SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Alya Wafia S. (4)
Nikki Ayu A. (27)
Rizky Agung N. (32)
KELOMPOK 9
HIDUNG
A. DEFINISI HIDUNG
B. FUNGSI HIDUNG
C. BAGIAN-BAGIAN HIDUNG
D. CARA KERJA INDERA PENCIUMAN
E. KELAINAN / PENYAKIT PADA HIDUNG
DEFINISI HIDUNG
 Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara
pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.
 Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya
udara pernapasan atau alat indera manusia yang menanggapi rangsang
berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung
terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
FUNGSI HIDUNG
- JALAN UTAMA KELUAR MASUKNYA UDARA PERNAPASAN
- SEBAGAI INDERA PENCIUMAN
- ALAT MENGATUR KONDISI UDARA
Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu.
- UNTUK RESONANSI SUARA
Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau (rinolalia).
- MEMBANTU PROSES BICARA
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah,
bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga
mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.
- PENYARING UDARA
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri
dan dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir
dan enzim yang dapat menghancurkan beberapa bakteri yang disebut lisozim.
BAGIAN-BAGIAN
HIDUNG
1. Dorsum nasi (batang
hidung)
a.Bagian kaudal : bagian
lunak dari batang hidung
yang tersusun oleh
kartilago.
b.Bagian kranial : bagian
keras dari batang hidung.
2. Septum Nasi (Pemisah)
Septum nasi : bagian yang
menopang dorsum nasi
(batang hidung) dan
disebut sebagai dinding
pemisah nostril (lubang
hidung) yang tersusun
atas tulang yang sangat
tipis.
3. Nasal Cavity (Rongga Hidung)
Rongga hidung adalah bagian dalam hidung yang dilalui udara melalui lubang hidung.
Rongga hidung juga berisi sistem penciuman yang mengatur sensasi bau.
Rongga hidung memanjang hingga bagian nasofaring. Rongga hidung seseorang
terbagi dalam 3 wilayah yaitu ruang depan, daerah penciuman dan daerah
pernafasan.
Rongga hidung dipisahkan oleh langit – langit mulut yang disebut dengan palate.
Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-
sel pembau. Setiap selpembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga
hidung.
Rongga hidung terdiri atas :
A. Vestibulum yang terletak pada bagian anterior menuju ke posterior yang
berbatasan dengan nasofaring. Vestibulum dilapisi oleh sel submukosa sebagai
proteksi.
B. Rambut halus yang berfungsi sebagai penapis udara.
C. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena
strukturnya berlapis.
4. Sel saraf pembau
Seseorang dapat merasakan bau-bauan atau wangi-wangian
adalah karena terdapat sel saraf pembau pada indera
penciumannya. Sel saraf di hidung bertugas dalam
menangkap zat kimia yang terdapat dalam udara. Sel saraf
pembau mempunyai rambut halus, di mana rambut halus ini
berhubungan ke urat saraf, dan juga bersatu menjadi saraf
penciuman menuju otak. Saraf pembau di hidung manusia
berada pada bagian selaput lendir yang ada di kerangka
hidung atas, permukaan hidung tengah dan rongga hidung
atas.
5. Tulang rawan
Hidung terbentuk dari kumpulan tulang rawan, yang lentur,
sehingga harus dilindungi. Tulang rawan juga memiliki nama
lain kartilago.
MEKANISME ALAT
PENCIUMAN
Rangsang (bau) → Lubang
hidung → Epitelium olfaktori → Mukosa
olfaktori → Saraf
olfaktori → Talamus → Hipotalamus → Otak
daerah olfaktori Hipotalamus
Talamus (korteks serebrum
Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang
ada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat
olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap
molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors).
Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10
juta.
Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat
tersebut
Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga
terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada
dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf
olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus
olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius
menuju otak akan diolah untuk :
Diinterpretasikan pada daerah bau primer
Dihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat
muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dll
Disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.
Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga
hidung karena kontak dengan bahan alergen yang
ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin
berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor
penyebab antara lain:
 Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur, ikan laut,
susu, kacang-kacangan, dll.)
 Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)
 Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)
 Polip Hidung
Polip Hidung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami
gangguan berupa adanya pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung.
hal ini bisa disebabkan oleh reaksi hipersensitif atau juga bisa karena alergi.
 Hipernosmia
Hipernosmia juga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman, yaitu penciuman
yang berlebihan. Namun gangguan ini sangat jarang terjadi.
 Disosmia
Dinosmia adalah salahsatu gangguan pada indra penciuman yang mengakibatkan
penderita mengalami perubahan penciuman sehingga penderita merasa selalu
mencium bau yang tidak enak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi didalam
sinus, kerusakan parsial pada syaraf alfaktorius, kurangnya kebersihan mulut.
 Hiposmia
Hiposmia adalah kondisi dimana berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Jika
pada Anosmia penderita tidak dapat mencium bau sama sekali, maka pada hiposmia
penderita hanya kehilangan sensitifitas bau tertentu.
 Salesma (Cold) dan Influenza
Salesma dan Influenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita
mengalami infeksi pada alat pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh virus dan
umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, danterkadang juga disertai dengan
panas serta sakit pada persendian.
 Hidung tersumbat atau Pilek
Gangguan kesehatan pada indra penciuman berikutnya adalah hidung tersumbat datau
pilek. Yaitu kondisi dimana penderita pada hidungnya terdapat banyak lendir. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh alergi maupun virus. Hidung yang tersumbat juga menyebabkan
penderitanya kesulitan untuk bernafas karena sinusnya terganggu.
 SINUSITIS
Peradangan di sekitar rongga hidung yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus
yang berasal dari kotoran yang mengendap.
 RINITIS ATROFI
Infeksi hidung kronik, ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka
serta pembentukan krusta.
 RINITIS VASOMOTOR
Gangguan fisiologi pada mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas
parasimpatis.

More Related Content

What's hot

C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafCatatan Medis
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanLampung University
 
Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)Siti Nur Aini
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaRiski Eka
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1indri yetti
 
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikMengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikRisa Firsta
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)fikri asyura
 

What's hot (20)

sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
C1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem SarafC1 Histologi Sistem Saraf
C1 Histologi Sistem Saraf
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
indera pengecap
indera pengecapindera pengecap
indera pengecap
 
Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)Indra penglihatan (mata)
Indra penglihatan (mata)
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Fisiologi Hidung
Fisiologi HidungFisiologi Hidung
Fisiologi Hidung
 
Kulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanyaKulit dan cara kerjanya
Kulit dan cara kerjanya
 
Fisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapanFisiologi pengecapan
Fisiologi pengecapan
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
 
PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1PPT SISTEM SARAF Presentation1
PPT SISTEM SARAF Presentation1
 
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi JangkrikMengukur Laju Respirasi Jangkrik
Mengukur Laju Respirasi Jangkrik
 
Alel ganda
Alel gandaAlel ganda
Alel ganda
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)histologi telinga (modul orsen)
histologi telinga (modul orsen)
 

Viewers also liked (20)

Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Hidung
Hidung Hidung
Hidung
 
Fisiologi hidung
Fisiologi hidungFisiologi hidung
Fisiologi hidung
 
Hidung
HidungHidung
Hidung
 
Anfis sistem sensori
Anfis sistem sensoriAnfis sistem sensori
Anfis sistem sensori
 
Anatomi penciuman
Anatomi penciumanAnatomi penciuman
Anatomi penciuman
 
Slide show-alat-indera-manusia
Slide show-alat-indera-manusiaSlide show-alat-indera-manusia
Slide show-alat-indera-manusia
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Perekonomian dalam Islam
Perekonomian dalam IslamPerekonomian dalam Islam
Perekonomian dalam Islam
 
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XISistem Indra - Biologi Kelas XI
Sistem Indra - Biologi Kelas XI
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem PernafasanAnatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
 
Telinga
TelingaTelinga
Telinga
 
Sinusitis
SinusitisSinusitis
Sinusitis
 
Indera penciuman
Indera penciumanIndera penciuman
Indera penciuman
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
Syirkah
SyirkahSyirkah
Syirkah
 
Sistem panca indra (wafa, kharisma)
Sistem panca indra (wafa, kharisma)Sistem panca indra (wafa, kharisma)
Sistem panca indra (wafa, kharisma)
 
Ekonomi Islam
Ekonomi IslamEkonomi Islam
Ekonomi Islam
 
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIAPOWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
POWER POIN PANCA INDRA PADA MANUSIA
 

Similar to HIDUNG

Similar to HIDUNG (20)

Hidung dung dunggggg
Hidung dung dungggggHidung dung dunggggg
Hidung dung dunggggg
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Mengenal indra pembau
Mengenal indra pembauMengenal indra pembau
Mengenal indra pembau
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptx
 
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraanAnatomi dan fisiologi sistem pengindraan
Anatomi dan fisiologi sistem pengindraan
 
INDERA PENCIUMAN KEL.3.pptx
INDERA PENCIUMAN KEL.3.pptxINDERA PENCIUMAN KEL.3.pptx
INDERA PENCIUMAN KEL.3.pptx
 
Indera Penciuman/Hidung SMP
Indera Penciuman/Hidung SMPIndera Penciuman/Hidung SMP
Indera Penciuman/Hidung SMP
 
Sistem penginderaan
Sistem penginderaanSistem penginderaan
Sistem penginderaan
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
Organ indra kel iii
Organ indra kel iiiOrgan indra kel iii
Organ indra kel iii
 
Presentasi alat indra pada manusia
Presentasi alat indra  pada manusiaPresentasi alat indra  pada manusia
Presentasi alat indra pada manusia
 
pilek
pilekpilek
pilek
 
sistem pernapasan pada manusia.ppt
sistem pernapasan pada manusia.pptsistem pernapasan pada manusia.ppt
sistem pernapasan pada manusia.ppt
 
KE
KEKE
KE
 
Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu Makalah Hidung buntu
Makalah Hidung buntu
 
Biologi - Hidung
Biologi - HidungBiologi - Hidung
Biologi - Hidung
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Ppt. panca indra
Ppt. panca indraPpt. panca indra
Ppt. panca indra
 
Alat Pernapasan Manusia
Alat Pernapasan ManusiaAlat Pernapasan Manusia
Alat Pernapasan Manusia
 

More from 97vania

Biologi kulit
Biologi kulitBiologi kulit
Biologi kulit97vania
 
Stasioner suatu fungsi
Stasioner suatu fungsiStasioner suatu fungsi
Stasioner suatu fungsi97vania
 
Organ Mata
Organ MataOrgan Mata
Organ Mata97vania
 
Organ Telinga
Organ TelingaOrgan Telinga
Organ Telinga97vania
 
Fungsi naik dan fungsi turun
Fungsi naik dan fungsi turunFungsi naik dan fungsi turun
Fungsi naik dan fungsi turun97vania
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear97vania
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati97vania
 
Wayang Bima
Wayang BimaWayang Bima
Wayang Bima97vania
 

More from 97vania (8)

Biologi kulit
Biologi kulitBiologi kulit
Biologi kulit
 
Stasioner suatu fungsi
Stasioner suatu fungsiStasioner suatu fungsi
Stasioner suatu fungsi
 
Organ Mata
Organ MataOrgan Mata
Organ Mata
 
Organ Telinga
Organ TelingaOrgan Telinga
Organ Telinga
 
Fungsi naik dan fungsi turun
Fungsi naik dan fungsi turunFungsi naik dan fungsi turun
Fungsi naik dan fungsi turun
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Organ Hati
Organ HatiOrgan Hati
Organ Hati
 
Wayang Bima
Wayang BimaWayang Bima
Wayang Bima
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

HIDUNG

  • 1. Alya Wafia S. (4) Nikki Ayu A. (27) Rizky Agung N. (32) KELOMPOK 9
  • 2. HIDUNG A. DEFINISI HIDUNG B. FUNGSI HIDUNG C. BAGIAN-BAGIAN HIDUNG D. CARA KERJA INDERA PENCIUMAN E. KELAINAN / PENYAKIT PADA HIDUNG
  • 3. DEFINISI HIDUNG  Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernapasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara.  Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar masuknya udara pernapasan atau alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
  • 4.
  • 5. FUNGSI HIDUNG - JALAN UTAMA KELUAR MASUKNYA UDARA PERNAPASAN - SEBAGAI INDERA PENCIUMAN - ALAT MENGATUR KONDISI UDARA Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu. - UNTUK RESONANSI SUARA Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).
  • 6. - MEMBANTU PROSES BICARA Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara. - PENYARING UDARA Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir dan enzim yang dapat menghancurkan beberapa bakteri yang disebut lisozim.
  • 7. BAGIAN-BAGIAN HIDUNG 1. Dorsum nasi (batang hidung) a.Bagian kaudal : bagian lunak dari batang hidung yang tersusun oleh kartilago. b.Bagian kranial : bagian keras dari batang hidung.
  • 8. 2. Septum Nasi (Pemisah) Septum nasi : bagian yang menopang dorsum nasi (batang hidung) dan disebut sebagai dinding pemisah nostril (lubang hidung) yang tersusun atas tulang yang sangat tipis.
  • 9. 3. Nasal Cavity (Rongga Hidung) Rongga hidung adalah bagian dalam hidung yang dilalui udara melalui lubang hidung. Rongga hidung juga berisi sistem penciuman yang mengatur sensasi bau. Rongga hidung memanjang hingga bagian nasofaring. Rongga hidung seseorang terbagi dalam 3 wilayah yaitu ruang depan, daerah penciuman dan daerah pernafasan. Rongga hidung dipisahkan oleh langit – langit mulut yang disebut dengan palate. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel- sel pembau. Setiap selpembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Rongga hidung terdiri atas : A. Vestibulum yang terletak pada bagian anterior menuju ke posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Vestibulum dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. B. Rambut halus yang berfungsi sebagai penapis udara. C. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya berlapis.
  • 10. 4. Sel saraf pembau Seseorang dapat merasakan bau-bauan atau wangi-wangian adalah karena terdapat sel saraf pembau pada indera penciumannya. Sel saraf di hidung bertugas dalam menangkap zat kimia yang terdapat dalam udara. Sel saraf pembau mempunyai rambut halus, di mana rambut halus ini berhubungan ke urat saraf, dan juga bersatu menjadi saraf penciuman menuju otak. Saraf pembau di hidung manusia berada pada bagian selaput lendir yang ada di kerangka hidung atas, permukaan hidung tengah dan rongga hidung atas. 5. Tulang rawan Hidung terbentuk dari kumpulan tulang rawan, yang lentur, sehingga harus dilindungi. Tulang rawan juga memiliki nama lain kartilago.
  • 11. MEKANISME ALAT PENCIUMAN Rangsang (bau) → Lubang hidung → Epitelium olfaktori → Mukosa olfaktori → Saraf olfaktori → Talamus → Hipotalamus → Otak daerah olfaktori Hipotalamus Talamus (korteks serebrum
  • 12. Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang ada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
  • 13. Impuls yang dijalarkan dari bulbus Olfaktorius menuju otak akan diolah untuk : Diinterpretasikan pada daerah bau primer Dihubungkan dengan pusat lainnya. Ex: dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan dengan hipothalamus, dll Disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan) akan bau.
  • 14. Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada rongga hidung karena kontak dengan bahan alergen yang ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor penyebab antara lain:  Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur, ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.)  Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)  Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)
  • 15.  Polip Hidung Polip Hidung adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami gangguan berupa adanya pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung. hal ini bisa disebabkan oleh reaksi hipersensitif atau juga bisa karena alergi.  Hipernosmia Hipernosmia juga merupakan salah satu gangguan pada indra penciuman, yaitu penciuman yang berlebihan. Namun gangguan ini sangat jarang terjadi.
  • 16.  Disosmia Dinosmia adalah salahsatu gangguan pada indra penciuman yang mengakibatkan penderita mengalami perubahan penciuman sehingga penderita merasa selalu mencium bau yang tidak enak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi didalam sinus, kerusakan parsial pada syaraf alfaktorius, kurangnya kebersihan mulut.  Hiposmia Hiposmia adalah kondisi dimana berkurangnya kemampuan untuk mencium bau. Jika pada Anosmia penderita tidak dapat mencium bau sama sekali, maka pada hiposmia penderita hanya kehilangan sensitifitas bau tertentu.  Salesma (Cold) dan Influenza Salesma dan Influenza adalah gangguan pada indra penciuman dimana penderita mengalami infeksi pada alat pernafasan. Gangguan ini disebabkan oleh virus dan umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, danterkadang juga disertai dengan panas serta sakit pada persendian.
  • 17.  Hidung tersumbat atau Pilek Gangguan kesehatan pada indra penciuman berikutnya adalah hidung tersumbat datau pilek. Yaitu kondisi dimana penderita pada hidungnya terdapat banyak lendir. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergi maupun virus. Hidung yang tersumbat juga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bernafas karena sinusnya terganggu.  SINUSITIS Peradangan di sekitar rongga hidung yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus yang berasal dari kotoran yang mengendap.  RINITIS ATROFI Infeksi hidung kronik, ditandai adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka serta pembentukan krusta.  RINITIS VASOMOTOR Gangguan fisiologi pada mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.