SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Metode Jaring, Rangka dan Substrat
(menggunakan kerangka besi dan jaring tempat substrat
untuk media transplantasi)
Tugas Kelompok ke 1:
Bioteknologi Laut
OLEH KELOMPOK V:
Anggota :
1. Robiatul Adhawiyah 120341100069
2. Hosniati 120341100071
3. Lailatul Magfirroh 120341100073
4. Yuda Witjarnoko 120341100075
5. Mohammad Hadi H. 120341100077
6. Luhur Moekti P. 120341100079
7. Andre Setyono 120341100081
8. Dorthea W. 120341100085
9. Olience 120341100087
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2014
ii
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Metode Jaring, Rangka dan Substrat (menggunakan kerangka besi dan jaring
tempat substrat untuk media transplantasi)”
Meskipun penulis berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar tugas ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bangkalan, 09 November 2014
Penyusun
iii
Daftar Isi
Halaman judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................... iii
BAB I. PEMBAHASAN....................................................................................... 1
1 Deskripsi Karang ...................................................................................... 1
2 Sejarah Transplantasi Karang .................................................................... 2
3 Transplantasi Karang ................................................................................. 3
4 Deskripsi Metode Jaring, Rangka dan Substrat ....................................... 6
5 Tahapan Transplantasi karang Metode Jaring, Rangka & Substrat........... 8
Daftar pustaka ......................................................................................................10
1
BAB I
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Karang
Terumbu karang adalah struktur dasar laut berupa deposit kalsium karbonat
di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang adalah hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (Hewan berongga)
atau Cnidaria yang disebut sebagai Karang (Coral) mencakup karang dari Ordo
scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (Kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa
(Siringgoringo, dkk 2013).
Terumbu karang merupakan struktur hidup yang terbesar dan tertua di
dunia. Untuk sampai yang kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan
waktu berjuta-juta tahun, tergantung pada jenis dan kondisi perairannya. Terumbu
karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm/tahun. Saat ini, yang ada di
perairan Indonesia. Terdapat ribuan spesies yang hidup di kawasan terumbu
karang, namun hanya sebagian yang menghasilkan karbonat pembentuk terumbu.
Organisme pembentuk terumbu yang terpenting adalah hewan karang (Veron
1986 ).
Karang adalah bentuk hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang
terbentuk dari kalsium Karbonat yang biasa disebut polip karang. Jutaan polip ini
membentuk struktur dasar dari terumbu karang. Hewan karang hidup bersimbiosa
dengan alga bersel satu yang disebut Zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan
jenis alga dinoflagelata bewarna coklat dan kuning yang dinyatakan sebagai
symbiodinium mikroadriaticum. Alga ini hidup bersimbiosis dengan hewan-
hewan lain di terumbu karang, seperti kimia raksasa (Tridacna spp), anemon laut
coelentrata lainnya (Guntur 2002).
Karang merupakan organisme primitif, kerangka mereka seperti pada
banyak organisme primitive lainnya, yang sering kali bersifat sangat kompleks.
Kerangka dari polip disebut Corallite, yaitu sebuah tabung yang mengandung plat
vertical yang meradiasi dari pusat tabung. Tabung itu sendiri adalah dinding
Corallite dan platnya adalah septo-costae. Tabung ini digabungkan bersama oleh
plat horizontal dan struktur lainnya yang secara kolektif disebut conesteum.
Beberapa polip memiliki film tipis tambahan dari kerangka di sekeliling dinding
yang disebut epithecea. Dinding dibentuk oleh tiga elemen kerangka yang
2
bervariasi dalam proporsi family karang yang berbeda. Beberapa memiliki
dinding yang terdiri utamanya dari septo-costae yang menjadi menebal di dalam
dinding. Dari batang memiliki dinding yang terdiri utamanya dari batang
horizontal dyang berhubungan dengan septo-costae. Pada beberapa ahermatipik,
dindingnya dapat terdiri utamanya dari epitheca. Pada beberapa karang,
dindingnya sangat menonjol, dan jarang terbentuk pada karang lainnya (Wasilun,
1994).
Dalam siklus hidupnya, karang berkembangbiak (Reproduksi) secara
aseksual (vegetative) dan secara seksual (generative). Reproduksi secara aseksual
terjadi melalui pembentukan tunas yang akan menjadi individu baru pada induk.
Pembentukan tunas yang terus menerus merupakan mekanisme untuk menambah
ukuran koloni, tetapi tidak untuk membentuk koloni baru. Reproduksi secara
vegetative ini dijadikan dasar dalam teknologi transplantasi dalam upaya
pemulihan terumbu karang.Karang memiliki mekanisme perkembangbiakan
secara seksual melalui dua cara, yaitu: penghsil gamet dan fertilisasi. Sifat
gonokoris dalam satu jenis atau spesies sel telur dan sperma dihasilkan oleh
individu yang berbeda melalui karang jantan dan karang betina, sifat ini di jumpai
pada genus poriters dan galaxea. Sebagian besar karang bersifat gonokoris,
sedangkan sifat hermafrodit sel telur dan sperma dihasilkan oleh satu polip
karang(Guntur, 2002)
2. Sejarah Transplantasi Karang
Sejarah transplantasi di Indonesia dimulai dari penggiat/pemerhati karang.
Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia
(AKKI), WWF, TNI-AL dan Pusat Penelitian Oseanologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) yang menjadi pionir dalam pengembangan
metode transplantasi ini pada tahun 1996. Penelitian awal berlangsung dari tahun
1996-2003 yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen IPB serta beberapa
universitas lain di pulau Pari, Kepulauan Seribu , Jakarta. Hampir 50 jenis karang
dari jenis karang bercabang dan jenis lainya dilakukan penelitian tentang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup karang melalui teknik dan metode tertentu
(transplantasi karang). Hasil-hasil penelitian digunakan sebagai dasar untuk
meyakinkan pemerintah dan dunia untuk mengakui bahwa transplantasi sebagai
3
metode yang dapat digunakan untuk rehabilitasi karang di Indonsesia.
Selanjutnya, sejak tahun 2000 transplantasi disebarluaskan diseluruh Indonesia.
Kegiatan transplantasi pada awalnya dilakukan oleh pemerintah pusat maupun
daerah setelah itu banyak pemerhati karang mulai melakukan kegiatan tentang
transplantasi karang. Jutaan bibit karang sudah ditancapkan di laut pada ekosistem
terumbu karang di seluruh Indonesia. Beberapa kegiatan transplantasi
dilaksanakan di empat lokasi Kawasan Konservasi Laut dan Taman Nasional
Laut, yaitu di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Taman Nasional Laut
Bunaken, Taman Wisata Alam laut Teluk Kupang (NTT) dan Taman Wisata
Alam Laut Gili Air, Gili Trawangan dan Gili Meno (NTB) (Soedarma 2012).
Awal tahun 2001 perdagangan karang hasil transplantasi sudah mulai
diperdagangkan oleh para nelayan. serta dikirim keluar negeri oleh para exportir.
Pada tahun 2008 Kelompok jaringan monitor Kepulauan Seribu telah mencatat
sebanyak ± 7000 fragmen karang yang dijual oleh nelayan untuk kepentingan
perdagangan ,dimana jenis jenis karang yang banyak dijual adalah Acropora sp,
Hydnopora rigida dan Montipora sp. Sejek 2008 sampai sekarang semakin banyak
penelitian dan kegiatan tentang terumbu karang dengan teknik-tekni transplantasi
yang lebih baik dan ramah lingkungan (Soedarama 2012).
3. Transplantasi Karang
Transplantasi pada prinsipnya adalah menanam atau memindahkan
potongan sebagian koloni pada suatu daerah tertentu. Namun pelaksanaannya
tidak semudah yang dibayangkan, karena harus memperhatikan factor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan transplantasi yaitu tingkat kehidupan dan
pertumbuhannya. Factor-faktor yang mempengaruhi dapat berupa factor internal
maupun eksternal, biotic maupun abiotik seperti substrat, jenis karang trasplantasi,
kondisi perairan seperti tingkat sedimentasi dan sebagainya(Munasik,dkk 2001).
Transplantasi menunjukkan bahwa kelulushidupan dan laju pertumbuhan
dipengaruhi oleh jarak penanaman atau letak dasar perairan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi jarak penanaman maka pengaruh sedimentasi
semakin kecil(Munasik,dkk 2001).
Terumbu karang merupakan ekosistem dasar laut yang penghuni utamanya
berupa karang batu. Berbagai spesies dan spesies bentuk karang karang batu ini
4
bersama sama dengan makhluk hidup lainnya membentuk suatu ekosistem. Secara
umum kondisi terumbu karang di Indonesia semakin memburuk. Hal tersebut
terjadi akibat degradasi atau kerusakan terumbu karang. Penyebab terjadinya
kerusakan tersebut karena factor manusia dan factor alam. Faktor manusia seperti
penambangan karang, perdagangan karang, pengeboman ikan di daerah terumbu
karang, dan lain lain. Sedangkan kerusakan alam yaitu secara fisik meliputi
adanya badai, perubahan iklim, dan lain lain. Secara biologis yaitu adanya hewan
pemangsa atau predator oleh biota laut( Zulfikar dan Soedarma, 2008).
Teknologi trasplantasi karang (coral transplantasion) adalah mengembalikan
terumbu karang melalui pencangkokan teknologi transplantasi karang (Coral
Tranplatation) adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui
pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau
ditempat yang karangnya telah mengalami kerusakan. Hal ini bertujuan untuk
pemulihan atau pembentukan pembentukan terumbu karang alami(Anpusyahnur,
2006).
Transplantasi karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu
karang yang telah rusak, dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah
terumbu karang baru yang sebelumnya tidak ada. Tehnik ini diharapkan dapat
mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat di pakai
untuk membangun daerah terumbu karang yang baru. Transplantasi ini juga
dilakukan unuk mempercepat dan memperbanyak tutupan karang(Anpusyahnur,
2006).
Metode jarring dan substrat yaitu metode transplantasi dengan
menggunakan jarring yang dilengkapi dengan substrat yang terbuat dari semen,
keramik, atau gerabah dengan ukuran 10x10 cm(Anpusyahnur, 2006).
Metode jarring dan rangka yaitu metode transplantasi dengan menggunakan
rangka besi yang di cat anti karat yang ideal berukuran 100x80 cm berbentuk
bujur sangkar dan pada bagian ujung-ujung bujur terdapat kaki-kaki tegak lurus
masing-masing sepanjang 10 cm. Di bagian atas bujur sangkarnya ditutupi oleh
jarring(Anpusyahnur, 2006).
Metode jaring, rangka, dan substrat yaitu metode transplantasi yang
merupakan perpaduan antara jaring substrat dan metode jaring rangka. Ukuran
diameter substrat kurang lebih 100 cm dengan tebal 2 cm. Panjang patok 5-10 cm.
5
Bahan patok terbuat dari peralatan kecil yang diisi semen dan di beri cat agar
tidak mengakibatkan pencemaran(Anpusyahnur, 2006).
Teknologi terumbu karang buatan (artificial reef) merupakan suatu struktur
bangunan yang ditenggelamkan di dasar laut dan diharapkan dapat berfungsi
menyerupai terumbu karang alami yaitu sebagai tempat berlindung, mencari
makn, memijah, dan berkembangbiak bagi biota yang berasosiasi di dalamnya(
Zulfikar dan Soedarma, 2008).
Teknologi transplantasi karang ( coral transplantation) adalah metode
penanaman dan penumbuhana suatu koloni karang baru dengan metode
fragmentasi untuk ditempatkan pada daerah yang mengalami kerusakan. Negara
negara maju transplantsi digunakan untuk tujuan wisata bahari dan untuk
rehabilitasi ekosistem terumbu karang( Zulfikar dan Soedarma, 2008).
Berbagai teknik dan upaya untuk merehabilitasi terumbu karang yaitu
dengan transplantasi karang. Teknik tersebut dikombinasikan dengan terumbu
buatan sebagai tempat yang kokoh bagi penempelan transplantasi karang. Namun
penggunaan penggunaan terumbu buatan membutuhkan peralatan yang berat dan
biaya pembuatan yang cukup mahal( Edwards dan Clark, 1998).
Kualitas perairan dapat mengancam kelstarian terumbu karang oleh
perubahan iklim. Kualitas perairan antara lain:
a. Suhu
Suhu air merupakan factor penting untuk kelangsungan hidup biota karang.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan karang berkisar anatara 250C-290C
sedangkan batas maksimum dan minimum berkisar antara 160C-120C dan
sekitar 360C(Supriharyono,2000).
b. Salinitas
Salinitas mempengaruhi kehidupan hewan karang baik untuk kelangsungan
hidup maupun pertumbuhannnya. Salinitas mempengaruhi tekanan osmosis
organisme perairan termasuk hewan karang. Salinitas yang optimal berkisar
antara 30-33ppt. Dengan demikian karang tidak ditemukan pada daerah
muara sungai, curah hujan tinggi atau perairan yang memiliki kadar garam
tinggi(Sadarun, 2008).
c. Kecerahan Perairan
6
Kecerahan perairan merupakan ukuran untuk mengetahui daya tembus
cahaya matahari kedalam kolom perairan. Kecerahan perairan sangat
ditentukan oleh padatan tersuspensi dan intensitas cahaya yang masuk ke
perairan. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perrairan, maka intensitas
cahaya yang masuk juga semakin baik. Kecerahan perairan merupakan salah
satu parameter lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
karang. merupakan dua faktor pembatas yang dapat mempengaruhi proses
fotosintesisi zooxanthella yang hidup dalam jaringan karang. Semakin tinggi
tingkat kecerahan suatu perairan, maka semakin baik pula proses
fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthella(Sadarun, 2008).
4. Deskripsi Metode Jaring, Rangka dan Substrat
Metode Jaring, Rangka dan Substrat, metode ini merupakan perpaduan
antara metode 3 dan metode 4. Yaitu dimana gabungan antara Metode Jaring dan
Substrat, pada metode ini bahan yang digunakan terdiri dari jaring yang
dilengkapi dengan substrat yang terbuat dari semen, keramik atau gerabah dengan
diameter ±1 cm dan jarak antara substrat sekitar ±25 cm dan Metode Jaring dan
Rangka, metode ini terbuat dari rangka besi yang dicat anti karat dan di atasnya
ditutupi dengan jaring yang diikat secara kuat dan rapih.
Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa ketentuan
untuk transplantasi karang, yaitu :
a. Untuk transplantasi karang diperlukan suatu wadah beton sebagai substrat
dimana karang ditanamkan.
b. Jenis karang bercabang lebih cepat pertumbuhannya, dan lebih mampu
menyesuaikan dibandingkan karang massive.
c. Semua lokasi perairan pada dasarnya dapat dilakukan transplantasi dengan
syarat kondisi hidrologik masih dalam batas toleransi pertumbuhan karang.
d. Hasil percobaan pada habitat yang berpasir tetapi dengan kesuburan yang
tinggi pertumbuhan karang lebih cepat dibandingkan pada daerah yang
karangnya rusak.
e. Wadah karang yang ditransplantasi sebaiknya tidak menghalangi aerasi
oleh arus.
7
Substrat yang digunakan dalam melakukan transplantasi karang dapat juga
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1. Substrat Gerabah Berangka
Substrat ini menggunakan rangka besi berbentuk segi empat 20x20 cm,
disetiap sudut rangka besi diberi kaki dengan tinggi 20 cm yang berfungsi
sebagai patok pada saat ditancapkan ke dasar perairan. Fragmen karang
diikat ke tiang substrat dengan menggunakan pengikat kabel berukuran
panjang 15 cm.
2. Substrat Patok Besi
Patok besi dengan panjang 30 cm yang ujungnya telah dibengkokkan
ditancapkan ke dasar perairan. Bagian besi yang bengkok berfungsi
sebagai penahan fragmen karang yang telah diikatkan ke besi dengan
menggunakan pengikat kabel dengan panjang 10 cm.
3. Substrat Karang Mati
Fragmen karang langsung diikatkan dengan menggunakan pengikat kabel
dengan panjang 20 cm ke karang mati yang ada disekitar lokasi
transplantasi.
Alat dan Bahan sebagai berikut :
a. Sarana Transportasi Laut
b. Peralatan Skin Dive Atau Scuba
c. Peralatan Dokumentasi Bawah Air
d. Kapiler/Jangka Sorong (Skala Terkecil 0,01 Mm)
e. Rambu Apung
f. Alat Pengukur Kualitas Air
g. Gunting Karang/Gergaji
h. Keranjang Berlubang/Wadah Sampel
i. Sampel Karang Hidup
j. Substrat Beton 7 Cm Tebal 3 Cm
k. Rangka Besi
8
5. Tahapan Transplantasi karang Metode Jaring, Rangka dan Substrat
Digunakan metode jaring rangka dan substrat karena lebih kokoh dan kuat
serta bernilai ekonomis. Tahapan metode transplantasi ini adalah:
9
Gambar 1. Tahapan Transplantasi Karang dengan Metode J-R-S
a. Penentuan lokasi transplantasi. Untuk mengetahui koordinat lokasi dapat
digunakan GPS (Global Positioning System).
b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada
transplantasi.
c. Memberi tanda (rambu apung) pada lokasi transplantasi.
d. Fragmen karang diambil dari induk koloni yang masih hidup berdiameter
> 25 cm menggunakan gunting dengan ukuran fragmen ±10 cm dan
dikumpulkan di keranjang berlubang dan dibawa ke lokasi transplantasi.
e. Proses pengangkutan harus dilakukan di bawah air dengan hati-hati.
f. Memasang rangka besi atau patok pada lokasi transplantasi sejajar garis
pantai. Pemasangan rangka transplantai dapat dilakukan pada kedalaman
1,3 atau 10 m.
g. Mengikat fragmen karang ke substrat dengan pengikat kabel yang telah
disiapkan.
h. Untuk mengukur laju pertumbuhan koloni karang serta parameter fisika-
kimia perairan dapat dilakukan setiap dua minggu atau setiap bulan.
10
Daftar Pustaka
Anpusyahnur, E.M. 2006. Tingkat Keberhasilan Transplantasi Karang Acropora
formosa dengan Metode Akresi Mineral Pada Kedalaman Berbeda di
Pulau Samalona, Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Guntur.2002. Ekologi Karang Pada Terumbu Buatan. Penerbit Ghalia Indonesia:
Bogor.
Munasik, Widjatmoko Wisnu, Djunaidi Ali, 2001. Pengaruh Konstruksi Blok
Substrat pada Perairan dengan Strata Kedalaman dan Tingkat
Sedimentasi yang Berbeda. Universitas Diponegoro
Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu (Stony Coral) di Kepulauan Seribu
Teluk Jakarta. Thesis. Institut Pertanian Bogor.
Siringgoringo,M Rikoh dan Hadi, Tri Aryono. 2013. Kondisi dan Distribusi
Karang Batu (Scleractinia corals) Di Perairan Bangka. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis. Vol.5.No.2(273-285).
Soedharma, Dedi. 2012. Tekhnik Transplantasi Sebagai Pemacu Rehabilitasi
Ekosistem Terumbu. Majalah Indonesia Maritime Edisi 16/Tahun
II/Januari 2012.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis. Jakarta. Gramedia.
Timotius,Silvinita.2003. Biologi Terumbu Karang. Makalah pada Training Course
Yayasan Terumbu Karang Indonesia: Jakarta.
Veron, J.E.N.1986. Coral of Australia and Indo Pacific. Ausralia: Angust and
Robertson Publishers.
Wasilun;Suprapto,dan Murniyati. 1994. Kemungkinan pengembangan Terumbu
Karang Buatan Untuk Tujuan Peningkatan Produksi Perikanan dan
Wisata Bahari. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.85.Hal. 69-84.
Zulfikar dan Soedarma Dedi.2008. Teknologi Fragmentasi Buatan Karang
(Caulastrea furcata dan Cynarina lacrimalis) dalam Upaya Percepatan
Pertumbuhan pada Kondisi Terkontrol. Jurnal Nature Indonesia.vol.X.no
2.76-82.

More Related Content

What's hot

TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangAzewan Ndk
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alamTerumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alamRuwidia Putri
 
Fidel lapis padang
Fidel lapis padangFidel lapis padang
Fidel lapis padangfidita
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaMujiyanto -
 
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaTerumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaYayasan TERANGI
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitAyuLuvitasari
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangAlfian Muhammad
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangtuti handayani
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
 

What's hot (20)

TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alamTerumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
 
Fidel lapis padang
Fidel lapis padangFidel lapis padang
Fidel lapis padang
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaTerumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk Siswa
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 
Biologi Karang
Biologi KarangBiologi Karang
Biologi Karang
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Biosfer
BiosferBiosfer
Biosfer
 

Similar to Bioteknologi Laut - Metode Jaring, Rangka dan Substrat

Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariLap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariNurma Putri Tanadoang
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam baharinisha althaf
 
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...KasimMansyur1
 
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaSyifa Sahaliya
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfMukarobinspdMukarobi
 
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...Repository Ipb
 
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)Yayasan TERANGI
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
 
Mikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfMikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfenos14
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1PT. SASA
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Register Undip
 
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfOrasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfYanto67
 

Similar to Bioteknologi Laut - Metode Jaring, Rangka dan Substrat (20)

Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Filsafat harlianti
Filsafat harliantiFilsafat harlianti
Filsafat harlianti
 
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariLap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
 
Tugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahariTugas kimia bahan alam bahari
Tugas kimia bahan alam bahari
 
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...
Lampiran 2. jurnal pertumbuhan dan sintasan karang hasil transplantasi di lap...
 
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...
KAJIAN POTENSI BIOAKTIF KARANG LUNAK (OCTORALLIA: ALCYONACEA) DI PERAIRAN KEP...
 
Paper Ekologi Laut Tropis 2
Paper Ekologi Laut Tropis 2Paper Ekologi Laut Tropis 2
Paper Ekologi Laut Tropis 2
 
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)
Pemantauan Pemutihan Karang (coral bleaching)
 
Rancang bangun-struktur-biorok
Rancang bangun-struktur-biorokRancang bangun-struktur-biorok
Rancang bangun-struktur-biorok
 
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGKOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANG
 
Mikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfMikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdf
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
494 981-1-sm
494 981-1-sm494 981-1-sm
494 981-1-sm
 
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfOrasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
 
Tgs
TgsTgs
Tgs
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Luhur Moekti Prayogo
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Recently uploaded (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Bioteknologi Laut - Metode Jaring, Rangka dan Substrat

  • 1. Metode Jaring, Rangka dan Substrat (menggunakan kerangka besi dan jaring tempat substrat untuk media transplantasi) Tugas Kelompok ke 1: Bioteknologi Laut OLEH KELOMPOK V: Anggota : 1. Robiatul Adhawiyah 120341100069 2. Hosniati 120341100071 3. Lailatul Magfirroh 120341100073 4. Yuda Witjarnoko 120341100075 5. Mohammad Hadi H. 120341100077 6. Luhur Moekti P. 120341100079 7. Andre Setyono 120341100081 8. Dorthea W. 120341100085 9. Olience 120341100087 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA BANGKALAN 2014
  • 2. ii Kata Pengantar Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Jaring, Rangka dan Substrat (menggunakan kerangka besi dan jaring tempat substrat untuk media transplantasi)” Meskipun penulis berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar tugas ini bermanfaat bagi semua pembaca. Bangkalan, 09 November 2014 Penyusun
  • 3. iii Daftar Isi Halaman judul ...................................................................................................... i Kata Pengantar ..................................................................................................... ii Daftar isi ............................................................................................................... iii BAB I. PEMBAHASAN....................................................................................... 1 1 Deskripsi Karang ...................................................................................... 1 2 Sejarah Transplantasi Karang .................................................................... 2 3 Transplantasi Karang ................................................................................. 3 4 Deskripsi Metode Jaring, Rangka dan Substrat ....................................... 6 5 Tahapan Transplantasi karang Metode Jaring, Rangka & Substrat........... 8 Daftar pustaka ......................................................................................................10
  • 4. 1 BAB I PEMBAHASAN 1. Deskripsi Karang Terumbu karang adalah struktur dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (Hewan berongga) atau Cnidaria yang disebut sebagai Karang (Coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (Kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa (Siringgoringo, dkk 2013). Terumbu karang merupakan struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai yang kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta-juta tahun, tergantung pada jenis dan kondisi perairannya. Terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm/tahun. Saat ini, yang ada di perairan Indonesia. Terdapat ribuan spesies yang hidup di kawasan terumbu karang, namun hanya sebagian yang menghasilkan karbonat pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu yang terpenting adalah hewan karang (Veron 1986 ). Karang adalah bentuk hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium Karbonat yang biasa disebut polip karang. Jutaan polip ini membentuk struktur dasar dari terumbu karang. Hewan karang hidup bersimbiosa dengan alga bersel satu yang disebut Zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata bewarna coklat dan kuning yang dinyatakan sebagai symbiodinium mikroadriaticum. Alga ini hidup bersimbiosis dengan hewan- hewan lain di terumbu karang, seperti kimia raksasa (Tridacna spp), anemon laut coelentrata lainnya (Guntur 2002). Karang merupakan organisme primitif, kerangka mereka seperti pada banyak organisme primitive lainnya, yang sering kali bersifat sangat kompleks. Kerangka dari polip disebut Corallite, yaitu sebuah tabung yang mengandung plat vertical yang meradiasi dari pusat tabung. Tabung itu sendiri adalah dinding Corallite dan platnya adalah septo-costae. Tabung ini digabungkan bersama oleh plat horizontal dan struktur lainnya yang secara kolektif disebut conesteum. Beberapa polip memiliki film tipis tambahan dari kerangka di sekeliling dinding yang disebut epithecea. Dinding dibentuk oleh tiga elemen kerangka yang
  • 5. 2 bervariasi dalam proporsi family karang yang berbeda. Beberapa memiliki dinding yang terdiri utamanya dari septo-costae yang menjadi menebal di dalam dinding. Dari batang memiliki dinding yang terdiri utamanya dari batang horizontal dyang berhubungan dengan septo-costae. Pada beberapa ahermatipik, dindingnya dapat terdiri utamanya dari epitheca. Pada beberapa karang, dindingnya sangat menonjol, dan jarang terbentuk pada karang lainnya (Wasilun, 1994). Dalam siklus hidupnya, karang berkembangbiak (Reproduksi) secara aseksual (vegetative) dan secara seksual (generative). Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas yang akan menjadi individu baru pada induk. Pembentukan tunas yang terus menerus merupakan mekanisme untuk menambah ukuran koloni, tetapi tidak untuk membentuk koloni baru. Reproduksi secara vegetative ini dijadikan dasar dalam teknologi transplantasi dalam upaya pemulihan terumbu karang.Karang memiliki mekanisme perkembangbiakan secara seksual melalui dua cara, yaitu: penghsil gamet dan fertilisasi. Sifat gonokoris dalam satu jenis atau spesies sel telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda melalui karang jantan dan karang betina, sifat ini di jumpai pada genus poriters dan galaxea. Sebagian besar karang bersifat gonokoris, sedangkan sifat hermafrodit sel telur dan sperma dihasilkan oleh satu polip karang(Guntur, 2002) 2. Sejarah Transplantasi Karang Sejarah transplantasi di Indonesia dimulai dari penggiat/pemerhati karang. Institut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKI), WWF, TNI-AL dan Pusat Penelitian Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) yang menjadi pionir dalam pengembangan metode transplantasi ini pada tahun 1996. Penelitian awal berlangsung dari tahun 1996-2003 yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen IPB serta beberapa universitas lain di pulau Pari, Kepulauan Seribu , Jakarta. Hampir 50 jenis karang dari jenis karang bercabang dan jenis lainya dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup karang melalui teknik dan metode tertentu (transplantasi karang). Hasil-hasil penelitian digunakan sebagai dasar untuk meyakinkan pemerintah dan dunia untuk mengakui bahwa transplantasi sebagai
  • 6. 3 metode yang dapat digunakan untuk rehabilitasi karang di Indonsesia. Selanjutnya, sejak tahun 2000 transplantasi disebarluaskan diseluruh Indonesia. Kegiatan transplantasi pada awalnya dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah setelah itu banyak pemerhati karang mulai melakukan kegiatan tentang transplantasi karang. Jutaan bibit karang sudah ditancapkan di laut pada ekosistem terumbu karang di seluruh Indonesia. Beberapa kegiatan transplantasi dilaksanakan di empat lokasi Kawasan Konservasi Laut dan Taman Nasional Laut, yaitu di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Wisata Alam laut Teluk Kupang (NTT) dan Taman Wisata Alam Laut Gili Air, Gili Trawangan dan Gili Meno (NTB) (Soedarma 2012). Awal tahun 2001 perdagangan karang hasil transplantasi sudah mulai diperdagangkan oleh para nelayan. serta dikirim keluar negeri oleh para exportir. Pada tahun 2008 Kelompok jaringan monitor Kepulauan Seribu telah mencatat sebanyak ± 7000 fragmen karang yang dijual oleh nelayan untuk kepentingan perdagangan ,dimana jenis jenis karang yang banyak dijual adalah Acropora sp, Hydnopora rigida dan Montipora sp. Sejek 2008 sampai sekarang semakin banyak penelitian dan kegiatan tentang terumbu karang dengan teknik-tekni transplantasi yang lebih baik dan ramah lingkungan (Soedarama 2012). 3. Transplantasi Karang Transplantasi pada prinsipnya adalah menanam atau memindahkan potongan sebagian koloni pada suatu daerah tertentu. Namun pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan, karena harus memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan transplantasi yaitu tingkat kehidupan dan pertumbuhannya. Factor-faktor yang mempengaruhi dapat berupa factor internal maupun eksternal, biotic maupun abiotik seperti substrat, jenis karang trasplantasi, kondisi perairan seperti tingkat sedimentasi dan sebagainya(Munasik,dkk 2001). Transplantasi menunjukkan bahwa kelulushidupan dan laju pertumbuhan dipengaruhi oleh jarak penanaman atau letak dasar perairan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi jarak penanaman maka pengaruh sedimentasi semakin kecil(Munasik,dkk 2001). Terumbu karang merupakan ekosistem dasar laut yang penghuni utamanya berupa karang batu. Berbagai spesies dan spesies bentuk karang karang batu ini
  • 7. 4 bersama sama dengan makhluk hidup lainnya membentuk suatu ekosistem. Secara umum kondisi terumbu karang di Indonesia semakin memburuk. Hal tersebut terjadi akibat degradasi atau kerusakan terumbu karang. Penyebab terjadinya kerusakan tersebut karena factor manusia dan factor alam. Faktor manusia seperti penambangan karang, perdagangan karang, pengeboman ikan di daerah terumbu karang, dan lain lain. Sedangkan kerusakan alam yaitu secara fisik meliputi adanya badai, perubahan iklim, dan lain lain. Secara biologis yaitu adanya hewan pemangsa atau predator oleh biota laut( Zulfikar dan Soedarma, 2008). Teknologi trasplantasi karang (coral transplantasion) adalah mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan teknologi transplantasi karang (Coral Tranplatation) adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau ditempat yang karangnya telah mengalami kerusakan. Hal ini bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan pembentukan terumbu karang alami(Anpusyahnur, 2006). Transplantasi karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak, dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang baru yang sebelumnya tidak ada. Tehnik ini diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat di pakai untuk membangun daerah terumbu karang yang baru. Transplantasi ini juga dilakukan unuk mempercepat dan memperbanyak tutupan karang(Anpusyahnur, 2006). Metode jarring dan substrat yaitu metode transplantasi dengan menggunakan jarring yang dilengkapi dengan substrat yang terbuat dari semen, keramik, atau gerabah dengan ukuran 10x10 cm(Anpusyahnur, 2006). Metode jarring dan rangka yaitu metode transplantasi dengan menggunakan rangka besi yang di cat anti karat yang ideal berukuran 100x80 cm berbentuk bujur sangkar dan pada bagian ujung-ujung bujur terdapat kaki-kaki tegak lurus masing-masing sepanjang 10 cm. Di bagian atas bujur sangkarnya ditutupi oleh jarring(Anpusyahnur, 2006). Metode jaring, rangka, dan substrat yaitu metode transplantasi yang merupakan perpaduan antara jaring substrat dan metode jaring rangka. Ukuran diameter substrat kurang lebih 100 cm dengan tebal 2 cm. Panjang patok 5-10 cm.
  • 8. 5 Bahan patok terbuat dari peralatan kecil yang diisi semen dan di beri cat agar tidak mengakibatkan pencemaran(Anpusyahnur, 2006). Teknologi terumbu karang buatan (artificial reef) merupakan suatu struktur bangunan yang ditenggelamkan di dasar laut dan diharapkan dapat berfungsi menyerupai terumbu karang alami yaitu sebagai tempat berlindung, mencari makn, memijah, dan berkembangbiak bagi biota yang berasosiasi di dalamnya( Zulfikar dan Soedarma, 2008). Teknologi transplantasi karang ( coral transplantation) adalah metode penanaman dan penumbuhana suatu koloni karang baru dengan metode fragmentasi untuk ditempatkan pada daerah yang mengalami kerusakan. Negara negara maju transplantsi digunakan untuk tujuan wisata bahari dan untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang( Zulfikar dan Soedarma, 2008). Berbagai teknik dan upaya untuk merehabilitasi terumbu karang yaitu dengan transplantasi karang. Teknik tersebut dikombinasikan dengan terumbu buatan sebagai tempat yang kokoh bagi penempelan transplantasi karang. Namun penggunaan penggunaan terumbu buatan membutuhkan peralatan yang berat dan biaya pembuatan yang cukup mahal( Edwards dan Clark, 1998). Kualitas perairan dapat mengancam kelstarian terumbu karang oleh perubahan iklim. Kualitas perairan antara lain: a. Suhu Suhu air merupakan factor penting untuk kelangsungan hidup biota karang. Suhu yang baik untuk pertumbuhan karang berkisar anatara 250C-290C sedangkan batas maksimum dan minimum berkisar antara 160C-120C dan sekitar 360C(Supriharyono,2000). b. Salinitas Salinitas mempengaruhi kehidupan hewan karang baik untuk kelangsungan hidup maupun pertumbuhannnya. Salinitas mempengaruhi tekanan osmosis organisme perairan termasuk hewan karang. Salinitas yang optimal berkisar antara 30-33ppt. Dengan demikian karang tidak ditemukan pada daerah muara sungai, curah hujan tinggi atau perairan yang memiliki kadar garam tinggi(Sadarun, 2008). c. Kecerahan Perairan
  • 9. 6 Kecerahan perairan merupakan ukuran untuk mengetahui daya tembus cahaya matahari kedalam kolom perairan. Kecerahan perairan sangat ditentukan oleh padatan tersuspensi dan intensitas cahaya yang masuk ke perairan. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perrairan, maka intensitas cahaya yang masuk juga semakin baik. Kecerahan perairan merupakan salah satu parameter lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan karang. merupakan dua faktor pembatas yang dapat mempengaruhi proses fotosintesisi zooxanthella yang hidup dalam jaringan karang. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan, maka semakin baik pula proses fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthella(Sadarun, 2008). 4. Deskripsi Metode Jaring, Rangka dan Substrat Metode Jaring, Rangka dan Substrat, metode ini merupakan perpaduan antara metode 3 dan metode 4. Yaitu dimana gabungan antara Metode Jaring dan Substrat, pada metode ini bahan yang digunakan terdiri dari jaring yang dilengkapi dengan substrat yang terbuat dari semen, keramik atau gerabah dengan diameter ±1 cm dan jarak antara substrat sekitar ±25 cm dan Metode Jaring dan Rangka, metode ini terbuat dari rangka besi yang dicat anti karat dan di atasnya ditutupi dengan jaring yang diikat secara kuat dan rapih. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa ketentuan untuk transplantasi karang, yaitu : a. Untuk transplantasi karang diperlukan suatu wadah beton sebagai substrat dimana karang ditanamkan. b. Jenis karang bercabang lebih cepat pertumbuhannya, dan lebih mampu menyesuaikan dibandingkan karang massive. c. Semua lokasi perairan pada dasarnya dapat dilakukan transplantasi dengan syarat kondisi hidrologik masih dalam batas toleransi pertumbuhan karang. d. Hasil percobaan pada habitat yang berpasir tetapi dengan kesuburan yang tinggi pertumbuhan karang lebih cepat dibandingkan pada daerah yang karangnya rusak. e. Wadah karang yang ditransplantasi sebaiknya tidak menghalangi aerasi oleh arus.
  • 10. 7 Substrat yang digunakan dalam melakukan transplantasi karang dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1. Substrat Gerabah Berangka Substrat ini menggunakan rangka besi berbentuk segi empat 20x20 cm, disetiap sudut rangka besi diberi kaki dengan tinggi 20 cm yang berfungsi sebagai patok pada saat ditancapkan ke dasar perairan. Fragmen karang diikat ke tiang substrat dengan menggunakan pengikat kabel berukuran panjang 15 cm. 2. Substrat Patok Besi Patok besi dengan panjang 30 cm yang ujungnya telah dibengkokkan ditancapkan ke dasar perairan. Bagian besi yang bengkok berfungsi sebagai penahan fragmen karang yang telah diikatkan ke besi dengan menggunakan pengikat kabel dengan panjang 10 cm. 3. Substrat Karang Mati Fragmen karang langsung diikatkan dengan menggunakan pengikat kabel dengan panjang 20 cm ke karang mati yang ada disekitar lokasi transplantasi. Alat dan Bahan sebagai berikut : a. Sarana Transportasi Laut b. Peralatan Skin Dive Atau Scuba c. Peralatan Dokumentasi Bawah Air d. Kapiler/Jangka Sorong (Skala Terkecil 0,01 Mm) e. Rambu Apung f. Alat Pengukur Kualitas Air g. Gunting Karang/Gergaji h. Keranjang Berlubang/Wadah Sampel i. Sampel Karang Hidup j. Substrat Beton 7 Cm Tebal 3 Cm k. Rangka Besi
  • 11. 8 5. Tahapan Transplantasi karang Metode Jaring, Rangka dan Substrat Digunakan metode jaring rangka dan substrat karena lebih kokoh dan kuat serta bernilai ekonomis. Tahapan metode transplantasi ini adalah:
  • 12. 9 Gambar 1. Tahapan Transplantasi Karang dengan Metode J-R-S a. Penentuan lokasi transplantasi. Untuk mengetahui koordinat lokasi dapat digunakan GPS (Global Positioning System). b. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan pada transplantasi. c. Memberi tanda (rambu apung) pada lokasi transplantasi. d. Fragmen karang diambil dari induk koloni yang masih hidup berdiameter > 25 cm menggunakan gunting dengan ukuran fragmen ±10 cm dan dikumpulkan di keranjang berlubang dan dibawa ke lokasi transplantasi. e. Proses pengangkutan harus dilakukan di bawah air dengan hati-hati. f. Memasang rangka besi atau patok pada lokasi transplantasi sejajar garis pantai. Pemasangan rangka transplantai dapat dilakukan pada kedalaman 1,3 atau 10 m. g. Mengikat fragmen karang ke substrat dengan pengikat kabel yang telah disiapkan. h. Untuk mengukur laju pertumbuhan koloni karang serta parameter fisika- kimia perairan dapat dilakukan setiap dua minggu atau setiap bulan.
  • 13. 10 Daftar Pustaka Anpusyahnur, E.M. 2006. Tingkat Keberhasilan Transplantasi Karang Acropora formosa dengan Metode Akresi Mineral Pada Kedalaman Berbeda di Pulau Samalona, Makassar. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar. Guntur.2002. Ekologi Karang Pada Terumbu Buatan. Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor. Munasik, Widjatmoko Wisnu, Djunaidi Ali, 2001. Pengaruh Konstruksi Blok Substrat pada Perairan dengan Strata Kedalaman dan Tingkat Sedimentasi yang Berbeda. Universitas Diponegoro Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu (Stony Coral) di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Siringgoringo,M Rikoh dan Hadi, Tri Aryono. 2013. Kondisi dan Distribusi Karang Batu (Scleractinia corals) Di Perairan Bangka. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol.5.No.2(273-285). Soedharma, Dedi. 2012. Tekhnik Transplantasi Sebagai Pemacu Rehabilitasi Ekosistem Terumbu. Majalah Indonesia Maritime Edisi 16/Tahun II/Januari 2012. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta. Gramedia. Timotius,Silvinita.2003. Biologi Terumbu Karang. Makalah pada Training Course Yayasan Terumbu Karang Indonesia: Jakarta. Veron, J.E.N.1986. Coral of Australia and Indo Pacific. Ausralia: Angust and Robertson Publishers. Wasilun;Suprapto,dan Murniyati. 1994. Kemungkinan pengembangan Terumbu Karang Buatan Untuk Tujuan Peningkatan Produksi Perikanan dan Wisata Bahari. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.85.Hal. 69-84. Zulfikar dan Soedarma Dedi.2008. Teknologi Fragmentasi Buatan Karang (Caulastrea furcata dan Cynarina lacrimalis) dalam Upaya Percepatan Pertumbuhan pada Kondisi Terkontrol. Jurnal Nature Indonesia.vol.X.no 2.76-82.