SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN SINDROMA GUILLAIN BARRE
DEFINISI
Sindroma Guillain Barre (SGB)/Guillain
Barre Syndrome (GBS) adalah terjadinya
suatu masalah pada sistem saraf yang
menyebabkan kelemahan otot,
kehilangan refleks, dan kebas pada
lengan, tungkai, wajah, dan bagian tubuh
lain. Kasus ini terjadi secara akut dan
berhubungan dengan proses auto imun.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
SGB mempunyai banyak sinonim,
antara lain :
Polineuritis akut pasca infeksi
Polineuritis akut toksik
Polineuritis febril
Poliradikulopati,dan
Acute ascending paralysis.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
ETIOLOGI
Etiologi  BELUM DIKETAHUI PASTI
Pendapat ahli  sistem saraf diserang oleh
sistem pertahanan diri tubuh (sistem
imun)  penyakit autoimun.
Sindroma Guillain Barresistem imun
menyerang myelin yang kemudian
menyebabkan kerusakan saraf.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin
ada hubungannya dengan SGB, antara lain:
 Infeksi
Infeksi : radang tenggorokan atau radang lain
Infeksi virus : measles, mumps, rubella, influenza,
Varicella zooster, infeksi mono nukleosis (vaccinia, variola,
hepatitis, coxakie)
Infeksi yang lain: Mycoplasma pneumonia, Salmonella
thyposa, Brucellois, Campylobacter jejuni (dapat
menyebabkan salah satu bentuk keracunan makanan)
 Vaksinasi
 Pembedahan
 Penyakit sistematikKarsinoma, Hodgkin’s disease,
systemic lupus erythematosus, tiroiditis, penyakit Addison.
 Kehamilan atau dalam masa nifas
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
PATOFISIOLOGI
Infeksi (virus atau bakteri) dan antigen lain
 sel Schwann  mereplikasi diri 
mengaktivasi sel limfosit T  mengaktivasi
proses pematangan limfosit B &
memproduksi autoantibodi spesifik 
Autoantibodi mendestruksi myelin/axon 
sel saraf tidak dapat mengirimkan sinyal
secara efisien  Otot kehilangan
kemampuan merespon perintah otak
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
GAMBARAN KLINIS
 Kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki dan
kadang-kadang di sekitar mulut dan bibir
 Kelemahan otot lengan dan tungkai serta wajah
 Gangguan fungsi otonom  sinus takikardi atau
sinus bradikardi (lebih jarang), wajah memerah
(facial flushing), hipertensi atau hipotensi yang
berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodic
profuse diaphoresis, retensi urin atau
inkontinensia urin. Gangguan otonom jarang
menetap lebih dari 1 atau 2 minggu.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Kesulitan bicara, mengunyah dan menelan
Nyeri punggung
Tidak mampu menggerakkan mata
Kegagalan pernapasan  Komplikasi utama
yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani
dengan baik. Kegagalan pernapasan
disebabkan oleh paralisis diafragma dan
kelumpuhan otot-otot pernapasan.
Papiledema  karena peningkatan kadar
protein dalam cairan otot yang menyebabkan
penyumbatan vili arachoidales sehingga
absorbsi cairan otak berkurang
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Gejala biasanya diawali dengan
kebas pada jari-jari tangan dan
kaki  terjadi kelemahan otot di
kaki dan lengan ± 4 minggu,
kebanyakan pasien membaik.
SGB akan mematikan jika terjadi
kelemahan pada otot yang
mengatur pernapasan, nadi, dan
tekanan darah.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
KLASIFIKASI
Varian dari SGB dapat diklasifikasikan,
yaitu:
Acute inflamatory demyelinating
polyradiculoneuropathy
Subacute inflamatory demyelinating
polyradiculoneuropathy
Acute motor axonal neuropathy
Acute motor sensory axonal neuropathy
Fisher’s syndrome
Acute pandysautonomia
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding Sindroma Guillain Bare adalah:
 Miastenia gravis akut  Otot mandibula penderita GBS
tetap kuat, sedangkan pada miastenia otot mandibula akan
melemah setelah beraktivitas; selain itu tidak didapati
defisit sensorik ataupun arefleksia.
 Thrombosis arteri basilaris  Pada GBS, pupil masih
reaktif, adanya arefleksia
 Paralisis periodik  Ditandai oleh paralisis umum
mendadak tanpa keterlibatan otot pernafasan dan hipo
atau hiperkalemia.
 Botulisme  Didapati pada penderita dengan riwayat
paparan makanan kaleng yang terinfeksi. Gejala dimulai
dengan diplopia disertai dengan pupil yang non-reaktif
pada fase awal, serta adanya bradikardia; yang jarang
terjadi pada pasien GBS.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
 Tick paralysis Umumnya terjadi pada anak-anak
dengan didapatinya kutu (tick) yang menempel pada
kulit.
 Porfiria intermiten akut  Terdapat paralisis respiratorik
akut dan mendadak
 Neuropati akibat logam berat  Umumnya terjadi pada
pekerja industri dengan riwayat kontak dengan logam
berat. Onset gejala lebih lambat daripada GBS.
 Cedera medulla spinalis  Gejala hampir sama yakni
pada fase syok spinal, dimana refleks tendon akan
menghilang.
 Poliomyelitis Didapati demam pada fase awal
 Mielopati servikalis  Pada GBS, terdapat keterlibatan
otot wajah dan pernafasan
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
PROGNOSIS
Dahulu sebelum adanya ventilasi
buatan  ± 20% meninggal
karena gagal napas.
Saat ini  kematian ± 2–10 %
dengan penyebab kematian
karena kegagalan pernapasan,
gangguan fungsi otonom, infeksi
paru, dan emboli paru.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
60-80%  sembuh secara
sempurna dalam waktu enam
bulan
7-22%  sembuh dalam waktu 12
bulan dengan kelainan motorik
ringan dan atrofi otot-otot kecil di
tangan dan kaki.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
PEMERIKSAAN
 Cairan serebrospinal
(CSS)  Disosiasi
sitoalbuminik, yakni
meningkatnya jumlah
protein (100-1000
mg/dL) tanpa disertai
adanya pleositosis
(peningkatan hitung
sel).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
 Pemeriksaan kecepatan hantar
saraf (KHS) dan elektromiografi
(EMG)
Gambaran elektrodiagnostik yang
mendukung diagnosis SGB adalah :
 Kecepatan hantaran saraf motorik
dan sensorik melambat
 Distal motor retensi memanjang
 Kecepatan hantaran gelombang-f
melambat, menunjukkan
perlambatan pada segmen
proksimal dan radiks saraf.
 Bila ditemukan potensial denervasi
menunjukkan bahwa penyembuhan
penyakit lebih lama dan tidak
sembuh sempurna .
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
 Pemeriksaan darah Darah tepi  leukositosis
polimorfonuklear sedang dengan pergeseran ke
bentuk yang imatur, limfosit cenderung rendah
selama fase awal dan fase aktif penyakit.
Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis;
eosinofilia jarang ditemui.
- Respon hipersensitivitas antibodi tipe lambat
- Peningkatan immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Elektrokardiografi (EKG)
menunjukkan adanya perubahan
gelombang Tserta sinus
takikardia. Peningkatan voltase QRS
kadang dijumpai, namun tidak sering.
Tes fungsi respirasi (pengukuran
kapasitas vital paru) akan
menunjukkan adanya insufisiensi
respiratorik yang sedang berjalan
(impending).
Pemeriksaan patologi anatomi
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
PENATALAKSANAAN
SGB  kedaruratan medis dan pasien diatasi di
ICU. Pasien dengan masalah pernapasan
memerlukan ventilator yang kadang-kadang
dalam waktu yang lama.
Sebagian besar penderita dapat sembuh
sendiri.
Pengobatan secara umum bersifat simptomatik
Tujuan terapi khusus: mengurangi beratnya
penyakit dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas (imunoterapi).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
1. Kortikosteroid: Kebanyakan penelitian
mengatakan tidak bermanfaat untuk terapi
SGB.
2. Plasmaparesis/plasma exchange  untuk
mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar.
Hasil yang baik perbaikan klinis yang lebih
cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih
sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek.
Prinsip pengobatan  mengganti 200-250 ml
plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis
lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset
gejala (minggu pertama).
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
3. Pengobatan imunosupresan:
a. Imunoglobulin IV
Gamma globulin I.V lebih menguntungkan
dibandingkan plasmaparesis karena efek
samping/komplikasi lebih ringan. Dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari
dilanjutkan dengan 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari
sampai sembuh.
b. Obat sitotoksik
Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:
6 merkaptopurin (6-MP)
Azathioprine
cyclophosphamid
Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia,
muntah, mual dan sakit kepala.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
ASKEP KLIEN
DENGAN SINDROMA
GUILLAIN BARRE
PENGKAJIAN
Anamnesa
 Identitas klien : meliputi nama,
alamat, umur, jenis kelamin, status
 Keluhan utama : kelumpuhan dan
kelemahan
 Riwayat penyakit : sejak kapan, semakin
memburuknya kondisi/kelumpuhan, upaya
yang dilakukan selama menderita penyakit
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Pemeriksaan fisik
 B1 (Breathing): Kesulitan bernafas/sesak, pernafasan abdomen,
apneu, menurunnya kapasitas vital/paru, reflek batuk turun,
resiko akumulasi secret.
 B2 (Bleeding): Hipotensi/hipertensi, takikardi/bradikardi, wajah
kemerahan.
 B3 (Brain): Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas
sensasi nyeri turun, perubahan ketajaman penglihatan, ganggua
keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun), fluktuasi
suhu badan.
 B4 (Bladder): Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine,
hilangnya sensasi saat berkemih.
 B5 ( Bowel): Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot
abdomen, peristaltic usus turun, konstipasi sampai hilangnya
sensasi anal.
 B6 (Bone): Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera/injuri fraktur
tulang, hemiplegi, paraplegi.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
Pemeriksaan Penunjang
Cairan Cerebrospinal (CSS) 
disosiasi sitoalbumik
KHS & EMG
Pemeriksaan darah
EKG
Tes Fungsi Respirasi
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNGKIN MUNCUL
 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
kelemahan otot-otot pernapasan atau paralisis,
berkurangnya refleks batuk, imobilisasi
 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah,
menelan, kelelahan, paralisis ekstremitas
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
 Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan paralisis saraf kranial VII, trakheostomi
 Gangguan eliminasi: konstipasi, diare
berhubungan dengan tidak adekuatnya intake
makanan, immobilisasi
 Tidak efektifnya koping pasien berhubungan
dengan keadaan penyakitnya
 Kuranganya pengetahuan pasien/keluarga
berhubungan dengan penyakit, pengobatan,
prognosis, dan perawatannya.
08/05/2013
AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES
Pertamedika,Jakarta-
INTERVENSI
KEPERAWATAN

More Related Content

What's hot

Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindromFionna Pohan
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary surveyIra Rahmawati
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajarhomeworkping4
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinMayah M4y
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulindian dian
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demamTmb Odhian
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 

What's hot (20)

Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Primary and secondary survey
Primary and secondary surveyPrimary and secondary survey
Primary and secondary survey
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanLatihan soal ujian kompetensi keperawatan
Latihan soal ujian kompetensi keperawatan
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Askep polio mielitis
Askep polio mielitisAskep polio mielitis
Askep polio mielitis
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 

Similar to Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Similar to Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome (20)

Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptxKelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
Kelompok 3-4 Kegawatdaruratan Asma .pptx
 
Kelainan saraf tepi
Kelainan saraf tepiKelainan saraf tepi
Kelainan saraf tepi
 
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafanAsuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
Asuhan keperawatan pada masalah sistem persyarafan
 
164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila164844572 114530743-case-sgb-rila
164844572 114530743-case-sgb-rila
 
Lp vertigo
Lp vertigoLp vertigo
Lp vertigo
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MGppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
ppt miastenia gravis MG ppt miastenia gravis MG
 
Book review poli
Book review poliBook review poli
Book review poli
 
GBS
GBSGBS
GBS
 
Askep multiplesklerosi
Askep multiplesklerosiAskep multiplesklerosi
Askep multiplesklerosi
 
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Myastenia Gravis
 
Askep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosisAskep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosis
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
 
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNAKejan demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejan demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Gadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.pptGadar_Neurologi.ppt
Gadar_Neurologi.ppt
 
APS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptxAPS tugas Yogi.pptx
APS tugas Yogi.pptx
 
Demam chikungunya
Demam chikungunyaDemam chikungunya
Demam chikungunya
 
Dm retinopati
Dm retinopatiDm retinopati
Dm retinopati
 
Asuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mataAsuhan keperawatan trauma mata
Asuhan keperawatan trauma mata
 
219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur219824917 98070504-case-katarak-matur
219824917 98070504-case-katarak-matur
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 

Recently uploaded (18)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 

Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

  • 2. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SINDROMA GUILLAIN BARRE
  • 3. DEFINISI Sindroma Guillain Barre (SGB)/Guillain Barre Syndrome (GBS) adalah terjadinya suatu masalah pada sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot, kehilangan refleks, dan kebas pada lengan, tungkai, wajah, dan bagian tubuh lain. Kasus ini terjadi secara akut dan berhubungan dengan proses auto imun. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 4. SGB mempunyai banyak sinonim, antara lain : Polineuritis akut pasca infeksi Polineuritis akut toksik Polineuritis febril Poliradikulopati,dan Acute ascending paralysis. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 5. ETIOLOGI Etiologi  BELUM DIKETAHUI PASTI Pendapat ahli  sistem saraf diserang oleh sistem pertahanan diri tubuh (sistem imun)  penyakit autoimun. Sindroma Guillain Barresistem imun menyerang myelin yang kemudian menyebabkan kerusakan saraf. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 6. Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan SGB, antara lain:  Infeksi Infeksi : radang tenggorokan atau radang lain Infeksi virus : measles, mumps, rubella, influenza, Varicella zooster, infeksi mono nukleosis (vaccinia, variola, hepatitis, coxakie) Infeksi yang lain: Mycoplasma pneumonia, Salmonella thyposa, Brucellois, Campylobacter jejuni (dapat menyebabkan salah satu bentuk keracunan makanan)  Vaksinasi  Pembedahan  Penyakit sistematikKarsinoma, Hodgkin’s disease, systemic lupus erythematosus, tiroiditis, penyakit Addison.  Kehamilan atau dalam masa nifas 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 7. PATOFISIOLOGI Infeksi (virus atau bakteri) dan antigen lain  sel Schwann  mereplikasi diri  mengaktivasi sel limfosit T  mengaktivasi proses pematangan limfosit B & memproduksi autoantibodi spesifik  Autoantibodi mendestruksi myelin/axon  sel saraf tidak dapat mengirimkan sinyal secara efisien  Otot kehilangan kemampuan merespon perintah otak 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 9. GAMBARAN KLINIS  Kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki dan kadang-kadang di sekitar mulut dan bibir  Kelemahan otot lengan dan tungkai serta wajah  Gangguan fungsi otonom  sinus takikardi atau sinus bradikardi (lebih jarang), wajah memerah (facial flushing), hipertensi atau hipotensi yang berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodic profuse diaphoresis, retensi urin atau inkontinensia urin. Gangguan otonom jarang menetap lebih dari 1 atau 2 minggu. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 10. Kesulitan bicara, mengunyah dan menelan Nyeri punggung Tidak mampu menggerakkan mata Kegagalan pernapasan  Komplikasi utama yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Kegagalan pernapasan disebabkan oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernapasan. Papiledema  karena peningkatan kadar protein dalam cairan otot yang menyebabkan penyumbatan vili arachoidales sehingga absorbsi cairan otak berkurang 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 11. Gejala biasanya diawali dengan kebas pada jari-jari tangan dan kaki  terjadi kelemahan otot di kaki dan lengan ± 4 minggu, kebanyakan pasien membaik. SGB akan mematikan jika terjadi kelemahan pada otot yang mengatur pernapasan, nadi, dan tekanan darah. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 12. KLASIFIKASI Varian dari SGB dapat diklasifikasikan, yaitu: Acute inflamatory demyelinating polyradiculoneuropathy Subacute inflamatory demyelinating polyradiculoneuropathy Acute motor axonal neuropathy Acute motor sensory axonal neuropathy Fisher’s syndrome Acute pandysautonomia 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 13. DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding Sindroma Guillain Bare adalah:  Miastenia gravis akut  Otot mandibula penderita GBS tetap kuat, sedangkan pada miastenia otot mandibula akan melemah setelah beraktivitas; selain itu tidak didapati defisit sensorik ataupun arefleksia.  Thrombosis arteri basilaris  Pada GBS, pupil masih reaktif, adanya arefleksia  Paralisis periodik  Ditandai oleh paralisis umum mendadak tanpa keterlibatan otot pernafasan dan hipo atau hiperkalemia.  Botulisme  Didapati pada penderita dengan riwayat paparan makanan kaleng yang terinfeksi. Gejala dimulai dengan diplopia disertai dengan pupil yang non-reaktif pada fase awal, serta adanya bradikardia; yang jarang terjadi pada pasien GBS. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 14.  Tick paralysis Umumnya terjadi pada anak-anak dengan didapatinya kutu (tick) yang menempel pada kulit.  Porfiria intermiten akut  Terdapat paralisis respiratorik akut dan mendadak  Neuropati akibat logam berat  Umumnya terjadi pada pekerja industri dengan riwayat kontak dengan logam berat. Onset gejala lebih lambat daripada GBS.  Cedera medulla spinalis  Gejala hampir sama yakni pada fase syok spinal, dimana refleks tendon akan menghilang.  Poliomyelitis Didapati demam pada fase awal  Mielopati servikalis  Pada GBS, terdapat keterlibatan otot wajah dan pernafasan 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 15. PROGNOSIS Dahulu sebelum adanya ventilasi buatan  ± 20% meninggal karena gagal napas. Saat ini  kematian ± 2–10 % dengan penyebab kematian karena kegagalan pernapasan, gangguan fungsi otonom, infeksi paru, dan emboli paru. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 16. 60-80%  sembuh secara sempurna dalam waktu enam bulan 7-22%  sembuh dalam waktu 12 bulan dengan kelainan motorik ringan dan atrofi otot-otot kecil di tangan dan kaki. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 17. PEMERIKSAAN  Cairan serebrospinal (CSS)  Disosiasi sitoalbuminik, yakni meningkatnya jumlah protein (100-1000 mg/dL) tanpa disertai adanya pleositosis (peningkatan hitung sel). 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 18.  Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) dan elektromiografi (EMG) Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosis SGB adalah :  Kecepatan hantaran saraf motorik dan sensorik melambat  Distal motor retensi memanjang  Kecepatan hantaran gelombang-f melambat, menunjukkan perlambatan pada segmen proksimal dan radiks saraf.  Bila ditemukan potensial denervasi menunjukkan bahwa penyembuhan penyakit lebih lama dan tidak sembuh sempurna . 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 19.  Pemeriksaan darah Darah tepi  leukositosis polimorfonuklear sedang dengan pergeseran ke bentuk yang imatur, limfosit cenderung rendah selama fase awal dan fase aktif penyakit. Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis; eosinofilia jarang ditemui. - Respon hipersensitivitas antibodi tipe lambat - Peningkatan immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 20. Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan adanya perubahan gelombang Tserta sinus takikardia. Peningkatan voltase QRS kadang dijumpai, namun tidak sering. Tes fungsi respirasi (pengukuran kapasitas vital paru) akan menunjukkan adanya insufisiensi respiratorik yang sedang berjalan (impending). Pemeriksaan patologi anatomi 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 21. PENATALAKSANAAN SGB  kedaruratan medis dan pasien diatasi di ICU. Pasien dengan masalah pernapasan memerlukan ventilator yang kadang-kadang dalam waktu yang lama. Sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri. Pengobatan secara umum bersifat simptomatik Tujuan terapi khusus: mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan melalui sistem imunitas (imunoterapi). 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 22. 1. Kortikosteroid: Kebanyakan penelitian mengatakan tidak bermanfaat untuk terapi SGB. 2. Plasmaparesis/plasma exchange  untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar. Hasil yang baik perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek. Prinsip pengobatan  mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama). 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 23. 3. Pengobatan imunosupresan: a. Imunoglobulin IV Gamma globulin I.V lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh. b. Obat sitotoksik Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah: 6 merkaptopurin (6-MP) Azathioprine cyclophosphamid Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual dan sakit kepala. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 25. PENGKAJIAN Anamnesa  Identitas klien : meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, status  Keluhan utama : kelumpuhan dan kelemahan  Riwayat penyakit : sejak kapan, semakin memburuknya kondisi/kelumpuhan, upaya yang dilakukan selama menderita penyakit 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 26. Pemeriksaan fisik  B1 (Breathing): Kesulitan bernafas/sesak, pernafasan abdomen, apneu, menurunnya kapasitas vital/paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.  B2 (Bleeding): Hipotensi/hipertensi, takikardi/bradikardi, wajah kemerahan.  B3 (Brain): Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas sensasi nyeri turun, perubahan ketajaman penglihatan, ganggua keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun), fluktuasi suhu badan.  B4 (Bladder): Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih.  B5 ( Bowel): Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot abdomen, peristaltic usus turun, konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.  B6 (Bone): Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera/injuri fraktur tulang, hemiplegi, paraplegi. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 27. Pemeriksaan Penunjang Cairan Cerebrospinal (CSS)  disosiasi sitoalbumik KHS & EMG Pemeriksaan darah EKG Tes Fungsi Respirasi 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 28. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL  Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot-otot pernapasan atau paralisis, berkurangnya refleks batuk, imobilisasi  Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler  Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah, menelan, kelelahan, paralisis ekstremitas 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-
  • 29.  Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan paralisis saraf kranial VII, trakheostomi  Gangguan eliminasi: konstipasi, diare berhubungan dengan tidak adekuatnya intake makanan, immobilisasi  Tidak efektifnya koping pasien berhubungan dengan keadaan penyakitnya  Kuranganya pengetahuan pasien/keluarga berhubungan dengan penyakit, pengobatan, prognosis, dan perawatannya. 08/05/2013 AlvitaWijayanti-MicroTheachingSTIKES Pertamedika,Jakarta-