Dokumen tersebut berisi tentang checklist penatalaksanaan pra rujukan kegawatdaruratan jantung dan pembuluh darah. Checklist tersebut meliputi tahapan-tahapan seperti penilaian kesadaran, pemeriksaan sirkulasi, jalan nafas, dan pernapasan pasien, evaluasi kondisi setelah dilakukan resusitasi jantung paru, serta re-evaluasi kondisi pasien sebelum rujukan lebih lanjut.
2. OLEH KELOMPOK 2:
Azkia Nur Rizkyani
Dessy Ayu Shandra
Dewi Hartati
Diyana Wati
Dyah Nawang Sari
3. PENYAKIT KARDIOVASKULER
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Pada
kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya
terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Perubahan tersebut
disebabkan oleh:
1. Hipervolumia yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap.
2. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran rahim.
4. Dalam kehamilan:
1. Denyut jantung dan nadi meningkat.
2. Pukulan jantung meningkat.
3. Volume darah meningkat.
4. Tekanan darah menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung
bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis).
5. Pengaruh Kehamilan Terhadap Penyakit
Jantung
Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah:
1. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana
volume darah mencapai puncaknya
(hipervolumia).
2. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan
tenaga untuk mengedan dan memerlukan
kerja jantung yang berat.
3. Pada pasca persalinan, dimana darah dari
ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,
sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan
infeksi.
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan:
1. Dapat terjadi abortus.
2. Prematuritas: lahir tidak cukup bulan.
3. Dismaturitas, lahir cukup bulan namun
dengan berat badan lahir rendah.
4. Lahir dengan Apgar rendah atau lahir mati.
5. Kematian janin dalam rahim (KJDR).
6. DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Pernah sakit jantung dan berobat pada dokter untuk penyakitnya.
2. Pernah demam rematik.
Pemeriksaan: auskultasi/palpasi. Empat criteria (Burwell & Metcalfe)
1. Adanya bising diastolik, presistolik, atau bising terus-menerus.
2. Pembesaran jantung yang jelas.
3. Adanya bising jantung yang nyaring disertai thrill.
4. Aritmia yang berat.
Pemeriksaan eketrokardiogram (EKG)
7. Jika wanita hamil disangka
menderita penyakit jantung, yang
paling baik adalah dikonsultasikan
kepada ahlinya.
KELUHAN DAN GEJALA: MUDAH LELAH, DISPNEA, PALIPITASI
KORDIS, NADI TIDAK TERATUR, EDEMA/PULMONAL, DAN SIANOSIS.
HAL INI DAPAT DIKENAL DENGAN MUDAH.
9. NO TAHAP PELAKSANAAN
NILAI
2 1 0
1 Lakukan cek kesadaran
• Panggil identitas pasien
• Tepuk-tepuk di daerah pundak
2 Bila ada respons
• Cepat lakukan penilaian henti nafas/henti jantung (look, listen, feel)
• Bila ada teman panggil bantuan
• Minta tolong teman atau orang sekitar untuk menghubungi Call Center
SPGDT, ambulans, atau orang yang lebih berkompeten
• Selama menunggu datangnya bantuan lakukan RJP sesuai dengan tahapan-
tahapannya
3 Pindahkan pasien ke tempat yang aman, alas yang rata, datar, dan keras, serta
posisi terlentang
10. NO TAHAP PELAKSANAAN
NILAI
2 1 0
4 Lakukan pemeriksaan C-A-B
Circulation
a. Raba nadi karotis (ada/tidak) pada dewasa. Pada anak < 1 tahun raba nadi
brachialis, pada anak > 1 tahum raba nadi karotis dan femoralis.
b. Jika nadi tidak teraba lakukan RJP segera
c. Cara melakukan pijat jantung luar (RJP)
d. Letakkan posisi tangan di bawah pertengahan sternum.
e. Gunakan kedua pangkal telapak tangan diberi tekanan 30 kompresi
dilanjutkan 2 ventilasi
f. Tekan dengan kedalaman minimal 5-6 cm
g. Kecepatann 100-120 kali permenit
11. NO TAHAP PELAKSANAAN
NILAI
2 1 0
Airways
a. Bebaskan jalan nafas (hanya pada siklus pertama)
b. Bersihkan jalan nafas jika ada sumbatan/benda asing dengan cara cross finger
dan finger sweep (sapuan jari). Lihat apakah lidah jatuh ke belakang
c. Buka jalan nafas (triple maneuver)
- Head tilt (untuk pasien tidak ada trauma kepala/leher)
- Chin lift (untuk pasien tidak ada trauma kepala/leher)
- Jaw thrust (untuk pasien dengan trauma kepala/leher)
Breathing
Sambil memperhatikan posisi head tilt – chin lift berikan 2 kali bantuan nafas
mouth to mouth (mulut ke mulut). Ventilasi yang diberikan harus efektif ditandai
dengan dada korban jelas terangkat dan ada ekshalasi setelah setiap bantuan
nafas.
5 Ulangi kembali kompresi dan ventilasi hingga 5 siklus
12. NO TAHAPAN LANGKAH
NILAI
2 1 0
6 Evaluasi
• Teraba ulangi RJP 5 siklus. Bila teraba lanjutkan dengan evaluasi breathing
dengan melakukan look-listen-feel
• LLF (look, listen, feel) periksa kurang dari 10 detik dengan cara
menempelkan pipi kita ke hidung pasien
Look : melihat gerakan dinding dada
Listen : mendengar suara nafas
Feel : merasakan hembusan nafas
• Bila korban tidak bernafas, berikan nafas buatan sebanyak 10-12 x/m
dengan cara mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mouth and nose
7 Re-evaluasi
• Cek nadi karotis
• Cek pernafasan. Lakukan look, listen, feel
• Jika nadi teraba dan nafas adekuat, letakkan korban pada posisi recovery.
• Monitor nadi dan respirasi hingga ambulans atau bantuan datang.