1. KELOMPOK 5 :
Ade Shoffa Furqan
Alsyiva Nabilla
Alvia Rahma
Anna Shafira
Manisa
Mauliza Risma
2.
3. Menurut istilah para ulama masa ‘iddah ialah sebutan atau nama suatu masa di
mana seorang wanita menanti atau menangguhkan perkawinan setelah ia
ditinggalkan mati oleh suaminya atau setelah diceraikan baik dengan menunggu
kelahiran bayinya, atau berakhirnya beberapa quru’, atau berakhirnya beberapa
bulan yang sudah ditentukan.
Secara bahasa bermakna perhitungan
4. ATURAN DALAM ‘IDDAH
‘Iddah
Talak
3 kali suci
3 bulan bagi orang
yang belum pernah
haid atau
menopause
*semua iddah dalam keadaan hamil masanya sampai selesai melahirkan.
5. HIKMAH ‘IDDAH
• Untuk memastikan apakah wanita tersebut sedang hamil atau tidak.
• Syariat Islam telah mensyariatkan masa ‘iddah untuk menghindari
ketidakjelasan garis keturunan yang muncul jika seorang wanita ditekan
untuk segera menikah.
• Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menunjukkan betapa agung dan mulianya
sebuah akad pernikahan.
• Masa ‘iddah disyari’atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang jika
hendak memutuskan tali kekeluargaan, terutama dalam kasus perceraian.
• Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah dan
lainnya apabila wanita yang dicerai sedang hamil.
6.
7.
8. Menurut istilah ulama syafi’iyyah, rujuk adalah kembalinya wanita terhadap nikah dari
talaq selain ba’in pada masa iddah pada arah yang khusus, atau pada jalan yang
khusus.
Secara umum dapat dipahami rujuk adalah kembalinya suami kepada hubungan nikah
dengan isteri yang telah dicerai raj’i dan dilaksanakan selama isteri masih dalam masa
iddah.
Secara bahasa bermakna kembali
9. Keterangan Al-Quran Tentang Rujuk
اَذ
ِ
إَفََنْغَلَبَُنهَلَجَأَُنهوُك ِسْمَأَفَوفُرْعَمِبَْوَأَُنهوُقِإرَفَوفُرْعَمِباوُِده ْشَأَوََذَْيَوَلْدَعَْ ُكْنِماوُميِقَأَو
ََةَدَإهشلاَِ ِلِلَْ ُكِلَذُظَعوُيَِهِبَْنَمََن ََكَِمْؤُيَُنَِلِل ِِبَِمْوَيْلاَوَِرِخآلاَْنَمَوَِقتَيََالِلَْلَعََْيََُلإًجَْرخَم(٢)
Artinya : apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan
baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan
keluar. (Q.S. Ath-Thalaq ayat 2)
10. Rukun dan Syarat Rujuk
• Suami yang merujuk, syaratnya:
dilakukan atas kehendak sendiri.
• Istri yang dirujuk, syaratnya:
Sudah pernah dicampuri selama menikah,
Istri yang tertentu,
Istri yang ditalak raj’i,
terjadi dalam masa iddah.
• Ucapan (Sighat) yang menyatakan rujuk, bisa sharih maupun kinayah disertai niat.
• Saksi (Khilafiah)
11. Hukum Rujuk Dengan Perbuatan
Al – Hanafiyah
Rujuk dengan perbuatan semisal
percumbuan dan jima’ sah
meskipun tidak disertai niat dalam
hati.
Al – Malikiyah
Rujuk dengan perbuatan semisal
percumbuan dan jima’ sah namun
wajib disertai niat dalam hati.
Asy – Syafi’iyah
Rujuk dengan perbuatan semisal
percumbuan dan jima’ tidak sah
walaupun disertai niat dalam hati.
Al – Hanabilah
Rujuk dengan perbuatan sah
meskipun tidak disertai niat dalam
hati, tetapi hanya boleh dengan
jima’ saja.
12. Hikmah Rujuk
• Sarana memikir ulang substansi talak yang telah dilakukan; apakah karena
emosi, hawa nafsu atau karena kemaslahatan.
• Sarana mempertanggung jawabkan anak secara bersama-sama.
• Sarana menjalin kembali pasangan suami istri yang bercerai, sehingga
pasangan tersebut bisa lebih hati-hati, saling menghargai dan menghormati.
• Sarana perbaikan hubungan diantara 2 manusia atau lebih, sehingga muncul
rasa saling menyayangi yang lebih besar.
• Rujuk akan menghindari perpecahan hubungan kekerabatan diantara keluarga
suami atau istri.