SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1
Identifikasi Karang dengan Coral Finder
(Branching dan Non Branching)
Tugas Mata Kuliah Koralogi
NAMA: LUHUR MOEKTI PRAYOGO
NIM: 12.03.4.1.1.00079
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2015
2
I. KARANG BENTUK BERCABANG (BRANCHING)
Memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak
terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi
atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan
dan invertebrata tertentu. Percabangan atau pilar karang memiliki koloni terdiri dari
cabang atau proyeksi memanjang. Contohnya termasuk elkhorn (Acropora palmata),
staghorn (Acropora cervicornis), dan karang pilar (Dendrogyra cylindrus).
Acroporids sering memiliki tingkat pertumbuhan tercepat (sampai 10 cm / tahun).
Contoh spesies :
1. ACROPORA CERVICORNIS
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens,
tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial
koralit dapat dibedakan.
c. Warna : Coklat muda.
d. Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
f. Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang
jernih.
2. ACROPORA ELEGANTULA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elegantula
3
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan
menyebar. Aksial koralitnya jelas.
c. Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
d. Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.
f. Habitat : Fringing reefs yang dangkal.
3. ACROPORA ACUMINATA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2
ukuran.
c. Warna : Biru muda atau coklat.
d. Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan
Philipina.
f. Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun
keruh.
4. ACROPORA MICROPTHALMA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
4
b. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu
spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
c. Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
d. Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.
f. Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.
5. ACROPORA MILLEPORA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek
yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
c. Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A.
aspera dan A. pulchra.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
6. ACROPORA ROSARIA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora rosaria
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : koloni seperti semak, cabang utama mempunyai cabang sekunder,
aksial koralit besar dan berbentuk kubah tetapi tidak panjang. Radial koralit
seperti kantung dan semua koralit mempunyai dinding tebal.
5
c. Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, biru dan merah muda.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. loripes.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
7. ACROPORA LATISTELLA
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora latistella
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa atau bergumpal. Aksial koralit
biasanya terpisah. Radial koralit melingkar. Tentakel biasanya setiap hari
bertambah panjang.
c. Warna : Umumnya berwarna krem, keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana
dan A. dendrum.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.
8. ACROPORA TENUIS
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora tenuis
a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
b. Ciri-ciri : koloni merupakan corymbosa clumps, aksial koralit panjang dan
tubular, radial koralit tersusun rapi dan memiliki bibir flaring.
6
c. Warna : Umumnya berwarna kuning, krem, hijau dan biru.
d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. vermiculata, A. selago dan
A. Pulchra.
e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea
dan Australia.
f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba
yang dangkal.
7
II. BENTUK TIDAK BERCABANG (NON BRANCHING)
Secara umum, kebanyakan karang dapat dikategorikan dalam salah satu dari
enam kelompok umum: bercabang, gundukan, otak,piring, berdaging dan bunga.
Karang Mound termasuk koloni hemispherical, berbentuk tidak teratur atau
encrusting mounding permukaan yang lebih rendah biasanya menempel pada dasar
tersebut. Contohnya termasuk karang bintang pegunungan(Montastraea faveolata),
karang bintang besar (Siderastrea siderea), karang elips (Dichocoenia stokesii), dan
mustard bukit karang (Porites astreoides).
Bentuk Padat (massive), memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat dari
karang bercabang. Karang otak sering berupa gundukan hemispherical, tetapi
dicirikan oleh distribusi unik mereka polip yang tumbuh dalam pola berliku untuk
memberikan penampilan yang otak seperti.Contohnya termasuk otak beralur
(Diploria labyrinthiformis), otak menonjol (Diploria clivosa), dan labirin (Meandrina
meandrites).
Bentuk lembaran (foliose), daun, dan karang lembar dan tumbuh dalam piring
pipih, seperti piring, atau fashion lembaran tipis. Mereka biasanya memiliki koloni
berbentuk cakram tipis dengan corallites berkembang hanya pada satu sisi.
Contohnya termasuk karang selada (Agaricia agaricites) dan daun selada karang tipis
(Agaricia tenuifolia).
Karang berdaging termasuk varietas piring dan gundukan tapi dibedakan oleh besar
“berdaging” mereka mencari polip. Contohnya termasuk berbagai karang soliter disk
dan bunga karang berduri (Mussa spp.).
Bunga karang memiliki soliter, encrusting atau penggumpalan bentuk
pertumbuhan dan sering memiliki polip di tangkai memanjang.
Contohnya termasuk bunga karang halus (Eusmilia fastigiata) dan berbagai
karang cangkir. Habitat terumbu karang umumnya di pulau-pulau yang memiliki
perairan pantai yang jernih, kadar oksigen tinggi, bebas dari sedimen dan polusi serta
bebas limpasan air tawar yang berlebihan. Lebih dari 95% pulau-pulau Indonesia
dikelilingi oleh terumbu karang. Penyebaran terumbu karang pada umumnya dapat
8
dijumpai pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang mempunyai isoterm
(200C). Terumbu karang biasanya berasosiasi dengan pulau-pulau kecil dan sedang.
Pulau-pulau yang lebih besar dan pantai benua kurang menunjang untuk
kehidupan karang, karena tingginya sedimentasi, kekeruhan dan salinitas rendah yang
diakibatkan oleh adanya aliran-aliran sungai ke laut. Pulau-pulau yang jauh dari
pantai dan terpencil menunjang terumbu dengan baik dan meluas. Sebaran terumbu
karang di Indonesia diwakili dengan baik di sepanjang pantai barat Sumatera
kepulauan Indonesia, Kawasan Timur Indonesia dan pantai selatan Jawa. faktor yang
mendukung tumbuhnya terumbu karang : suhu: temperatur yang paling baik berada
pada suhu 23-30 derajat celcius kedalaman: umumnya tumbuh pada kedalaman 25 m
intensitas cahaya: dengan adanya cahaya yang baik karang dapat tumbuh lebih cepat
salinitas: optimal pada 30-35 permil kekeruhan: sedimen yang tinggi dapat
menyebapkan penutupan pada polip karang sehingga menyebapkan kematian
substrat: karang dapt tumbuh dengan baik jika terdapat tempat menempelnya
(substrat keras).
9
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad. 2004. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi.
Daniel, Gloria Virginia. 2010. “Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis
Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty
Factor”.http://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/informatika/article/download/82/46
(diakses tanggal 27 April 2015).
Hakim, Lukmanul. 2008. Membongkar Trik Para Master PHP Lukmanul
Hakim. Yogyakarta : Lokomedia.
Ilham, Bondan Al. 2010. “Aplikasi Pengidentifikasi Jenis Karang di Perairan
Pulau Panjang Kabupaten Jepara”.
http://eprints.undip.ac.id/26906/1/REPOSITORI.pdf (diakses tanggal 27 April
2015).

More Related Content

What's hot

TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
Yayasan TERANGI
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
Deena dep
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
Azewan Ndk
 
Fidel lapis padang
Fidel lapis padangFidel lapis padang
Fidel lapis padang
fidita
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
rantikaput
 
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alamTerumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Ruwidia Putri
 
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaTerumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Yayasan TERANGI
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
tuti handayani
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
Elvionita
 

What's hot (20)

TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Fidel lapis padang
Fidel lapis padangFidel lapis padang
Fidel lapis padang
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alamTerumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
Terumbu karang kepulauan raja ampat tugas konservasi alam
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannyaVersi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
Versi power point kondisi ekosistem terumbu karang serta strategi pengelolaannya
 
Makalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwitMakalah biokrus pak wiwit
Makalah biokrus pak wiwit
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
 
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaTerumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk Siswa
 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
 
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karangEkosistem Pantai & Terumbu karang
Ekosistem Pantai & Terumbu karang
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Biologi Karang
Biologi KarangBiologi Karang
Biologi Karang
 
Biosfer
BiosferBiosfer
Biosfer
 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 

Similar to Identifikasi Karang dengan Coral Finder (Branching dan Non Branching)

Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesiaKeindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia
Ahmad Fahrizald
 
Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia
Hafidz Efendy
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
Ike Wulanduri
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
Iga Wardani
 
38696724 kelas-pelecypoda-re
38696724 kelas-pelecypoda-re38696724 kelas-pelecypoda-re
38696724 kelas-pelecypoda-re
petra_ardianta
 

Similar to Identifikasi Karang dengan Coral Finder (Branching dan Non Branching) (20)

Aplikasi komputer
Aplikasi komputerAplikasi komputer
Aplikasi komputer
 
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan IndonesiaSebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
Kekayaan Laut
Kekayaan LautKekayaan Laut
Kekayaan Laut
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
 
Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesiaKeindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia
 
Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia Keindahan terumbu karang indonesia
Keindahan terumbu karang indonesia
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)INVENTARISASI  JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
INVENTARISASI JENIS-JENIS LAMUN (SEAGRASS)
 
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfmamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
 
Hutan Bakau
Hutan BakauHutan Bakau
Hutan Bakau
 
Hutan Bakau
Hutan BakauHutan Bakau
Hutan Bakau
 
Coelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesCoelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandrites
 
Biologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum EchinodermataBiologi - Filum Echinodermata
Biologi - Filum Echinodermata
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
38696724 kelas-pelecypoda-re
38696724 kelas-pelecypoda-re38696724 kelas-pelecypoda-re
38696724 kelas-pelecypoda-re
 
Budiday siput lola
Budiday siput lolaBudiday siput lola
Budiday siput lola
 

More from Luhur Moekti Prayogo

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Luhur Moekti Prayogo
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Luhur Moekti Prayogo
 

More from Luhur Moekti Prayogo (20)

Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaResidual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East Java
 
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)
 
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...
 
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...
 
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijaun Hutan (By. Imam Asghoni Mahali)
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penanggulangan Abrasi Pantai Melalu Reboisasi Huta...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
Mitigasi Bencana Pesisir - Penghijauan Hutan Mangrove (By. Putri Widyawati Nu...
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

Identifikasi Karang dengan Coral Finder (Branching dan Non Branching)

  • 1. 1 Identifikasi Karang dengan Coral Finder (Branching dan Non Branching) Tugas Mata Kuliah Koralogi NAMA: LUHUR MOEKTI PRAYOGO NIM: 12.03.4.1.1.00079 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA BANGKALAN 2015
  • 2. 2 I. KARANG BENTUK BERCABANG (BRANCHING) Memiliki cabang lebih panjang daripada diameter yang dimiliki, banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrata tertentu. Percabangan atau pilar karang memiliki koloni terdiri dari cabang atau proyeksi memanjang. Contohnya termasuk elkhorn (Acropora palmata), staghorn (Acropora cervicornis), dan karang pilar (Dendrogyra cylindrus). Acroporids sering memiliki tingkat pertumbuhan tercepat (sampai 10 cm / tahun). Contoh spesies : 1. ACROPORA CERVICORNIS Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora cervicornis a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan. c. Warna : Coklat muda. d. Kemiripan : A. prolifera, A. formosa. e. Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman.. f. Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih. 2. ACROPORA ELEGANTULA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora elegantula
  • 3. 3 a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial koralitnya jelas. c. Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda. d. Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi. e. Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka. f. Habitat : Fringing reefs yang dangkal. 3. ACROPORA ACUMINATA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora acuminata a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran. c. Warna : Biru muda atau coklat. d. Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides. e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina. f. Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh. 4. ACROPORA MICROPTHALMA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora micropthalma a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
  • 4. 4 b. Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama. c. Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem. d. Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita. e. Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea. f. Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir. 5. ACROPORA MILLEPORA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora millepora a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat. c. Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru. d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra. e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia. f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal. 6. ACROPORA ROSARIA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora rosaria a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : koloni seperti semak, cabang utama mempunyai cabang sekunder, aksial koralit besar dan berbentuk kubah tetapi tidak panjang. Radial koralit seperti kantung dan semua koralit mempunyai dinding tebal.
  • 5. 5 c. Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, biru dan merah muda. d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. loripes. e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia. f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal. 7. ACROPORA LATISTELLA Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora latistella a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa atau bergumpal. Aksial koralit biasanya terpisah. Radial koralit melingkar. Tentakel biasanya setiap hari bertambah panjang. c. Warna : Umumnya berwarna krem, keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning. d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana dan A. dendrum. e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia. f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal. 8. ACROPORA TENUIS Family : Acroporidae Genus : Acropora Spesies : Acropora tenuis a. Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter. b. Ciri-ciri : koloni merupakan corymbosa clumps, aksial koralit panjang dan tubular, radial koralit tersusun rapi dan memiliki bibir flaring.
  • 6. 6 c. Warna : Umumnya berwarna kuning, krem, hijau dan biru. d. Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. vermiculata, A. selago dan A. Pulchra. e. Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia. f. Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba yang dangkal.
  • 7. 7 II. BENTUK TIDAK BERCABANG (NON BRANCHING) Secara umum, kebanyakan karang dapat dikategorikan dalam salah satu dari enam kelompok umum: bercabang, gundukan, otak,piring, berdaging dan bunga. Karang Mound termasuk koloni hemispherical, berbentuk tidak teratur atau encrusting mounding permukaan yang lebih rendah biasanya menempel pada dasar tersebut. Contohnya termasuk karang bintang pegunungan(Montastraea faveolata), karang bintang besar (Siderastrea siderea), karang elips (Dichocoenia stokesii), dan mustard bukit karang (Porites astreoides). Bentuk Padat (massive), memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat dari karang bercabang. Karang otak sering berupa gundukan hemispherical, tetapi dicirikan oleh distribusi unik mereka polip yang tumbuh dalam pola berliku untuk memberikan penampilan yang otak seperti.Contohnya termasuk otak beralur (Diploria labyrinthiformis), otak menonjol (Diploria clivosa), dan labirin (Meandrina meandrites). Bentuk lembaran (foliose), daun, dan karang lembar dan tumbuh dalam piring pipih, seperti piring, atau fashion lembaran tipis. Mereka biasanya memiliki koloni berbentuk cakram tipis dengan corallites berkembang hanya pada satu sisi. Contohnya termasuk karang selada (Agaricia agaricites) dan daun selada karang tipis (Agaricia tenuifolia). Karang berdaging termasuk varietas piring dan gundukan tapi dibedakan oleh besar “berdaging” mereka mencari polip. Contohnya termasuk berbagai karang soliter disk dan bunga karang berduri (Mussa spp.). Bunga karang memiliki soliter, encrusting atau penggumpalan bentuk pertumbuhan dan sering memiliki polip di tangkai memanjang. Contohnya termasuk bunga karang halus (Eusmilia fastigiata) dan berbagai karang cangkir. Habitat terumbu karang umumnya di pulau-pulau yang memiliki perairan pantai yang jernih, kadar oksigen tinggi, bebas dari sedimen dan polusi serta bebas limpasan air tawar yang berlebihan. Lebih dari 95% pulau-pulau Indonesia dikelilingi oleh terumbu karang. Penyebaran terumbu karang pada umumnya dapat
  • 8. 8 dijumpai pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang mempunyai isoterm (200C). Terumbu karang biasanya berasosiasi dengan pulau-pulau kecil dan sedang. Pulau-pulau yang lebih besar dan pantai benua kurang menunjang untuk kehidupan karang, karena tingginya sedimentasi, kekeruhan dan salinitas rendah yang diakibatkan oleh adanya aliran-aliran sungai ke laut. Pulau-pulau yang jauh dari pantai dan terpencil menunjang terumbu dengan baik dan meluas. Sebaran terumbu karang di Indonesia diwakili dengan baik di sepanjang pantai barat Sumatera kepulauan Indonesia, Kawasan Timur Indonesia dan pantai selatan Jawa. faktor yang mendukung tumbuhnya terumbu karang : suhu: temperatur yang paling baik berada pada suhu 23-30 derajat celcius kedalaman: umumnya tumbuh pada kedalaman 25 m intensitas cahaya: dengan adanya cahaya yang baik karang dapat tumbuh lebih cepat salinitas: optimal pada 30-35 permil kekeruhan: sedimen yang tinggi dapat menyebapkan penutupan pada polip karang sehingga menyebapkan kematian substrat: karang dapt tumbuh dengan baik jika terdapat tempat menempelnya (substrat keras).
  • 9. 9 DAFTAR PUSTAKA Arhami, Muhammad. 2004. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi. Daniel, Gloria Virginia. 2010. “Implementasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor”.http://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/informatika/article/download/82/46 (diakses tanggal 27 April 2015). Hakim, Lukmanul. 2008. Membongkar Trik Para Master PHP Lukmanul Hakim. Yogyakarta : Lokomedia. Ilham, Bondan Al. 2010. “Aplikasi Pengidentifikasi Jenis Karang di Perairan Pulau Panjang Kabupaten Jepara”. http://eprints.undip.ac.id/26906/1/REPOSITORI.pdf (diakses tanggal 27 April 2015).