SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
PENERAPAN
CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK
(CPPOB)
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
2022
kode SKKNI:C.100000.028.02
Teknologi Proses Pengolahan Pangan
1
Merumuskan Komitmen Manajemen
2
Menetapkan Tim CPPOB
3
Mendeskripsikan Bahan Baku dan Produk Akhir
4
Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Pencegahannya
5
Mengidentifikasi Pelanggan dan Pemasok
6
Pendahuluan
Bimtek CPPOB ini mengadopsi unit kompetensi:
Mendesain Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB) / Good Manufacturing Practices (GMP) dan
Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP)
dengan kode SKKNI:C.100000.028.02
Mengidentifikasi Regulasi dan Persyaratan CPPOB / GMP,
Standar Nasional dan Internasional dan Standar Persyaratan Pasar
UUD
1945
TAP MPR
RI
UU/PERPPU
PERATURAN
PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERDA PROVINSI
PERDA KAB/KOTA
JENIS & HIERARKI
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
( Pasal 7 UU No. 12/2011)
Kekuatan hukum Peraturan
Perundang-undangan sesuai
dengan hierarki
Undang-Undang
Peraturan
Pemerintah
Peraturan/Keputusan
Menteri/ Kepala Badan
(Teknis)
Persyaratan/
Standar
Lainnya
PP No.5/2021 tentang
Penyelengggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko.
PP No.86/2019 tentang KP
SNI Bahan Baku
SNI Produk
CAC, ISO dll
UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja
UU No.18/2012 tentang Pangan
UU No.20/2008 tentang UMKM
UU No.8/1999 tentang PK
Permenperin No.75/2010 tentang Pedoman CPPOB/GMP.
Perka BPOM No.27/2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
PerBPOM No.31/2018 Tentang Label Pangan Olahan
PerBPOM No.34/2019 tentang Kategori Pangan
dll
Teknologi Pengolahan Pangan: Proses merubah bahan
pangan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, baik produk
pangan setengah jadi atau produk pangan siap santap.
Tujuan :
 Meningkatkan eating quality (rasa, tekstur, warna) dan
keamanan pangan
 Layak dikonsumsi manusia
 Memudahkan penanganan dan distribusi
 Variasi jenis olahan pangan
 Meningkatkan nilai ekonomis
 Dapat mengawetkan (tidak semua)
Teknologi Proses Pengolahan Pangan
1
Sumber Pangan
Pentingnya Memahami Karakteristik Bahan Pangan
 Setiap bahan pangan memiliki
karakteristik yang unik.
 Karakteristik yang unik ini
mempengaruhi cara
penanganan saat panen, pasca
panen, penyimpanan dan
pengolahan di sarana produksi.
 Proses pengolahan pangan
harus memperhatikan
karakteristik bahan pangan 
menentukan teknologi proses
yang akan diterapkan.
Tingkat Resiko Komoditi Berdasarkan Sifat Produk
Produk-produk kategori I (Risiko Tinggi)
1 Produk-produk yang mengandung ikan, telur, sayur, serealia dan/atau
ingridien susu yang perlu direfrigerasi
2 Daging, ikan mentah dan produk-produk olahan susu
3 Produk-produk dengan nilai pH 4.6 atau di atasnya yang disterilisasi
dalam wadah yang ditutup secara hermetis
Produk-produk kategori II (Risiko Sedang)
4 Produk-produk kering atau beku yang mengandung ikan, daging,
telur, sayuran atau serealia dan atau ingridien atau penggantinya dan
produk lain yang tidak termasuk dalam regulasi higiene makanan
5 Sandwich dan kue pie daging untuk konsumsi segar
6 Produk-produk berbasis lemak misalnya coklat, margarin, spreads,
mayonais dan dressing
Produk-produk Kategori 3 (Risiko rendah)
1 Produk asam (nilai pH di bawah 4.6) seperti pikel, buah-
buahan, konsentrat buah, sari buah dan minuman asam
2 Sayuran mentah yang tidak diolah dan tidak dikemas
3 Selai (jam) dan marmalade
4 Produk-produk konfeksioneri berbasis gula
5 Minyak dan Lemak makan
4,6
0,85
Pangan Berisiko Rendah
Pangan Berisiko Sedang
Pangan Berisiko Tinggi
Tidak diizinkan untuk
diproduksi oleh IRTP,
kecuali dalam bentuk
siap saji/segera
dikonsumsi (tidak
disimpan beku/dingin
Pengolahan dengan suhu tinggi (thermal):
• Blansir
• Pasteurisasi
• Pengisian panas (hot filling)
• Ekstrusi
• Pemanggangan
• Penggorengan
• Pengeringan
• Microwave
• Sterilisasi
Pengolahan dengan suhu rendah :
 Pendinginan (-2 s/d 10º C)
 Pembekuan (-12 s/d -24º C)
 Quick Freezing (-24 s/d -40º C)
Teknologi Pengolahan lainnya:
• Fermentasi
• Pengasapan
• Penggaraman
• Manisan (penambahan gula)
• Pengeringan (manual atau alat)
• Penambahan bahan kimia
 VISI:
 Komitmen/cita-cita cita-cita, tujuan utama dan tujuan masa panjang yang
ingin dicapai suatu organisasi di masa depan.
 Umumnya visi sifatnya permanen dan dibuat dalam kalimat yang singkat,
padat, jelas, serta dapat mewakili semua hal.
 Visi mengandung pernyataan-pernyataan yang sifatnya umum.
Contoh: Mewujudkan peningkatan konsumsi susu dan produk olahan susu
bagi masyarakat Indonesia, menuju bangsa yang sehat dan cerdas
TAGLINE
Merumuskan Komitmen Manajemen
2
BUDAYA
Budaya 5S
Seiri=Ringkas
Seiton=Rapih
Seiso=Resik
Seiketsu = Rawat
Shitsuke = Rajin
 MISI:
• Misi adalah penjabaran tentang strategi, tindakan, dan tahapan dalam
upaya merealisasikan visi.
• Merupakan tujuan jangka pendek dan berorientasi pada masa kini.
• Misi dapat diubah sesuai dengan situasi dan kondisi namun tetap
mengacu pada visi.
• Misi mengandung pernyataan-pernyataan yang sifatnya khusus dan lebih
terperinci.
Contoh:
1. Menerapkan CPPOB.
2. Mempekerjakan karyawan yang terlatih dan bersertifikat kompetensi.
3. Menerapkan persyaratan halal.
Manfaat Visi
• Menjadi media untuk mempertemukan organisasi saat ini dan di masa
depan
• Meningkatkan standar kerja yang lebih baik
• Menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi
• Menumbuhkan dan meningkatkan tanggungjawab dan etos kerja
karyawan
Manfaat Misi
• Menjadi pedoman dalam membuat rencana bisnis.
• Membantu mengidentifikasi tujuan organisasi.
• Memacu organisasi untuk berinovasi untuk menghadapi persaingan.
• Memberikan dan menterjemahkan tujuan dasar organisasi sehingga
parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dikontrol dan dievaluasi.
Contoh: Komitmen Manajemen
Visi:
 Menjadi perusahaan ternama di Indonesia yang memanfaatkan
sumber daya pangan lokal berbasis telur kepada konsumen dengan
kualitas yang baik dan terjamin halalnya.
 Mewujudkan peningkatan konsumsi susu dan produk olahan susu
bagi masyarakat Indonesia, menuju bangsa yang sehat dan cerdas
Misi:
1. Menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
2. Mendapatkan izin edar pangan dan sertifikasi yang diperlukan
3. Menjaga kualitas, keamanan, dan kehalalan produk secara
konsisten
4. Memperluas jejaring pemasaran produk dalam dan luas negeri,
offline dan online
Menetapkan Tim CPPOB/GMP dan memastikan keputusan
tim menjadi keputusan manajemen.
Keputusan
Tim
Keputusan
Manajemen
 Multi Bagian
 Multi Disiplin
 Terlatih/ Kompeten
 Ditetapkan oleh Pemimpin Puncak
Menetapkan Tim CPPOB
3
Syarat Tim
CPPOB:
SK
Tim CPPOB
MANFAAT:
- Right man in the
right place
- Jobdesk jelas
- Pemastian
penerapan CPPOB
secara legal
Menetapkan Tim CPPOB
N
O
NAMA BAGIAN KUALIFIKASI PELATIHAN TUGAS
DALAM TIM
1. Diisi Pendidikan/
Keahlian yang dimiliki
Diisi pelatihan yang
pernah diikuti
Bagi habis 17
klausul CPPOB ke
sejumlah anggota
tim CPPOB
2.
3.
1. Lokasi
2. Bangunan
3. Fasilitas Sanitasi
4. Mesin / Peralatan
5. Bahan
6. Pengawasan Proses
7. Produk Akhir
8. Laboratorium
9. Karyawan
10. Pengemas
11. Label dan Keterangan Produk
12. Penyimpanan
13. Pemeliharaan dan Program Sanitasi
14. Pengangkutan
15. Dokumentasi dan Pencatatan
16. Pelatihan
17. Penarikan Produk
Tugas
Tim
Contoh:
SK Tim
CPPOB
Deskripsi Produk Akhir meliputi:
1. Nama Produk Akhir
2. Perlakuan Microcidal/Static
(Kategori proses)
3. Komposisi Produk Akhir
4. Cara Penyiapan dan Penyajian
5. Pengemasan produk akhir
6. Masa kedaluwarsa produk akhir
7. Sasaran Konsumen
8. Metode Distribusi/Cara
Transportasi
9. Standar Mutu Produk:
SNI/Regulasi/Perusahaan
 Untuk 1 produk, tabel deskripsi dibuat sejumlah bahan baku yang digunakan
untuk menghasilkan produk tersebut.
 Jika memiliki beberapa produk, maka untuk bahan baku yang sama, cukup 1x
dibuat tabel deskripsi bahan bakunya tersebut.
Deskripsi Bahan Baku meliputi:
1. Nama bahan baku
2. Komposisi bahan baku (jika
formulasi)
3. Kemasan bahan baku
4. Lama penyimpanan di Gudang
(pada suhu kamar/dingin/beku)
5. Cara Transportasi
6. Cara Penyimpanan
7. Persyaratan SNI/Regulasi
8. Persyaratan lain yang
ditetapkan perusahaan
Mendeskripsikan Bahan Baku dan Produk Akhir
4
Manfaat Penetapan Deskripsi/Spesifikasi
Pemenuhan terhadap regulasi
Konsistensi pada kualitas bahan baku
Acuan bagi saat pembelian
Deskripsi
Bahan Baku
Deskripsi
Produk Akhir
Pemenuhan terhadap regulasi
Konsistensi pada kualitas produk akhir
Acuan sebelum pelepasan produk ke pasar
Deskripsi bahan baku dan produk akhir dibutuhkan
saat mengajukan pendaftaran produk pangan
DEFINISI
Bahan Baku: bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan
olahan yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan (terdiri dari
bahan baku utama dan bahan ingredient lain).
Bahan Baku Utama: bahan yang digunakan dalam membuat produk di
mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya
(atau merupakan bagian terbesar atau memiliki fungsi penting dalam
pembuatan produk pangan).
Bahan Ingredient lain: selain bahan utama, misal: BTP, bumbu, dll.
Kemasan Pangan: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau
membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan
maupun tidak.
KEMASAN PANGAN
Primer: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus
pangan yang bersentuhan langsung dengan pangan.
Sekunder: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus
pangan, yang tidak bersentuhan langsung dengan pangan  lapisan
bungkus kedua.
Tersier: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus
pangan, yang tidak bersentuhan langsung dengan pangan  lapisan
bungkus ketiga.
 Material/Bahan kemasan
1. Gelas/beling (glass)
2. Plastik
3. Karton/Kertas
4. Kaleng
5. Aluminium foil
6. Lain-lain (misal:daun, batang bambu, batok)
Contoh 1: Produk Keripik Pisang Keju
BAHAN BAKU
UTAMA
Buah Pisang
BAHAN
INGREDIENT
LAIN
Keju
Garam
Vanili
Minyak goreng
KEMASAN Primer: Plastik zipper PE, ukuran 20 x 30 cm
Sekunder: …(jika menggunakan)
Tersier: …(jika menggunakan)
NO KATEGORI DESKRIPSI
1 Nama Bahan Baku Pisang nangka
2 Komposisi bahan baku (jika
dalam bentuk formulasi)
---
3 Kemasan bahan baku Jala plastik berisi 1 tandan
4 Lama penyimpanan di Gudang
(pada suhu ….)
3 hari (pada suhu kamar)
5 Cara Transportasi Kendaraan umum
6 Cara Penyimpanan Di simpan dalam rak tidak tertutup (diangin-
anginkan, bersih dan kering, hindari kontak
langsung dengan sinar matahari.
7 Persyaratan SNI/Regulasi SNI 7422:2009 tentang Pisang.
8 Persyaratan lain yang
ditetapkan Perusahaan
Pemasok dari perkebunan yang memiliki
reputasi yang baik (yang menerapkan GAP),
jenis pisang nangka/tanduk
Contoh Deskripsi Bahan Baku: Pisang
Buat tabel yang sama untuk bahan baku lainnya
NO KATEGORI DESKRIPSI
1. Nama Produk Akhir Keripik Pisang Keju
2. Kategori proses Penggorengan
3. Komposisi produk akhir Pisang, keju, garam, vanili
4. Cara Penyiapan dan
Penyajian
Langsung dapat dikonsumsi
5. Pengemasan produk
akhir
Plastik zipper PE ukuran 20 x 30 cm
6. Masa kedaluwarsa
produk akhir
Suhu kamar: 3 bulan;
7. Sasaran Konsumen Umum
8. Metode Distribusi /
Cara Transportasi
Kendaraan pengangkut yang kering, bersih, tertutup dari
panas, hujan dan kotoran
9. Standar Mutu Produk:
Regulasi dan
Persyaratan
Perusahaan
(terlampir)
SNI SNI 01-4315-1996 tentang Keripik Pisang.
Perka BPOM No.16/2016 tentang Kriteria Mikrobiologi
Dalam Pangan Olahan.
PerBPOM no.8/2018 tentang Batas Maks. Cemaran
kimia dalam pangan olahan.
PerBPOM no.5/2018 ttg Batas maks. Cemaran Logam
berat dalam pangan olahan.
PerBPOM no.34/2019 tentang Kategori Pangan
Contoh Deskripsi
Produk Akhir:
Keripik Pisang
Keju
Contoh 2: Produk Yogurt
BAHAN BAKU
UTAMA
Susu segar
Kultur Lactobacillus bulgaricus
Kultur Streptococcus thermophillus
Kultur Bifidobacterium
Kultur Lactobacillus acidophillus
BAHAN
INGREDIENT
LAIN
Gula pasir
Pasta perisa stroberi
Pasta perisa melon
Air
KEMASAN Primer: Botol PP volume 250 ml
Sekunder: …(jika menggunakan)
Tersier: …(jika menggunakan)
NO KATEGORI DESKRIPSI
1 Nama Bahan Baku Susu segar segar
2 Komposisi bahan baku (jika
dalam bentuk formulasi)
---
3 Kemasan bahan baku Milk can ukuran 10 dan 15 liter
4 Lama penyimpanan di Gudang
(pada suhu ….)
1 jam (pada suhu kamar)
5 Cara Transportasi Mobil berpendingin
6 Cara Penyimpanan Di simpan dalam wadah tertutup, anti karat,
bersih dan kering, hindari kontak langsung
dengan sinar matahari, harus segera diolah.
7 Persyaratan SNI/Regulasi 1. SNI 3141:2011 tentang Susu Segar
2. Peraturan Kepala Badan POM No.16 tahun
2016 tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam
Pangan Olahan
8 Persyaratan lain yang
ditetapkan Perusahaan
Pemasok dari peternakan sapi dengan reputasi
yang baik (yang memiliki NKV)
Contoh Deskripsi Bahan Baku Yogurt: Susu Sapi segar
Buat tabel yang sama untuk bahan baku lainnya
NO KATEGORI DESKRIPSI
1. Nama Produk Akhir Yogurt
2. Kategori proses Pasteurisasi dan Fermentasi
3. Komposisi produk akhir Susu segar, gula pasir, Kultur L.bulgaricus, S. thermophillus,
Bifidobacteriium, L. Acidophillus, pasta perisa strawberi dan
melon, air.
4. Cara Penyiapan dan
Penyajian
Langsung dapat dikonsumsi
5. Pengemasan produk akhir Botol PP volume 250 ml
6. Masa kedaluwarsa produk
akhir
Suhu kamar: 1 hari;
Suhu dingin (4°C): 7 hari;
Suhu beku (-18°C): 1 bulan
7. Sasaran Konsumen Umum
8. Metode Distribusi /
Cara Transportasi
Kendaraan pengangkut yang kering, bersih, tertutup dari panas,
hujan dan kotoran, serta menggunakan coolbox atau mobil
berpendingin.
9. Standar Mutu Produk:
Regulasi dan Persyaratan
Perusahaan
(terlampir)
SNI 2981:2009 tentang Yogurt.
Perka BPOM No.16/2016 tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam
Pangan Olahan.
PerBPOM no.8/2018 tentang Batas Maks. Cemaran kimia
dalam pangan olahan.
PerBPOM no.5/2018 ttg Batas maks. Cemaran Logam berat
dalam pangan olahan.
PerBPOM no.34/2019 tentang Kategori Pangan
Yogurt manis berperisa buah
Contoh Deskripsi
Produk Akhir:
Yogurt
 Potensi bahaya:
 Mikrobiologi: Salmonella, E.coli, Staphilococcus aureus,
Clostridium, dll
 Kimia: borax, pewarna buatan yang dilarang, formalin, dll.
 Fisik: rambut, kotoran, bangkai, batu, isi steples dll
 Mengidentifikasikan semua potensi-potensi bahaya:
 Regulasi Teknis: Perka BPOM, Permenperin, PermenKP,
Permentan, dll.
 Standar: SNI, CAC, ISO, dll.
 Menentukan tindakan-tindakan pengendalian yang diperlukan
untuk mencegah bahaya  diutamanya menggunakan cara
pencegahan sesuai klausul CPPOB (bukan alat/mesin aau pengujian
laboratorium).
Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan
Cara Pencegahannya
5
Prevalensi Cemaran Biologi
(see also Huss et. al 2004)
Salmonella Ditransfer dari kotoran manusia, burung dan hewan lainnya
E. coli Ditransfer dari kotoran manusia, burung dan hewan lainnya.
Beberapa serotypes dapat berasal dari sistem budidaya pertanian.
Vibrio cholera Cocok dalam lingkungan akuatik. Hanya 2 dari 130 serotipe bersifat
patogen. Sejumlah besar bakteri pada salinitas rendah. Bertahan
hidup di air sungai.
Vibrio parahae-
molyticus
Cocok di lingkungan akuatik, hanya sedikit serotipe yang patogen.
Perlu 2-3% garam untuk tumbuh. Mesophilic - meningkat pada
musim panas
Listeria
monocytogenes
Cocok di lingkungan yang tidak terawat di daerah tropis
Staphylococcus
aureus
Paling sering ditransfer dari personel yang terinfeksi pada tangan
dan tenggorokan.
11/12/2023 32
Pencegahan dan Pengendalian
(see also Huss et. al 2004)
Salmonella Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan
dengan suhu dingin
E. coli Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan
dengan suhu dingin
Vibrio cholera Pendinginan cepat dan efisien hingga <10°C produk
segar. Cegah kontaminasi silang.
Vibrio parahae-
molyticus
Pendinginan cepat dan efisien hingga <5°C produk
segar. Cegah kontaminasi silang.
Aeromonas sp. Hindari kontaminasi silang. Cegah pertumbuhan
dengan pendinginan, pembekuan atau penggaraman.
Staphylococcus aureus Pendinginan cepat dan cegah kontaminasi silang setelah
pemanasan. Jaga suhu <10°C untuk mnghindari
pertumbuhan dan produksi toksin setelah pemanasan
11/12/2023 33
Faktor Pembatas Pertumbuhan
(see also Huss et. al 2004)
Min.
temp.
Optimum
temp.
Min.
pH
Max.
Salt
Heat
resistance
Salmonella 5°C 35-43°C 3,8 6% D60: 1-3 min
E. coli 7°C 35-40°C 4,4 5 % Very sensitive
Vibrio cholera 10°C 37°C 5,0 < 8% D55: 0,24 min
Vibrio parahaemolyticus 5°C 37°C 4,8 8-10 % D60: 0,71 min
Aeromonas 0-4°C 28-35°C 4,0 4-5 % D55: 0,17 min
Listeria monocyogenes 0-2°C 30-37°C 4,6 10 % D60: 1,5-4,5 min
Staphylococcus aureus
(toxins)
10°C 40-45°C 4,5 10-15% Toxins resistent
Clostridium botulinum
type E
3,3°C 25-28°C 5,0 3-5 % Spores
D80: 4,5-10,5 min
11/12/2023
34
Nilai D adalah waktu yang diperlukan untuk mereduksi mikroba sebesar satu
siklus log pada suhu tertentu.
Contoh : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya
N
O
BAHAYA CONTOH CARA PENGENDALIAN
1 Cemaran
Mikroba:
- Bakteri
pembusuk
- Bakteri
pathogen
- Kapang/
jamur, dll
- Air yang digunakan untuk kegiatan di unit pengolahan harus memenuhi
persyaratan kualitas air minum atau minimal standard air bersih
- Es yang digunakan berasal dari air yang memenuhi syarat tidak berbau,
tidak berwarna dan tidak berasa dan disimpan di tempat yang bersih agar
terhindar kontaminasi.
- Pastikan pekerja selalu mencuci tangan dengan benar menggunakan
sabun dan sanitizer sebelum mulai produksi dan setelah dari toilet.
- Pastikan ruang pengolahan selalu dibersihkan secara rutin dan
dimonitoring
- Bahan baku ikan diperiksa secara organoleptik sesuai spesifikasi mutu dan
keamanan bahan pangan.
- Penanganan ikan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan
menempatkan suhu dingin (0-5°).
- Pengukusan nuget ikan dilakukan dalam suhu dan waktu yang cukup.
- Naget ikan dikemas secara cepat, cermat dan saniter dan pastikan tidak
adanya kebocoran kemasan.
- Pastikan penyimpanan beku produk akhir dilengkapi kontrol suhu.
- Pekerja dilarang mengobrol saat proses produksi dilakukan.
- Pastikan meja dan alat pengolahan serta berbagai hal yang kontak
langsung dengan produk dibersihkan sebelum dan sesudah proses
produksi.
Sesuaikan cara pengendalian dengan proses bisnis di sarana UMKM
Contoh : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya
NO BAHAYA PENGENDALIAN
2 Cemaran Kimia:
- BTP melebihi
takaran,
- Residu pestisida,
- Peralatan non
food grade,
- Bahan kimia
berbahaya, dll.
- Bahan baku ikan dipastikan berasal dari perairan yang tidak
tercemar.
- Peralatan yang digunakan dalam proses produksi terbuat dari
bahan yang bebas dari logam berat.
- Air yang digunakan menggunakan standard air bersih.
3 Cemaran Fisik:
1. Serangga,
pengerat dsb
- Penggunaan pest control yang tepat dan sesuai serta dilakukan
monitoring berkala.
- Pembersihan bangunan dan ruang produksi secara rutin dan
benar dengan adanya monitoring.
2. Rambut, kuku dll - Pekerja yang akan memasuki ruang produksi harus memakai
hairnet, masker dan celemek.
- Pekerja yang berjenggot, berkumis, berambut gondrong dan
berkuku panjang dilarang memasuki ruang produksi.
3. Benda asing - Pisahkan benda yang tidak digunakan selama proses produksi.
- Ganti alat produksi jika sudah rusak.
- Pembersihan bangunan, ruangan dan alat produksi dilakukan
secara rutin dan benar dengan adanya monitoring.
Sesuaikan cara pengendalian dengan proses bisnis di sarana UMKM
pemasok
(supplier) bahan
baku, bahan
tambahan, dan
bahan pengemas
selama
proses
produksi
penyimpanan
pengiriman
kepada para
pelanggan
(Distributor,
peritel).
Menetapkan Lingkup Sistem Ketertelusuran
Mengidentifikasi Pelanggan dan Pemasok
6
Ruang Lingkup
Ketertelusuran terhadap pemasok
untuk menjamin bahwa asal bahan baku, bahan
tambahan, dan bahan pengemas dapat
teridentifikasi;
Ketertelusuran dalam alur proses produksi
untuk menjamin bahwa semua proses produksi
pangan dilakukan sesuai prinsip keamanan pangan
dan spesifikasi yang dipersyaratkan;
Ketertelusuran terhadap distributor-peritel
untuk menjamin bahwa seluruh produk yang
diedarkan dapat teridentifikasi
SUPPLIER
PROCESS
RETAIL-
CUSTOMER KETERTELUSURAN/
TRACEABILITY
SYSTEM
Sistem
dokumentasi
(SOP,
Formulir)
Nama Produk: Keripik Pisang Keju
Umur simpan :
3 bulan dalam suhu ruang
Lama penggunaan oleh konsumen
(setelah produk dibuka): 1 minggu
di suhu ruang
Kondisi Penyimpanan yang Disarankan:
Sarana penyimpanan yang dimiliki distributor:
rak/etalase yang bersih
Sarana penyimpanan yang dimiliki konsumen:
tidak ada persyaratan khusus
Petunjuk Penggunaan:
Dapat langsung dikonsumsi dengan
membuka kemasan, rapatkan kembali zipper
jika tidak langsung habis dikonsumsi
Penggunaan yang Diharapkan oleh
Konsumen:
cemilan
Target Populasi Konsumen:
umum, kecuali bayi dibawah 1 tahun
Konsumen lain yang mungkin ikut
menggunakan: ---
a. Tujuan Penggunaan Produk Dan Pelanggan
Contoh 1. Keripik Pisang Keju
b. Identifikasi Pemasok contoh untuk Keripik Pisang
Nama Produk: Yogurt berperisa Melon
Umur simpan :
3 bulan dalam suhu beku (-18Cº)
Lama penggunaan oleh konsumen
(setelah produk dibuka):
1 hari di suhu dingin
Kondisi Penyimpanan yang Disarankan:
Sarana penyimpanan yang dimiliki distributor:
Freezer suhu beku (-18Cº)
Sarana penyimpanan yang dimiliki konsumen:
Kulkas chiller (freezer)
Petunjuk Penggunaan:
Dapat langsung dikonsumsi dengan
membuka kemasan
Penggunaan yang Diharapkan oleh
Konsumen:
dessert, topping irisan buah/sayur,
cemilan
Target Populasi Konsumen:
Anak-anak, kecuali bayi dibawah 1 tahun
Konsumen lain yang mungkin ikut
menggunakan: dewasa
a. Tujuan Penggunaan Produk Dan Pengguna Produk
Contoh 2. Yogurt berperisa melon
b. Identifikasi Pemasok contoh untuk Yogurt
Membuat Diagram Alir
1
Mendisain Layout Ruang Produksi
2
Membuat SOP Pengolahan Pangan
3
Membuat Formulir
4
 Disiapkan oleh Tim CPPOB/GMP
 Dibuat untuk setiap spesifik produk
 Meliputi semua langkah dalam proses
 Satu diagram alir dapat digunakan untuk
beberapa item dengan kategori proses
sejenis
 Memungkinkan analisa bahaya pada
setiap langkah
 Dapat menggunakan simbol dan nomor
Membuat Diagram Alir
1
LANGKAH
INSPEKSI
TRANSPOR
ARUS PRODUK
DAN BAHAN
PENYIMPANAN
KEGIATAN YANG
MENGAMBIL
KEPUTUSAN
KEGIATAN +
INSPEKSI
BAHAN MASUKAN/
PENERIMAAN
Simbol-Simbol Umum:
Contoh DIAGRAM ALIR MEMBUAT KERIPIK NANGKA
BUAH NANGKA
Pencucian
Pengirisan
Penggorengan
vacuum 15 menit
Sentrifugasi Pengemasan
Penyimpanan
Air Miny Goreng
Alufo Stiker Label
Pengupasan +
Penghilangan biji
beton
Tahapan proses
Kriteria proses:
T, t, P, pH, RPM dll
Titik kendali Kritis/
CCP
Pastikan semua
Bahan:
- Bahan baku
utama,
- BTP,
- Bahan penolong
- Bahan kemasan
masuk dalam
diagram alir proses
Contoh
Diagram Alir Membuat Yogurt
Perhatian :
Berurutan sesuai alur proses produksi
Inputan/
Penerimaan
To
i
l
e
t
To
i
l
e
t
R. ADM
Penerimaan
bahan baku
S
o
r
t
a
s
i
PROSES
PENGOLAHAN
I
PROSES
PENGOLAHAN
II
PROSES
PENGOLAHAN
III
P
E
N
G
E
P
A
K
A
N
P
E
N
Y
I
M
P
A
N
A
N
Gudang
pengem
as
Pastikan !!!
Setiap tahapan dalam diagram alir proses produksi, terpetakan
dalam denah / layout ruang.
Mendisain Layout Ruang Produksi
2
PRINSIP LAYOUT
RUANG PROSES
PRODUKSI
Loker
Admin/Kantor
- Gudang Bahan
Baku
- Gudang Bahan
Kemas
R. Kemas
Sekunder
Gudang
Produk Jadi
Ruang Cuci
Alat
Toilet
Pemasakan Mixing
Timbang
Filling

 
CONTOH: membuat
Layout ruang pengolahan
CONTOH
LAIN :
Manual
Prosedur
Instruksi Kerja
Dokumen Penunjang
SOP
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
Membuat SOP Pengolahan Pangan
3
Manual
Prosedur
Instruksi Kerja
Dokumen
Penunjang
Manual Mutu: menggambarkan kegiatan bisnis usaha secara
umum, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
Prosedur: menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam suatu proses tertentu yang terkait dengan
penerapan standar.
Instruksi Kerja / Standar Operasional: sifatnya untuk
memberikan petunjuk pada pengoperasian suatu proses kerja
yang harus dilakukan oleh satu orang atau satu unit yang terlibat
atau yang fungsi tugasnya dapat mempengaruhi kegiatan SMM di
Perusahaan. Instruksi Kerja dibuat untuk menghindari atau
mengurangi potensi kesalahan terhadap suatu pekerjaan.
Rekaman: Bukti kerja yang merupakan bagian dari dokumen
Mutu, berupa formulir-formulir isian, check sheet, dll., yang harus
diatur dan dikendalikan secara tersendiri.
Level Dokumen Dalam Sistem Mutu
Membuat SOP Pengolahan Pangan
• Tetapkan judul SOP sesuai jenis produk yang akan diproduksi:
Kata aktif kerja performatif.
• Tetapkan langkah-langkah utama (langkah-langkah yang
apabila tidak dilakukan akan mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan/ produk dari SOP baik mutu maupun kuantitas)
produk/jasa): Kalimat aktif performatif  sesuai standar dan
regulasi.
• Tetapkan instruksi kerja setiap langkah-langkah: kalimat
perintah sesuai standar dan regulasi.
• Tetapkan media/ keluaran/output pada setiap elemen/instruksi
kerja.
• Tetapkan pelaksana/penanggung jawabnya.
Contoh SOP berbentuk Tabel pada UMKM Keripik pisang
Contoh SOP
berbentuk Narasi
pada UMKM
Yogurt
Contoh SOP
berbentuk
Flowchart
Contoh lain: Membuat Prosedur Penarikan Produk Pangan
 Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan
peredaran pangan karena diduga sebagai penyebab timbulnya
penyakit atau keracunan pangan.
 Tujuannya adalah mencegah timbulnya korban yang lebih banyak
karena mengkonsumsi pangan yang membahayakan kesehatan.
1. Pemilik UMKM harus menarik produk pangan dari peredaran jika
diduga menimbulkan penyakit atau keracunan pangan
2. Pemilik UMKM harus menghentikan produksinya sampai masalah
terkait diatasi.
3. Pemilik UMKM harus melaporkan penarikan produknya ke
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada
Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat
4. Pangan yang terbukti berbahaya bagi konsumen harus
dimusnahkan.
PROSEDUR PENARIKAN PRODUK TIDAK SESUAI
Pernyataan recall procedures:
UMKM…….. menetapkan kebijakan penarikan kembali terhadap produk-produk yang
tidak sesuai dan telah beredar sesuai dengan kategori
Klasifikasi: Kategori 1: Ketidaksesuaian dapat mengancam jiwa manusia
Kategori 2: Ketidaksesuaian berpotensi mengancam jiwa manusia
Kategori 3: Ketidaksesuaian berpotensi mengakibatkan economic fraud
Metode: 1. Notifikasi pada jaringan distribusi
2. Penarikan produk
3. Menentukan sumber masalah
4. Menangani keluhan konsumen
5. Melakukan tindakan koreksi
Waktu Recall: Segera setelah ditemukan ketidaksesuaian
Penanggung jawab verifikasi: Manajemen Quality Assurance
Prosedur: 1. Menetapkan jadwal penarikan kembali
2. Memberi info pada jaringan distribusi
3. Penarikan produk
4. Menentukan sumber masalah
5. Menangani keluhan konsumen
6. Melakukan tindakan koreksi
7. Perbaikan sistem bila diperlukan
Rekaman Recall: Rekaman notifikasi, jumlah produk yang berhasil ditarik, sumber
masalah, dan tindakan koreksi
NO LANGKAH UTAMA
PROSES
INSTRUKSI KERJA REKAMAN
1 Penyiapan Peralatan
- Siapkan baskom, pisau, talenan, wadah peniris, wajan, dan sutil
- Siapkan wadah penampung limbah dan timbangan
- Siapkan alat penyerut pisang
Ceklist
pembersihan
harian
2 Penyiapan Bahan
- Siapkan pisang nangka, keju, garam, vanili, minyak goreng.
- Kupas dan iris pisang tipis-tipis menggunakan penyerut.
- Timbang keju, garam sesuai resep
Kartu stock
bahan baku
3 Mengolah keripik
- Goreng irisan pisang dalam minyak banyak yang sudah panas hingga
kuning keemasan. Angkat dan tiriskan pisang
- Selagi hangat pindahkan ke wadah penampung sementara dan berikan
parutan keju sebagai topingnya. Angin-anginkan
Ceklist
monitoring
proses
produksi
4 Pengemasan
- Siapkan stiker, beri kode tgl ED dan kode produksi
- Siapkan plastic PE zipper, tempelkan stiker yang sudah diberi coding.
- Buka kemasan kosong, letakkan diatas timbangan, tekan nol untuk
menera, Masukkan keripik kedalam wadah hingga berat 200 gram,
rapatkan zipper
- Rapatkan kemasan dengan sealer
Kartu stok
produk
Monitoring
Mutu produk
Contoh bentuk tabel SOP Pengolahan Keripik Pisang Keju
HIGIENE DAN SANITASI
KARYAWAN
1. Tujuan
Memastikan bahwa karyawan menerapkan sanitasi dan higieni selama proses produksi.
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan mencakup pemeriksaan kebersihan kuku, tangan, kaki, pakaian, kulit, dan kelengkapan busana produksi (masker, apron, dan
alas kaki) serta suhu tubuh.
3. Penanggung Jawab
Penanggung jawab sanitasi dan higieni
4. Acuan
Peraturan Menteri Perindustrian 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
5. Prosedur proses higieni dan sanitasi karyawan
1. Cuci tangan sebelum produksi dengan menggunakan sabun di bawah air mengalir.
2. Penanggung jawab sanitasi dan higieni memeriksa kebersihan tangan, kuku, kulit serta kelengkapan busana produksi (masker, penutup
kepala, alas kaki dan apron)
3. Apabila ditemukan karyawan dengan kuku panjang maka karyawan diminta untuk potong kuku sebelum memasuki ruang produksi
4. Apabila karyawan belum lengkap mengenakan busana produksi (masker, penutup kepala, alas kaki dan apron) maka karyawan harus
melengkapi terlebih dahulu sebelum memasuki ruang produksi.
5. Cek suhu karyawan, apabila suhu karyawan di atas 37 oC, maka karyawan tidak diizinkan memasuki ruang produksi dan diminta untuk
istirahat pulang.
6. Gunakan Formulir pemeriksaan sanitasi dan higieni karyawan (NF-FORM-08)
6. Dokumen Terkait
Formulir pemeriksaan sanitasi dan higiene karyawan (NF-FORM-08)
Contoh bentuk narasi
SOP Higiene dan Sanitasi Karyawan
Contoh Formulir Monitoring Pembersihan Harian
Membuat Formulir
4
Contoh Formulir Monitoring Pembersihan Mingguan
Terima kasih
Silahkan hubungi kami di:
Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan-Badan POM RI
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat
Telp. 021-42878701 / 42875738; Fax. 021-42878701
e-mail: toppmpu@yahoo.com; pendampinganumkm.pmpu@gmail.com
Konsultasi langsung: Badan POM Gedung B Lt 6
AMANKAN PANGAN
dan
BEBASKAN PRODUK
dari
BAHAN BERBAHAYA

More Related Content

What's hot

Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasRangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasZakiah dr
 
Penyuluhan etika batuk erizal azmi
Penyuluhan etika batuk   erizal azmiPenyuluhan etika batuk   erizal azmi
Penyuluhan etika batuk erizal azmiWahyudi Aprillian
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFuri Fazrillash
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxwenienjelina1
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...Muhamad Imam Khairy
 
Pdca semua unit ya
Pdca semua unit yaPdca semua unit ya
Pdca semua unit yaaphrelia
 
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptxPPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptxYuneris1
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Anjas Asmara, S.Si
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaWidyalestarinurpratama
 
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
 
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfM7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfTeguhSetiawan64
 

What's hot (20)

Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmasRangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
Rangkuman akreditasi FKTP / puskesmas
 
Penyuluhan etika batuk erizal azmi
Penyuluhan etika batuk   erizal azmiPenyuluhan etika batuk   erizal azmi
Penyuluhan etika batuk erizal azmi
 
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan KerjaFaktor Kimia Di Lingkungan Kerja
Faktor Kimia Di Lingkungan Kerja
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
 
Haccp
HaccpHaccp
Haccp
 
Ppt kation golongan 1
Ppt kation golongan 1Ppt kation golongan 1
Ppt kation golongan 1
 
Sanitasi dan keamanan pangan
Sanitasi dan keamanan panganSanitasi dan keamanan pangan
Sanitasi dan keamanan pangan
 
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
PERMENAKETRANS RI No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika ...
 
Pdca semua unit ya
Pdca semua unit yaPdca semua unit ya
Pdca semua unit ya
 
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptxPPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
PPT Sanitasi Makanan dan Minuman.pptx
 
hazard di tempat kerja
hazard di tempat kerjahazard di tempat kerja
hazard di tempat kerja
 
MSDS.pptx
MSDS.pptxMSDS.pptx
MSDS.pptx
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaPenyakit akibat kerja dan hubungan kerja
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerja
 
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
Pmk no _7_th_2019_ttg_kesehatan_lingkungan_rumah_sakit (1)
 
Sanitasi & hygiene
Sanitasi & hygieneSanitasi & hygiene
Sanitasi & hygiene
 
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerjaStatus gizi dan kecukupan gizi pekerja
Status gizi dan kecukupan gizi pekerja
 
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaPILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah Tangga
 
Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerjaKecelakaan kerja
Kecelakaan kerja
 
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdfM7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
M7- Tata Cara Pendaftaran Izin Edar MD.pdf
 

Similar to TP2-Penerapan CPPOB.pptx

Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Wa Ode AsriFa
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014agus_ibnu_hasan
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMindah784916
 
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdfCara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdfYohana438684
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptxPujoyuwonoMartosuyon
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptxRetnoAdriyani
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikAchmad Wahid
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2ISD
 
Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014agus_ibnu_hasan
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperEly John Karimela
 
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.ppt
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.pptCPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.ppt
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.pptDjokoIrwanto
 
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdfUK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdfssuser296a8e
 

Similar to TP2-Penerapan CPPOB.pptx (20)

Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)
 
Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014Presentasi solo, 25 februari 2014
Presentasi solo, 25 februari 2014
 
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi IndustriPenerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
 
Materi Halal .pdf
Materi Halal .pdfMateri Halal .pdf
Materi Halal .pdf
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdfCara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
Cara-Produksi-Pangan-Olahan-yang-Baik.pdf
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
 
GMP 2 F22Hid.pptx
GMP 2 F22Hid.pptxGMP 2 F22Hid.pptx
GMP 2 F22Hid.pptx
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
 
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
PRESENTASI START UP BIDANG KE-FARMASI-AN 2
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 
Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014Bahan presentasi umkm 2014
Bahan presentasi umkm 2014
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.ppt
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.pptCPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.ppt
CPOB operator Phyto Kemo Agung Farma.ppt
 
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
 
Cppb
CppbCppb
Cppb
 
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdfUK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
UK1-Menyusun-Dokumen-Penerapan-SJPH.pdf
 

More from dbaloycorporindo

More from dbaloycorporindo (9)

agroteknologi part 2.pdf
agroteknologi part 2.pdfagroteknologi part 2.pdf
agroteknologi part 2.pdf
 
2 of 2. PPT BANDENG GEPUK & PEPES ARSIK.pdf
2 of 2. PPT BANDENG GEPUK & PEPES ARSIK.pdf2 of 2. PPT BANDENG GEPUK & PEPES ARSIK.pdf
2 of 2. PPT BANDENG GEPUK & PEPES ARSIK.pdf
 
disbudpar trk.pptx
disbudpar trk.pptxdisbudpar trk.pptx
disbudpar trk.pptx
 
ASKRINDO 25SEPT21X.pptx
ASKRINDO 25SEPT21X.pptxASKRINDO 25SEPT21X.pptx
ASKRINDO 25SEPT21X.pptx
 
agroteknologi part 2.pptx
agroteknologi part 2.pptxagroteknologi part 2.pptx
agroteknologi part 2.pptx
 
SESDILU IV kantor Gubernur.pdf
SESDILU IV kantor Gubernur.pdfSESDILU IV kantor Gubernur.pdf
SESDILU IV kantor Gubernur.pdf
 
Denah Dbaloy (1).pdf
Denah Dbaloy (1).pdfDenah Dbaloy (1).pdf
Denah Dbaloy (1).pdf
 
tppkk.pptx
tppkk.pptxtppkk.pptx
tppkk.pptx
 
praktisi mengajar marketing.pptx
praktisi mengajar marketing.pptxpraktisi mengajar marketing.pptx
praktisi mengajar marketing.pptx
 

TP2-Penerapan CPPOB.pptx

  • 1. PENERAPAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (CPPOB) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI 2022 kode SKKNI:C.100000.028.02
  • 2. Teknologi Proses Pengolahan Pangan 1 Merumuskan Komitmen Manajemen 2 Menetapkan Tim CPPOB 3 Mendeskripsikan Bahan Baku dan Produk Akhir 4 Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Pencegahannya 5 Mengidentifikasi Pelanggan dan Pemasok 6
  • 3. Pendahuluan Bimtek CPPOB ini mengadopsi unit kompetensi: Mendesain Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) / Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dengan kode SKKNI:C.100000.028.02
  • 4. Mengidentifikasi Regulasi dan Persyaratan CPPOB / GMP, Standar Nasional dan Internasional dan Standar Persyaratan Pasar UUD 1945 TAP MPR RI UU/PERPPU PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PRESIDEN PERDA PROVINSI PERDA KAB/KOTA JENIS & HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ( Pasal 7 UU No. 12/2011) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki
  • 5. Undang-Undang Peraturan Pemerintah Peraturan/Keputusan Menteri/ Kepala Badan (Teknis) Persyaratan/ Standar Lainnya PP No.5/2021 tentang Penyelengggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. PP No.86/2019 tentang KP SNI Bahan Baku SNI Produk CAC, ISO dll UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja UU No.18/2012 tentang Pangan UU No.20/2008 tentang UMKM UU No.8/1999 tentang PK Permenperin No.75/2010 tentang Pedoman CPPOB/GMP. Perka BPOM No.27/2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan PerBPOM No.31/2018 Tentang Label Pangan Olahan PerBPOM No.34/2019 tentang Kategori Pangan dll
  • 6. Teknologi Pengolahan Pangan: Proses merubah bahan pangan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, baik produk pangan setengah jadi atau produk pangan siap santap. Tujuan :  Meningkatkan eating quality (rasa, tekstur, warna) dan keamanan pangan  Layak dikonsumsi manusia  Memudahkan penanganan dan distribusi  Variasi jenis olahan pangan  Meningkatkan nilai ekonomis  Dapat mengawetkan (tidak semua) Teknologi Proses Pengolahan Pangan 1
  • 8. Pentingnya Memahami Karakteristik Bahan Pangan  Setiap bahan pangan memiliki karakteristik yang unik.  Karakteristik yang unik ini mempengaruhi cara penanganan saat panen, pasca panen, penyimpanan dan pengolahan di sarana produksi.  Proses pengolahan pangan harus memperhatikan karakteristik bahan pangan  menentukan teknologi proses yang akan diterapkan.
  • 9. Tingkat Resiko Komoditi Berdasarkan Sifat Produk Produk-produk kategori I (Risiko Tinggi) 1 Produk-produk yang mengandung ikan, telur, sayur, serealia dan/atau ingridien susu yang perlu direfrigerasi 2 Daging, ikan mentah dan produk-produk olahan susu 3 Produk-produk dengan nilai pH 4.6 atau di atasnya yang disterilisasi dalam wadah yang ditutup secara hermetis Produk-produk kategori II (Risiko Sedang) 4 Produk-produk kering atau beku yang mengandung ikan, daging, telur, sayuran atau serealia dan atau ingridien atau penggantinya dan produk lain yang tidak termasuk dalam regulasi higiene makanan 5 Sandwich dan kue pie daging untuk konsumsi segar 6 Produk-produk berbasis lemak misalnya coklat, margarin, spreads, mayonais dan dressing
  • 10. Produk-produk Kategori 3 (Risiko rendah) 1 Produk asam (nilai pH di bawah 4.6) seperti pikel, buah- buahan, konsentrat buah, sari buah dan minuman asam 2 Sayuran mentah yang tidak diolah dan tidak dikemas 3 Selai (jam) dan marmalade 4 Produk-produk konfeksioneri berbasis gula 5 Minyak dan Lemak makan 4,6 0,85
  • 11. Pangan Berisiko Rendah Pangan Berisiko Sedang
  • 12. Pangan Berisiko Tinggi Tidak diizinkan untuk diproduksi oleh IRTP, kecuali dalam bentuk siap saji/segera dikonsumsi (tidak disimpan beku/dingin
  • 13. Pengolahan dengan suhu tinggi (thermal): • Blansir • Pasteurisasi • Pengisian panas (hot filling) • Ekstrusi • Pemanggangan • Penggorengan • Pengeringan • Microwave • Sterilisasi Pengolahan dengan suhu rendah :  Pendinginan (-2 s/d 10º C)  Pembekuan (-12 s/d -24º C)  Quick Freezing (-24 s/d -40º C) Teknologi Pengolahan lainnya: • Fermentasi • Pengasapan • Penggaraman • Manisan (penambahan gula) • Pengeringan (manual atau alat) • Penambahan bahan kimia
  • 14.  VISI:  Komitmen/cita-cita cita-cita, tujuan utama dan tujuan masa panjang yang ingin dicapai suatu organisasi di masa depan.  Umumnya visi sifatnya permanen dan dibuat dalam kalimat yang singkat, padat, jelas, serta dapat mewakili semua hal.  Visi mengandung pernyataan-pernyataan yang sifatnya umum. Contoh: Mewujudkan peningkatan konsumsi susu dan produk olahan susu bagi masyarakat Indonesia, menuju bangsa yang sehat dan cerdas TAGLINE Merumuskan Komitmen Manajemen 2 BUDAYA Budaya 5S Seiri=Ringkas Seiton=Rapih Seiso=Resik Seiketsu = Rawat Shitsuke = Rajin
  • 15.  MISI: • Misi adalah penjabaran tentang strategi, tindakan, dan tahapan dalam upaya merealisasikan visi. • Merupakan tujuan jangka pendek dan berorientasi pada masa kini. • Misi dapat diubah sesuai dengan situasi dan kondisi namun tetap mengacu pada visi. • Misi mengandung pernyataan-pernyataan yang sifatnya khusus dan lebih terperinci. Contoh: 1. Menerapkan CPPOB. 2. Mempekerjakan karyawan yang terlatih dan bersertifikat kompetensi. 3. Menerapkan persyaratan halal.
  • 16. Manfaat Visi • Menjadi media untuk mempertemukan organisasi saat ini dan di masa depan • Meningkatkan standar kerja yang lebih baik • Menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi • Menumbuhkan dan meningkatkan tanggungjawab dan etos kerja karyawan Manfaat Misi • Menjadi pedoman dalam membuat rencana bisnis. • Membantu mengidentifikasi tujuan organisasi. • Memacu organisasi untuk berinovasi untuk menghadapi persaingan. • Memberikan dan menterjemahkan tujuan dasar organisasi sehingga parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dikontrol dan dievaluasi.
  • 17. Contoh: Komitmen Manajemen Visi:  Menjadi perusahaan ternama di Indonesia yang memanfaatkan sumber daya pangan lokal berbasis telur kepada konsumen dengan kualitas yang baik dan terjamin halalnya.  Mewujudkan peningkatan konsumsi susu dan produk olahan susu bagi masyarakat Indonesia, menuju bangsa yang sehat dan cerdas Misi: 1. Menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik 2. Mendapatkan izin edar pangan dan sertifikasi yang diperlukan 3. Menjaga kualitas, keamanan, dan kehalalan produk secara konsisten 4. Memperluas jejaring pemasaran produk dalam dan luas negeri, offline dan online
  • 18. Menetapkan Tim CPPOB/GMP dan memastikan keputusan tim menjadi keputusan manajemen. Keputusan Tim Keputusan Manajemen  Multi Bagian  Multi Disiplin  Terlatih/ Kompeten  Ditetapkan oleh Pemimpin Puncak Menetapkan Tim CPPOB 3 Syarat Tim CPPOB: SK Tim CPPOB MANFAAT: - Right man in the right place - Jobdesk jelas - Pemastian penerapan CPPOB secara legal
  • 19. Menetapkan Tim CPPOB N O NAMA BAGIAN KUALIFIKASI PELATIHAN TUGAS DALAM TIM 1. Diisi Pendidikan/ Keahlian yang dimiliki Diisi pelatihan yang pernah diikuti Bagi habis 17 klausul CPPOB ke sejumlah anggota tim CPPOB 2. 3. 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Fasilitas Sanitasi 4. Mesin / Peralatan 5. Bahan 6. Pengawasan Proses 7. Produk Akhir 8. Laboratorium 9. Karyawan 10. Pengemas 11. Label dan Keterangan Produk 12. Penyimpanan 13. Pemeliharaan dan Program Sanitasi 14. Pengangkutan 15. Dokumentasi dan Pencatatan 16. Pelatihan 17. Penarikan Produk Tugas Tim
  • 21. Deskripsi Produk Akhir meliputi: 1. Nama Produk Akhir 2. Perlakuan Microcidal/Static (Kategori proses) 3. Komposisi Produk Akhir 4. Cara Penyiapan dan Penyajian 5. Pengemasan produk akhir 6. Masa kedaluwarsa produk akhir 7. Sasaran Konsumen 8. Metode Distribusi/Cara Transportasi 9. Standar Mutu Produk: SNI/Regulasi/Perusahaan  Untuk 1 produk, tabel deskripsi dibuat sejumlah bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.  Jika memiliki beberapa produk, maka untuk bahan baku yang sama, cukup 1x dibuat tabel deskripsi bahan bakunya tersebut. Deskripsi Bahan Baku meliputi: 1. Nama bahan baku 2. Komposisi bahan baku (jika formulasi) 3. Kemasan bahan baku 4. Lama penyimpanan di Gudang (pada suhu kamar/dingin/beku) 5. Cara Transportasi 6. Cara Penyimpanan 7. Persyaratan SNI/Regulasi 8. Persyaratan lain yang ditetapkan perusahaan Mendeskripsikan Bahan Baku dan Produk Akhir 4
  • 22. Manfaat Penetapan Deskripsi/Spesifikasi Pemenuhan terhadap regulasi Konsistensi pada kualitas bahan baku Acuan bagi saat pembelian Deskripsi Bahan Baku Deskripsi Produk Akhir Pemenuhan terhadap regulasi Konsistensi pada kualitas produk akhir Acuan sebelum pelepasan produk ke pasar Deskripsi bahan baku dan produk akhir dibutuhkan saat mengajukan pendaftaran produk pangan
  • 23. DEFINISI Bahan Baku: bahan dasar yang dapat berupa pangan segar dan pangan olahan yang dapat digunakan untuk memproduksi pangan (terdiri dari bahan baku utama dan bahan ingredient lain). Bahan Baku Utama: bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar atau memiliki fungsi penting dalam pembuatan produk pangan). Bahan Ingredient lain: selain bahan utama, misal: BTP, bumbu, dll. Kemasan Pangan: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak.
  • 24. KEMASAN PANGAN Primer: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan yang bersentuhan langsung dengan pangan. Sekunder: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, yang tidak bersentuhan langsung dengan pangan  lapisan bungkus kedua. Tersier: bahan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan, yang tidak bersentuhan langsung dengan pangan  lapisan bungkus ketiga.  Material/Bahan kemasan 1. Gelas/beling (glass) 2. Plastik 3. Karton/Kertas 4. Kaleng 5. Aluminium foil 6. Lain-lain (misal:daun, batang bambu, batok)
  • 25. Contoh 1: Produk Keripik Pisang Keju BAHAN BAKU UTAMA Buah Pisang BAHAN INGREDIENT LAIN Keju Garam Vanili Minyak goreng KEMASAN Primer: Plastik zipper PE, ukuran 20 x 30 cm Sekunder: …(jika menggunakan) Tersier: …(jika menggunakan)
  • 26. NO KATEGORI DESKRIPSI 1 Nama Bahan Baku Pisang nangka 2 Komposisi bahan baku (jika dalam bentuk formulasi) --- 3 Kemasan bahan baku Jala plastik berisi 1 tandan 4 Lama penyimpanan di Gudang (pada suhu ….) 3 hari (pada suhu kamar) 5 Cara Transportasi Kendaraan umum 6 Cara Penyimpanan Di simpan dalam rak tidak tertutup (diangin- anginkan, bersih dan kering, hindari kontak langsung dengan sinar matahari. 7 Persyaratan SNI/Regulasi SNI 7422:2009 tentang Pisang. 8 Persyaratan lain yang ditetapkan Perusahaan Pemasok dari perkebunan yang memiliki reputasi yang baik (yang menerapkan GAP), jenis pisang nangka/tanduk Contoh Deskripsi Bahan Baku: Pisang Buat tabel yang sama untuk bahan baku lainnya
  • 27. NO KATEGORI DESKRIPSI 1. Nama Produk Akhir Keripik Pisang Keju 2. Kategori proses Penggorengan 3. Komposisi produk akhir Pisang, keju, garam, vanili 4. Cara Penyiapan dan Penyajian Langsung dapat dikonsumsi 5. Pengemasan produk akhir Plastik zipper PE ukuran 20 x 30 cm 6. Masa kedaluwarsa produk akhir Suhu kamar: 3 bulan; 7. Sasaran Konsumen Umum 8. Metode Distribusi / Cara Transportasi Kendaraan pengangkut yang kering, bersih, tertutup dari panas, hujan dan kotoran 9. Standar Mutu Produk: Regulasi dan Persyaratan Perusahaan (terlampir) SNI SNI 01-4315-1996 tentang Keripik Pisang. Perka BPOM No.16/2016 tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan. PerBPOM no.8/2018 tentang Batas Maks. Cemaran kimia dalam pangan olahan. PerBPOM no.5/2018 ttg Batas maks. Cemaran Logam berat dalam pangan olahan. PerBPOM no.34/2019 tentang Kategori Pangan Contoh Deskripsi Produk Akhir: Keripik Pisang Keju
  • 28. Contoh 2: Produk Yogurt BAHAN BAKU UTAMA Susu segar Kultur Lactobacillus bulgaricus Kultur Streptococcus thermophillus Kultur Bifidobacterium Kultur Lactobacillus acidophillus BAHAN INGREDIENT LAIN Gula pasir Pasta perisa stroberi Pasta perisa melon Air KEMASAN Primer: Botol PP volume 250 ml Sekunder: …(jika menggunakan) Tersier: …(jika menggunakan)
  • 29. NO KATEGORI DESKRIPSI 1 Nama Bahan Baku Susu segar segar 2 Komposisi bahan baku (jika dalam bentuk formulasi) --- 3 Kemasan bahan baku Milk can ukuran 10 dan 15 liter 4 Lama penyimpanan di Gudang (pada suhu ….) 1 jam (pada suhu kamar) 5 Cara Transportasi Mobil berpendingin 6 Cara Penyimpanan Di simpan dalam wadah tertutup, anti karat, bersih dan kering, hindari kontak langsung dengan sinar matahari, harus segera diolah. 7 Persyaratan SNI/Regulasi 1. SNI 3141:2011 tentang Susu Segar 2. Peraturan Kepala Badan POM No.16 tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan 8 Persyaratan lain yang ditetapkan Perusahaan Pemasok dari peternakan sapi dengan reputasi yang baik (yang memiliki NKV) Contoh Deskripsi Bahan Baku Yogurt: Susu Sapi segar Buat tabel yang sama untuk bahan baku lainnya
  • 30. NO KATEGORI DESKRIPSI 1. Nama Produk Akhir Yogurt 2. Kategori proses Pasteurisasi dan Fermentasi 3. Komposisi produk akhir Susu segar, gula pasir, Kultur L.bulgaricus, S. thermophillus, Bifidobacteriium, L. Acidophillus, pasta perisa strawberi dan melon, air. 4. Cara Penyiapan dan Penyajian Langsung dapat dikonsumsi 5. Pengemasan produk akhir Botol PP volume 250 ml 6. Masa kedaluwarsa produk akhir Suhu kamar: 1 hari; Suhu dingin (4°C): 7 hari; Suhu beku (-18°C): 1 bulan 7. Sasaran Konsumen Umum 8. Metode Distribusi / Cara Transportasi Kendaraan pengangkut yang kering, bersih, tertutup dari panas, hujan dan kotoran, serta menggunakan coolbox atau mobil berpendingin. 9. Standar Mutu Produk: Regulasi dan Persyaratan Perusahaan (terlampir) SNI 2981:2009 tentang Yogurt. Perka BPOM No.16/2016 tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan. PerBPOM no.8/2018 tentang Batas Maks. Cemaran kimia dalam pangan olahan. PerBPOM no.5/2018 ttg Batas maks. Cemaran Logam berat dalam pangan olahan. PerBPOM no.34/2019 tentang Kategori Pangan Yogurt manis berperisa buah Contoh Deskripsi Produk Akhir: Yogurt
  • 31.  Potensi bahaya:  Mikrobiologi: Salmonella, E.coli, Staphilococcus aureus, Clostridium, dll  Kimia: borax, pewarna buatan yang dilarang, formalin, dll.  Fisik: rambut, kotoran, bangkai, batu, isi steples dll  Mengidentifikasikan semua potensi-potensi bahaya:  Regulasi Teknis: Perka BPOM, Permenperin, PermenKP, Permentan, dll.  Standar: SNI, CAC, ISO, dll.  Menentukan tindakan-tindakan pengendalian yang diperlukan untuk mencegah bahaya  diutamanya menggunakan cara pencegahan sesuai klausul CPPOB (bukan alat/mesin aau pengujian laboratorium). Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Cara Pencegahannya 5
  • 32. Prevalensi Cemaran Biologi (see also Huss et. al 2004) Salmonella Ditransfer dari kotoran manusia, burung dan hewan lainnya E. coli Ditransfer dari kotoran manusia, burung dan hewan lainnya. Beberapa serotypes dapat berasal dari sistem budidaya pertanian. Vibrio cholera Cocok dalam lingkungan akuatik. Hanya 2 dari 130 serotipe bersifat patogen. Sejumlah besar bakteri pada salinitas rendah. Bertahan hidup di air sungai. Vibrio parahae- molyticus Cocok di lingkungan akuatik, hanya sedikit serotipe yang patogen. Perlu 2-3% garam untuk tumbuh. Mesophilic - meningkat pada musim panas Listeria monocytogenes Cocok di lingkungan yang tidak terawat di daerah tropis Staphylococcus aureus Paling sering ditransfer dari personel yang terinfeksi pada tangan dan tenggorokan. 11/12/2023 32
  • 33. Pencegahan dan Pengendalian (see also Huss et. al 2004) Salmonella Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan dengan suhu dingin E. coli Hindari kontaminasi silang. Hindari pertumbuhan dengan suhu dingin Vibrio cholera Pendinginan cepat dan efisien hingga <10°C produk segar. Cegah kontaminasi silang. Vibrio parahae- molyticus Pendinginan cepat dan efisien hingga <5°C produk segar. Cegah kontaminasi silang. Aeromonas sp. Hindari kontaminasi silang. Cegah pertumbuhan dengan pendinginan, pembekuan atau penggaraman. Staphylococcus aureus Pendinginan cepat dan cegah kontaminasi silang setelah pemanasan. Jaga suhu <10°C untuk mnghindari pertumbuhan dan produksi toksin setelah pemanasan 11/12/2023 33
  • 34. Faktor Pembatas Pertumbuhan (see also Huss et. al 2004) Min. temp. Optimum temp. Min. pH Max. Salt Heat resistance Salmonella 5°C 35-43°C 3,8 6% D60: 1-3 min E. coli 7°C 35-40°C 4,4 5 % Very sensitive Vibrio cholera 10°C 37°C 5,0 < 8% D55: 0,24 min Vibrio parahaemolyticus 5°C 37°C 4,8 8-10 % D60: 0,71 min Aeromonas 0-4°C 28-35°C 4,0 4-5 % D55: 0,17 min Listeria monocyogenes 0-2°C 30-37°C 4,6 10 % D60: 1,5-4,5 min Staphylococcus aureus (toxins) 10°C 40-45°C 4,5 10-15% Toxins resistent Clostridium botulinum type E 3,3°C 25-28°C 5,0 3-5 % Spores D80: 4,5-10,5 min 11/12/2023 34 Nilai D adalah waktu yang diperlukan untuk mereduksi mikroba sebesar satu siklus log pada suhu tertentu.
  • 35. Contoh : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya N O BAHAYA CONTOH CARA PENGENDALIAN 1 Cemaran Mikroba: - Bakteri pembusuk - Bakteri pathogen - Kapang/ jamur, dll - Air yang digunakan untuk kegiatan di unit pengolahan harus memenuhi persyaratan kualitas air minum atau minimal standard air bersih - Es yang digunakan berasal dari air yang memenuhi syarat tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa dan disimpan di tempat yang bersih agar terhindar kontaminasi. - Pastikan pekerja selalu mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan sanitizer sebelum mulai produksi dan setelah dari toilet. - Pastikan ruang pengolahan selalu dibersihkan secara rutin dan dimonitoring - Bahan baku ikan diperiksa secara organoleptik sesuai spesifikasi mutu dan keamanan bahan pangan. - Penanganan ikan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan menempatkan suhu dingin (0-5°). - Pengukusan nuget ikan dilakukan dalam suhu dan waktu yang cukup. - Naget ikan dikemas secara cepat, cermat dan saniter dan pastikan tidak adanya kebocoran kemasan. - Pastikan penyimpanan beku produk akhir dilengkapi kontrol suhu. - Pekerja dilarang mengobrol saat proses produksi dilakukan. - Pastikan meja dan alat pengolahan serta berbagai hal yang kontak langsung dengan produk dibersihkan sebelum dan sesudah proses produksi. Sesuaikan cara pengendalian dengan proses bisnis di sarana UMKM
  • 36. Contoh : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya NO BAHAYA PENGENDALIAN 2 Cemaran Kimia: - BTP melebihi takaran, - Residu pestisida, - Peralatan non food grade, - Bahan kimia berbahaya, dll. - Bahan baku ikan dipastikan berasal dari perairan yang tidak tercemar. - Peralatan yang digunakan dalam proses produksi terbuat dari bahan yang bebas dari logam berat. - Air yang digunakan menggunakan standard air bersih. 3 Cemaran Fisik: 1. Serangga, pengerat dsb - Penggunaan pest control yang tepat dan sesuai serta dilakukan monitoring berkala. - Pembersihan bangunan dan ruang produksi secara rutin dan benar dengan adanya monitoring. 2. Rambut, kuku dll - Pekerja yang akan memasuki ruang produksi harus memakai hairnet, masker dan celemek. - Pekerja yang berjenggot, berkumis, berambut gondrong dan berkuku panjang dilarang memasuki ruang produksi. 3. Benda asing - Pisahkan benda yang tidak digunakan selama proses produksi. - Ganti alat produksi jika sudah rusak. - Pembersihan bangunan, ruangan dan alat produksi dilakukan secara rutin dan benar dengan adanya monitoring. Sesuaikan cara pengendalian dengan proses bisnis di sarana UMKM
  • 37. pemasok (supplier) bahan baku, bahan tambahan, dan bahan pengemas selama proses produksi penyimpanan pengiriman kepada para pelanggan (Distributor, peritel). Menetapkan Lingkup Sistem Ketertelusuran Mengidentifikasi Pelanggan dan Pemasok 6
  • 38. Ruang Lingkup Ketertelusuran terhadap pemasok untuk menjamin bahwa asal bahan baku, bahan tambahan, dan bahan pengemas dapat teridentifikasi; Ketertelusuran dalam alur proses produksi untuk menjamin bahwa semua proses produksi pangan dilakukan sesuai prinsip keamanan pangan dan spesifikasi yang dipersyaratkan; Ketertelusuran terhadap distributor-peritel untuk menjamin bahwa seluruh produk yang diedarkan dapat teridentifikasi SUPPLIER PROCESS RETAIL- CUSTOMER KETERTELUSURAN/ TRACEABILITY SYSTEM Sistem dokumentasi (SOP, Formulir)
  • 39. Nama Produk: Keripik Pisang Keju Umur simpan : 3 bulan dalam suhu ruang Lama penggunaan oleh konsumen (setelah produk dibuka): 1 minggu di suhu ruang Kondisi Penyimpanan yang Disarankan: Sarana penyimpanan yang dimiliki distributor: rak/etalase yang bersih Sarana penyimpanan yang dimiliki konsumen: tidak ada persyaratan khusus Petunjuk Penggunaan: Dapat langsung dikonsumsi dengan membuka kemasan, rapatkan kembali zipper jika tidak langsung habis dikonsumsi Penggunaan yang Diharapkan oleh Konsumen: cemilan Target Populasi Konsumen: umum, kecuali bayi dibawah 1 tahun Konsumen lain yang mungkin ikut menggunakan: --- a. Tujuan Penggunaan Produk Dan Pelanggan Contoh 1. Keripik Pisang Keju
  • 40. b. Identifikasi Pemasok contoh untuk Keripik Pisang
  • 41. Nama Produk: Yogurt berperisa Melon Umur simpan : 3 bulan dalam suhu beku (-18Cº) Lama penggunaan oleh konsumen (setelah produk dibuka): 1 hari di suhu dingin Kondisi Penyimpanan yang Disarankan: Sarana penyimpanan yang dimiliki distributor: Freezer suhu beku (-18Cº) Sarana penyimpanan yang dimiliki konsumen: Kulkas chiller (freezer) Petunjuk Penggunaan: Dapat langsung dikonsumsi dengan membuka kemasan Penggunaan yang Diharapkan oleh Konsumen: dessert, topping irisan buah/sayur, cemilan Target Populasi Konsumen: Anak-anak, kecuali bayi dibawah 1 tahun Konsumen lain yang mungkin ikut menggunakan: dewasa a. Tujuan Penggunaan Produk Dan Pengguna Produk Contoh 2. Yogurt berperisa melon
  • 42. b. Identifikasi Pemasok contoh untuk Yogurt
  • 43. Membuat Diagram Alir 1 Mendisain Layout Ruang Produksi 2 Membuat SOP Pengolahan Pangan 3 Membuat Formulir 4
  • 44.  Disiapkan oleh Tim CPPOB/GMP  Dibuat untuk setiap spesifik produk  Meliputi semua langkah dalam proses  Satu diagram alir dapat digunakan untuk beberapa item dengan kategori proses sejenis  Memungkinkan analisa bahaya pada setiap langkah  Dapat menggunakan simbol dan nomor Membuat Diagram Alir 1
  • 45. LANGKAH INSPEKSI TRANSPOR ARUS PRODUK DAN BAHAN PENYIMPANAN KEGIATAN YANG MENGAMBIL KEPUTUSAN KEGIATAN + INSPEKSI BAHAN MASUKAN/ PENERIMAAN Simbol-Simbol Umum:
  • 46.
  • 47. Contoh DIAGRAM ALIR MEMBUAT KERIPIK NANGKA BUAH NANGKA Pencucian Pengirisan Penggorengan vacuum 15 menit Sentrifugasi Pengemasan Penyimpanan Air Miny Goreng Alufo Stiker Label Pengupasan + Penghilangan biji beton
  • 48. Tahapan proses Kriteria proses: T, t, P, pH, RPM dll Titik kendali Kritis/ CCP Pastikan semua Bahan: - Bahan baku utama, - BTP, - Bahan penolong - Bahan kemasan masuk dalam diagram alir proses Contoh Diagram Alir Membuat Yogurt Perhatian : Berurutan sesuai alur proses produksi Inputan/ Penerimaan
  • 49. To i l e t To i l e t R. ADM Penerimaan bahan baku S o r t a s i PROSES PENGOLAHAN I PROSES PENGOLAHAN II PROSES PENGOLAHAN III P E N G E P A K A N P E N Y I M P A N A N Gudang pengem as Pastikan !!! Setiap tahapan dalam diagram alir proses produksi, terpetakan dalam denah / layout ruang. Mendisain Layout Ruang Produksi 2
  • 50. PRINSIP LAYOUT RUANG PROSES PRODUKSI Loker Admin/Kantor - Gudang Bahan Baku - Gudang Bahan Kemas R. Kemas Sekunder Gudang Produk Jadi Ruang Cuci Alat Toilet Pemasakan Mixing Timbang Filling   
  • 53. Manual Prosedur Instruksi Kerja Dokumen Penunjang SOP Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Membuat SOP Pengolahan Pangan 3
  • 54. Manual Prosedur Instruksi Kerja Dokumen Penunjang Manual Mutu: menggambarkan kegiatan bisnis usaha secara umum, termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu yang telah ditetapkan oleh manajemen. Prosedur: menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu proses tertentu yang terkait dengan penerapan standar. Instruksi Kerja / Standar Operasional: sifatnya untuk memberikan petunjuk pada pengoperasian suatu proses kerja yang harus dilakukan oleh satu orang atau satu unit yang terlibat atau yang fungsi tugasnya dapat mempengaruhi kegiatan SMM di Perusahaan. Instruksi Kerja dibuat untuk menghindari atau mengurangi potensi kesalahan terhadap suatu pekerjaan. Rekaman: Bukti kerja yang merupakan bagian dari dokumen Mutu, berupa formulir-formulir isian, check sheet, dll., yang harus diatur dan dikendalikan secara tersendiri. Level Dokumen Dalam Sistem Mutu
  • 55. Membuat SOP Pengolahan Pangan • Tetapkan judul SOP sesuai jenis produk yang akan diproduksi: Kata aktif kerja performatif. • Tetapkan langkah-langkah utama (langkah-langkah yang apabila tidak dilakukan akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan/ produk dari SOP baik mutu maupun kuantitas) produk/jasa): Kalimat aktif performatif  sesuai standar dan regulasi. • Tetapkan instruksi kerja setiap langkah-langkah: kalimat perintah sesuai standar dan regulasi. • Tetapkan media/ keluaran/output pada setiap elemen/instruksi kerja. • Tetapkan pelaksana/penanggung jawabnya.
  • 56. Contoh SOP berbentuk Tabel pada UMKM Keripik pisang
  • 59. Contoh lain: Membuat Prosedur Penarikan Produk Pangan  Penarikan produk pangan adalah tindakan menghentikan peredaran pangan karena diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit atau keracunan pangan.  Tujuannya adalah mencegah timbulnya korban yang lebih banyak karena mengkonsumsi pangan yang membahayakan kesehatan. 1. Pemilik UMKM harus menarik produk pangan dari peredaran jika diduga menimbulkan penyakit atau keracunan pangan 2. Pemilik UMKM harus menghentikan produksinya sampai masalah terkait diatasi. 3. Pemilik UMKM harus melaporkan penarikan produknya ke Pemerintah Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat 4. Pangan yang terbukti berbahaya bagi konsumen harus dimusnahkan.
  • 60. PROSEDUR PENARIKAN PRODUK TIDAK SESUAI Pernyataan recall procedures: UMKM…….. menetapkan kebijakan penarikan kembali terhadap produk-produk yang tidak sesuai dan telah beredar sesuai dengan kategori Klasifikasi: Kategori 1: Ketidaksesuaian dapat mengancam jiwa manusia Kategori 2: Ketidaksesuaian berpotensi mengancam jiwa manusia Kategori 3: Ketidaksesuaian berpotensi mengakibatkan economic fraud Metode: 1. Notifikasi pada jaringan distribusi 2. Penarikan produk 3. Menentukan sumber masalah 4. Menangani keluhan konsumen 5. Melakukan tindakan koreksi Waktu Recall: Segera setelah ditemukan ketidaksesuaian Penanggung jawab verifikasi: Manajemen Quality Assurance Prosedur: 1. Menetapkan jadwal penarikan kembali 2. Memberi info pada jaringan distribusi 3. Penarikan produk 4. Menentukan sumber masalah 5. Menangani keluhan konsumen 6. Melakukan tindakan koreksi 7. Perbaikan sistem bila diperlukan Rekaman Recall: Rekaman notifikasi, jumlah produk yang berhasil ditarik, sumber masalah, dan tindakan koreksi
  • 61. NO LANGKAH UTAMA PROSES INSTRUKSI KERJA REKAMAN 1 Penyiapan Peralatan - Siapkan baskom, pisau, talenan, wadah peniris, wajan, dan sutil - Siapkan wadah penampung limbah dan timbangan - Siapkan alat penyerut pisang Ceklist pembersihan harian 2 Penyiapan Bahan - Siapkan pisang nangka, keju, garam, vanili, minyak goreng. - Kupas dan iris pisang tipis-tipis menggunakan penyerut. - Timbang keju, garam sesuai resep Kartu stock bahan baku 3 Mengolah keripik - Goreng irisan pisang dalam minyak banyak yang sudah panas hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan pisang - Selagi hangat pindahkan ke wadah penampung sementara dan berikan parutan keju sebagai topingnya. Angin-anginkan Ceklist monitoring proses produksi 4 Pengemasan - Siapkan stiker, beri kode tgl ED dan kode produksi - Siapkan plastic PE zipper, tempelkan stiker yang sudah diberi coding. - Buka kemasan kosong, letakkan diatas timbangan, tekan nol untuk menera, Masukkan keripik kedalam wadah hingga berat 200 gram, rapatkan zipper - Rapatkan kemasan dengan sealer Kartu stok produk Monitoring Mutu produk Contoh bentuk tabel SOP Pengolahan Keripik Pisang Keju
  • 62. HIGIENE DAN SANITASI KARYAWAN 1. Tujuan Memastikan bahwa karyawan menerapkan sanitasi dan higieni selama proses produksi. 2. Ruang Lingkup Pelaksanaan mencakup pemeriksaan kebersihan kuku, tangan, kaki, pakaian, kulit, dan kelengkapan busana produksi (masker, apron, dan alas kaki) serta suhu tubuh. 3. Penanggung Jawab Penanggung jawab sanitasi dan higieni 4. Acuan Peraturan Menteri Perindustrian 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik 5. Prosedur proses higieni dan sanitasi karyawan 1. Cuci tangan sebelum produksi dengan menggunakan sabun di bawah air mengalir. 2. Penanggung jawab sanitasi dan higieni memeriksa kebersihan tangan, kuku, kulit serta kelengkapan busana produksi (masker, penutup kepala, alas kaki dan apron) 3. Apabila ditemukan karyawan dengan kuku panjang maka karyawan diminta untuk potong kuku sebelum memasuki ruang produksi 4. Apabila karyawan belum lengkap mengenakan busana produksi (masker, penutup kepala, alas kaki dan apron) maka karyawan harus melengkapi terlebih dahulu sebelum memasuki ruang produksi. 5. Cek suhu karyawan, apabila suhu karyawan di atas 37 oC, maka karyawan tidak diizinkan memasuki ruang produksi dan diminta untuk istirahat pulang. 6. Gunakan Formulir pemeriksaan sanitasi dan higieni karyawan (NF-FORM-08) 6. Dokumen Terkait Formulir pemeriksaan sanitasi dan higiene karyawan (NF-FORM-08) Contoh bentuk narasi SOP Higiene dan Sanitasi Karyawan
  • 63. Contoh Formulir Monitoring Pembersihan Harian Membuat Formulir 4
  • 64. Contoh Formulir Monitoring Pembersihan Mingguan
  • 65. Terima kasih Silahkan hubungi kami di: Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan-Badan POM RI Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat Telp. 021-42878701 / 42875738; Fax. 021-42878701 e-mail: toppmpu@yahoo.com; pendampinganumkm.pmpu@gmail.com Konsultasi langsung: Badan POM Gedung B Lt 6 AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA