2. Pendahuluan
Perubahan biologis besar terjadi saat bayi
mengalami transisi dari intrauterin ke
ekstrauterin
Perubahan ini menjadi dasar bagi pertumbuhan
dan perkembangannya dikemudian hari
Peran perawat: membantu bayi menjalani
transisi yang aman ke kehidupan ekstrauterin
dan membantu ibu melalui masa transisi
menjadi orang tua.
3. Tujuan Asuhan
Mencapai dan mempertahankan usaha nafas
dan kepatenan jalan nafas
Menyediakan lingkungan yang hangat dan
mencegah hipotermia
Menciptakan lingkungan yang aman dan
memberikan tindakan preventif
Meningkatkan hubungan tali kasih ibu-bayi
4. Pengelolaan Bayi Segera
Setelah Lahir
Membersihkan jalan nafas
setelah kepala bayi lahir, jangan buru –
buru mengeluarkan badan bayi segera
bersihkan jalan nafas dgn melap mulut
menggunakan kasa steril atau penghisap Delee.
Mencegah kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pd bayi
baru lahir belum berfungsi sempurna.
5. Upaya Untuk Mencegah
Kehilangan Panas pd BBL
Keringkan bayi dgn seksama
Selimutkan bayi dgn selimut atau kain bersih dan
hangat
Selimuti bagian kepala bayi
Anjurkan ibu unt memeluk dan menyusui
bayinya
Jangan segera menimbang dan memandikan bayi
baru lahir
Tempatkan bayi dilingkungan yg hangat
6. Mekanisme Kehilangan Panas
Evaporasi
Jalan utama bayi kehilangan panas, penguapan cairan
ketuban pd permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri
Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dgn permukaan yg dingin
7. Lanjutan Mekanisme…
Konveksi
Kehilangan panas yg terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yg lebih dingin
Radiasi
Kehilangan panas yg terjadi karena bayi
ditempatkan didekat benda- benda yg mempunyai
suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi
8. Lanjutan Pengelolaan BBL…
Penilaian APGAR SCORE
Pada menit pertama
menandakan pertahanan
hidup segera sementara
menit kelima dapat
memprediksikan pertahanan
hidup yang lebih lama
9. Fokus perhatian Apgar
pada 5 penilaian:
Heart Rate:
Dapat dipalpasi pada tali pusat
Lebih akurat dengan auskultasi
Menit pertama:150-180x/menit
Jam pertama :130-140x/menit
HR 100x/menit atau kurang
mengindikasikan kebutuhan
akan resusitasi
10. Lanjutan Fokus….
Usaha Nafas
Jika usaha nafas bayi baik akan
menangis keras dan tidak
mengalami kesulitan nafas
Pernafasan reguler tercapai pada
beberapa menit
Lambat atau pernafasan iregular
atau apnoe menunjukkan
kesulitan nafas atau depresi
11. Lanjutan Fokus….
Tonus Otot
Bayi yang mempunyai tonus otot
yang baik akan tampak
memfleksikan ekstremitasnya dan
menahan usaha ekstensi
Jika tidak konsisten dalam fleksinya
akan termasuk tonus yang sedang
Jika flasid atau lemas maka
termasuk kondisi buruk
12. Lanjutan Fokus….
Refleks Irritabel
Dapat dilihat dari tangisan yang keras
Tangisan lemah dan meringis menunjukkan
keadaan yang lemah
Bayi yang mengalami depresi sistem syaraf pusat
akan tampak tdk berespon
Warna Kulit
Cianosis akan tampak pada sebagian besar bayi
pada beberapa saat kelahiran
Saat sirkulasi berubah ke ekstrauterin dan mulai
bernafas, bayi sehat akan berwarna pink
13. NILAI APGAR
(Dr Virginia Apgar,1953)
0 1 2
Appearance
(warna kulit)
Pucat Badan merah,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh kemerah-
merahan
Pulse Rate
(frekwensi Nadi)
Tidak
ada
Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace
(Reaksi
rangsangan)
Tidak
ada
Sedikit mimik Batuk/bersin,menangis
Activity
(Tonus Otot)
Tidak
ada
Ekstremitas dalam
sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(Pernafasan)
Tidak
ada
Lemah tidak teratur Baik/menangis
14. Interpretasi APGAR
Kondisi yang baik
Nilai Apgar 7 – 10
Tidak perlu tindakan khusus,
observasi rutin dan
mempertahankan
kepatenan jalan nafas
Menyediakan suhu yang
hangat
15. Lanjutan Interpretasi…
Kondisi diantara
Jika Apgar 4 – 6
Diperlukan pemberian
oksigen
Pemberian oksigen dengan
masker tapi tidak boleh lebih
dari 4 L/mnt
Tepukan dan usapan ringan
dengan handuk dapat
menjadi stimulus
Rangsangan pernafasan
17. Lanjutan Pengelolaan BBL…
Menilai masalah umum pd bayi
Trauma lahir atau cidera fisik yang
didapat sewaktu lahir
Mendukung orang tua dalam perawatan bayi
18. Promosi hubungan Tali Kasih
Ibu-Bayi
Ibu harus segera
mengendong bayinya
setelah lahir
Segera menyusui bayi
Usahakan adanya
kontak kulit ke kulit
Berikan informasi
tentang kondisi bayi
19. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian Awal: skoring APGAR
Pengkajian klinis usia gestasional
morbiditas dan mortalitas perinatal sangat
berhubungan dgn usia gestasi dan berat badan lahir
- BB sehubungan dgn usia gestasi
Bayi yg beratnya cukup unt usia gestasi
pertumbuhan dgn kecepatan normal
Bayi yg besar unt usia gestasi laju
pertumbuhan dgn kecepatan tinggi Bayi kecil
unt usia gestasi retardasi/ kelambatan
pertumbuhan
20. Lanjutan Usia Gestasi…
- Pengukuran umum
Lingkar dada: 30,5 – 33 cm
Lingkar perut
Panjang kepala – tumit: 48-53 cm
BB: 2700 – 4000 gram
Keadaan umum: kulit, kepala, mata, telinga,
hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada,
paru, jantung, abdomen, genital
21. Lanjutan Pengkajian…
Pengkajian Transisional: Periode Reaktivitas
Periode Reaktivitas Pertama
- Berlangsung 6-8 jam setelah kelahiran
- Selama 30 menit pertama, bayi sangat siaga,
menangis keras, mengisap kepalan tangannya,
tampak sangat tertarik pd lingkungan, mata
neonatus terbuka, frekuensi pernafasan bisa
mencapai 80 x/mnt, denyut jantung mencapai
180 x/mnt, bising usus aktif, sekresi mukus
meningkat
22. Lanjutan Reaktivitas
Pertama…
- Stadium kedua berlangsung 2-4 jam: denyut
jantung dan pernafasan menurun, suhu terus
menurun, produksi mukus <, kemih atau tinja
biasanya tdk keluar
Periode Reaktivitas Kedua
- Dimulai ketika bayi bangun dari tidur nyenyak,
berlangsung sekitar 2-5 jam
- Bayi kembali siaga dan responsif, denyut jantung
dan pernafasan , reflek GAG aktif, ekresi
lambung dan respirasi
seringkali mengeluarkan mekonium
23. Lanjutan Pengkajian…
Pengkajian Tingkah Laku
menggunakan BNBAS (Brazelton
Neonatal Behavior Scale)
Area utama tingkah laku: tidur, bangun dan
aktivitas seperti menangis
24. Diagnosa Keperawatan
Tidakefektifnya bersihan jalan nafas b/d mukus
yg berlebihan
Risiko terjadinya perubahan suhu tubuh b/d
pengendalian suhu yg imatur
Resiko infeksi atau inflamasi b/d defisiensi
pertahanan imunologis
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d imaturitas
Risiko trauma b/d ketidakberdayaan fisik