SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Pedoman Orientasi Mobilitas
Tehnik Pendamping Awas dan Perlindungan Diri
(Self Guidance Techniques and Self Protective Techniques)
1. Tehnik Pendamping Awas
a. Making Contact (Membuat Kontak)
- Sentuhkan punggung tangan pendamping awas ke punggung tangan tunanetra dan mengajaknya
dengan mengatakan “ayo kita jalan”.
b. Grip (Pegangan)
- Tangan tunanetra menelusur tangan pendamping awas diatas sikut
- Ibu jari tunanetra berada diluar lengan pendamping dan jari jari yang lain berada di sebelah dalam
dari lengan pendamping dengan tujuan agar pegangan tunanetra kuat.
c. Posisi
- Posisi tunanetra berada setengah langkah di belakang pendamping awas dengan bahu lurus sejajar
di belakang bahu pendamping awas
- posisi siku tunanetra 90⁰
d. Berpindah Pegangan
- Tangan tunanetra yang bebas menelusur punggung pendamping kemudian memegang lengan
pendamping sehingga tangan kiri dan kanan tunanetra bersatu pada lengan pendamping
- Tangan tunanetra yang pertama memegang lengan pendamping di lepaskan.
- Tunanetra membetulkan kembali posisinya setengah langkah di belakang pendamping
- Terjadilah perpindahan posisi
e. Berbalik Arah
- Penamping berhenti sejenak dan mengatakan “kita akan berbalik arah”
- Kemudian pendamping dan tunanetra keduanya berputar 45⁰ ke arah dalam (ke arah dimana
lengan pendamping di pegang dan tangan tunanetra memegang)
- Tunanetra memegang tangan pendamping yang bebas dan menelusur hingga atas siku
- Tunanetra membetulkan kembali posisi setengah langkah di belakang pendamping kemudian
berjalan kembali.
f. Teknik melewati jalan sempit
- Pendamping menngatakan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati jalan sempit
- Pendamping menarik kebelakang lengannya yang dipegang tunanetra ke sebelah dalam
- Tunanetra memberikan respons dengan meluruskan lengannya yang memegang lengan
pendamping, sehingga posisi tunanetra berada tepat dibelakang badan pendamping awas dengan
jarak satu langkah
- Setelah melalui jalan sempit kemudian pendamping menarik kembali lengannya ke posisi seperti
semula maka tunanetra juga berada pada posisi semula dan posisi tunet kembali keposisi semula
yaitu berada di samping dari pendamping
g. Teknik melewati pintu
- Tunanetra dan pendamping awas berhenti sejenak sebelum melewati pintu kemudian pendamping
memberitahukan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati pintu.
- Kemudian pendamping menjelaskan kepada tunanetra ke arah manakah pintu itu membuka
(membuka menjauh atau mendekat dank e arah kiri atau ke kanan)
- Apabila pintu terbuka ke arah berlawanan dengan posisi tunanetra,maka tunanetra harus
berpindah pegangan terlebih dahulu. Saat membuka pintu pendampinglah yang membuka pertama
kali dan tunanetra yang menutup pintu.
- Selesai memberikan informasi tentang membukanya pintu, pendamping membuka pintu melalui
pegangan pintu. Tangan yang membuka pintu adalah tangan yang searah dengan membukanya
pintu. Kalau pintu membuka ke sebelah kiri maka pendamping harus membuka pintu dengan
tangan kiri dan posisi tunanetra berada di sebelah kiri
- Tangan bebas tunanetra menelusur lengan pendamping awas yang sedang memegang pintu
- Pendamping berjalan melewati pintu dan melepas pegangannya pada pintu kemudian tunanetra
memegang pegangan pintu yang sebelumnya dipegang oleh pendamping, setelah itu tunanetra
melewati pintu dan menutup pintu tersebut.
h. Teknik duduk dikursi tanpa meja
- Sebelum tunet duduk dikursi pendamping menyakinkan pada tunet tentang bentuk,ukuran dan
kondisi kursi.
- Seandainya datang dari depan kursi, pendamping menuntun tunet sejauh setengah langkah dari
bagian depan kursi dan menerangkan posisi kursi.
- Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi , jika pendamping dating dari depan kursi maka
dekatkan tunanetra sehingga tulang keringnya menyentuh kursi.
- Pegangkanlah salah satu tangan tunanetra ke sandaran kursi.
- Tanpa melepaskan tangan yang memegang sandaran kursi, tangan yang bebas memeriksa kursi
dengan meraba keseluruh permukaan kursi terutama bagian tempat duduknya
- Selanjutnya tunet berputar , berdiri membelakangi kursi dengan menyentuh kan bagian belakang
kakinya pada pinggiran kursi,baru duduk sambil berpegangan pada kedua sisi kursi sebelum
duduk.
- Jika penyandang tunet dan pendamping datangnya dari belakang kursi maka pendamping harus
merabakan tunet pada bagian belakang kursi. Teknik duduknya sama dengan datang dari arah
depan kursi.
i. Tehnik duduk di kursi dengan meja
- Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi sehingga jaraknya setengah langkah dan
berkata “sekarang kita akan duduk di kursi yang ada mejanya”
- Pendamping memegang tangan tunanetra yang bebas dan tangan tersebut dipegang pada
pinggiran meja,kemudian pendamping memegang tangan yang memegang tangan pendamping
dan dipegangkan kesandaran kursi. Kemudian berkata “ayo yang kamu pegang ditangan kanan
dan kirimu itu apa ?”
- Setelah itu tunanetra diinstruksikan “coba tarik kursinya kearah belakang”
- Setelah itu instruksikan pada tunanetra untuk meraba kursi dengan tangan yang memegang kursi.
“Coba diraba kursinya” ini agar tunanetra mengetahui sudah ada ruang untuk duduk atau belum,
kursinya aman dan dalam keadaan baik atau tidak setelah itu klien bisa duduk. “jika sudah dirasa
aman, silahkan duduk.”
- Setelah duduk tunanetra dapat mengecek posisi duduknya sehingga posisinya lurus dengan kedua
tangannya yang memegang pinggiran meja.
j. Naik tangga :
- Pendamping mendekati pinggiran tangga dan berhenti ketika sampai pada pinggiran tangga.
Siswa berada setengah langkah di belakangnya. Pendamping berkata “saya akan melangkahkan
kaki untuk naik tangga terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah”
- Katakan mulai, Pendamping melangkah naik, siswa maju setengah langkah untuk menemukan
tangga dan kemudian melangkah naik.
- Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping. pastikan langkah berbeda satu
langkah.
- Katakan “habis” ketika anak tangga sudah habis. Setelah siswa dan pendamping sampai di tempat
datar , pendamping berhenti sebentar dan menerangkan pada siswa bahwa dia telah sampai di
puncak. Hal ini menjaga supaya jangan terjadi salah langkah. Jangan lupa untuk memberi tahu
subjek bahwa di sampinya ada susuran tangga
Catatan : Berat badan siswa harus bertumpu pada ujung kakinya.
k. Turun tangga :
- Pendamping menuruni tangga dan berhenti ketika kaki sampai di sisi tangga. Siswa tetap berada
setengah langkah dibelakangnya. Pendamping mengatakan “saya akan melangkahkan kaki untuk
turun terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah, pastikan beda setengah
langkah”
- Sewaktu pendamping bergerak menuruni anak tangga pendamping berkata “katakan mulai”,
siswa tetap berada setengah langkah di belakang sampai ia merasakan gerakan turun dari lengan
pendamping sambil merasakan tepi tangga.
- Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping sewaktu dalam proses berjalan turun
tangga.
- Siswa harus menjaga posisi tegak, dengan titik pusat berat badan jatuh pada tumitnya. Inti
terutama untuk menjaga keseimbangan berat badannya.
- jika anak tangga sudah habis, katakan habis.
2. Tehnik Melindungi Diri (digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan
baik)
Sekarang kita akan mempelajari tentang teknik perlindungan diri. Teknik ini hanya bisa dipakai
atau digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik. Teknik ini terdiri dari
teknik perlindungan diri bagian atas atau “Uper Hand” , teknik perlindungan diri bagian bawah
atau “Lower Hand”, dan teknik gabungan atau “Combination” . Sekarang mari kita praktikkan.
Namun, sebelum mempraktikan posisikan terlebih dahulu tunanetra lurus dengan benda (squaring
off).
a. Upper Hand (Tangan menyilang keatas)
Pertama-tama kita berlatih mengenai teknik “Upper Hand” . Teknik ini digunakan untuk
melindungi tubuh bagian atas seperti kepala dan dada dari benturan benda atau rintanganyang ada
didepan.
- Letakkan tangan kanan pada bahu sebelah kiri (atau sebaliknya).
- Kemudian geser ke arah depan sejauh 50 cm, posisi siku membentuk sudut 120 ° dan telapak
tangan menghadap kedepan.
- Sikap kepala tegak, tidak menunduk.
- Letakkan tangan pada posisi semula (sejajar dengan paha), kemudian ulangi teknik tadi beberapa
kali sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar.
- Setelah itu, cobakan pada tangan lainnya.
Praktek :
- Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll)
- “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik
upper hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.”
- Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang
ada didepan kamu?”
- Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar
b. Lower Hand (Tangan menyilang ke bawah)
Teknik “Lower Hand”. Teknik ini digunakan utuk melindungi tubuh bagian bawah. Caranya
adalah:
- Lengan kanan/kiri diluruskan kebawah
- Sentuhkan telapak tangan ke paha yang berlawanan dengan tangan.
- Angkat tangan tersebut menjauhi paha dengan arah ke arah depan sejauh 10-15 cm.
- Ulangi teknik tersebut beberapa kali
- Setelah itu cobakan pada tangan lainnya.
Praktek :
- Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll)
- “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik
lower hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.”
- Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang
ada didepan kamu?”
- Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar
c. Kombinasi
Teknik ini merupakan gabungan dari teknik “Uper Hand” dan “Lower Hand” atau tehnik antara
upper hand dengan tehnik trailing. Caranya adalah: lakukan kedua teknik tersebut secara bersamaan.
d. Teknik Trailing (Menelusuri Objek)
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan garis lurus atau garis pengarah menuju sasaran.
- Tunanetra berada dalam posisi squaring off. Posisikan tunanetra menyamping baik ke kanan atau
ke kiri dengan jarak dengan objek kurang lebih 10 cm. Sudut lengan dan badan kurang lebih 60⁰
- Pendamping awas mengatakan “ sekarang kita akan melakukan trailing (menelusur) kamu sedang
berada di samping tembok, sekarang Coba lengan (kanan atau kiri) kamu diluruskan mendekati
tembok dengan jari manis/kelingking menempel di tembok.”
- Sekerang kamu berjalan menelusuri tembok
e. Tehnik Tegak lurus dengan benda (squaring off)
Tehnik ini digunakan jika tunanetra ingin lurus dalam berjalan sehingga ia perlu melakukan
ancang-ancang dengan memanfaatkan benda atau objek apa yang ada, bias menggunakan tumit,
telapak kaki, belakang badan atau tangan.
- Tangan tunanetra disentuhkan ke tembok kemudian tunanetra diminta berbalik arah sehingga
posisi belakang badan tunanetra menyentuh tembok
- Gunakan tanganmu untuk meraba dan meluruskan posisi kamu dengan tembok
f. Tehnik Mengambil benda yang jatuh
- Sebelum mengambil benda yang jatuh, tunanetra harus mendengarkan terlebih dahulu benda yang
jatuh.
- “Saya akan menjatuhkan sebuah benda” setelah itu tanyakan. “apa benda yang jatuh tadi?”
- “sekarang coba untuk menghadap kearah benda yang jatuh, kemudian berjongkoklah dengan
tegak lurus untuk mulai mencari benda. Coba raba permukaan lantai yang dimulai dari dekat kaki
sampai melebar sekitar kaki. Apabila belum ketemu kamu bias melangkah satu langkah kedepan
dan mulaimencari lagi”

More Related Content

What's hot

contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdfsmkn 1 batam
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifAhmad H
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Rudy Restanto
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)Christian Kaganami
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumWhyda Kasim
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswaAlby Alyubi
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKundas Tanma
 

What's hot (20)

contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5Kasus pembelajaran ipa kelas 5
Kasus pembelajaran ipa kelas 5
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices Charis Munandar.pdf
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Soal baru
Soal baruSoal baru
Soal baru
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1Lembar observasi guru 1
Lembar observasi guru 1
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
Penilaian Kompetensi Sikap pada Kurikulum 2013
 
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)
Bab 1 bilangan cacah dan lambangnya (Kelas 1 SD/MI)
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
penilaian unjuk kerja
penilaian unjuk kerjapenilaian unjuk kerja
penilaian unjuk kerja
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulum
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 

Similar to Pedoman Orientasi Mobilitas dan Teknik Perlindungan Diri

TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .ppt
TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .pptTRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .ppt
TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .pptNurulLaili35
 
1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korbanKaa Nid
 
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)rullyyanuari
 
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)rullyyanuari
 
Rpp 7 senam ketangkasan
Rpp 7  senam ketangkasanRpp 7  senam ketangkasan
Rpp 7 senam ketangkasanakhmad suhkhi
 
Rancangan pengajaran harian projek pj
Rancangan pengajaran harian  projek pjRancangan pengajaran harian  projek pj
Rancangan pengajaran harian projek pjNani Noraini
 
Baris berbaris akmil
Baris berbaris akmilBaris berbaris akmil
Baris berbaris akmilArif Pradana
 
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di Jalan
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di JalanBuku Saku Penolong Kecelakaan Di Jalan
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di JalanDina Dasuciana
 
Materi PJOK 2 Afif Enha
Materi PJOK 2 Afif EnhaMateri PJOK 2 Afif Enha
Materi PJOK 2 Afif EnhaAfifNurulHuda
 
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangSenam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangRadenmas Pardisupardi
 
contoh rph
contoh rphcontoh rph
contoh rphfaiz
 
Kaedah usungan menggunakan pengusung
Kaedah usungan menggunakan pengusungKaedah usungan menggunakan pengusung
Kaedah usungan menggunakan pengusunganum mss
 

Similar to Pedoman Orientasi Mobilitas dan Teknik Perlindungan Diri (20)

TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .ppt
TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .pptTRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .ppt
TRANSPORTASI KEGAWATDARURATAN DASAR .ppt
 
1.evakuasi korban
1.evakuasi korban1.evakuasi korban
1.evakuasi korban
 
Stabilisasi
StabilisasiStabilisasi
Stabilisasi
 
Latihan lari pecut
Latihan lari pecutLatihan lari pecut
Latihan lari pecut
 
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
 
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
Kelas x pelajaran 6 senam lantai (edt)
 
Rpp 7 senam ketangkasan
Rpp 7  senam ketangkasanRpp 7  senam ketangkasan
Rpp 7 senam ketangkasan
 
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
 
Rancangan pengajaran harian projek pj
Rancangan pengajaran harian  projek pjRancangan pengajaran harian  projek pj
Rancangan pengajaran harian projek pj
 
341832468-Kawad-Kaki.pptx
341832468-Kawad-Kaki.pptx341832468-Kawad-Kaki.pptx
341832468-Kawad-Kaki.pptx
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER MUNA
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Baris berbaris akmil
Baris berbaris akmilBaris berbaris akmil
Baris berbaris akmil
 
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA Ambulasi dan mobilisasi   AKPER PEMKAB MUNA
Ambulasi dan mobilisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di Jalan
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di JalanBuku Saku Penolong Kecelakaan Di Jalan
Buku Saku Penolong Kecelakaan Di Jalan
 
Carpal Tunnel Syndrome Leaflet.pdf
Carpal Tunnel Syndrome Leaflet.pdfCarpal Tunnel Syndrome Leaflet.pdf
Carpal Tunnel Syndrome Leaflet.pdf
 
Materi PJOK 2 Afif Enha
Materi PJOK 2 Afif EnhaMateri PJOK 2 Afif Enha
Materi PJOK 2 Afif Enha
 
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkangSenam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
Senam Lantai (Guling depan meroda-lompat kangkang
 
contoh rph
contoh rphcontoh rph
contoh rph
 
Kaedah usungan menggunakan pengusung
Kaedah usungan menggunakan pengusungKaedah usungan menggunakan pengusung
Kaedah usungan menggunakan pengusung
 

More from Wulan Yulian

Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisLaporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisWulan Yulian
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Wulan Yulian
 
Konsep Anak dengan ADHD
Konsep Anak dengan ADHDKonsep Anak dengan ADHD
Konsep Anak dengan ADHDWulan Yulian
 
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanHellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanWulan Yulian
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiWulan Yulian
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanWulan Yulian
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatanWulan Yulian
 
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Wulan Yulian
 

More from Wulan Yulian (10)

Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan MenulisLaporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
Laporan Media Pembelajaran Membaca Permulaan dan Menulis
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
Konsep dan Perkembangan Anak Berbakat (Gifted)
 
Konsep Anak dengan ADHD
Konsep Anak dengan ADHDKonsep Anak dengan ADHD
Konsep Anak dengan ADHD
 
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkanHellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
Hellen Keller : Sebuah perkecualian yang menakjubkan
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
 
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatanMakalah anatomi dan fisiologi indra  penglihatan
Makalah anatomi dan fisiologi indra penglihatan
 
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
Landasan pendidikan (Pengertian Landasan Pendidikan)
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Pedoman Orientasi Mobilitas dan Teknik Perlindungan Diri

  • 1. Pedoman Orientasi Mobilitas Tehnik Pendamping Awas dan Perlindungan Diri (Self Guidance Techniques and Self Protective Techniques) 1. Tehnik Pendamping Awas a. Making Contact (Membuat Kontak) - Sentuhkan punggung tangan pendamping awas ke punggung tangan tunanetra dan mengajaknya dengan mengatakan “ayo kita jalan”. b. Grip (Pegangan) - Tangan tunanetra menelusur tangan pendamping awas diatas sikut - Ibu jari tunanetra berada diluar lengan pendamping dan jari jari yang lain berada di sebelah dalam dari lengan pendamping dengan tujuan agar pegangan tunanetra kuat. c. Posisi - Posisi tunanetra berada setengah langkah di belakang pendamping awas dengan bahu lurus sejajar di belakang bahu pendamping awas - posisi siku tunanetra 90⁰ d. Berpindah Pegangan - Tangan tunanetra yang bebas menelusur punggung pendamping kemudian memegang lengan pendamping sehingga tangan kiri dan kanan tunanetra bersatu pada lengan pendamping - Tangan tunanetra yang pertama memegang lengan pendamping di lepaskan. - Tunanetra membetulkan kembali posisinya setengah langkah di belakang pendamping - Terjadilah perpindahan posisi e. Berbalik Arah - Penamping berhenti sejenak dan mengatakan “kita akan berbalik arah” - Kemudian pendamping dan tunanetra keduanya berputar 45⁰ ke arah dalam (ke arah dimana lengan pendamping di pegang dan tangan tunanetra memegang) - Tunanetra memegang tangan pendamping yang bebas dan menelusur hingga atas siku - Tunanetra membetulkan kembali posisi setengah langkah di belakang pendamping kemudian berjalan kembali. f. Teknik melewati jalan sempit - Pendamping menngatakan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati jalan sempit - Pendamping menarik kebelakang lengannya yang dipegang tunanetra ke sebelah dalam
  • 2. - Tunanetra memberikan respons dengan meluruskan lengannya yang memegang lengan pendamping, sehingga posisi tunanetra berada tepat dibelakang badan pendamping awas dengan jarak satu langkah - Setelah melalui jalan sempit kemudian pendamping menarik kembali lengannya ke posisi seperti semula maka tunanetra juga berada pada posisi semula dan posisi tunet kembali keposisi semula yaitu berada di samping dari pendamping g. Teknik melewati pintu - Tunanetra dan pendamping awas berhenti sejenak sebelum melewati pintu kemudian pendamping memberitahukan kepada tunanetra bahwa kita akan melewati pintu. - Kemudian pendamping menjelaskan kepada tunanetra ke arah manakah pintu itu membuka (membuka menjauh atau mendekat dank e arah kiri atau ke kanan) - Apabila pintu terbuka ke arah berlawanan dengan posisi tunanetra,maka tunanetra harus berpindah pegangan terlebih dahulu. Saat membuka pintu pendampinglah yang membuka pertama kali dan tunanetra yang menutup pintu. - Selesai memberikan informasi tentang membukanya pintu, pendamping membuka pintu melalui pegangan pintu. Tangan yang membuka pintu adalah tangan yang searah dengan membukanya pintu. Kalau pintu membuka ke sebelah kiri maka pendamping harus membuka pintu dengan tangan kiri dan posisi tunanetra berada di sebelah kiri - Tangan bebas tunanetra menelusur lengan pendamping awas yang sedang memegang pintu - Pendamping berjalan melewati pintu dan melepas pegangannya pada pintu kemudian tunanetra memegang pegangan pintu yang sebelumnya dipegang oleh pendamping, setelah itu tunanetra melewati pintu dan menutup pintu tersebut. h. Teknik duduk dikursi tanpa meja - Sebelum tunet duduk dikursi pendamping menyakinkan pada tunet tentang bentuk,ukuran dan kondisi kursi. - Seandainya datang dari depan kursi, pendamping menuntun tunet sejauh setengah langkah dari bagian depan kursi dan menerangkan posisi kursi. - Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi , jika pendamping dating dari depan kursi maka dekatkan tunanetra sehingga tulang keringnya menyentuh kursi. - Pegangkanlah salah satu tangan tunanetra ke sandaran kursi. - Tanpa melepaskan tangan yang memegang sandaran kursi, tangan yang bebas memeriksa kursi dengan meraba keseluruh permukaan kursi terutama bagian tempat duduknya
  • 3. - Selanjutnya tunet berputar , berdiri membelakangi kursi dengan menyentuh kan bagian belakang kakinya pada pinggiran kursi,baru duduk sambil berpegangan pada kedua sisi kursi sebelum duduk. - Jika penyandang tunet dan pendamping datangnya dari belakang kursi maka pendamping harus merabakan tunet pada bagian belakang kursi. Teknik duduknya sama dengan datang dari arah depan kursi. i. Tehnik duduk di kursi dengan meja - Pendamping membawa tunanetra mendekati kursi sehingga jaraknya setengah langkah dan berkata “sekarang kita akan duduk di kursi yang ada mejanya” - Pendamping memegang tangan tunanetra yang bebas dan tangan tersebut dipegang pada pinggiran meja,kemudian pendamping memegang tangan yang memegang tangan pendamping dan dipegangkan kesandaran kursi. Kemudian berkata “ayo yang kamu pegang ditangan kanan dan kirimu itu apa ?” - Setelah itu tunanetra diinstruksikan “coba tarik kursinya kearah belakang” - Setelah itu instruksikan pada tunanetra untuk meraba kursi dengan tangan yang memegang kursi. “Coba diraba kursinya” ini agar tunanetra mengetahui sudah ada ruang untuk duduk atau belum, kursinya aman dan dalam keadaan baik atau tidak setelah itu klien bisa duduk. “jika sudah dirasa aman, silahkan duduk.” - Setelah duduk tunanetra dapat mengecek posisi duduknya sehingga posisinya lurus dengan kedua tangannya yang memegang pinggiran meja. j. Naik tangga : - Pendamping mendekati pinggiran tangga dan berhenti ketika sampai pada pinggiran tangga. Siswa berada setengah langkah di belakangnya. Pendamping berkata “saya akan melangkahkan kaki untuk naik tangga terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah” - Katakan mulai, Pendamping melangkah naik, siswa maju setengah langkah untuk menemukan tangga dan kemudian melangkah naik. - Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping. pastikan langkah berbeda satu langkah. - Katakan “habis” ketika anak tangga sudah habis. Setelah siswa dan pendamping sampai di tempat datar , pendamping berhenti sebentar dan menerangkan pada siswa bahwa dia telah sampai di puncak. Hal ini menjaga supaya jangan terjadi salah langkah. Jangan lupa untuk memberi tahu subjek bahwa di sampinya ada susuran tangga Catatan : Berat badan siswa harus bertumpu pada ujung kakinya.
  • 4. k. Turun tangga : - Pendamping menuruni tangga dan berhenti ketika kaki sampai di sisi tangga. Siswa tetap berada setengah langkah dibelakangnya. Pendamping mengatakan “saya akan melangkahkan kaki untuk turun terlebih dahulu satu langkah, lalu anda mengikuti satu langkah, pastikan beda setengah langkah” - Sewaktu pendamping bergerak menuruni anak tangga pendamping berkata “katakan mulai”, siswa tetap berada setengah langkah di belakang sampai ia merasakan gerakan turun dari lengan pendamping sambil merasakan tepi tangga. - Siswa tetap berada satu anak tangga di belakang pendamping sewaktu dalam proses berjalan turun tangga. - Siswa harus menjaga posisi tegak, dengan titik pusat berat badan jatuh pada tumitnya. Inti terutama untuk menjaga keseimbangan berat badannya. - jika anak tangga sudah habis, katakan habis. 2. Tehnik Melindungi Diri (digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik) Sekarang kita akan mempelajari tentang teknik perlindungan diri. Teknik ini hanya bisa dipakai atau digunakan pada daerah atau tempat yang sudah dikenal dengan baik. Teknik ini terdiri dari teknik perlindungan diri bagian atas atau “Uper Hand” , teknik perlindungan diri bagian bawah atau “Lower Hand”, dan teknik gabungan atau “Combination” . Sekarang mari kita praktikkan. Namun, sebelum mempraktikan posisikan terlebih dahulu tunanetra lurus dengan benda (squaring off). a. Upper Hand (Tangan menyilang keatas) Pertama-tama kita berlatih mengenai teknik “Upper Hand” . Teknik ini digunakan untuk melindungi tubuh bagian atas seperti kepala dan dada dari benturan benda atau rintanganyang ada didepan. - Letakkan tangan kanan pada bahu sebelah kiri (atau sebaliknya). - Kemudian geser ke arah depan sejauh 50 cm, posisi siku membentuk sudut 120 ° dan telapak tangan menghadap kedepan. - Sikap kepala tegak, tidak menunduk. - Letakkan tangan pada posisi semula (sejajar dengan paha), kemudian ulangi teknik tadi beberapa kali sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar.
  • 5. - Setelah itu, cobakan pada tangan lainnya. Praktek : - Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll) - “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik upper hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.” - Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang ada didepan kamu?” - Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar b. Lower Hand (Tangan menyilang ke bawah) Teknik “Lower Hand”. Teknik ini digunakan utuk melindungi tubuh bagian bawah. Caranya adalah: - Lengan kanan/kiri diluruskan kebawah - Sentuhkan telapak tangan ke paha yang berlawanan dengan tangan. - Angkat tangan tersebut menjauhi paha dengan arah ke arah depan sejauh 10-15 cm. - Ulangi teknik tersebut beberapa kali - Setelah itu cobakan pada tangan lainnya. Praktek : - Posisikan tunanetra tegak lurus dengan benda (meja, tembok dll) - “coba sekarang kita praktekan, caranya sekarang kamu berjalan dengan menggunakan teknik lower hand sampai kamu menemukan sesuatu didepan.” - Setelah tunanetra berjalan dan menemukan sesuatu didepannya, kemudian tanyakan “apa yang ada didepan kamu?” - Setelah itu ulangi sampai tunanetra mampu melakukannya dengan benar c. Kombinasi Teknik ini merupakan gabungan dari teknik “Uper Hand” dan “Lower Hand” atau tehnik antara upper hand dengan tehnik trailing. Caranya adalah: lakukan kedua teknik tersebut secara bersamaan. d. Teknik Trailing (Menelusuri Objek) Teknik ini digunakan untuk mendapatkan garis lurus atau garis pengarah menuju sasaran. - Tunanetra berada dalam posisi squaring off. Posisikan tunanetra menyamping baik ke kanan atau ke kiri dengan jarak dengan objek kurang lebih 10 cm. Sudut lengan dan badan kurang lebih 60⁰
  • 6. - Pendamping awas mengatakan “ sekarang kita akan melakukan trailing (menelusur) kamu sedang berada di samping tembok, sekarang Coba lengan (kanan atau kiri) kamu diluruskan mendekati tembok dengan jari manis/kelingking menempel di tembok.” - Sekerang kamu berjalan menelusuri tembok e. Tehnik Tegak lurus dengan benda (squaring off) Tehnik ini digunakan jika tunanetra ingin lurus dalam berjalan sehingga ia perlu melakukan ancang-ancang dengan memanfaatkan benda atau objek apa yang ada, bias menggunakan tumit, telapak kaki, belakang badan atau tangan. - Tangan tunanetra disentuhkan ke tembok kemudian tunanetra diminta berbalik arah sehingga posisi belakang badan tunanetra menyentuh tembok - Gunakan tanganmu untuk meraba dan meluruskan posisi kamu dengan tembok f. Tehnik Mengambil benda yang jatuh - Sebelum mengambil benda yang jatuh, tunanetra harus mendengarkan terlebih dahulu benda yang jatuh. - “Saya akan menjatuhkan sebuah benda” setelah itu tanyakan. “apa benda yang jatuh tadi?” - “sekarang coba untuk menghadap kearah benda yang jatuh, kemudian berjongkoklah dengan tegak lurus untuk mulai mencari benda. Coba raba permukaan lantai yang dimulai dari dekat kaki sampai melebar sekitar kaki. Apabila belum ketemu kamu bias melangkah satu langkah kedepan dan mulaimencari lagi”