Dokumen tersebut membahas tentang buku saku UKOM yang mencakup berbagai topik keperawatan seperti triage, teknik pembebasan jalan nafas, posisi pasien, fase persalinan, dan hormon reproduksi."
2. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
PRESENTASE JUMLAH SOAL 25 – 37%
SEKITAR 45 - 65 SOAL
3. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Bayi Respon Anak/Dewasa
Eye
Spontan 4 Spontan
Terhadap
perintah/suara
3 Terhadap perintah
Terhadap nyeri 2 Terhadap nyeri
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon
Verbal
Bergumam 5 Terorientasi
Menagis lemah 4 Bingung
Menagis karena
nyeri
3 Kata tidak teratur
Meintih karena nyeri 2 Tidak dapat
dimengerti
Tidak ada 1 Tidak ada
Motorik
Spontan 6 Sesuai perintah
Penarikan karena
sentuhan
5 Melokalisasi nyeri
Penarikan karena
nyeri
4 Penarikan karena
nyeri
Fleksi abnormal 3 Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal 2 Ekstensi abnormal
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon
SKALA GCS
4. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Nilai Deskripsi
Compos
Mentis
Kesadaran normal
Apatis Keadaan acuh tak acuh dengan sekitarnya
Somnolen Respon psikomotor lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur
kembali
Stupor Keadaan seperti tertidur lelap namun ada
respon terhadap nyeri
Koma Tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan
Nilai Deskripsi
5 Normal
4 Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit
tahanan
3 Hanya mampu melawan gravitasi
2 Tidak mampu melawan gravitasi
1 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan
persendian
0 Tidak ada kontraksi otot
KEKUATAN OTOT
TINGKAT KESADARAN
5. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Pain Nyeri hebat
Pallor Pucat, menurunnya perfusi ke area tersebut
Pulselesness Berkurang / hilangnya denyut nadi
Parestesia Rasa kesemutan
Paralysis Menurunnya sensasi syaraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian tersebut
TETESAN INFUS
Sindrom Kompartemen
6. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri
1 Ulkus dangkal
2 Ulkus melibatkan ligamen, tendon, kapsul sendi
3 Ulkus mendalam dan melibatkan abses, osteomielitis
dan atau sepsis bersama
4 Ulkus termasuk gangren di 1/3 anterior kaki
5 Terdapat gangren di seluruh tungkai kaki
Grade Deskripsi
1 - Jaringan yang rusak hanya epidermis
- Klinis: ada myeri, kemerahan, kulit kering
- Tes jarum ada hiperalgesia
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil: kulit kembali normal
2A - Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel rambut &
kelenjar keringat utuh
- Klinis : nyeri, warna lesi merah/ kuning, basah, bula
- Tes jarum hiperalgesia kadang normal
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil : kulit normal / pucat
GRADE LUKA ULKUS
GRADE LUKA BAKAR
7. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
2B - Jaringan yangg rusak sampai dermis, hanya kelenjar
keringat yangg utuh
- Klinis : sama dengan grade II a
- Tes jarum hipoalgesia
- Lama sembuh 14 – 21 hari
- Hasil : kulit pucat, mengkilap, kadang ada sikatrik/
hipertrofi
3 - Jaringan yang rusak seluruh epidermisc/ dermis
- Klinis mirip grade II hanya kulit hitam/ kecoklatan
- Tes jarum tidak sakit
- Lama sembuh > 21 hari
- Hasil : sikatrik/ hipertrofi
RULE OF NINE LUKA BAKAR
8. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
RUMUS BAXTER
(Luas Luka Bakar)
RUMUS BALANCE CAIRAN
9. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB) / 24 jam
Dengan kenaikan suhu :
{(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu} + IWL Normal
24 jam
GAS DARAH
11. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
KEPERAWATAN
GADAR
PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 – 9%
SEKITAR 5 - 16 SOAL
12. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Gawat darurat Keadaan mengancam nyawa yang jika
tidak segera ditolong dapat meninggal atau
cacat sehingga perlu ditangani dengan
prioritas pertama. Sehingga dalam
keadaan ini tidak ada waktu tunggu.
Yang termasuk keadaan adalah pasien
keracunan akut dengan penurunan
kesadaran, gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi
TRIAGE
KONDISI GAWAT DARURRAT
13. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
atau pemaparan pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan ini
Gawat Tidak
Darurat
Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat. Keadaan ini
termasuk prioritas ke dua dan setelah
dilakukan resusitasi segera konsulkan ke
dokter spesialis untuk penanganan
selanjutnya.
Yang termasuk pasien gawat tidak darurat
adalah: pasien kanker stadium lanjut yang
mengalami keracunan akut.
Darurat Tidak
Gawat
Keadaan yang tidak mengancam nyawa
tetapi memerlukan tindakan darurat.
Pasien biasanya sadar tidak ada ganguan
pernapasan dan sirkulasi serta tidak
memerlukan resusitasi dan dapat langsung
diberi terapi definitive. Pasien dapat dirawat
di ruang rawat inap atau jika keadaannya
ringan dapat di pulangkan untuk
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan
Tidak Gawat
Tidak Darurat
Keadaan yang tidak mengancam nyawa
dan tidak memerlukan tindakan darurat.
Gejala dan tanda klinis ringan atau
asimptomatis. Setelah mendapat terapi
definitive penderita dapat dipulangkan dan
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan.
A airway, bebaskan jalan nafas
B breathing, beri nafas, tambah oksigen
C circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D disability / SSP, cegah TIK naik
PRIMARY SURVEY
14. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
1. Chin Tilt (mengangkat dagu)
2. Head Tilt (menekan dahi)
3. Jaw Thrust (mengangkat sudut rahang bawah)
4. Heimlich Manuver
Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.
Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati
(daerah subdiafragma – abdomen).
5. Back Blow
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat.
Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silang garis antar belikat dengan tulang
punggung/vertebrae)
6. Chest Thrust (bayi)
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-
kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua
putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan
terlentang, lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada
benda asing, beri nafas buatan
TEKNIK PEMBEBASAN JALAN NAFAS
15. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Posisi semi fowler
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk
15-60 derajat
Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
JENIS-JENIS POSISI PASIEN
16. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat melalui anus (supositoria).
Posisi trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi
ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.
18. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%
SEKITAR 14 - 25 SOAL
KEPERAWATAN
MATERNITAS
19. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Leopold 1 Untuk menentukan umur kehamilan serta
bagian tubuh apa yang terdapat didalam
fundus uteri.
Leopold 2 Untuk menentukan dimana punggung anak
dan dimana letak bagian-bagian kecil.
Leopold 3 Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian
bawah dan bagian bawah sudah terpegang
oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar.
Leopold 4 Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim
dan seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam PAP.
Kala 1 kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap
Fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam
Fase Aktif pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam
Kala 2 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah
lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap.
Kala 3 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kala 4 Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap,
sampai dengan 1 jam setelahnya.
LEOPOLD
FASE / KALA PERSALINAN
20. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Fase
Menstruasi
Fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari
pertama menstruasi dan berlangsung sampai
antara hari ke 5 - 7 dari siklus menstruasi.
Fase
Folikular
Ini disebut fase folikuler karena kelenjar
pituitari (hipofisia) melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH),
yang merangsang folikel dalam ovarium untuk
tumbuh menjadi dewasa (matang).
Fase
Ovulasi
Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras
tubuh selama fase menstruasi sebelumnya.
Atas perintah otak melalui produksi homron LH
(luteinizing hormone) sel telur yang sudah
matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium
ke saluran tuba (tuba fallopi) dan akan
bertahan selama 12-24 jam.
Fase
Luteal
Disebut fase luteal karena pada fase
menstruasi ini terbentuk korpus luteum pada
ovarium yang merupakan bekas folikel setelah
ditinggal sel telur. Korpus luteum
menghasilkan hormon progesteron.
FASE MENSTRUASI
RUMUS NEAGLE
21. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Lokhea Rubra Lokhea ini muncul pada hari pertama dan
hari keempat postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena
mengandung darah segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo dan mekonium.
Lokhea
Sanguinolenta
Cairan yang berwarna merah kecoklatan
dan berlendir, berlangsung dari hari
keempat dan ketujuh postpartum.
Lokhea
Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan
karena mengandung serum, leukosit dan
robekan/laserasi plasenta, muncul pada
hari ketujuh dan hari keempat belas post
partum.
Lokhea Alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lender servik dan serabut
jaringan yang mati, berlangsung selama 2
minggu sampai 6 minggu.
Lokhea
Purulenta
Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk
selama postpartum
Waktu Berat anak Istilah
< 22 minggu <500 g Abortus
22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus
28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus
37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm
(maturus)
>42 minggu >4500g Partus serotinus
JENIS LOKHEA
LAMA KEHAMILAN
22. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Follicle
Stimulating
Hormone
(FSH)
Hormon ini memiliki peranan penting terhadap
perkembangan seksual seseorang. Selain
memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga
memiliki peran terhadap proses pembentukan
sel telur di ovarium serta turut mengendalikan
siklus menstruasi. Sedangkan pada pria,
hormon ini berfungsi untuk mengendalikan
produksi sperma dan perkembangan organ
kelamin
Luteinizing
Hormone
(LH)
Pada wanita, hormon reproduksi ini
memengaruhi fisiologis ovarium, produksi sel
telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan
kesuburan. Sementara pada pria, LH
merangsang produksi testosteron, yang
memengaruhi tingkat produksi sperma pria
Hormon
testosteron
Kadar hormon testosteron pada pria lebih
tinggi dibandingkan wanita. Fungsi hormon ini
pada pria, termasuk mengendalikan gairah
seksual, produksi sperma, kepadatan tulang,
dan juga massa otot, sehingga mampu
memengaruhi perubahan fisik dan emosional
pria secara signifikan.
Hormon
estrogen
Hormon estrogen lebih tinggi pada wanita,
dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita berperan dalam perkembangan
seksual saat masa pubertas. Juga berperan
mengendalikan pertumbuhan dinding rahim
selama siklus menstruasi dan masa
kehamilan, serta turut andil terhadap kenaikan
atau penurunan berat badan.
HORMON
23. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
TARGET BENAR :……… SOAL
KEPERAWATAN
ANAK
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%
SEKITAR 14 - 25 SOAL
24. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Keterangan Skor 0 Skor 1 Skor 2
Appearance Suluruh tubuh
warna
kebiruan /
pucat
Hanya
tangan dan
kaki yang
kebiruan
Seluruh
warna kulit
normal
(merah
muda)
Pulse Denyut
jantung tidak
ada
Dibawah
100x /menit
Diatas
100x/menit
Grimace Tidak ada
respon
Wajah
meringis saat
distimulasi
Meringis,
menarik,
batuk atau
bersin saat
distimulasi
Activity Lemah, tidak
ada gerakan
Lengan dan
kaki posisi
fleksi
Bergerak
aktif dan
spontan
Respiration Tidak
bernafas
Menangis
lemah,
merintih,
pernapasan
lambat tidak
teratur
Menangis
kuat,
pernapasan
baik dan
teratur
Interpretasi :
0 – 3 : Asfiksia berat
4 – 6 : Asfiksia ringan
7 – 10 : Normal
APGAR SCORE
25. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Fase oral
0-1 tahun
Pada tahap ini, sumber kenikmatan yang
dirasakan oleh anak berasal dari mulut. Anak
memperoleh kepuasan tersebut dengan cara
menghisap, mengunyah makanan, atau
meminum asi. Jika tahap ini tidak terpenuhi,
maka dapat mengakibatkan rasa
ketergantungan dan berpengaruh pada
perkembangan verbal anak.
Fase anal
1-3 tahun
Dalam tahap ini sumber kenikmatan anak
terletak pada anus. Orangtua dapat
menanamkan sikap disiplin pada anak melalui
toilet training.
Fase latik
3-6 tahun
Kepuasan terletak pada autoerotik atau daerah
kemaluan. Menurut Freud, pada fase ini anak
cenderung mengidentifikasikan diri dengan
orangtua yang sama jenis dan mencintai
orangtuanya yang berbeda jenis kelamin.
Peristiwa ini disebut oedipus complex, yaitu
anak laki-laki mencintai ibunya dan berusaha
menghindari ayahnya. Begitu juga sebaliknya,
pada anak perempuan yang disebut sebagai
electra complex.
Fase
laten
5-12
tahun
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana
energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke
daerah lain seperti pengejaran intelektual dan
interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam
pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.
Fase
genital
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
individu mengembangkan minat seksual yang
kuat pada lawan jenis
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
27. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
KEPERAWATAN
JIWA
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%
SEKITAR 14 - 25 SOAL
28. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Denial Ketika pertama kali menyadari kehilangan,
maka akan sukar menerima kenyataan dan
berpikir “Ini tidak mungkin terjadi”.
Penyangkalan biasanya merupakan
pertahanan sementara untuk diri sendiri.
Angry Individu tidak dapat senantiasa menyangkal
sehingga emosi yang menguasai perasaan
akan muncul
Bergaining Muncul sebuah harapan supaya individu
dapat sedemikian menunda kehilangan.
Secara psikologis, individu mengatakan “Saya
mengerti bahwa penyakit ini merupakan
penyakit mematikan, namun jika saya
diberikan lebih banyak waktu maka saya akan
…. ”
Depression Penderita akan menghabiskan banyak waktu
untuk menangis dan berduka. Proses ini
memberikan kesempatan pada pasien yang
sekarat untuk memutuskan hubungan dengan
sesuatu yang dicintainya.
Acceptance Tahap ketika akhirnya bisa menerima
kenyataan perpisahan, meski bukan
kebahagiaan yang sebenarnya tetapi
kenyataan bahwa kida sadar semua akan
baik-baik saja
TAHAP BERDUKA
29. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Ganggaun
proses pikir :
waham
klien dengan disorientasi, apa yg dia
katakan tdk menggambarkan kondisi
nyatanya. "saya seorang nabi, kamu
harus tunduk dengan ajaran saya
supaya masuk surga"
Perilaku
kekerasan
klien yg sering marah2, sering
memukul2 walau hanya tampak
pengepalan telapak tangan saja. "Awas
kamu ya, akan kutusuk kamu"
Halusinasi klien yang sering bicara sendiri,
menangis sendiri tanpa ada sebab.
"Pergi kamu, pergi dari sini, jangan
ganggu aku"
Harga diri
rendah
klien dengan kontak mata kurang,
merasa dirinya kurang dan tak pantas
"siapalah diri ini yang tak punya apa2"
Resiko bunuh
diri
Klien dengan perkataan "bunuh saja diri
ini"
Defisit
perawatan diri
klien dengan kondisi kumal, jarang
mandi, tdk ganti baju, rambut
berantakan, hingga berbau
Isoloasi sosial klien jarang keluar rumah, tdk mau
berinteraksi dgn orang lain, diam
dikamar
MASALAH KEPERAWATAN
30. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Perilaku
kekerasan
SP 1 Mengidentifikasi penyebab PK
Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
Mengidentifikasi PK yang dilakukan
Mengidentifikasi akibat PK
Mengajarkan cara mengontrol PK
Melatih pasien cara kontrol PK fisik I
(nafas dalam).
SP2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien cara kontrol PK fisik II
(memukul bantal / kasur / konversi
energi).
SP 3 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien cara kontrol PK secara
verbal (meminta, menolak dan
mengungkapkan marah secara baik)
SP 4 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien cara kontrol PK secara
spiritual (berdoa, berwudhu, sholat)
SP 5 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan cara kontrol PK dengan
minum obat (prinsip 5 benar minum
obat).
Isolasi Sosial SP 1 Mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial pasien
Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
Melatih pasien berkenalan dengan
satu orang.
SP KEPERAWATAN JIWA
31. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
SP 2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien berkenalan dengan
dua orang atau lebih
SP 3 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien berinteraksi dalam
kelompok
Harga Diri
Rendah
SP 1 Mengidenfikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki pasien
Membantu pasien menilai
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
Membantu pasien memilih kegiatan
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
Melatih pasien kegiatan yang dipilih
sesuai kemampuan
SP 2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
Halusinasi SP 1 Mengidentifikasi jenis halusinasi
pasien
Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
Mengidentifikasi waktu halusinasi
pasien
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
pasien
Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan menghardik
32. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
SP 2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang
lain
SP 3 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien)
SP 4 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan cara kontrol halusinasi
dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
Defisit
perawatan diri
SP 1 Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri
Melatih pasien cara menjaga
kebersihan diri
SP 2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan cara makan yang bai
Melatih pasien cara makan yang baik
SP 3 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan cara eliminasi yang baik
Melatih cara eliminasi yang baik.
SP 4 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan cara berdandan
Melatih pasien cara berdandan
Waham SP 1 Membantu orientasi realita.
Mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
33. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Melatih pasien memenuhi
kebutuhannya
SP 2 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
Melatih kemampuan yang dimiliki
SP 3 Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
Menjelaskan penggunaan obat
secara benar
Resiko bunuh
diri
SP 1 Mengidentifikasi benda-benda yang
dapat membahayakan pasie
Mengamankan benda-benda yang
dapat membahayakan pasien
Melakukan kontrak treatment
Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
SP 2 Mengidentifikasi aspek positif pasien
Mendorong pasien untuk berfikir
positif terhadap diri
SP 3 Mengidentifikasi pola koping yang
biasa diterapkan pasien
Menilai pola koping yang biasa
dilakukan
Mengidentifikasi pola koping yang
konstruktif
Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
SP 4 Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
Memberi dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
34. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
KEPERAWATAN
KOMUNITAS,
KELUARGA,
GERONTIK
PRESENTASE JUMLAH SOAL
KOMUNITAS : 3 – 9%
KELUARGA : 8 – 14%
GERONTIK : 3 – 9%
35. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Tipe tradisional Nuclear
Family
(Keluarga Inti)
Keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak
Extended
Family
(Keluarga
Besar)
keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara,
misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya
Keluarga Dyad suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
Single Parent suatu rumah tangga yang
terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak
(kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian
Single Adult suatu rumah tangga yang
hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah
dewasa kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
Commuter
Family
Kedua orang tua bekerja
dikota yang berbeda. Tetapi
salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan
orang tua ysng bekerjs diluar
kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat
akhir pecan (week end).
Blended
Family
Keluarga yang dibentuk oleh
duda atau janda yang
menikah kembali dan
TIPE KELUARGA
36. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
Tipe Non
Tradisional
The unmarried
teenage
mother
Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu)
denga anak tiri dari hubungan
tanpa nikah
The
Stepparent
Family
Keluarga dengan orang tua tiri
Commune
Family
Beberapa pasangan keluarga
(dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang
sama
Group
networking
family
Keluarga inti yang dibatasi
oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga
bersma, pelayanan dan
pertanggung jawab
membesarkan anaknya
The Non
Marital
Heterosexual
Conhibitang
Family
Keluarga yang hidup bersama
dan berganti–ganti pasangan
tanpa melelui pernikahan
Cohibiting
Couple
Orang dewasa yang hidup
bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa
alas an tertentu
Gay And
Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami
– istri (marital partners).
37. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Fungsi ekonomi keluarga diharapkan menjadi keluarga yang
produktif yang mampu menghasilkan nilai
tambah ekonomi dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga
Fungsi
mendapatkan
status sosial
keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
strata sosialnya oleh keluarga lain yang
berbeda disekitarnya
Fungsi
pendidikan
keluarga mempunyai peran dan
tanggungjawab yang besar terhadap
pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya
Fungsi
sosialisasi bagi
anaknya
orang tua atau keluarga diharapkan mampu
menciptakan kehidupan sosial yang mirip
dengan luar rumah
Fungsi
pemenuhan
kesehatan
keluarga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dasar primer dalam rangka
melindungi dan pencegahan terhadap
penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
Fungsi religius keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran agama.
Fungsi rekreasi keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan
akibat berada di luar rumah
Fungsi
reproduksi
bukan hanya mengembangkan keturunan
tetapi juga tempat untuk mengembangkan
fungsi reproduksi secara menyeluruh,
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas
serat pendidikan seks bagi anak-anak
Fungsi afektif keluarga merupakan tempat yang utama
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial
sebelum anggota keluarga berada di luar
rumah
FUNGSI KELUARGA
38. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Keluarga baru perkawinan dari sepasang insan yang
menandakan bermulanya keluarga baru.
Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membina hubungan dan
kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam,
membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau
KB
Keluarga
sedang
mengasuh
anak (child
bearing
family)
dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga
bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
perkembangan seperti persiapan bayi, membagi
peran dan tanggungjawab, adaptasi pola
hubungan seksual, pengetahuan tentang
kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
Keluarga
dengan usia
anak pra
sekolah
keluarga dengan anak pertama yang berumur 30
bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membagi waktu,
pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran
yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
dengan anggota keluarga yang lain.
Keluarga
dengan anak
usia sekolah
dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun
tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan
keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan
masalah, memperhatikan kepuasan anggota
keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
Keluarga
dengan anak
remaja
dengan usia anak pertam 13 tahun sampai
dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga
ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan
keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga
dalam bertanggungjawab dan mempertahankan
filosofi hidup
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
39. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Keluarga
dengan anak
dewasa
keluarga dengan anak pertama, meninggalkan
rumah dengan tugas perkembangan keluarga,
yaitu menata kembali sumber dan fasilitas,
penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka,
melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
Keluarga usia
pertengahan
dimulai ketika anak terakhir meninggalakan
rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun
tugas perkembangan, yaitu mempertahankan
suasana yang menyenangkan,
bertanggungjawab pada semua tugas rumah
tangga, membina keakraban dengan pasangan,
mempertahankan kontak dengan anak dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial
Keluarga usia
lanjut
tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai
dari salah satu pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal dunia. Adapun tugas
perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi
pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan
masyarakat
Fungsi Sosial Uraian Skor
(A)
Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
1
(P)
Partnership
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
2
APGAR KELUARGA
40. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
(G)
Growth
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau
arah baru
2
(A)
Afek
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih, atau mencintai
1
(R)
Resolve
Saya puas dengan cara teman-
teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-
sama
2
Interpretasi hasil :
Skor > 6 : fungsi baik
Skor 4 – 6 : disfungsi sedang
Skor < 3 : disfungsi berat
Diskusi
kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota
klompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta
diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt
berhadap-hadapan atau saling memandang
satu sama lain, misalnya dalam bentuk
lingkaran atau segi empat.
Brain storming Metode ini merupakan modifikasi metode
diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban atau tanggapan
METODE PROMOSI KESEHATAN
41. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
peserta mencurahkan pendapatnya, tidak
boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru
setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi
Snowball Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung
menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang
sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung
lagi dengan pasangan lainnya, demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok
Buzz Group Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain, Masing-
masing kelompok mendiskusikan masalah
tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
Role play Dalam metode ini beberapa anggota
kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.
42. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Simulasi Metode ini merupakan gabungan antara role
play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
Care provider Memberikan asuhan keperawatan melalui
mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
Educator Memberikan pendidikan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Advocator Pembelaan dapat diberikan kepada individu,
kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat.
Case
manager
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
PERAN PERAWAT KOMUNITAS
43. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat
dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya
membantu mempercepat proses penyembuhan
klien
Case finder Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data
Windshield
survey
Windshield survery dilakukan dengan berjalan-
jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi
di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk
yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.
Informant
interview
Sebelum terjun ke masyarakat, instrument
pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu
dikembangkan untuk melakukan pengkajian
terhadap masyarakat antara lain kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar
masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan
perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan
lembar persetujuan (informed consent) komunitas
METODE PENGKAJIAN KOMUNITAS
44. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan
melakukan tindakan yang membutuhkan
persetujuan komonitas.
Observasi
Partisipasi
Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu
diobservasi. Tentukan berapa lama observasi akan
dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat
komunitas yang akan di observasi. Kegiatan
observasi dapat dilakukan menggunakan format
observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan
tambahan penggunaan kamera atau video.
Informasi yang penting diperoleh menyangkut
aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang
ditemukan di komunitas.
Focis Group
Discussion
FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
satu topic melaui proses diskusi kelompok,
berdasarkan pengalaman subjektif kelompok
sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu
FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai
persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan
yang dan tidak mencari consensus serta tidak
mengambil keputusan menganai tindaka yang
harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12
orang dan harus homogen, dikelompokkan
berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar
belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status
perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam.
Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman
dan nyaman sehingga menjamin narasumber
berbicara terbuka dan wajar
45. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Indeks Katz
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan
satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
KEMAMPUAN ADL LANSIA
46. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Morse Fall Scale
Interpretasi :
0 – 24 = tidak beresiko
25 – 50 = resiko rendah
> 50 = resiko tinggi
RESIKO JATUH LANSIA
47. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
TARGET BENAR :……… SOAL
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 - 9%
SEKITAR 5 – 16 SOAL
48. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Autonomi prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain
harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh
yang tidak memperhatikan otonomi adalah
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
Benefience prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yan baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
Justice nilai ini direfleksikan dalam praktek professional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat
dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam
faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
Non
maleficence
prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter
harus mengistrusikan pemberian transfuse
darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan
PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
49. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
karena prinsi beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
Veracity
(kejujuran)
nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah
sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S
selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada
perawat untuk belum memberitahukan kematian
suaminya kepada klien perawat tidak
mengetahui alasan tersebut dari dokter dan
kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter
harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan
oleh konflik kejujuran.
Fidelity perawat harus memiliki komitmen menepati janji
dan menghargai komitmennya kepada orang
lain.
Confidentiality kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang
keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca
guna keperluan pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien.
Accountability akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat.
50. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Otoriter Gaya kepemimpinan otokratik berpusat pada
pemimpin atau manjer(leader-centeret). Manajer
atau pimpinan merasa lebih mengetahui dan lebih
mampu daripada bawahannya/ perawat pelaksana.
Manajer meyakinkan bahwa pandangannya yang
paling benar (persuasive selling) sedangkan
terhadap pandangan individu menekan/tidak setuju
(disagreement). Manager ruangan mencegah akan
perawat pelaksana tidak banyak berhubungan dan
terlalu banyak tau kebijakannya. Manajer tidak
memberi penjelasan tujuan organiasi atau
kelompok dan hubungan terhadap kegiatan yang
dilakukan dengan tujuannya. Bahkan manajer
mengnggap perawat adalah sebagai alat mencapai
tujuan. Akibat gaya otoriter ini menyebabkan
perawat banyak yang merasa tidak puas akan
kinerjanya dan ingin memberontak.
Demokratif Gaya kepemimpinan demokrasi berpusat pada
anggota (member-centered) atau mengikuti teori Y
Mc Gregor yang menyatakan semua manusia
adalah baik dan menekankan kepada pemanfaatan
berbagai sumber yang ada dlam kelompok yang
dapat dimanfaatkan. Tindakan pimpinan antara lain
membantu perawat mencapai tujuan kelompok,
melibatkan dalam semua kegiatan, memberi
kesempatan anggota mengekspresikan
kemampuan dan bakatnya tanpa rasa takut,
menekan keputusa berdasarkan persetujuan
kelompok. Akibatnya situasi kerja yang akan
berkembang adalah setiap perawat akan memiliki
rasa kohesip dan moral kelompok yang tinggi,
memiliki antusias atau motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi, dan belajar cara memecahkan
maslah serta menerapkan proses kepemimpinan.
GAYA KEPEMIMPINAN
51. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Laisez Faire Gaya kepemimpinan laisez faire tidak berpusat
pada pimpinan atau anggota (noncenteredstyele)
membiarkan segala sesuatu berjalan sendiri sesuai
kehendak masing-masing. Tindakan pimpinan
antara lain membiarkan segala sesuatu
mengambang, menganggap segala akan berjalan
sdengan baik-baik saja, tidak pernah merumuskan
tujuan yang jelas, tidak pernah mengambil
keputusan, tidak ada evaluasi pengembangan
kelompok, dan situasi keberkembang tanpa
pengarahan (non-directiveness). Akibat bagi setiap
perawat adalah cenderung menarik diri dari
keterlibatan aktif, perawat memiliki rasa kohesip
dan moral kelompok rendah sehingga perhatian
terhadap tugas rendah, anggota perawat memiliki
rasa peka yang tinggi, bingung, prustasi terhadap
perkembangan kelompok dan tidak bisa tinggal
landas ( Takeoff ground), dan merasa rendah,
apatis dan bosan serta mencari kambing hitam.
Autokratis Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama
dengan gaya kepemimpinan dictator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada
di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak
pernah dibenarkan
Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan.
Dengan mempertimbangkan masukan tersebut,
pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya
untuk memecahkan masalah yang ada.
52. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Fungsional Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 –
2 jenis intervensi keperawatan kepada semua
pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi
tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
Kasus Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat
oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus
seperti isolasi, intensive care.Metode ini
berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien tertentu
Primer Pada metode keperawatan primer terdapat
kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan
bertanggung jawab selama 24 jam selama klien
dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
JENIS MAKP
53. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Tim Metode yang digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan
kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu
Situation 1. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal
masuk, dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat
2. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
Pemindahan pasien : isi dengan tanggal,
waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan
pemindahan
Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis
yang terakhir diputuskan oleh dokter yang
merawat
Masalah utama keperawatan saat ini, isi
dengan masalah keperawatan pasien yang
secara aktual pada pasien yang wajib
dilanjutkan diruang kepindahan yang baru
Background 1. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan
KOMUNIKASI SBAR
54. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
3. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
4. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan
obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
5. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosis medis
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa
jenis alergi yang diderita atau jenis reaksi obat
tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
Hasil investigasi abnormal : isi keadaan
abnormal/keluhan saat pasien datang ke RS
sehingga mengharuskan pasien tersebut
dirawat (riwayat keluhan saat masuk rumah
sakit)
Assesment 1. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian
pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
tingkat kesadaran, braden score, status
restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
2. Jelaskan informasi klinik lain yang
mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik
(EVM) : isi dengan vital sign dan tingkat
kesadaran pasien secara numerik. contoh : E
4, V 5 M 6
BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu
dengar, isi / di ceklist sesuai keadaan pasien
Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini
(misalnya ada pus, jaringan nekrotik, dll,)
lokasi dan ukurannya juga dilengkapi
55. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Peralatan khusus yang diperlukan: isi
misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll
Recomendation Rekomendasikan intervensi keperawatan yang
telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care
plan) termasuk discharge planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana
konsultasi, rencana fisiotherafi dll
Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi
jumlah barang / berkas
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat
menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif
dalam melakukan fungsi manajemen lainnya.
Empat kegiatan dalam delegasi wewenang :
1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan
tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan
3. Perawat yang meneriman delegasi baik eksplisit maupun
implisit menimbulkan kewajiban dan tanggunh jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban
(akuntabilitas) atas hasil yang telah dicapai
DELEGASI
56. SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen
dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbigan dan
sebagian kecil pengawasan.
Manfaat supervisi antara lain :
1. Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja dan dapat lebih
meningkatkan efisien kerja
2. Peningkatan efektivitas kerja dihubungkan dengan makin
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan “bawahan”
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara “atasan dan bawahan”
SUPERVISI