3. DEFINISI
Sindroma Guillain Barre (SGB)/Guillain
Barre Syndrome (GBS) adalah terjadinya
suatu masalah pada sistem saraf yang
menyebabkan kelemahan otot,
kehilangan refleks, dan kebas pada
lengan, tungkai, wajah, dan bagian tubuh
lain. Kasus ini terjadi secara akut dan
berhubungan dengan proses auto imun.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
4. SGB mempunyai banyak sinonim,
antara lain :
Polineuritis akut pasca infeksi
Polineuritis akut toksik
Polineuritis febril
Poliradikulopati,dan
Acute ascending paralysis.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
5. ETIOLOGI
Etiologi BELUM DIKETAHUI PASTI
Pendapat ahli sistem saraf diserang oleh
sistem pertahanan diri tubuh (sistem
imun) penyakit autoimun.
Sindroma Guillain Barresistem imun
menyerang myelin yang kemudian
menyebabkan kerusakan saraf.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
6. Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin
ada hubungannya dengan SGB, antara lain:
Infeksi
Infeksi : radang tenggorokan atau radang lain
Infeksi virus : measles, mumps, rubella, influenza,
Varicella zooster, infeksi mono nukleosis (vaccinia, variola,
hepatitis, coxakie)
Infeksi yang lain: Mycoplasma pneumonia, Salmonella
thyposa, Brucellois, Campylobacter jejuni (dapat
menyebabkan salah satu bentuk keracunan makanan)
Vaksinasi
Pembedahan
Penyakit sistematikKarsinoma, Hodgkin’s disease,
systemic lupus erythematosus, tiroiditis, penyakit Addison.
Kehamilan atau dalam masa nifas
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
7. PATOFISIOLOGI
Infeksi (virus atau bakteri) dan antigen lain
sel Schwann mereplikasi diri
mengaktivasi sel limfosit T mengaktivasi
proses pematangan limfosit B &
memproduksi autoantibodi spesifik
Autoantibodi mendestruksi myelin/axon
sel saraf tidak dapat mengirimkan sinyal
secara efisien Otot kehilangan
kemampuan merespon perintah otak
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
9. GAMBARAN KLINIS
Kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki dan
kadang-kadang di sekitar mulut dan bibir
Kelemahan otot lengan dan tungkai serta wajah
Gangguan fungsi otonom sinus takikardi atau
sinus bradikardi (lebih jarang), wajah memerah
(facial flushing), hipertensi atau hipotensi yang
berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodic
profuse diaphoresis, retensi urin atau
inkontinensia urin. Gangguan otonom jarang
menetap lebih dari 1 atau 2 minggu.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
10. Kesulitan bicara, mengunyah dan menelan
Nyeri punggung
Tidak mampu menggerakkan mata
Kegagalan pernapasan Komplikasi utama
yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani
dengan baik. Kegagalan pernapasan
disebabkan oleh paralisis diafragma dan
kelumpuhan otot-otot pernapasan.
Papiledema karena peningkatan kadar
protein dalam cairan otot yang menyebabkan
penyumbatan vili arachoidales sehingga
absorbsi cairan otak berkurang
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
11. Gejala biasanya diawali dengan
kebas pada jari-jari tangan dan
kaki terjadi kelemahan otot di
kaki dan lengan ± 4 minggu,
kebanyakan pasien membaik.
SGB akan mematikan jika terjadi
kelemahan pada otot yang
mengatur pernapasan, nadi, dan
tekanan darah.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
12. KLASIFIKASI
Varian dari SGB dapat diklasifikasikan,
yaitu:
Acute inflamatory demyelinating
polyradiculoneuropathy
Subacute inflamatory demyelinating
polyradiculoneuropathy
Acute motor axonal neuropathy
Acute motor sensory axonal neuropathy
Fisher’s syndrome
Acute pandysautonomia
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
13. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding Sindroma Guillain Bare adalah:
Miastenia gravis akut Otot mandibula penderita GBS
tetap kuat, sedangkan pada miastenia otot mandibula akan
melemah setelah beraktivitas; selain itu tidak didapati
defisit sensorik ataupun arefleksia.
Thrombosis arteri basilaris Pada GBS, pupil masih
reaktif, adanya arefleksia
Paralisis periodik Ditandai oleh paralisis umum
mendadak tanpa keterlibatan otot pernafasan dan hipo
atau hiperkalemia.
Botulisme Didapati pada penderita dengan riwayat
paparan makanan kaleng yang terinfeksi. Gejala dimulai
dengan diplopia disertai dengan pupil yang non-reaktif
pada fase awal, serta adanya bradikardia; yang jarang
terjadi pada pasien GBS.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
14. Tick paralysis Umumnya terjadi pada anak-anak
dengan didapatinya kutu (tick) yang menempel pada
kulit.
Porfiria intermiten akut Terdapat paralisis respiratorik
akut dan mendadak
Neuropati akibat logam berat Umumnya terjadi pada
pekerja industri dengan riwayat kontak dengan logam
berat. Onset gejala lebih lambat daripada GBS.
Cedera medulla spinalis Gejala hampir sama yakni
pada fase syok spinal, dimana refleks tendon akan
menghilang.
Poliomyelitis Didapati demam pada fase awal
Mielopati servikalis Pada GBS, terdapat keterlibatan
otot wajah dan pernafasan
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
15. PROGNOSIS
Dahulu sebelum adanya ventilasi
buatan ± 20% meninggal
karena gagal napas.
Saat ini kematian ± 2–10 %
dengan penyebab kematian
karena kegagalan pernapasan,
gangguan fungsi otonom, infeksi
paru, dan emboli paru.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
16. 60-80% sembuh secara
sempurna dalam waktu enam
bulan
7-22% sembuh dalam waktu 12
bulan dengan kelainan motorik
ringan dan atrofi otot-otot kecil di
tangan dan kaki.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
17. PEMERIKSAAN
Cairan serebrospinal
(CSS) Disosiasi
sitoalbuminik, yakni
meningkatnya jumlah
protein (100-1000
mg/dL) tanpa disertai
adanya pleositosis
(peningkatan hitung
sel).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
18. Pemeriksaan kecepatan hantar
saraf (KHS) dan elektromiografi
(EMG)
Gambaran elektrodiagnostik yang
mendukung diagnosis SGB adalah :
Kecepatan hantaran saraf motorik
dan sensorik melambat
Distal motor retensi memanjang
Kecepatan hantaran gelombang-f
melambat, menunjukkan
perlambatan pada segmen
proksimal dan radiks saraf.
Bila ditemukan potensial denervasi
menunjukkan bahwa penyembuhan
penyakit lebih lama dan tidak
sembuh sempurna .
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
19. Pemeriksaan darah Darah tepi leukositosis
polimorfonuklear sedang dengan pergeseran ke
bentuk yang imatur, limfosit cenderung rendah
selama fase awal dan fase aktif penyakit.
Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis;
eosinofilia jarang ditemui.
- Respon hipersensitivitas antibodi tipe lambat
- Peningkatan immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
20. Elektrokardiografi (EKG)
menunjukkan adanya perubahan
gelombang Tserta sinus
takikardia. Peningkatan voltase QRS
kadang dijumpai, namun tidak sering.
Tes fungsi respirasi (pengukuran
kapasitas vital paru) akan
menunjukkan adanya insufisiensi
respiratorik yang sedang berjalan
(impending).
Pemeriksaan patologi anatomi
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
21. PENATALAKSANAAN
SGB kedaruratan medis dan pasien diatasi di
ICU. Pasien dengan masalah pernapasan
memerlukan ventilator yang kadang-kadang
dalam waktu yang lama.
Sebagian besar penderita dapat sembuh
sendiri.
Pengobatan secara umum bersifat simptomatik
Tujuan terapi khusus: mengurangi beratnya
penyakit dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas (imunoterapi).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
22. 1. Kortikosteroid: Kebanyakan penelitian
mengatakan tidak bermanfaat untuk terapi
SGB.
2. Plasmaparesis/plasma exchange untuk
mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar.
Hasil yang baik perbaikan klinis yang lebih
cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih
sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek.
Prinsip pengobatan mengganti 200-250 ml
plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis
lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset
gejala (minggu pertama).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
23. 3. Pengobatan imunosupresan:
a. Imunoglobulin IV
Gamma globulin I.V lebih menguntungkan
dibandingkan plasmaparesis karena efek
samping/komplikasi lebih ringan. Dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari
dilanjutkan dengan 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari
sampai sembuh.
b. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP)
Azathioprine
cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia,
muntah, mual dan sakit kepala.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
25. PENGKAJIAN
Anamnesa
Identitas klien : meliputi nama,
alamat, umur, jenis kelamin, status
Keluhan utama : kelumpuhan dan
kelemahan
Riwayat penyakit : sejak kapan, semakin
memburuknya kondisi/kelumpuhan, upaya
yang dilakukan selama menderita penyakit
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
28. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNGKIN MUNCUL
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
kelemahan otot-otot pernapasan atau paralisis,
berkurangnya refleks batuk, imobilisasi
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah,
menelan, kelelahan, paralisis ekstremitas
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
29. Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan paralisis saraf kranial VII, trakheostomi
Gangguan eliminasi: konstipasi, diare
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake
makanan, immobilisasi
Tidak efektifnya koping pasien berhubungan
dengan keadaan penyakitnya
Kuranganya pengetahuan pasien/keluarga
berhubungan dengan penyakit, pengobatan,
prognosis, dan perawatannya.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-