SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan 
Dosen : Dr. Fathi Ismail, MM 
Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan 
Disusun oleh: 
Nama : Maya Syarie 
NIM : 1111014000096 
Pendidikan Bahasa Inggris 
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 
Jakarta 
2012 M / 1434 H
Daftar isi 
Daftar isi ............................................................................................................................. 
Bab I Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 
A. Perlunya Supervisi .................................................................................................. 
B. Pengertian Supervisi ............................................................................................... 
C. Tujuan Supervisi ..................................................................................................... 
D. Fungsi Supervisi ..................................................................................................... 
E. Prinsip Supervisi ..................................................................................................... 
F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor ................................................................ 
G. Sasaran Supervisi .................................................................................................... 
Bab II Teknik-teknik Supervisi Pendidikan 
A. Teknik yang Bersifat Individual 
1. Perkunjungan ke Kelas (Classroom Visitation) ................................................ 
2. Observasi Kelas (Classroom Observation) ....................................................... 
3. Percakapan Pribadi (Individual Conference) .................................................... 
4. Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation) ..................................................... 
5. Menilai Diri Sendiri (Self-Evaluation Check List) ........................................... 
B. Teknik yang Bersifat Kelompok 
1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru ......................................................... 
2. Panitia penyelenggara ...................................................................................... 
3. Rapat guru ........................................................................................................ 
4. Studi kelompok antarguru ................................................................................ 
5. Diskusi sebagai proses kelompok .................................................................... 
6. Tukar menukar pengalaman ............................................................................. 
7. Lokakarya ........................................................................................................ 
8. Diskusi panel .................................................................................................... 
9. Seminar ............................................................................................................ 
10. Simposium ....................................................................................................... 
11. Demonstration teaching ...................................................................................
12. Perpustakaan jabatan ........................................................................................ 
13. Buletin supervisi .............................................................................................. 
14. Membaca langsung .......................................................................................... 
15. Mengikuti kursus ............................................................................................. 
16. Organisasi jabatan ............................................................................................ 
17. Curriculum laboratory ..................................................................................... 
18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf ............................................................. 
Bab III Penerapan Teknik-teknik Supervisi Pendidikan 
A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu 
sistem ...................................................................................................................... 
B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan ............................ 
C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar ......... 
D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik ............... 
E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman 
belajar ...................................................................................................................... 
F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga dan penggunaannya.... 
G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar ........................ 
H. Membantu guru-guru dalam hal menyusun test prestasi belajar ........................... 
I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid ............................................ 
J. Membantu guru-guru dalam membina morl dan kegembiraan kerja ..................... 
K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan 
l’e sprit de corp .......................................................................................................
Bab I 
Konsep Dasar Supervisi Pendidikan 
A. Perlunya Supervisi Pendidikan 
Leeper menggambarkan latar belakang perlunya supervisi – dalam bukunya Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change, sebagai berikut: 
1. Perubahan teknologi ruang angkasa harus diperhatikan sebagai salah satu perubahan sosial. 
2. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. 
3. Peningkatan urbanisasi menimbulkan masalah baru dalam pendidikan. 
4. Hak-hak asasi manusia yang menuntut pemecahan masalah secara rasional. 
5. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat ekonomi atas dengan masyarakat ekonomi kelas bawah. 
Selain itu, kualitas tenaga pengajar yang semakin menurun serta peraturan dan ketentuan negara dalam bidang pendidikan turut mengharuskan diadakannya supervisi pendidikan. 
Swearingen dalam Supervision of Instruction mengemukakan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan sebagai berikut: 
1. Latar belakang kultural 
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pikir murid dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda mempengaruhi lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan berfungsi menyeleksi akulturasi kebudayaan yang positif. 
2. Latar belakang filosofis 
Cara berpikir manusia meningkat sejalan dengan perkembangan zaman. Manusia harus bertanggung jawab dalm memperbaiki dan mengembangkan masa depannya. Hal ini membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk merencanakan segala hal untuk kebaikan di masa depan. Hal ini juga
mncerminkan bahwa supervisi diperlukan dalam penyusunan rencana-rencana untuk mengatur dan mengkoordinir pendidikan dan pengajaran. 
3. Latar belakang psikologis 
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam melakukan perbaikan untuk masa depan. Kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan mengetahui cara pemecahan masalah berdasarkan apa yang sudah kita alami sebelumnya. Keadaan murid dan guru secara emosional juga turut mempengaruhi kondisi belajar-mengajar. Sehingga jika muncul masalah selama kegiatan belajar mengajar, maka harus ada pemecahan dan perbaikan-perbaikan terhadap masalah itu dan selanjutnya diupayakan menghindari masalah yang akan timbul di kemudian hari. 
4. Latar belakang sosial 
Pengakuan martabat manusia dalam kehidupan sosial membawa konsekuensi kepada setiap usaha agar selalu ada kerjasama dengan tidak mengenyampingkan identitas tiap manusia. Cara kerja yang bersifat kooperatif secara bertanggung jawab merupakan suatu cara kerja yang unik. Dalam situasi demokratis, tugas seorang pemimpin atau pengawas adalah membantu, mendorong, dan menstimulir tiap anggota kelompok untuk bekerjasama. 
a. Mackenzie manyarankan fungsi kepemimpinan demokratis sebagai berikut: 
1) Tiap sumbangan menuju kesatuan 
2) Penuh pemikiran yang mantap 
3) Membantu dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan baru 
4) Membantu melengkapi kepercayaan pada dir sendiri dan rasa aman 
5) Membantu dalam menentukan batasan-batasan kebebasan (otonomi) dan saling bertindak (interaksi) 
b. Miel menyatakan fungsi pemimpin sebagai berikut: 
1) Memperbaiki hubungan antara manusia dalam kelompok 
2) Melengkapi kecakapan-kecakapan melalui garis tertentu 
3) Membagi kepemimpinan untuk orang lain 
4) Mengkoordinasi tiap saha orang lain
5. Latar belakang sosiologis 
Perkembangan manusia tidak hanya berdasarkan apa yang dibawa sejak lahir, tetapi juga bergantung pada lingkungan fisik, perkembangan pribadi melalui kondisi-kondisi sosial. Eksistensi manusia dikembangkan melalui belajar, interaksi anatara kepribadian dengan dengan kebudayaan, keluarga, kelompok bermain, serta pengaruh sosial-ekonomi di lingkungannya. Perlunya menyelidiki kondisi-kondisi masyarakat yang mempengaruhi perkembangan anak secara langsung atau tidak sehingga guru dapat membantu sekolah dan membina usaha-usaha didiknya adaalh salah satu fungsi kreatif dari supervise pendidikan. 
6. Latar belakang pertumbuhan jabatan 
Adanya pertumbuhan jabatan mengharuskan adanya pengawasan yang tepat dalam menyeleksi kelemahan-kelemahan guru. Membantu pertumbuhan jabatan guru merupakan tugas terpenting seorang supervisor. Setiap guru membutuhkan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, pengetahuan dasar mengenai penelitian-penelitian, dan pengetahuan dasar tentang tata cara bekerjasama. 
a. Rorer menyebutkan kewajiban seorang pejabat sebagai berikut: 
1) Menguasai suatu bidang pengetahuan khusus dan pengetahuan khusus tentang teknik-teknik bekerja dari kelompoknya. 
2) Membutuhkan sejumlah latar belakang kehidupan tentang pendidikan jabatan ditambah dengan pengetahuan khusus dan latihan-latihan praktis. 
3) Tetap membina perkembangan pengetahuan dan cara-cara di mana anggotanya memperoleh informasi melalui belajar secara bertahap dan berkelanjutan. 
4) Mengerti tugas-tugas sosial dan potensi-potensi kemanusiaan. 
5) Memelihara solidaritas terhadap minat, pendidikan dan tujuan di antara anggota.
B. Pengertian Supervisi 
P. Adams dan Frank G. Dickey menyatakan bahwa Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Supervisi pada hakikatnya untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar. 
Good Carter, dalam Dictionary of Education, menyatakan bahwa supervisi adalah usaha memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. 
Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang dikemukakan tokoh di atas serta tokoh lain seperti Alexander, Saylor, Boardman, Mc Nerney, Burton, dan Kimball Wiles; dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan bertugas melihat dengan jelas masalah-masalah yang timbul dan mempengaruhi situasi belajar mengajar dan menstimulir guru ke arah perbaikan. 
C. Tujuan Supervisi 
Secara operasional, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru dalam: menentukan tujuan pendidikan; membimbing murid-murid dalam belajar; menggunakan metode-metode, alat-alat, dan sumber belajar yang tepat; serta membantu guru menilai kemajuan murid-murid sebagai cerminan kesuksesan guru dalam mengajar. 
D. Fungsi Supervisi 
Berikut ini dipaparkan fungsi supervisi dari beberapa ahli, antara lain: 
1. Franseth Jane dan Fred E Ayer, fungsi supervisi pendidikan untuk memelihara program pengajaran yang ada dengan baik sehingga ada perbaikan. 
2. WH Burton, Leo J Bruckner, dan Kimball Wales, fungsi supervisi pendidikan untuk menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal dan situasi belajar mengajar. 
3. TH Briggs, fungsi supervisi pendidikan untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
4. Swearingen (19: 242), menjelaskan fungsi supervisi pendidikan sebagai berikut. 
a. Mengkoordinasi usaha-usaha sekolah seperti usaha-usaha guru dalam mengajar, usaha-usaha sekolah dalam menyusun kebijakan dan program sekolah, dan usaha-usaha pertumbuhan jabatan. 
b. Melengkapi kepemimpinan sekolah; supervisi pendidikan berfungsi melatih dan meningkatkan keterampilan guru-guru dalam kepemimpinan. 
c. Memperluas pengalaman dengan bertukar pengalaman dan pikiran sesama anggota staf sekolah. 
d. Menstimulasi kreatifitas guru dan murid. 
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang bertahap dan berkelanjutan. 
f. Menganalisa situasi belajar. 
g. Memberi pengetahuan dan keterampilan pada setiap anggota staf. 
h. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan kemampuan. 
E. Prinsip Supervisi 
Para supervisor pendidikan harus memegang teguh prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut. 
1. Ilmiah (scientific); yang mencakup unsur-unsur sistematis (teratur, berencana, dan kontinyu), objektif (berdasarkan kenyataan), dan menggunakan instrumen. 
2. Demokratis; menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah. 
3. Kooperatif; saling bekerja sama sesama anggota. 
4. Konstruktif dan kreatif; mengembangkan potensi dan meningkatkan kreatifitas guru dan murid. 
F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor 
Supervisor bertanggung jawab dalam menilai dan mengembangkan potensi kreatifitas guru. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi berdasarkan sikap kerja seorang supervisor, yaitu: 
1. Supervisi yang bersifat korektif (corrective supervision); setiap kesalahan dan kekurangan ditempatkan dan diselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana supervisi.
2. Supervisi yang bersifat preventif (preventive supervision); supervisor mencegah timbulnya masalah-masalah yang akan datang dan mengurangi dampak yang akan terjadi. 
3. Supervisi yang bersifat konstruktif (constructive supervision); supervisor berusaha mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan agar dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih baik. 
4. Supervisi yang bersifat kreatif (creative supervision); supervisor memberi kebebasan kepada guru-guru untuk mengembangkan kreatifitasnya. 
G. Sasaran Supervisi 
Supervisi ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas interaksi guru-murid dalam mencapai tujuan kegiatan belajar-mengajar.
Bab II 
Teknik-teknik Supervisi Pendidikan 
Konsep supervisi pendidikan yang dibahas pada bab sebelumnya akan terelisasi dengan baik jika para anggota supervisi mengetahui teknik-teknik dalam melaksanakannya. Berikut ini akan dipaparkan teknik-teknik supervisi pendidikan. 
A. Teknik yang berifat individual 
1. Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation) 
Pembina atau kepala sekolah mengunjungi kelas untuk meninjau suasana belajar dimana seorang guru sedang mengajar di kelas itu. 
a. Kunjungan kelas bertujuan untuk mengetahui sifat dan kualitas belajar murid serta kualitas guru dalam mengajar dan membimbing muridnya. 
b. Fungsi kunjungan kelas sebagai alat mengukur dan meningkatkan kualitas cara belajar dan menagajar, dan meningkatkan profesionalitas guru dan supervisor itu sendiri. 
c. Jenis-jenis perkunjungan kelas dapat dijelaskan sebagai berikut: 
1) Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya (unannounced visitation) 
Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba ketika guru sedang mengajar. Kelebihan dari sistem ini adalah; pengawas dapat mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya, dan agar guru terbiasa mempersiapkan diri dalam mengajar. Kekurangan dari sistem ini adalah: kunjungan tiba-tiba membuat guru merasa bingung dan mengakibatkan timbunya hubungan tidak baik antara guru dan pengawas. 
2) Perkunjungan dengan memberitahukan (announced visitation) 
Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh pihak sekolah (guru). Sisi positif dari kunjungan ini adalah; pembagian jadwal yang merata dapat meningkatkan efesiensi kerja dalam proses belajar mengajar. Sedangkan sisi negatifnya adalah keterbatasan waktu mengurangi kesempatan bagi guru yang membutuhkan pengawasan.
3) Perkunjungan atas dasar undangan guru (visits upon invitation) 
Dalam hal ini guru berinisiatif mengundang pengawas untuk mengawas dan menilai cara mengajarnya. Sisi positif dari kunjungan ini memungkinkan masing masing guru dan pengawas akan mendapatkan pengalaman mengajar yang baru serta menciptakan hubungan baik antara pengawas dan guru. Namun sisi negatif dari sistem ini adalah kemungkinan besar guru memanipulasi tingkah laku dan keadaan sebaik mungkin, sehingga pengawas tidak mengetahui suasana yang sesungguhnya. 
d. Dalam melakukan kunjungan kelas, harus ada persiapan dan perencanaan yang matang. Pengawas harus mempersiapkan mental dan alat perlengkapan penilaian. Selain itu pengawas harus mengetahui keadaan guru, baik kepribadian, pengetahuan, dan status sosialnya; mengetahui lingkungan anak dan sekolah yang mempengaruhi situasi belajar-mengajar; informasi tentang masalah yang dihadapi guru; dan mengetahui cara-cara menggunakan peralatan atau fasilitas belajar. 
e. Secara umum supervisor harus menganalisa tugas dan jabatan guru yang diawasinya, menentukan kondisi belajar-mengajar yang diinginkan, dan merumuskan tujuan dari kunjungan kelas yang akan dilakukan. 
2. Observasi kelas (Classroom Observation) 
Observasi kelas sama seperti kunjungan kelas, pengawas meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung. 
a. Jenis observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: observasi langsung / directed observation (supervisor mengawasi guru dalam ruang yang sama) dan observasi tidak langsung / indirect observation (supervisor dibatasi oleh ruang kaca). 
b. Observasi bertujuan untuk merubah cara-cara mengajar agar lebih baik dan menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar murid. 
c. Hal-hal yang diobservasi antara lain: usaha serta kegiatan guru dan murid dalam menggunakan fasilitas belajar dan memperoleh pengalaman belajar, serta lingkungan sosial dan faktor-faktor penunjang lainnya.
d. Untuk melakukan observasi, pengawas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 
1) menciptakan situasi pengawasan yang wajar; 
2) mengatahui hal apa saja yang harus dicatat; 
3) mengatasi kelemahan guru dengan mencari jalan untuk memperbaikinya; dan 
4) memperhatikan reaksi atau perhatian murid terhadap proses belajar. 
e. Kriteria yang digunakan dalam observasi adalah bersifat objektif dan tepat sasaran. Data yang dicatat sesuai dengan data yang diperoleh dan dilihat, tidak ada penilaian subjektif dari supervisor itu sendiri. 
f. Alat observasi 
Alat yang digunakan dalam observasi pada umumnya berbentuk check list. Check list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar dan mengajar di kelas. 
1) Macam-macam check-list 
a) Evaluative check-list; adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang disusun cara berkelompok dan merupakan standard beserta skala penilaiannya. Misalnya pertanyaan tentang keaktifan antara guru dan murid, perhatian murid terhadap penjelasan guru dalam mengajar. 
b) Activity check-list; adalah suatu daftar pertanyaan yang berisi pertanyaan khusus tentang kegiatan. 
2) Tujuan penggunaan check list 
a) Untuk melihat sampai berapa jauh aktifitas guru maupun murid dalam proses belajar-mengajar. 
b) Untuk melihat pada bagian-bagian manakah aktifitas guru dan murid. 
3) Cara menyusun check list 
Factual record, suatu catatan yang didasarkan pada kenyataan yang ada. Catatan-catatan itu hanya melengkapi sebagian dari apa yang telah dilakukan dalam observasi.
a) Attention chart; suatu daftar yang berbentuk gambar atau kode-kode untuk mencatat status murid yang memberikan perhatiannya terhadap cara guru mengajar. 
b) Participation chart; suatu daftar yang digunakan unuk mencatat partisipasi murid-murid di kelas. 
3. Percakapan pribadi (Individual Converence) 
Adam dan Dickey menyatakan teknik percakapan pribadi dilakukan antara guru dan supervisor dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru seperti konsultasi dalam menentukan metode belajar yang baik dan penggunaan alat-alat pembelajaran. 
a. Tujuan percakapan pribadi 
Percakapan pribadi dapat membantu guru dalam memecahkan masalah- masalah yang dihadapi, memperbaiki kelemahan yang dialami guru, serta mengembangkan potensi guru dalam mengajar. 
b. Jenis-jenis percakapan pribadi 
1) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut George Kyte 
a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal) 
Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka membahas hasil dari observasi sebelumnya yang dilakukan di kelas. 
b) Percakapan pribadi melalui percakapan biasa (informal) 
Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dan memecahan masalah yang dihadapi. 
2) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut Mildred E Swearingen 
a) Classroom conference; percakapan dilakukan di kelas tanpa kehadiran murid. 
b) Office conference; percakapan dilakukan di ruang guru atau kepala sekolah yang terdapat alat-alat penunjang pembelajaran. Percakapan ini dilakukan untuk berkonsultasi mengenai penggunaan alat-alat tersebut.
c) Casual conference; percakapan ini dilakukan dengan percakapan biasa (informal). Biasanya percakapan ini membuat guru lebih leluasa dalam menanyakan berbagai hal mengenai pengajaran kepada supervisor. 
d) Observational visitation 
Pengawas menilai dan mencatat hasil observasi yang dilakukan di kelas ketika guru sedang mengajar dan kemudian membicarakan hasil observasi tersebut bersama guru yang bersangkutan. 
c. Persiapan percakapan pribadi dalam rangka observasi 
Supervisi akan berjalan dengan baik jika sesuai dengan rencana dan persiapan yang matang. Seorang supervisor harus kritis, sabar, memiliki sikap penolong, dan lebih banyak mendengarkan, serta menguasai konsep dan metode-metode pengajaran. Selain itu, supervisor harus mempersiapkan waktu dan tempat yang nyaman untuk mengadakan percakapan, mempersiakan catatan-catatan observasi, mengadakan interview, kemudian menganalisa hasil observasi. 
d. Pelaksanaan percakapan pribadi 
Kyte mengemukakan tiga unsur dalam menganalisa pengajaran. 
1) Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran (Strong points of the lesson) 
Supervisor membangun dan mengemukakan sisi positif dari guru. Supervisor mengemukakan segala apa yang dilaksanakan guru dengan baik. 
2) Kekurangan-kekurangan dari pelajaran (Weak points of the lesson) 
Supervisor sebaiknya memperbaiki kekurangan atau kelemahan guru. Supervisor harus kreatif dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru. 
3) Hal-hal yang masih meragukan (Doubtful points not clearly understood) 
Supervisor sebaknya menghilangkan perasaan ragu dalam memberi masukan kepada guru yang diawasinya.
4. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation) 
Guru-guru dapat saling mengunjungi agar lebih leluasa untuk memperoleh pengalaman baru dari rekannya. Kegiatan saling mengunjungi sesama guru dapat dilakukan dengan guru satu sekolah maupun dengan guru di sekolah lain. Biasanya supervisor menyarankan guru untuk bertukar pikiran dengan guru lain yang ilmu dan pengalaman mengajarnya lebih luas serta memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik- teknik mengajar. 
5. Menilai diri sendiri (Self-evaluation Check List) 
Untuk menilai diri sendiri, dibutuhkan daftar pandangan/pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas. Selanjutnya guru menganalisa tes-tes terhadap unit kerjanya sendiri. Selain itu guru harus mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik yang dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. 
B. Teknik-teknik yang Bersifat Kelompok 
Teknik ini dilaksanakan supervisor bersama sejumlah guru dalam satu kelompok. 
1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru (orientation meeting for new teacher) 
Pertemuan ini diperuntukkan guru baru maupun guru lama. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi: 
a. sistem kerja sekolah; 
b. proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah; 
c. kunjungan ke tempat-tempat tertentu seperti pusat-pusat industriatau objek- objek sumber belajar; dan 
d. diskusi kelompok atau loka karya sebagai tindak lanjut dari orientasi. 
Barton juga menambahkan bahwa orientasi dilaksanakan untuk merencanakan program pendidikan di sekolah.
2. Panitia penyelenggara 
Panitia penyeleggara adalah orang-orang yang ditunjuk karena lebih banyak pengalamnnya. Mereka lebih mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain. 
3. Rapat guru 
Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi dalam belajar mengajar. 
a. Macam-macam rapat guru 
1) Berdasarkan tingkatannya, rapat guru dibedakan menjadi lima tingkatan. 
a) Staff meeting, yaitu rapat sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru di sekolah tersebut. 
b) Rapat guru-guru bersama dengan ornag tua murid atau wakilnya. 
c) Rapat gur se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah yang sejenis dan setingkat. 
d) Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga. 
e) Rapat kepela-kepala sekolah. 
2) Rapat guru berdasarkan waktunya 
a) Rapat permulaan dan akhir tahun 
b) Rapat periodik 
c) Rapat-rapat yang bersifat insidental 
3) Rapat guru berdasarkan bentuknya 
a) Individual conference 
b) Diskusi 
c) Seminar dan simposium 
d) Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu 
e) Workshop 
Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah waktu dan tempat pelaksanaan rapat. Tempat rapat harus nyaman, aman, ventilasi yang cukup, dan sesuai dengan jumlah peserta rapat. 
b. Perencanaan / persiapan rapat guru
Rapat dan alat-alat bantu harus dipersiapkan secara matang agar rapat berjalan lancar. 
c. Perancang perencanaan 
1) Kepala sekolah atau supervisor. 
2) Kepala sekolah supervisor dan beberapa orang guru. 
3) Suatu panitia perancang rapat yang dibentuk oleh dan dari guru-guru. 
d. Hal yang harus diperhatikan dalam perancanaan rapat 
1) Rapat harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit. 
2) Masalah yang dibahas dalam rapat adalah masalah yang timbul dari anggota dan sesuai dengan kebutuhan. 
3) Masalah-masalah pribadi juga patut mendapat perhatian. 
4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh guru dalam rapat hendaknya dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan pribadi. 
5) Menetukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai. 
e. Masalah pokok yang perlu direncanakan 
1) Penetapan problema atau masalah yang akan menjadi inti rapat. 
2) Menetapkan alat-aat atau perlengkapan apa saja yang akan dibuutuhkan dalam rapat. 
3) Menentukan waktu dan tempat yang tepat. 
4) Memperhitungkan jumlah peserta rapat. 
5) Menetapkan pimpinan rapat dan notulis 
6) Menetapkan pembagian tugas serta pembiayaan. 
f. Pelaksanaan rapat/pertemuan 
Seorang supervisor atau kepala sekolah harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut: 
1) Menciptakan satu situasi yang baik dengan sikap ramah tamah, memperhatikan pendapat-pendapat dan saran-saran peserta. 
2) Menguasai ruang lingkup diskusi dan menghadapkan problema- problema unuk dipecahkan bersama di bawah bimbingan dan pengarahan pemimpin.
3) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya. 
4) Mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat yang menonjol menuju kesepakatan pendapat. 
5) Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan bersama. 
g. Narasumber 
Narasumber adalah orang yang memberikan informasi dan penjelasan tentang masalah yang dirapatkan serta membantu memecahkan masalah. 
h. Notulis atau sekretaris rapat 
Notulis bertugas mencatat segala pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat, serta mebacakan dan menyimpulkan apa saja yang dicatat. 
i. Evaluasi rapat guru-guru 
Evauasi dilakkukan untuk menentukan apakah tujuan rapat sudah terpenuhi, dan untuk menemukan fakta-fakta positif dan negatif tentang jalannya proses dan keputusan-keputusan dalam rapat. 
j. Pelaksana evaluasi 
1) Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan/ panitia rapat. 
2) Anggota peserta dengan menjawab check-list, menulis kesan-kesan, pendapat-pendapat, saran-saran mereka tentang segala sesuatu mengenai rapat. 
k. Implikasi hasil rapat guru-guru 
Hasil dari rapat tentunya akan membantu guru dalam memperbaiki sistem pengajaran maupun dalam pertumbuhan jabatan. 
l. Tujuan supervisi menurut Thomas H Briggs dalam Improving Instruction 
1) Mengintegrasikan anggota staf dan mengkoordinasi pekerjaan mereka. 
2) Menjamin agar guru menyadari dan memahami masalah dan tantangan dari sekolah. 
3) Memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pendidikan dan memupuk implikasi alterntaif yang dipilih. 
4) Memajukan kemampuan dan antusiasme.
5) Memperoleh pengertian tentang gagasan-gagasan baru dan merencanakan untuk menggunakan mana yang sudah terbukti kebaikannya. 
6) Menyiapkan, membina, dan menyatukan murid-murid dan masyarakat sehubungan dengan program dan kebijakan sekolah. 
m. Tujuan-tujuan penyelenggaraan rapat guru 
1) Menyatukan pandagan-pandangan guru tentang konsep umum, makna pendidikan dan fungsi sekolah daam pencapaian tujuan dari pendidikan itu di mana mereka bertanggung jawab bersama. 
2) Mendorong guru unutk menerima dan melaksanakan tugasnya dengan baik dan mendorong pertumbuhan mereka. 
3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di sekolah tersebut. 
4. Studi kelompok antarguru 
Studi ini dilakukan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama. Mereka bersama-sama memecahkan masalah yang mungkin dan sudah terjadi dalam pengajaran mata pelajaran itu. Pokok bahasan ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun teratur. 
5. Diskusi sebagai proses kelompok 
a. Diskusi 
Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan mengkoordinasiakan pekerjaan-pekerjaan kelompok. 
b. Pembatasan dan ciri kelompok 
Pembatasan kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kepentingan. Ciri- ciri kelompok yang baik antara lain: (1) tiap anggota merasa turut
berpartisipasi; (2) adanya interaksi antaranggota; dan (3) adanya control daripada anggota. 
c. Kepemimpinan dalam kelompok 
Berikut ini empat jenis kepemimpinan menurut Leland P. Bradfort dan Ronald Lippit dalam bukunya Building a Democratie Work Group. 
1) The Hardboiled Autocrat 
Pemimpin memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat, tegas pada disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya. Anggota- anggota kelompok enggan menerima tanggung jawab. Anggota tipe ini cendrung tidak mau bekerja jika tidak ada pemimpin, mereka bekerja hanya untuk mencari pujian. 
2) The Benevolent Autocrat 
Pemimpin tipe ini merasa perlu membuat anggota-anggota senang padanya, suka dipuji, dan ingin menjadikan dirinya menjadi sumber semua pertimbangan. Sedangkan anggota-anggota tidak berinisiatif, tunduk dan tidak mau menerima tanggung jawab. 
3) Laissez Faire 
Pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggung jawab terlalu banyak kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat keputusan dan tidak membantu kelompok membuat putusan. Sedangkan anggota-anggota tidak memiliki tujuan, tidak ada sesuatu yang ingin dicapai. Mereka menganggap masa depannya suram karena frustasi, penuh kegagalan dan rasa tidak aman. 
4) Democratie 
Supervisor yang demokratis selalu berusaha bersama membuat rencana kerja. Ia ingin agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan senang akan hasilnya. Sedangkan anggota merasa ikut serta dalam kelompok ini. Kerjasama dengan jelas dan anggota menjadi anggota yang bertanggung jawab.
d. Peranan anggota dalam kelompok menurut DM Hall 
1) Inisiator; orang yang mengemukakan ide-ide dalam memecahkan masalah. Ia mengetahui nilai-nilai konsepsionil kelompok dan bagaimana memberi saran secara objektif. 
2) Orientor; orang yang membantu menetapkan dan mengarahkan kelompok untuk mencapai tujuan. 
3) Fasilitator atau promotor; orang yang berusaha menjaga hubungan yang bebas antara anggota, menentukan kemampuan anggota kelompok dan kemungkinan sumbangan mereka. 
4) Encourager, simulator; orang yang mengajak ikut serta membenarkan, mengatur peranan yang dimainkan orang lain. 
5) Harmonicer; orang yang menggabungkan perbedaan pendapat atau usaha mengurangi ketegangan. 
6) Summarizer atau synthesizer; orang yang menentukan apakah mereka pada permasalahan yang tepat. 
7) Fact seeker atau information hound; orang yang memberi data informasi atau contoh-contoh dari suatu pengertian atau prinsip, untuk menjelaskan suatu masalah. 
8) Compromizor; oarangyang berusaah mencairkan suatu perhitungan dalam kelompok. 
9) Fact giver, fact man, resource person, consultant; orang yang ahli dalam bidang tertentu dia memberikan fakta, contoh pengalaman atau mengutip pendapat seorang ahli. 
10) Expeditor, datailman, arranger; orang yang menyediakan fasilitas untuk pertemuan dan snack-snack. 
11) Spokesman; orang yang berbicaa untuk kelompok dalam memajukan kelompok dan mempertahankan mereka dari serangan yang datang dari luar. 
12) Recorder (secretary); orang yang mencatat tujuan, problema, issue, ide, fakta-fakta, dan keputusan yang telah dibuat oleh kelompok. 
13) Evaluator; orang yang membuat perbandingan antara kenyataan dan kegiatan, menetapkan kemajuan yag dicapa kelompok.
14) Observer atau analyzer; orang yang menganalisa dan melaporkan kepada kelompoknya tentang hasil yang dicapai. 
15) Status role; orang yang terkenal dan dihormati karena sikapnya yang diterima oleh orang lain. 
e. Peranan kepemimpinan kelompok 
Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya. 
f. Macam-macam peranan pemimpin 
1) Sebagai leader atau chairman 
Pemimpin membantu kelompok mengenal untuk menetapkan peraturan- peratuan dasar, menyetujui langkah-langkah dalam pemecahan suatu masalah, mengakui perbedaan individu, dan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk menyampaikan pendapatnya. 
2) Sebagai recorder (pencatat) 
Pemimpin menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah dilakukan, melaporkan kegiatan pada anggota, dan mengklasifikasikan pendapat atau argumentasi menurut kepentingannya. 
3) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian) 
Mencatat peranan yang dimainkan oleh anggota-anggotadalam menetapkan hasil tiap peranan dalam kelompok. 
4) Sebagai narasumber (resource person) 
5) Sebagai evaluator 
Ia mengetahui bagaimana menggunakan evaluasi, mengumpulkan data, menunjukkan kematangan kelompok itu. 
g. Fungsi kepemimpinan yang baik 
1) Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tepat yang disediakan. 
2) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua orang
3) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya. 
4) Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikutsertakan untuk hasil bersama. 
h. Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan 
1) Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki tiap anggota kelompok. 
2) Kerjasama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan supervisor. 
3) Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada anggota-anggotanya bahwa tidak seorangpun atau kelompok manapun yang menunjukkan dominasi dalam bicara terhadap semua kelompok. 
4) Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan memerlukan perhatian yang terus menerus. 
6. Tukar menukar pengalaman (sharing of experience) 
a. Langkah-langkah sharing 
1) Tentukan tujuan yang akan dicapai; 
2) Tentuk pokok masalah yang akan dibahas dalam bentu problema; 
3) Beri kesempatan pada setiap peserta untuk mengemukakan pendapat; dan 
4) Rumuskan kesimpulan sementara dan buka problema baru. 
7. Lokakarya 
a. Pengantar 
1) Workshop pendidikan adalah suatu kgiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan masalah yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. 
2) Workshop berarti suatu tempat kerja dengan menggunakan berbagai alat untuk menghasilkan sesuatu.
3) Workshop adalah suatu situasi yang di dalamnya orng bekerja dan belajar bersama; suatu situasi orang belajar dengan ornag lain atas tanggung jawab bersama. 
b. Ciri-ciri workshop 
1) Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri. 
2) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan. 
3) Cara yang digunakan adalah metode pemecahan masalah “musyawaah dan penyelidikan”. 
c. Jenis-jenis workshop 
1) Berdasarkan lembaga/ organisasi 
a) Faculty workshop 
b) Institute workshop 
c) Graduate workshop 
2) Berdasarkan waktu 
a) Pre-school workshop 
b) Summer workshop (workshop yang dilaksanakan waktu liburan) 
3) Berdasarkan sifat 
a) Conference workshop 
b) Training workshop 
d. Prosedur pelaksanaan 
1) Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai) 
2) Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci 
3) Menentukan prosedur pemecahan masalah 
a) Merumuskan masalah yang akan dibahas 
b) Tujuan pembahasan 
c) Metode pembahasan 
 Membaca buku 
 Mendengar pengarahan / prasaran 
 Mengerjakan tugas-tugas 
 Mendiskusikan
 Merumuskan kesimpulan 
d) Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop 
e) Merumuskan kesulitan-kesullitan yang dihadapi 
f) Merumuskan kesimpulan dan saran-saran 
8. Diskusi panel 
a. Pengertian 
Diskusi panel atau diskusi forum atau diskusi meja bundar adalah bentuk disksi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar. 
b. Tujuan 
Diskusi panel bertujuan untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Diskusi ini juga untuk menstimulir para pendengar dan partisipan agar mengarahkan perhatiannya terhadap masalah yang dibahas. 
c. Pemeran dalam panel 
1) Moderator; orang yang bertugas mengantarkan problema yang akan didiskusikan, menetralisir situasi bila terjadi ketegangan, dan mengatur kontunuitas pemikiran dan pembicaraan berlangsung secara teratur. 
2) Panelist; orang yang memiliki kemampuan berpikir dan memberi tanggapan secrara tepat dan aktif berpartisipasi dalam diskusi. 
3) Expert; orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bersedia memberi penjelasan untuk memecahkan masalah yang didiskusikan. 
4) Participant; orang yang mengikuti diskusi dan diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat dalam diskusi maupun setelah diskusi berakhir. 
d. Prosedur panel 
1) Moderator mengantarkan problema secara umum. 
2) Moderator menimbulkan problema secara bertahap. 
3) Secara spontan para panelist mulai berdiskusi.
4) Moderator mengarahkan setiap problema agar tetap dalam ruang lingkkup pembahasan. 
5) Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk kesimpulan sementara. 
6) Moderator mengajukan problema baru dan kembali membuat kesimpulan sementara. 
7) Kemudian moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan dibahas bersama. 
9. Seminar 
a. Pengertian 
1) Seminar disebut sebagai tempat belajar, perguruan tinggi, atau universitas. 
2) Seminar sebagai suatu bntuk belajar mengajar berkelompok di mana sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh beberapa orang yang pembimbing. 
b. Tujuan 
Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi, serta aplikasi pengetahuan, pengertian dan keterampian para anggota kelompok dalam satu latihan intensif. 
c. Pelaksanaan 
Seminar dilaksanakan dalam bentuk belajar-mengajar oleh 10-15 orang, dan problema yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok. 
d. Beberapa topik untuk diseminrkan 
1) Cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspekdari mral sekolah. 
2) Cara mengatasi anak-aak yang selalu menunukkan tingkah laku yang menyimpang. 
3) Cara menganalisa kesulitan-kesulitan belajar guru-guru. 
4) Cara menolong murid-murid yang memiliki minat yang berbeda.
10. Simposium 
a. Pengertian 
Simposium adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang suatu masalah dimana masing-masing penulis atau pembicara menemukan pendapatnya secara relatif teratur. 
b. Tujuan 
Simposium bertujuan untuk mengorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda. 
c. Pelaksana 
Pelaku simposium antara lain orang yang dianggap ahli dalam mewakili sudut pandang yang sesauai dengan tujuan simposium. 
11. Demonstration teaching 
Supervisor memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode- metode mengajar yang baru atau berbeda. Kekurangan dari demonstrasi mengajar adalah membutuhkan waktu yang lama. 
12. Perpustakaan jabatan 
Guru sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya dengan memperbanyak perpustakaan jabatan (mempernbanyak membaca buku-buku), agar mampu menjelaskan berbagai informasi mengenai suatu hal dalam materi pembelajaran. 
13. Buletin supervisi 
a. Pengertian 
Buletin supervisi merupakan salah sat u alat komunikasi dalm bentuk lisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru dalam memperbaiki situasi belajar-mengajar.
b. Jenis-jenis supervisi bulletin menurut George C Kyte dalam How to Supervise 
1) Bulletin bagi instruksi-instruksi yang umum (berisi informasi mengenai metode-metode mengajar dan sumber-sumber referensi yang digunakan dalam mengajar). 
2) Bulletin khusus untuk guru-guru sebagai kesiapan dalam mengikuti suatu rapat (guru diberi kesempatan untuk mempersiapkan raat sesuai dengan kemampuan mereka). 
3) Buletin yang berisi tidak lanjut suatu keputusan rapat. 
c. Bentuk dan waktu penerbitannya 
Bentuk buletin biasanya berupa lembaran-lembaran atau majalah. Waktu penerbitan biasanya setiap periode tertentu. 
14. Membaca langsung (Directed reading) 
Supervisor memberikan tugas kepada guru untuk membaca berbagai literatur dan kemudian membuat laporan mengenai apa yang sudah dibaca, dengan ini guru akan dapat memperkaya pengetahuannya. 
15. Mengikuti kursus 
Supervisi menyarankan guru untuk mengikuti kursus untuk mengambangkan kemampuannya dalam mengajar. 
16. Organisasi jabatan (professional organization) 
Organisasi yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama akan memudahkan anggotanya untuk bertukar pikiran dan pengalaman. 
17. Curriculum laboratory 
Tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber- sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka in-service education. Curriculum laboratory berfungsi sebagai tempat mengadakan penelitian, percobaan, dan tempat bekerja sambil belajar untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar.
18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf (field trip) 
a. Hakikat field trip atau perjalanan sekolah 
Pada dasrnya field trip merupakan sarana belajar menyenangkan dan juga mengandung pelajaran. 
b. Macam-macam field trip menurut Lester B. Sands dalam Audio Visual Procedure Teaching 
1) Ekskursi (excursion); perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari sesuatu secara menyeluruh. 
2) Study trip; perjalanan yang khusus mempelajari suatu hal yang tertentu. 
3) Tour; perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari sesuatu secara menyeluruh yang biasanya memakan waktu beberapa hari. 
c. Nilai-nilai Field trip 
1) Memberi pengalaman langsung. 
2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang teah ada. 
3) Memberi motivasi kepada guru-guru unu menyelidiki sebab-sebab tertentu. 
4) Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat. 
5) Mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat. 
6) Sebagai penyegaran dalam pembinaan profesi. 
d. Merencanakan field trip 
Supervisor harus mempersiapkan atau merencanakan field trip dengan baik dan matang. 
e. Persiapan/ perencanaan 
Field trip harus memiliki tujuan yang jelas. Guru juga harus mempelajari segala sesuatu mengenai apa yang akan diperoleh selama perkunjungan. 
f. Pelaksanaan field trip 
Sebaiknya guru-guru aktif dalam mengumpulkan bahan-bahan baru agar tertib dalam field trip itu.
g. Follow-up field trip 
Setelah mengadakan fied trip, sebaiknya para supervisor atau kepala sekolah mengevaluasi apa saja yang sudah diperoleh dari perjalannan itu, apa saja hambatan-hambatan yang muncul selama field trip.
Bab III 
Penerapan teknik-teknik Supervisi Pendidikan 
A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem 
Sistem adalah seperangkat objek-objek yang terdiri dari komponen- komponen yang saling bergantung (interdependency) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Komponen dalam kegiatan belajar-megajar antara lain: tujuan pelajaran, materi pelajaran, sumber-sumber belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Semua komponen tersebut perlu ditingkatkan melalui berbagai ussaha pembinaan profesi mengajar guru. 
B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan 
1. Bermacam-macam tujuan pendidikan 
a. Tujuan umum (lengkap, total, akhir) 
Tujuan ini meliputi seluruh aspek kepribadian manusia. Dalam praktik pendidikan selamanya menyatakan diri dalam suatu bentuk pengkhususan. 
b. Tujuan tak lengkap 
Tujun ini hanya mengenai satu aspek kepribadian, misalnya aspek biotis, aspek psikis, aspek rohani(proneatich). Misalnya pendidikan Nazi di Jerman sangat pincang sebab bersifat biotis; penganut rasionalisme mementingkan aspek intelek, dan lain-lain. 
c. Tujuan sementara 
Tujuan ini berhubungan dengan fase-fase pertumbuhan anak didik. Dengan sengaja pendidik membimbingan setingkat demi setingkat hingga pada akhirnya dicapai tingkat kedewasaan dalam bentuk yang tertentu. 
d. Tujuan kebetulan 
Jika ditinjau dari keseluruhan pendidikan, tujuan-tujuan kebetualn sering dapat menghambat usaha pendidikan. Misalnya seorang anak sedang mengerjakan soal berhitung, tiba-tiba anak itu menghapus tulisannya karena salah menulis dengan penghapus yang basah, kemudian guru menasehatinya untuk tidak melakukannya lagi.
e. Tujuan perantaraan 
Fase-fase yang terjadi pada tujuan sementara disebut sebagai tujuan intermediair atau tujuan perantaraan. Misalnya seorang anak yang belajar menulis yang berawal dari membuat garis-garis, corat-coret, lingkaran, huruf kecil dan besar, angka-angka dan lain-lain pada akhirnya sampailah pada suatu tujuan perantaraan yang menjadi mata rantai bagi rangkaian yang dinamakan menulis. 
2. Kriteria dalam merumuskan tujuan instruksional 
a. Tujuan-tujuan instruksional hendaknya dirumuskan dalam hasil belajar. Grondlund dalam bukunya, Stating behavior objectives for classroom instruction mengemukakan istilah Learning outcome (hasil belajar) dan Instructional process (proses pengajaran). Misalnya tepat jika dikatakan “para siswa dapat menyebutkan fungsi jantung bagi tubuh manusia”, dan tidak tepat jika dikatakan “Menambah pengertian tentang fungsi jantung bagi tubuh manusia”. 
b. Tujuan instruksional hendaknya dirumuskan secara spesifik. Jadi kemampuan dan tingkah laku yang kita harapkan dimiliki oleh para pelajar, hendaknya cukup spesifik sehingga pengertian orang lain tentang tingkah laku yang dirumuskan sama dengan apa yang kita maksudkan. 
c. Dalam merumuskan tuujan instruksional hendaknya digunaakan istilah- istilah yang operasional, mislanya istilah yang dianjurkan dan dihindari. Istilah yang dianjurkan, seperti menghitung, menjelaskan, mengukur; merumuskan, menuliskan, menyebutkan; mendemonstrasikan, memilih, membedakan; membandingkan, dan sebagainya. Istilah yang dihindari seperti mengetahui, memahami, menyukai; merasakan, menghargai, mempercayai; menikmati, meyakini, menguasai; menyadari , mengakui, dan sebagainya. 
3. Aspek-aspek tingkah laku dalam merumuskan tujuan menurut S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objective 
a. Cognitive domain
b. Psych motivic domain 
c. Affective domain 
4. Cara membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan operasional (behavioral objective) 
Salah satu teknik supervisi yang dapat membatu guru agar dapat secara tuntas menerapkan cara-cara merumuskan tujuan instruksional ialah training workshop (lokakarya) yang diadakan oleh kepala sekolah. Dengan cara demikian diharapkan ada perubahan pada guru dalam cara merumuskan tujuan-tujuan operasional dan menyusun suatu sistem belajar-mengajar. 
C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar 
Mengajar adalah usaha membimbing kegiatan murid, baik mental, rohani, maupun jasmani guru harus merumuskan kegiatan belajar apakah yang perlu ditempuh oleh murid-murid agar mereka dapat berbuat seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah dirumuskan. Berikut langkah-langkah untuk merumuskan kegiatan: 
1. merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang perlu untuk mencapai tujuan; 
2. menetapkan mana dari sekian banyak keganatan belajar itu yang sudah diketahui oleh murid-murid; dan 
3. menetapkan kegiatan-kegiatan belajar mana yang akan dilaksanakan oleh murid. 
D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik 
1. Metode ceramah (explanation) 
Metode explanasi adalah aktifitas mengajar yang dimulai tanpa interupsi murid-murid sampai selesai. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya seelah beberapa menit menjelaskan. 
2. Metode pemberian tugas (resitasi) 
Nilai resitasi untk mendorong atau membimbing anak diskus dan tujuan diagnose. Prinsp resitasi ialah bahwa kelas harus mengalamia kemajuan melalui esitasi, adanya saat sosialisasi, mengusahakan adanya suatu partisipasi
dari murid, dan tidak boleh memberi nilai dalam tugas-tugas yang diberikan kepada murid. 
3. Metode latihan (drill) 
Untuk memerikan latihan, guru harus yakin dengan kemampuan murid dalam menjawab, guru harus dapat memberi latihan segera setelah pemberian materi, guru harus mengoreksi jawaban murid, dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan anak dan cukup menarik perhatian. 
4. Metode pemecahan masalah (problem solving) 
Dalam meaksanakan metode ini, guru harus merumuskan tujuan yang akan dicapai, membatasi problema yang akan dipecahkan, merumuskan alternative pemecahan problema tersebut, mengadakan diskusi kelompok, menilai dan menguji hasil dari kegiatan kelompok tersebut, dan mengembangkan kesanggupan mempelajari dari setia orang yang terlibat di dalam masaalah. 
5. Metode diskusi 
Denag metode diskusi, bakat anak dapat berkembang dengan baik karena anak aktif dalam mempelajari semua masalah. Selain itu, sikap sosial anak dapat dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan. 
6. Metode tiruan 
Murid belajar meniru atau mencontoh guru atau lingkungan sekitar. 
7. Metode percobaan 
Anak-anak belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru tidak memberikan contoh, seperti metode tiruan, tapi mendorong anak dalam situasi percobaan secara langsung. 
8. Metode pegalaman buatan (artificial experience) 
Pengalaman buatan didasarkan kepada semacam pengalaman yang dibuat- buat; tidak terjadi sesungguhnya. 
9. Metode conditioning atau brain washing 
Metode ini menggunakan pengaruh atau efek dalam pengajaran. Seolah-olah anak dipaksa untuk menerima ilmu pengetahuan.
10. Metode dialektik 
Dalam metode ini, guru dan murid bersama-sama memecahkan masalah, namun guru harus memberikan kesempatan kepada muirdnya untuk lebih aktif dalam dialog ini. 
11. Metode elektronik 
Metode ini menggunakan alat-alat elektronik dalam media pembelajaran. 
E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar 
Supervisor membantu guru dalam manggunakan sumber-sumber masyarakkat dalm pembelajaran 
1. Macam-macam sumber masyarakat 
a. Orang sebagai sumber (person as resource), misalya orng-orang yang ahli dalam bidangnya seperti dokter, ahli huukum, dan pejabat pemerintah. 
b. Tempat sebagai sumber (place as resource), guru memberi kesempatan kepada murid untuk mempelajari objek tertentu seperti di museum. 
2. Teknik-teknik dalam menggunkan community resource 
a. Survey masyarakat (community survey) 
Murid terjun ke masyarakat untu meneliti dan belajar mengerti proses kehidupan dasar dari suatu masyarakat, mulai dar aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun agama. 
b. Observasi dan partisipasi 
Murid mengobservasi tingkat kehidupan masyarakat yang berbeda-beda. Hal ini melaih murid dalam berkehidupan sebagai anggota massyrakat. 
c. Field trip 
Gur mengunjugi suatu tempat bersama murid dengan mengkonfirmasi petugas-petugas yang bersangkutan, serta mengkonfirmasi orang tua murid.
F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga (Audio Visual Aids) dan penggunaannya 
Alat-alat peraga yang disediakan di sekolah akan membantu siswa agar pegalaman belajar menjadi lebih konkret, lebih realistis, dan lebih dinamis. Dengan adanya alat peraga, proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif sehingga seluruh fungsi indra dapat bekerja dengan baik, adanya alat peraga juga menghilangkan verbalisme dan kebosanan. 
1. Landasan-landasan dalam penggunana audio visual aids: 
a. Dasar psikologis; adanya alat peraga dapat memuhi kebutuhan dan perbedaan individu si murid. 
b. Dasarr didaktis; alat peraga menarik minat anak, tidak mudah dilupakan, anak menjadi aktif karena menggunakan semua fungsi indra, dan membaa anak berfikir konkret. 
c. Dasar praktis; memungkinkan anak berhubungan lansung dengan objek sebenarnya, memudahkan anak memaham suatu peristiwa, memperkecil perbedaan kekurangan anak dalam belajar, serta memudahkan dan memperjelas pengamatan anak terhadap materi yang diberikan. 
2. Klasifikasi penggunaan alat-alat peraga 
a. Belajar menggunakan benda sesungguhya 
b. Belajar menggunakan benda tiruan 
c. Belajar menggunakan alat dua dimensi atau tiga dimensi 
d. Belajar menggunakan paduan alat dua dimensi dan tiga dimensi 
G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar 
Langkah-langakah dalm menyusun program belajar mengajar 
1. Menetapkan tujuan instruksional 
Rumusan dalam bentuk kemampuan atau tingkah laku yang spesifik dan operasional sehingga dapat diukur. 
2. Mengembangkan alat evaluasi 
Untuk menilai sampai dimana siswa telah dapat menguasai kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan tersebut. 
3. Menentukan kegiatan belajar dan meteri pengajaran
Materi pengajaran hendaknya disesuaikan engan kemampuan anak. 
4. Merencanakan program pengajaran 
Memilih alat-alat pelajran yang tepat dan relevan termasuk penetapan sumber- sumber kepustakaan yang diperlukan. 
5. Melaksanakan program 
Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengn langkah-langkah yang sudah direncanakan. 
H. Membantu guru-guru dalam menyusun test prestasi belajar 
Penilaian terhadap kemajuan murid merupakan salah satu masalah yang sulit. Kebanyakan guru belum memiliki pengertian yang jelas tentang fungsi penilaian, makna penilaian itu, pengaruh penilaian terhadap sikap anak, cara menyusun pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penilain dan bagaiman menafsirkan hasil- hasil penilaian. 
1. Bentuk-bentuk test yang dapat diberikan kepada murid 
a. Tes subjektif; lebih menekankan pada pendapat murid. Tes subjektif meliputi membandingkan sesuatu, menentukan pendapat terhadap sesuatu, penggunaan sesuatu, mengklasifikasikan sesuatu, mengadakan hubungan sebab dan akibat, memberi ilustrasi, merumuskan sesuatu, menyatakan pendapat, memberi kesimpulan, diskusi, melukiskan, membahas dan menyebutkan kembali, mengobservasi, dan merumsuskan sesuatu yang baru. 
b. Tes objektif; lebih menekankan pada apa yang sudah dipelajari. Tes objektif dapat berbentuk melengkapi soal, alternative response-item, multiple choices, dan matching question. 
I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid 
Guru sebagai orang tua kedua bagi murid seharusnya mengetahui kebutuhan murid. Maslow membedakan lima jenis kebutuhan; jasmani, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan mempertahankan diri. 
1. Bagaimana cara orang dewasa mengenal anak
a. Untuk mengamati keadaan anak, bisa dilakukan dengan observasi yang dilakukan pada waktu tertentu (observation time sampling) maupun pada keadaan yang dipandang luar biasa (casual observation). 
b. Melalui percakapan (interview) untuk mendapat informasi yang dibutuhkan, misalnya mencari tahu mengapa anak terlambat datang ke kelas. 
c. Melalui percakapan timbal balik (conference). 
d. Melalui catatan tentang tingkha laku anak yang istimewa pada suatu saat (anecdotal record). 
e. Melalui pengamatan tingkha laku anak secara cermat (rating scale) 
f. Melali catatan akademis dan non akademis (commulative record). 
g. Melalui pengenalan anak-anak yang mengalami kelainan secara mendalam (study case). 
2. Bagaimana anak mengenal dirinya sendiri 
a. Dalam autobiografi, anak menggambarkan kehidupannya. 
b. Menstimulasi anak agar bereaksi terhadap apa yang diceritakan atau diberikan orang lain. 
c. Kemampuan dan daya cipta seorang anak menggambarkan pribadi anak itu sendiri (art prduction). 
3. Bagaimana anak mengenal temannya 
a. Sosiometrik, adalah suatu alat yang digunaka supervisor untuk mengumpulkan bahan-bahan evaluasi mengenai relasi-relasi sosial yang terjalin di antara orang-orang disupervisi dalam suatu kelompok. 
b. Teknik “guess who”, digunakan untuk mencari tahu seberapa kenal seorang anak dengan temannya. 
c. Social distance scale; untuk menemukan luasnya individu dan subkelompok menerima orang lain dalam kelas dan sebaliknya diterima oleh orang lain.
J. Membantu guru-guru dalam membina moral dan kegembiraan kerja 
Setiap supervisor pasti mengahdapi guru yang berbeda-beda sifat. Untuk mengetahui lebiih jauh mengenaisifat-sifta guru, supervisor hendaknya mengetahui juga persoalan-persoalan yang dihadapi guru tersebut, baik persoalan pribadi maupun profesi. 
1. Karena kesehatan jasmani dan rohani (physical and mental health) 
Masalah kesehatan biasanya disebabkan karena gru menghadapi murid yang bermacam-macam tingkah laku dan sikap yang mengganggu bathin guru. 
2. Karena faktor ekonomi 
Pendapat yang diperoleh dari mengajar tentu tidak cukup untuk membiayai seluruh kehidupan. Guru ingin mencari pekerjaan tambahan untuk meningkatkan pendapatannya. Namun pekerjaan sebagai guru bukanlah pekerjaan yang bisa ditinggal, guru harus selalu ada di kelas. 
3. Karena status sosial guru dalam masyarakat 
K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan l’e sprit de corp 
Tujuan pendidikan adalah memaksimalkan perkembangan pengetahuan anak. Guru berpegang teguh pada kode etik jabatan guru maka l’esprit de corps guru akan tetap ditingkatkan dalam mengabdikan diri untuk generasi yang akan datang. 
Sahertian, Piet dan Mataheru, Frans. 1985. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Priting

More Related Content

What's hot

Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerDimas Dwi Senggono S
 
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ips
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ipsContoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ips
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ipsratih azza
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikTyasMommy Cozy Azalea
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranrofieamirasyka
 
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MIModel Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI1231011994
 
PPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxPPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxShezaYolanda1
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanyayan andrian
 
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VRPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VSuci Lintiasri
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaHildaNuraeni
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesiaPrint rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesiaIwan Listian
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarLatar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarUniversitas Lampung
 

What's hot (20)

Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
 
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ips
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ipsContoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ips
Contoh penilaian autentik dalam mata pelajaran ips
 
Kisi kisi soal
Kisi kisi soalKisi kisi soal
Kisi kisi soal
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Konsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaranKonsep dasar desain pembelajaran
Konsep dasar desain pembelajaran
 
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MIModel Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
Model Pembelajaran Pkn Tematis di Kelas I, II, dan III di SD/MI
 
PPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptxPPT manajemen kurikulum.pptx
PPT manajemen kurikulum.pptx
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Jenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikanJenis jenis biaya pendidikan
Jenis jenis biaya pendidikan
 
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS VRPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
RPP TEMATIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KELAS V
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Makalah tpq
Makalah tpqMakalah tpq
Makalah tpq
 
RPP GURU K1 t4-st1-p3
RPP GURU K1 t4-st1-p3RPP GURU K1 t4-st1-p3
RPP GURU K1 t4-st1-p3
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesiaPrint rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
Print rendahnya kualitas pendidikan di indonesia
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah DasarLatar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Latar Belakang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
 

Viewers also liked

Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanDadang Arifin
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisiProfesure Rezky Jihanudin
 
Makalah
MakalahMakalah
MakalahAyybee
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikanAnita Rahman
 
Hakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi PendidikanHakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi Pendidikananggi_damanik
 
Bab iv-hubungan-internasional
Bab iv-hubungan-internasionalBab iv-hubungan-internasional
Bab iv-hubungan-internasionalmarinuspurba
 
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
Model  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikanModel  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikan
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikanrofieamirasyka
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Konsep dasar supervisi
Konsep dasar supervisiKonsep dasar supervisi
Konsep dasar supervisiulfahmaya7
 
Kepemimpinan dan supervisi pendidikan
Kepemimpinan dan supervisi pendidikanKepemimpinan dan supervisi pendidikan
Kepemimpinan dan supervisi pendidikanAan Pambudi
 
Makalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasiMakalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasijatmiko1234
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Slamet Suprihanto
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikDyah Puspagarini
 
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamPengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamLutfy Nikmah
 

Viewers also liked (20)

Makalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikanMakalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikan
 
Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikan
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Hakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi PendidikanHakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi Pendidikan
 
Bab iv-hubungan-internasional
Bab iv-hubungan-internasionalBab iv-hubungan-internasional
Bab iv-hubungan-internasional
 
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
Model  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikanModel  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikan
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Budaya politik
Budaya politikBudaya politik
Budaya politik
 
Konsep dasar supervisi
Konsep dasar supervisiKonsep dasar supervisi
Konsep dasar supervisi
 
Kepemimpinan dan supervisi pendidikan
Kepemimpinan dan supervisi pendidikanKepemimpinan dan supervisi pendidikan
Kepemimpinan dan supervisi pendidikan
 
FAKTOR MEMPENGARUHI KINERJA GURU
FAKTOR MEMPENGARUHI KINERJA GURUFAKTOR MEMPENGARUHI KINERJA GURU
FAKTOR MEMPENGARUHI KINERJA GURU
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Makalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasiMakalah supervisi dan evaluasi
Makalah supervisi dan evaluasi
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
 
SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKANSUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
 
Ukps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawabanUkps soal dan-kunci-jawaban
Ukps soal dan-kunci-jawaban
 
Energi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial ListrikEnergi Potensial dan Potensial Listrik
Energi Potensial dan Potensial Listrik
 
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islamPengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
Pengawasan atau supervisi dalam lembaga pendidikan islam
 

Similar to Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasHariyatunnisa Ahmad
 
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Suaidin -Dompu
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarHafidzotul Millah
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppmaditin
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifYoski Haryono
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPaditin
 
Kinerja guru dalam mendesain pembelajaran
Kinerja guru dalam mendesain pembelajaranKinerja guru dalam mendesain pembelajaran
Kinerja guru dalam mendesain pembelajarannasutionllg
 
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)dian_pamungkas
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Antonius Lela Nihamaking
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppmaditin
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolahiskawia
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)iskawia
 
Teori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
Teori Pembelajaran Humanisme Dan KontruktivismeTeori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
Teori Pembelajaran Humanisme Dan KontruktivismeErik Kuswanto
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterVivi Vey
 

Similar to Prinsip dan teknik supervisi pendidikan (20)

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdfBELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
makalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajarmakalah Strategi dan tahapan mengajar
makalah Strategi dan tahapan mengajar
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
Tugas sulastri
Tugas sulastriTugas sulastri
Tugas sulastri
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
makalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatifmakalah penelitian kualitatif
makalah penelitian kualitatif
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
Kinerja guru dalam mendesain pembelajaran
Kinerja guru dalam mendesain pembelajaranKinerja guru dalam mendesain pembelajaran
Kinerja guru dalam mendesain pembelajaran
 
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
Sri inarti dian pamungkas (administrasi pendidikan)
 
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
Implementasi strategi pembelajaran inkuiri kelompok 5
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
 
Teori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
Teori Pembelajaran Humanisme Dan KontruktivismeTeori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
Teori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
 

More from Maya Sy

Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMaya Sy
 
Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Maya Sy
 
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanLogika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanMaya Sy
 
How are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredHow are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredMaya Sy
 
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaShilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaMaya Sy
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiMaya Sy
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaMaya Sy
 

More from Maya Sy (7)

Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
 
Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)
 
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanLogika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
 
How are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredHow are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles Acquired
 
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaShilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

  • 1. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan Dosen : Dr. Fathi Ismail, MM Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan Disusun oleh: Nama : Maya Syarie NIM : 1111014000096 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 M / 1434 H
  • 2. Daftar isi Daftar isi ............................................................................................................................. Bab I Konsep Dasar Supervisi Pendidikan A. Perlunya Supervisi .................................................................................................. B. Pengertian Supervisi ............................................................................................... C. Tujuan Supervisi ..................................................................................................... D. Fungsi Supervisi ..................................................................................................... E. Prinsip Supervisi ..................................................................................................... F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor ................................................................ G. Sasaran Supervisi .................................................................................................... Bab II Teknik-teknik Supervisi Pendidikan A. Teknik yang Bersifat Individual 1. Perkunjungan ke Kelas (Classroom Visitation) ................................................ 2. Observasi Kelas (Classroom Observation) ....................................................... 3. Percakapan Pribadi (Individual Conference) .................................................... 4. Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation) ..................................................... 5. Menilai Diri Sendiri (Self-Evaluation Check List) ........................................... B. Teknik yang Bersifat Kelompok 1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru ......................................................... 2. Panitia penyelenggara ...................................................................................... 3. Rapat guru ........................................................................................................ 4. Studi kelompok antarguru ................................................................................ 5. Diskusi sebagai proses kelompok .................................................................... 6. Tukar menukar pengalaman ............................................................................. 7. Lokakarya ........................................................................................................ 8. Diskusi panel .................................................................................................... 9. Seminar ............................................................................................................ 10. Simposium ....................................................................................................... 11. Demonstration teaching ...................................................................................
  • 3. 12. Perpustakaan jabatan ........................................................................................ 13. Buletin supervisi .............................................................................................. 14. Membaca langsung .......................................................................................... 15. Mengikuti kursus ............................................................................................. 16. Organisasi jabatan ............................................................................................ 17. Curriculum laboratory ..................................................................................... 18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf ............................................................. Bab III Penerapan Teknik-teknik Supervisi Pendidikan A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem ...................................................................................................................... B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan ............................ C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar ......... D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik ............... E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar ...................................................................................................................... F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga dan penggunaannya.... G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar ........................ H. Membantu guru-guru dalam hal menyusun test prestasi belajar ........................... I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid ............................................ J. Membantu guru-guru dalam membina morl dan kegembiraan kerja ..................... K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan l’e sprit de corp .......................................................................................................
  • 4. Bab I Konsep Dasar Supervisi Pendidikan A. Perlunya Supervisi Pendidikan Leeper menggambarkan latar belakang perlunya supervisi – dalam bukunya Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change, sebagai berikut: 1. Perubahan teknologi ruang angkasa harus diperhatikan sebagai salah satu perubahan sosial. 2. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Peningkatan urbanisasi menimbulkan masalah baru dalam pendidikan. 4. Hak-hak asasi manusia yang menuntut pemecahan masalah secara rasional. 5. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat ekonomi atas dengan masyarakat ekonomi kelas bawah. Selain itu, kualitas tenaga pengajar yang semakin menurun serta peraturan dan ketentuan negara dalam bidang pendidikan turut mengharuskan diadakannya supervisi pendidikan. Swearingen dalam Supervision of Instruction mengemukakan latar belakang pentingnya supervisi pendidikan sebagai berikut: 1. Latar belakang kultural Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pikir murid dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda mempengaruhi lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga pendidikan berfungsi menyeleksi akulturasi kebudayaan yang positif. 2. Latar belakang filosofis Cara berpikir manusia meningkat sejalan dengan perkembangan zaman. Manusia harus bertanggung jawab dalm memperbaiki dan mengembangkan masa depannya. Hal ini membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk merencanakan segala hal untuk kebaikan di masa depan. Hal ini juga
  • 5. mncerminkan bahwa supervisi diperlukan dalam penyusunan rencana-rencana untuk mengatur dan mengkoordinir pendidikan dan pengajaran. 3. Latar belakang psikologis Pengalaman merupakan guru terbaik dalam melakukan perbaikan untuk masa depan. Kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan mengetahui cara pemecahan masalah berdasarkan apa yang sudah kita alami sebelumnya. Keadaan murid dan guru secara emosional juga turut mempengaruhi kondisi belajar-mengajar. Sehingga jika muncul masalah selama kegiatan belajar mengajar, maka harus ada pemecahan dan perbaikan-perbaikan terhadap masalah itu dan selanjutnya diupayakan menghindari masalah yang akan timbul di kemudian hari. 4. Latar belakang sosial Pengakuan martabat manusia dalam kehidupan sosial membawa konsekuensi kepada setiap usaha agar selalu ada kerjasama dengan tidak mengenyampingkan identitas tiap manusia. Cara kerja yang bersifat kooperatif secara bertanggung jawab merupakan suatu cara kerja yang unik. Dalam situasi demokratis, tugas seorang pemimpin atau pengawas adalah membantu, mendorong, dan menstimulir tiap anggota kelompok untuk bekerjasama. a. Mackenzie manyarankan fungsi kepemimpinan demokratis sebagai berikut: 1) Tiap sumbangan menuju kesatuan 2) Penuh pemikiran yang mantap 3) Membantu dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan baru 4) Membantu melengkapi kepercayaan pada dir sendiri dan rasa aman 5) Membantu dalam menentukan batasan-batasan kebebasan (otonomi) dan saling bertindak (interaksi) b. Miel menyatakan fungsi pemimpin sebagai berikut: 1) Memperbaiki hubungan antara manusia dalam kelompok 2) Melengkapi kecakapan-kecakapan melalui garis tertentu 3) Membagi kepemimpinan untuk orang lain 4) Mengkoordinasi tiap saha orang lain
  • 6. 5. Latar belakang sosiologis Perkembangan manusia tidak hanya berdasarkan apa yang dibawa sejak lahir, tetapi juga bergantung pada lingkungan fisik, perkembangan pribadi melalui kondisi-kondisi sosial. Eksistensi manusia dikembangkan melalui belajar, interaksi anatara kepribadian dengan dengan kebudayaan, keluarga, kelompok bermain, serta pengaruh sosial-ekonomi di lingkungannya. Perlunya menyelidiki kondisi-kondisi masyarakat yang mempengaruhi perkembangan anak secara langsung atau tidak sehingga guru dapat membantu sekolah dan membina usaha-usaha didiknya adaalh salah satu fungsi kreatif dari supervise pendidikan. 6. Latar belakang pertumbuhan jabatan Adanya pertumbuhan jabatan mengharuskan adanya pengawasan yang tepat dalam menyeleksi kelemahan-kelemahan guru. Membantu pertumbuhan jabatan guru merupakan tugas terpenting seorang supervisor. Setiap guru membutuhkan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, pengetahuan dasar mengenai penelitian-penelitian, dan pengetahuan dasar tentang tata cara bekerjasama. a. Rorer menyebutkan kewajiban seorang pejabat sebagai berikut: 1) Menguasai suatu bidang pengetahuan khusus dan pengetahuan khusus tentang teknik-teknik bekerja dari kelompoknya. 2) Membutuhkan sejumlah latar belakang kehidupan tentang pendidikan jabatan ditambah dengan pengetahuan khusus dan latihan-latihan praktis. 3) Tetap membina perkembangan pengetahuan dan cara-cara di mana anggotanya memperoleh informasi melalui belajar secara bertahap dan berkelanjutan. 4) Mengerti tugas-tugas sosial dan potensi-potensi kemanusiaan. 5) Memelihara solidaritas terhadap minat, pendidikan dan tujuan di antara anggota.
  • 7. B. Pengertian Supervisi P. Adams dan Frank G. Dickey menyatakan bahwa Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Supervisi pada hakikatnya untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar. Good Carter, dalam Dictionary of Education, menyatakan bahwa supervisi adalah usaha memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang dikemukakan tokoh di atas serta tokoh lain seperti Alexander, Saylor, Boardman, Mc Nerney, Burton, dan Kimball Wiles; dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan bertugas melihat dengan jelas masalah-masalah yang timbul dan mempengaruhi situasi belajar mengajar dan menstimulir guru ke arah perbaikan. C. Tujuan Supervisi Secara operasional, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru dalam: menentukan tujuan pendidikan; membimbing murid-murid dalam belajar; menggunakan metode-metode, alat-alat, dan sumber belajar yang tepat; serta membantu guru menilai kemajuan murid-murid sebagai cerminan kesuksesan guru dalam mengajar. D. Fungsi Supervisi Berikut ini dipaparkan fungsi supervisi dari beberapa ahli, antara lain: 1. Franseth Jane dan Fred E Ayer, fungsi supervisi pendidikan untuk memelihara program pengajaran yang ada dengan baik sehingga ada perbaikan. 2. WH Burton, Leo J Bruckner, dan Kimball Wales, fungsi supervisi pendidikan untuk menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal dan situasi belajar mengajar. 3. TH Briggs, fungsi supervisi pendidikan untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
  • 8. 4. Swearingen (19: 242), menjelaskan fungsi supervisi pendidikan sebagai berikut. a. Mengkoordinasi usaha-usaha sekolah seperti usaha-usaha guru dalam mengajar, usaha-usaha sekolah dalam menyusun kebijakan dan program sekolah, dan usaha-usaha pertumbuhan jabatan. b. Melengkapi kepemimpinan sekolah; supervisi pendidikan berfungsi melatih dan meningkatkan keterampilan guru-guru dalam kepemimpinan. c. Memperluas pengalaman dengan bertukar pengalaman dan pikiran sesama anggota staf sekolah. d. Menstimulasi kreatifitas guru dan murid. e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang bertahap dan berkelanjutan. f. Menganalisa situasi belajar. g. Memberi pengetahuan dan keterampilan pada setiap anggota staf. h. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan kemampuan. E. Prinsip Supervisi Para supervisor pendidikan harus memegang teguh prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut. 1. Ilmiah (scientific); yang mencakup unsur-unsur sistematis (teratur, berencana, dan kontinyu), objektif (berdasarkan kenyataan), dan menggunakan instrumen. 2. Demokratis; menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah. 3. Kooperatif; saling bekerja sama sesama anggota. 4. Konstruktif dan kreatif; mengembangkan potensi dan meningkatkan kreatifitas guru dan murid. F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor Supervisor bertanggung jawab dalam menilai dan mengembangkan potensi kreatifitas guru. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi berdasarkan sikap kerja seorang supervisor, yaitu: 1. Supervisi yang bersifat korektif (corrective supervision); setiap kesalahan dan kekurangan ditempatkan dan diselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana supervisi.
  • 9. 2. Supervisi yang bersifat preventif (preventive supervision); supervisor mencegah timbulnya masalah-masalah yang akan datang dan mengurangi dampak yang akan terjadi. 3. Supervisi yang bersifat konstruktif (constructive supervision); supervisor berusaha mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan agar dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih baik. 4. Supervisi yang bersifat kreatif (creative supervision); supervisor memberi kebebasan kepada guru-guru untuk mengembangkan kreatifitasnya. G. Sasaran Supervisi Supervisi ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas interaksi guru-murid dalam mencapai tujuan kegiatan belajar-mengajar.
  • 10. Bab II Teknik-teknik Supervisi Pendidikan Konsep supervisi pendidikan yang dibahas pada bab sebelumnya akan terelisasi dengan baik jika para anggota supervisi mengetahui teknik-teknik dalam melaksanakannya. Berikut ini akan dipaparkan teknik-teknik supervisi pendidikan. A. Teknik yang berifat individual 1. Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation) Pembina atau kepala sekolah mengunjungi kelas untuk meninjau suasana belajar dimana seorang guru sedang mengajar di kelas itu. a. Kunjungan kelas bertujuan untuk mengetahui sifat dan kualitas belajar murid serta kualitas guru dalam mengajar dan membimbing muridnya. b. Fungsi kunjungan kelas sebagai alat mengukur dan meningkatkan kualitas cara belajar dan menagajar, dan meningkatkan profesionalitas guru dan supervisor itu sendiri. c. Jenis-jenis perkunjungan kelas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya (unannounced visitation) Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba ketika guru sedang mengajar. Kelebihan dari sistem ini adalah; pengawas dapat mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya, dan agar guru terbiasa mempersiapkan diri dalam mengajar. Kekurangan dari sistem ini adalah: kunjungan tiba-tiba membuat guru merasa bingung dan mengakibatkan timbunya hubungan tidak baik antara guru dan pengawas. 2) Perkunjungan dengan memberitahukan (announced visitation) Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh pihak sekolah (guru). Sisi positif dari kunjungan ini adalah; pembagian jadwal yang merata dapat meningkatkan efesiensi kerja dalam proses belajar mengajar. Sedangkan sisi negatifnya adalah keterbatasan waktu mengurangi kesempatan bagi guru yang membutuhkan pengawasan.
  • 11. 3) Perkunjungan atas dasar undangan guru (visits upon invitation) Dalam hal ini guru berinisiatif mengundang pengawas untuk mengawas dan menilai cara mengajarnya. Sisi positif dari kunjungan ini memungkinkan masing masing guru dan pengawas akan mendapatkan pengalaman mengajar yang baru serta menciptakan hubungan baik antara pengawas dan guru. Namun sisi negatif dari sistem ini adalah kemungkinan besar guru memanipulasi tingkah laku dan keadaan sebaik mungkin, sehingga pengawas tidak mengetahui suasana yang sesungguhnya. d. Dalam melakukan kunjungan kelas, harus ada persiapan dan perencanaan yang matang. Pengawas harus mempersiapkan mental dan alat perlengkapan penilaian. Selain itu pengawas harus mengetahui keadaan guru, baik kepribadian, pengetahuan, dan status sosialnya; mengetahui lingkungan anak dan sekolah yang mempengaruhi situasi belajar-mengajar; informasi tentang masalah yang dihadapi guru; dan mengetahui cara-cara menggunakan peralatan atau fasilitas belajar. e. Secara umum supervisor harus menganalisa tugas dan jabatan guru yang diawasinya, menentukan kondisi belajar-mengajar yang diinginkan, dan merumuskan tujuan dari kunjungan kelas yang akan dilakukan. 2. Observasi kelas (Classroom Observation) Observasi kelas sama seperti kunjungan kelas, pengawas meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung. a. Jenis observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: observasi langsung / directed observation (supervisor mengawasi guru dalam ruang yang sama) dan observasi tidak langsung / indirect observation (supervisor dibatasi oleh ruang kaca). b. Observasi bertujuan untuk merubah cara-cara mengajar agar lebih baik dan menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar murid. c. Hal-hal yang diobservasi antara lain: usaha serta kegiatan guru dan murid dalam menggunakan fasilitas belajar dan memperoleh pengalaman belajar, serta lingkungan sosial dan faktor-faktor penunjang lainnya.
  • 12. d. Untuk melakukan observasi, pengawas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) menciptakan situasi pengawasan yang wajar; 2) mengatahui hal apa saja yang harus dicatat; 3) mengatasi kelemahan guru dengan mencari jalan untuk memperbaikinya; dan 4) memperhatikan reaksi atau perhatian murid terhadap proses belajar. e. Kriteria yang digunakan dalam observasi adalah bersifat objektif dan tepat sasaran. Data yang dicatat sesuai dengan data yang diperoleh dan dilihat, tidak ada penilaian subjektif dari supervisor itu sendiri. f. Alat observasi Alat yang digunakan dalam observasi pada umumnya berbentuk check list. Check list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar dan mengajar di kelas. 1) Macam-macam check-list a) Evaluative check-list; adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang disusun cara berkelompok dan merupakan standard beserta skala penilaiannya. Misalnya pertanyaan tentang keaktifan antara guru dan murid, perhatian murid terhadap penjelasan guru dalam mengajar. b) Activity check-list; adalah suatu daftar pertanyaan yang berisi pertanyaan khusus tentang kegiatan. 2) Tujuan penggunaan check list a) Untuk melihat sampai berapa jauh aktifitas guru maupun murid dalam proses belajar-mengajar. b) Untuk melihat pada bagian-bagian manakah aktifitas guru dan murid. 3) Cara menyusun check list Factual record, suatu catatan yang didasarkan pada kenyataan yang ada. Catatan-catatan itu hanya melengkapi sebagian dari apa yang telah dilakukan dalam observasi.
  • 13. a) Attention chart; suatu daftar yang berbentuk gambar atau kode-kode untuk mencatat status murid yang memberikan perhatiannya terhadap cara guru mengajar. b) Participation chart; suatu daftar yang digunakan unuk mencatat partisipasi murid-murid di kelas. 3. Percakapan pribadi (Individual Converence) Adam dan Dickey menyatakan teknik percakapan pribadi dilakukan antara guru dan supervisor dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru seperti konsultasi dalam menentukan metode belajar yang baik dan penggunaan alat-alat pembelajaran. a. Tujuan percakapan pribadi Percakapan pribadi dapat membantu guru dalam memecahkan masalah- masalah yang dihadapi, memperbaiki kelemahan yang dialami guru, serta mengembangkan potensi guru dalam mengajar. b. Jenis-jenis percakapan pribadi 1) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut George Kyte a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal) Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka membahas hasil dari observasi sebelumnya yang dilakukan di kelas. b) Percakapan pribadi melalui percakapan biasa (informal) Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dan memecahan masalah yang dihadapi. 2) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut Mildred E Swearingen a) Classroom conference; percakapan dilakukan di kelas tanpa kehadiran murid. b) Office conference; percakapan dilakukan di ruang guru atau kepala sekolah yang terdapat alat-alat penunjang pembelajaran. Percakapan ini dilakukan untuk berkonsultasi mengenai penggunaan alat-alat tersebut.
  • 14. c) Casual conference; percakapan ini dilakukan dengan percakapan biasa (informal). Biasanya percakapan ini membuat guru lebih leluasa dalam menanyakan berbagai hal mengenai pengajaran kepada supervisor. d) Observational visitation Pengawas menilai dan mencatat hasil observasi yang dilakukan di kelas ketika guru sedang mengajar dan kemudian membicarakan hasil observasi tersebut bersama guru yang bersangkutan. c. Persiapan percakapan pribadi dalam rangka observasi Supervisi akan berjalan dengan baik jika sesuai dengan rencana dan persiapan yang matang. Seorang supervisor harus kritis, sabar, memiliki sikap penolong, dan lebih banyak mendengarkan, serta menguasai konsep dan metode-metode pengajaran. Selain itu, supervisor harus mempersiapkan waktu dan tempat yang nyaman untuk mengadakan percakapan, mempersiakan catatan-catatan observasi, mengadakan interview, kemudian menganalisa hasil observasi. d. Pelaksanaan percakapan pribadi Kyte mengemukakan tiga unsur dalam menganalisa pengajaran. 1) Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran (Strong points of the lesson) Supervisor membangun dan mengemukakan sisi positif dari guru. Supervisor mengemukakan segala apa yang dilaksanakan guru dengan baik. 2) Kekurangan-kekurangan dari pelajaran (Weak points of the lesson) Supervisor sebaiknya memperbaiki kekurangan atau kelemahan guru. Supervisor harus kreatif dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru. 3) Hal-hal yang masih meragukan (Doubtful points not clearly understood) Supervisor sebaknya menghilangkan perasaan ragu dalam memberi masukan kepada guru yang diawasinya.
  • 15. 4. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation) Guru-guru dapat saling mengunjungi agar lebih leluasa untuk memperoleh pengalaman baru dari rekannya. Kegiatan saling mengunjungi sesama guru dapat dilakukan dengan guru satu sekolah maupun dengan guru di sekolah lain. Biasanya supervisor menyarankan guru untuk bertukar pikiran dengan guru lain yang ilmu dan pengalaman mengajarnya lebih luas serta memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik- teknik mengajar. 5. Menilai diri sendiri (Self-evaluation Check List) Untuk menilai diri sendiri, dibutuhkan daftar pandangan/pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas. Selanjutnya guru menganalisa tes-tes terhadap unit kerjanya sendiri. Selain itu guru harus mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik yang dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok. B. Teknik-teknik yang Bersifat Kelompok Teknik ini dilaksanakan supervisor bersama sejumlah guru dalam satu kelompok. 1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru (orientation meeting for new teacher) Pertemuan ini diperuntukkan guru baru maupun guru lama. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi: a. sistem kerja sekolah; b. proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah; c. kunjungan ke tempat-tempat tertentu seperti pusat-pusat industriatau objek- objek sumber belajar; dan d. diskusi kelompok atau loka karya sebagai tindak lanjut dari orientasi. Barton juga menambahkan bahwa orientasi dilaksanakan untuk merencanakan program pendidikan di sekolah.
  • 16. 2. Panitia penyelenggara Panitia penyeleggara adalah orang-orang yang ditunjuk karena lebih banyak pengalamnnya. Mereka lebih mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain. 3. Rapat guru Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi dalam belajar mengajar. a. Macam-macam rapat guru 1) Berdasarkan tingkatannya, rapat guru dibedakan menjadi lima tingkatan. a) Staff meeting, yaitu rapat sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru di sekolah tersebut. b) Rapat guru-guru bersama dengan ornag tua murid atau wakilnya. c) Rapat gur se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah yang sejenis dan setingkat. d) Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga. e) Rapat kepela-kepala sekolah. 2) Rapat guru berdasarkan waktunya a) Rapat permulaan dan akhir tahun b) Rapat periodik c) Rapat-rapat yang bersifat insidental 3) Rapat guru berdasarkan bentuknya a) Individual conference b) Diskusi c) Seminar dan simposium d) Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu e) Workshop Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah waktu dan tempat pelaksanaan rapat. Tempat rapat harus nyaman, aman, ventilasi yang cukup, dan sesuai dengan jumlah peserta rapat. b. Perencanaan / persiapan rapat guru
  • 17. Rapat dan alat-alat bantu harus dipersiapkan secara matang agar rapat berjalan lancar. c. Perancang perencanaan 1) Kepala sekolah atau supervisor. 2) Kepala sekolah supervisor dan beberapa orang guru. 3) Suatu panitia perancang rapat yang dibentuk oleh dan dari guru-guru. d. Hal yang harus diperhatikan dalam perancanaan rapat 1) Rapat harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit. 2) Masalah yang dibahas dalam rapat adalah masalah yang timbul dari anggota dan sesuai dengan kebutuhan. 3) Masalah-masalah pribadi juga patut mendapat perhatian. 4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh guru dalam rapat hendaknya dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan pribadi. 5) Menetukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai. e. Masalah pokok yang perlu direncanakan 1) Penetapan problema atau masalah yang akan menjadi inti rapat. 2) Menetapkan alat-aat atau perlengkapan apa saja yang akan dibuutuhkan dalam rapat. 3) Menentukan waktu dan tempat yang tepat. 4) Memperhitungkan jumlah peserta rapat. 5) Menetapkan pimpinan rapat dan notulis 6) Menetapkan pembagian tugas serta pembiayaan. f. Pelaksanaan rapat/pertemuan Seorang supervisor atau kepala sekolah harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut: 1) Menciptakan satu situasi yang baik dengan sikap ramah tamah, memperhatikan pendapat-pendapat dan saran-saran peserta. 2) Menguasai ruang lingkup diskusi dan menghadapkan problema- problema unuk dipecahkan bersama di bawah bimbingan dan pengarahan pemimpin.
  • 18. 3) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan pendapatnya. 4) Mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat yang menonjol menuju kesepakatan pendapat. 5) Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan bersama. g. Narasumber Narasumber adalah orang yang memberikan informasi dan penjelasan tentang masalah yang dirapatkan serta membantu memecahkan masalah. h. Notulis atau sekretaris rapat Notulis bertugas mencatat segala pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat, serta mebacakan dan menyimpulkan apa saja yang dicatat. i. Evaluasi rapat guru-guru Evauasi dilakkukan untuk menentukan apakah tujuan rapat sudah terpenuhi, dan untuk menemukan fakta-fakta positif dan negatif tentang jalannya proses dan keputusan-keputusan dalam rapat. j. Pelaksana evaluasi 1) Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan/ panitia rapat. 2) Anggota peserta dengan menjawab check-list, menulis kesan-kesan, pendapat-pendapat, saran-saran mereka tentang segala sesuatu mengenai rapat. k. Implikasi hasil rapat guru-guru Hasil dari rapat tentunya akan membantu guru dalam memperbaiki sistem pengajaran maupun dalam pertumbuhan jabatan. l. Tujuan supervisi menurut Thomas H Briggs dalam Improving Instruction 1) Mengintegrasikan anggota staf dan mengkoordinasi pekerjaan mereka. 2) Menjamin agar guru menyadari dan memahami masalah dan tantangan dari sekolah. 3) Memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pendidikan dan memupuk implikasi alterntaif yang dipilih. 4) Memajukan kemampuan dan antusiasme.
  • 19. 5) Memperoleh pengertian tentang gagasan-gagasan baru dan merencanakan untuk menggunakan mana yang sudah terbukti kebaikannya. 6) Menyiapkan, membina, dan menyatukan murid-murid dan masyarakat sehubungan dengan program dan kebijakan sekolah. m. Tujuan-tujuan penyelenggaraan rapat guru 1) Menyatukan pandagan-pandangan guru tentang konsep umum, makna pendidikan dan fungsi sekolah daam pencapaian tujuan dari pendidikan itu di mana mereka bertanggung jawab bersama. 2) Mendorong guru unutk menerima dan melaksanakan tugasnya dengan baik dan mendorong pertumbuhan mereka. 3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di sekolah tersebut. 4. Studi kelompok antarguru Studi ini dilakukan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama. Mereka bersama-sama memecahkan masalah yang mungkin dan sudah terjadi dalam pengajaran mata pelajaran itu. Pokok bahasan ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun teratur. 5. Diskusi sebagai proses kelompok a. Diskusi Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan mengkoordinasiakan pekerjaan-pekerjaan kelompok. b. Pembatasan dan ciri kelompok Pembatasan kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kepentingan. Ciri- ciri kelompok yang baik antara lain: (1) tiap anggota merasa turut
  • 20. berpartisipasi; (2) adanya interaksi antaranggota; dan (3) adanya control daripada anggota. c. Kepemimpinan dalam kelompok Berikut ini empat jenis kepemimpinan menurut Leland P. Bradfort dan Ronald Lippit dalam bukunya Building a Democratie Work Group. 1) The Hardboiled Autocrat Pemimpin memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat, tegas pada disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya. Anggota- anggota kelompok enggan menerima tanggung jawab. Anggota tipe ini cendrung tidak mau bekerja jika tidak ada pemimpin, mereka bekerja hanya untuk mencari pujian. 2) The Benevolent Autocrat Pemimpin tipe ini merasa perlu membuat anggota-anggota senang padanya, suka dipuji, dan ingin menjadikan dirinya menjadi sumber semua pertimbangan. Sedangkan anggota-anggota tidak berinisiatif, tunduk dan tidak mau menerima tanggung jawab. 3) Laissez Faire Pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggung jawab terlalu banyak kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat keputusan dan tidak membantu kelompok membuat putusan. Sedangkan anggota-anggota tidak memiliki tujuan, tidak ada sesuatu yang ingin dicapai. Mereka menganggap masa depannya suram karena frustasi, penuh kegagalan dan rasa tidak aman. 4) Democratie Supervisor yang demokratis selalu berusaha bersama membuat rencana kerja. Ia ingin agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan senang akan hasilnya. Sedangkan anggota merasa ikut serta dalam kelompok ini. Kerjasama dengan jelas dan anggota menjadi anggota yang bertanggung jawab.
  • 21. d. Peranan anggota dalam kelompok menurut DM Hall 1) Inisiator; orang yang mengemukakan ide-ide dalam memecahkan masalah. Ia mengetahui nilai-nilai konsepsionil kelompok dan bagaimana memberi saran secara objektif. 2) Orientor; orang yang membantu menetapkan dan mengarahkan kelompok untuk mencapai tujuan. 3) Fasilitator atau promotor; orang yang berusaha menjaga hubungan yang bebas antara anggota, menentukan kemampuan anggota kelompok dan kemungkinan sumbangan mereka. 4) Encourager, simulator; orang yang mengajak ikut serta membenarkan, mengatur peranan yang dimainkan orang lain. 5) Harmonicer; orang yang menggabungkan perbedaan pendapat atau usaha mengurangi ketegangan. 6) Summarizer atau synthesizer; orang yang menentukan apakah mereka pada permasalahan yang tepat. 7) Fact seeker atau information hound; orang yang memberi data informasi atau contoh-contoh dari suatu pengertian atau prinsip, untuk menjelaskan suatu masalah. 8) Compromizor; oarangyang berusaah mencairkan suatu perhitungan dalam kelompok. 9) Fact giver, fact man, resource person, consultant; orang yang ahli dalam bidang tertentu dia memberikan fakta, contoh pengalaman atau mengutip pendapat seorang ahli. 10) Expeditor, datailman, arranger; orang yang menyediakan fasilitas untuk pertemuan dan snack-snack. 11) Spokesman; orang yang berbicaa untuk kelompok dalam memajukan kelompok dan mempertahankan mereka dari serangan yang datang dari luar. 12) Recorder (secretary); orang yang mencatat tujuan, problema, issue, ide, fakta-fakta, dan keputusan yang telah dibuat oleh kelompok. 13) Evaluator; orang yang membuat perbandingan antara kenyataan dan kegiatan, menetapkan kemajuan yag dicapa kelompok.
  • 22. 14) Observer atau analyzer; orang yang menganalisa dan melaporkan kepada kelompoknya tentang hasil yang dicapai. 15) Status role; orang yang terkenal dan dihormati karena sikapnya yang diterima oleh orang lain. e. Peranan kepemimpinan kelompok Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya. f. Macam-macam peranan pemimpin 1) Sebagai leader atau chairman Pemimpin membantu kelompok mengenal untuk menetapkan peraturan- peratuan dasar, menyetujui langkah-langkah dalam pemecahan suatu masalah, mengakui perbedaan individu, dan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk menyampaikan pendapatnya. 2) Sebagai recorder (pencatat) Pemimpin menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah dilakukan, melaporkan kegiatan pada anggota, dan mengklasifikasikan pendapat atau argumentasi menurut kepentingannya. 3) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian) Mencatat peranan yang dimainkan oleh anggota-anggotadalam menetapkan hasil tiap peranan dalam kelompok. 4) Sebagai narasumber (resource person) 5) Sebagai evaluator Ia mengetahui bagaimana menggunakan evaluasi, mengumpulkan data, menunjukkan kematangan kelompok itu. g. Fungsi kepemimpinan yang baik 1) Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tepat yang disediakan. 2) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua orang
  • 23. 3) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya. 4) Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikutsertakan untuk hasil bersama. h. Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan 1) Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki tiap anggota kelompok. 2) Kerjasama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan supervisor. 3) Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada anggota-anggotanya bahwa tidak seorangpun atau kelompok manapun yang menunjukkan dominasi dalam bicara terhadap semua kelompok. 4) Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan memerlukan perhatian yang terus menerus. 6. Tukar menukar pengalaman (sharing of experience) a. Langkah-langkah sharing 1) Tentukan tujuan yang akan dicapai; 2) Tentuk pokok masalah yang akan dibahas dalam bentu problema; 3) Beri kesempatan pada setiap peserta untuk mengemukakan pendapat; dan 4) Rumuskan kesimpulan sementara dan buka problema baru. 7. Lokakarya a. Pengantar 1) Workshop pendidikan adalah suatu kgiatan belajar kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan masalah yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perseorangan. 2) Workshop berarti suatu tempat kerja dengan menggunakan berbagai alat untuk menghasilkan sesuatu.
  • 24. 3) Workshop adalah suatu situasi yang di dalamnya orng bekerja dan belajar bersama; suatu situasi orang belajar dengan ornag lain atas tanggung jawab bersama. b. Ciri-ciri workshop 1) Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri. 2) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan. 3) Cara yang digunakan adalah metode pemecahan masalah “musyawaah dan penyelidikan”. c. Jenis-jenis workshop 1) Berdasarkan lembaga/ organisasi a) Faculty workshop b) Institute workshop c) Graduate workshop 2) Berdasarkan waktu a) Pre-school workshop b) Summer workshop (workshop yang dilaksanakan waktu liburan) 3) Berdasarkan sifat a) Conference workshop b) Training workshop d. Prosedur pelaksanaan 1) Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai) 2) Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci 3) Menentukan prosedur pemecahan masalah a) Merumuskan masalah yang akan dibahas b) Tujuan pembahasan c) Metode pembahasan  Membaca buku  Mendengar pengarahan / prasaran  Mengerjakan tugas-tugas  Mendiskusikan
  • 25.  Merumuskan kesimpulan d) Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop e) Merumuskan kesulitan-kesullitan yang dihadapi f) Merumuskan kesimpulan dan saran-saran 8. Diskusi panel a. Pengertian Diskusi panel atau diskusi forum atau diskusi meja bundar adalah bentuk disksi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar. b. Tujuan Diskusi panel bertujuan untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Diskusi ini juga untuk menstimulir para pendengar dan partisipan agar mengarahkan perhatiannya terhadap masalah yang dibahas. c. Pemeran dalam panel 1) Moderator; orang yang bertugas mengantarkan problema yang akan didiskusikan, menetralisir situasi bila terjadi ketegangan, dan mengatur kontunuitas pemikiran dan pembicaraan berlangsung secara teratur. 2) Panelist; orang yang memiliki kemampuan berpikir dan memberi tanggapan secrara tepat dan aktif berpartisipasi dalam diskusi. 3) Expert; orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bersedia memberi penjelasan untuk memecahkan masalah yang didiskusikan. 4) Participant; orang yang mengikuti diskusi dan diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat dalam diskusi maupun setelah diskusi berakhir. d. Prosedur panel 1) Moderator mengantarkan problema secara umum. 2) Moderator menimbulkan problema secara bertahap. 3) Secara spontan para panelist mulai berdiskusi.
  • 26. 4) Moderator mengarahkan setiap problema agar tetap dalam ruang lingkkup pembahasan. 5) Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk kesimpulan sementara. 6) Moderator mengajukan problema baru dan kembali membuat kesimpulan sementara. 7) Kemudian moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan dibahas bersama. 9. Seminar a. Pengertian 1) Seminar disebut sebagai tempat belajar, perguruan tinggi, atau universitas. 2) Seminar sebagai suatu bntuk belajar mengajar berkelompok di mana sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh beberapa orang yang pembimbing. b. Tujuan Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi, serta aplikasi pengetahuan, pengertian dan keterampian para anggota kelompok dalam satu latihan intensif. c. Pelaksanaan Seminar dilaksanakan dalam bentuk belajar-mengajar oleh 10-15 orang, dan problema yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok. d. Beberapa topik untuk diseminrkan 1) Cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspekdari mral sekolah. 2) Cara mengatasi anak-aak yang selalu menunukkan tingkah laku yang menyimpang. 3) Cara menganalisa kesulitan-kesulitan belajar guru-guru. 4) Cara menolong murid-murid yang memiliki minat yang berbeda.
  • 27. 10. Simposium a. Pengertian Simposium adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang suatu masalah dimana masing-masing penulis atau pembicara menemukan pendapatnya secara relatif teratur. b. Tujuan Simposium bertujuan untuk mengorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda. c. Pelaksana Pelaku simposium antara lain orang yang dianggap ahli dalam mewakili sudut pandang yang sesauai dengan tujuan simposium. 11. Demonstration teaching Supervisor memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode- metode mengajar yang baru atau berbeda. Kekurangan dari demonstrasi mengajar adalah membutuhkan waktu yang lama. 12. Perpustakaan jabatan Guru sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya dengan memperbanyak perpustakaan jabatan (mempernbanyak membaca buku-buku), agar mampu menjelaskan berbagai informasi mengenai suatu hal dalam materi pembelajaran. 13. Buletin supervisi a. Pengertian Buletin supervisi merupakan salah sat u alat komunikasi dalm bentuk lisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru dalam memperbaiki situasi belajar-mengajar.
  • 28. b. Jenis-jenis supervisi bulletin menurut George C Kyte dalam How to Supervise 1) Bulletin bagi instruksi-instruksi yang umum (berisi informasi mengenai metode-metode mengajar dan sumber-sumber referensi yang digunakan dalam mengajar). 2) Bulletin khusus untuk guru-guru sebagai kesiapan dalam mengikuti suatu rapat (guru diberi kesempatan untuk mempersiapkan raat sesuai dengan kemampuan mereka). 3) Buletin yang berisi tidak lanjut suatu keputusan rapat. c. Bentuk dan waktu penerbitannya Bentuk buletin biasanya berupa lembaran-lembaran atau majalah. Waktu penerbitan biasanya setiap periode tertentu. 14. Membaca langsung (Directed reading) Supervisor memberikan tugas kepada guru untuk membaca berbagai literatur dan kemudian membuat laporan mengenai apa yang sudah dibaca, dengan ini guru akan dapat memperkaya pengetahuannya. 15. Mengikuti kursus Supervisi menyarankan guru untuk mengikuti kursus untuk mengambangkan kemampuannya dalam mengajar. 16. Organisasi jabatan (professional organization) Organisasi yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama akan memudahkan anggotanya untuk bertukar pikiran dan pengalaman. 17. Curriculum laboratory Tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber- sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka in-service education. Curriculum laboratory berfungsi sebagai tempat mengadakan penelitian, percobaan, dan tempat bekerja sambil belajar untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar.
  • 29. 18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf (field trip) a. Hakikat field trip atau perjalanan sekolah Pada dasrnya field trip merupakan sarana belajar menyenangkan dan juga mengandung pelajaran. b. Macam-macam field trip menurut Lester B. Sands dalam Audio Visual Procedure Teaching 1) Ekskursi (excursion); perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari sesuatu secara menyeluruh. 2) Study trip; perjalanan yang khusus mempelajari suatu hal yang tertentu. 3) Tour; perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari sesuatu secara menyeluruh yang biasanya memakan waktu beberapa hari. c. Nilai-nilai Field trip 1) Memberi pengalaman langsung. 2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang teah ada. 3) Memberi motivasi kepada guru-guru unu menyelidiki sebab-sebab tertentu. 4) Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat. 5) Mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat. 6) Sebagai penyegaran dalam pembinaan profesi. d. Merencanakan field trip Supervisor harus mempersiapkan atau merencanakan field trip dengan baik dan matang. e. Persiapan/ perencanaan Field trip harus memiliki tujuan yang jelas. Guru juga harus mempelajari segala sesuatu mengenai apa yang akan diperoleh selama perkunjungan. f. Pelaksanaan field trip Sebaiknya guru-guru aktif dalam mengumpulkan bahan-bahan baru agar tertib dalam field trip itu.
  • 30. g. Follow-up field trip Setelah mengadakan fied trip, sebaiknya para supervisor atau kepala sekolah mengevaluasi apa saja yang sudah diperoleh dari perjalannan itu, apa saja hambatan-hambatan yang muncul selama field trip.
  • 31. Bab III Penerapan teknik-teknik Supervisi Pendidikan A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem Sistem adalah seperangkat objek-objek yang terdiri dari komponen- komponen yang saling bergantung (interdependency) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Komponen dalam kegiatan belajar-megajar antara lain: tujuan pelajaran, materi pelajaran, sumber-sumber belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Semua komponen tersebut perlu ditingkatkan melalui berbagai ussaha pembinaan profesi mengajar guru. B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan 1. Bermacam-macam tujuan pendidikan a. Tujuan umum (lengkap, total, akhir) Tujuan ini meliputi seluruh aspek kepribadian manusia. Dalam praktik pendidikan selamanya menyatakan diri dalam suatu bentuk pengkhususan. b. Tujuan tak lengkap Tujun ini hanya mengenai satu aspek kepribadian, misalnya aspek biotis, aspek psikis, aspek rohani(proneatich). Misalnya pendidikan Nazi di Jerman sangat pincang sebab bersifat biotis; penganut rasionalisme mementingkan aspek intelek, dan lain-lain. c. Tujuan sementara Tujuan ini berhubungan dengan fase-fase pertumbuhan anak didik. Dengan sengaja pendidik membimbingan setingkat demi setingkat hingga pada akhirnya dicapai tingkat kedewasaan dalam bentuk yang tertentu. d. Tujuan kebetulan Jika ditinjau dari keseluruhan pendidikan, tujuan-tujuan kebetualn sering dapat menghambat usaha pendidikan. Misalnya seorang anak sedang mengerjakan soal berhitung, tiba-tiba anak itu menghapus tulisannya karena salah menulis dengan penghapus yang basah, kemudian guru menasehatinya untuk tidak melakukannya lagi.
  • 32. e. Tujuan perantaraan Fase-fase yang terjadi pada tujuan sementara disebut sebagai tujuan intermediair atau tujuan perantaraan. Misalnya seorang anak yang belajar menulis yang berawal dari membuat garis-garis, corat-coret, lingkaran, huruf kecil dan besar, angka-angka dan lain-lain pada akhirnya sampailah pada suatu tujuan perantaraan yang menjadi mata rantai bagi rangkaian yang dinamakan menulis. 2. Kriteria dalam merumuskan tujuan instruksional a. Tujuan-tujuan instruksional hendaknya dirumuskan dalam hasil belajar. Grondlund dalam bukunya, Stating behavior objectives for classroom instruction mengemukakan istilah Learning outcome (hasil belajar) dan Instructional process (proses pengajaran). Misalnya tepat jika dikatakan “para siswa dapat menyebutkan fungsi jantung bagi tubuh manusia”, dan tidak tepat jika dikatakan “Menambah pengertian tentang fungsi jantung bagi tubuh manusia”. b. Tujuan instruksional hendaknya dirumuskan secara spesifik. Jadi kemampuan dan tingkah laku yang kita harapkan dimiliki oleh para pelajar, hendaknya cukup spesifik sehingga pengertian orang lain tentang tingkah laku yang dirumuskan sama dengan apa yang kita maksudkan. c. Dalam merumuskan tuujan instruksional hendaknya digunaakan istilah- istilah yang operasional, mislanya istilah yang dianjurkan dan dihindari. Istilah yang dianjurkan, seperti menghitung, menjelaskan, mengukur; merumuskan, menuliskan, menyebutkan; mendemonstrasikan, memilih, membedakan; membandingkan, dan sebagainya. Istilah yang dihindari seperti mengetahui, memahami, menyukai; merasakan, menghargai, mempercayai; menikmati, meyakini, menguasai; menyadari , mengakui, dan sebagainya. 3. Aspek-aspek tingkah laku dalam merumuskan tujuan menurut S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objective a. Cognitive domain
  • 33. b. Psych motivic domain c. Affective domain 4. Cara membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan operasional (behavioral objective) Salah satu teknik supervisi yang dapat membatu guru agar dapat secara tuntas menerapkan cara-cara merumuskan tujuan instruksional ialah training workshop (lokakarya) yang diadakan oleh kepala sekolah. Dengan cara demikian diharapkan ada perubahan pada guru dalam cara merumuskan tujuan-tujuan operasional dan menyusun suatu sistem belajar-mengajar. C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar Mengajar adalah usaha membimbing kegiatan murid, baik mental, rohani, maupun jasmani guru harus merumuskan kegiatan belajar apakah yang perlu ditempuh oleh murid-murid agar mereka dapat berbuat seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah dirumuskan. Berikut langkah-langkah untuk merumuskan kegiatan: 1. merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang perlu untuk mencapai tujuan; 2. menetapkan mana dari sekian banyak keganatan belajar itu yang sudah diketahui oleh murid-murid; dan 3. menetapkan kegiatan-kegiatan belajar mana yang akan dilaksanakan oleh murid. D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik 1. Metode ceramah (explanation) Metode explanasi adalah aktifitas mengajar yang dimulai tanpa interupsi murid-murid sampai selesai. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya seelah beberapa menit menjelaskan. 2. Metode pemberian tugas (resitasi) Nilai resitasi untk mendorong atau membimbing anak diskus dan tujuan diagnose. Prinsp resitasi ialah bahwa kelas harus mengalamia kemajuan melalui esitasi, adanya saat sosialisasi, mengusahakan adanya suatu partisipasi
  • 34. dari murid, dan tidak boleh memberi nilai dalam tugas-tugas yang diberikan kepada murid. 3. Metode latihan (drill) Untuk memerikan latihan, guru harus yakin dengan kemampuan murid dalam menjawab, guru harus dapat memberi latihan segera setelah pemberian materi, guru harus mengoreksi jawaban murid, dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan anak dan cukup menarik perhatian. 4. Metode pemecahan masalah (problem solving) Dalam meaksanakan metode ini, guru harus merumuskan tujuan yang akan dicapai, membatasi problema yang akan dipecahkan, merumuskan alternative pemecahan problema tersebut, mengadakan diskusi kelompok, menilai dan menguji hasil dari kegiatan kelompok tersebut, dan mengembangkan kesanggupan mempelajari dari setia orang yang terlibat di dalam masaalah. 5. Metode diskusi Denag metode diskusi, bakat anak dapat berkembang dengan baik karena anak aktif dalam mempelajari semua masalah. Selain itu, sikap sosial anak dapat dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan. 6. Metode tiruan Murid belajar meniru atau mencontoh guru atau lingkungan sekitar. 7. Metode percobaan Anak-anak belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru tidak memberikan contoh, seperti metode tiruan, tapi mendorong anak dalam situasi percobaan secara langsung. 8. Metode pegalaman buatan (artificial experience) Pengalaman buatan didasarkan kepada semacam pengalaman yang dibuat- buat; tidak terjadi sesungguhnya. 9. Metode conditioning atau brain washing Metode ini menggunakan pengaruh atau efek dalam pengajaran. Seolah-olah anak dipaksa untuk menerima ilmu pengetahuan.
  • 35. 10. Metode dialektik Dalam metode ini, guru dan murid bersama-sama memecahkan masalah, namun guru harus memberikan kesempatan kepada muirdnya untuk lebih aktif dalam dialog ini. 11. Metode elektronik Metode ini menggunakan alat-alat elektronik dalam media pembelajaran. E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar Supervisor membantu guru dalam manggunakan sumber-sumber masyarakkat dalm pembelajaran 1. Macam-macam sumber masyarakat a. Orang sebagai sumber (person as resource), misalya orng-orang yang ahli dalam bidangnya seperti dokter, ahli huukum, dan pejabat pemerintah. b. Tempat sebagai sumber (place as resource), guru memberi kesempatan kepada murid untuk mempelajari objek tertentu seperti di museum. 2. Teknik-teknik dalam menggunkan community resource a. Survey masyarakat (community survey) Murid terjun ke masyarakat untu meneliti dan belajar mengerti proses kehidupan dasar dari suatu masyarakat, mulai dar aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun agama. b. Observasi dan partisipasi Murid mengobservasi tingkat kehidupan masyarakat yang berbeda-beda. Hal ini melaih murid dalam berkehidupan sebagai anggota massyrakat. c. Field trip Gur mengunjugi suatu tempat bersama murid dengan mengkonfirmasi petugas-petugas yang bersangkutan, serta mengkonfirmasi orang tua murid.
  • 36. F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga (Audio Visual Aids) dan penggunaannya Alat-alat peraga yang disediakan di sekolah akan membantu siswa agar pegalaman belajar menjadi lebih konkret, lebih realistis, dan lebih dinamis. Dengan adanya alat peraga, proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif sehingga seluruh fungsi indra dapat bekerja dengan baik, adanya alat peraga juga menghilangkan verbalisme dan kebosanan. 1. Landasan-landasan dalam penggunana audio visual aids: a. Dasar psikologis; adanya alat peraga dapat memuhi kebutuhan dan perbedaan individu si murid. b. Dasarr didaktis; alat peraga menarik minat anak, tidak mudah dilupakan, anak menjadi aktif karena menggunakan semua fungsi indra, dan membaa anak berfikir konkret. c. Dasar praktis; memungkinkan anak berhubungan lansung dengan objek sebenarnya, memudahkan anak memaham suatu peristiwa, memperkecil perbedaan kekurangan anak dalam belajar, serta memudahkan dan memperjelas pengamatan anak terhadap materi yang diberikan. 2. Klasifikasi penggunaan alat-alat peraga a. Belajar menggunakan benda sesungguhya b. Belajar menggunakan benda tiruan c. Belajar menggunakan alat dua dimensi atau tiga dimensi d. Belajar menggunakan paduan alat dua dimensi dan tiga dimensi G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar Langkah-langakah dalm menyusun program belajar mengajar 1. Menetapkan tujuan instruksional Rumusan dalam bentuk kemampuan atau tingkah laku yang spesifik dan operasional sehingga dapat diukur. 2. Mengembangkan alat evaluasi Untuk menilai sampai dimana siswa telah dapat menguasai kemampuan yang telah dirumuskan dalam tujuan tersebut. 3. Menentukan kegiatan belajar dan meteri pengajaran
  • 37. Materi pengajaran hendaknya disesuaikan engan kemampuan anak. 4. Merencanakan program pengajaran Memilih alat-alat pelajran yang tepat dan relevan termasuk penetapan sumber- sumber kepustakaan yang diperlukan. 5. Melaksanakan program Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengn langkah-langkah yang sudah direncanakan. H. Membantu guru-guru dalam menyusun test prestasi belajar Penilaian terhadap kemajuan murid merupakan salah satu masalah yang sulit. Kebanyakan guru belum memiliki pengertian yang jelas tentang fungsi penilaian, makna penilaian itu, pengaruh penilaian terhadap sikap anak, cara menyusun pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penilain dan bagaiman menafsirkan hasil- hasil penilaian. 1. Bentuk-bentuk test yang dapat diberikan kepada murid a. Tes subjektif; lebih menekankan pada pendapat murid. Tes subjektif meliputi membandingkan sesuatu, menentukan pendapat terhadap sesuatu, penggunaan sesuatu, mengklasifikasikan sesuatu, mengadakan hubungan sebab dan akibat, memberi ilustrasi, merumuskan sesuatu, menyatakan pendapat, memberi kesimpulan, diskusi, melukiskan, membahas dan menyebutkan kembali, mengobservasi, dan merumsuskan sesuatu yang baru. b. Tes objektif; lebih menekankan pada apa yang sudah dipelajari. Tes objektif dapat berbentuk melengkapi soal, alternative response-item, multiple choices, dan matching question. I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid Guru sebagai orang tua kedua bagi murid seharusnya mengetahui kebutuhan murid. Maslow membedakan lima jenis kebutuhan; jasmani, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan mempertahankan diri. 1. Bagaimana cara orang dewasa mengenal anak
  • 38. a. Untuk mengamati keadaan anak, bisa dilakukan dengan observasi yang dilakukan pada waktu tertentu (observation time sampling) maupun pada keadaan yang dipandang luar biasa (casual observation). b. Melalui percakapan (interview) untuk mendapat informasi yang dibutuhkan, misalnya mencari tahu mengapa anak terlambat datang ke kelas. c. Melalui percakapan timbal balik (conference). d. Melalui catatan tentang tingkha laku anak yang istimewa pada suatu saat (anecdotal record). e. Melalui pengamatan tingkha laku anak secara cermat (rating scale) f. Melali catatan akademis dan non akademis (commulative record). g. Melalui pengenalan anak-anak yang mengalami kelainan secara mendalam (study case). 2. Bagaimana anak mengenal dirinya sendiri a. Dalam autobiografi, anak menggambarkan kehidupannya. b. Menstimulasi anak agar bereaksi terhadap apa yang diceritakan atau diberikan orang lain. c. Kemampuan dan daya cipta seorang anak menggambarkan pribadi anak itu sendiri (art prduction). 3. Bagaimana anak mengenal temannya a. Sosiometrik, adalah suatu alat yang digunaka supervisor untuk mengumpulkan bahan-bahan evaluasi mengenai relasi-relasi sosial yang terjalin di antara orang-orang disupervisi dalam suatu kelompok. b. Teknik “guess who”, digunakan untuk mencari tahu seberapa kenal seorang anak dengan temannya. c. Social distance scale; untuk menemukan luasnya individu dan subkelompok menerima orang lain dalam kelas dan sebaliknya diterima oleh orang lain.
  • 39. J. Membantu guru-guru dalam membina moral dan kegembiraan kerja Setiap supervisor pasti mengahdapi guru yang berbeda-beda sifat. Untuk mengetahui lebiih jauh mengenaisifat-sifta guru, supervisor hendaknya mengetahui juga persoalan-persoalan yang dihadapi guru tersebut, baik persoalan pribadi maupun profesi. 1. Karena kesehatan jasmani dan rohani (physical and mental health) Masalah kesehatan biasanya disebabkan karena gru menghadapi murid yang bermacam-macam tingkah laku dan sikap yang mengganggu bathin guru. 2. Karena faktor ekonomi Pendapat yang diperoleh dari mengajar tentu tidak cukup untuk membiayai seluruh kehidupan. Guru ingin mencari pekerjaan tambahan untuk meningkatkan pendapatannya. Namun pekerjaan sebagai guru bukanlah pekerjaan yang bisa ditinggal, guru harus selalu ada di kelas. 3. Karena status sosial guru dalam masyarakat K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan l’e sprit de corp Tujuan pendidikan adalah memaksimalkan perkembangan pengetahuan anak. Guru berpegang teguh pada kode etik jabatan guru maka l’esprit de corps guru akan tetap ditingkatkan dalam mengabdikan diri untuk generasi yang akan datang. Sahertian, Piet dan Mataheru, Frans. 1985. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Priting