Tahun 2025 Advokasi Sosialisasi Evaluasi Frambusia pada Daerah dengan Riwayat Endemis (Survei Serologi Frambusia) Indonesia Bebas Frambusia Surveilans daerah endemis • Surveilans daerah bebas Frambusia • Verifikasi dokumen dan Penetapan Kab/Kota eradikasi Frambusia 81 121 128 131
  • 15. KUSTA
  • 17. SITUASI KUSTA DI INDONESIA TAHUN 2019* Kasus baru 17.439 CDR: 6,5 per 100.000 penduduk Kasus terdaftar 19.938 PR: 0,74 per 10.000 penduduk Angka Cacat Tk 2 = 4,18/1.000.000 pddk Proporsi Kasus Baru Tanpa Cacat = 85,49% Proporsi Kasus Baru Anak = 11,52% *data per 11 Juni 2020 Tahun 2019, 26 Provinsi mencapai eliminasi Kusta. 8 Provinsi yang belum: Sulut, Sulsel, Sulbar, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua, Papbar Total: 146 kab/kota BELUM mencapai eliminasi dari total 514 kab/kota tersebar di 26 provinsi Belum Eliminasi (Prev > 1/10.000 penduduk) Sudah Eliminasi (Prev < 1/10.000 penduduk)
  • 18. STRATEGI PENANGGULANGAN KUSTA • Penguatan advokasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor • Penguatan peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan • Penyediaan sumber daya yang mencukupi dalam Penanggulangan Kusta • Penguatan sistem Surveilans serta pemantauan dan evaluasi kegiatan Penanggulangan Kusta KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN SURVEILANS KEMOPRO FILAKSIS TATALAKSANA Penyelenggaraan dilaksanakan melalui upaya pencegahan dan pengendalian
  • 19. DC KEMOPROFILAKSIS TATALAKSANA PENDERITA SURVEILANS Memberdayakan masyarakat agar mampu berperan aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Kusta. Penemuan penderita & penanganan secara dini : pengumpulan data aktif (survei cepat desa, intensifikasi penemuan, pemeriksaan anak sekolah, pemeriksaan kontak) dan pasif (faskes), pengolahan data, analisis data dan diseminasi informasi. Pemberian obat Rifampisin dosis tunggal pada orang yang kontak dengan penderita Kusta yang memenuhi kriteria dan persyaratan untuk mencegah penularan Kusta pada orang yang kontak dengan Penderita Kusta. Penatalaksanaan Kasus secara dini sesuai standar pelayanan: penegakkan diagnosis, pemberian obat (MDT) dan pemantauan pengobatan dan pencegahan & penanganan disabilitas. A BPROMOSI KESEHATAN KEGIATANPENANGGULANGANKUSTA
  • 20. A. PROMOSIKESEHATAN  Kegiatan : • memberikan informasi kepada masyarakat tentang tanda dan gejala dini kusta, serta teknis kegiatan penanggulangan kusta; • mempengaruhi individu, keluarga, dan masyarakat untuk penghapusan stigma dan menghilangkan diskriminasi pada penderita kusta dan orang yang pernah mengalami kusta; • mempengaruhi pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh dukungan kebijakan penanggulangan kusta, khususnya penghapusan stigma dan diskriminasi, serta pembiayaan; dan • membantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk berperan aktif dalam penemuan dan tatalaksana penderita kusta, pelaksanaan kemoprofilaksis, dan kegiatan penelitian dan pengembangan. Tujuan: untuk memberdayakan masyarakat agar mampu berperan aktif dalam mendukung perubahan perilaku dan lingkungan
  • 22. PENYEBARLUASAN INFORMASI DI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
  • 23. B.SURVEILANS  Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang penderita kusta untuk memperoleh dan memberikan informasi  Dimulai dengan penemuan kasus kusta  Dilaksanakan oleh pengelola program atau unit pengelola sistem informasi kesehatan pada Fasyankes, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi dan Kementerian Kesehatan  Kegiatan :  pengumpulan data  pengolahan data  analisis data; dan  diseminasi informasi  Sasaran :  kelompok orang yang sedang dalam pengobatan kusta  kelompok masyarakat di wilayah setempat sebagai kelompok yang memiliki resiko penularan Kusta  kelompok orang yang telah menyelesaikan pengobatan Kusta  kelompok orang yang diduga mengalami resistensi obat antimikrobial Kusta
  • 24. UPAYAPENEMUANKASUS 24 1. Pemeriksaan Kontak 2. Rapid Village Survey (RVS) 3. Pemeriksaan Anak Sekolah 4. Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia 1. Pemeriksaan kontak Kontak : serumah, tetangga, sosial  Penderita baru (selama 5 tahun terakhir) PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH No Nama Kontak Umur L Pemeriksaan 2000 200… 200… 200… 200… Keterangan P Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil Tgl Hasil Penjelasan Tulislah pada kolom hasil bila : - Ternyata kusta dengan : PB atau MB. - Suspek kusta dengan : S. - Bukan kusta dengan : -
  • 25. 2. RVS Penentuan lokasi : desa dengan beban kusta tinggi Sosialisasi di tingkat desa Keterlibatan kader/perangkat desa Pelaksanaan kegiatan: • Penyuluhan pada masyarakat di pos pemeriksaan • Pemeriksaan bercak oleh petugas puskesmas pada masyarakat yang hadir Pencatatan dan pengobatan 3. Pemeriksaan anak sekolah Keterlibatan guru/pihak sekolah UKS Format ayo temukan bercak dan koreng utk skrining Konfirmasi kasus oleh petugas puskesmas Tindak lanjut pemeriksaan keluarga pada anak yang positif sebagai kasus kusta ataupun frambusia  pemeriksaan kontak Pencatatan dan pengobatan – petugas puskesmas 4. Intensifikasi penemuan kasus kusta dan frambusia Lingkup : Kabupaten/Kota, Kecamatan, desa, sejumlah kk dalam lingkungan tertentu Format ayo temukan bercak dan koreng + Bahan kie (kipas, leaflet, poster, dll) Keterlibatan kader/perangkat desa Peran aktif masyarakat Antisipasi thd tingginya stigma di masyarakat Pemetaan dan analisa UpayaPenemuanKasus
  • 26. KEGIATAN SURVEILANS (INTENSIFIKASI PENEMUAN KASUS KUSTA DAN FRAMBUSIA DI SEKOLAH )
  • 27. ANGKAPREVALENSIKUSTADIINDONESIATAHUN2019 TREN PREVALENSI DAN PENEMUAN KASUS KUSTA BARUANGKA PREVALENSI KUSTA PER PROVINSI 16.43 7.82 4.74 2.79 2.65 1.82 1.46 1.28 0.99 0.91 0.87 0.85 0.83 0.81 0.66 0.63 0.58 0.56 0.47 0.47 0.46 0.41 0.35 0.31 0.30 0.30 0.29 0.28 0.24 0.23 0.22 0.14 0.13 0.10 0.74 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 PAPUA BARAT MALUKU UTARA PAPUA SULAWESI UTARA MALUKU GORONTALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN DKI JAKARTA SULAWESI TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI TENGAH JAWA TIMUR BANTEN NUSA TENGGARA BARAT ACEH KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TIMUR JAWA TENGAH JAWA BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU BALI JAMBI SUMATERA SELATAN KALIMANTAN BARAT DI YOGYA LAMPUNG RIAU SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT BENGKULU INDONESIA 0.96 0.91 0.80 0.79 0.79 0.71 0.7 0.699 0.74 8.30 7.76 6.77 6.75 6.73 6.50 6.08 6.42 6.50 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Angka Prevalensi per 10.000 penduduk Angka Penemuan Kasus Baru per 100.000 penduduk
  • 28. ANGKAPENEMUANKASUSBARUKUSTATK.PROVINSIDIINDONESIATH2019 *) data per 11 Juni 2020 132.34 72.39 45.36 23.91 23.53 18.13 13.19 13.02 9.66 7.91 7.41 7.17 7.13 6.59 6.33 5.40 5.25 5.24 4.26 3.85 3.56 3.13 3.09 2.77 2.77 2.59 2.19 1.72 1.67 1.58 1.56 1.53 1.32 1.00 6.50 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 PAPUA BARAT MALUKU UTARA PAPUA MALUKU SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA JAWA TIMUR BANTEN NUSA TENGGARA TIMUR ACEH NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN TIMUR JAWA BARAT JAWA TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TENGAH BANGKA BELITUNG SUMATERA SELATAN BALI JAMBI KEPULAUAN RIAU LAMPUNG SUMATERA BARAT KALIMANTAN BARAT DI YOGYA RIAU SUMATERA UTARA BENGKULU INDONESIA
  • 29. ANGKACACATTINGKAT2DIINDONESIATAHUN2019 Terjadi kecenderungan tren penurunan angka cacat tk 2 setiap tahunnya, namun masih jauh dari target global TREN ANGKA CACAT TINGKAT 2 KUSTA 8.4 7.6 6.8 5.9 5.1 4.3 3.5 2.7 1.8 0.99 8.4 8.71 c 6.33 6.6 5.27 4.3 4.22 4.18 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 Target Pencapaian TARGET GLOBAL: 1 PER 1.000.000 PEND ANGKA CACAT KUSTA TINGKAT 2 DI INDONESIA
  • 30. PROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACAT TK.PROVINSI DIINDONESIATAHUN2019 98.35 97.83 96.67 96.61 96.54 96.26 95.75 93.75 92.66 92.34 92.31 91.91 91.79 91.53 91.12 90.34 89.72 89.15 88.79 87.15 85.44 85.43 85.00 83.60 83.53 83.16 83.16 76.10 76.09 75.00 72.34 65.63 65.00 36.26 85.49 35.00 45.00 55.00 65.00 75.00 85.00 95.00 SULAWESI BARAT BANGKA BELITUNG BALI SULAWESI UTARA PAPUA MALUKU UTARA PAPUA BARAT KEPULAUAN RIAU GORONTALO MALUKU KALIMANTAN UTARA SUMATERA SELATAN KALIMANTAN TIMUR ACEH SULAWESI TENGGARA LAMPUNG NUSA TENGGARA BARAT SULAWESI TENGAH RIAU NUSA TENGGARA TIMUR DKI JAKARTA KALIMANTAN SELATAN DI YOGYA BANTEN KALIMANTAN TENGAH SULAWESI SELATAN JAWA TENGAH JAWA BARAT JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT JAMBI SUMATERA UTARA BENGKULU SUMATERA BARAT INDONESIA 91% 80 82 85 88 91 95 79.5 78.1 82.3 84.4 85.19 85.49 70 75 80 85 90 95 100 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Target % Kusta Baru Tanpa Cacat Pencapaian Kusta Baru Tanpa Cacat Terjadi kecenderungan peningkatan proporsi kasus kusta baru tanpa cacat >> deteksi kusta sudah semakin dini Dalampersentase(%) PROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACATTAHUN2019 TRENPROPORSIKASUSKUSTABARUTANPACACAT DIINDONESIA *) data per 11 Juni 2020
  • 31. TREN PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS BARU KUSTA PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS KUSTA BARU PER PRIOVINSI 29.21 27.66 22.11 20.83 14.15 12.09 10.00 9.89 9.41 9.17 8.70 8.47 8.47 8.41 8.41 8.33 8.05 7.69 7.50 7.47 7.44 6.87 6.81 6.62 6.38 6.32 6.21 6.17 6.15 5.49 5.00 4.42 2.34 1.67 11.52 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 PAPUA BARAT PAPUA MALUKU UTARA KEPULAUAN RIAU MALUKU SULAWESI BARAT BENGKULU ACEH KALIMANTAN TENGAH GORONTALO BANGKA BELITUNG SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH RIAU NUSA TENGGARA BARAT SUMATERA UTARA JAWA BARAT KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN BARAT SULAWESI SELATAN BANTEN JAWA TIMUR SUMATERA SELATAN KALIMANTAN SELATAN JAMBI DKI JAKARTA LAMPUNG NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN TIMUR SUMATERA BARAT BALI JAWA TENGAH SULAWESI TENGGARA DI YOGYA INDONESIA 12.25 10.95 11.86 11.12 11.22 11.43 11.03 10.94 11.52 10 10.5 11 11.5 12 12.5 2010 2012 2014 2016 2018 2020 Proporsi Kasus Anak Mengindikasikan transmisi di wilayah setempat yang masih tinggi jika > 5% PROPORSIKASUSKUSTAPADAANAKTAHUN2019
  • 32. 146 KABUPATEN/ KOTA YANG BELUM MENCAPAI ELIMINASI TAHUN 2019 No Provinsi/Kab/Kota 1 Aceh ( 5 kab : Banda Aceh, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Pidie 2 Sumatera Utara (1 kab : Sibolga) 3 Jambi (1 kab : Tanjung Jabung Timur) 4 Kepri (1 Kab : Bintan) 5 Banten (2 kab :Kab Serang, Kab Tangerang ) 6 DKI (2 kab : Jakarta Pusat, Kepulauan Seribu) 7 Jabar ( 3 kab : Karawang, Indramayu, Bekasi) 8 Jateng (6 Kab/kota : Brebes, Kota Pekalongan, Blora, Rembang, Tegal, Pemalang) 9 Jatim ( 9 kab : Sampang, Sumenep, Pamekas, Bangkalan, Lumajang, Situbondo, Tuban, Probolinggo, Jember) 10 Kalimantan Barat (1 kab : Kayong Utara) 11 Kalimantan Tengah (1 kab : Lamandau) 12 Kalimantan Selatan ( 2 kab : Balangan, Hulu Sungai Tengah) 13 Kalimantan Timur (1 kab : Kutai Barat) 14 Kalimantan Utara (1 kab : Nunukan) 15 NTB (3 Kab/kota : Bima, Kota Bima, Dompu) 16 NTT (10 Kab/kota : Lembata, Flores Timur, Alor, TTU, Kota Kupang, Sabu Raijua, Malaka, Kab Kupang, Belu, Sikka) 17 Sulut (13 kab/kota : Sitaro, Minahasa Utara, Bolmut, Bolmong, Boltim, Minahasa Tenggara, Sangihe, Bitung, Talaud, Kota Manado, Minahasa Selatan, Bolsel, Kotamobagu) 18 Sulteng (4 kab/kota : Buol, Morowali, Tolitoli, Kota Palu) 19 Sulsel (12 kab : Bulukumba, Sinjai, Bantaeng, Bone, Pangkajene Kepulauan, Jeneponto, Pinrang, Selayar, Takalar, Gowa, Barru, Wajo) 20 Sultra (9 kab/kota : Buton Selatan, Kota Baubau, Kolaka, Konawe Kepulauan, Buton, Kolaka Utara, Wakatobi, Buton Utara, Bombana) 21 Gorontalo (6 kab/kota : Pohuwato, Kab Gorontalo, Bonebolango, Boalemo, Gorontalo Utara, Kota Gorontalo) 22 Sulbar (4 kab : Majene, Mamuju Tengah, Polewali Mandar, Pasangkayu) 23 Maluku (11 kab : Maluku Tenggara Barat, Kota Tual, Buru Selatan, Buru, Maluku Tenggara, Kep.Aru, Maluku Barat Daya, Seram Bag Timur, Kota Ambon , Maluku Tengah, Seram Bag Barat) 24 Maluku Utara (10 kab : Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Kep Sula, Kota Ternate, Pulau Taliabu) 25 Papua (17 kab : Mamberamo Raya, Boven Digoel, Biak, Kota Jayapura, Keerom, Nabire, Sarmi, Merauke, Asmat, Jayapura, Supiori, Paniai, Timika, Waropen, Wamena, Mappi, Serui) 26 Papua Barat 11 kab : (Teluk Wondama, Manokwari, Raja Ampat, Kaimana, Tambrauw, Manokwari Selatan, Kota Sorong, Kab Sorong, Teluk Bintuni, Fakfak, Sorong Selatan)
  • 33.
  • 35. APLIKASI SISTEMINFORMASI DANPELAPORAN PROGRAMP2 KUSTA(SIPK) • menggunakan Ms. Excel  mudah digunakan • Dilengkapi register kohort, register manajemen & penemuan kasus, Laporan Tribulanan, Kebutuhan MDT, Laporan RFT kasus, Laporan Tahunan, Analisis Dasar. • Aplikasi diperbarui setiap selang waktu tertentu • Kab/kota mengentri kohort puskesmas pada SIPK Kabupaten >> Provinsi >> Pusat
  • 36. ALURPELAPORAN KEMENKES RI PELAPORAN TRIBULANAN MENGGUNAKAN SIPK DINKES PROVINSI DINKES KAB/KOTA PKM FASYANKES LAIN RS LAPORAN: 1. REGISTER KOHORT 2. PERMINTAAN MDT REKAP SEMUA KOHORT PKM DAN INPUT KE DLM SIPK FEEDBACK & DISEMINASI INFORMASI Manual form Terbatas
  • 37. Pemberian obat rifampisin dosis tunggal pada orang yang kontak dengan Pasien Kusta Dilakukan terutama pada daerah yang memiliki kasus kusta yang tinggi, Mencegah penularan kusta pada orang yang kontak dengan penderita kusta Obat rifampisin diberikan oleh petugas kesehatan dan wajib diminum langsung di depan petugas pada saat diberikan. Syarat penduduk yang menetap paling singkat 3 (tiga) bulan pada daerah yang memiliki kasus Kusta; berusia lebih dari 2 (dua) tahun; tidak dalam terapi rifampisin dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir; tidak sedang dirawat di rumah sakit; tidak memiliki kelainan fungsi ginjal dan hati; bukan suspek tuberkulosis; bukan suspek Kusta atau terdiagnosis Kusta; bukan lanjut usia dengan gangguan kognitif C.Kemoprofilaksis
  • 38. KELOMPOKRISIKOPADAKUSTA Penemuan kasus baru dalam kelompok kontak 0 20 40 60 80 100 120 140 160 cases/10,000 Masyarakat umum Kontak Serumah Kontak Tetangga Kontak Sosial • Kontak dari penderita kusta mempunyai risiko tinggi untuk tertular. Mereka telah terpapar sebelum kasus terdiagnosa sehingga dilaksanakan ujicoba pencegahan dengan kemoprofilaksis (PEP) • Kontak adalah kontak serumah, Tetangga dan Sosial. • Per indeks kasus sekitar 20-50 orang dan berdomisili di daerah itu lebih dari 3 bulan • Kontak Serumah : dalam 1 rumah • Kontak Tetangga : kira-kira 10 rumah sekitar penderita • Kontak Sosial : teman sekolah / kerja yang bergaul dengan penderita minimal 20 jam perminggu
  • 39. PENDEKATANBLANKET • Sasaran Kegiatan adalah seluruh penduduk di suatu daerah • Butuh biaya dan tenaga yang sangat besar, • Kriteria daerah : daerah yang memiliki angka penemuan kasus baru > 5 per 100.000 penduduk. daerah terisolir dengan akses terbatas/sulit (DTPK, daerah tertinggal). • daerah dengan pelayanan kesehatan (terutama Kusta) yang tidak memadai/rutin PENDEKATANKONTAK • Sasaran adalah seluruh kontak (kontak serumah, tetangga, dan sosial) dari pasien baru. • Daerah yang tidak termasuk dalam kriteria daerah yang dapat melakukan pendekatan blanket ataupun pendekatan partisipasi masyarakat • Keuntungan yaitu dapat menjadi stimulan bagi petugas dan masyarakat sehingga cakupan pemeriksaan kontak dapat meningkat. • Kelemahan adalah kerahasiaan, dimana identitas index case dan pasien baru yang terjaring lebih mudah diketahui oleh masyarakat sekitar. • Beban kerja petugas lebih berat karena rata-rata jumlah kontak yang harus diperiksa 20 orang. PENDEKATANPARTISIPASI MASYARAKAT •Pendekatan partisipasi masyarakat melibatkan anggota keluarga, petugas kesehatan di desa, tokoh masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat tinggal Pasien Kusta. •Masyarakat, khususnya anggota keluarga dapat melakukan pemeriksaan diri (self screening) secara dini berdasarkan informasi yang tercantum dalam alat bantu format pemeriksaan Kusta (self screening format/SSF). •Masyarakat diberi waktu untuk melihat format serta melakukan pemeriksaan diri dan melaporkan saat petugas datang berkunjung untuk tindak lanjut pada waktu yang telah ditentukan. •Kriteria daerah adalah : daerah beban tinggi yang memiliki kasus baru >5 per 100.000 penduduk atau >30 kasus baru per tahun selama 3 tahun berturut-turut. Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai. •Keuntungan yaitu dapat meningkatkan diseminasi informasi Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan Kusta. •Beban kerja petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta relatif lebih ringan. •Kelemahan yaitu masyarakat tidak akurat dalam memberikan informasi dan mengenali gejala dini Kusta sehingga Kemoprofilaksis Kusta tidak tepat sasaran Mumugu, Kab. Asmat dan Maluku Tenggara Barat Kab. Sampang Jatim dan Kab. Bima NTB Kab. Sumenep Jatim PendekatanKemoprofilaksis
  • 40. KEGIATAN KEMOPROFILAKSIS (Kab. Sampang, Desa Mumugu Asmat, Kab. Bima, Kota Bima, Kab. Sumenep, Kab. Maluku Tenggara Barat)
  • 41. •Pengobatan sedini mungkin dengan Multi Drugs Therapy (MDT) •Pemeriksaan fungsi saraf (Pencegahan cacat) •Tatalaksana cacat/luka Pengobatan Dini Mencegah disabilitas D.Tatalaksana Medis (reconstructive/ septic surgery), psikologis (konseling) dan Sosial-ekonomi (pemberdayaan orang yang pernah mengalami kusta) Rehabilitatif
  • 45.  Ditemukan di daerah tropis & lembab  Terutama anak-anak (< 15 tahun)  Sosial ekonomi rendah & higiene buruk  Tidak ada kekebalan tubuh yang menetap  Prognosis  tidak fatal, dapat berupa cacat penampilan dan fisik, gangguan sosialisasi, diskriminasi  Sumber penularan hanya manusia  Kuman berasal dari cairan eksudat /serum  Kontak langsung kulit dengan kulit,  Kontak melalui lalat, alat rumah tangga, keluarga  Kontak saat Ibu memberikan ASI ke anak  Masa inkubasi 9-90 hari (± 3 minggu) Epidemiologi
  • 46. Penyediaan Air Bersih, Kebersihan perorangan Kuman: Treponema pertenue Kontak langsung melalui luka Faktor Resiko Penularan
  • 47. SituasiFrambusiaTahun2019 *Data per 13 Juli 2020 Maluku Utara 20 kasus Papua Barat 336 kasus Papua 259 kasus NTT 58 kasus 673 Kasus Frambusia dari 36 Kabupaten 4 Kab 4 Kab 12 Kab 16 Kab
  • 48. 48 Advokasi dan Sosialisasi Eradikasi Frambusia Promosi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Frambusia Memperkuat Sistem Surveilans Eradikasi Frambusia STRATEGI ERADIKASI FRAMBUSIA
  • 49.
  • 50. UPAYA ERADIKASI FRAMBUSIA PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL (POPM) : • Total penduduk usia 1-69 th) di desa endemis • Evaluasi mgg 4 dan 8 • Cakupan > 90% SURVEI SEROLOGI FRAMBUSIA: • Identifikasi diantara anak usia 1-5 th dengan uji serologi • Membuktikan tidak ada transmisi pd Kab/kota endemis • Dilakukan 3 tahun berturut turut dan tidak ada kasus SURVEILANS ADEKUAT: • Terus menerus (sebelum, saat dan setelah intervensi) • zero report - laporan nol kasus/nihil setiap bulan oleh kab/kota endemis /bukan endemis • Surveilans di fasyankes, pemeriksaan anak sekolah maupun pusling PENGOBATAN pada kasus dan kontak yang diperluas (serumah, tetangga dan social) dengan azitromisin tab Promosi Kesehatan : PHBS SERTIFIKASI KAB/KOTA ERADIKASI FRAMBUSIA Cakupan POPM > 90% Surveilans adekuat tidak ditemukan kasus dan dilaporkan rutin /bln Survei Serologi 3 tahun berturut turut tidak ada penularan Verifikasi dan Pemberian Sertifikat
  • 51. Kriteria Eradikasi Frambusia 3 kriteria untuk menetapkan status eradikasi frambusia: 1. Kriteria klinis: tidak adanya laporan kasus baru, infeksius, dan konfirm secara serologis bukan merupakan kasus indigenous selama 3 tahun berturut2. Didukung dengan cakupan surveilans yang tinggi 2. Kriteria serologis: tidak adanya penularan frambusia dibuktikan dengan hasil negative uji serologis selama 3 tahun berturut2 pada anak usia 1-5 tahun tanpa gejala klinis di komunitas 3. Kriteria molecular: tidak adanya hasil PCR positive untuk T. pallidum spp. pertenue pada lesi orang yang secara serologis positive frambusia ketika periode post-zero surveillance 51 Kab/Kota Endemis Frambusia Kab/Kota Non Endemis Telah melaksanakan: 1.Upaya POPM berkualitas 2.Survei serologi 3 x Dalam 3 Tahun tidak ditemukan kasus 3.Melakukan surveilans adekuat, melaporkan Zero Report secara rutin setiap bulan Telah melaksanakan: 1.Melakukan surveilans Adekuat 2.Melaporkan Zero Report selama minimal 6 bulan berturut-turut tidak ditemukan kasus SERTIFIKAT ERADIKASI/BEBAS FRAMBUSIA
  • 52. KABUPATEN/KOTA (SURVEILANS ADEKUAT) PENGAJUAN SERTIFIKASI KE PROVINSI VERIFIKASI DATA & INFORMASI SERTA PENILAIAN SURVEILANS TIM SERTIFIKASI PROVINSI (DINKES PROV, KOMDA, TIM AHLI) + PUSAT PROVINSI MEMBENTUK KOMITE AHLI DAERAH TIM SERTIFIKASI MELAPORKAN HASIL KUNJUNGAN PROVINSI MENGELUARKAN REKOMENDASI BEBAS FRAMBUSIA & MELAPORKAN KE PUSAT DINKES KAB, PUSKESMAS & DESA TERPILIH, KOMUNITAS, RSUD, DOKTER SPESIALIS, INS. PENDIDIKAN SERTIFIKAT BEBAS FRAMBUSIA OLEH PUSAT KOMITE AHLI NASIONAL PROVINSI PENYERAHAN SERTIFIKASI KE PROVINSI DAN KAB/KOTA SERTIFIKASIBEBASFRAMBUSIA
  • 54. Manifestasi Klinis Lesi primer Lesi sekunder Lesi tersier Periode laten II 5-10 thn Periode laten I 10-16 minggu (2-5 thn) Footer TextFooter Text
  • 55. Gejala Klinis Menurut Stadium Stadium I Stadium II Stadium III Gejala klinik: a.Papul: - Tunggal - >1 (multipel) b. Papiloma c. Nodul d. Ulkus basah (borok) e. Krusto papiloma Gejala klinik: Sama seperti stadium I, tersebar,banyak Selain itu dapat terkena: a. Penebalan, pecah pecah pd telapak tangan/kaki b. Kelainan tulang: osteoporosis,jari2 bengkak,nyeri c. Kelainan kuku Gejala klinik: - Gumma(benjolan:perlunakan & merusak cacat) - Ganggosa (hidung keropos) - Juxta articular nodus (benjolan pd sendi) - Kelainan tulang,seperti pedang - Gondouw:benjolan di tulang - Penebalan.pecah2,nyeri pada telapak tangan/kaki Early (dini) Sangat menular -Late (Lanjut) -Tidak/kurang menular
  • 57. KonfirmasiKasus denganRDT RDT Negatif RDT Positif Konfirmasi Kasus dengan RDT
  • 58. Kepada Yth. 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 2. Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI Kabupaten/Kota Periode Laporan (Bulan/Tahun) 1. Kinerja Pelaporan a. b. c. 2. Data Kasus Frambusia a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+) 3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah a. b. c. d. 4. a. b. c. d. e. Mengetahui, Kabid / Kadinkes ………………….. NIP. Formulir 11 Jumlah Desa Yang Ada Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR bulan ini Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR tahun ini *) Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *) Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *) Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *) Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *) Puskesmas Keliling dan Kunjungan Rumah (PK&KR) untuk memastikan Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Jumlah Puskesmas Yang Ada Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK&KR semua desa tahun ini *) *) Januari sampai bulan laporan Kepada Yth. Provinsi Periode Laporan (Bulan/Tahun) 1. Kinerja Pelaporan a. b. c. 2. Data Kasus Frambusia a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+) 3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah a. b. c. d. 4. a. b. c. f. g. Mengetahui, Kabid / Kadinkes ………………….. NIP. Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *) Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK dan KR semua desa tahun ini *) *) Januari sampai bulan laporan Formulir 16 Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI Jumlah Desa Yang Ada Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR bulan ini Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR tahun ini *) Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *) Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *) Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *) Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) untuk Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Dinas Kesehatan Provinsi Jumlah Puskesmas Yang Ada Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini Form Pelaporan Frambusia
  • 59. Nama/Kode Puskesmas Nama Kabupaten/Kota Bulan dan Tahun Laporan A. Laporan Kasus Frambusia (termasuk kasus pd B. Dan C.) 1. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan 2. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT 3. Jumlah kasus Frambusia RDT (+) B. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah Kode Sekolah Nama Sekolah Jumlah Murid Jumlah Diperiksa Jumla h Kasus Jumlah Suspek Jumlah Kasus RDT (-) 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total % 1 2 3 4 5 6 C. Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) di Desa No Kode Desa Nama Desa Jumlah Penduduk Desa Jumlah Anak<15 tahun yang berobat Jumla hKasu s Jumlah Suspek Jumlah Kasus RDT (-) 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total % 1 2 3 4 5 6 Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas Jumlah Sekolah diperiksa tahun ini Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR tahun ini Formulir 7 LaporanBulananSurveilansFrambusia Kab/kota Non Endemis : Hasil Penemuan di 1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS) 2. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain termasuk kegiatan terintegrasi) Kab/kota Endemis : Hasil Penemuan di 1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS) 2. pemeriksaan anak sekolah (SD/MI) semua SD/MI dalam 1 tahun 3. pemeriksaan puskesmas keliling  semua pusling dalam 1 tahun 4. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain termasuk kegiatan terintegrasi)
  • 60. Pengobatan Penyakit satu dosis tunggal Oral Azitromisin (30 mg/kg) Jenis dan Dosis Obat Frambusia No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Cara Pemberian Lama Pemberian 1. Azitromisin tablet 2-5th 500 mg 1x sehari Oral Dosis tunggal 6–9 th 1000 mg 1x sehari Oral Dosis tunggal 10-15 th 1500 mg 1x sehari Oral Dosis tunggal 16-69 th 2000 mg 1x sehari Oral Dosis tunggal Sebelum diobati Setelah diobati
  • 62. PENDANAAN PROGRAM P2 KUSTADAN FRAMBUSIA TAHUN 2013 - 2019
  • 63. Penguatan Jejaring kerja dengan RS, Organisasi Profesi dll RENCANAPENGUATAN PROGRAM Komitmen, Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi, Komprehensif Kesinambungan Akselerasi penemuan dini dan penanganan terintegrasi pendekatan PIS-PK dan kegiatan program kesehatan lainnya Advokasi upaya Intensifikasi penemuaan kasus kusta dan frambusia  melalui deteksi dini di pelayanan kesehatan, survei desa, pemeriksaan anak sekolah, pemeriksaan kontak bermitra dengan Lintas Sektor lain baik pemerintah maupun swasta
  • 64. xcast0ne SayaBangga Mengantarkan Indonesia  TEMUKAN KORENG FRAMBUSIA SEDINI MUNGKIN, OBATI DENGAN AZITROMICIN  LACAK KONTAK ERAT FRAMBUSIA  LAKUKAN PHBS FRAMBUSIA • TEMUKAN BERCAK KUSTA SEDINI MUNGKIN, GUNA MENCEGAH TIMBULNYA CACAT • OBATI KUSTA DENGAN MDT SAMPAI SEMBUH • LACAK KONTAK ERAT KUSTA • HILANGKAN STIGMA DENGAN SOSIALISASI KUSTA KUSTA

Editor's Notes

  1. Tahun 2019, jumlah provinsi dengan eliminasi kusta mencapai 26 provinsi dengan penambahan Provinsi Sulawesi Tenggara yang mencapai eliminasi kusta.
  2. Kasus RDT positif, sebaiknya tetap diperiksa RPR untuk mengetahui apakah infeksi aktif atau infeksi di masa lalu.
  3. Obat yang digunakan dalam program adalah AZITROMISIN, Benzatin penisilin ataupun obat lain hanya dipakai ketika: Ada indikasi medis yang tidak memungkinkan penderita/kontak untuk memakai azitromisin.