Dokumen tersebut membahas tentang penguatan psikososial pra bencana, pemulihan psikososial saat dan pasca bencana, model intervensi psikososial pada korban bencana, dampak psikososial korban bencana, tujuan penanganan psikososial, pemulihan trauma korban penyintas, kerjasama tim interdisiplin dalam keperawatan bencana, dan penyusunan hospital disaster plan.
1. +
PENGUATAN PSIKOSOSIAL PRA BENCANA
PEMULIHAN PSIKOSOSIAL SAAT DAN PASCA BENCANA
DIREKTORAT PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM
DIRJEN PELRINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 8– 12 JUNI 2015
MODEL INTERVENSI PSIKOSOSIAL
PADA KORBAN BENCANA
2. DAMPAK KESEHATAN JIWA dan
PSIKOSOSIAL KORBAN BENCANA ALAM
[SHth-‐Butler, Panzer, Goldfrank, 2003 dalam Dr. Eka Viora, SpKJ, 2009]
Banyak
Sedikit
Ringan Berat
Berat atau banyaknya gejala
Jumlah
yang
terkena
bencana
Contoh reaksi berat :
•PTSD, Depresi
Contoh reaksi sedang :
•Insomnia menetap, Kecemasan
Contoh reaksi ringan :
kaget (shock), cemas, kesal,
marah, sedih, kehilangan,
merasa bersalah, intensitas
emosi kuat dirasakan, insomnia,
takut
4. Proses mengembalikan individu/ keluarga/ kelompok/
masyarakat pasca peristiwa trauma sehingga:
– menjadi kuat secara individu/ kolekif
– berfungsi optimal (berpikir, merasa, bertindak, berinteraksi,
menjalankan perannya)
– memiliki ketangguhan menghadapi masalah
– menjadi berdaya dan produktif dalam hidupnya
6
PEMULIHAN PSIKOSOSIAL
KORBAN PENYINTAS
5. KORBAN PENYINTAS
• Merasa dirinya tidak
punya kendali atas
situasi yang terjadi
• Pasif, pasrah
• Tergantung pada
pihak lain
• Merasa dirinya punya
kendali atas situasi
yang terjadi
• Aktif, inisiatif
• Berusaha, berupaya,
terlibat aktif untuk
mengatasi masalah
PEMULIHAN PSIKOSOSIAL
7. RANCANGAN
MODEL INTERVENSI PSIKOSOSIAL
BENCANA WILAYAH KONDISI
+ + = INTERVENSI
PSIKOSOSIAL
[jenis, karakteristik, tahap] [geografis, demografis] [dampak bencana, sumber stres]
[individu, kelompok]
13 JENIS BENCANA
SLOW ON SET & FAST ON SET
PRA – SAAT – PASCA
siaga darurat
tanggap darurat
transisi darurat
balita – anak – remaja
pria dewasa
wanita dewasa
ibu hamil – ibu menyusui
penyandang disabilitas
lansia
KELOMPOK RENTAN
KELUHAN FISIK
KELUHAN PIKIRAN + PERASAAN
KEBUTUHAN DASAR
KEBUTUHAN KHUSUS
AKSESIBILITAS
PERLINDUNGAN
PENGISIAN WAKTU LUANG
konseling
percakapan menenangkan
pertolongan pertama psikologis
INDIVIDU
rekreasional
olah raga
kelompok dukungan
KELOMPOK
8. TUJUAN
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
PRA BENCANA 1. Peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan,
masyarakat, kelompok, individu
2. Penguatan jaringan kerja dukungan psikososial
3. Pembuatan dan penyebarluasan materi edukasi dukungan
psikososial
SAAT BENCANA 1. Penyelamatan dan penciptaan rasa aman bagi para penyintas
2. Pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan khusus dan hal-hal
mendesak yang harus segera dipenuhi
3. Pengurangan reaksi-reaksi emosional yang tidak
menyenangkan [cemas, takut, sedih, khawatir dan sejenisnya]
4. Pengkondisian untuk mengembalikan ke situasi normal dan
rutinitas
PASCA BENCANA 1. Keberlanjutan dari empat tujuan di fase saat bencana
2. Pengkondisian untuk resettlement [penempatan kembali] di
lokasi asal atau di lokasi yang baru
9. CONTOH MODEL
INTERVENSI PSIKOSOSIAL
PRA BENCANA 1. Pelatihan, bimbingan teknis, pemantapan, TOT
2. Pembentukan jaringan kerja, pertemuan koordinasi berkala
3. Pembuatan dan pembagian poster, leaflet, brosur, sosialisasi
SAAT BENCANA 1. penjajakan kebutuhan psikososial
2. pertolongan pertama psikologis [psychological first aid atau
PFA]
3. percakapan yang menenangkan
4. kegiatan rekreasional
5. kelompok dukungan
PASCA BENCANA 1. konseling
2. kegiatan keagamaan
3. kegiatan rekreasional
4. kegiatan olah raga
5. kelompok dukungan
10. Kerjasama
Tim
Interdisplin
dalam
Keperawatan
Bencana
• Tim pelayanan kesehatan interdisiplin
merupakan sekelompok professional
yang mempunyai aturan yang jelas,
tujuan umum dan berbeda keahlian.
Tim akan berfungsi baik jika terjadi
adanya konstribusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik.
11. Ciri-Ciri
Inter
Disiplin
Setiap bagian ikut berperan cukup
besar, melakukan perencanaan
pengelolaan bersama.
Setiap bagian beraktivitas
berdasarkan batasan ilmunya.
Konseptual dan operasional :
terpisah-pisah.
Dalam pelayanan kesehatan,
berbagai bidang ilmu berupaya
mengintegrasikan pelayanan untuk
kepentingan pasien. Namun setiap
disiplin membatasi diri secara ‘tegas’
untuk tidak memasukan ranah ilmu
lain.
15. HOSPITAL DISASTER PLAN
(PERENCANAAN RUMAH SAKIT MENGHADAPI BENCANA)
• External disaster plan
bencana terjadi diluar Rumah Sakit,
1. Apakah RS akan mengirim tim kelapangan atau
2. Apakah RS tiba-tiba harus menerima korban masal
• Internal disaster plan
bencana terjadi di Rumah Sakit (RS collaps)
16. BENCANA
DI LUAR RS
Terjadi korban masal
(korban cedera, korban
meninggal, pengungsi)
Korban dikirim ke RS tanpa
seleksi (triage) di lokasi
kejadian bencana.
Daya tampung dan fasilitas
RS terbatas, tidak
mencukupi jumlah kasus yg
harus ditangani
17. HAZARD / BENCANA
DI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
BANJIR
LEDAKAN
1
2 4
3
RUMAH SAKIT
LAPANGAN
EVAKUASI
KE LUAR RS
18. DASAR
KEBIJAKAN
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja no
Per/05/Men/1996 ttg
sistem manajemen
keselamatan dan
kesehatan kerja
SK Meneg PU no
10/KPTS/2000 ttg
ketentuan persyaratan
teknis pengamanan
thd bahaya kebakaran
pd bangunan gedung
dan lingkungan
SK Meneg PU no
11/KPTS/2000 ttg
ketentuan persyaratan
teknis manajemen
penanggulangan
kebakaran di
perkotaan
Badan Standarisasi
Nasional (2000) ttg
pencegahan kebakaran
pd bangunan gedung
2000-2001
menyangkut sistem
hidran, sprinkler
otomatis dan APAR
19. DASAR
KEBIJAKAN
*
Kep Menkes RI no 448/Menkes/ SK/VI/1993 ttg
pembentukan tim kesehatan penanggulangan
korban bencana disetiap RS
Kep Menkes RI no 28/ Menkes/SK/ 1/1995 ttg
petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan
medik korban bencana
Kep Menkes RI no 205 / Menkes/ SK/ III/1999
ttg petunjuk pelaksanaan permintaan dan
pengriman bantuan medik di RS rujukan saat
bencana
Kep Menkes RI no 876/Menkes/ SK/ XI/2006 ttg
kebijakan dan srategi nasional penanggulangan
krisis dan masalah kesehatan
20. STRUKTUR ORGANISASI TIM PB-RS
(Kep Menkes)
1. Ketua,
a. Dijabat oleh pimpinan RS
b. Dibantu oleh staf yg t.d:
Penasihat medik (Ketua Kom Medik)/Dir Pelayanan/ Wadir pelayanan medik)
Humas
Penghubung
Keamanan
Catatan ; Humas, penghubung dan keamanan bisa dijabat satu org dgn sebutan
Pembantu umum.
2. Pelaksana, disesuaikan dengan struktur organisasi RS
a. Operasional
b. Logistik
c. Perencanaan
d. Keuangan
21. PERMASALAHAN
BENCANA
DI RUMAH SAKIT
Tergantung jenis bencananya
(banjir, gempa, kebakaran),
permasalahannya berbeda
Terjadi kepanikan pasien dan
keluarganya untuk menyelamatkan
diri, tidak ada alat evakuasi, tidak
rambu penunjuk arah evakuasi
Petugas tidak mampu mengatasi
situasi dan meninggalkan RS
karena ketidak tahuan tentang
prosedur yg harus dilakukan
22. BAHAYA
POTENSIAL
DAN
BENCANA
DI RUMAH
SAKIT
*
Bahaya fisik : Bising, suhu, vibrasi, radiasi,
tekanan, pencahayaan.
Bahaya kimia : pelarut organik, metanol,
benzena, karbon tetrakhlorida, karbon disulfida,
toluenta.
Bahaya biologi : virus, bakteri , jamur,
plasmodium, cacing.
Bahaya dari faktor ergonomi : teknologi,
penyerasian alat, keterbatasan manusia.
Bahaya dari faktor psikososial: stress
23. KECELAKAAN
DI RS
• KECELAKAAN KERJA
• Ledakan (karena reaksi kimia,
karena tekanan tinggi, karena panas)
menyebabkan kasus trauma tumpul/
tajam dan luka bakar.
• Kebocoran bahan kimia
(menyebabkan keracunan, polusi,
iritasi dll) gangguannya bervariasi
dapat berupa gangguan pernafasan,
gangguan kesadaran, gangguan
fungsi organ dll
• Kebocoran zat radioaktif (ledakan ,
keracunan)
24. KECELAKAAN
DI RS
BUKAN KECELAKAAN KERJA
TETAPI BERPOTENSI
MENYEBABKAN KORBAN
MASAL
Keracunan makanan
(gangguan pencernaan dll)
Perkelahian antar pekerja
atau dengan orang lain dari
luar tempat kerja
25. TUGAS DAN
TANGGUNG
JAWAB R.S.
(Hospital
disaster
plan) Melakukan pelatihan periodik
dan berkelanjutan bagi
personil di RS
Melakukan koordinasi dgn
instansi diluar RS & antar unit
kerja di dalam RS
Membuat perencanaan bila
menghadapi disaster dan
selalu dievaluasi.
26. TUGAS DAN
TANGGUNG
JAWAB R.S.
(Hospital
disaster
plan)
Menentukan penanggung
jawab dan jadwal penugasan
& diketahui oleh seluruh
pegawai di RS
(Pengorganisasian yang jelas
untuk menghadapi bencana)
Menyiagakan sistim
komunikasi, penggerakan
sarana transportasi/
ambulans, penyediaan obat
dan alat untuk korban masal.
28. KELOMPOK
RENTAN DI RS
• Pasien bayi, anak dan
kelompok usia lanjut
• Pasien yg tdk dapat
bangun, tdk sadar atau
tidak bisa berjalan
• Pasien yang berada di
ICU, kamar bedah
29. Hal penting
dalam
Disaster
plan
Menyamakan konsep dan
persepsi pada setiap unit kerja
yang terlibat pada penyusunan
“Hospital Disaster plan”
Mulai dengan melakukan
pemetaan (mapping) utk potensi
bencana yg mengancam, potensi
SDM, data fasilitas & sumbernya
Menyusun perencanaan dalam
bentuk dokumen tertulis dan
protap2 , program sosialisasi dan
pelatihan
33. DISASTER RISK MANAGEMENT
• HOW TO REDUCE THE RISK (identify the risk, asses the
risk etc)
• POPULATION DENSITY (at the disaster area)
• CHARACTERISTIC OF COMMUNITY (vulnerability
group, resilience community)
• CHARACTERISTIC OF DEMOGRAPHY
34. BENCANA
DI RUMAH
SAKIT
Tergantung jenis bencananya
(banjir, gempa, kebakaran),
permasalahannya berbeda
Terjadi kepanikan pasien dan
keluarganya untuk menyelamatkan
diri, tidak ada alat evakuasi, tidak
rambu penunjuk arah evakuasi
Petugas tidak mampu mengatasi
situasi dan meninggalkan RS karena
ketidak tahuan prosedur yg harus
dilakukan