1. LEMBAGA PENDIDIKAN NON-FORMAL TPQ
Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas
Perncanaan Pendidikan
Disusun Oleh :
Nefa Ainur Rohmah : 201333004
Efa Zulfatin Nikmah : 201333017
Siti Rohmatul Khasanah : 201333026
Riyani Indah Kurniawati : 201333037
Wahyu Mustofa : 201333033
Erna Fatmawati : 201333047
Mahmud : 201333239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2016/2017
2. KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang lembaga pendidikan non-formal TPQ. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-teman kelompok sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada teman-teman kelompok
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah lembaga pendidikan non-formal TPQ ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Kudus, 23 Maret 2015
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah moralitas di kalangan pelajar dewasa ini merupakan suatu masalah bagi kita
semua yang harus mendapatkan perhatian secara khusus, berbagai perubahan yang terjadi
dalam seluruh aspek kehidupan membuat para pelajar harus kita tata mulai dari pergaulan,
gaya hidup, hingga pandangan-pandangan mendasar serta perilaku dalam menghadapi era
globlisasi.
Arus globalisasi teknologi dan budaya yang tumbuh dan berkembang secara cepat
menimbulkan dampak tersendiri yang tidak selalu positif bagi kehidupan remaja dan pelajar,
padahal pada sisi elementer mereka diharapkan mampu memelihara dan melestarikan tradisi,
cara pandang dan aspek moralitas luhur bangsa Indonesia, maka sangatlah wajar jika
program pendidikan nasional tahun 2000 mengamanatkan kepada masyarakat untuk
memberlakukan lagi pendidikan budi pekerti luhur sebagai pelajaran yang wajib diberikan
kepada siswa.
Di samping itu kita sering kali kecewa tentang pendidikan agama yang diajarkan
dalam pendidikan formal yang kurang diperhatikan. Padahal, pendidikan agama inilah yang
menjadi sentra atau dasar dari segala tingkah laku dalam kehidupan mereka. Kurangnya
pendidikan agama pada usia dini mengakibatkan turunnya nilai moral pada anak tersebut.
Mendidik anak pada masa kecil berarti meletakkan fundamen dan kepribadian, sebab
pada masa kecil merupakan masa pembentukan pola dasar kepribadian seseorang. Di bawah
interaksi faktor dalam diri anak dan faktor lingkungan di mana anak berada, anak akan
berkembang selama hidupnya di mana perkembangan tersebut meliputi aspek motorik, bicara
pemahaman dan sosial. Salah satu lembaga pendidikan agama yang mampu melakukan hal
tersebut adalah taman pendidikan al-qur’an.
Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran secara klasikal yang bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama
Islam kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama Islam di
sekolahannya.Taman Pendidikan Al-Qur’an juga merupakan tempat untuk mendidik moral
para pelajar sejak dini yang berasaskan Al-quran dan Hadist.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Nonformal
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan
terdiri dari Lembaga Pendidikan formal, Non-Formal, dan In-formal.Pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Pendidikan non formal terdiri dari pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman
Pendidikan Al Quran (TPA), Pemberantasan Buta Aksara (PBA), program paket A (setara
SD), paket B (setara B) paket C (setara SLTA), kursus, serta latihan keterampilan.
Pendidikan nonformal dijelaskan dalam Pasal 26 tentang Pendidikan Nonformal. Pada
Ayat 1 menjelaskan “ Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat”.
Ayat 2 menjelaskan” Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsioanal serta
pengembangan sikap dan kepribadian professional”.
Ayat 3 menjelaskan “ Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan kesksaraan, pendidikan ketarampilan dan pelatihan kerjapendidikan kesetaraan,
serta pendiidkan lain yang ditunjukkan untuk memgembangkan kemampuan peserta didik”.
Ayat 4 menjelaskan “ Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,
lembaga peltihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dam majlis taklim,
serta satuan pendidikan yang sejenis”.
Ayat 5 menjelaskan” Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerkuakn bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mendiri, dan melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi”.
Ayat 6 menjelaskan “ Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang mengacu pada standar nasional pendidikan”.
5. 2.1.1 Pengertian Lembaga TPQ
Salah satu bentuk pendidikan nonformal adalah TPQ. Taman pendidikan Al Qur’an
(TPA) adalah lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non-
formal jenis keagamaan islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran Al Qur’an, serta
memahami dasar-dasar dinul Islam pada anak usia sekolah dasar dan atau madrasah
ibtidaiyah (SD/MI). Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah unit pendidikan non-formal
jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan Al-Qur’an sebagai materi
utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman,
dan Menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofi dari kata TAMAN yang
dipergunakan.
TPA bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi yang
memiliki komitmen terhadap Al Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan
segala urusannya.Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap Al Qur’an,
mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki
kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.
Batasan Usia Batasan usia anak yang mengikuti pendidikan Al Qur’an pada Taman
Pendidikan Al Qur’an adalah anak-anak berusia 7 – 12 tahun.
Melihat pengertian tersebut, maka peran dan keberadaan TPA/TPQ berkesesuaian
dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Terdapat Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
pertama, karakter cintaTuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan
tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima,
dermawan, sukatolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan
6. pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan;
kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter tersebut dalam terimplementasikan dalam proses kegiatan
belajar mengajar (PKBM) di Taman PendidikanA Al Qur’an (TPA). Pendidikan yang
dilakukan di TPA merupakan pendidikan informal dan lebih dominan berorientasi kepada
aspek afektif-implementatif dibandingkan aspek kognitif.Penagajar TPA (ustadz/ustadzah)
dalam menyampaikan materi (akhlaq, BTAQ, syariah, dan sebagainya) sebisa mungkin
dengan penuh pemahaman dan kekeluargaan, jauh berbeda dengan pendidikan formal di
sekolah yang hanya menekankan ketuntasan standar nilai tertentu (KKM).Pendidikan di TPA
lebih menekankan pada dimensi akhlak meskipun tidak pula menafikan dimensi intelektual.
Peserta didik (santri/santriwati) TPA akan mendapatkan pendampingan yang lebih intensif
dibandingkan pendidikan formal di sekolah. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa
nyaman dalam belajar sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami, lebih jauh
lagi agar lebih mudah di implementasikan dalam kehidupan keseharian.Sistem pembelajaran
ini pun telah diadopsi di sekolah-sekolah Islam terpadu yang mulai banyak berdiri dan
berkembang di tahun 2002an.
2.2 Jenis dan Tingkatan
Pada dasarnya lembaga ini terbagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan tingkat umur
yaitu :
1. Taman kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) untuk anak seusia TK (5-7 tahun)
2. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk anak seusia SD kelas satu sampai tiga
(7-9 tahun)
3. Taman bimbingan islam dan kreatifitas untuk anak yang berusia 10-12 tahun
Untuk membina agar anak mempunyai sifat-sifat terpuji tidak hanya dengan
pembiasaan-pembiasaan melakukan hak baik, dan menjauhi larangannya. Dengan kebiasaan
dan latihan akan membuat anak cenderung melakukan yang baik dan meninggalkan yang
buruk.
Keberadaan TPA merupakan penunjang bagi pendidikan agama islam pada lembaga-
lembaga pendidikan sekolah (TK-SD-MI) untuk itu penyelenggaraannya pada siang dan sore
hari diluar jam sekolah. Sedang bagi lingkungan masyarakat yang memiliki Madrasah
Diniyah pada jam-jam tersebut, maka TPA dapat dijadikan sebagai kegiatan “Pra Madrasah
Diniyah”. Lama pendidikan satu tahun dengan terbagi dalam dua semester. Tiap kali masuk
TPA diperlukan waktu 60 menit.
7. Dalam buku panduan praktis pengelolaan TKA-TPA, menurut Budiyanto (2008:4)
ada beberapa target yang harus dicapai dalam pembelajaran Taman Pendidikan Al-Qur’an
yang harus dicapai. Target tersebut dibedakan menjadi dua target yaitu target pokok (yang
harus dicapai dan menjadi standar kelulusan) dan target penunjang (yang diharapkan bisa
tercapai dan tidak menjadi standar kelulusan).
Untuk target pokok terdiri dari tiga target, yaitu santri mampu:
a. Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan baik dan benar.
b. Melakukan praktek wudhu dan sholat.
c. Hafal bacaan sholat.
Sedangkan target penunjang terdiri dari enam target, yaitu santri:
a. Hafal 15 do’a sehari-hari dan mengerti etikanya.
b. Hafal 13 surat pendek dalam Juz’Amma.
c. Hafal 2 kelompok ayat pilihan.
d. Menulis (menyalin) ayat Al-Qur’an.
e. Memiliki dasar-dasar akidah yang benar dan akhlak mulia.
f. Membiasakan berinfak.
2.3 Aturan-aturan TPQ
Peraturan tentang TPQ dimuat dalam Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 pasal
24 ayat 2 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pada pasal tersebut
menyatakan bahwa Pendidikan Al-Qur’an terdiri dari Taman Kanak-Kanak AL Qur’an
(TKA/TKQ), Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA/TPQ), Ta’limul Qur’an lil Aulad (TQA),
dan bentuk lainnya yang sejenis.
2.4 Tujuan dan Manfaat TPQ
Secara umum tujuan TPQ adalah untuk menciptakan generasi muda yang beriman ,
berakhlak mulia, cerdas dan mandiri. Secara khusus TPQ adalah untuk mengembangkan
potensi yang berkaitan dengan:
1. Memberikan wadah pendidikan yang berbasis Islam, khususnya pendidikan Al Qur’an
untuk warga setempat.
2. Berusaha untuk meningkatkan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat umum
untuk dapat memperoleh pendidikan agama yang layak.
3. Mengajarkan cara membaca Al Qur’an yang benar sesuai dengan tajwid kepada para
santri.
4. Diharapkan santri dapat menghafal dan mengamalkan sejumlah ayat-ayat pilihan,
surat- surat pendek dan do’a harian.
8. 5. Para santri diajarkan gerakan- gerakan wudhu serta sholat, sehingga anak- anak dapat
melaksanakan wudhu dan sholat dengan baik dan benar
6. Menanankan nilai- nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah dan
para sahabatnya.
Manfaat TPQ antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan generasi islam yang taat beribadah dan berakhlak mulia.
2. Memakmurkan masjid.
3. Menanankan nilai- nilai budi pekerti yang baik dengan meneladani Rasulullah dan
para sahabatnya.
4. Membentuk masyarakat yang Qurani.
5. Menanamkan nilai moral dan budi pekerti pada generasi muda.
6. Memperdalam pengetahuan keagamaan di masyarakat.
7. Membantu pemerintah dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat.
2.5 Syarat dan Proses Pendirian Lembaga
Keberadaan Taman Pendididkan Al-Qur’an ditopang oleh landasan yuridis formal
sebagai berikut:
1. Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas) nomor 20 Tahun 2003.
2. SKB 2 Menteri ( Mendagri dan Mentri Agama) Nomor 128 dan 44 A tahun 1982 ,
tentang kemampuan baca tulis huruf al Qur’an bagi umat islam dalam rangka
peningkatan penghaatan dan pengamalan al qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.1 Syarat Pendirian :
1. Membuat surat pengajuan/ proposal.
2. Adanya lembaga atau organisasi penyelenggara yaitu organisasi non pemerintahan
seperti yayasan,takmir masjid,majelis taklim atau lembaga swadaya masyarakat
lainya.
3. Tersedianya tempat kependididkan yang memenuhi sarat.
4. Memiliki sejumlah santri/ anak didik yang sudah terdaftar dengan pasti.
5. Memiliki program yang jelas.
6. Memiliki dana awal dan sumber pembiyaan.
7. Isi pendidikan / memiliki tenaga pengajar minimal 2 orang.
9. 2.5.2 Prosedur Pendirian :
1. Pendirian TP al Qur’an harus memperoleh dukungan masyarakat.
2. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada kepala desa/lurah tentang keberadaan
TPQ atau rencana didirikanya unit pendidikan tersebut.
3. Menampaikan surat permohonan keanggotaan unit kepada organisasi/ Lembaga
pembina yang mengkoordinir TP alquran sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku,
apabila organisasi atau lembaga Pembina dimaksud sudah berdiri di kabupaten/kota.
4. Apabila memiliki santri 15 anak atau lebih wajib mendaftarkan diri kepada kantor
10. BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan non-formal TPQ di
dirikan dilingkungan masyarakat itu sangatlah penting untuk anak-anak karena dengan itu
anak-anak dapat memperoleh tambahan pengetahuan agama islam kepada pelajar-pelajar
yang merasa kurang menerima pelajaran agama islam disekolahannya. Taman pendidikan Al-
Qur’an ini juga merupakan tempat untuk mendidik moral para pelajar sejak dini yang
berasaskan Al-Qur’an dan Hadist.
3.2.Saran
Saran yang dapat diberikan penulis dalam pendidikan non-formal TPQ dalam
pembelajarannya, guru yang mengajar haruslah pandai-pandai untuk menerapkan metode
pembelajaran agar dapat mempermudah anak dalam pembelajaran Al-Qur’an dan Hadist ini
dan guru pun harus sangatlah teliti dalam pengajaran ini.
11. DAFTAR PUSTAKA
Indrakusuma, Amir Daien. 1978. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan. Jakarta: IKIP Jakarta.
Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Bandung:
Citra Umbara.