SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
MAKALAH
“Karakteristik dan Ruang Lingkup Kurikulum PAI SMP Tahun 1999”
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin M.Ag
Disusun oleh
Lia Dwi Tresnani 2021214412
Kelas L
TARBIYAH PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan secara ilmiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia yang secara
alamiah adalah pertumbuhan menuju kedewasaan dan kematangan. Kedewasaan yang
dibutuhkan tidak hanya kedewasaan jasmani, tetapi juga moral dan rohani. Pendidikan
merupakan salah satu aspek kehidupan manusia. Pendidikan ibarat sebuah bangunan
memerlukan fondasi untuk menopang seluruh yang ada di atasnya. Fondasi pendidikan
adalah kurikulum. Di Indonesia sejak masa kemerdekaan sudah banyak sekali berganti-ganti
kurikulum, sampai salah satunya yakni kurikulum 1999 yang merupakan penyempurna dari
kurikulum 1994 yang dianggap gagal. Kurikulum 1994 yang memuat banyak mata pelajaran
dianggap tidak relevan untuk semua jenjang pendidikan termasuk SMP karena menambah
beban siswa dalam belajar tetapi tidak ada hasil yang nyata. Mata pelajaran PAI menjadi
salah satu mata pelajaran yang penting dan diperhitungkan karena merupakan mata pelajaran
yang membentuk siswa untuk beriman dan bermoral. Seperti namanya, suplemen diberikan
kepada tubuh yang sakit maka tubuh tersebut akan kembali sehat. Maka begitupun pada
penyempurnaan kurikulum 1994 menjadi kurikulum suplemen 1999. Diharapkan bisa
memperbaiki fondasi pendidikan di Indonesia pada masa itu.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian kurikulum ?
2. Bagaimana ciri-ciri kurikulum PAI ?
3. Apa sasaran pendidikan sekolah menengah pertama ?
4. Bagaimana posisi kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia ?
5. Bagaimana keadaan PAI di sekolah antara masa orde baru hingga reformasi ?
6. Apa yang melatarbelakangi lahirnya kurikulum suplemen 1999 ?
7. Bagaimana karakteristik kurikulum PAI SMP tahun 1999 ?
8. Apa saja ruang lingkup kurikulum PAI SMP tahun 1999
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculate”,
artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, dari satu tempat ke tempat lainnya
dan akhirnya mencapai finish.1 Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia
pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dari awal
sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.2 Dalam bukunya Burhan
Nurgiyantoro mengungkapkan yaitu bahwa kurikulum berurusan dengan perencanaan
aktivitas siswa. Perencanaan itu biasanya dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar
yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah tujuan.3 Sedangkan Zainal Abidin
mengemukakan dalam penelitiannya yang berjudul “Studi analitik terhadap penerapan
GBPP kurikulum 1994” yang dilaksanakan pada tahun 1997/1998 adalah kurikulum
dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah ilmu
pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.4
Kurikulum suatu negara menggambarkan falsafah hidup bangsa di negara tersebut. Ke
arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa itu di masa depan akan ditentukan oleh
kurikulum yang sedang berlaku. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari
dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang
tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program
pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang
sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang senantiasa cenderung berubah.
B. Ciri-Ciri Kurikulum PAI
Menurut Al-Syaibani yang dikutip oleh Tafsir, bahwa kurikulum pendidikan Islam
seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak.
2. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek
pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani manusia.
3. Kurikulum pendidikan Islam mmperhatikan juga seni hakus, yaitu ukir, pahat, tulis
indah, gambar, dan sejenisnya.
1 Oemar Hamalik, Kurikulumdan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 16.
2 Asep Herry Hernawan, Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran,cet ke-19(Tangerang: Universitas
Terbuka, 2013), hlm. 1.3.
3 Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan KurikulumSekolah,(Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm.
2.
4 Zainal Abidin, Laporan Penelitian : Studi Analitik Terhadap Penerapan GBPP Kurikulum 1994 Mata
Pelajaran Hadits Kelas I Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di MAN Yogyakarta I), Yogyakarta : Puslit IAIN Sunan
Kalijaga, 1997), hlm. 41.
4. Kurikulum pendidikan Islam harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan
kebudayaan yang sering terdapat di tengah manusia karena perbedaan tempat dan juga
perbedaan zaman.5
Armani Arief menjelaskan tentang ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam sebagai
berikut.
1. Agama dan akhlak sebagai tujuan utama yang didasarkan kepada al-Qur’an dan As-
Sunah.
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa
dari segi intelektual, psikologi, social, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikuum dan pengalaman serta kegiatan
pengajaran.
Berdasarkan ciri kurikulum pendidikan di atas, maka tidak dapat dipungkiri
bahwa kurikulum ini sangat menonjolkan akhlak pribadi muslim yang tinggi. Serta
dengan kurikulum ini dapat membangun masyarakat muslim di lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat. Sehingga dapat di wujudkan perilaku Islami, diantaranya berbudi
pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain
maupun dalam hubungan social mereka.6
C. Sasaran Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Sekolah menengah jenjang SMP/MTs merupakan satuan-satuan pendidikan yang
berfungsi mempersiapkan lulusannya dalam mencapai beberapa sasaran.
Sasaran pertama adalah lanjutan studi. Sebagai program pendidikan umum, SMP
mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan menengah atas.
Untuk itu para siswa SMP/MTs harus di bekali dengan pengetahuan dan kecakapan-
kecakapan akademis yang mendasari pengetahuan dan kecakapan akademis.
Sasaran kedua, pengembangan kepribadian siswa. SMP/MTs mempunyai fungsi dan
tanggung jawab dalam pengembangan kepribadian siswa yang mengarah pada
terbentuknyapribadi yang sehat, bermoral, dan mandiri, serta mampu memenui dan
mengurus kebutuhan dirinya, dan mengembangkan potensi juga kekuatannya.
Sasaran ketiga, pengembangan siswa sebagai warga masyarakat/negara.7 Para siswa
lulusan SMP selain memiliki pribadi yang sehat, mandri, dan mampu melanjutkan tudi ke
jenjang yang lebih tinggi, mereka diharapkan menjadi warga masyarakat/Negara yang
bertanggung jawab,mampu bekerja sama dan hidup damai sesama warga yang lain.
D. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Indonesia
Disebabkan di Indonesia terjadi dualisme penyelenggaraan pendidikan yaitu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan nasional dan
5 Nik Haryati, Pengembangan KurikulumPendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 5.
6 Ibid., hlm. 6.
7 Nana Syaodih Sukmadinata dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah(Konsep,Prinsip,
dan Instrumen), cet ke-2(Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 18.
Kementerian Agama yang menyelenggarakan pendidikan madrasah dan pesantren , baik
secara pembiayaan maupun kualitas sepertinya masih terjadi perbedaan yang cukup
signifikan.8 Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa peran pendidikan Islam untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia adalah sangat penting, karena ia merupakan aset
bangsa yang semestinya harus dipelihara.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antara umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.9
Setelah Indonesia merdeka, secara perlahan dan pasti, posisi PAI di sekolah umum mulai
menguat, dari sebelumnya sebagai mata pelajaran pelengkap, tidak wajib, dan tidak
menentukan kenaikan kelas, menjadi mata pelajaran inti di setiap jenjang pendidikan.
Meskipun posisi PAI di sekolah umum cukup kuat, tidak berarti lepas dari masalah,
terutama dalam tataran aplikasi.
E. PAI di Sekolah antara Masa Orde Baru dengan Reformasi
Tujuan Pendidikan Nasional diarahkan untuk “Membentuk manusia Pancasila sejati
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan dan isi Undang-
Undang Dasar 1945.”10 Perhatian bangsa Indonesia akan pentingnya pendidikan agama juga
semakin meningkat. Dengan demikian rumusan Tap MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 (
Bab I Pasal 1) tentang pendidikan agama di sekolah berbunyi : “Pendidikan agama menjadi
mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas -
universitas negeri.” Perubahan sangat signifikan terhadap posisi pendidikan agama di
sekolah terjadi sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Melalui undang-undang ini pendidikan agama merupakan salah satu mata
pelajaran wajib di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Dan keberadaan pendidikan
agama merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan nasional.11
Kondisi pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah umum menurut Departemen
Agama (1999 : 33), memiliki ciri-ciri seperti : "(1) kemampuan siswa heterogen, (2)
waktu/jam pelajaran agama Islam terbatas, (3) minat siswa lebih besar pada mata pelajaran
lain, dan (4) sarana dan prasarana pendidikan agama Islam masih terbatas.12
Masa Reformasi ditandai dengan “kejatuhan” Soeharto pada bulan Mei 1998 setelah 32
tahun berkuasa (1966-1998). Di masa reformasi ini keberadaan pendidikan agama di sekolah
semakin tak tergoyahkan. Tap MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN mengamanatkan
8 H.M Hasbullah, Kebijakan Pendidikan dalamPerspektifTeori, Aplikasi,dan Kondisi ObjektifPendidikan
di Indonesia,cet ke-1(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 17.
9 Fuad Hasan, KurikulumPendidikan Dasar,Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Sekolah
lanjutan Tingkat Pertama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,(Jakarta: Sinar Grafika,1993),hlm. 20.
10 Sofyan Aman, Perkembangan Organisasi Perguruan Sekolah-Sekolah di Indonesia (Jakarta : Kurnia
Esa, 1980), hlm. 309-311.
11 Kosim, Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum(PerspektifSosio-Politik-Historis),(Pamekasan:
Jurnal STAIN Pamekasan, 2006), hlm. 132.
12 Ibid., hlm. 134.
agar “Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan
agama sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai”13 Dengan landasan agama ini,
kurikulum diharapkan dapat menolong siswa untuk teguh terhadap ajaran agama,
berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan di
akhirat.14
F. Latar Belakang Lahirnya Kurikulum Suplemen 1999
Semua orang menyadari bahwasanya kurikulum memang menempati posisi sangat
strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan kedudukan yang sangat penting itu,
kurikulum menentukan komponen-komponen pendidikan yang lain mulai dari sarana dan
prasarana, guru, buku, manajemen, alat-alat pendidikan, proses belajar sampai pada sistem
evaluasinya.
Persoalan kurikulum 1994 yang mestinya diarahkan untuk menghasilkan SDM
berkualitas itu terlalu banyak mengandung kelemahan. Berdasarkan hasil kajian dan
evaluasi, Indra Djati menemukan sederetan kelemahan. Pertama, materinya terlalu padat
sehingga jam pelajarannya seabrek. Akibatnya anak-anak menjadi jenuh dan kurang
memiliki waktu yang cukup untuk berolahraga, berorganisasi, bahkan bergaul dengan
keluarganya.
Kedua, proses pembelajarannya lebih berorientasi pada materi atau guru, dan
berlangsung satu arah, siswa bersikap pasif dalam kegiatan pembelajaran karena hanya
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Ketiga, kurikulum 1994 sarat dengan
penyeragaman, sehingga kurang bisaq menyerapaspirasi lokal dan kurang berbasis pada
masyarakat. Keempat, kurikulum 1994 lebih menekankan pada aspek kognitif, sampai pada
ujian mata pelajaran olahragapun menggunakan multiple choice.
Kelima, kurikulum 1994 bersifat kaku karena semua sudah diatur dalam garis-garis
besar program pengajaran(GBPP). Nyaris tidak ada ruang bagi guru untuk melakukan
improvisasi dalam kegiatan pembelajaran. Keenam, kurikulum 1994 mempunyai harapan
terlalu tinggi tetapi tidak mempunyai arah pencapaian yang jelas. Padahal, kurikulum
mestinya diarahkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, bermoral, dan punya
integritas, dalam rangka mengejar ketertinggalan kita dari bangsa-bangsa lain.
Menurut Indra Djati, Kurikulum 1994 menjadi seperti itu karena para pakar dari
berbagai bidang saat itu berebutan agar ilmu yang mereka geluti diajarkan di sekolah.
Akibatnya, kurikulum 1994 tak ubahnya seperti keranjang sampah, segala macam bisa
masuk. Materinya padat, jam pelajarannya banyak sampai dengan 42 jam untuk tingkat SMP
dan SMA, tetapi tak jelas apa maunya. Murid dan guru seperti robot. Mereka kelelahan
13 Undang-Undang Nomor 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 -2004
(Jakarta : Sinar Grafika, 2003), hlm. 164.
14 Maya Yuningsih, Konsep KurikulumPendidikan IslamMenurut Hasan Langgulung,(Tangerang:
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 18.
karena harus dipaksa menelan sampai habis materi kurikulum yang banyak itu. Belum lagi
masih ditambah pekerjaan rumah dan les.15
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini
mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu
upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Dalam Suplemen
bahan ajar sejarah kurikulum Indonesia menyebutkan bahwasanya penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu : (a)
Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan
masyarakat. (b) Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang
tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan
lingkungan serta sarana pendukungnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk
memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek
terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku
pelajaran. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan
dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang
tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan
jangka panjang.
G. Karakteristik Kurikulum PAI SMP tahun 1999
Suplemen 1999 merupakan penyempurnaan dari kurukulum 1994. Penyempurnaan
kurikulum itu penting untuk mewadahi perkembangan dan kemajuan masyarakat dalam
hubungannya dengan sains dan teKnologi.16 Pengembangan dalam rangka
penyempurnaan kurikulum termasuk kurikulum pendidikan terbitan Departemen Agama
1994 untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan proses kegiatan yang
seyogyanya terus menerus dilakukan sekitar setiap lima tahun atau setiap munculnya
kebutuhan baru yang menuntut adanya penyempurnaan pendidikan. Menurut Suparlan
yang dikutip oleh Muhibin Syah dalam penelitiannya yang berjudul “Kesenjangan antara
buku pelajaran Agama dengan kemajuan masa kini” yang dilaksanakan pada tahun 2000,
mengungkapkan sekurang-kurangnya ada dua macam arti penting yang terkandung dalam
upaya penyempurnaan kurikulum sebagaimana yang terurai berikut ini.
Pertama, Penyempurnaan kurikulum itu penting untuk mewadahi perkembangan dan
kemajuan masyarakat dalam hubungannya dengan sains dan teknologi. Perkembangan sains
15 Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan,cet ke-1(Jakarta: Penerbit Teraju,
2005), hlm. 230-231.
16 Akademisi UIN Walisongo, Relevansi antara buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (Kelas 2) dengan kurikulumPendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
suplemen GBPP 1999,(Semarang: Skripsi UIN Walisongo, 2010),hlm.8.
dan teknologi ini tentu saja harus seiring dengan upaya pengembangan/penyenpurnaan
kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan kurikulumlah yang harus mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan sebaliknya. Alasannya, hampir
mustahil sebuah kurikulum mampu mendikte perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Kedua, penyempurnaan kurikulum itu dapat berarti merampingkan kurikulum
dimaksudkan untuk mengurangi beban belajar peserta didik yang sebelumnya terlampau
berat.17
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya karakteristik kurikulum
pendidikan agama Islam SMP tahun 1999 adalah menyesuaikan materi pelajaran. Dalam
artian mengurangi materi-materi pelajaran yang sekiranya tidak sesuai tetapi materi tersebut
tidak dihapuskan melainkan hanya dipelajari bukan wajib dipelajari. Di sini dapat diartikan
sebagai pengurangan beban siswa dalam belajar seperti sudah dijabarkan di atas mengenai
kekurangan-kekurangan dari kurikulum 1994.
H. Ruang Lingkup Kurikulum PAI SMP tahun 1999
Sebagaimana dikutip dari penelitian akademisi UIN Walisongo terkait relevansi antara
buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama didapatkan
bahwasanya ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara :
1. Hubungan manusia dengan Allah.
2. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.18
Adapun ruang lingkup materi kurikulum 1994 Suplemen 1999 kelas 2 SMP adalah
sebagai berikut.
1. Aspek Keimanan
a. Iman kepada Rasul Allah (2 jam)
- Pengertian iman kepada Nabi dan rasul
- Tugas Nabi dan rasul
b. Iman kepada Nabi Muhammad SAW (2jam)
- Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul akhir zaman
- Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa agama Islam
c. Iman kepada hari kiamat (4 jam)
- Pengertian iman kepada hari Kiamat
- Peristiwa sesudah hari Kiamat
- Fungsi iman kepada Kiamat
17 Ibid.,hlm.28
18 Ibid., hlm.22.
- Balasan baik dan buruk
2. Aspek Ibadah
a. Zikir dan doa (4 jam)
- Tata cara berzikir dan berdoa
- Berdoa untuk diri sendiri
- Berdoa untuk orang lain
b. Shalat Sunat (4 jam)
- Shalat Rawatib
- Shalat Tarawih
- Shalat Witir
- Shalat Tahajud
c. Shalat Jamak dan Qasar (4 jam)
- Shalat Jamak
- Shalat Qasar
- Shalat Jamak dan Qasar
d. Puasa (6 jam)
- Puasa wajib
- Puasa Sunat
- Waktu-waktu yang diharamkan puasa
- Orang yang dibolehkan berbuka puasa
- Hikmat puasa
e. Penyembelihan Hewan (2 jam)
- Ketentuan penyembelihan hewan
- Penyembelihan hewan secara tradisional dan mekanik
f. Udhiyah (4 jam)
- Kurban
- Aqiqah
g. Infak (4 jam)
- Wakaf
- Hadiah
- Hibah
3. Aspek Al-Qur’an
a. Al-Qur’an Surat Ali Imran : 103 dan 105 dan Surat Al-Hujarat 10 dan 13 (8 jam)
- Surat Ali Imran : 103 dan 105 tentang persatuan.
- Surat Al-Hujarat : 10 dan 13 tentang persaudaraan.
b. Al-Quran Surat Al-Mujadalah :11 dan Surat Yunus : 5 dan 6 (6 jam)
- Surat Mujadalah : 11 tentang ilmu pengetahuan.
- Surat Yunus : 5 dan 6 tentang ilmu fisika.
4. Aspek Akhlak
a. Penyakit hati (6 jam)
- Iri hati
- Dengki
- Hasud
- Fitnah
- Buruk sangka
- Khianat
b. Tuntutan Islam tentang hak dan kewajiban warga negara (4 jam)
- Tuntutan Islam dalam membangun negara
- Tuntutan Islam dalam membela negara
5. Aspek Muamalah dan Syariah
a. Sewa menyewa (2 jam)
- Ajaran Islam tentang sewa menyewa
- Bentuk sewa menyewa dalam kehidupan modern
6. Aspek Tarikh
a. Khulafaurrasyidin (4 jam)
- Abu Bakar As-Siddik
- Umar bin Khattab
- Usman bin Affan
- Ali bin Thalib
b. Penyebaran Islam setelah Khulafaurrasyidin (2 jam)
- Masa Umayah
- Masa Abbasiyyah
- Islam di Andalusia
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Kurikulum suplemen 1999 muncul dikarenakan adanya kegagalan pada kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 dianggap gagal karena menghadirkan beban pelajaran yang berat untuk para
siswa dan jam mata pelajaran yang padat. Seiring dengan jatuhnya rezim orde baru, diikuti
kehadiran suplemen 1999. Dari namanya suplemen, berarti dalam pembuatannya diharapkan
akan dapat memperbaiki atau menyembuhkan keadaan pendidikan nasional pada kala itu. Tetapi
tidak banyak juga yang diubah dalam suplemen 1999 ini, alias hanya menambal pada sejumlah
materi pelajaran. Alhasil tidak menimbulkan pengaruh perubahan yang besar terhadap keadaan
pendidikan pada kala itu. Pendidikan agama Islam yang menempati posisi penting dalam
pendidikan nasional pastinya ikut terpengaruhi dengan perubahan kerikulum ini. Pendidikan
agama Islam yang diharapkan bisa memupuk keimanan dan moral pelajar terkhusus pelajar SMP
dalam makalah ini. Karena perubahannya hanya menambal sejumlah materi saja, maka seperti
itu juga yang terjadi pada kurikulum PAI pada masa ini hanya terfokus pada mata pelajaran alias
tingkat kognitif siswa. Belum ada perubahan yang jauh ke tingkat afektif apalagi psikomotorik.
Padahal pada pelajaran PAI diharapkan mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih bermoral.
Tetapi bila penekanannya hanya sebatas kognitif saja, kita tidak bisa berharap banyak pada
keadaan moral peserta didik pada kala itu. Julukan penyempurna kurikulum 1994, belum bisa
dikatakan sempurna. Ataupun julukan suplemen pada kurikulum 1999 belum dapat menjadi
suplemen yang menyembuhkan. Bila kita cermati, kurikulum ini muncul ketika rezim orde baru
jatuh. Sehingga ada kemungkinan kalau kurikulum ini hanya ulah kaki tangan birokrasi. Tapi
semoga saja tidak, ini hanya pandangan sekilas penulis saja.
Daftar Pustaka
Abidin, Zainal.1997. Laporan Penelitian : Studi Analitik Terhadap Penerapan GBPP Kurikulum
1994 Mata Pelajaran Hadits Kelas I Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di MAN Yogyakarta I),
Yogyakarta : Puslit IAIN Sunan Kalijaga.
Akademisi UIN Walisongo.2010. Relevansi antara buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (Kelas 2) dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama suplemen GBPP 1999.Semarang: Skripsi UIN Walisongo.
Aman, Sofyan.1980.Perkembangan Organisasi Perguruan Sekolah-Sekolah di Indonesia.Jakarta
: Kurnia Esa.
Anam, Saiful.2005. Indra Djati Sidi dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan.Jakarta: Penerbit
Teraju.
Hamalik, Oemar.1999. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Haryati, Nik.2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Bandung: Alfabeta.
Hasan, Fuad.1993. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Besar Program Pembelajaran
(GBPP) Sekolah lanjutan Tingkat Pertama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Sinar Grafika.
Hasbullah, H.M.2015. Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif Teori, Aplikasi,dan Kondisi
Objektif Pendidikan di Indonesia.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hernawan, Asep Herry. 2013 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Tangerang:
Universitas Terbuka.
Kosim.2006.Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum(Perspektif Sosio-Politik-
Historis).Pamekasan: Jurnal STAIN Pamekasan.
Nurgiantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.Yogyakarta: BPFE.
Undang-Undang Pembangunan Nasional.2003.Undang-Undang Nomor 25/2000 tentang
Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004.Jakarta : Sinar Grafika.
Sukmadinata, Nana Syaodih dkk. 2008. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah
Menengah(Konsep, Prinsip, dan Instrumen).Bandung: Refika Aditama.
Yuningsih, Maya.2010.Konsep Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Hasan
Langgulung.Tangerang: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.

More Related Content

What's hot

Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiasandykarimun
 
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum PendidikanKurikulum Pendidikan
Kurikulum PendidikanErna Sevtyana
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesiakarindilla
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARAgus Mukhandar
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaIjal Mustofa
 
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALUniversitas Negeri Makassar
 
Kurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanKurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanBayu13
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiaokiarisaputra
 
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendah
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendahMatlamat+kurikulum+sekolah+rendah
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendahKurniati Lasaleh
 
Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposalNafiessa
 

What's hot (19)

Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesiaSejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di indonesia
 
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum PendidikanKurikulum Pendidikan
Kurikulum Pendidikan
 
Kurikulum (Rakhmawati K)
Kurikulum (Rakhmawati K)Kurikulum (Rakhmawati K)
Kurikulum (Rakhmawati K)
 
sejarah kurikulum
sejarah kurikulumsejarah kurikulum
sejarah kurikulum
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
 
Tugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasiTugas makalah-inovasi
Tugas makalah-inovasi
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDARSEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA BY AGUS MUKHANDAR
 
Kurikulum
KurikulumKurikulum
Kurikulum
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
 
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
 
Kurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanKurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan Pembelajaraan
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
 
Kurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baruKurikulum tahun 1994 baru
Kurikulum tahun 1994 baru
 
hakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolahhakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolah
 
Faktor perubahan kurikulum
Faktor perubahan kurikulumFaktor perubahan kurikulum
Faktor perubahan kurikulum
 
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendah
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendahMatlamat+kurikulum+sekolah+rendah
Matlamat+kurikulum+sekolah+rendah
 
Kurikulumjepang
KurikulumjepangKurikulumjepang
Kurikulumjepang
 
Kurikulum di USA
Kurikulum di USAKurikulum di USA
Kurikulum di USA
 
Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposal
 

Similar to Tugas individu kurikulum pai smp 1999

Kurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanKurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanBayu13
 
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPeriHeriyanto1
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaHendra Kurniawan
 
Paradigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahParadigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahManaf Abdul
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSSMPN 4 Kerinci
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurTjoetnyak Izzatie
 
Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumafrianarohmi1
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumSri Damanik
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaAdy Setiawan
 
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptPROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptSupriyati35
 
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptMODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptSupriyati35
 
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptMODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptSupriyati35
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaWarnet Raha
 

Similar to Tugas individu kurikulum pai smp 1999 (20)

Kurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan PembelajaraanKurikulum Dan Pembelajaraan
Kurikulum Dan Pembelajaraan
 
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan DuniaTokoh-tokoh Pendidikan Dunia
Tokoh-tokoh Pendidikan Dunia
 
Paradigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahParadigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolah
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
 
Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulum
 
Makalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah KurikulumMakalah Telaah Kurikulum
Makalah Telaah Kurikulum
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptPROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
 
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptMODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
 
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.pptMODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
MODUL 05 PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR.ppt
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Tugas individu kurikulum pai smp 1999

  • 1. MAKALAH “Karakteristik dan Ruang Lingkup Kurikulum PAI SMP Tahun 1999” Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu : Dr. H. Muhlisin M.Ag Disusun oleh Lia Dwi Tresnani 2021214412 Kelas L TARBIYAH PAI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 2016
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan secara ilmiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia yang secara alamiah adalah pertumbuhan menuju kedewasaan dan kematangan. Kedewasaan yang dibutuhkan tidak hanya kedewasaan jasmani, tetapi juga moral dan rohani. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia. Pendidikan ibarat sebuah bangunan memerlukan fondasi untuk menopang seluruh yang ada di atasnya. Fondasi pendidikan adalah kurikulum. Di Indonesia sejak masa kemerdekaan sudah banyak sekali berganti-ganti kurikulum, sampai salah satunya yakni kurikulum 1999 yang merupakan penyempurna dari kurikulum 1994 yang dianggap gagal. Kurikulum 1994 yang memuat banyak mata pelajaran dianggap tidak relevan untuk semua jenjang pendidikan termasuk SMP karena menambah beban siswa dalam belajar tetapi tidak ada hasil yang nyata. Mata pelajaran PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang penting dan diperhitungkan karena merupakan mata pelajaran yang membentuk siswa untuk beriman dan bermoral. Seperti namanya, suplemen diberikan kepada tubuh yang sakit maka tubuh tersebut akan kembali sehat. Maka begitupun pada penyempurnaan kurikulum 1994 menjadi kurikulum suplemen 1999. Diharapkan bisa memperbaiki fondasi pendidikan di Indonesia pada masa itu. B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian kurikulum ? 2. Bagaimana ciri-ciri kurikulum PAI ? 3. Apa sasaran pendidikan sekolah menengah pertama ? 4. Bagaimana posisi kurikulum Pendidikan Agama Islam di Indonesia ? 5. Bagaimana keadaan PAI di sekolah antara masa orde baru hingga reformasi ? 6. Apa yang melatarbelakangi lahirnya kurikulum suplemen 1999 ? 7. Bagaimana karakteristik kurikulum PAI SMP tahun 1999 ? 8. Apa saja ruang lingkup kurikulum PAI SMP tahun 1999
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculate”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari, dari satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.1 Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh ijazah.2 Dalam bukunya Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan yaitu bahwa kurikulum berurusan dengan perencanaan aktivitas siswa. Perencanaan itu biasanya dihubungkan dengan kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah tujuan.3 Sedangkan Zainal Abidin mengemukakan dalam penelitiannya yang berjudul “Studi analitik terhadap penerapan GBPP kurikulum 1994” yang dilaksanakan pada tahun 1997/1998 adalah kurikulum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah ilmu pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.4 Kurikulum suatu negara menggambarkan falsafah hidup bangsa di negara tersebut. Ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa itu di masa depan akan ditentukan oleh kurikulum yang sedang berlaku. Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan. Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah. B. Ciri-Ciri Kurikulum PAI Menurut Al-Syaibani yang dikutip oleh Tafsir, bahwa kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut. 1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. 2. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani manusia. 3. Kurikulum pendidikan Islam mmperhatikan juga seni hakus, yaitu ukir, pahat, tulis indah, gambar, dan sejenisnya. 1 Oemar Hamalik, Kurikulumdan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 16. 2 Asep Herry Hernawan, Pengembangan Kurikulumdan Pembelajaran,cet ke-19(Tangerang: Universitas Terbuka, 2013), hlm. 1.3. 3 Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan KurikulumSekolah,(Yogyakarta: BPFE, 1988), hlm. 2. 4 Zainal Abidin, Laporan Penelitian : Studi Analitik Terhadap Penerapan GBPP Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Hadits Kelas I Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di MAN Yogyakarta I), Yogyakarta : Puslit IAIN Sunan Kalijaga, 1997), hlm. 41.
  • 4. 4. Kurikulum pendidikan Islam harus mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah manusia karena perbedaan tempat dan juga perbedaan zaman.5 Armani Arief menjelaskan tentang ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam sebagai berikut. 1. Agama dan akhlak sebagai tujuan utama yang didasarkan kepada al-Qur’an dan As- Sunah. 2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi intelektual, psikologi, social, dan spiritual. 3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikuum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran. Berdasarkan ciri kurikulum pendidikan di atas, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum ini sangat menonjolkan akhlak pribadi muslim yang tinggi. Serta dengan kurikulum ini dapat membangun masyarakat muslim di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat. Sehingga dapat di wujudkan perilaku Islami, diantaranya berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain maupun dalam hubungan social mereka.6 C. Sasaran Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Sekolah menengah jenjang SMP/MTs merupakan satuan-satuan pendidikan yang berfungsi mempersiapkan lulusannya dalam mencapai beberapa sasaran. Sasaran pertama adalah lanjutan studi. Sebagai program pendidikan umum, SMP mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan menengah atas. Untuk itu para siswa SMP/MTs harus di bekali dengan pengetahuan dan kecakapan- kecakapan akademis yang mendasari pengetahuan dan kecakapan akademis. Sasaran kedua, pengembangan kepribadian siswa. SMP/MTs mempunyai fungsi dan tanggung jawab dalam pengembangan kepribadian siswa yang mengarah pada terbentuknyapribadi yang sehat, bermoral, dan mandiri, serta mampu memenui dan mengurus kebutuhan dirinya, dan mengembangkan potensi juga kekuatannya. Sasaran ketiga, pengembangan siswa sebagai warga masyarakat/negara.7 Para siswa lulusan SMP selain memiliki pribadi yang sehat, mandri, dan mampu melanjutkan tudi ke jenjang yang lebih tinggi, mereka diharapkan menjadi warga masyarakat/Negara yang bertanggung jawab,mampu bekerja sama dan hidup damai sesama warga yang lain. D. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Indonesia Disebabkan di Indonesia terjadi dualisme penyelenggaraan pendidikan yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyelenggarakan pendidikan nasional dan 5 Nik Haryati, Pengembangan KurikulumPendidikan Agama Islam, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 5. 6 Ibid., hlm. 6. 7 Nana Syaodih Sukmadinata dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah(Konsep,Prinsip, dan Instrumen), cet ke-2(Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 18.
  • 5. Kementerian Agama yang menyelenggarakan pendidikan madrasah dan pesantren , baik secara pembiayaan maupun kualitas sepertinya masih terjadi perbedaan yang cukup signifikan.8 Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa peran pendidikan Islam untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia adalah sangat penting, karena ia merupakan aset bangsa yang semestinya harus dipelihara. Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antara umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional.9 Setelah Indonesia merdeka, secara perlahan dan pasti, posisi PAI di sekolah umum mulai menguat, dari sebelumnya sebagai mata pelajaran pelengkap, tidak wajib, dan tidak menentukan kenaikan kelas, menjadi mata pelajaran inti di setiap jenjang pendidikan. Meskipun posisi PAI di sekolah umum cukup kuat, tidak berarti lepas dari masalah, terutama dalam tataran aplikasi. E. PAI di Sekolah antara Masa Orde Baru dengan Reformasi Tujuan Pendidikan Nasional diarahkan untuk “Membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan dan isi Undang- Undang Dasar 1945.”10 Perhatian bangsa Indonesia akan pentingnya pendidikan agama juga semakin meningkat. Dengan demikian rumusan Tap MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 ( Bab I Pasal 1) tentang pendidikan agama di sekolah berbunyi : “Pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas - universitas negeri.” Perubahan sangat signifikan terhadap posisi pendidikan agama di sekolah terjadi sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui undang-undang ini pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Dan keberadaan pendidikan agama merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan nasional.11 Kondisi pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah umum menurut Departemen Agama (1999 : 33), memiliki ciri-ciri seperti : "(1) kemampuan siswa heterogen, (2) waktu/jam pelajaran agama Islam terbatas, (3) minat siswa lebih besar pada mata pelajaran lain, dan (4) sarana dan prasarana pendidikan agama Islam masih terbatas.12 Masa Reformasi ditandai dengan “kejatuhan” Soeharto pada bulan Mei 1998 setelah 32 tahun berkuasa (1966-1998). Di masa reformasi ini keberadaan pendidikan agama di sekolah semakin tak tergoyahkan. Tap MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang GBHN mengamanatkan 8 H.M Hasbullah, Kebijakan Pendidikan dalamPerspektifTeori, Aplikasi,dan Kondisi ObjektifPendidikan di Indonesia,cet ke-1(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 17. 9 Fuad Hasan, KurikulumPendidikan Dasar,Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Sekolah lanjutan Tingkat Pertama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,(Jakarta: Sinar Grafika,1993),hlm. 20. 10 Sofyan Aman, Perkembangan Organisasi Perguruan Sekolah-Sekolah di Indonesia (Jakarta : Kurnia Esa, 1980), hlm. 309-311. 11 Kosim, Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum(PerspektifSosio-Politik-Historis),(Pamekasan: Jurnal STAIN Pamekasan, 2006), hlm. 132. 12 Ibid., hlm. 134.
  • 6. agar “Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai”13 Dengan landasan agama ini, kurikulum diharapkan dapat menolong siswa untuk teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat.14 F. Latar Belakang Lahirnya Kurikulum Suplemen 1999 Semua orang menyadari bahwasanya kurikulum memang menempati posisi sangat strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan kedudukan yang sangat penting itu, kurikulum menentukan komponen-komponen pendidikan yang lain mulai dari sarana dan prasarana, guru, buku, manajemen, alat-alat pendidikan, proses belajar sampai pada sistem evaluasinya. Persoalan kurikulum 1994 yang mestinya diarahkan untuk menghasilkan SDM berkualitas itu terlalu banyak mengandung kelemahan. Berdasarkan hasil kajian dan evaluasi, Indra Djati menemukan sederetan kelemahan. Pertama, materinya terlalu padat sehingga jam pelajarannya seabrek. Akibatnya anak-anak menjadi jenuh dan kurang memiliki waktu yang cukup untuk berolahraga, berorganisasi, bahkan bergaul dengan keluarganya. Kedua, proses pembelajarannya lebih berorientasi pada materi atau guru, dan berlangsung satu arah, siswa bersikap pasif dalam kegiatan pembelajaran karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Ketiga, kurikulum 1994 sarat dengan penyeragaman, sehingga kurang bisaq menyerapaspirasi lokal dan kurang berbasis pada masyarakat. Keempat, kurikulum 1994 lebih menekankan pada aspek kognitif, sampai pada ujian mata pelajaran olahragapun menggunakan multiple choice. Kelima, kurikulum 1994 bersifat kaku karena semua sudah diatur dalam garis-garis besar program pengajaran(GBPP). Nyaris tidak ada ruang bagi guru untuk melakukan improvisasi dalam kegiatan pembelajaran. Keenam, kurikulum 1994 mempunyai harapan terlalu tinggi tetapi tidak mempunyai arah pencapaian yang jelas. Padahal, kurikulum mestinya diarahkan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, bermoral, dan punya integritas, dalam rangka mengejar ketertinggalan kita dari bangsa-bangsa lain. Menurut Indra Djati, Kurikulum 1994 menjadi seperti itu karena para pakar dari berbagai bidang saat itu berebutan agar ilmu yang mereka geluti diajarkan di sekolah. Akibatnya, kurikulum 1994 tak ubahnya seperti keranjang sampah, segala macam bisa masuk. Materinya padat, jam pelajarannya banyak sampai dengan 42 jam untuk tingkat SMP dan SMA, tetapi tak jelas apa maunya. Murid dan guru seperti robot. Mereka kelelahan 13 Undang-Undang Nomor 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 -2004 (Jakarta : Sinar Grafika, 2003), hlm. 164. 14 Maya Yuningsih, Konsep KurikulumPendidikan IslamMenurut Hasan Langgulung,(Tangerang: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hlm. 18.
  • 7. karena harus dipaksa menelan sampai habis materi kurikulum yang banyak itu. Belum lagi masih ditambah pekerjaan rumah dan les.15 Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Dalam Suplemen bahan ajar sejarah kurikulum Indonesia menyebutkan bahwasanya penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu : (a) Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat. (b) Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikan dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah. Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang. G. Karakteristik Kurikulum PAI SMP tahun 1999 Suplemen 1999 merupakan penyempurnaan dari kurukulum 1994. Penyempurnaan kurikulum itu penting untuk mewadahi perkembangan dan kemajuan masyarakat dalam hubungannya dengan sains dan teKnologi.16 Pengembangan dalam rangka penyempurnaan kurikulum termasuk kurikulum pendidikan terbitan Departemen Agama 1994 untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan proses kegiatan yang seyogyanya terus menerus dilakukan sekitar setiap lima tahun atau setiap munculnya kebutuhan baru yang menuntut adanya penyempurnaan pendidikan. Menurut Suparlan yang dikutip oleh Muhibin Syah dalam penelitiannya yang berjudul “Kesenjangan antara buku pelajaran Agama dengan kemajuan masa kini” yang dilaksanakan pada tahun 2000, mengungkapkan sekurang-kurangnya ada dua macam arti penting yang terkandung dalam upaya penyempurnaan kurikulum sebagaimana yang terurai berikut ini. Pertama, Penyempurnaan kurikulum itu penting untuk mewadahi perkembangan dan kemajuan masyarakat dalam hubungannya dengan sains dan teknologi. Perkembangan sains 15 Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan,cet ke-1(Jakarta: Penerbit Teraju, 2005), hlm. 230-231. 16 Akademisi UIN Walisongo, Relevansi antara buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Kelas 2) dengan kurikulumPendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama suplemen GBPP 1999,(Semarang: Skripsi UIN Walisongo, 2010),hlm.8.
  • 8. dan teknologi ini tentu saja harus seiring dengan upaya pengembangan/penyenpurnaan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan kurikulumlah yang harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan sebaliknya. Alasannya, hampir mustahil sebuah kurikulum mampu mendikte perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kedua, penyempurnaan kurikulum itu dapat berarti merampingkan kurikulum dimaksudkan untuk mengurangi beban belajar peserta didik yang sebelumnya terlampau berat.17 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya karakteristik kurikulum pendidikan agama Islam SMP tahun 1999 adalah menyesuaikan materi pelajaran. Dalam artian mengurangi materi-materi pelajaran yang sekiranya tidak sesuai tetapi materi tersebut tidak dihapuskan melainkan hanya dipelajari bukan wajib dipelajari. Di sini dapat diartikan sebagai pengurangan beban siswa dalam belajar seperti sudah dijabarkan di atas mengenai kekurangan-kekurangan dari kurikulum 1994. H. Ruang Lingkup Kurikulum PAI SMP tahun 1999 Sebagaimana dikutip dari penelitian akademisi UIN Walisongo terkait relevansi antara buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama didapatkan bahwasanya ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara : 1. Hubungan manusia dengan Allah. 2. Hubungan manusia dengan sesama manusia. 3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.18 Adapun ruang lingkup materi kurikulum 1994 Suplemen 1999 kelas 2 SMP adalah sebagai berikut. 1. Aspek Keimanan a. Iman kepada Rasul Allah (2 jam) - Pengertian iman kepada Nabi dan rasul - Tugas Nabi dan rasul b. Iman kepada Nabi Muhammad SAW (2jam) - Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul akhir zaman - Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa agama Islam c. Iman kepada hari kiamat (4 jam) - Pengertian iman kepada hari Kiamat - Peristiwa sesudah hari Kiamat - Fungsi iman kepada Kiamat 17 Ibid.,hlm.28 18 Ibid., hlm.22.
  • 9. - Balasan baik dan buruk 2. Aspek Ibadah a. Zikir dan doa (4 jam) - Tata cara berzikir dan berdoa - Berdoa untuk diri sendiri - Berdoa untuk orang lain b. Shalat Sunat (4 jam) - Shalat Rawatib - Shalat Tarawih - Shalat Witir - Shalat Tahajud c. Shalat Jamak dan Qasar (4 jam) - Shalat Jamak - Shalat Qasar - Shalat Jamak dan Qasar d. Puasa (6 jam) - Puasa wajib - Puasa Sunat - Waktu-waktu yang diharamkan puasa - Orang yang dibolehkan berbuka puasa - Hikmat puasa e. Penyembelihan Hewan (2 jam) - Ketentuan penyembelihan hewan - Penyembelihan hewan secara tradisional dan mekanik f. Udhiyah (4 jam) - Kurban - Aqiqah g. Infak (4 jam) - Wakaf - Hadiah - Hibah 3. Aspek Al-Qur’an a. Al-Qur’an Surat Ali Imran : 103 dan 105 dan Surat Al-Hujarat 10 dan 13 (8 jam) - Surat Ali Imran : 103 dan 105 tentang persatuan. - Surat Al-Hujarat : 10 dan 13 tentang persaudaraan. b. Al-Quran Surat Al-Mujadalah :11 dan Surat Yunus : 5 dan 6 (6 jam) - Surat Mujadalah : 11 tentang ilmu pengetahuan. - Surat Yunus : 5 dan 6 tentang ilmu fisika.
  • 10. 4. Aspek Akhlak a. Penyakit hati (6 jam) - Iri hati - Dengki - Hasud - Fitnah - Buruk sangka - Khianat b. Tuntutan Islam tentang hak dan kewajiban warga negara (4 jam) - Tuntutan Islam dalam membangun negara - Tuntutan Islam dalam membela negara 5. Aspek Muamalah dan Syariah a. Sewa menyewa (2 jam) - Ajaran Islam tentang sewa menyewa - Bentuk sewa menyewa dalam kehidupan modern 6. Aspek Tarikh a. Khulafaurrasyidin (4 jam) - Abu Bakar As-Siddik - Umar bin Khattab - Usman bin Affan - Ali bin Thalib b. Penyebaran Islam setelah Khulafaurrasyidin (2 jam) - Masa Umayah - Masa Abbasiyyah - Islam di Andalusia
  • 11. BAB III PENUTUPAN Kesimpulan Kurikulum suplemen 1999 muncul dikarenakan adanya kegagalan pada kurikulum 1994. Kurikulum 1994 dianggap gagal karena menghadirkan beban pelajaran yang berat untuk para siswa dan jam mata pelajaran yang padat. Seiring dengan jatuhnya rezim orde baru, diikuti kehadiran suplemen 1999. Dari namanya suplemen, berarti dalam pembuatannya diharapkan akan dapat memperbaiki atau menyembuhkan keadaan pendidikan nasional pada kala itu. Tetapi tidak banyak juga yang diubah dalam suplemen 1999 ini, alias hanya menambal pada sejumlah materi pelajaran. Alhasil tidak menimbulkan pengaruh perubahan yang besar terhadap keadaan pendidikan pada kala itu. Pendidikan agama Islam yang menempati posisi penting dalam pendidikan nasional pastinya ikut terpengaruhi dengan perubahan kerikulum ini. Pendidikan agama Islam yang diharapkan bisa memupuk keimanan dan moral pelajar terkhusus pelajar SMP dalam makalah ini. Karena perubahannya hanya menambal sejumlah materi saja, maka seperti itu juga yang terjadi pada kurikulum PAI pada masa ini hanya terfokus pada mata pelajaran alias tingkat kognitif siswa. Belum ada perubahan yang jauh ke tingkat afektif apalagi psikomotorik. Padahal pada pelajaran PAI diharapkan mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih bermoral. Tetapi bila penekanannya hanya sebatas kognitif saja, kita tidak bisa berharap banyak pada keadaan moral peserta didik pada kala itu. Julukan penyempurna kurikulum 1994, belum bisa dikatakan sempurna. Ataupun julukan suplemen pada kurikulum 1999 belum dapat menjadi suplemen yang menyembuhkan. Bila kita cermati, kurikulum ini muncul ketika rezim orde baru jatuh. Sehingga ada kemungkinan kalau kurikulum ini hanya ulah kaki tangan birokrasi. Tapi semoga saja tidak, ini hanya pandangan sekilas penulis saja.
  • 12. Daftar Pustaka Abidin, Zainal.1997. Laporan Penelitian : Studi Analitik Terhadap Penerapan GBPP Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Hadits Kelas I Madrasah Aliyah (Studi Kasus Di MAN Yogyakarta I), Yogyakarta : Puslit IAIN Sunan Kalijaga. Akademisi UIN Walisongo.2010. Relevansi antara buku teks Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Kelas 2) dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama suplemen GBPP 1999.Semarang: Skripsi UIN Walisongo. Aman, Sofyan.1980.Perkembangan Organisasi Perguruan Sekolah-Sekolah di Indonesia.Jakarta : Kurnia Esa. Anam, Saiful.2005. Indra Djati Sidi dari ITB Untuk Pembaruan Pendidikan.Jakarta: Penerbit Teraju. Hamalik, Oemar.1999. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Haryati, Nik.2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.Bandung: Alfabeta. Hasan, Fuad.1993. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Sekolah lanjutan Tingkat Pertama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Sinar Grafika. Hasbullah, H.M.2015. Kebijakan Pendidikan dalam Perspektif Teori, Aplikasi,dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia.Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hernawan, Asep Herry. 2013 Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Tangerang: Universitas Terbuka. Kosim.2006.Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum(Perspektif Sosio-Politik- Historis).Pamekasan: Jurnal STAIN Pamekasan. Nurgiantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.Yogyakarta: BPFE. Undang-Undang Pembangunan Nasional.2003.Undang-Undang Nomor 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004.Jakarta : Sinar Grafika. Sukmadinata, Nana Syaodih dkk. 2008. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah(Konsep, Prinsip, dan Instrumen).Bandung: Refika Aditama. Yuningsih, Maya.2010.Konsep Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung.Tangerang: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.