Konsep development from below mengusulkan pengembangan wilayah dari tingkat terendah dengan melibatkan masyarakat setempat untuk mengambil kendali lembaga mereka sendiri dan menciptakan gaya hidup yang diinginkan. Ada tiga pendekatan utama yaitu pengembangan teritorial, fungsional, dan agropolitan yang semuanya menekankan otonomi wilayah dan partisipasi masyarakat.
1 2 pengantar pembangunan sosial dan paradigma pembangunan
Development from below (riska)
1. Critical Review
Perencanaan Wilayah
DEVELOPMENT FROM BELOW
Riska Ristiyana (113.09.013)
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2011
2. DEVELOPMENT FROM BELOW
• Pengembangan dari bawah (development from below) ,
mengusulkan pada wilayah-wilayah supaya mengambil
kendali lembaga-lembaganya sendiri untuk menciptakan
gaya hidup yang diinginkan dalam wilayah.
• Konsep ini berbeda dengan Konsep Pengembangan dari
Atas dalam tingkat integrasi yang diinginkan antar wilayah
maju dan kurang maju dan kapasitas dari wilayah tertentu
untuk menentukan kebijakan dan sumberdaya untuk
mencapai lembaga-lembaga sosial, ekonomi dan politik
yang ditentukan secara melibatkan penduduk asli.
• Secara mendasar “Pengembangan dari Bawah” mengarah
untuk menciptakan otonomi wilayah melalui integrasi
semua aspek kehidupan dalam suatu teritori yang
didefinisikan oleh budaya, sumberdaya, lansekap dan iklim.
3. DEVELOPMENT FROM BELOW
• “Pengembangan dari Bawah” memerlukan pengendalian
pengaruh “backwash” dari “Pengembangan dari Atas” dan
penciptaan dorongan-dorongan pengembangan yang
dinamis pada area-area yang kurang berkembang.
• Sasaran “Pengembangan dari Bawah” adalah
pengembangan sumberdaya alam dan ketrampilan
manusia secara penuh (Richardson, 1973, sebut sebagai
“pertumbuhan generative”), yang awalnya untuk
memenuhi kebutuhan dasar dalam ukuran yang sama bagi
semua strata penduduk wilayah atau nasional dan
selanjutnya bagi sasaran pengembangan yang lebih luas.
4. HIPOTESIS DASAR KONSEP
DEVELOPMENT FROM BELOW (Stohr, 1981)
• Kesenjangan wilayah terjadi akibat ekonomi skala
besar
• Pembangunan bergantung pada lingkungan alam dan
sosial
• Masyarakat harus terlibat dalam pembangunan
• Ada sikap yang jelas dalam menentukan interaksi yang
dibutuhkan
5. IMPLIKASI
• Bentuk khusus organisasi sosial-ekonomi (dari fungsional ke
teritorial)
• Perubahan konsep dasar pembangunan (dari bertujuan ekonomi,
kompetisi, motivasi eksternal dan mekanisme redistribusi berskala
besar yang monolitik, menjadi diversifikasi berdasarkan tujuan
masyarakat yang lebih luas, perilaku kolaboratif dan motivasi dari
dalam)
• Juga dapat berarti pelembagaan berbagai tujuan struktural dan pola
transisi, dengan seluas mungkin melibatkan masyarakat setempat.
6. KONSEP DEVELOPMENT FROM BELOW
• Ada 3 (tiga) pendekatan dalam school
Development From Below yaitu:
1. pengembangan teritorial
2. pengembangan fungsional
3. pengembangan agropolitan
(Clavel, 1983, dalam Nelson, 1993).
7. KONSEP DEVELOPMENT FROM BELOW
• Pengembangan Teritorial.
Pengembangan wilayah dicapai melalui sistem pusat pertumbuhan yang menarik investasi dan
menghasilkan eksport, dan pada gilirannya lebih lanjut mendesentralisasikan investasi-
investasi baru ke wilayah-wilayah belum maju dalam suatu jenis penetesan yang dipercepat
(Berry, 1972). Pengembangan Teritorial dicapai melalui integrasi pusat-pusat pertumbuhan
dengan wilayah belakangnya (Stohr, 1981).
• Pengembangan Fungsional
Asumsi utamanya bahwa pengembangan wilayah dapat dicapai dengan memanfaatkan
sumberdaya wilayah terpilih untuk menciptakan jenis pertumbuhan yang membangkitkan
(generatif) yang diimpikan Richardson. Pengembangan fungsional berhubungan dengan
perpindahan suatu wilayah ke tahap pengembangan yang lebih tinggi melalui
pengorganisasiannya di sekitar fungsi utama.
• Pengembangan Agropolitan.
Teori pengembangan agropolitan (Friedman dan Weaver 1979) memungkinkan wilayah
menentukan sendiri jenis pengembangan sosial dan ekonomi yang diinginkan. Perencanaan
sosial wilayah-nasional yang secara formal menciptakan sekumpulan wilayah organik otonom
(autonomous organic teritories) kecil, yang didefinisikan oleh sumberdaya alam, iklim,
elemen-elemen sejarah tertentu, tradisi budaya dan strutur sosial. Organisasi suatu rejim
agropolitan yang diusulkan didasarkan ruang budaya, politik dan ekonomi bersama yang
dapat didefinisikan dengan layak secara ruang.