SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
FORMULASI TEKNOLOGI 
SEDIAAN CAIR DAN SEMI 
PADAT (salep)
SAP FTS CSP 
1. Formula, alat, dan evaluasi sediaan cair 
dansemipadat meliputi suppositoria, salep, salep 
mata, pengawet salep, pengemas salep, absorbsi 
percutan 
2. Mengenal sediaan transdermal, dispersi, suspensi, 
emulsi dan evaluasi serta masalah dalam 
pembuatannya
Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat pada 
permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang 
cukup lama sebelum sediaan dicuci. 
Macam-macam sediaan semi padat: salep, pasta, 
cream, gel
Perbedaannya ? 
Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari 
komponen basis yang dapat berupa basis larut air 
(polietilenglikol/PEG), atau basis berlemak, seperti 
minyak mineral, petrolatum 
Pasta: sediaan semi padat yang mengandung zat 
padat yang tidak larut dalam konsentrasi yang 
tinggi, zat padat tersebut dapat terdispersi dalam 
pembawanya
Krim : sediaan semipadat dengan sistem emulsi yang 
tidak jernih, tidak tembus cahaya, konsistensinya 
tergantung pada tipe emulsinya 
Gel : sediaan semi padat yang fase cairnya dibentuk 
dalam matrix polimer tiga dimensi yang mempunyai 
ikatan fisik atau kimiawi yang tinggi 
Contoh polimernya: - polimer alam ( gom, tragakan, 
pektin, agar, asam alginat), dan polimer semisisntetik 
atau sintetik (metil selulosa, karboksimetilselulosa, 
hidroksi metil selulosa, carbopol)
Pemilihan dasar salep yang tepat 
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: 
1. Laju penglepasan obat yang diinginkan 
2. keinginan peningkatan absorbsi obat oleh dasar 
salep 
3. kelayakan dasar salep dalam melindungi 
kelembapan kulit 
4. kestabilan obat dalam basisnya 
5. pengaruh obat terhadap viskositas salep .
Macam-macam basis salep 
1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak) 
Memberikan efek emolien, dapat melekat dikulit 
dalam waktu yang lama 
 -sukar dicuci 
 Dapat mengurangi penguapan kelembapan pada 
kulit 
mudah menyebar saat digunakan di kulit, lunak
Contoh: 
1) Petrolatum USP, adalah campuran hidrokarbon 
setengah padat diperoleh dari minyak bumi, warna 
kuning, melebur antara suhu 38 dan 60 derajat C. 
Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan 
zat lain 
Sinonim:petrolatum kuning, petrolatum jelly, 
dalam perdagangan dikenal sebagai vaselin kuning 
(cheesebrought)
2) petrolatum putih,USP, berasal dari vaselin kuning 
yg dihilangkan warnanya 
sinonim: white petrolatum jelly, vaselin putih 
3) salep kuning (yellow ointment) 
Tiap 100 g yellow ointment mengandung 5 gram lilin 
kuning (berasal dari sarang tawon (apis melifera) 
dan 95 g petrolatum 
Sinonim: salep sederhana (simple ointment).
4) salep putih (white ointment) 
Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah murni yg 
diputihkan) dan 95% petrolatum putih 
5) parafin 
Merupakan campuran hidrokarbon padat yg 
dimurnikan yg diperoleh dari minyak bumi, tidak 
berwarna, dapat membuat dasar salep berlemak 
menjadi keras atau kaku
6) Minyak mineral adalah campuran dari hidrokarbon 
cair yg dihasilkan dari minyak bumi. Berguna 
dalam menggerus bahan yg tidak larut pd salep 
dengan basis lemak 
sinonim: petrolatum cair (liquid petrolatum)
2. basis serap 
Berperan sebagai emolien meski dayapenutupan terhadap 
kulit tidak seperti pada basis berlemak 
Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air 
Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan 
berair dan berlemak 
 -dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan senyawa yang 
bersifat hidrofil (misal senyawa yang mempunyai gugus polar, 
seperti sulfat, karboksil, hidroksil, sterol, sorbitan 
monostearat) 
 Jika disentuh sebenarnya tidak menyerap air, tapi dengan 
pengadukan, dapat menyerap larutan air (dapat membentuk 
emulsi air dalam minyak)
Contoh: 
1) petrolatum hidrofilik 
Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan 
petrolatum putih 
Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dengan 
membentuk emulsi air dalam minyak 
2) Lanolin anhidrida 
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air 
Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan air, 
pencampurannya dengan air menghasilkan emulsi air 
dalam minyak 
Sinonim: Refined wool fat
3)Lanolin 
Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis aries), 
merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kandungan 
air antara 25-30% 
Sinonim: Hydrous whole fat 
4) Cold cream (krim pendingin), merupakan emulsi air 
dalam minyak, semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil 
ester, lilin putih, minyak mineral, natrium borat, dan air 
murni 
Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada dlm 
lilin-lilin membentuk sabun Na yg bekerja sebagai zat 
pengemulsi 
Krim pendingin digunakan sebagai emolien dan basis salep
3. Basis yang dapat dicuci dengan air 
 Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing krim 
 Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan sistem emulsi 
minyak dalam air mempunyai kemampuan menyerap cairan 
yang dikeluarkan oleh luka 
 Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis semipermeabel 
(setelah air menguap pada tempat yang digunakan), tapi kalau 
emulsi air dalam minyak dari sediaan semipadat akan 
membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung Na lauril 
sulfat sebagai bahan pengemulsi, dengan alkohol 
stearat dan petrolatum putih sebagai fase lemaknya, 
propilenglikol dan air sebagai fase air 
Sebagai pengawet digunakan metil dan propil 
paraben
4. Basis yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)/ 
greaseless 
Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan 
air, sehingga larutan ini tidak efektif jika dicampur 
dengan larutan berair. (lebih baik jika dicampur dengan 
bahan yg tidak berair atau bahan padat) 
 Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan BM tinggi 
(padat)dan PEG dengan BM rendah (cair) 
 Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan ikatan eter 
 Rumus umum: 
 HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
Pembuatan salep 
1. metode pencampuran 
 Caranya semua komponen salep dicampur bersama sampai 
sediaan homogen 
 Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari porselen 
 a) pencampuran bahan padat 
Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau bisa juga 
digunakan spatula dari karet yang keras 
Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa serbuk digerus 
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk 
sampai homogen
b) pencampuran cairan 
 Penambahan bahan cairan atau larutan obat akan mengalami 
kesulitan untuk basis yang berlemak, perlu diperhatikan 
pemilihan basisnya 
Alat lain yang dapat digunakan adalh penggiling salep mekanik 
(roller mill, colloid mill), dengan menggunakan pengaduk 
logam tahan karat, hasilnya lebih halus dan rata
2. Metode kedua: peleburan 
Semua atau beberapa komponen dari salep 
dicampurkan dengan melebur bersama dan 
didinginkan dengan pengadukan yang konstan 
sampai mengental. Komponen yang tidak dicairkan 
biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang 
mengental setelah didinginkan dan diaduk 
Bahn-bahan yang mudah menguap ditambahkan 
terakhir, bila temperatur sudah turun
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan salep 
dengan peleburan 
Untuk skala kecil dapat digunakan cawan porselen 
atau gelas beker untuk mencampurnya, dan setelah 
membeku dapat digosok-gosokkan dengan spatula 
atau lumpang 
Pada skala besar digunakan ketel uap berjaket 
dan setelah membeku, salep dimasukkan dalam 
gilingan salep untuk memastikan homogenitasnya
Pada metode peleburan, karena titik lebur masing-masing 
bahan berbeda, maka akan mempengaruhi 
bagaimana proses pembuatannya, karena suhu 
untuk melebur beda-beda. 
Bahan dengan titik lebur paling tinggi dileburkan 
terlebih dahulu, baru komponen lain ditambahkan 
pada cairan yang panas, maka semua komponen 
akan terkena temperatur ini, sehingga pemilihan 
titik lebur berdasarkan titik lebur tertinggi dari 
bahan salep
Pengawetan salep 
Contoh bahan pengawet: 
Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam sorbat, 
garam amonium kuartener 
Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan, BHA, 
BHT
Pengemasan dan penyimpanan salep 
Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau porselen) 
atau tube (kaleng atau plastik), tube untuk salep mata 
dikemas dalam tube kaleng atau plastik kecil dan dapat dilipat 
dapt menampung sekitar 3,5 g salep. Tube salep untuk topikal 
digunakan ukuran 5-30 g. Untuk botol salep digunakan 
ukuran antara ½ ounce sampai 1 pound atau lebih. 
wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan tujuan melindungi 
obat terhadap cahaya 
Keuntungan tube dibandingkan botol; pemakaian lebih 
mudah, mengurangi kontaminasi selama penggunaan. 
Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30 der C, utk 
mencegah melembek (terutama untuk basis salep yg mudah 
mencair)
Untuk pengisian salep pada wadahnya. Pada skala 
kecil,salep yg sudah ditimbang dimasukkan ke dalam 
botol dengan memakai spatula yg fleksibel dan 
menekannya ke bawah sejajar melalui tepi botol 
untuk mencegah terjebaknya udara dlm botol. 
Salep yg dibuat dengan cara peleburan, pengisian 
dapat dilakukan langsung setelah dilelehkan 
langsung dimasukkan dalam botol, pembekuan 
terjadi di dalam botol
Pada skala besar, tube umunya diisi dengan alat 
bertekanan dari bagian ujung belakang yang terbuka 
(ujung yg berlawanan dari ujung tutup) dari tube, yg 
kemudian ditutup dan disegel. 
salep yg dibuat dengan cara peleburan dapat 
langsung dimasukkan ke dalam tube 
Di industri, pengisian, penglipatan, penutupan, dan 
pelabelan tube dilakukan dengan mesin otomatis
Yang perlu diperhatikan dalam formulasi sediaan 
topikal 
: 
1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi: 
- kelarutan 
- koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan 
obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya dalam air , 
untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam sediaan 
harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit, perlu 
diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit) 
- titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
2. Karakterisrik fisik bahan aktif 
- warna, bau, rasa 
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton), 
dan distribusi ukuran partikel 
-densitas 
-viskositas 
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi 
4. Toksisitas zat aktif 
5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme, 
bioavailability, waktu paruh eliminasi) 
6. Sifat bahan tambahan
Perlu diperhatikan : 
1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula, semakin 
banyak akan semakin banyak pula yang dapat 
mencapai stratum korneum, sampai diperoleh 
konsentrasi jenuh 
2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum 
korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif dalam 
salep lebih mudah larut dalam stratum korneum 
dibandingkan di dalam formulanya

More Related Content

What's hot (20)

Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6Tugas formulasi obat klp 6
Tugas formulasi obat klp 6
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3Ppt farmasi klmp 3
Ppt farmasi klmp 3
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Praformulasi Sediaan
Praformulasi SediaanPraformulasi Sediaan
Praformulasi Sediaan
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Lotion Pegagan
Lotion PegaganLotion Pegagan
Lotion Pegagan
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 
Makalah componding
Makalah compondingMakalah componding
Makalah componding
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 

Similar to Kuliah fts csp salep2013

SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxdiah72
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxBryanDixon13
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxssuserbb0b09
 
Inkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salepInkompatibilitas salep
Inkompatibilitas saleppujihartati5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obatRukmana Suharta
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxnurulwahyuni41
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatErsa Yuliza
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.2110070100058
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsemTika DePhe
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaanrahmanobita
 

Similar to Kuliah fts csp salep2013 (20)

Kul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salepKul2. metode pembuatan salep
Kul2. metode pembuatan salep
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
PPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptxPPT KIMIA FARMASI.pptx
PPT KIMIA FARMASI.pptx
 
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptxBENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
BENTUK SEDIAAN OBAT - SHOFA WIJDAN.pptx
 
Inkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salepInkompatibilitas salep
Inkompatibilitas salep
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
KOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdfKOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdf
 
Pembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensiPembentukan emulsi & suspensi
Pembentukan emulsi & suspensi
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
kelompok Emulsi
kelompok Emulsikelompok Emulsi
kelompok Emulsi
 
pulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.pptpulv-serbuk.ppt
pulv-serbuk.ppt
 
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.
 
pembuatan balsem
pembuatan balsempembuatan balsem
pembuatan balsem
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
 
E m u_l_s_i
E m u_l_s_iE m u_l_s_i
E m u_l_s_i
 

Recently uploaded

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 

Recently uploaded (14)

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 

Kuliah fts csp salep2013

  • 1. FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT (salep)
  • 2. SAP FTS CSP 1. Formula, alat, dan evaluasi sediaan cair dansemipadat meliputi suppositoria, salep, salep mata, pengawet salep, pengemas salep, absorbsi percutan 2. Mengenal sediaan transdermal, dispersi, suspensi, emulsi dan evaluasi serta masalah dalam pembuatannya
  • 3. Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan dicuci. Macam-macam sediaan semi padat: salep, pasta, cream, gel
  • 4. Perbedaannya ? Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari komponen basis yang dapat berupa basis larut air (polietilenglikol/PEG), atau basis berlemak, seperti minyak mineral, petrolatum Pasta: sediaan semi padat yang mengandung zat padat yang tidak larut dalam konsentrasi yang tinggi, zat padat tersebut dapat terdispersi dalam pembawanya
  • 5. Krim : sediaan semipadat dengan sistem emulsi yang tidak jernih, tidak tembus cahaya, konsistensinya tergantung pada tipe emulsinya Gel : sediaan semi padat yang fase cairnya dibentuk dalam matrix polimer tiga dimensi yang mempunyai ikatan fisik atau kimiawi yang tinggi Contoh polimernya: - polimer alam ( gom, tragakan, pektin, agar, asam alginat), dan polimer semisisntetik atau sintetik (metil selulosa, karboksimetilselulosa, hidroksi metil selulosa, carbopol)
  • 6. Pemilihan dasar salep yang tepat Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: 1. Laju penglepasan obat yang diinginkan 2. keinginan peningkatan absorbsi obat oleh dasar salep 3. kelayakan dasar salep dalam melindungi kelembapan kulit 4. kestabilan obat dalam basisnya 5. pengaruh obat terhadap viskositas salep .
  • 7. Macam-macam basis salep 1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak) Memberikan efek emolien, dapat melekat dikulit dalam waktu yang lama  -sukar dicuci  Dapat mengurangi penguapan kelembapan pada kulit mudah menyebar saat digunakan di kulit, lunak
  • 8. Contoh: 1) Petrolatum USP, adalah campuran hidrokarbon setengah padat diperoleh dari minyak bumi, warna kuning, melebur antara suhu 38 dan 60 derajat C. Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan zat lain Sinonim:petrolatum kuning, petrolatum jelly, dalam perdagangan dikenal sebagai vaselin kuning (cheesebrought)
  • 9. 2) petrolatum putih,USP, berasal dari vaselin kuning yg dihilangkan warnanya sinonim: white petrolatum jelly, vaselin putih 3) salep kuning (yellow ointment) Tiap 100 g yellow ointment mengandung 5 gram lilin kuning (berasal dari sarang tawon (apis melifera) dan 95 g petrolatum Sinonim: salep sederhana (simple ointment).
  • 10. 4) salep putih (white ointment) Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah murni yg diputihkan) dan 95% petrolatum putih 5) parafin Merupakan campuran hidrokarbon padat yg dimurnikan yg diperoleh dari minyak bumi, tidak berwarna, dapat membuat dasar salep berlemak menjadi keras atau kaku
  • 11. 6) Minyak mineral adalah campuran dari hidrokarbon cair yg dihasilkan dari minyak bumi. Berguna dalam menggerus bahan yg tidak larut pd salep dengan basis lemak sinonim: petrolatum cair (liquid petrolatum)
  • 12. 2. basis serap Berperan sebagai emolien meski dayapenutupan terhadap kulit tidak seperti pada basis berlemak Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan berair dan berlemak  -dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan senyawa yang bersifat hidrofil (misal senyawa yang mempunyai gugus polar, seperti sulfat, karboksil, hidroksil, sterol, sorbitan monostearat)  Jika disentuh sebenarnya tidak menyerap air, tapi dengan pengadukan, dapat menyerap larutan air (dapat membentuk emulsi air dalam minyak)
  • 13. Contoh: 1) petrolatum hidrofilik Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan petrolatum putih Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dengan membentuk emulsi air dalam minyak 2) Lanolin anhidrida Mengandung tidak lebih dari 0,25% air Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan air, pencampurannya dengan air menghasilkan emulsi air dalam minyak Sinonim: Refined wool fat
  • 14. 3)Lanolin Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis aries), merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kandungan air antara 25-30% Sinonim: Hydrous whole fat 4) Cold cream (krim pendingin), merupakan emulsi air dalam minyak, semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada dlm lilin-lilin membentuk sabun Na yg bekerja sebagai zat pengemulsi Krim pendingin digunakan sebagai emolien dan basis salep
  • 15. 3. Basis yang dapat dicuci dengan air  Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing krim  Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan sistem emulsi minyak dalam air mempunyai kemampuan menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka  Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis semipermeabel (setelah air menguap pada tempat yang digunakan), tapi kalau emulsi air dalam minyak dari sediaan semipadat akan membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
  • 16. Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung Na lauril sulfat sebagai bahan pengemulsi, dengan alkohol stearat dan petrolatum putih sebagai fase lemaknya, propilenglikol dan air sebagai fase air Sebagai pengawet digunakan metil dan propil paraben
  • 17. 4. Basis yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)/ greaseless Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, sehingga larutan ini tidak efektif jika dicampur dengan larutan berair. (lebih baik jika dicampur dengan bahan yg tidak berair atau bahan padat)  Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan BM tinggi (padat)dan PEG dengan BM rendah (cair)  Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan ikatan eter  Rumus umum:  HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
  • 18. Pembuatan salep 1. metode pencampuran  Caranya semua komponen salep dicampur bersama sampai sediaan homogen  Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari porselen  a) pencampuran bahan padat Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau bisa juga digunakan spatula dari karet yang keras Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa serbuk digerus terlebih dahulu, kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk sampai homogen
  • 19. b) pencampuran cairan  Penambahan bahan cairan atau larutan obat akan mengalami kesulitan untuk basis yang berlemak, perlu diperhatikan pemilihan basisnya Alat lain yang dapat digunakan adalh penggiling salep mekanik (roller mill, colloid mill), dengan menggunakan pengaduk logam tahan karat, hasilnya lebih halus dan rata
  • 20. 2. Metode kedua: peleburan Semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk Bahn-bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir, bila temperatur sudah turun
  • 21. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan salep dengan peleburan Untuk skala kecil dapat digunakan cawan porselen atau gelas beker untuk mencampurnya, dan setelah membeku dapat digosok-gosokkan dengan spatula atau lumpang Pada skala besar digunakan ketel uap berjaket dan setelah membeku, salep dimasukkan dalam gilingan salep untuk memastikan homogenitasnya
  • 22. Pada metode peleburan, karena titik lebur masing-masing bahan berbeda, maka akan mempengaruhi bagaimana proses pembuatannya, karena suhu untuk melebur beda-beda. Bahan dengan titik lebur paling tinggi dileburkan terlebih dahulu, baru komponen lain ditambahkan pada cairan yang panas, maka semua komponen akan terkena temperatur ini, sehingga pemilihan titik lebur berdasarkan titik lebur tertinggi dari bahan salep
  • 23. Pengawetan salep Contoh bahan pengawet: Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam sorbat, garam amonium kuartener Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan, BHA, BHT
  • 24. Pengemasan dan penyimpanan salep Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau porselen) atau tube (kaleng atau plastik), tube untuk salep mata dikemas dalam tube kaleng atau plastik kecil dan dapat dilipat dapt menampung sekitar 3,5 g salep. Tube salep untuk topikal digunakan ukuran 5-30 g. Untuk botol salep digunakan ukuran antara ½ ounce sampai 1 pound atau lebih. wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan tujuan melindungi obat terhadap cahaya Keuntungan tube dibandingkan botol; pemakaian lebih mudah, mengurangi kontaminasi selama penggunaan. Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30 der C, utk mencegah melembek (terutama untuk basis salep yg mudah mencair)
  • 25. Untuk pengisian salep pada wadahnya. Pada skala kecil,salep yg sudah ditimbang dimasukkan ke dalam botol dengan memakai spatula yg fleksibel dan menekannya ke bawah sejajar melalui tepi botol untuk mencegah terjebaknya udara dlm botol. Salep yg dibuat dengan cara peleburan, pengisian dapat dilakukan langsung setelah dilelehkan langsung dimasukkan dalam botol, pembekuan terjadi di dalam botol
  • 26. Pada skala besar, tube umunya diisi dengan alat bertekanan dari bagian ujung belakang yang terbuka (ujung yg berlawanan dari ujung tutup) dari tube, yg kemudian ditutup dan disegel. salep yg dibuat dengan cara peleburan dapat langsung dimasukkan ke dalam tube Di industri, pengisian, penglipatan, penutupan, dan pelabelan tube dilakukan dengan mesin otomatis
  • 27. Yang perlu diperhatikan dalam formulasi sediaan topikal : 1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi: - kelarutan - koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya dalam air , untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam sediaan harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit, perlu diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit) - titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
  • 28. 2. Karakterisrik fisik bahan aktif - warna, bau, rasa - ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton), dan distribusi ukuran partikel -densitas -viskositas 3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi 4. Toksisitas zat aktif 5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme, bioavailability, waktu paruh eliminasi) 6. Sifat bahan tambahan
  • 29. Perlu diperhatikan : 1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula, semakin banyak akan semakin banyak pula yang dapat mencapai stratum korneum, sampai diperoleh konsentrasi jenuh 2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif dalam salep lebih mudah larut dalam stratum korneum dibandingkan di dalam formulanya