4. Bulbus OlfaktoriusBulbus Olfaktorius
Bulbus olfaktoriusBulbus olfaktorius adalah sistemadalah sistem
saraf kranial yang terdapat padasaraf kranial yang terdapat pada
otak yang berfungsi sebagaiotak yang berfungsi sebagai
pengatur sistem penciumanpengatur sistem penciuman
manusia.manusia.
5. Nasal CavityNasal Cavity
((Rongga HidungRongga Hidung))
Rongga hidung (nasal cavity)Rongga hidung (nasal cavity) adalahadalah
bagian dari hidung yang berfungsi untukbagian dari hidung yang berfungsi untuk
mengalirkan udara dari luar ke tenggorokanmengalirkan udara dari luar ke tenggorokan
menuju paru paru. Rongga hidung ini dimenuju paru paru. Rongga hidung ini di
hubungkan dengan bagian belakanghubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan.tenggorokan.
Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langitRongga hidung di pisahkan oleh langit-langit
mulut kita yang di sebut denganmulut kita yang di sebut dengan PalatePalate..
6. ►Struktur konkaStruktur konka yang berfungsi sebagaiyang berfungsi sebagai
proteksi terhadap udara luar karenaproteksi terhadap udara luar karena
strukturnyayang berlapisstrukturnyayang berlapis Sel siliaSel silia yangyang
berperan untuk mlemparkan benda asing keberperan untuk mlemparkan benda asing ke
luar dalam usaha untuk membersihkan jalanluar dalam usaha untuk membersihkan jalan
napasnapas..Bagian internal hidung adalah ronggaBagian internal hidung adalah rongga
berlorong yang dipisahkan menjadi ronggaberlorong yang dipisahkan menjadi rongga
hidunghidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikalkanan dan kiri oleh pembagi vertikal
yang sempit, yang disebutyang sempit, yang disebut septumseptum..
7. NostrilNostril
Hidung manusia di bagi menjadi dua
bagian rongga yang sama besar yang di
sebut dengan Nostril.
Dinding pemisah di sebut dengan
septum, septum terbuat dari tulang
yang sangat tipis. Rongga hidung di
lapisi dengan rambut dan membran
yang mensekresi lendir lengket.
8. Membran MukosaMembran Mukosa
Mucous membrane atau dikenal juga
dengan sebutan membran mukosa adalah
Selaput yang berfungsi mengahangatkan
udara dan melembabkannya.
berfungsi untuk membuat mucus
(lendir atau ingus) yang berguna untuk
menangkap debu, bakteri, dan partikel-
partikel kecil lainnya yang dapat merusak
paru-paru.
9. ► Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-selLendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel
gobletgoblet yang melapisi permukaan mukosa hidungyang melapisi permukaan mukosa hidung
dan bergerak ke belakang ke nasofaring olehdan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia.gerakan silia.
► Rongga hidung dimulai dariRongga hidung dimulai dari VestibulumVestibulum, yakni, yakni
pada bagian anterior ke bagianpada bagian anterior ke bagian posteriorposterior yang yang
berbatasan denganberbatasan dengan nasofaringnasofaring. Rongga hidung. Rongga hidung
terbagi atas 2 bagian, yakni secaraterbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinallongitudinal
oleh septum hidung dan secara transversal oleholeh septum hidung dan secara transversal oleh
konka superior, medialis, daninferiorkonka superior, medialis, daninferior ..
10.
11. • Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang
olfaktorius di bulbus olfaktorius
• Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan
stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir
dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar
tempat penafsiran bau tsb.
• Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan
mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama
• Rangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg
kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis
mukus yg menutupinya
12. • Ambang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas
hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg
dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr
sebelum dpt dideteksi.
Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom
karbon yg memiliki bau yg berbeda
• Manusia dpt membedakan 2000-4000 bau yg
berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr
peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoria
• Bau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan
reseptor dlm membran mukosa olfaktorius
• Bila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg
paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu
berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat
13. Manusia mendeteksi bau menggunakan sel reseptor yang
ada di hidung. Dia atap rongga hidung terdapat
Lapisan epithelium yang sangat sensitif terhadap
molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors).
Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.
Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, zat tersebut
Akan larut dalam lendir pada mukosa membran sehingga
terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada
dendrit. Kemudian timbul impuls yang dikirim oleh saraf
olfaktori ke traktus olfaktori lalu masuk ke bulbus
olfaktori. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan
kemudian di proses oleh otak.
14. Impuls yang dijalarkan dari bulbus
Olfaktorius
menuju otak akan diolah untuk :
Diinterpretasikan pada daerah bau primer
Dihubungkan dengan pusat lainnya. Ex:
dihubungan ke pusat muntah, dihubungkan
dengan hipothalamus, dll
Disimpan di korteks otak sebagai memori
(ingatan) akan bau.
15. RINITIS ALERGI
Adalah reaksi berlebihan (hipersensitif) pada
rongga
hidung karena kontak dengan bahan alergen yang
ditandai dengan pilek, bersin-bersin (kadang bersin
berkepanjangan) dan hidung buntu. Dengan faktor
penyebab antara lain:
Bahan makanan-minuman. (ex: buah tertentu, telur,
ikan laut, susu, kacang-kacangan, dll.)
Bahan hirupan. (ex: jamur, debu, dll.)
Suhu dingin. (ex: hujan, ruang ber AC, dll.)
16. POLIP HIDUNG
Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada
rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan
ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah
lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung.
Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang
kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif
atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung
lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan
terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus)
yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena
kelainan anatomi.
17. ANGIOFIBROMA JUVENIL
Angiofibroma Juvenil adalah tumor jinak pada hidung
bagian belakang yang mengandung pembuluh darah.
Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki
yang sedang mengalami masa puber. Tumor ini tidak
ganas, tetapi dapat merusak jaringan pada lapisan
hidung dan sering menyebabkan pendarahan hidung
(epistaksis, mimisan). Jika tumbuh membesar, tumor
bisa meluas ke jaringan di sekitarnya, kantung mata
atau rongga kranial (rongga yang berisi otak).
18. RINITIS ATROFI
Rinitis atrofiRinitis atrofi yang disebut juga rinitis sika, rinitis
kering, sindrom hidung-terbuka, atau ozaenaozaena adalah
penyakit hidung kronik yang ditandai atrofi
progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya
disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal
yang cepat mengering membentuk krusta,
menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan
mengeluarkan bau busuk.
19.
Merupakan ketidakmampuan untuk mengenali bau.
Sama seperti tuli tidak bisa mendengar dan buta tidak
bisa melihat. Anosmia artinya tidak bisa merasakan
bau sehingga hampir tidak dapat mengenali rasa
.Menurut penelitian, penyakit sinus, pertumbuhan
dalam rongga hidung, infeksi virus dan trauma kepala
semua itu bisa menyebabkan gangguan tersebut.