SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Intelegensi, Kemampuan Berfikir, dan Emosi
Dosen: Ibu Layyinah S.Psi, M.Si
Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan
Makalah ini disusun oleh:
Dzawin Nur Ikram 1111014000126
Dessi Wulandari 1111014000
Maya Syarie 1111014000096
Lili Tsamrotul Karimah 1111014000110
Shendy Pratama 1111014000
Kelas 2C
Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Jakarta
2012
Daftar Isi
Daftar Isi...............................................................................................................
Bab I Pendahuluan................................................................................................
Bab II Landasan Teori
A. Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi.........................................................................
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi ..................................
3. Intelegensi dan IQ...............................................................................
4. Pengukuran Intelegensi.......................................................................
B. Kemampuan Berpikir
1. Pengertian Berikir...............................................................................
2. Macam-macam Berpikir.....................................................................
C. Emosi
1. Pengertian Emosi................................................................................
2. Macam-macam Emosi........................................................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi .........................................
Bab II Pembahasan
A. Hubungan antara Intelegensi, kemampuan berpikir dan emosi dengan
proses dan hasil belajar............................................................................
Bab III Kesimpulan ..............................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
Keberhasilan dari suatu proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat
kecerdasan atau yang biasa disebut sebagai intelegensi, tingkat kogitif (kemampuan
berpikir), dan tingkat penguasaan emosi. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama
lain.
Intelegensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa
makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi ini diperoleh manusia sejak
lahir, dan sejak itu pula potensi intelegensi ini mulai berfungsi mempengaruhi tempo dan
kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah berkembang, maka fungsinya
semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya
dengan lingkungannya.
Intelegensi juga dapat mempengaruhi aktifitas berpikir. Berpikir merupakan kegiatan
atau tingkah laku yang menggunakan ide dalam mengambil suatu keputusan atau dalam
memecahkan suatu masalah.
Intelegensi dan kemampuan berpikir tidak bekerja sendiri dalam mementukan
keberhasilan proses belajar, ada satu sisi lagi yang harus diperhatikan, yaitu emosi. Pada
umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu yaitu perasaan
senang dan tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai
perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah , atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat akan
perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-
perasaan seperti ini disebut emosi.
Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam menentukan keberhasilan proses belajar.
Dalam makalah ini, kami menguraikan beberapa definisi antara Intelegensi, kemampuan
berpikir, emosi dan beberapa faktor yang mempengaruhinya, serta hubungan-hubungan
antara intelegensi, kemampuan berpikir, dan emosi dengan proses dan hasil belajar.
Bab II
Landasan Teori
A. Intelegensi
1. Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan atau kecakapan intelektual yang berdaya guna
dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak / berbuat dalam suatu situasi atau
dalam menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Berikut ini akan dijelaskan apa yang
dimaksud dengan intellegensi:
o Intelligence is a general capacity of behave in an adaptable and acceptable
manner. (David C Edward, General Psychology, 1968).
o Intelligence-term used to describe a person’s general abilities in a number of
different areas, including both verbal and motor skills (Robert E. Silverman,
Psychology, 1971).
o Intelligence is a global capacity of the individual to act purposefully, to think
rationally and to deal effectively with the environment (Dennis coon, Introduction
to Psychology-Exploration and Application, 1977).
Atau dapat disimpulkan bahwa:
o Intelegensi merupakan kemampuan umum mental individu yang tampak dalam
caranya bertindak / berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam
melaksanakan suatu tugas.
o Intelegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan
kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak / berbuat atau
memecahkan masalah atau tugas yang dihadapi.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
o Pembawaan, ialah kemampuan / potensi yang dibawa sejak lahir.
o Kematangan, ialah kesiapan suatu fungsi atau potensi untuk dikembangkan.
o Pembentukan, ialah segala faktor luar yang akan mempengaruhi perkembangan
intelegensi.
o Minat, ialah sikap senang terhadap sesuatu hal.
o Kebebasan, ialah kondisi psikologi yang dapat mempengaruhi sikap, performance /
aktivitas seseorang dalam berbuat / mencapai tujuan dalam mewujudkan dirinya.
3. Intelegensi dan IQ
IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan IQ (Intelligence
Quotient) yang hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang
dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Atau dengan kata
lain, IQ menunjukkan ukuran atau taraf kemampuan intelegensi / kecerdasan seseorang
yang ditentukan berdasarkan hasil tes intelegensi. Sedangkan intelegensi merupakan
suatu konsep umum tentang kemampuan individu.
Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental
Age atau MA) dengan umur kronolog (Chronological Age atau CA), skor ini kemudian
dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar penghitungan IQ.
MA = Adalah kemampuan lebih yang dimliki individu pada saat itu
CA = Adalah yang seharusnya dimiliki oleh individu pada saat itu
Namun kemudian timbul permasalahan karena MA akan mengalami stograsi dan
penurunan pada waktu itu, tetapi CA terus bertambah. Masalah ini kemudian diatasi
dengan membandingkan skor seseorang dengan skor orang lain dalam kelompok umur
yang sama. Cara ini disebut “perhitungan IQ berdasarkan norma dalam kelompok
(Within Group Normal)” dan hasilnya adalah IQ penyimpangan atau deviation IQ.
Dengan cara perhitungan seperti ini, maka oramg yang IQ sama dengan rata-rata
kelompok akan memeperoleh nilai 100. Nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
nilai rata-rata kelompok akan menentukan posisi IQ orang tersebut dalam kelompok
umurnya.
4. Pengukuran Inteligensi
Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal
Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi
siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat
tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak
perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks
numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age
dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford Binet. Indeks seperti ini
sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William
Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet
ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes
itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan
bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor),
tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor
(Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini
adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC
(Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.
Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang
lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.
Dari hasil pengukuran tes intelegensi, akan diperoleh tingkatan intelegensi, diantaranya
tingkat jenius, normal, rendah, dan terbelakang.
- Jenius, kemampuan yang luar biasa, dalam ukuran / tingkatan diatas 140
- Normal, mempunyai tingkatan ukuran yang rata-rat 100-110, atau yang disebut
kecerdasan yang rata-rata
- Rendah, kemampuan dibawah rata-rata, tingkat ukurannya antara 70-90
- Keterbelakangan
Anak yang mempunyai kemampuan sangat rendah dan sangat sulit untuk melakukan
tugas atas dirinya. Diantara keterbelakangan ini disebut dengan:
1) Idiot (IQ 0-29), keterbelakangan yang sangat rendah sekali kemampuannya seperti
anak bayi.
2) Imbecile (IQ 30-40), lebih meningkat dari idiot, biasanya anak yang umur 7 tahun
kemampuan kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun.
3) Debil (IQ 41-90), yaitu orang yang sedikit kekurangan /kelemahan mentalnya.
B. Berpikir
1. Pengertian Berpikir
Proses belajar pada manusia erat sekali hubungannya dengan proses berpikir.
Berikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses simbolis. Misalnya
membayangkan sesuatu yang tidak ada, maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol
tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir.
2. Macam-macam Kegiatan Berpikir
Macam-macam kegiatan berpikir dapat digolongkan sebagai berikut:
o Berpikir assosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya
ide lain. Jalan pikiran dalam proses assosiatif tidak ditentukan atau diarahkan
sebelumnya, jadi ide-ide timbul dengan sendirinya. Adapun jenis-jenis berpikir
assosiatif ada lima, yaitu:
1) Assosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain tanpa ada
batasnya.
2) Assosiasi terkontrol, suatu ide tertentu akan menimbulakan ide mengenai hal lain
dalam batas-batas tertentu.
3) Melamun, menghayal bebas tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak
realistis.
4) Mimpi, ide-ide tentang berbagai hal timbul secara tidak disadari.
5) Berpikir artistik, proses berpikir yang subjektif (dipengaruhi oleh pendapat dan
pandangan pribadi).
o Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan
biasanya diarahkan pada pemecahan persoalan. Berpikir terarah ada dua, yaitu:
1) Berpikir kritis, membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
2) Berpikir kreatif, menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal,
menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem, menenukan
bentuk arsistik baru, dan sebagainya.
C. Emosi
1. Pengertian Emosi
Ada dua macam pendapat mengenai terjadinya emosi. Pendapat nativistik
mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan
pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses
belajar.
Rene Descrates (1596-1650), salah seorang nativisme, mengatakan bahwa sejak
lahir manusia memiliki enam emosi dasar, yaitu: cinta, kegembiraan, keinginan, benci,
sedih, dan kagum. Sedangkan para tokoh empirisme seperti William James (1842-1910,
Amerika Serikat) dan Carl Lange (Denmark) menyusun teori tentang emosi James-Lange
yang manyatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan yang datang dari
luar. Wilhem Wundt (1832-1920) memberikan tiga pasang kutub emosi, yaitu:
 Lust-Unlust (senang-tidak senang)
 Spannung-Losung (tegang-tidak tegang)
 Erregung-Berubigung (semangat-tenang)
2. Macam-macam Emosi
Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, diantaranya yaitu:
 Amarah; benci, mengamuk, beringas.
 Kesedihan; muram, pedih, putus asa.
 Takut; cemas, gugup, khawatir.
 Bahagia; gembira, senang, bangga.
 Cinta; persahabatan, kasih sayang, hormat.
 Terkejut; kaget.
 Jengkel; hina, muak, kesal.
 Malu; malu hati
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi
Beberapa ahli psokologi menyebutkan adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi seseorang (Astuti, 2005), yaitu:
a. Pola asuh orang tua
Pengasuhan ini berarti orag tua mendidik, membimbing, dan
mendisiplinkan serta melindungi anak sesuai denan nrma-norma yang ada
dalam masyarakat (Tarmuji, 2001). Dimana tugas tersebut berkaitan
dengan mengarahkan anak menjadi mandiri di masa dewasanya, baik
secara fisik maupun psikologis (Andayani dan Koentjoro, 2004).
b. Jenis kelamin
Perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan, peran jenis maupun
tuntutan sosial berpengaruuh pada perbedaan karakteristik emosi antara
keduanya.
c. Usia
Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan
fisiologis seseorang. Semakin tua usia seseorang, maka kadar hormonal
dalam tubuh turut berkurang, sehingga mengakibatkan penurunan
pengeruhnya terhadap kondisi emosi (Moloney, dalam Puspitasari Nuryoto,
2001). Tapi tidak menutup kemungkinan jika seseorang yang sudah tua
kondisi emosionalnya cendrung meledak-ledak . hal ini dapat disebabkan
oleh adanya kalainan di dalam tubuhnya maupun klainan secara fisik.
Kelainan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor makanan yang merangsang
terbentuknya kadar hormonal.
Bab II
Pembahasan
A. Hubungan antara Intelegensi, Kemampuan Berpikir dan Emosi dengan Proses dan
Hasil Belajar
Intelegensi merupakan suatu kemampuan teringgi dari makhluk hidup yang
hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi adalah kemampuan atau kecakapan
intelektual yang berdaya guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu
situasi atau dalan menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Adapun antara
intelegensi dengan proses dan hasil belajar, yaitu semakin tinggi tingkat
intelegensi seseorang, maka kecepatan, ketepatan, dan keberhasilannya dalam
bertindak atau memecahkan masalah akan semakin tinggi.
Selain faktor intelegensi, ada hal lain yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar peserta didik, yaitu kemampuan berpikir dan emosional. Berpikir
adalah aktifitas jiwa yang mempunyai kecendrungan final (final tendency) yaitu
pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk mencapai suatu akta psikis yang
bersifat dinamis. Dimana individu itu sendiri yang merupakan penggerak
prosesnya. Kulpe menyatakan bahwa berpikir adalah proses kesadaran yang tidak
beraga, yang memperoleh tujuan adanya pikiran.
Motivasi merupakan kunci untuk membantu remaja kurang berprestasi
keluar sari situasi yang membelenggunya, namun motivasi tergantung pada
banyak elemen yang diklasifikasikan sebagai elemen emosional. Setiap elemen
berpengaruh pada pembelajaran. Sebab motivasi berkaitan denngan memahami,
mengingat, dan memecahkan masalah. Emosi dan pembelajaran saling
berhubungan dan tak terpisahkan satu sama lain. Jean Piaget menekankan
pentingnya hubungan antara aspek-aspek emosional dalam pembelajaran dan
proses berpikir. Agar anak berhasil dalam proses pembelajaran di kelas,
komponen emosional dalam pembelajaran harus sejalan dengan proses
berpikirnya. Umumnya, emosi yang tidak diinginkan dapat menghalangi cara
belajar yang baik. Kebiasaan remaja di sekoah tidak dapat dipisahkan secara
efektif dari sisi emosional dalam hidupnya. Pengajar tidak hanya perlu mengenali
pentingnya aspek emosional dalam pembelajaran, tapi juga mengarahkan agar
berada dalam kondisi mendukung proses belajar mengajar. Bagaimanapun emosi
memainkan peranana penting dalam proses pembelajaran dan mempengaruhi
keterampilan kognitif seperti menganalisis, menilai, dan mengingat.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan emosi positif adalah
dengan penciptaan kegembiraan belajar. Menurut Meier, (dalam Khodijah,
2009:176), kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan
kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan bukan berarti menciptakan
suasana kelas yang ribut dan penuh hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti
bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman,
dan nila yang membahagiakan pada diri si pelajar.
Bab III
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
 Intelegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan
kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak / berbuat
atau memecahkan masalah atau tugas yang dihadapi.
 Berikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses simbolis.
Misalnya membayangkan sesuatu yang tidak ada, maka kita menggunakan ide
atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir.
 Ada dua macam pendapat mengenai terjadinya emosi. Pendapat nativistik
mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir.
Sedangkan pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh
pengalaman dan proses belajar.
 Emosi saja tidak akan berarti untuk mendukung proses pembelajaran.
Kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir, komponen-komponen di
dalam pikirannya juga harus dioperasikan pada tingkat optimal.
 Intelegensi, kemampuan berpikir, dan emosi berpengaruh dalam menentukan
proses dan hasil belajar. Semakin tinggi tingkat intelegensi peserta didik,
semakin tinggi pula kualitasnya dalam belajar. Sehingga kemampuan
berpikirnyapun akan semakin meningkat. Tidak hanya itu, semakin mudah
peserta didik dalam menguasai emosinya, semakin mudah pula mereka dalam
memahami dan menyesuaikan diri dengan kondisi belajar yang baik.
Daftar Pustaka
Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Sabri, M Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV
Pedoman Ilmu Jaya.
___________. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.
Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://www.Google.com. Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi.

More Related Content

What's hot

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakKefyn Bromeng
 
Psikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakatPsikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakatReddy Prayudie
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
 
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)tbpck
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerDimas Dwi Senggono S
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Zara Neur
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitifsujiadisss
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikFauzi Taha Ush
 

What's hot (20)

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada AnakPerkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Psikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakatPsikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakat
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
Teori Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences)
 
Pengantar Psikologi
Pengantar PsikologiPengantar Psikologi
Pengantar Psikologi
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Teori Medan
Teori MedanTeori Medan
Teori Medan
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan BrunnerTeori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitif
 
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk PembelajaranPendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 

Viewers also liked

Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosiIntelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosihudayoi
 
makalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatifmakalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatifHafidzotul Millah
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Sriwijaya University
 
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahFaktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahaurorawellyam
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
8 macam kecerdasan manusia.ppt
8 macam kecerdasan manusia.ppt8 macam kecerdasan manusia.ppt
8 macam kecerdasan manusia.pptWahyu Sutrisno
 
Karakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuKarakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuDeasy Katiandagho
 
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)Annisa NC
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013Christina Dwi Rahayu
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajararuna227
 

Viewers also liked (13)

Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosiIntelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
Intelegensi,Kemampuan berfikir dan emosi
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 
makalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatifmakalah-tahapan berfikir kreatif
makalah-tahapan berfikir kreatif
 
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
Belajar dan pembelajaran (kognitif dan konstruktivisme)
 
Bk(Kecerdasan Manusia)
Bk(Kecerdasan Manusia)Bk(Kecerdasan Manusia)
Bk(Kecerdasan Manusia)
 
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahFaktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
Definisi berpikir
Definisi berpikirDefinisi berpikir
Definisi berpikir
 
8 macam kecerdasan manusia.ppt
8 macam kecerdasan manusia.ppt8 macam kecerdasan manusia.ppt
8 macam kecerdasan manusia.ppt
 
Karakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuKarakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individu
 
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
 
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
Pendidikan Agama Kristen Kelas XI kurikulum 2013
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
 

Similar to OPTIMIZED TITLE

keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswaNur IB
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualTohir Haliwaza
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxRivaNadia
 
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptxPertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptxitafitriyana2
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanNarendra
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Narendra
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalahpjj_kemenkes
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitaspjj_kemenkes
 
Bahasa, berfikir, intelegensi
Bahasa, berfikir, intelegensiBahasa, berfikir, intelegensi
Bahasa, berfikir, intelegensiejak19
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesIsmail Mamat
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Vivi Vey
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANTika Nafisah
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)Zara Neur
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiDevia Titania
 
Apa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritualApa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritualherul25
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter reportAgussalim Masry
 

Similar to OPTIMIZED TITLE (20)

keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptxBAHASA DAN KECERDASAN.pptx
BAHASA DAN KECERDASAN.pptx
 
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptxPertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
Pertemuan 6-intelegensi-kognisi-dan-metakognisi.pptx
 
IESQ
IESQIESQ
IESQ
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Bahasa, berfikir, intelegensi
Bahasa, berfikir, intelegensiBahasa, berfikir, intelegensi
Bahasa, berfikir, intelegensi
 
Emotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence CompetenciesEmotional Intelligence Competencies
Emotional Intelligence Competencies
 
Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011Pp binaan 25 4-2011
Pp binaan 25 4-2011
 
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARANMEMFASILITASI KECERDASAN  PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
MEMFASILITASI KECERDASAN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN
 
konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)konsep indikator iq (kelompok 1)
konsep indikator iq (kelompok 1)
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
 
Apa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritualApa dan mengapa emotional spiritual
Apa dan mengapa emotional spiritual
 
Presentation chapter report
Presentation chapter reportPresentation chapter report
Presentation chapter report
 

More from Maya Sy

Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanPrinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanMaya Sy
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMaya Sy
 
Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Maya Sy
 
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanLogika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanMaya Sy
 
How are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredHow are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredMaya Sy
 
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaShilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaMaya Sy
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaMaya Sy
 

More from Maya Sy (7)

Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanPrinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
 
Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)Before alfred (ppt)
Before alfred (ppt)
 
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan KesimpulanLogika Matematika; Penarikan Kesimpulan
Logika Matematika; Penarikan Kesimpulan
 
How are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles AcquiredHow are Culture and Cultural Roles Acquired
How are Culture and Cultural Roles Acquired
 
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang TuaShilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
Shilatur Rahim dan Berbakti kepada Orang Tua
 
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswaHakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
Hakikat bahasa indonesia sebagai alat komunikasi mahasiswa
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 

OPTIMIZED TITLE

  • 1. Intelegensi, Kemampuan Berfikir, dan Emosi Dosen: Ibu Layyinah S.Psi, M.Si Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Makalah ini disusun oleh: Dzawin Nur Ikram 1111014000126 Dessi Wulandari 1111014000 Maya Syarie 1111014000096 Lili Tsamrotul Karimah 1111014000110 Shendy Pratama 1111014000 Kelas 2C Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta 2012
  • 2. Daftar Isi Daftar Isi............................................................................................................... Bab I Pendahuluan................................................................................................ Bab II Landasan Teori A. Intelegensi 1. Pengertian Intelegensi......................................................................... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi .................................. 3. Intelegensi dan IQ............................................................................... 4. Pengukuran Intelegensi....................................................................... B. Kemampuan Berpikir 1. Pengertian Berikir............................................................................... 2. Macam-macam Berpikir..................................................................... C. Emosi 1. Pengertian Emosi................................................................................ 2. Macam-macam Emosi........................................................................ 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi ......................................... Bab II Pembahasan A. Hubungan antara Intelegensi, kemampuan berpikir dan emosi dengan proses dan hasil belajar............................................................................ Bab III Kesimpulan .............................................................................................. Daftar Pustaka ......................................................................................................
  • 3. Bab I Pendahuluan Keberhasilan dari suatu proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat kecerdasan atau yang biasa disebut sebagai intelegensi, tingkat kogitif (kemampuan berpikir), dan tingkat penguasaan emosi. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Intelegensi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi ini diperoleh manusia sejak lahir, dan sejak itu pula potensi intelegensi ini mulai berfungsi mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan individu, dan manakala sudah berkembang, maka fungsinya semakin berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkungannya. Intelegensi juga dapat mempengaruhi aktifitas berpikir. Berpikir merupakan kegiatan atau tingkah laku yang menggunakan ide dalam mengambil suatu keputusan atau dalam memecahkan suatu masalah. Intelegensi dan kemampuan berpikir tidak bekerja sendiri dalam mementukan keberhasilan proses belajar, ada satu sisi lagi yang harus diperhatikan, yaitu emosi. Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu yaitu perasaan senang dan tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah , atau samar-samar saja. Dalam hal warna efektif yang kuat akan perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan- perasaan seperti ini disebut emosi. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Dalam makalah ini, kami menguraikan beberapa definisi antara Intelegensi, kemampuan berpikir, emosi dan beberapa faktor yang mempengaruhinya, serta hubungan-hubungan antara intelegensi, kemampuan berpikir, dan emosi dengan proses dan hasil belajar.
  • 4. Bab II Landasan Teori A. Intelegensi 1. Pengertian Intelegensi Intelegensi merupakan kemampuan atau kecakapan intelektual yang berdaya guna dan berhasil guna untuk menghadapi atau bertindak / berbuat dalam suatu situasi atau dalam menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Berikut ini akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan intellegensi: o Intelligence is a general capacity of behave in an adaptable and acceptable manner. (David C Edward, General Psychology, 1968). o Intelligence-term used to describe a person’s general abilities in a number of different areas, including both verbal and motor skills (Robert E. Silverman, Psychology, 1971). o Intelligence is a global capacity of the individual to act purposefully, to think rationally and to deal effectively with the environment (Dennis coon, Introduction to Psychology-Exploration and Application, 1977). Atau dapat disimpulkan bahwa: o Intelegensi merupakan kemampuan umum mental individu yang tampak dalam caranya bertindak / berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam melaksanakan suatu tugas. o Intelegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak / berbuat atau memecahkan masalah atau tugas yang dihadapi. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi o Pembawaan, ialah kemampuan / potensi yang dibawa sejak lahir. o Kematangan, ialah kesiapan suatu fungsi atau potensi untuk dikembangkan. o Pembentukan, ialah segala faktor luar yang akan mempengaruhi perkembangan intelegensi. o Minat, ialah sikap senang terhadap sesuatu hal. o Kebebasan, ialah kondisi psikologi yang dapat mempengaruhi sikap, performance / aktivitas seseorang dalam berbuat / mencapai tujuan dalam mewujudkan dirinya.
  • 5. 3. Intelegensi dan IQ IQ adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan IQ (Intelligence Quotient) yang hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Atau dengan kata lain, IQ menunjukkan ukuran atau taraf kemampuan intelegensi / kecerdasan seseorang yang ditentukan berdasarkan hasil tes intelegensi. Sedangkan intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu. Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age atau MA) dengan umur kronolog (Chronological Age atau CA), skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar penghitungan IQ. MA = Adalah kemampuan lebih yang dimliki individu pada saat itu CA = Adalah yang seharusnya dimiliki oleh individu pada saat itu Namun kemudian timbul permasalahan karena MA akan mengalami stograsi dan penurunan pada waktu itu, tetapi CA terus bertambah. Masalah ini kemudian diatasi dengan membandingkan skor seseorang dengan skor orang lain dalam kelompok umur yang sama. Cara ini disebut “perhitungan IQ berdasarkan norma dalam kelompok (Within Group Normal)” dan hasilnya adalah IQ penyimpangan atau deviation IQ. Dengan cara perhitungan seperti ini, maka oramg yang IQ sama dengan rata-rata kelompok akan memeperoleh nilai 100. Nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai rata-rata kelompok akan menentukan posisi IQ orang tersebut dalam kelompok umurnya. 4. Pengukuran Inteligensi Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
  • 6. Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak. Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat. Dari hasil pengukuran tes intelegensi, akan diperoleh tingkatan intelegensi, diantaranya tingkat jenius, normal, rendah, dan terbelakang. - Jenius, kemampuan yang luar biasa, dalam ukuran / tingkatan diatas 140 - Normal, mempunyai tingkatan ukuran yang rata-rat 100-110, atau yang disebut kecerdasan yang rata-rata - Rendah, kemampuan dibawah rata-rata, tingkat ukurannya antara 70-90 - Keterbelakangan Anak yang mempunyai kemampuan sangat rendah dan sangat sulit untuk melakukan tugas atas dirinya. Diantara keterbelakangan ini disebut dengan: 1) Idiot (IQ 0-29), keterbelakangan yang sangat rendah sekali kemampuannya seperti anak bayi.
  • 7. 2) Imbecile (IQ 30-40), lebih meningkat dari idiot, biasanya anak yang umur 7 tahun kemampuan kecerdasannya sama dengan anak yang berumur 3 tahun. 3) Debil (IQ 41-90), yaitu orang yang sedikit kekurangan /kelemahan mentalnya. B. Berpikir 1. Pengertian Berpikir Proses belajar pada manusia erat sekali hubungannya dengan proses berpikir. Berikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses simbolis. Misalnya membayangkan sesuatu yang tidak ada, maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir. 2. Macam-macam Kegiatan Berpikir Macam-macam kegiatan berpikir dapat digolongkan sebagai berikut: o Berpikir assosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses assosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul dengan sendirinya. Adapun jenis-jenis berpikir assosiatif ada lima, yaitu: 1) Assosiasi bebas, suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain tanpa ada batasnya. 2) Assosiasi terkontrol, suatu ide tertentu akan menimbulakan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. 3) Melamun, menghayal bebas tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis. 4) Mimpi, ide-ide tentang berbagai hal timbul secara tidak disadari. 5) Berpikir artistik, proses berpikir yang subjektif (dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan pribadi). o Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan biasanya diarahkan pada pemecahan persoalan. Berpikir terarah ada dua, yaitu: 1) Berpikir kritis, membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan. 2) Berpikir kreatif, menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem, menenukan bentuk arsistik baru, dan sebagainya.
  • 8. C. Emosi 1. Pengertian Emosi Ada dua macam pendapat mengenai terjadinya emosi. Pendapat nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Rene Descrates (1596-1650), salah seorang nativisme, mengatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki enam emosi dasar, yaitu: cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan kagum. Sedangkan para tokoh empirisme seperti William James (1842-1910, Amerika Serikat) dan Carl Lange (Denmark) menyusun teori tentang emosi James-Lange yang manyatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan yang datang dari luar. Wilhem Wundt (1832-1920) memberikan tiga pasang kutub emosi, yaitu:  Lust-Unlust (senang-tidak senang)  Spannung-Losung (tegang-tidak tegang)  Erregung-Berubigung (semangat-tenang) 2. Macam-macam Emosi Daniel Goleman mengemukakan beberapa macam emosi, diantaranya yaitu:  Amarah; benci, mengamuk, beringas.  Kesedihan; muram, pedih, putus asa.  Takut; cemas, gugup, khawatir.  Bahagia; gembira, senang, bangga.  Cinta; persahabatan, kasih sayang, hormat.  Terkejut; kaget.  Jengkel; hina, muak, kesal.  Malu; malu hati
  • 9. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emosi Beberapa ahli psokologi menyebutkan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi seseorang (Astuti, 2005), yaitu: a. Pola asuh orang tua Pengasuhan ini berarti orag tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak sesuai denan nrma-norma yang ada dalam masyarakat (Tarmuji, 2001). Dimana tugas tersebut berkaitan dengan mengarahkan anak menjadi mandiri di masa dewasanya, baik secara fisik maupun psikologis (Andayani dan Koentjoro, 2004). b. Jenis kelamin Perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan, peran jenis maupun tuntutan sosial berpengaruuh pada perbedaan karakteristik emosi antara keduanya. c. Usia Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Semakin tua usia seseorang, maka kadar hormonal dalam tubuh turut berkurang, sehingga mengakibatkan penurunan pengeruhnya terhadap kondisi emosi (Moloney, dalam Puspitasari Nuryoto, 2001). Tapi tidak menutup kemungkinan jika seseorang yang sudah tua kondisi emosionalnya cendrung meledak-ledak . hal ini dapat disebabkan oleh adanya kalainan di dalam tubuhnya maupun klainan secara fisik. Kelainan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor makanan yang merangsang terbentuknya kadar hormonal.
  • 10. Bab II Pembahasan A. Hubungan antara Intelegensi, Kemampuan Berpikir dan Emosi dengan Proses dan Hasil Belajar Intelegensi merupakan suatu kemampuan teringgi dari makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Intelegensi adalah kemampuan atau kecakapan intelektual yang berdaya guna untuk menghadapi atau bertindak dalam suatu situasi atau dalan menyelesaikan suatu masalah atau tugas. Adapun antara intelegensi dengan proses dan hasil belajar, yaitu semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka kecepatan, ketepatan, dan keberhasilannya dalam bertindak atau memecahkan masalah akan semakin tinggi. Selain faktor intelegensi, ada hal lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik, yaitu kemampuan berpikir dan emosional. Berpikir adalah aktifitas jiwa yang mempunyai kecendrungan final (final tendency) yaitu pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk mencapai suatu akta psikis yang bersifat dinamis. Dimana individu itu sendiri yang merupakan penggerak prosesnya. Kulpe menyatakan bahwa berpikir adalah proses kesadaran yang tidak beraga, yang memperoleh tujuan adanya pikiran. Motivasi merupakan kunci untuk membantu remaja kurang berprestasi keluar sari situasi yang membelenggunya, namun motivasi tergantung pada banyak elemen yang diklasifikasikan sebagai elemen emosional. Setiap elemen berpengaruh pada pembelajaran. Sebab motivasi berkaitan denngan memahami, mengingat, dan memecahkan masalah. Emosi dan pembelajaran saling berhubungan dan tak terpisahkan satu sama lain. Jean Piaget menekankan pentingnya hubungan antara aspek-aspek emosional dalam pembelajaran dan proses berpikir. Agar anak berhasil dalam proses pembelajaran di kelas, komponen emosional dalam pembelajaran harus sejalan dengan proses berpikirnya. Umumnya, emosi yang tidak diinginkan dapat menghalangi cara belajar yang baik. Kebiasaan remaja di sekoah tidak dapat dipisahkan secara efektif dari sisi emosional dalam hidupnya. Pengajar tidak hanya perlu mengenali pentingnya aspek emosional dalam pembelajaran, tapi juga mengarahkan agar
  • 11. berada dalam kondisi mendukung proses belajar mengajar. Bagaimanapun emosi memainkan peranana penting dalam proses pembelajaran dan mempengaruhi keterampilan kognitif seperti menganalisis, menilai, dan mengingat. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam penciptaan emosi positif adalah dengan penciptaan kegembiraan belajar. Menurut Meier, (dalam Khodijah, 2009:176), kegembiraan belajar seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana kelas yang ribut dan penuh hura-hura. Akan tetapi, kegembiraan berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, dan nila yang membahagiakan pada diri si pelajar.
  • 12. Bab III Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa:  Intelegensi merupakan suatu kemampuan umum individu yang menunjukkan kualitas kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak / berbuat atau memecahkan masalah atau tugas yang dihadapi.  Berikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide, yaitu proses simbolis. Misalnya membayangkan sesuatu yang tidak ada, maka kita menggunakan ide atau simbol-simbol tertentu dan tingkah laku ini disebut berpikir.  Ada dua macam pendapat mengenai terjadinya emosi. Pendapat nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar.  Emosi saja tidak akan berarti untuk mendukung proses pembelajaran. Kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir, komponen-komponen di dalam pikirannya juga harus dioperasikan pada tingkat optimal.  Intelegensi, kemampuan berpikir, dan emosi berpengaruh dalam menentukan proses dan hasil belajar. Semakin tinggi tingkat intelegensi peserta didik, semakin tinggi pula kualitasnya dalam belajar. Sehingga kemampuan berpikirnyapun akan semakin meningkat. Tidak hanya itu, semakin mudah peserta didik dalam menguasai emosinya, semakin mudah pula mereka dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan kondisi belajar yang baik.
  • 13. Daftar Pustaka Fauzi, Ahmad. 1997. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia Sabri, M Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. ___________. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://www.Google.com. Faktor-faktor yang mempengaruhi emosi.