SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
POTENSI DESA DAN PERKEMBANGAN DESA-KOTA
        Desa dalam kehidupan sehari-hari sering diistilahkan dengan kampung,
yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh
sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya dalam bidang
pertanian. Hal ini sejalan dengan pengertian desa menurut Daldjoeni (2003)
bahwa, “Desa merupakan permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan
penduduknya berpangupajiwa agraris”. Desa dengan berbagai karakteristik fisik
maupun sosial, memperlihatkan adanya kesatuan di antara unsur-unsurnya.
        Sebagaimana menurut R. Bintarto (1977) bahwa wilayah perdesaan
merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ dalam
hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya.
        Adapun secara administratif, desa adalah daerah yang terdiri atas satu atau
lebih dukuh atau dusun yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah yang
berdiri sendiri dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi).
1. Ciri khas desa
        Suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas
yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian
Dirjen Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu sebagai berikut:
a. perbandingan lahan dengan manusia (mand land ratio) cukup besar;
b. lapangan kerja yang dominan ialah sektor pertanian (agraris);
c. hubungan antarwarga desa masih sangat akrab;
d. sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.
        Masih banyak ciri-ciri desa lainnya yang dapat kita temui. Sekarang, coba
kamu kenali hal-hal lain yang dapat dijadikan sebagai ciri-ciri desa Sebagai
daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama lain merupakan
satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut R. Bintarto (1977) antara
lain:
a. Daerah, terdiri atas tanah-tanah produktif dan non produktif serta
    penggunaannya, lokasi, luas, dan batas yang merupakan lingkungan geografi
    setempat.
b. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata
   pencaharian penduduk.
c. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
   warga desa.
       Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan hidup (living unit), karena
daerah yang menyediakan kemungkinan hidup. Penduduk dapat menggunakan
kemungkinan tersebut untuk mempertahankan hidupnya. Tata kehidupan, dalam
artian yang baik, memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup
bersama di desa.
2. Potensi desa
       Maju mundurnya desa, sangat tergantung pada ketiga unsur di atas.
Karena, unsur-unsur ini merupakan kekuasaan desa atau potensi desa. Potensi
desa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan sumber manusia (non fisik) yang
tersimpan dan terdapat di suatu desa, dan diharapkan kemanfaatannya bagi
kelangsungan dan perkembangan desa. Adapun yang termasuk ke dalam potensi
desa antara lain sebagai berikut.
a. Potensi fisik
Potensi fisik desa antara lain meliputi:
1) tanah, dalam artian sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang
   merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat tinggal.
2) air, dalam artian sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian
   dan kebutuhan hidup sehari-hari.
3) iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.
4) ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.
5) manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power) baik
   pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja
   industri di kota.
b. Potensi non fisik
Potensi nonfisik desa antara lain meliputi:
1) masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan
   suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama
   dan saling pengertian.
2) lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan organisasi-organisasi sosial yang
   dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat.
3) aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi
   kelancaran jalannya pemerintahan desa.
3. Perkembangan desa-kota
       Potensi suatu desa tidaklah sama, tergantung pada unsur-unsur desa yang
dimiliki. Kondisi lingkungan geografis dan penduduk suatu desa dengan desa
lainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda. Potensi yang tersimpan dan
dimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi, demografis, agraris, politis, kultural
dan sebagainya merupakan indikator untuk mengadakan suatu evaluasi terhadap
maju mundurnya suatu desa (nilai desa). Dengan adanya indikator ini, maka
berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki, desa diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desa
swakarya, dan desa swasembada.
a. Desa swadaya (desa terbelakang) adalah suatu wilayah desa yang masyarakat
   sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.
   Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang berhubungan dengan
   masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang
   berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.
b. Desa swakarya (desa sedang berkembang), keadaannya sudah lebih maju
   dibandingkan desa swadaya. Masyarakat di desa ini sudah mampu menjual
   kelebihan hasil produksi ke daerah lain, di samping untuk memenuhi
   kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai nampak, walaupun intensitasnya
   belum terlalu sering.
c. Desa    swasembada      (desa   maju)    adalah   desa    yang   sudah    mampu
   mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini ditandai
   dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan interaksi dengan
   masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain
   (fungsi perdaganagan) dan kemampuan untuk saling mempengaruhi dengan
   penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut, masyarakat dapat
   menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber dayanya sehingga
   proses pembangunan berjalan dengan baik.
Selama ini, membangun desa-desa di Indonesia sudah banyak dilakukan
oleh pemerintah, seperti program PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) dan
modernisasi desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan
swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secara
optimal, sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat
desa. Baik PMD maupun modernisasi desa pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama, yaitu:
a. memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola
   kehidupan yang monoton, sehingga warga desa tidak merasa jenuh;
b. meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa;
c. meningkatkan bidang pendidikan.
       Adanya pembangunan di pedesan seperti ini, diharapkan dapat menahan
laju urbanisasi yang selama ini menjadi permasalahan kompleks terutama bagi
daerah perkotaan. Perkembangan desa tidak hanya dipengaruhi oleh potensinya,
beberapa faktor lain juga sangat menentukan, seperti faktor interaksi (hubungan)
dan lokasi desa. Adanya kemajuan-kemajuan di bidang perhubungan dan lalu
lintas antardaerah, menyebabkan sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang.
       Desa-desa yang berdekatan dengan kota mengalami perkembangan yang
cepat dibandingkan desa lainnya akibat dari banyaknya pengaruh kota yang
masuk. Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh tata
kehidupan kota disebut dengan rural urban areas atau daerah desa-kota. Daerah
ini juga merupakan suburban fringe, yaitu suatu area melingkari suburban dan
merupakan daerah peralihan antara daerah rural dengan daerah urban. Menurut
Bintarto (1977), petani-petani di daerah desa-kota keadaannya lebih maju dari
petani di daerah pedesaan, karena:
1) jarak yang dekat dengan kota, sehingga pergaulan antarwarga boleh dikatakan
   agak tinggi;
2) kemungkinan bersekolah bagi anak-anak lebih besar daripada anak-anak di
   desa-desa yang agak jauh;
3) kesempatan memperoleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan
   dengan adanya letak yang berdekatan dengan kota.

More Related Content

What's hot

Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)Agnes Yodo
 
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHKUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHRhati Alfajra
 
Development from below (riska)
Development from below (riska)Development from below (riska)
Development from below (riska)Rischa Ristiyana
 
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3jopiwildani
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaSwastika Nugraheni,S.Pd
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIAulia Safitri
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptxDeviKristiani2
 

What's hot (20)

Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
Negara maju dan negara berkembang (GEOGRAFI)
 
Tataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah KotaTataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah Kota
 
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaanBab 2 pengetahuan dasar pemetaan
Bab 2 pengetahuan dasar pemetaan
 
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAHKUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
KUTUB DAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH
 
Development from below (riska)
Development from below (riska)Development from below (riska)
Development from below (riska)
 
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
Xii geografi kd 3.1_pembangunan dan pertumbuhan wilayah part 3
 
6. struktur internal kota1
6. struktur internal kota16. struktur internal kota1
6. struktur internal kota1
 
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.pptPPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
PPT WILAYAH DAN PEWILAYAHAN.ppt
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Pola keruangan desa kota
Pola keruangan desa kotaPola keruangan desa kota
Pola keruangan desa kota
 
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim DuniaBab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
Bab 1 Posisi Strategis Indonesia Sebagai Proses Maritim Dunia
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSIGEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
GEOGRAFI: TEORI INTERAKSI
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
 
Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Materi IPS Kelas VIII
Materi IPS Kelas VIIIMateri IPS Kelas VIII
Materi IPS Kelas VIII
 
Peta
PetaPeta
Peta
 
Geografi pembangunan
Geografi pembangunanGeografi pembangunan
Geografi pembangunan
 

Viewers also liked

Pola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan KotaPola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan Kotararantean
 
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...sekolahdesa
 
Konsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiriKonsep desa-mandiri
Konsep desa-mandirisofwan23
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaAgus hariyanto
 
Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanHafshah Zuhairoh
 
Seri Buku 2 Kepemimpinan desa
Seri Buku 2 Kepemimpinan desaSeri Buku 2 Kepemimpinan desa
Seri Buku 2 Kepemimpinan desaAgus hariyanto
 
Seri Buku 3 Demokratisasi desa
Seri Buku 3 Demokratisasi desaSeri Buku 3 Demokratisasi desa
Seri Buku 3 Demokratisasi desaAgus hariyanto
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaQadrul Fahmi
 
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikAgus hariyanto
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunAgus hariyanto
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAIrsyadul Ibad
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaOperator Warnet Vast Raha
 
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newSesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newFormasi Org
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (20)

Pola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan KotaPola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan Kota
 
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
 
Konsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiriKonsep desa-mandiri
Konsep desa-mandiri
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
 
Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaan
 
Seri Buku 2 Kepemimpinan desa
Seri Buku 2 Kepemimpinan desaSeri Buku 2 Kepemimpinan desa
Seri Buku 2 Kepemimpinan desa
 
Kota & desa
Kota & desaKota & desa
Kota & desa
 
Seri Buku 3 Demokratisasi desa
Seri Buku 3 Demokratisasi desaSeri Buku 3 Demokratisasi desa
Seri Buku 3 Demokratisasi desa
 
Pola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kotaPola keruangan desa dan kota
Pola keruangan desa dan kota
 
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan PublikSlide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
Slide pedoman umum kompetisi inovasi pelayanan Publik
 
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangunBuku 5 Desa mandiri desa membangun
Buku 5 Desa mandiri desa membangun
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
 
Potensi desa
Potensi desaPotensi desa
Potensi desa
 
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newSesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 

Similar to Potensi desa dan perkembangan desa

Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarAn'am Lach
 
Interaksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kotaInteraksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kotaniarohania1
 
ppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxistianah58
 
POLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptxPOLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptxMARSIH4
 
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptPola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptsuyatnoyatno10
 
pegertian kota
pegertian kotapegertian kota
pegertian kotarahayu ayu
 
Hand out geo_desa_kota
Hand out geo_desa_kotaHand out geo_desa_kota
Hand out geo_desa_kotawind10
 
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanMakalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanSeptian Muna Barakati
 
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxEmiliaEmilia31
 
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaanMasyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaandimasbagus24
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaIvanBayhaqi1
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx32vivianggarista
 

Similar to Potensi desa dan perkembangan desa (20)

bab 2.pptx
bab 2.pptxbab 2.pptx
bab 2.pptx
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Interaksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kotaInteraksi keruangan desa dan kota
Interaksi keruangan desa dan kota
 
ppt geografi.pptx
ppt geografi.pptxppt geografi.pptx
ppt geografi.pptx
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
POLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptxPOLA KERUANGAN DESA (1).pptx
POLA KERUANGAN DESA (1).pptx
 
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.pptPola Keruangan Desa Kota.ppt
Pola Keruangan Desa Kota.ppt
 
ilmu sosial dasar bab 7
ilmu sosial dasar bab 7ilmu sosial dasar bab 7
ilmu sosial dasar bab 7
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 
pegertian kota
pegertian kotapegertian kota
pegertian kota
 
Desa
DesaDesa
Desa
 
Isd bab 7
Isd bab 7Isd bab 7
Isd bab 7
 
Hand out geo_desa_kota
Hand out geo_desa_kotaHand out geo_desa_kota
Hand out geo_desa_kota
 
Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2
 
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaanMakalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
Makalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
 
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptxppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
ppt KD 3.2 INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA-dikonversi.pptx
 
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaanMasyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan
 
Interaksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kotaInteraksi desa dan_kota
Interaksi desa dan_kota
 
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptxPPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
PPT Geografi Interaksi desa dan kota.pptx
 

Potensi desa dan perkembangan desa

  • 1. POTENSI DESA DAN PERKEMBANGAN DESA-KOTA Desa dalam kehidupan sehari-hari sering diistilahkan dengan kampung, yaitu suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota dan dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya dalam bidang pertanian. Hal ini sejalan dengan pengertian desa menurut Daldjoeni (2003) bahwa, “Desa merupakan permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berpangupajiwa agraris”. Desa dengan berbagai karakteristik fisik maupun sosial, memperlihatkan adanya kesatuan di antara unsur-unsurnya. Sebagaimana menurut R. Bintarto (1977) bahwa wilayah perdesaan merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya. Adapun secara administratif, desa adalah daerah yang terdiri atas satu atau lebih dukuh atau dusun yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi). 1. Ciri khas desa Suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Dirjen Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu sebagai berikut: a. perbandingan lahan dengan manusia (mand land ratio) cukup besar; b. lapangan kerja yang dominan ialah sektor pertanian (agraris); c. hubungan antarwarga desa masih sangat akrab; d. sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku. Masih banyak ciri-ciri desa lainnya yang dapat kita temui. Sekarang, coba kamu kenali hal-hal lain yang dapat dijadikan sebagai ciri-ciri desa Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama lain merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut R. Bintarto (1977) antara lain: a. Daerah, terdiri atas tanah-tanah produktif dan non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas, dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.
  • 2. b. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk. c. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan hidup (living unit), karena daerah yang menyediakan kemungkinan hidup. Penduduk dapat menggunakan kemungkinan tersebut untuk mempertahankan hidupnya. Tata kehidupan, dalam artian yang baik, memberikan jaminan akan ketenteraman dan keserasian hidup bersama di desa. 2. Potensi desa Maju mundurnya desa, sangat tergantung pada ketiga unsur di atas. Karena, unsur-unsur ini merupakan kekuasaan desa atau potensi desa. Potensi desa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan sumber manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di suatu desa, dan diharapkan kemanfaatannya bagi kelangsungan dan perkembangan desa. Adapun yang termasuk ke dalam potensi desa antara lain sebagai berikut. a. Potensi fisik Potensi fisik desa antara lain meliputi: 1) tanah, dalam artian sumber tambang dan mineral, sumber tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat tinggal. 2) air, dalam artian sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari. 3) iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris. 4) ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan. 5) manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power) baik pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota. b. Potensi non fisik Potensi nonfisik desa antara lain meliputi: 1) masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling pengertian.
  • 3. 2) lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan organisasi-organisasi sosial yang dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat. 3) aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran jalannya pemerintahan desa. 3. Perkembangan desa-kota Potensi suatu desa tidaklah sama, tergantung pada unsur-unsur desa yang dimiliki. Kondisi lingkungan geografis dan penduduk suatu desa dengan desa lainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda. Potensi yang tersimpan dan dimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi, demografis, agraris, politis, kultural dan sebagainya merupakan indikator untuk mengadakan suatu evaluasi terhadap maju mundurnya suatu desa (nilai desa). Dengan adanya indikator ini, maka berdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan potensi- potensi yang dimiliki, desa diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. a. Desa swadaya (desa terbelakang) adalah suatu wilayah desa yang masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban karena kurang berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali. b. Desa swakarya (desa sedang berkembang), keadaannya sudah lebih maju dibandingkan desa swadaya. Masyarakat di desa ini sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke daerah lain, di samping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering. c. Desa swasembada (desa maju) adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang dengan wilayah lain (fungsi perdaganagan) dan kemampuan untuk saling mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber dayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik.
  • 4. Selama ini, membangun desa-desa di Indonesia sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti program PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) dan modernisasi desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkan swadaya masyarakat desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga tercapai kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat desa. Baik PMD maupun modernisasi desa pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu: a. memberi gairah dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola kehidupan yang monoton, sehingga warga desa tidak merasa jenuh; b. meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga desa; c. meningkatkan bidang pendidikan. Adanya pembangunan di pedesan seperti ini, diharapkan dapat menahan laju urbanisasi yang selama ini menjadi permasalahan kompleks terutama bagi daerah perkotaan. Perkembangan desa tidak hanya dipengaruhi oleh potensinya, beberapa faktor lain juga sangat menentukan, seperti faktor interaksi (hubungan) dan lokasi desa. Adanya kemajuan-kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antardaerah, menyebabkan sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang berdekatan dengan kota mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan desa lainnya akibat dari banyaknya pengaruh kota yang masuk. Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut dengan rural urban areas atau daerah desa-kota. Daerah ini juga merupakan suburban fringe, yaitu suatu area melingkari suburban dan merupakan daerah peralihan antara daerah rural dengan daerah urban. Menurut Bintarto (1977), petani-petani di daerah desa-kota keadaannya lebih maju dari petani di daerah pedesaan, karena: 1) jarak yang dekat dengan kota, sehingga pergaulan antarwarga boleh dikatakan agak tinggi; 2) kemungkinan bersekolah bagi anak-anak lebih besar daripada anak-anak di desa-desa yang agak jauh; 3) kesempatan memperoleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan dengan adanya letak yang berdekatan dengan kota.