Frambusia disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum subsp pertenue yang menginfeksi kulit, tulang, dan jaringan lunak. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit penderita. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan hasil tes serologi. Program eradikasi frambusia nasional bertujuan menghilangkan penyakit ini di Indonesia pada 2025 melalui advokasi, surveilans, dan pengendalian faktor risiko.
3. Organ yang diserang oleh penyakit frambusia
Kulit
Tulang
Tulang rawan
kuku
4. Berapa hari masa inkubasi penyakit frambusia
masa inkubasi antara 10 – 90 hari (rata-rata 21 hari)
5. Bagaimana cara penularan frambusia dan
sumber penularannya
Bakteri frambusia masuk ke kulit yang tidak utuh (luka lecet,
goresan, atau luka infeksi lain).
Sumber penularan dari cairan getah lesi frambusia stad 1
(papul, papillomata, ulkus) yang banyak mengandung bakteri
frambusia.
Melalui perantara lalat
6. Sebutkan faktor-faktor yang berpengaruh
• Lingkungan kumuh, hangat dan lembab
• Jarang mandi / mandi tanpa sabun
• Saling bertukar pakaian/jarang berganti pakaian
• Adanya luka terbuka/penyakit kulit sebagai tempat masuk
bakteri
7. Jelaskan kasus Suspek, kasus probable dan
kanfirmasi frambusia ? Apa yang harus dilakukan
jika menjumpai kasus suspek
1. Kasus suspek frambusia yaitu seseorang yang menunjukkan
satu atau lebih gejala/tanda klinis selama > 2 minggu
(papul/papiloma, ulkus terdapat krusta dan tidak sakit,
makula papula, hiperkeratosis di tangan/kaki)
2. Kasus probable, adalah kasus suspek yang memiliki kontak
erat dengan kasus Frambusia.
3. Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable
Frambusia dengan hasil positif pada uji serologi (Rapid
Diagnostic Test/RDT
8. Sebutkan perjalanan penyakit frambusia
• Stadium primer, jika tidak diobati bisa sembuh sendiri
dengan memninggalkan scar atropik (cigarette paper)
• Laten awal
• Stadium sekunder,
• Laten lanjut
• Stadium tersier, 5-10% kasus yang tdk diobati bisa cacat
9. Tanda dan gejala lesi primer frambusia
Papul, nodus, papilloma, krustopapiloma, ulkus tidak nyeri
dengan tepi keras. Lesi primer dapat sembuh sendiri dengan
sisa cigarette paper scar
10. Jelaskan tanda dan gejala stadium 2 frambusia
Penyebaran bakteri secara hematogen dan limfogen.
Lesi seperti stad 1 tapi lebih banyak dan menyebar, lesi
hiperkeratotik telapak kaki dan tangan (crab yaw),
osteoperiostitis (tulang wajah, rahang, tungkai bawah) serta
kelainan kuku.
11. Jelaskan tanda dan gejala stadium 3 frambusia
Destruksi tulang, sendi dan jaringan : gumma, gangosa,
gondou, juxta articular node, lesi telapak tangan dan kaki
(hiperkeratotik, fisura, nyeri)
12. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit
frambusia
• Pemeriksaan klinis : lesi khas frambusia, usia <15 th,
predileksi di tungkai, kaki, lengan dan wajah
• Pemeriksaan penunjang :
treponemal (TPHA/RDT) dan
non treponemal (VDRL/RPR)
mikroskop lapangan gelap
13. Jelaskan algoritma diagnosa frambusia
kasus suspek/probable bila RDT positif dianggap frambusia.
Bila memungkinkan diperiksa VDRL untuk mengetahui
keaktifan penyakit
14. Apakah RDT (+) dapat membedakan penyakit
frambusia dengan penyakit sifilis
Tidak bisa membedakan sifilis frambusia.
Perlu digali kembali riwayat lokasi ulkus, riwayat perilaku
berisiko dan riwayat kontak frambusia
15. Jika hasil Pemeriksaan RDT (+) tdk menunjukan
gejala klinis, apa yang harus dilakukan selanjutnya
• Bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan VDRL/RPR, jika
positif dianggap kasus aktif dan diobati
• Verifikasi rumor
• Lapor secara berjenjang
16. Apakah semua kasus RDT (+) harus dilakukan
pemeriksaan RPR
Tidak semua, hanya kasus yang meragukan tanpa adanya
riwayat/gejala klinis frambusia
20. Jelaskan POPM total penduduk dan POPM
kasus kontak
POPM total penduduk dilakukan jika
• Min 1 kasus di desa yg sebelumnya belum pernah ditemukan
kasus frambusia
• Min 1 kasus di desa dengan cakupan POPM <90%
• Min 10 kasus di desa dengan cakupan POPM ≥90%
POPM kasus kontak dilakukan bila
- Ditemukan 1-9 kasus di desa dengan cakupan POPM ≥90%
21. Bagaimana pengobatan Kejadian Ikutan
Pemberian Obat/KIPO pasca POPM
Ringan : (rujukan : Petugas PKM/dokter)
• diare : pemberian oralit,
• Mual, muntah : pemberian obat anti mual (B6)
• Kram perut : anti spasmodik.
Sedang dan berat : rujuk RS.
23. Sebutkan lesi khas Frambusia
Lesi krustopapilomatosa, koreng yang tidak nyeri, crab yaw,
gondou, gumma, sabre tibia
24. Apa perbedaan frambusia(krustopapiloma)
dan pioderma (ektima)
Lesi krustopapiloma
frambusia getahnya berbau
khas dan sangat disukai
lalat, tidak nyeri.
Lesi ektima krusta lebih
sedikit getahnya dan ada
nyeri
25. Apa perbedaan ulkus frambusia dan ulkus
tropikum
Ulkus frambusia tidak nyeri,
tepi meninggi adak keras.
Menyembuh spontan
meninggalkan lesi skar atrofik
Ulkus tropikum nyeri, tepi tidak
meninggi
26. Apa maksud Eradikasi frambusia
upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan
untuk menghilangkan Frambusia secara permanen sehingga
tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat secara nasional.
27. Apa target dan strategi nasional program
penanggulangan frambusia
Target : Indonesia eradikasi frambusia tahun 2025 di tingkat global,
Strategi :
1. Advokasi dan sosialisasi Eradikasi Frambusia.
2. Meningkatkan promosi penggunaan air dan sabun serta kesehatan
lingkungan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
3. Memperkuat sistem Surveilans Frambusia di semua wilayah Indonesia.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam Penanggulangan
Frambusia.
5. Menyelaraskan komitmen nasional dan internasional dalam Eradikasi
Frambusia.
6. Meningkatkan upaya Penanggulangan Frambusia yang bermutu
7. Meningkatkan pembiayaan Penanggulangan Frambusia.
28. Apa tujuan program eradikasi frambusia
1. Tujuan Umum : Indonesia bebas Frambusia pada tahun
2019.
2. Tujuan Khusus :
• Terhentinya penularan Frambusia di seluruh wilayah Indonesia.
• Sertifikasi bebas Frambusia bagi seluruh kabupaten/ kota di
Indonesia.
29. Kab/kota yang dinyatakan sebagai daerah bebas
frambusia harus menyelenggarakan kegiatan
penanggulangan frambusia, yaitu
1. promosi kesehatan;
2. pengendalian faktor risiko; dan
3. Surveilans Frambusia.
30. Apa maksud surveilans frambusia
Kegiatan pengamatan dan analisis yang sistematis secara
terus-menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
Frambusia serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan penularan Frambusia untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
31. Apa tujuan dari surveilans frambusia
1. Deteksi dini kasus dan kejadian (cluster) frambusia
2. Dapat terlaksanakannya penyelidikan dan penanggulangan
kejadian frambusia
3. Pemetaan endemisitas kabupaten/kota dan desa
4. Sertifikasi kabupaten/kota bebas frambusia
32. Sebutkan 3 kegiatan pokok surveilans bagi
kab/kota bebas frambusia
1. Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus
Frambusia (surveilans kasus Frambusia puskesmas dan
rumah sakit)
2. Upaya penemuan dini semua kasus Frambusia (kasus
suspek yang terkonfirmasi)
3. Penetapan kabupaten/kota bebas Frambusia
33. Kenapa daerah yang tidak ada kasus frambusia
tetap melaporkan tiap bulan
mendeteksi dini adanya kasus frambusia dan adanya kejadian
frambusia
34. Sebutkan 3 indikator kinerja surveilans frambusia
bagi kabupaten/kota bebas frambusia
1. Kelengkapan Laporan Bulanan Register Frambusia di
Puskesmas dan RS (90 % Puskesmas per Kabupaten/Kota)
2. Tingginya Kasus Koreng ditemukan
3. Tingginya Kasus Frambusia RDT negatif (suspek dengan
RDT -), terutama dalam rangka penegakan diagnosis
Frambusia di Puskesmas
35. Pada daerah non endemis upaya penemuan kasus
frambusia dilakukan secara aktif maupun pasif,
sebutkan upaya penemuan kasus frambusia
tersebut ?
1. Penemuan kasus Frambusia secara aktif dilaksanakan
melalui pemeriksaan suspek Frambusia pada anak usia
kurang dari atau sama dengan 15 (lima belas) tahun.
2. Penemuan kasus Frambusia secara pasif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui laporan kasus
Frambusia dari fasilitas pelayanan kesehatan serta laporan
masyarakat.
36. Upaya penemuan kasus melalui berbagai kegiatan,
yaitu Surveilans berbasis indikator dan berbasis
kejadian, jelaskan surveilans berbasis indikator
Daerah endemis :
1. Kasus Frambusia yang berobat ke
Puskesmas
2. Kasus Frambusia berdasarkan
laporan Puskesmas Pembantu
3. Kasus Frambusia yang ditemukan
pada kegiatan Puskesmas Keliling
Daerah non endemis
1. Kasus Frambusia yang berobat
ke Puskesmas
2. Kasus Frambusia berdasarkan
laporan Puskesmas Pembantu.
37. Jelaskan surveilans berbasis kejadian
Masyarakat melaporkan adanya kasus-kasus Frambusia yang
berada di sekitar tempat tinggalnya
38. Semua kasus suspek frambusia yang ditemukan dan
pemeriksaannya segera dicatat dalam form apa
dilakukan uji serologi menggunakan RDT, ditetapkan diagnosis
di catat di formular 6 register
39. Sebutkan alamat link online lapor bulanan
frambusia
https://s.id/laporframbusia
atau
https://sites.google.com/view/laporframbusia/menu
40. Sebutkan formulir 6 dan formulir 7 sebagai
laporan bulanan frambusia
form 6 yaitu formulir register frambusia yaitu kasus
yang ditemukan dari kegiatan berbasis indikator dan kejadian.
form 7 yaitu formulir laporan bulanan eradinasi frambusia :
laporan yg berisi kasus suspek, kasus pemeriksaan RDT, RDT
(+)
41. Apa maksud dari sertifikat kabupaten/kota
bebas frambusia
Sertifikat Kabupaten/Kota Bebas Frambusia diberikan kepada
kabupaten/kota yang telah terbukti tidak ditemukannya kasus
Frambusia baru berdasarkan surveilans berkinerja baik.
42. Sebutkan kriteria kabupaten/kota bebas frambusia
mendapat sertifikat babas frambusia
1. Surveilans berkinerja baik
2. Tidak ditemukan kasus konfirmasi baru selama minimal 6
bulan berturut-turut
43. Perubahan status kabupaten/kota bebas frambusia
dapat menjadi kabupaten/kota endemis frambusia
apabila
Terdapat kasus yang telah dikonfirmasi dengan tes serologi
dan kab/kota tersebut tidak dapat menghentikan penularan
selama 6 bulan, maka kab/kota tersebut ditetapkan sebagai
kabupaten/kota endemis Frambusia.