Helen Keller adalah contoh menakjubkan dari individu penyandang tunanetra dan tunarungu yang mencapai prestasi luar biasa. Ia lahir normal namun menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan akibat penyakit. Perkembangan emosinya menjadi sulit dikendalikan sampai dibantu oleh guru Anne Sullivan yang membantunya berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kehidupan dan pencapaian Helen Keller menjadi inspirasi bagi pendidikan penyand
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
1. Helen Keller : Suatu Perkecualian yang Menakjubkan
entu terdapat perkecualian dari pengertian mengenai orang-orang yang
memiliki hambatan ini. Perkecualian-perkecualian ini hampir selalu terjadi
pada individu penyandang disabilitas yang telah mendapat kemasyhuran
melalui pencapaian-pencapaian mereka yang luar biasa.
Hellen Keller adalah salah satu contoh yang menakjubkan dari penyandang
tunaganda. Pencapaian-pencapaian luar biasa yang di raihnya telah menutup sikap-
sikap umum mengenai penyandang tunanetra dan tunarungu.
Helen dilahirkan dengan keadaan tubuhnya normal. Hingga di usia 19 bulan
sebuah penyakit yang mengubah hidupnya menggerogotinya. Saat itu Helen kecil
harus bersiap menerima kenyataan bahwa divonis sakit “demam otak” oleh dokter
dan hidupnya tak akan lama lagi. Hari-hari telah berlalu dan akhirnya Helen kembali
sehat. Tapi, sejak saat itu ada yang berbeda dengan Helen. Helen menjadi tak bisa
merespon apa yang dikatakan dan diberikan oleh ibunya. Akibat penyakit itu, Helen
menjadi tuli dan buta.
Sejak saat itu, Helen menjadi anak yang sangat liar. Ia selalu menghancurkan
piring dan lampu-lampu di rumahnya. Tak jarang ia berteriak-teriak sendiri dan
tingkahnya penuh dengan amarah. Para kerabat menganggapnya sebagai “monster”
dan berpendapat Helen harus ditempatkan ke sebuah intuisi.
Masalah perkembangan emosi anak dengan dengan buta tuli sangat berat,
maka di perlukan tenaga professional untuk menanganinya. Masalah emosi Helen
dapat ditangani oleh Anne Sullivan Macy ketika Helen mampu mengenal benda-
benda disekitarnya seperti “water”. Emosi yang tidak terkontrol dan sangat berat
diakibatkan oleh disabilitas membuat perkembangannya terhambat meskipun ia
memiliki intelegensi yang tinggi, namun karena tidak ada indra yang dapat
menangkap dan memberikan informasi ke otak, maka anak dapat menjadi frustasi
T
2. karena tidak mengetahui apapun disekitarnya, hidupnya gelap dan sunyi . Oleh sebab
itu cara yanag efektif untuk menanganinya adalah cara yang Anne Sullivan lakukan
terhadap Helen.
Kehidupan dan hubungan dengan gurunya Anne Sullivan merupakan ilham
yang berharga bagi pendidikan. Kehidupan seseorang dengan tunaganda juga
merupakan suatu kisah langka. Setelah mengamati biografi Helen Keller, Joseph
menemukan bahwa keterbatasan Helen Keller itu justru dijadikan saranan menuju
pencapaian prestasinya sekarang. Lash juga mengutip salah satu komentar yang
mempertanyakan apa kira-kira yang akan berhasil dicapai oleh Helen apabila ia tidak
buta dan tuli. Di tambahkannya pula bahwa mungkin kelainannya itu justru yang
membuat ia memiliki “intelegensi dan jiwa yang tulus”. Helen setuju, dan
mengatakan “ Saya telah membuat keterbatasan ini sebagai alat proses belajar dan
kebahagiaan sejati.” (Lash,1980.hlm.766).