SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
1 | P i l e k p a g i h a r i
PILEK PAGI HARI
Seorang pemuda, 23 tahun sering menderita pilek dipagi hari yang tidak kunjung sembuh
sejak kecil. Ia setiap pagi selalu bersin-bersin dan keluar ingus encer, apalagi bila udara
berdebu. Kejadian itu mirip dengan apa yang dialami oleh ayahnya sewaktu muda. Oleh
kawannya seorang mahasiswa kedokteran disarankan untuk melakukan tes alergi dan
hasilnya memang pemuda tersebut menderita alergi. Tapi pemuda itu masih bertanya-tanya,
apa benar ada hubungan alergi yang dideritanya dengan penyakitnya sekarang, dan mengapa
bisa terjadi demikian ? apakah benar hubungannya dengan seringnya ia memasukkan air
wudhu kedalam hidungnya saat akan shalat malam?
2 | P i l e k p a g i h a r i
Sasaran Belajar.
1. Mampu Memahami dan Menjelaskan sistem Saluran Pernafasan Atas
1.1 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas secara makroskopik
1.2 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas secara mikroskopik
2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Fisiologi sistem pernafasan
2.1 Memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pernafasan
2.2 Memahami dan menjelaskan mekanisme pertahanan pernafasan
3. Mampu Memahami dan Menjelaskan Rinitis Alergi
3.1 Memahami dan menjelaskan definisi rinitis alergi
3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi rinitis alergi
3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi rinitis alergi
3.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi rinitis alergi
3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis alergi
3.6 Memahami dan menjelaskan patofisiologi rinitis alergi
3.7 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan rinitis alergi
3.8 Memahami dan menjelaskan pencegahan rinitis alergi
4. Mampu Memahami dan Menjelaskan anatomi pernafasan menurut islam
3 | P i l e k p a g i h a r i
1. Mampu Memahami dan Menjelaskan sistem saluran pernafasan atas
1.1 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas.
a. Ronggahidung
Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal :
- Dihangatkan
- Disaring
- Dan dilembabkan
Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied
ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah
faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan
kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang
berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian
udara akan diteruskan ke faring.
4 | P i l e k p a g i h a r i
Bagian –bagianhidung :
 Nares posterior / lubanghidung
 Vestibulumnasiterdapatsilia yang berfungsisebagasaringanudara
 Cavumnasi ( ruangan di dihidung ) terbentukterowongandarinostrilis-choana-
nasofaring
Septum nasidibentukolehtulang
 Cartilagoseptinasi
 Osvomer
 Lamina parpendicularisethmoidalis
Dinding superior
Lamina cribriformisethmoidalis = membentukronggahidup yang
sempitfungsimemisahkanronggatengkorakdenganhidung.
Dinding inferior
Dibentukolehos.Maxillarisdanos.Palatinum
Terdapattiga concha nasalis
 Concha nasalis superior
 Concha nasalis media
 Concha nasalis inferior
Terdapat 3 buahsalurankeluar
 Meatus nasalis superior
 Meatus nasalis media
 Meatus nasalis interior
5 | P i l e k p a g i h a r i
 Sinus yang berhubungandengancavumnasi “ sinus paranasalis”
 Sinus sphenoidalis = mengeluarkansekresinyamelalui meatus superior
 Sinus frontalis = mengeluarkanmelalui meatus media
 Sinus maxillaris = meatus media
 Sinus ethmoidalis = meatus superior dan media
 Infeksipada sinus = sinusitis adalahkomplikasironggahidung- sakitgigi: sinus
maxillaris ( paling sering )
 Hubunganhidungdenganmata = duktusnasolacrimalis
Hubunganhidungdengantelinga = OPTA
Persyarafanhidung
 N opthalmicus ( N. VI) = bagiandepandanatascavumnasi
 Ganglion spnopalatinum = cavumnasi
 Ganglion pterygopalatinum = daerahnasofaringdan concha nasalis
Pendarahanhidung
 berasaldaricabang-cabangarteriopthalmicusdan A maxillarisinterna
 A. Ethmoidalis anterior
 A. Ethmoidalis posterior
 A. sphenopalatinum
b. faring
Nasofaring (terdapatpharyngeal tonsildanTuba Eustachius)=bagian posterior ronga
nasal yang membukakearahrongga nasal melaluikoana
Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) =
dipisahkandarinosafaringolehpalatinum mole
6 | P i l e k p a g i h a r i
Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)=
mengelilingimulut esophagus danlaring.
c. laring
menghubungkan faring dantrakeaterbentukolehtulangdantulangrawan.
 Os hyoid ( 1 buah) dapatdirabadidaerahbatasarahleherdenganbatasbawahdagu
 Yang terbentuktulangrawan. Thyroid ( 1 buah ) , arythenoid ( 2 buah ), epiglotis (
1 buah ) dancricoids ( 1 buah)
 Otot – ototlaring
1. Ototekstrinsiklaring
 M cricothyroid
 M thyroepiglotis
2. Otot-ototintrinsiklaring
 M. Cricoarytenoideus posterior
 M cricoarytenoideuslateralis
 M arytenoideustransversusdanarytenoideusobliq
 M vocalis
 M aryepiglotica
 M tyroarytenoideus
1.2 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernfasan atas
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga
hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dengan pembuluh darah.
7 | P i l e k p a g i h a r i
Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama:
1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus
dan bronkiolus terminalis
2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus.
Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris
bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5
macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells),
sel basal, dan sel granul kecil.
Rongga hidung
Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares
terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan
epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi
dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada
masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi,
sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi
menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler,
sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius
dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron
olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria.
Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga
memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi
yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan,
pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.
Sinus paranasalis
Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid, semuanya
berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel
respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria
yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum.
Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.
8 | P i l e k p a g i h a r i
Faring
Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole,
sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.
Laring
Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria
laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah
masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan
juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal.
Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan
permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah
epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.
Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring:
pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel
respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri
dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot
rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang
berbeda-beda.
2. Mampu memahami dan menjelaskan fisiologi sistem pernafasan
2.1 memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pernafasan
Situasi faal paru seseorang dikatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, distribusi,
perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dengan perfusi pada orang tersebut dalam
keadaan santai menghasilkan tekanan parsial gas darah arteri yang normal. Yang dimaksud
keadaan santai adalah keadaan ketika jantung dan paru tanpa beban-kerja yang berat.
Tekanan parsial gas darah arteri yang normal adalah PaO2 sekitar 96 mmHg (dibaca 96 mm
merkuri atau 96 torricelli) dan paCO2 sekitar 40 mmHg. Tekanan partial ini diupayakan
dipertahankan tanpa memandang kebutuhan oksigen yang berbeda beda , yaitu saat tidur
kebutuhan oksigen 100 mL/menit dibandingkan dengan saat ada beban kerja (exercise),
2000-3000 mL/menit.
9 | P i l e k p a g i h a r i
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan, yaitu
pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah proses
pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah
proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah sirkulasi dan sel jaringan.
Pertukaran gas memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lain :
 Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi
 Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan distribusi aliran darah
 Proses yang berkaitan dengan difusi O2 dan CO2
 Proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan
VENTILASI
Istilah ventilasi menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar hidung atau
mulut pada proses bernafas.
Ventilasi per menit, VE (Minute ventilation) adalah volume udara yang keluar dari paru
dalam satu menit diukur dalam liter.
Ventilasi alveolar, VA (Alveolar ventilation) adalah volume udara inspirasi yang dapat
mencapai alveoli dan dapat mengalami pertukaran gas dengan darah.
Ventilasi percuma, VD (wasted ventilation, Dead space ventilation) adalah volume udara
inspirasi yang tidak mengalami pertukaran gasdengan darah.
DISTRIBUSI
Setelah proses ventilasi, udara yang telah memasuki saluran nafas didistribusikan ke seluruh
paru, kemudian masuk ke dalam alveoli. Udara volume tidal (volume udara yang masuk dan
kemudian keluar pada sekali bernafas) yang besarnya kira kira 500 mL, dibagi menjadi
volume kecil-kecil sebanyak alveoli yang ada, yaitu sekitar 300 juta alveoli. Udara ini tidak
terbagi rata ke semua alveoli. Udara pertama yang terhirup, masuk ke puncak paru, kemudian
disusul oleh udara dibelakangnya, masuk ke basis paru. Distribusi yang tidak merata ini
mengakibatkan nilai ventilasi di puncak paru lebih besar dibandingkan dengan nilai ventilasi
di basis paru. Distribusi volume udara yang diinspirasi dinyatakan sebagai fungsi langsung
dari resistance (R) serta compliance (C) yang disebut sebagai RC time constant. Pada
keadaan normal, dua buah alveoli yang berdekatan akan mendapat distribusi yang sama sebab
10 | P i l e k p a g i h a r i
nilai R dan C nya sama. Pada keadaan tidak normal, nilai R dan C setiap regio dapat tidak
sama. Pada bronkiolus yang menyempit, nilai R-nya lebih tinggi dibandingkan pada keadaan
normal sedangkan pada alveoli yang kaku nilai R nya juga meninggi. Alveoli yang nilai R
dan C nya tinggi mendapat distribusi udara yang lebih kecil sehingga underventilated.
PERFUSI
Yang dimaksud dengan perfusi paru adalah sirkulasi darah di dalam pembuluh kapiler paru.
Rangkaian pembuluh darah di paru sangat padat, terdapat kira kira 6 milyar kapiler yang
mengelilingi 3 juta di kedua paru, sehingga terdapat 2000 kapiler untuk satu alveolus. Aliran
darah di dalam paru mempunyai tekanan lebih rendah (15mmHg) jika dibandingkan dengan
tekanan darah sistemik yang saat diastol 80 mmhg, tekanan di kapiler paru kira kira
seperlimanya.
Dalam keadaan istirahat, ketika cardiac output 6 liter per menit, hanya 25% dari pembuluh
darah paru yang dialiri oleh darah. Sirkulasi darah di dalam paru mendapat tahanan, terutama
tahanan pada jala-kapiler paru (capillary bed). Saat ada kenaikan cardiac output, sirkulasi
paru dapat mengakomodasinya tanpa terjadi perubahan tekanan di arteri pulmonalis.
Distribusi aliran darah di paru tidak sama rata. Karena rendahnya tekanan darah di kapiler
darah paru, aliran darah di paru sangat berpengaruh oleh gravitasi bumi sehingga perfusi di
bagian dasar paru lebih besar dibandingkan perfusi di bagian apeks. Hal ini akan
mengakibatkan rasio V/Q di basis paru dan di puncak paru berbeda. Adanya perbedaan
perfusi menimbulkan gagasan untuk membagi paru ke dalam 3 zona, yaitu zona 1, zona 2,
zona 3, berdasarkan hubungan antara tekanan di arteri (Pa), alveolus (PA), dan vena (Pv).
Jika saluran napas normal (terbuka), tekanan udara alveoli akan sama besarnya di seluruh
paru. Pada paru normal, terdapat hubungan antara tekanan udara alveoli dan tekanan darah di
kapiler paru, hubungan ini akan menentukan derasnya arus darah di kapiler paru.
DIFUSI GAS O2 DAN CO2
Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang
konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi
merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi
di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana
kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah
11 | P i l e k p a g i h a r i
merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.
Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 Um atau sepertujuh puluh dari tebal butir
darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya.
Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari
darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbodioksida menembus dinding alveolus dan kapiler
pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa
menggunakan tenaga aktif.
Urut-urutan proses difusi terbagi atas :
a. Difusi pada fase gas
Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat, ketika dekat alveoli
kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru masuk dengan
cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan
gas berdifusi disini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen
mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbodioksida 44. Gerak
molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas
karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran
antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk
akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli
yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema,
percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih
lambat.
b. Difusi menembus membrana pembatas
Proses difusi yang melewati membrana pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh
darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini,
pembatas pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah
(endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah (eritrosit). Kecepatan
difusi melewati fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan.
Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen
sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan
difusi oksigen. Semakin tebal membrana pembatas halangan bagi proses difusi
semakin besar.
12 | P i l e k p a g i h a r i
2.2 memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pertahanan pernafasan
3. Mampu memahami dan menjelaskan rinitis alergi
3.1 memahami dan menjelaskan definisi rinitis alergi
3.2 me
3.3 m
3.4 ,
3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi rinitis alergi
 MANIFESTASI KLINIS
Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang.
Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila
terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik,
yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process). Bersin dianggap patologik, bila
terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut
juaga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004).
13 | P i l e k p a g i h a r i
Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak hidung tersumbat,
hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar
(lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring.
 Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang – garis hitam melintang pada
tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan
pemberian hormat (allergic salute), pucat dan edema mukosa hidung yang dapat
muncul kebiruan. Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau
cair.
 Tanda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar
hitam dibawah mata (allergic shiner).
 Tanda pada telinga termasuk retraksi membran timpani atau otitis media serosa
sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii.
 Tanda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa
jaringan limfoid.
 Tanda laringeal termasuk suara serak dan edema pita suara (Bousquet,
Cauwenberge, Khaltaev, ARIA Workshop Group. WHO, 2001).
Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala, masalah penciuman,
mengi, penekanan pada sinus dan nyeri wajah, post nasal drip. Beberapa orang juga
mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur
(Harmadji, 1993).
Reaksi alergi fase cepat : bersin-bersin, gatal, rinore, kadang-kadang hidung tersumbat
Reaksi alergi fase lambat : dominan adalah hidung tersumbat, post nasal drip dan
hiposmia

More Related Content

What's hot

Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klSry Surniaty
 
Anatomi fisiologi faring dan esofagus
Anatomi fisiologi faring dan esofagusAnatomi fisiologi faring dan esofagus
Anatomi fisiologi faring dan esofagusReper Lopers
 
Anatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafasAnatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafasJuin Siswanto
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
Materi Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaMateri Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaSharah Sharah
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanBrenda Panjaitan
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamFredy Samosir
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasanRose Rose
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1Rahayoe Ningtyas
 
Buku Sistem Respirasi
Buku Sistem RespirasiBuku Sistem Respirasi
Buku Sistem Respirasibabyoctopus
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8DIAH KOHLER
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaAsri Aini
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem RespirasiEga CF
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8DIAH KOHLER
 
Sistem pernafasan
Sistem pernafasanSistem pernafasan
Sistem pernafasanSumadin1112
 
Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Putri Maniezstz
 

What's hot (20)

Anatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht klAnatomi dan fisiologi tht kl
Anatomi dan fisiologi tht kl
 
Anatomi fisiologi faring dan esofagus
Anatomi fisiologi faring dan esofagusAnatomi fisiologi faring dan esofagus
Anatomi fisiologi faring dan esofagus
 
Anatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafasAnatomi saluran nafas
Anatomi saluran nafas
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Materi Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan ManusiaMateri Sistem Pernafasan Manusia
Materi Sistem Pernafasan Manusia
 
Anatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokanAnatomi hidung dan tenggorokan
Anatomi hidung dan tenggorokan
 
Pbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsamPbl blok-7-by-freyjsam
Pbl blok-7-by-freyjsam
 
Power point sistem penapasan
Power point sistem penapasanPower point sistem penapasan
Power point sistem penapasan
 
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1Anatomi fisiologi sistem pernafasan   tm1
Anatomi fisiologi sistem pernafasan tm1
 
Buku Sistem Respirasi
Buku Sistem RespirasiBuku Sistem Respirasi
Buku Sistem Respirasi
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
Sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusiaSistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan manusia
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
11. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g811. sistem pernapasan manusia g8
11. sistem pernapasan manusia g8
 
Mengenal indra pembau
Mengenal indra pembauMengenal indra pembau
Mengenal indra pembau
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Biologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
Biologi sistem pernapasan Manusia dan HewanBiologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
Biologi sistem pernapasan Manusia dan Hewan
 
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan BawahAnatomi Saluran Pernapasan Bawah
Anatomi Saluran Pernapasan Bawah
 
Sistem pernafasan
Sistem pernafasanSistem pernafasan
Sistem pernafasan
 
Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.Makalah anatomi sistem respirasi.
Makalah anatomi sistem respirasi.
 

Viewers also liked

Qad1 Profile
Qad1  ProfileQad1  Profile
Qad1 ProfileMrs. Filx
 
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...Kim Kha
 
выборы глазами детей рисунки
выборы глазами детей рисункивыборы глазами детей рисунки
выборы глазами детей рисункиnatalija106
 
фестиваль
фестивальфестиваль
фестивальgbou1747
 
जब मैं बेतहाशा चीख रही थी
जब मैं बेतहाशा चीख रही थीजब मैं बेतहाशा चीख रही थी
जब मैं बेतहाशा चीख रही थीAnjali Vyas
 
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-Learning
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-LearningChude01. Chương 1: Tổng quan về e-Learning
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-LearningKim Kha
 
대신리포트_모닝미팅_151027
대신리포트_모닝미팅_151027대신리포트_모닝미팅_151027
대신리포트_모닝미팅_151027DaishinSecurities
 
Воккер. История
Воккер. ИсторияВоккер. История
Воккер. ИсторияAlex Gisak
 
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!sayapik2512
 
Łukasz Malik: Trudne życie indyka
Łukasz Malik: Trudne życie indykaŁukasz Malik: Trudne życie indyka
Łukasz Malik: Trudne życie indykaGameDesire Academy
 
7 сфинкс – профессиональный контроль доступа
7   сфинкс – профессиональный контроль доступа7   сфинкс – профессиональный контроль доступа
7 сфинкс – профессиональный контроль доступаjournalrubezh
 
Know Condoms; Use Condoms
Know Condoms; Use CondomsKnow Condoms; Use Condoms
Know Condoms; Use CondomsDelaylah Blue
 
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kultury
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kulturyAplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kultury
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kulturyWiesław Bełz
 
Tugas masa depan 1
Tugas masa depan 1Tugas masa depan 1
Tugas masa depan 1Filma Aditia
 

Viewers also liked (20)

Qad1 Profile
Qad1  ProfileQad1  Profile
Qad1 Profile
 
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...
Chude02: Chương 2: Học kết hợp (blended-learning): một mô hình học tập...
 
выборы глазами детей рисунки
выборы глазами детей рисункивыборы глазами детей рисунки
выборы глазами детей рисунки
 
фестиваль
фестивальфестиваль
фестиваль
 
जब मैं बेतहाशा चीख रही थी
जब मैं बेतहाशा चीख रही थीजब मैं बेतहाशा चीख रही थी
जब मैं बेतहाशा चीख रही थी
 
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-Learning
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-LearningChude01. Chương 1: Tổng quan về e-Learning
Chude01. Chương 1: Tổng quan về e-Learning
 
rotana training
rotana trainingrotana training
rotana training
 
대신리포트_모닝미팅_151027
대신리포트_모닝미팅_151027대신리포트_모닝미팅_151027
대신리포트_모닝미팅_151027
 
Воккер. История
Воккер. ИсторияВоккер. История
Воккер. История
 
Tugas PMU 1
Tugas PMU 1Tugas PMU 1
Tugas PMU 1
 
днз на сайт
днз на сайтднз на сайт
днз на сайт
 
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!
виконала учениця 11_класу_тарасевич_юлія!
 
Łukasz Malik: Trudne życie indyka
Łukasz Malik: Trudne życie indykaŁukasz Malik: Trudne życie indyka
Łukasz Malik: Trudne życie indyka
 
7 сфинкс – профессиональный контроль доступа
7   сфинкс – профессиональный контроль доступа7   сфинкс – профессиональный контроль доступа
7 сфинкс – профессиональный контроль доступа
 
Opportunità
OpportunitàOpportunità
Opportunità
 
Know Condoms; Use Condoms
Know Condoms; Use CondomsKnow Condoms; Use Condoms
Know Condoms; Use Condoms
 
Dokumentiranje
DokumentiranjeDokumentiranje
Dokumentiranje
 
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kultury
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kulturyAplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kultury
Aplikacja Wiesława Bełz do nagrody Marszałka w dziedzinie kultury
 
Coleta seletiva
Coleta seletivaColeta seletiva
Coleta seletiva
 
Tugas masa depan 1
Tugas masa depan 1Tugas masa depan 1
Tugas masa depan 1
 

Similar to PILERGI PAGI

Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Thary's Phyup
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxBagusAhmad12
 
Makalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasanMakalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasanAvc Subang
 
Anatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaAnatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaArif Al-Amin
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebratafeni gita safitri
 
Buku siswa hal 122 143
Buku siswa hal 122 143Buku siswa hal 122 143
Buku siswa hal 122 143Sutikah Tika
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)pjj_kemenkes
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Elfon Pratama
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfMazzRudy
 
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptx
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptxHasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptx
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptxazizainul
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusiaMahda Leni
 

Similar to PILERGI PAGI (20)

makalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docxmakalah PERNAFASAN 2.docx
makalah PERNAFASAN 2.docx
 
Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3Baru laporan modul 2 3
Baru laporan modul 2 3
 
PPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptxPPT Pernapasan.pptx
PPT Pernapasan.pptx
 
Makalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasanMakalah sistem pernafasan
Makalah sistem pernafasan
 
Asma Akut
Asma AkutAsma Akut
Asma Akut
 
Anatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusiaAnatomi sistem pernapasan manusia
Anatomi sistem pernapasan manusia
 
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrataKel 6 sistem respirasi vertebrata
Kel 6 sistem respirasi vertebrata
 
Buku siswa hal 122 143
Buku siswa hal 122 143Buku siswa hal 122 143
Buku siswa hal 122 143
 
Kb 2(1)
Kb 2(1)Kb 2(1)
Kb 2(1)
 
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan (Respirasi)
 
Kb 2(1) 2
Kb 2(1) 2Kb 2(1) 2
Kb 2(1) 2
 
Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2Crs minggu 2 kelompok 2
Crs minggu 2 kelompok 2
 
Respirasi
RespirasiRespirasi
Respirasi
 
Makalah sistem pernapasan 7
Makalah sistem pernapasan 7Makalah sistem pernapasan 7
Makalah sistem pernapasan 7
 
makalah pediatric
makalah pediatricmakalah pediatric
makalah pediatric
 
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdfPertemuan 10 Respirasi.pdf
Pertemuan 10 Respirasi.pdf
 
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptx
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptxHasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptx
Hasna_Sistem Pernapasan 11 IPA A.pptx
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia8 organ pernapasan pada manusia
8 organ pernapasan pada manusia
 
16.melianorpianda
16.melianorpianda16.melianorpianda
16.melianorpianda
 

Recently uploaded

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 

PILERGI PAGI

  • 1. 1 | P i l e k p a g i h a r i PILEK PAGI HARI Seorang pemuda, 23 tahun sering menderita pilek dipagi hari yang tidak kunjung sembuh sejak kecil. Ia setiap pagi selalu bersin-bersin dan keluar ingus encer, apalagi bila udara berdebu. Kejadian itu mirip dengan apa yang dialami oleh ayahnya sewaktu muda. Oleh kawannya seorang mahasiswa kedokteran disarankan untuk melakukan tes alergi dan hasilnya memang pemuda tersebut menderita alergi. Tapi pemuda itu masih bertanya-tanya, apa benar ada hubungan alergi yang dideritanya dengan penyakitnya sekarang, dan mengapa bisa terjadi demikian ? apakah benar hubungannya dengan seringnya ia memasukkan air wudhu kedalam hidungnya saat akan shalat malam?
  • 2. 2 | P i l e k p a g i h a r i Sasaran Belajar. 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan sistem Saluran Pernafasan Atas 1.1 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas secara makroskopik 1.2 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas secara mikroskopik 2. Mampu Memahami dan Menjelaskan Fisiologi sistem pernafasan 2.1 Memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pernafasan 2.2 Memahami dan menjelaskan mekanisme pertahanan pernafasan 3. Mampu Memahami dan Menjelaskan Rinitis Alergi 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi rinitis alergi 3.2 Memahami dan menjelaskan etiologi rinitis alergi 3.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi rinitis alergi 3.4 Memahami dan menjelaskan patofisiologi rinitis alergi 3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi klinis alergi 3.6 Memahami dan menjelaskan patofisiologi rinitis alergi 3.7 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan rinitis alergi 3.8 Memahami dan menjelaskan pencegahan rinitis alergi 4. Mampu Memahami dan Menjelaskan anatomi pernafasan menurut islam
  • 3. 3 | P i l e k p a g i h a r i 1. Mampu Memahami dan Menjelaskan sistem saluran pernafasan atas 1.1 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernafasan atas. a. Ronggahidung Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal : - Dihangatkan - Disaring - Dan dilembabkan Yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi ( terdiri dari : Psedostrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan partikel partikel halus kearah faring sedangkan partikel yang besar akan disaring oleh bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha. Kemudian udara akan diteruskan ke faring.
  • 4. 4 | P i l e k p a g i h a r i Bagian –bagianhidung :  Nares posterior / lubanghidung  Vestibulumnasiterdapatsilia yang berfungsisebagasaringanudara  Cavumnasi ( ruangan di dihidung ) terbentukterowongandarinostrilis-choana- nasofaring Septum nasidibentukolehtulang  Cartilagoseptinasi  Osvomer  Lamina parpendicularisethmoidalis Dinding superior Lamina cribriformisethmoidalis = membentukronggahidup yang sempitfungsimemisahkanronggatengkorakdenganhidung. Dinding inferior Dibentukolehos.Maxillarisdanos.Palatinum Terdapattiga concha nasalis  Concha nasalis superior  Concha nasalis media  Concha nasalis inferior Terdapat 3 buahsalurankeluar  Meatus nasalis superior  Meatus nasalis media  Meatus nasalis interior
  • 5. 5 | P i l e k p a g i h a r i  Sinus yang berhubungandengancavumnasi “ sinus paranasalis”  Sinus sphenoidalis = mengeluarkansekresinyamelalui meatus superior  Sinus frontalis = mengeluarkanmelalui meatus media  Sinus maxillaris = meatus media  Sinus ethmoidalis = meatus superior dan media  Infeksipada sinus = sinusitis adalahkomplikasironggahidung- sakitgigi: sinus maxillaris ( paling sering )  Hubunganhidungdenganmata = duktusnasolacrimalis Hubunganhidungdengantelinga = OPTA Persyarafanhidung  N opthalmicus ( N. VI) = bagiandepandanatascavumnasi  Ganglion spnopalatinum = cavumnasi  Ganglion pterygopalatinum = daerahnasofaringdan concha nasalis Pendarahanhidung  berasaldaricabang-cabangarteriopthalmicusdan A maxillarisinterna  A. Ethmoidalis anterior  A. Ethmoidalis posterior  A. sphenopalatinum b. faring Nasofaring (terdapatpharyngeal tonsildanTuba Eustachius)=bagian posterior ronga nasal yang membukakearahrongga nasal melaluikoana Orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah) = dipisahkandarinosafaringolehpalatinum mole
  • 6. 6 | P i l e k p a g i h a r i Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)= mengelilingimulut esophagus danlaring. c. laring menghubungkan faring dantrakeaterbentukolehtulangdantulangrawan.  Os hyoid ( 1 buah) dapatdirabadidaerahbatasarahleherdenganbatasbawahdagu  Yang terbentuktulangrawan. Thyroid ( 1 buah ) , arythenoid ( 2 buah ), epiglotis ( 1 buah ) dancricoids ( 1 buah)  Otot – ototlaring 1. Ototekstrinsiklaring  M cricothyroid  M thyroepiglotis 2. Otot-ototintrinsiklaring  M. Cricoarytenoideus posterior  M cricoarytenoideuslateralis  M arytenoideustransversusdanarytenoideusobliq  M vocalis  M aryepiglotica  M tyroarytenoideus 1.2 Memahami dan menjelaskan sistem saluran pernfasan atas Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi. Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan pembuluh darah.
  • 7. 7 | P i l e k p a g i h a r i Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: 1. Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis 2. Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus. Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil. Rongga hidung Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septum nasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasi yang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh. Sinus paranasalis Terdiri atas sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus ethmoidales dan sinus sphenoid, semuanya berhubungan langsung dengan rongga hidung. Sinus-sinus tersebut dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.
  • 8. 8 | P i l e k p a g i h a r i Faring Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng. Laring Laring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa. Di bawah epiglotis, mukosanya membentuk dua lipatan yang meluas ke dalam lumen laring: pasangan lipatan atas membentuk pita suara palsu (plika vestibularis) yang terdiri dari epitel respirasi dan kelenjar serosa, serta di lipatan bawah membentuk pita suara sejati yang terdiri dari epitel berlapis gepeng, ligamentum vokalis (serat elastin) dan muskulus vokalis (otot rangka). Otot muskulus vokalis akan membantu terbentuknya suara dengan frekuensi yang berbeda-beda. 2. Mampu memahami dan menjelaskan fisiologi sistem pernafasan 2.1 memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pernafasan Situasi faal paru seseorang dikatakan normal jika hasil kerja proses ventilasi, distribusi, perfusi, difusi, serta hubungan antara ventilasi dengan perfusi pada orang tersebut dalam keadaan santai menghasilkan tekanan parsial gas darah arteri yang normal. Yang dimaksud keadaan santai adalah keadaan ketika jantung dan paru tanpa beban-kerja yang berat. Tekanan parsial gas darah arteri yang normal adalah PaO2 sekitar 96 mmHg (dibaca 96 mm merkuri atau 96 torricelli) dan paCO2 sekitar 40 mmHg. Tekanan partial ini diupayakan dipertahankan tanpa memandang kebutuhan oksigen yang berbeda beda , yaitu saat tidur kebutuhan oksigen 100 mL/menit dibandingkan dengan saat ada beban kerja (exercise), 2000-3000 mL/menit.
  • 9. 9 | P i l e k p a g i h a r i Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan, yaitu pengambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida. Respirasi eksternal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah dan atmosfer sedangkan respirasi internal adalah proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara darah sirkulasi dan sel jaringan. Pertukaran gas memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lain :  Proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi  Proses yang berkaitan dengan volume darah di paru dan distribusi aliran darah  Proses yang berkaitan dengan difusi O2 dan CO2  Proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan VENTILASI Istilah ventilasi menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar hidung atau mulut pada proses bernafas. Ventilasi per menit, VE (Minute ventilation) adalah volume udara yang keluar dari paru dalam satu menit diukur dalam liter. Ventilasi alveolar, VA (Alveolar ventilation) adalah volume udara inspirasi yang dapat mencapai alveoli dan dapat mengalami pertukaran gas dengan darah. Ventilasi percuma, VD (wasted ventilation, Dead space ventilation) adalah volume udara inspirasi yang tidak mengalami pertukaran gasdengan darah. DISTRIBUSI Setelah proses ventilasi, udara yang telah memasuki saluran nafas didistribusikan ke seluruh paru, kemudian masuk ke dalam alveoli. Udara volume tidal (volume udara yang masuk dan kemudian keluar pada sekali bernafas) yang besarnya kira kira 500 mL, dibagi menjadi volume kecil-kecil sebanyak alveoli yang ada, yaitu sekitar 300 juta alveoli. Udara ini tidak terbagi rata ke semua alveoli. Udara pertama yang terhirup, masuk ke puncak paru, kemudian disusul oleh udara dibelakangnya, masuk ke basis paru. Distribusi yang tidak merata ini mengakibatkan nilai ventilasi di puncak paru lebih besar dibandingkan dengan nilai ventilasi di basis paru. Distribusi volume udara yang diinspirasi dinyatakan sebagai fungsi langsung dari resistance (R) serta compliance (C) yang disebut sebagai RC time constant. Pada keadaan normal, dua buah alveoli yang berdekatan akan mendapat distribusi yang sama sebab
  • 10. 10 | P i l e k p a g i h a r i nilai R dan C nya sama. Pada keadaan tidak normal, nilai R dan C setiap regio dapat tidak sama. Pada bronkiolus yang menyempit, nilai R-nya lebih tinggi dibandingkan pada keadaan normal sedangkan pada alveoli yang kaku nilai R nya juga meninggi. Alveoli yang nilai R dan C nya tinggi mendapat distribusi udara yang lebih kecil sehingga underventilated. PERFUSI Yang dimaksud dengan perfusi paru adalah sirkulasi darah di dalam pembuluh kapiler paru. Rangkaian pembuluh darah di paru sangat padat, terdapat kira kira 6 milyar kapiler yang mengelilingi 3 juta di kedua paru, sehingga terdapat 2000 kapiler untuk satu alveolus. Aliran darah di dalam paru mempunyai tekanan lebih rendah (15mmHg) jika dibandingkan dengan tekanan darah sistemik yang saat diastol 80 mmhg, tekanan di kapiler paru kira kira seperlimanya. Dalam keadaan istirahat, ketika cardiac output 6 liter per menit, hanya 25% dari pembuluh darah paru yang dialiri oleh darah. Sirkulasi darah di dalam paru mendapat tahanan, terutama tahanan pada jala-kapiler paru (capillary bed). Saat ada kenaikan cardiac output, sirkulasi paru dapat mengakomodasinya tanpa terjadi perubahan tekanan di arteri pulmonalis. Distribusi aliran darah di paru tidak sama rata. Karena rendahnya tekanan darah di kapiler darah paru, aliran darah di paru sangat berpengaruh oleh gravitasi bumi sehingga perfusi di bagian dasar paru lebih besar dibandingkan perfusi di bagian apeks. Hal ini akan mengakibatkan rasio V/Q di basis paru dan di puncak paru berbeda. Adanya perbedaan perfusi menimbulkan gagasan untuk membagi paru ke dalam 3 zona, yaitu zona 1, zona 2, zona 3, berdasarkan hubungan antara tekanan di arteri (Pa), alveolus (PA), dan vena (Pv). Jika saluran napas normal (terbuka), tekanan udara alveoli akan sama besarnya di seluruh paru. Pada paru normal, terdapat hubungan antara tekanan udara alveoli dan tekanan darah di kapiler paru, hubungan ini akan menentukan derasnya arus darah di kapiler paru. DIFUSI GAS O2 DAN CO2 Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah
  • 11. 11 | P i l e k p a g i h a r i merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 Um atau sepertujuh puluh dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul karbondioksida dari darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbodioksida menembus dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif. Urut-urutan proses difusi terbagi atas : a. Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat, ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi disini berbanding terbalik dengan berat molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul karbodioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan gerak molekul gas karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di alveoli lebih lambat. b. Difusi menembus membrana pembatas Proses difusi yang melewati membrana pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas pembatasnya adalah dinding alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan dinding butir darah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase cairan tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin tebal membrana pembatas halangan bagi proses difusi semakin besar.
  • 12. 12 | P i l e k p a g i h a r i 2.2 memahami dan menjelaskan mekanisme sistem pertahanan pernafasan 3. Mampu memahami dan menjelaskan rinitis alergi 3.1 memahami dan menjelaskan definisi rinitis alergi 3.2 me 3.3 m 3.4 , 3.5 Memahami dan menjelaskan manifestasi rinitis alergi  MANIFESTASI KLINIS Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process). Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juaga sebagai bersin patologis (Soepardi, Iskandar, 2004).
  • 13. 13 | P i l e k p a g i h a r i Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, faring atau laring.  Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang – garis hitam melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat (allergic salute), pucat dan edema mukosa hidung yang dapat muncul kebiruan. Lubang hidung bengkak. Disertai dengan sekret mukoid atau cair.  Tanda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungtiva, lingkar hitam dibawah mata (allergic shiner).  Tanda pada telinga termasuk retraksi membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba eustachii.  Tanda faringeal termasuk faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid.  Tanda laringeal termasuk suara serak dan edema pita suara (Bousquet, Cauwenberge, Khaltaev, ARIA Workshop Group. WHO, 2001). Gejala lain yang tidak khas dapat berupa: batuk, sakit kepala, masalah penciuman, mengi, penekanan pada sinus dan nyeri wajah, post nasal drip. Beberapa orang juga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nafsu makan dan sulit tidur (Harmadji, 1993). Reaksi alergi fase cepat : bersin-bersin, gatal, rinore, kadang-kadang hidung tersumbat Reaksi alergi fase lambat : dominan adalah hidung tersumbat, post nasal drip dan hiposmia