SlideShare a Scribd company logo
1 of 109
Pelatihan Penanggulangan KLB dan
Wabah untuk Tim Gerak Cepat (TGC) di
Puskesmas
Mata Pelatihan Inti-5
Pengelolaan Spesimen Penyakit Menular
Potensi KLB dan Wabah
2023
Hal Yang dicapai dalam Pelatihan
Mampu Melakukan
persiapan pengambilan
spesimen
Mampu Melakukan
penatalaksanaan spesimen
mulai dari pengambilan
penyimpanan, pengepakan dan
pengiriman spesimen
Mampu Melakukan teknik
penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Peserta mampu
melakukan
pengelolaan spesimen
penyakit menular
potensi KLB dan
Wabah sesuai Standar
Operasional Prosedur
(SOP).
1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
Pendahuluan
• Pengelolaan spesimen bertujuan  mendapatkan
spesimen dengan kualitas baik dan kuantitas
cukup.
• Pengelolaan spesimen yang baik akan mencegah
spesimen rusak selama proses pengiriman dan
memberikan hasil pemeriksaan yang akurat.
• Pemeriksaan spesimen diperlukan untuk
penetapan diagnosa.
• Pengelolaan spesimen meliputi pengambilan,
penanganan, penyimpanan, pengepakan,
pengiriman serta metode pencatatan dan
pelaporan.
6
1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
1. Persiapan Pengambilan Spesimen
8
a. Prinsip – prinsip Biosafety dan Biosecurity Penanganan
Spesimen
Biosafety (WHO) : Prinsip
penyimpanan, teknologi dan praktek
yg dilaksanakan dlm rangka
melindungi pekerja laboratorium dari
paparan bahan-2 berbahaya potensial
(patogen & toxin) serta tidak
mencemari lingkungan sekitarnya
Biosecurity : Upaya perlindungan
perorangan dan institusi
(laboratorium) thd usaha pencurian,
penyalahgunaan, pengalihan,
pelepasan dengan sengaja dari bahan
biologi berbahaya (patogen & toxin)
dan sabotage
Bahaya resiko di laboratorium
Biosafety dan Biosecurity dalam Penanganan Spesimen
• Penilaian Resiko
BIOSAFETY
BIOSECURITY
Kehilangan
Agent Mikroba
Pelepasan
Mikroba secara
sengaja
Bahaya
Timbulnya Aerosol
Bahaya Kontaminasi
penanganan
spesimen infeksius
1
4
1
Pencurian Agent
Mikroba
Bahaya Tertelan atau
masuknya patogen ke
dalam tubuh
2 2
Penyalahgunaan
Mikroba
Bahaya Tertusuk dan
terinfeksi patogen
3 3
4
Akses Terbatas
11
KONSEP DASAR PENGELOLAAN SPESIMEN
• Pengelolaan spesimen:
• Pengambilan: sesuai jenis spesimen dan prosedur
operasional standar (POB)
• Penanganan: sesuai jenis spesimen dan POB
• Penyimpanan: secepatnya dikirim atau disimpan sesuai
POB bahan
• Pengiriman: pelabelan dan pengemasan
KEWASPADAAN UNIVERSAL
• Kewaspadaan Universal :Tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi
resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi
menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun
petugas kesehatan.
• Darah dan cairan tubuh dari siapapun harus dianggap
infeksius.
NIHRD
Center for Biomedical and Basic Technology of Health (CBBTH )
Kegiatan
Pokoknya
Mencuci Tangan,
Penggunaan APD
Pengelolaan
Benda Tajam :
Jarum suntik
Prinsip –
prinsipnya :
Menjaga hygiene
sanitasi individu,
hygiene sanitasi
ruangan, serta
sterilisasi
peralatan
Kewaspadaan Universal
Pengelolaan alat
kesehatan :
Sterilitas alat,
Dekontaminasi
Dalam pengelolan spesimen yang pertama
dan yang paling utama : CUCI TANGAN !
Prinsip dasar kewaspadaan Universal
(Biosafety &Biosecurity)
 Penggunaan APD yang cukup
Jas laboratorium
Sarung tangan disposable
Masker disposable
Goggle (pelindung mata)
Tutup kepala
Sepatu tertutup
 Desinfektasi
Mencuci tangan denga
desinfektan sebelum dan
sesudah
Menjaga kebersihan ruangan
dengan desinfektan
Pengertian APD
c. Penggunaan APD
4 unsur yang harus dipatuhi terkait
Penggunaan APD
Prinsip yang harus dipenuhi dalam pemilihan (APD) antara lain :
REKOMENDASI TINGKATAN APD
20
b. Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen
22
Penentuan Bahan Pengambilan dan jenis spesimen
• Identifikasi jenis pemeriksaan dan bahan yang akan digunakan
• Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan spesimen
harus sesuai dengan jenis parameter pemeriksaan dan diagnosis
penyakit potensi wabah sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
• Spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi harus diambil
secara aseptis : Wadah dan alat yang digunakan harus steril
• Tipe spesimen, Medium Transport, waktu dan teknik pengambilan harus
menjadi hal yang diperhatikan.
• Kecukupan jumlah atau volume spesimen juga menjadi pertimbangan
23
JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN
• Spesimen Darah
• Spesimen : Saliva
• Spesimen luka, jaringan, abses,
• Spesimen Tinja/ Rectal swab
• Spesimen Cerebrospinal fluid
• Spesimen Saluran pernapasan
• Spesimen dahak / sputum
• Spesimen urin
• Spesimen lingkungan,
Makanan, Minuman
Thank you
Terimakasih
25
Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi Wabah
Difteri Pertusis Legionella
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok,
dalam medium Amies
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok,
dalam medium amies
Swab Nasopharing;
Swab Tenggorok, BAL
Sampel Lingkungan
Anthrax Leptospira Demam tifoid
Usap kulit, Usap dubur,
Tinja, Sputum,
Darah/Serum
Darah 3- 5 mL /Serum 1
mL ,
Darah (Non EDTA
&EDTA ), Darah kultur,
Diare Kolera Keracunan Pangan
Tinja 2-3 gr , rectal
Swab dalam carry
&blair atau medium
Hanks, Muntahan
Feses, rectal Swab
dalam medium Carry
&blair , Muntahan,
Sampel Lingkungan,
Makanan
Feses, rectal Swab
medium Carry &
blair, Muntahan,
Sampel Lingkungan,
Makanan
Bakteriologi
Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi
Wabah
Polio
HFMD (Penyakit Kuku
dan Mulut
Campak/Rubella
Tinja selang 24 jam
Faeses dan Usap Dubur, usap
tenggorok, usap vesikel
dalam medium hanks
Serum 1-2 mL, Swab
Tenggorok dalam hanks,
Urine 50 mL
Chikunga/Dengue/
Zika
Hepatitis A Flu Burung
Darah 3-5 mL (non EDTA
&EDTA )
Darah 3- 5 mL /Serum 1 mL ,
, sampel lingkungan air, swab
dubur (hanks )
Swab Hidung; Swab
Tenggorok dalam Hanks,
serum, BAL
MERS-Cov EBOLA COVID-19
Swab Hidung; Swab
Tenggorok dalam medium
hanks , & Dahak
Darah dalam Vaccutainer
Swab Nasopharing; Swab
Tenggorok dalam VTM
Sputum, Faeses
Virologi
Transport Medium
Transport Virus Vs Transport Bakteri
Medium Transport Virologi Medium Transport Bakteriologi
Steril Steril
Mengandung Anti Bakteri & Anti
Fungal
Mengandung Zat diperkaya
(Enrichment Media)
Berupa Cairan (VTM) Biasanya berupa Gel (Agar-agar)
atau Slicagel packed
Selalu disimpan dalam kondisi
Dingin
Sebaiknya disimpan dalam kondisi
Dingin
Hanks BSS, Virocult, dll Amies, Silica Gel Packed  Difteri
Carry and Blair  Swab Dubur
Macam – macam transport medium:
Cek cairan media :
Warna
Kejernihan
Volume
Cek media transport sebelum digunakan
2. Penatalaksanaan Spesimen
31
1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
a. Pengambilan Spesimen
Pengambilan Darah
•Anak (2-5ml), Dewasa (7-10ml)
•Desinfektasi
•Hindari darah lisis
Penanganan
•Untuk Pemeriksaan Bakteri: Darah dimasukkan ke dalam botol-botol
kultur yang berisi media pengaya dengan segera (sebelum membeku)
dan dikirim ke laboratorium tanpa didinginkan atau dibekukan.
•Untuk isolasi virus dan pemeriksaan serologi, darah disentifugasi
untuk mendapatkan serum (minimal 1.5 cc), dikirim dalam suhu
dingin (2-80C), dalam cool box dengan dry ice
1
2
3
4
5
Pengambilan darah vena
35
6
7
8
9
PEMISAHAN SERUM
000001
Simpan dalam 2-8 OC, bila tidak
dikirim langsung
2000 rpm (6) selama 10 menit
SPESIMEN DARAH
• Dapat terbagi menjadi komponen serum, plasma, whole blood dan
sediaan darah.
• Pemilihan komponen darah yang diambil tergantung dari jenis
penyakit yang akan diperiksa.
• Diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium terkait dengan penyakit
malaria dengan apus darah dan sediaan darah dry blood spot, demam
berdarah dengue (DBD), pneumonia, demam tifoid, hepatitis,
chikungunya (serum), flu burung (serum), campak (serum), antraks
(whole blood, serum), leptospirosis, meningitis.
PENGAMBILAN SPESIMEN : COVID 19
Waktu pengambilan dan gejala klinis
yang menyertai pasien sangat penting
untuk menentukan jenis spesimen
COVID-19 yang perlu diambil.
Untuk meningkatkan performa
Pemeriksaan Metode RDT-Ag, maka
pemeriksaan dilakukan pada fase akut
(dalam waktu 7 hari pertama sejak onset
gejala). Performa RDT-Ag semakin
menurun setelah fase akut dilalui
Deteksi antibody memungkinkan setelah
minggu kedua
Perkiraan masa infeksi dan keberadaan virus maupun antibodi pada infeksi SARS-CoV-2 Sumber:
Sethuraman et al., 2020
WAKTU PENGAMBILAN
JENIS SPESIMEN
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Sebelum melakukan pengambilan spesimen,
harus memperhatikan universal precaution atau
kewaspadaan universal
1. Menggunakan APD
2. Mencuci tangan dengan desinfektan
sebelum dan sesudah tindakan
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Alat dan Bahan
1. Dokumen : Formulir Form COVID-19
2. Peralatan Pelindung diri (APD)
3. Peralatan Pengambilan Spesimen
Saluran Pernafasan
a. Medium VTM
b. Swab Dacron atau Flocked Swab
c. Tongue Spatel
d. Marker atau Label
1 2 3
4 5 6 7
Swab :
• Tidak terbuat dari
kapan/cotton
• Batang swab tidak berbahan
kayu
• Tidak mengandung Calcium
Alginat
TAHAP PENGAMBILAN USAP NASOFARING
1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport
virus (Hanks BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan
VTM komersil yang siap pakai (Pabrikan).
2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode
Nomer Spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia
maka Penamaan menggunakan Marker/Pulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube.
3. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/rayon steril
dengan tangkai plastic atau jenis Flocked Swab
(tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab
kapas atau swab yang mengandung Calcium Alginat
atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses
pemeriksaan secara molekuler.
4. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang
hidung).
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung,
pastikan posisi swab pada septum bawah hidung.
6. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian
nasofaring.
Lokasi Pengambilan Nasofaring
Tahap Pengambilan Nasofaring
7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan.
8. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
9. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat.
10. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir/Kuesioner.
11. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih dari 1
pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang.
12. Simpan pada suhu 4-8 ° C sebelum dikirim
Anatomi Hidung
45
Anatomi Hidung
46
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
1. Gunakan APD sesuai standar
2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml
media transport virus (Hanks BSS atau
sejenisnya), berikan label identitas
pasien. Jangan gunakan Medium Hanks
bila telah berubah warna menjadi
Kuning.
3. Gunakan swab yang terbuat dari
Dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik.
4. Lakukan usap pada lokasi area tonsil
dan belakang pharynx dan hindarkan
menyentuh bagian lidah.
Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok
5. Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera
mungkin ke dalam cryotube yang berisi virus
transport medium.
6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube
agar cryotube dapat ditutup dengan rapat.
7. Cryotube kemudian dililit parafilm.
8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus
dalam tissue bersih lalu dimasukan ke dalam
plastik klip.
9. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim.
Vial
Usap Nasofaring
Usap Tenggorok
Spesimen swab saluran nafas
SPESIMEN RECTAL SWAB
Cara Pengambilan
• Persiapkan tabung berisi media yang sudah ditempeli
stiker ID pasien dan diberi selotip.
• Persiapkan pasien dalam posisi membungkuk atau tidur
miring, paha bagian atas ditekuk ke depan
• Kapas lidi terlebih dahulu dicelupkan ke dalam agar
Cary Blair/PBS. -- untuk bakteri
• Kapas lidi dimasukkan perlahan ke dalam dubur, setelah
masuk dubur lidi ditekan sedikit lagi sampai memasuki
anus (sekitar 2-3 cm), sampai kapas tidak kelihatan.
• Lidi diputar searah jarum jam sampai satu putaran
penuh (360o), lidi dicabut kembali sambil diputar ke
kanan.
• Setelah lidi keluar, langsung dimasukkan ke dalam
tabung Cary Blair/ PBS, lidi ditekan sampai dasar
tabung hingga seluruh bagian lidi yang terbalut kapas
terendam dalam media.
• Lilit tabung dengan parafilm.
51
Spesimen dahak (sputum)
• pengambilan spesimen dapat
dilakukan dengan alat nebulizer
(dengan NaCl 3%)/expectorant
• dibatukkan secara spontan,
Spesimen urin
spesimen urin sewaktu dengan
aliran tengah diambil sebanyak
50 cc .
52
Spesimen Air Liur
Air liur diambil dengan
menggunakan pipet steril, air liur
dikumpulkan dan dimasukkan
dalam wadah steril bertutup ulir
yang dapat ditutup dengan aman
tanpa pengawet atau bahan
tambahan.
Spesimen Cerebro
Spinal Fluid (CSF)
Spesimen CSF diambil
dengan melakukan
punksi lumbal oleh
tenaga dokter yang
berpengalaman.
PENGISIAN FORMULIR
• Formulir W1 sebagai laporan kejadian luar biasa.
• Tiap–tiap penyakit menular potensial KLB dan wabah
mempunyai form masing–masing.
• Jika ada formulir isian yang memerlukan tambahan
informasi atau bersifat khusus biasanya ditambahkan
dan petugas tinggal mengisi formulir yang diminta.
• Data isian di formulir seperti Nama, ID specimen, Usia,
Jenis kelamin, jenis specimen dan tanggal pengambilam
harus sama
53
PEMBERIAN LABEL
Spesimen Pasien Penyakit
Menular
•Nama pasien
•ID spesimen / nomer epid sesuai
formulir * catatan : connect formulir
PE dan spesimen
•Usia pasien
•Jenis kelamin pasien
•Jenis spesimen
•Tanggal pengambilan spesimen
Sampel/spesimen Keracunan
Makanan
•Instansi pengirim sampel
•Asal sampel
•Jenis sampel
•Titik pengambilan sampel
•Tanggal pengambilan
•Waktu pengambilan sampel
54
1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
3. PENYIMPANAN, PENGEPAKAN DAN
PENGIRIMAN SPESIMEN
Peraturan internasional transportasi agen
yang infeksius
UNCETDG ICAO IATA
TRANSPORT OF
INFECTIOUS SUBSTANCES
Scientific background to the 13th revised edition of the UN Model
Regulations regarding the requirements for transporting infectious
substances
2003
United Nations Committee of
Experts on the Transport of
Dangerous Good
International
Civil Aviation
Organization
International Air
Transport
Association
Regulasi Pengiriman
Transportasi Agen menular (Infectious Substances) tunduk pada peraturan
nasional dan internasional :
1. Penggunaan yang tepat dari bahan kemasan
2. Label yang tepat, Notifikasi
Kepatuhan:
1. Mengurangi kemungkinan paket pengiriman rusak
2. Meminimalkan paparan
3. Meningkatkan efisiensi operator dan meningkatkan kepercayaan dalam
pengiriman paket
Kategori Bahan Infeksius
Sesuai dengan Regulasi (IATA)
• Kategori A
• Kategori B
Kategori Bahan Infeksius
• Kategori A, adalah Bahan yang dapat
menyebabkan kecacatan permanen,
mengancam kesehatan atau
menyebabkan penyakit yang fatal
pada manusia maupun hewan.
• Diberi tanda UN 2814 jika
menyebabkan penyakit pada manusia
atau hewan.
• Diberi tanda UN 2900 jika
menyebabkan penyakit pada hewan
saja
• Kategori B, adalah agen infeksius yang
tidak memenuhi kriteria pada
kategori A.
• Merupakan Bahan Biologis (Biological
Substances) yang tidak masuk dalam
kategori A
• Dianggap mempunyai risiko lebih
rendah.
• Diberi tanda UN 3373
60
SPESIMEN NOVEL CORONAVIRUS = KATEGORI ????
62
• Pengangkutan spesimen dalam batas negara (Lokal) harus sesuai
dengan peraturan nasional yang berlaku.
• Pengangkutan spesimen internasional yang mungkin mengandung
SARS-CoV-2 harus mengikuti United Nations Model Regulations,
Biological Substance, Category B (UN 3373) , dan peraturan lain yang
berlaku tergantung pada moda transportasinya
63
64
PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
• Spesimen pasien harus dilakukan tatalaksana sebagai UN3373,
"Substansi Biologis, Kategori B", ketika akan
diangkut/ditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau
investigasi.
• Semua spesimen harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan
tumpahan. Adapun system yang digunakan adalah dengan
menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai dengan
pedoman dari WHO dan International Air Transport Association
(IATA).
65
66
67
1. Pastikan label kode spesimen
sesuai dengan kode yang terdapat
pada formulir
2. Tube VTM dililit dengan parafilm
3. Simpan spesimen pada suhu 2-8
°C sebelum dikirim. Jangan
dibekukan dalam freezer
4. Setelah spesimen diambil jaga
selalu suhunya.
Penyimpanan Sementara
• Wadah Primer (Primary Receptacle)
1. Siapkan palstik klip/wadah anti bocor
2. Siapkan tissue lalu gulung/bungkus
tube VTM . Tissue akan berfungsi
sebagai absorben bila terjadi tumpah
atau bocor
3. Spesimen dimasukkan ke dalam
plastik klip yang didalamnya sudah
terdapat tissue sebagai absorbennya.
Cara Pengepakan Spesimen
Wadah Kedua (Secondary Packaging)
• Masukkan spesimen yang telah dimasukkan ke
dalam plastik klip/wadah container ke dalam plastik
klip yang lebih besar.
• Wadah Terluar (Outer Packaging)
1. Masukkan seluruh spesimen ke dalam cool box
atau stereoform
2. Tempatkan ice packs/ice gel pada sisi kiri dan
kanan di dalam cool box.
3. Jangan lupa masukkan juga formulir kuisioner
yang telah diisi dan diberi label kedalam cool box
dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam wadah
plastik
Cara Pengepakan Spesimen
Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal (bisa berupa
kertas koran yang diremas remas). Kemudian ditutup.
Tutup Cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan dan atau kiri cool box, yang ditujukan
ke Laboratorium rujukan.
Catatan :
untuk memudahkan identifikasi spesimen didalam coolbox,dapat dilakukan pengelompokan.
Misal : satu plastik clip besar (wadah kedua) diisi 10 sampai 20 spicemen yang telah dimasukkan
kedalam wadah pertama/primer, disertai surat pengantar dan formulir sesuai pedoman.
Cara Pengepakan Spesimen
*Pengiriman sampel yang benar*
Pengiriman Spesimen
74
Stabilitas Spesimen
75
Spesimen Bahan Pengambilan Suhu Pengiriman Penyimpanan
Usap Nasofaring
dan Orofaring
Swab Dacron atau Flocked
Swab dalam Viral
Transport Medium (VTM)
atau saline steril
2-8 °C ≤12 hari: 2-8°C
>12 hari: -70°C (dry
ice)
Kriteria Pengiriman (1)
1. Pengiriman spesimen kasus COVID-19 dilakukan
dengan menyertakan surat pengantar atau formulir
penyelidikan epidemiologi terlampir.
2. Pengiriman spesimen ditujukan ke laboratorium
pemeriksa yang telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau pejabat
yang ditunjuk
76
Kriteria Pengiriman (2)
3. Pengiriman spesimen ke laboratorium pemeriksa
dapat dilakukan menggunakan jasa kurir door to
door.
4. Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port, petugas Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan petugas KKP setempat dan laboratorium
pemeriksa.
5. Spesimen segera dikirimkan ke Laboratorium
pemeriksa paling lama 1x24 jam
77
Kriteria Pengiriman (3)
6. Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan.
7. Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat
penting.
8. Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan
di dalam cool box dengan kondisi suhu 2-8 °C atau bila diperkirakan lama
pengiriman lebih dari tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es
kering (dry ice).
9. Label Box Pengirim dan Tanggal Kirim. Pada Box pengirim harus benar-benar
diberikan label, tidak dibenarkan kosong saja. Berikan label dari dinas
kesehatan mana, dan tanggal berapa dikirimnya spesimen tersebut.
10. Pada saat pengiriman harus diberikan notifikasi kepada Laboratorium
Rujukan (contact person laboratorium)
78
Alamat Pengiriman
Ditujukan sesuai dengan Laboratorium Pemeriksa Lokasi Masing-
masing Daerah/Propinsi
79
Jalur darat
80
FORM SESUAI PEDOMAN
81
82
PENGIRIMAN SPESIMEN
• Pengiriman dalam 1 x 24 jam
• Perjanjian antara pengirim, pembawa dan penerima spesimen
• Konfirmasi lab penerima
• Pengiriman ke luar negeri harus dilengkapi perjanjian alih
material (Material Transfer Agreement, MTA) dan mendapatkan
izin dari Menteri Kesehatan melalui Kepala Badan Litbang
Kesehatan
PENGIRIMAN ANTAR LABORATORIUM
• Gunakan staf terlatih dalam pengiriman spesimen
• Gunakan material yang cukup menyerap dan melindungi dalam
kotak pengiriman
• Tandai kotak pengiriman
– Surat/Formulir pengiriman
– Instruksi & orang-orang yang harus dihubungi ketika terjadi
kecelakaan/tumpahan
– Instruksi untuk mengurangi paparan pada publik
PENGIRIMAN ANTAR LABORATORIUM
• Masukkan daftar isi ke kantong plastik bersegel di
dalam kotak pengiriman.
• Catat jumlah spesimen pada “Formulir/Catatan
Pengiriman dan Penerimaan Spesimen” dan
laporkan ke laboratorium pengirim dan penerima
bila ditemukan adanya ketidaksesuaian .
• Sediakan peralatan darurat dalam laboratorium
1. Persiapan Pengambilan Spesimen:
• Prinsip-Prinsip Biosafety dan
Biosekuriti penanganan spesimen
• Bahan Pengambilan dan Jenis
Spesimen
• Penggunaan APD
2. Penatalaksanaan Spesimen
• Pengambilan Spesimen
• Pengisian Formulir
• Pemberian Label
3. Managemen penanganan, pengepakan
dan pengiriman spesimen
4. Teknik penanganan sampel
makanan/minuman dan spesimen
korban KLB Keracunan Pangan
Pokok Bahasan
Keracunan Pangan
•KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana
terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan
gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi
pangan dengan gejala mual, muntah, pusing,diare, kejang
perut, gangguan pernafasan
•Penyebabnya : bakteri ( yang utama ) meski juga bisa
disebabkan oleh jamur, alga, parasit, atau virus
Pendahuluan
Pertumbuh
an bakteri
patogen
Makanan dan Air yang
terkontaminasi
Kegagalan
Preservation
Makanan dan air
Keracunan dan Infeksi
Bakteri Patogen
KLB
....Introduction
• 1 sel bakteri  2 juta sel dalam waktu 7 jam
• Kondisi Makanan ( karbohidrat, protein, lemak) 
nutrisi buat bakteri
• Lingkungan cocok suasana panas “ zona bahaya
makanan”
Spesimen
• Selain isolasi bakteri pathogen dari makanan/air , sampel lainnya yang diperiksa
adalah faeses untuk mengetahui korelasi bakteri patogen yang ditimbulkannya -
 Rectal Swab
• Jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin. Jika pemeriksaan
ditunda harus disimpan pada suhu - 20°C sampai dengan diperiksa.
• Penyimpanan sampel yang mudah rusak disimpan pada 0-4°C tidak boleh lebih
dari 36 jam.
• Penyimpanan sampel yang tidak mudah rusak, makanan kaleng dapat disimpan
pada suhu kamar sampai dianalisis
Pengambilan dan Preparasi sampel Makanan
• Gunakan wadah kontainer yang bersih, kering, tidak bocor, bermulut
lebar dan steril
• Dapat juga menggunakan kantong plastik sterile yang berseal
• Gunakan Peralatan pengambilan yang steril seperti
pisau,sendok,garpu, kapas lidi steril
• Catat semua data – data sampel ( jenis sampel, tanggal, jam
pengambilan dan jam kedatangan ke laboratorium )
Sterile Plastic Bags
Sterile plastic containers
Pengambilan dan Preparasi sampel Makanan
• Tiap sampel yang diambil harus diserahkan ke laboratorium dalam
jumlah yang cukup.
• Minimum sampel yang diambil adalah 100 g atau 100 mL . Untuk air
mineral , air kemasan dan es , sampel yang diambil minimal 250 mL .
• Sampel diambil secara aseptik dengan menggunakan alat steril
seperti piasu, sendok, garpu, spatula, dan tang
• Kemudian masukkan sampel ke dalam wadah steril
• Diberi label (nama, jenis spesimen, jam pengambilan )
Pengelolaan Spesimen Pangan
Persiapan Pengambilan
Prosedur
• Identifikasi jenis sampel pangan : pangan siap santap, makanan kaleng, bahan
pangan mentah, sampel cair
• Kelompokkan jenis sampel : padat, semi padat atau cair
• Pisahkan dan kemas sampel pangan menurut jenisnya.
• Diambil sampel makanan yang dicurigai, dilabel, dikemas dan segera dikirim ke
laboratorium rujukan disertai dokumen permintaan pemeriksaan
Pengambilan pangan siap santap
•Ambil sampel dengan
sendok/ spatula atau
jika perlu gunakan
pisau steril untuk
memotong= ±200 gr
•Masukan ke dalam
wadah plastik atau
wadah bermulut lebar
•Tutup dan label
Pengambilan makanan kaleng
• Makanan kaleng yang masih
tertutup diambil tanpa
membuka kemasanya
• Jika makanan kaleng sudah
terbuka caranya adalah usap
dengan alkohol pinggiran
kaleng , ambil secara aseptis,
ke dalam wadah plastik atau
wadah gelas bermulut lebar
• Tutup dan label
Pengambilan Pangan Mentah
• Siapkan media pengaya dan bunsen
• Masukan sampel 50 – 100 gr ke
dalam kantong plastik steril
• Tambahkan 100 – 300 ml medium
pengaya ke dalam kantong plastik ,
kemudian kocok
• Keluarkan sampel dari kantong
plastik, ikat kantong plastik tsbt
• Atau pindahkan isinya ke dalam
wadah steril
• Tutup dan label
Pengambilan sampel makanan cair dan minuman
• Makanan cair dan minuman
dihomogenkan,
• Dituang ke dalam kantong plastik
steril atau wadah gelas bertutup
sebanyak ±200 mL
• Beri label
• Pengambilan bisa juga dilakukan
dengan pipet serologis dengan cara
mengambilnya secara aseptis ke
dalam wadah plastik atau gelas
steril
• Tutup dan label
Pengambilan sampel minuman kaleng
• Minuman kaleng yang masih
tertutup diambil tanpa
membuka kemasanya
• Jika minuman kaleng sudah
terbuka caranya adalah usap
dengan alkohol pinggiran kaleng
, ambil secara aseptis, ke dalam
wadah plastik atau wadah gelas
bermulut lebar
• Tutup dan label
Pengiriman spesimen
• Masukan pendingin (gel pack/ice
pack)
• Masukan sampel ke dalam box
pendingin
• Tambahkan di permukaan
pendingin (gel pack/ice pack)
• Lampirkan dokumen
pemeriksaan dan pengiriman
spesimen
• Jika tidak segera diirim simpan di
suhu refrigerator
Label pada keracunan makanan
• No Sampel
• Jenis Sampel
• Jumlah Sampel
• Tanggal Pengambilan
• Jam Pengambilan
107
Thank you
Terimakasih
109

More Related Content

Similar to pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas

KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRMuhammad Nasrullah
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmSudeArtYas1
 
Penatalaksanaan Legionella.pdf
Penatalaksanaan Legionella.pdfPenatalaksanaan Legionella.pdf
Penatalaksanaan Legionella.pdfKambangSariadji1
 
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikPedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikAlat Alat Laboratorium [dot] com
 
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptxpngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptxmelfinanapitupulu
 
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...Yusindrawati
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikSulistia Rini
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxAnaSagitaFony
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020ILKKM SG BULOH
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxannisaurrohmi1
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfssuser1519bc
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...ssuser72cb6d
 
Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 niniekyusdia
 
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptx
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptxGuidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptx
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptxMohamadQulamZaki
 
SOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxSOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxYusindrawati
 
SOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxSOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxYusindrawati
 

Similar to pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas (20)

KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
 
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmmTata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
Tata cara penanganan monkeypox mmmmmmmmmm
 
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptxPENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
PENERAPAN PPI DI PUSKESMAS.pptx
 
Penatalaksanaan Legionella.pdf
Penatalaksanaan Legionella.pdfPenatalaksanaan Legionella.pdf
Penatalaksanaan Legionella.pdf
 
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi KlinikPedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
Pedoman Pengelolaan Spesimen Untuk Laboratorium Mikrobiologi Klinik
 
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptxpngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx
pngelolaan spesimen 2022 terbaru revisi.pptx
 
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...
SOP Pengambilan, Pengemasan, Penyimpanan dan Pengiriman Spesimen Viral Load (...
 
MPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan panganMPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan pangan
 
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdfPPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
PPI DI RAWAT JALAN _ HD.pdf
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 
PPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptxPPT PPI des 2023.pptx
PPT PPI des 2023.pptx
 
Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020Typhoid dan Cholera 2020
Typhoid dan Cholera 2020
 
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptxMI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
MI 1 - Pengelolaan Sampel untuk Pemeriksaan HIV dan Sifilis_TOT(1).pptx
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
 
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
PENGAMBILAN SPESIMEN YANG BENAR UNTUK KULTUR RESISTENSI ANTIMIKROBA. dr.anti ...
 
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.pptDIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
 
Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19 Handling spesimen covid 19
Handling spesimen covid 19
 
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptx
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptxGuidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptx
Guidelines On INFECTION CONTROL IN DENTAL PRACTICE.pptx
 
SOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxSOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docx
 
SOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docxSOP VL HIVAIDS.docx
SOP VL HIVAIDS.docx
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

pelatihan penanggulangan KLB dan wabah untuk tim gerak cepat di Puskesmas

  • 1. Pelatihan Penanggulangan KLB dan Wabah untuk Tim Gerak Cepat (TGC) di Puskesmas
  • 2. Mata Pelatihan Inti-5 Pengelolaan Spesimen Penyakit Menular Potensi KLB dan Wabah 2023
  • 3. Hal Yang dicapai dalam Pelatihan Mampu Melakukan persiapan pengambilan spesimen Mampu Melakukan penatalaksanaan spesimen mulai dari pengambilan penyimpanan, pengepakan dan pengiriman spesimen Mampu Melakukan teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Peserta mampu melakukan pengelolaan spesimen penyakit menular potensi KLB dan Wabah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
  • 4. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen: • Prinsip-Prinsip Biosafety dan Biosekuriti penanganan spesimen • Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen • Penggunaan APD 2. Penatalaksanaan Spesimen • Pengambilan Spesimen • Pengisian Formulir • Pemberian Label 3. Managemen penanganan, pengepakan dan pengiriman spesimen 4. Teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Pokok Bahasan
  • 5. Pendahuluan • Pengelolaan spesimen bertujuan  mendapatkan spesimen dengan kualitas baik dan kuantitas cukup. • Pengelolaan spesimen yang baik akan mencegah spesimen rusak selama proses pengiriman dan memberikan hasil pemeriksaan yang akurat. • Pemeriksaan spesimen diperlukan untuk penetapan diagnosa. • Pengelolaan spesimen meliputi pengambilan, penanganan, penyimpanan, pengepakan, pengiriman serta metode pencatatan dan pelaporan.
  • 6. 6
  • 7. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen: • Prinsip-Prinsip Biosafety dan Biosekuriti penanganan spesimen • Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen • Penggunaan APD 2. Penatalaksanaan Spesimen • Pengambilan Spesimen • Pengisian Formulir • Pemberian Label 3. Managemen penanganan, pengepakan dan pengiriman spesimen 4. Teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Pokok Bahasan
  • 9. a. Prinsip – prinsip Biosafety dan Biosecurity Penanganan Spesimen Biosafety (WHO) : Prinsip penyimpanan, teknologi dan praktek yg dilaksanakan dlm rangka melindungi pekerja laboratorium dari paparan bahan-2 berbahaya potensial (patogen & toxin) serta tidak mencemari lingkungan sekitarnya Biosecurity : Upaya perlindungan perorangan dan institusi (laboratorium) thd usaha pencurian, penyalahgunaan, pengalihan, pelepasan dengan sengaja dari bahan biologi berbahaya (patogen & toxin) dan sabotage Bahaya resiko di laboratorium
  • 10. Biosafety dan Biosecurity dalam Penanganan Spesimen • Penilaian Resiko BIOSAFETY BIOSECURITY Kehilangan Agent Mikroba Pelepasan Mikroba secara sengaja Bahaya Timbulnya Aerosol Bahaya Kontaminasi penanganan spesimen infeksius 1 4 1 Pencurian Agent Mikroba Bahaya Tertelan atau masuknya patogen ke dalam tubuh 2 2 Penyalahgunaan Mikroba Bahaya Tertusuk dan terinfeksi patogen 3 3 4 Akses Terbatas
  • 11. 11 KONSEP DASAR PENGELOLAAN SPESIMEN • Pengelolaan spesimen: • Pengambilan: sesuai jenis spesimen dan prosedur operasional standar (POB) • Penanganan: sesuai jenis spesimen dan POB • Penyimpanan: secepatnya dikirim atau disimpan sesuai POB bahan • Pengiriman: pelabelan dan pengemasan
  • 12. KEWASPADAAN UNIVERSAL • Kewaspadaan Universal :Tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan. • Darah dan cairan tubuh dari siapapun harus dianggap infeksius.
  • 13. NIHRD Center for Biomedical and Basic Technology of Health (CBBTH ) Kegiatan Pokoknya Mencuci Tangan, Penggunaan APD Pengelolaan Benda Tajam : Jarum suntik Prinsip – prinsipnya : Menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan, serta sterilisasi peralatan Kewaspadaan Universal Pengelolaan alat kesehatan : Sterilitas alat, Dekontaminasi
  • 14. Dalam pengelolan spesimen yang pertama dan yang paling utama : CUCI TANGAN !
  • 15. Prinsip dasar kewaspadaan Universal (Biosafety &Biosecurity)  Penggunaan APD yang cukup Jas laboratorium Sarung tangan disposable Masker disposable Goggle (pelindung mata) Tutup kepala Sepatu tertutup  Desinfektasi Mencuci tangan denga desinfektan sebelum dan sesudah Menjaga kebersihan ruangan dengan desinfektan
  • 18. 4 unsur yang harus dipatuhi terkait Penggunaan APD
  • 19. Prinsip yang harus dipenuhi dalam pemilihan (APD) antara lain :
  • 21.
  • 22. b. Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen 22
  • 23. Penentuan Bahan Pengambilan dan jenis spesimen • Identifikasi jenis pemeriksaan dan bahan yang akan digunakan • Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengambilan spesimen harus sesuai dengan jenis parameter pemeriksaan dan diagnosis penyakit potensi wabah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan • Spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi harus diambil secara aseptis : Wadah dan alat yang digunakan harus steril • Tipe spesimen, Medium Transport, waktu dan teknik pengambilan harus menjadi hal yang diperhatikan. • Kecukupan jumlah atau volume spesimen juga menjadi pertimbangan 23
  • 24. JENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN • Spesimen Darah • Spesimen : Saliva • Spesimen luka, jaringan, abses, • Spesimen Tinja/ Rectal swab • Spesimen Cerebrospinal fluid • Spesimen Saluran pernapasan • Spesimen dahak / sputum • Spesimen urin • Spesimen lingkungan, Makanan, Minuman
  • 26. Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi Wabah Difteri Pertusis Legionella Swab Nasopharing; Swab Tenggorok, dalam medium Amies Swab Nasopharing; Swab Tenggorok, dalam medium amies Swab Nasopharing; Swab Tenggorok, BAL Sampel Lingkungan Anthrax Leptospira Demam tifoid Usap kulit, Usap dubur, Tinja, Sputum, Darah/Serum Darah 3- 5 mL /Serum 1 mL , Darah (Non EDTA &EDTA ), Darah kultur, Diare Kolera Keracunan Pangan Tinja 2-3 gr , rectal Swab dalam carry &blair atau medium Hanks, Muntahan Feses, rectal Swab dalam medium Carry &blair , Muntahan, Sampel Lingkungan, Makanan Feses, rectal Swab medium Carry & blair, Muntahan, Sampel Lingkungan, Makanan Bakteriologi
  • 27. Jenis Spesimen Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Potensi Wabah Polio HFMD (Penyakit Kuku dan Mulut Campak/Rubella Tinja selang 24 jam Faeses dan Usap Dubur, usap tenggorok, usap vesikel dalam medium hanks Serum 1-2 mL, Swab Tenggorok dalam hanks, Urine 50 mL Chikunga/Dengue/ Zika Hepatitis A Flu Burung Darah 3-5 mL (non EDTA &EDTA ) Darah 3- 5 mL /Serum 1 mL , , sampel lingkungan air, swab dubur (hanks ) Swab Hidung; Swab Tenggorok dalam Hanks, serum, BAL MERS-Cov EBOLA COVID-19 Swab Hidung; Swab Tenggorok dalam medium hanks , & Dahak Darah dalam Vaccutainer Swab Nasopharing; Swab Tenggorok dalam VTM Sputum, Faeses Virologi
  • 28. Transport Medium Transport Virus Vs Transport Bakteri Medium Transport Virologi Medium Transport Bakteriologi Steril Steril Mengandung Anti Bakteri & Anti Fungal Mengandung Zat diperkaya (Enrichment Media) Berupa Cairan (VTM) Biasanya berupa Gel (Agar-agar) atau Slicagel packed Selalu disimpan dalam kondisi Dingin Sebaiknya disimpan dalam kondisi Dingin Hanks BSS, Virocult, dll Amies, Silica Gel Packed  Difteri Carry and Blair  Swab Dubur
  • 29. Macam – macam transport medium:
  • 30. Cek cairan media : Warna Kejernihan Volume Cek media transport sebelum digunakan
  • 32. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen: • Prinsip-Prinsip Biosafety dan Biosekuriti penanganan spesimen • Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen • Penggunaan APD 2. Penatalaksanaan Spesimen • Pengambilan Spesimen • Pengisian Formulir • Pemberian Label 3. Managemen penanganan, pengepakan dan pengiriman spesimen 4. Teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Pokok Bahasan
  • 33. a. Pengambilan Spesimen Pengambilan Darah •Anak (2-5ml), Dewasa (7-10ml) •Desinfektasi •Hindari darah lisis Penanganan •Untuk Pemeriksaan Bakteri: Darah dimasukkan ke dalam botol-botol kultur yang berisi media pengaya dengan segera (sebelum membeku) dan dikirim ke laboratorium tanpa didinginkan atau dibekukan. •Untuk isolasi virus dan pemeriksaan serologi, darah disentifugasi untuk mendapatkan serum (minimal 1.5 cc), dikirim dalam suhu dingin (2-80C), dalam cool box dengan dry ice
  • 36. PEMISAHAN SERUM 000001 Simpan dalam 2-8 OC, bila tidak dikirim langsung 2000 rpm (6) selama 10 menit
  • 37. SPESIMEN DARAH • Dapat terbagi menjadi komponen serum, plasma, whole blood dan sediaan darah. • Pemilihan komponen darah yang diambil tergantung dari jenis penyakit yang akan diperiksa. • Diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium terkait dengan penyakit malaria dengan apus darah dan sediaan darah dry blood spot, demam berdarah dengue (DBD), pneumonia, demam tifoid, hepatitis, chikungunya (serum), flu burung (serum), campak (serum), antraks (whole blood, serum), leptospirosis, meningitis.
  • 39. Waktu pengambilan dan gejala klinis yang menyertai pasien sangat penting untuk menentukan jenis spesimen COVID-19 yang perlu diambil. Untuk meningkatkan performa Pemeriksaan Metode RDT-Ag, maka pemeriksaan dilakukan pada fase akut (dalam waktu 7 hari pertama sejak onset gejala). Performa RDT-Ag semakin menurun setelah fase akut dilalui Deteksi antibody memungkinkan setelah minggu kedua Perkiraan masa infeksi dan keberadaan virus maupun antibodi pada infeksi SARS-CoV-2 Sumber: Sethuraman et al., 2020 WAKTU PENGAMBILAN
  • 41. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN Sebelum melakukan pengambilan spesimen, harus memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal 1. Menggunakan APD 2. Mencuci tangan dengan desinfektan sebelum dan sesudah tindakan
  • 42. PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN Alat dan Bahan 1. Dokumen : Formulir Form COVID-19 2. Peralatan Pelindung diri (APD) 3. Peralatan Pengambilan Spesimen Saluran Pernafasan a. Medium VTM b. Swab Dacron atau Flocked Swab c. Tongue Spatel d. Marker atau Label 1 2 3 4 5 6 7 Swab : • Tidak terbuat dari kapan/cotton • Batang swab tidak berbahan kayu • Tidak mengandung Calcium Alginat
  • 43. TAHAP PENGAMBILAN USAP NASOFARING 1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (Pabrikan). 2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan Marker/Pulpen pada bagian berwarna putih di dinding cryotube. 3. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/rayon steril dengan tangkai plastic atau jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab kapas atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara molekuler. 4. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung). 5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum bawah hidung. 6. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring. Lokasi Pengambilan Nasofaring
  • 44. Tahap Pengambilan Nasofaring 7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan. 8. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM 9. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat. 10. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir/Kuesioner. 11. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang. 12. Simpan pada suhu 4-8 ° C sebelum dikirim
  • 47. Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok 1. Gunakan APD sesuai standar 2. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS atau sejenisnya), berikan label identitas pasien. Jangan gunakan Medium Hanks bila telah berubah warna menjadi Kuning. 3. Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/rayon steril dengan tangkai plastik. 4. Lakukan usap pada lokasi area tonsil dan belakang pharynx dan hindarkan menyentuh bagian lidah.
  • 48. Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok 5. Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi virus transport medium. 6. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat. 7. Cryotube kemudian dililit parafilm. 8. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus dalam tissue bersih lalu dimasukan ke dalam plastik klip. 9. Simpan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim.
  • 50. SPESIMEN RECTAL SWAB Cara Pengambilan • Persiapkan tabung berisi media yang sudah ditempeli stiker ID pasien dan diberi selotip. • Persiapkan pasien dalam posisi membungkuk atau tidur miring, paha bagian atas ditekuk ke depan • Kapas lidi terlebih dahulu dicelupkan ke dalam agar Cary Blair/PBS. -- untuk bakteri • Kapas lidi dimasukkan perlahan ke dalam dubur, setelah masuk dubur lidi ditekan sedikit lagi sampai memasuki anus (sekitar 2-3 cm), sampai kapas tidak kelihatan. • Lidi diputar searah jarum jam sampai satu putaran penuh (360o), lidi dicabut kembali sambil diputar ke kanan. • Setelah lidi keluar, langsung dimasukkan ke dalam tabung Cary Blair/ PBS, lidi ditekan sampai dasar tabung hingga seluruh bagian lidi yang terbalut kapas terendam dalam media. • Lilit tabung dengan parafilm.
  • 51. 51 Spesimen dahak (sputum) • pengambilan spesimen dapat dilakukan dengan alat nebulizer (dengan NaCl 3%)/expectorant • dibatukkan secara spontan, Spesimen urin spesimen urin sewaktu dengan aliran tengah diambil sebanyak 50 cc .
  • 52. 52 Spesimen Air Liur Air liur diambil dengan menggunakan pipet steril, air liur dikumpulkan dan dimasukkan dalam wadah steril bertutup ulir yang dapat ditutup dengan aman tanpa pengawet atau bahan tambahan. Spesimen Cerebro Spinal Fluid (CSF) Spesimen CSF diambil dengan melakukan punksi lumbal oleh tenaga dokter yang berpengalaman.
  • 53. PENGISIAN FORMULIR • Formulir W1 sebagai laporan kejadian luar biasa. • Tiap–tiap penyakit menular potensial KLB dan wabah mempunyai form masing–masing. • Jika ada formulir isian yang memerlukan tambahan informasi atau bersifat khusus biasanya ditambahkan dan petugas tinggal mengisi formulir yang diminta. • Data isian di formulir seperti Nama, ID specimen, Usia, Jenis kelamin, jenis specimen dan tanggal pengambilam harus sama 53
  • 54. PEMBERIAN LABEL Spesimen Pasien Penyakit Menular •Nama pasien •ID spesimen / nomer epid sesuai formulir * catatan : connect formulir PE dan spesimen •Usia pasien •Jenis kelamin pasien •Jenis spesimen •Tanggal pengambilan spesimen Sampel/spesimen Keracunan Makanan •Instansi pengirim sampel •Asal sampel •Jenis sampel •Titik pengambilan sampel •Tanggal pengambilan •Waktu pengambilan sampel 54
  • 55. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen: • Prinsip-Prinsip Biosafety dan Biosekuriti penanganan spesimen • Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen • Penggunaan APD 2. Penatalaksanaan Spesimen • Pengambilan Spesimen • Pengisian Formulir • Pemberian Label 3. Managemen penanganan, pengepakan dan pengiriman spesimen 4. Teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Pokok Bahasan
  • 56. 3. PENYIMPANAN, PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
  • 57. Peraturan internasional transportasi agen yang infeksius UNCETDG ICAO IATA TRANSPORT OF INFECTIOUS SUBSTANCES Scientific background to the 13th revised edition of the UN Model Regulations regarding the requirements for transporting infectious substances 2003 United Nations Committee of Experts on the Transport of Dangerous Good International Civil Aviation Organization International Air Transport Association
  • 58. Regulasi Pengiriman Transportasi Agen menular (Infectious Substances) tunduk pada peraturan nasional dan internasional : 1. Penggunaan yang tepat dari bahan kemasan 2. Label yang tepat, Notifikasi Kepatuhan: 1. Mengurangi kemungkinan paket pengiriman rusak 2. Meminimalkan paparan 3. Meningkatkan efisiensi operator dan meningkatkan kepercayaan dalam pengiriman paket
  • 59. Kategori Bahan Infeksius Sesuai dengan Regulasi (IATA) • Kategori A • Kategori B
  • 60. Kategori Bahan Infeksius • Kategori A, adalah Bahan yang dapat menyebabkan kecacatan permanen, mengancam kesehatan atau menyebabkan penyakit yang fatal pada manusia maupun hewan. • Diberi tanda UN 2814 jika menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. • Diberi tanda UN 2900 jika menyebabkan penyakit pada hewan saja • Kategori B, adalah agen infeksius yang tidak memenuhi kriteria pada kategori A. • Merupakan Bahan Biologis (Biological Substances) yang tidak masuk dalam kategori A • Dianggap mempunyai risiko lebih rendah. • Diberi tanda UN 3373 60
  • 61.
  • 62. SPESIMEN NOVEL CORONAVIRUS = KATEGORI ???? 62
  • 63. • Pengangkutan spesimen dalam batas negara (Lokal) harus sesuai dengan peraturan nasional yang berlaku. • Pengangkutan spesimen internasional yang mungkin mengandung SARS-CoV-2 harus mengikuti United Nations Model Regulations, Biological Substance, Category B (UN 3373) , dan peraturan lain yang berlaku tergantung pada moda transportasinya 63
  • 64. 64
  • 65. PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN • Spesimen pasien harus dilakukan tatalaksana sebagai UN3373, "Substansi Biologis, Kategori B", ketika akan diangkut/ditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi. • Semua spesimen harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan. Adapun system yang digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA). 65
  • 66. 66
  • 67. 67 1. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang terdapat pada formulir 2. Tube VTM dililit dengan parafilm 3. Simpan spesimen pada suhu 2-8 °C sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam freezer 4. Setelah spesimen diambil jaga selalu suhunya. Penyimpanan Sementara
  • 68. • Wadah Primer (Primary Receptacle) 1. Siapkan palstik klip/wadah anti bocor 2. Siapkan tissue lalu gulung/bungkus tube VTM . Tissue akan berfungsi sebagai absorben bila terjadi tumpah atau bocor 3. Spesimen dimasukkan ke dalam plastik klip yang didalamnya sudah terdapat tissue sebagai absorbennya. Cara Pengepakan Spesimen
  • 69.
  • 70. Wadah Kedua (Secondary Packaging) • Masukkan spesimen yang telah dimasukkan ke dalam plastik klip/wadah container ke dalam plastik klip yang lebih besar. • Wadah Terluar (Outer Packaging) 1. Masukkan seluruh spesimen ke dalam cool box atau stereoform 2. Tempatkan ice packs/ice gel pada sisi kiri dan kanan di dalam cool box. 3. Jangan lupa masukkan juga formulir kuisioner yang telah diisi dan diberi label kedalam cool box dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam wadah plastik Cara Pengepakan Spesimen
  • 71.
  • 72. Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal (bisa berupa kertas koran yang diremas remas). Kemudian ditutup. Tutup Cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan dan atau kiri cool box, yang ditujukan ke Laboratorium rujukan. Catatan : untuk memudahkan identifikasi spesimen didalam coolbox,dapat dilakukan pengelompokan. Misal : satu plastik clip besar (wadah kedua) diisi 10 sampai 20 spicemen yang telah dimasukkan kedalam wadah pertama/primer, disertai surat pengantar dan formulir sesuai pedoman. Cara Pengepakan Spesimen
  • 75. Stabilitas Spesimen 75 Spesimen Bahan Pengambilan Suhu Pengiriman Penyimpanan Usap Nasofaring dan Orofaring Swab Dacron atau Flocked Swab dalam Viral Transport Medium (VTM) atau saline steril 2-8 °C ≤12 hari: 2-8°C >12 hari: -70°C (dry ice)
  • 76. Kriteria Pengiriman (1) 1. Pengiriman spesimen kasus COVID-19 dilakukan dengan menyertakan surat pengantar atau formulir penyelidikan epidemiologi terlampir. 2. Pengiriman spesimen ditujukan ke laboratorium pemeriksa yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau pejabat yang ditunjuk 76
  • 77. Kriteria Pengiriman (2) 3. Pengiriman spesimen ke laboratorium pemeriksa dapat dilakukan menggunakan jasa kurir door to door. 4. Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to port, petugas Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan petugas KKP setempat dan laboratorium pemeriksa. 5. Spesimen segera dikirimkan ke Laboratorium pemeriksa paling lama 1x24 jam 77
  • 78. Kriteria Pengiriman (3) 6. Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan. 7. Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting. 8. Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam cool box dengan kondisi suhu 2-8 °C atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice). 9. Label Box Pengirim dan Tanggal Kirim. Pada Box pengirim harus benar-benar diberikan label, tidak dibenarkan kosong saja. Berikan label dari dinas kesehatan mana, dan tanggal berapa dikirimnya spesimen tersebut. 10. Pada saat pengiriman harus diberikan notifikasi kepada Laboratorium Rujukan (contact person laboratorium) 78
  • 79. Alamat Pengiriman Ditujukan sesuai dengan Laboratorium Pemeriksa Lokasi Masing- masing Daerah/Propinsi 79 Jalur darat
  • 81. 81
  • 82. 82
  • 83. PENGIRIMAN SPESIMEN • Pengiriman dalam 1 x 24 jam • Perjanjian antara pengirim, pembawa dan penerima spesimen • Konfirmasi lab penerima • Pengiriman ke luar negeri harus dilengkapi perjanjian alih material (Material Transfer Agreement, MTA) dan mendapatkan izin dari Menteri Kesehatan melalui Kepala Badan Litbang Kesehatan
  • 84. PENGIRIMAN ANTAR LABORATORIUM • Gunakan staf terlatih dalam pengiriman spesimen • Gunakan material yang cukup menyerap dan melindungi dalam kotak pengiriman • Tandai kotak pengiriman – Surat/Formulir pengiriman – Instruksi & orang-orang yang harus dihubungi ketika terjadi kecelakaan/tumpahan – Instruksi untuk mengurangi paparan pada publik
  • 85. PENGIRIMAN ANTAR LABORATORIUM • Masukkan daftar isi ke kantong plastik bersegel di dalam kotak pengiriman. • Catat jumlah spesimen pada “Formulir/Catatan Pengiriman dan Penerimaan Spesimen” dan laporkan ke laboratorium pengirim dan penerima bila ditemukan adanya ketidaksesuaian . • Sediakan peralatan darurat dalam laboratorium
  • 86. 1. Persiapan Pengambilan Spesimen: • Prinsip-Prinsip Biosafety dan Biosekuriti penanganan spesimen • Bahan Pengambilan dan Jenis Spesimen • Penggunaan APD 2. Penatalaksanaan Spesimen • Pengambilan Spesimen • Pengisian Formulir • Pemberian Label 3. Managemen penanganan, pengepakan dan pengiriman spesimen 4. Teknik penanganan sampel makanan/minuman dan spesimen korban KLB Keracunan Pangan Pokok Bahasan
  • 87. Keracunan Pangan •KLB keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah mengkonsumsi pangan dengan gejala mual, muntah, pusing,diare, kejang perut, gangguan pernafasan •Penyebabnya : bakteri ( yang utama ) meski juga bisa disebabkan oleh jamur, alga, parasit, atau virus
  • 88. Pendahuluan Pertumbuh an bakteri patogen Makanan dan Air yang terkontaminasi Kegagalan Preservation Makanan dan air Keracunan dan Infeksi Bakteri Patogen KLB
  • 89. ....Introduction • 1 sel bakteri  2 juta sel dalam waktu 7 jam • Kondisi Makanan ( karbohidrat, protein, lemak)  nutrisi buat bakteri • Lingkungan cocok suasana panas “ zona bahaya makanan”
  • 90.
  • 91.
  • 92.
  • 93. Spesimen • Selain isolasi bakteri pathogen dari makanan/air , sampel lainnya yang diperiksa adalah faeses untuk mengetahui korelasi bakteri patogen yang ditimbulkannya -  Rectal Swab • Jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan sesegera mungkin. Jika pemeriksaan ditunda harus disimpan pada suhu - 20°C sampai dengan diperiksa. • Penyimpanan sampel yang mudah rusak disimpan pada 0-4°C tidak boleh lebih dari 36 jam. • Penyimpanan sampel yang tidak mudah rusak, makanan kaleng dapat disimpan pada suhu kamar sampai dianalisis
  • 94. Pengambilan dan Preparasi sampel Makanan • Gunakan wadah kontainer yang bersih, kering, tidak bocor, bermulut lebar dan steril • Dapat juga menggunakan kantong plastik sterile yang berseal • Gunakan Peralatan pengambilan yang steril seperti pisau,sendok,garpu, kapas lidi steril • Catat semua data – data sampel ( jenis sampel, tanggal, jam pengambilan dan jam kedatangan ke laboratorium )
  • 95. Sterile Plastic Bags Sterile plastic containers
  • 96. Pengambilan dan Preparasi sampel Makanan • Tiap sampel yang diambil harus diserahkan ke laboratorium dalam jumlah yang cukup. • Minimum sampel yang diambil adalah 100 g atau 100 mL . Untuk air mineral , air kemasan dan es , sampel yang diambil minimal 250 mL . • Sampel diambil secara aseptik dengan menggunakan alat steril seperti piasu, sendok, garpu, spatula, dan tang • Kemudian masukkan sampel ke dalam wadah steril • Diberi label (nama, jenis spesimen, jam pengambilan )
  • 99. Prosedur • Identifikasi jenis sampel pangan : pangan siap santap, makanan kaleng, bahan pangan mentah, sampel cair • Kelompokkan jenis sampel : padat, semi padat atau cair • Pisahkan dan kemas sampel pangan menurut jenisnya. • Diambil sampel makanan yang dicurigai, dilabel, dikemas dan segera dikirim ke laboratorium rujukan disertai dokumen permintaan pemeriksaan
  • 100. Pengambilan pangan siap santap •Ambil sampel dengan sendok/ spatula atau jika perlu gunakan pisau steril untuk memotong= ±200 gr •Masukan ke dalam wadah plastik atau wadah bermulut lebar •Tutup dan label
  • 101. Pengambilan makanan kaleng • Makanan kaleng yang masih tertutup diambil tanpa membuka kemasanya • Jika makanan kaleng sudah terbuka caranya adalah usap dengan alkohol pinggiran kaleng , ambil secara aseptis, ke dalam wadah plastik atau wadah gelas bermulut lebar • Tutup dan label
  • 102. Pengambilan Pangan Mentah • Siapkan media pengaya dan bunsen • Masukan sampel 50 – 100 gr ke dalam kantong plastik steril • Tambahkan 100 – 300 ml medium pengaya ke dalam kantong plastik , kemudian kocok • Keluarkan sampel dari kantong plastik, ikat kantong plastik tsbt • Atau pindahkan isinya ke dalam wadah steril • Tutup dan label
  • 103. Pengambilan sampel makanan cair dan minuman • Makanan cair dan minuman dihomogenkan, • Dituang ke dalam kantong plastik steril atau wadah gelas bertutup sebanyak ±200 mL • Beri label • Pengambilan bisa juga dilakukan dengan pipet serologis dengan cara mengambilnya secara aseptis ke dalam wadah plastik atau gelas steril • Tutup dan label
  • 104. Pengambilan sampel minuman kaleng • Minuman kaleng yang masih tertutup diambil tanpa membuka kemasanya • Jika minuman kaleng sudah terbuka caranya adalah usap dengan alkohol pinggiran kaleng , ambil secara aseptis, ke dalam wadah plastik atau wadah gelas bermulut lebar • Tutup dan label
  • 105. Pengiriman spesimen • Masukan pendingin (gel pack/ice pack) • Masukan sampel ke dalam box pendingin • Tambahkan di permukaan pendingin (gel pack/ice pack) • Lampirkan dokumen pemeriksaan dan pengiriman spesimen • Jika tidak segera diirim simpan di suhu refrigerator
  • 106. Label pada keracunan makanan • No Sampel • Jenis Sampel • Jumlah Sampel • Tanggal Pengambilan • Jam Pengambilan
  • 107. 107
  • 108.

Editor's Notes

  1. False-negative results mainly occurred due to inappropriate timing of sample collection in relation to illness onset and deficiency in sampling technique, especially of nasopharyngeal swabs