Dokumen tersebut memberikan informasi tentang identifikasi 8 jenis karang berbentuk bercabang (Acropora cervicornis, Acropora elegantula, Acropora acuminata, Acropora micropthalma, Acropora millepora, Acropora rosaria, Acropora latistella, Acropora tenuis) dan karang berbentuk tidak bercabang. Diberikan pula ciri-ciri, warna, kemiripan, distribusi, dan habitat dari masing-masing jenis karang.
Identifikasi Karang dengan Coral Finder (Branching dan Non Branching)
1. 1
Identifikasi Karang dengan Coral Finder
(Branching dan Non Branching)
Tugas Mata Kuliah Koralogi
NAMA: LUHUR MOEKTI PRAYOGO
NIM: 12.03.4.1.1.00079
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2015
2. 2
I. KARANG BENTUK BERCABANG (BRANCHING)
Memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak
terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi
atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan
dan invertebrata tertentu. Percabangan atau pilar karang memiliki koloni terdiri dari
cabang atau proyeksi memanjang. Contohnya termasuk elkhorn (Acropora palmata),
staghorn (Acropora cervicornis), dan karang pilar (Dendrogyra cylindrus).
Acroporids sering memiliki tingkat pertumbuhan tercepat (sampai 10 cm / tahun).
Contoh spesies :
1. ACROPORA CERVICORNIS
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens,
tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial
koralit dapat dibedakan.
c. Warna : Coklat muda.
d. Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
f. Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang
jernih.
2. ACROPORA ELEGANTULA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elegantula
3. 3
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan
menyebar. Aksial koralitnya jelas.
c. Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
d. Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.
f. Habitat : Fringing reefs yang dangkal.
3. ACROPORA ACUMINATA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2
ukuran.
c. Warna : Biru muda atau coklat.
d. Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan
Philipina.
f. Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun
keruh.
4. ACROPORA MICROPTHALMA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
4. 4
b. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu
spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
c. Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
d. Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
f. Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
5. ACROPORA MILLEPORA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek
yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
c. Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A.
aspera dan A. pulchra.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
6. ACROPORA ROSARIA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora rosaria
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : koloni seperti semak, cabang utama mempunyai cabang sekunder,
aksial koralit besar dan berbentuk kubah tetapi tidak panjang. Radial koralit
seperti kantung dan semua koralit mempunyai dinding tebal.
5. 5
c. Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, biru dan merah muda.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. loripes.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
7. ACROPORA LATISTELLA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora latistella
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa atau bergumpal. Aksial koralit
biasanya terpisah. Radial koralit melingkar. Tentakel biasanya setiap hari
bertambah panjang.
c. Warna : Umumnya berwarna krem, keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana
dan A. dendrum.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
8. ACROPORA TENUIS
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora tenuis
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : koloni merupakan corymbosa clumps, aksial koralit panjang dan
tubular, radial koralit tersusun rapi dan memiliki bibir flaring.
6. 6
c. Warna : Umumnya berwarna kuning, krem, hijau dan biru.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. vermiculata, A. selago dan
A. Pulchra.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba
yang dangkal.
7. 7
II. BENTUK TIDAK BERCABANG (NON BRANCHING)
Secara umum, kebanyakan karang dapat dikategorikan dalam salah satu dari
enam kelompok umum: bercabang, gundukan, otak,piring, berdaging dan bunga.
Karang Mound termasuk koloni hemispherical, berbentuk tidak teratur atau
encrusting mounding permukaan yang lebih rendah biasanya menempel pada dasar
tersebut. Contohnya termasuk karang bintang pegunungan(Montastraea faveolata),
karang bintang besar (Siderastrea siderea), karang elips (Dichocoenia stokesii), dan
mustard bukit karang (Porites astreoides).
Bentuk Padat (massive), memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat dari
karang bercabang. Karang otak sering berupa gundukan hemispherical, tetapi
dicirikan oleh distribusi unik mereka polip yang tumbuh dalam pola berliku untuk
memberikan penampilan yang otak seperti.Contohnya termasuk otak beralur
(Diploria labyrinthiformis), otak menonjol (Diploria clivosa), dan labirin (Meandrina
meandrites).
Bentuk lembaran (foliose), daun, dan karang lembar dan tumbuh dalam piring
pipih, seperti piring, atau fashion lembaran tipis. Mereka biasanya memiliki koloni
berbentuk cakram tipis dengan corallites berkembang hanya pada satu sisi.
Contohnya termasuk karang selada (Agaricia agaricites) dan daun selada karang tipis
(Agaricia tenuifolia).
Karang berdaging termasuk varietas piring dan gundukan tapi dibedakan oleh besar
“berdaging” mereka mencari polip. Contohnya termasuk berbagai karang soliter disk
dan bunga karang berduri (Mussa spp.).
Bunga karang memiliki soliter, encrusting atau penggumpalan bentuk
pertumbuhan dan sering memiliki polip di tangkai memanjang.
Contohnya termasuk bunga karang halus (Eusmilia fastigiata) dan berbagai
karang cangkir. Habitat terumbu karang umumnya di pulau-pulau yang memiliki
perairan pantai yang jernih, kadar oksigen tinggi, bebas dari sedimen dan polusi serta
bebas limpasan air tawar yang berlebihan. Lebih dari 95% pulau-pulau Indonesia
dikelilingi oleh terumbu karang. Penyebaran terumbu karang pada umumnya dapat
8. 8
dijumpai pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang mempunyai isoterm
(200C). Terumbu karang biasanya berasosiasi dengan pulau-pulau kecil dan sedang.
Pulau-pulau yang lebih besar dan pantai benua kurang menunjang untuk
kehidupan karang, karena tingginya sedimentasi, kekeruhan dan salinitas rendah yang
diakibatkan oleh adanya aliran-aliran sungai ke laut. Pulau-pulau yang jauh dari
pantai dan terpencil menunjang terumbu dengan baik dan meluas. Sebaran terumbu
karang di Indonesia diwakili dengan baik di sepanjang pantai barat Sumatera
kepulauan Indonesia, Kawasan Timur Indonesia dan pantai selatan Jawa. faktor yang
mendukung tumbuhnya terumbu karang : suhu: temperatur yang paling baik berada
pada suhu 23-30 derajat celcius kedalaman: umumnya tumbuh pada kedalaman 25 m
intensitas cahaya: dengan adanya cahaya yang baik karang dapat tumbuh lebih cepat
salinitas: optimal pada 30-35 permil kekeruhan: sedimen yang tinggi dapat
menyebapkan penutupan pada polip karang sehingga menyebapkan kematian
substrat: karang dapt tumbuh dengan baik jika terdapat tempat menempelnya
(substrat keras).
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad. 2004. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi.
Daniel, Gloria Virginia. 2010. “Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis
Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty
Factor”.http://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/informatika/article/download/82/46
(diakses tanggal 27 April 2015).
Hakim, Lukmanul. 2008. Membongkar Trik Para Master PHP Lukmanul
Hakim. Yogyakarta : Lokomedia.
Ilham, Bondan Al. 2010. “Aplikasi Pengidentifikasi Jenis Karang di Perairan
Pulau Panjang Kabupaten Jepara”.
http://eprints.undip.ac.id/26906/1/REPOSITORI.pdf (diakses tanggal 27 April
2015).