SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
1



                                   BAB I

                             PENDAHULUAN



1. LATAR BELAKANG

     Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh

     sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan

     sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan

     karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab

     terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu

     didukung   sarana-prasarana    yang   memadai     untuk   mendukung

     kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf

     sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi.

     Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau

     tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi

     pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada

     keseimbangan antara komponen-komponen diatas. Untuk mencapai

     keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang mengerti dan

     memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana

     sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu.



2.   TUJUAN

       Tujuan pembahasan makalah ini untuk mengetahui apa saja ruang

       lingkup dari manajemen perlengkapan sekolah
2



  Tujuan utama adalah untuk mengembangkan prosedur kebijakan

  sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan

  semua potensi individu yang tergabung dalam tim tersebut.

  Sehingga sekolah selain dapat mencetak orang yang cerdas serta

  emosional tinggi, juga dapat mempersiapkan tenaga-tenaga

  pembangunan.



3. BATASAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah maka makalah ini hanya

  membahas tentang manajemen pendidikan sekolah
3



                                    BAB II

                            LANDASAN TEORI



A. PENGERTIAN MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH

  Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya

  dalam      rangka     mencapai         tujuan        yang     telah      ditetapkan.

  Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan,

  pengorganisasian,         pengarahan,          dan      pengawasan             disebut

  manajemanajemen (Sergiovanni, 1970)

  Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen

  perlengkapan sekolah merupakan salah satu bagian dari kajian dalam

  administrasi   sekolah       (School    Administrtion),           atau   administrasi

  pendidikan (education administration) dan sekaligus menjadi bidang

  garapan kepala sekolah selaku adnministrator sekolah. Sebagai salah

  satu bagian dalam kajian administrasi pendidikan, manajemen

  perlengkapan       sekolah    mengkaji     pendidikan         ditinjau       dari     sisi

  bagaimana memberikan layanan secara professional dalam bidang

  perlengkapan       atau   fasilitas    kerja     personal         sekolah.     Dengan

  manajemen yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan

  efektifitas dan efisiensi kerja personal sekolah.

  Secara     sederhana,      manajemen           perlengkapan         sekolah         dapat

  didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua

  perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan

  sekolah,    atau    disebut    juga    dengan         fasilitas     sekolah,        dapat
4



dikelompokkan menjadi : (1) saran pendidikan, (2) Prasarana

Pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,

bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses

pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah

semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung

menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.

Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi (1987)

mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan,

yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak

tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses

belajar mengajar.

1. Ditinjau dari habis Tidaknya Dipakai

   Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

   pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang dipakai dan sarana

   pendidikan tahan lama.

   a. Saran pendidikan yang habis pakai

      Saran pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau

      alat yang apabila digunakan bias habis dalam waktu yang

      relative singkat. Contohnya adalah kapur tulis, bahan kimia

      untuk pembelajaran IPA, Selain itu ada beberapa sarana

      pendidikan yang berubah bentuk misalnya, kayu, besi, dan

      kertas karton yang sering digunakan dalam pembelajaran.

      Contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita

      mesin tulis, bola lampu, dan kertas.
5



   b. Saran Pendidikan yang tahan lama

      Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan

      atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam

      waktu yang relative lama. Beberapa contohnya adalah bangku

      sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa alat olahraga.

2. Ditinjau dari Pendidikan Bergerak Tidaknya.

   a. Sarana pendidikan yang bergerak

      Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan

      yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan

      kebutuhan pemakaiannya.contohnya lemari arsip.

   b. Saran pendidikan yang tidak bisa bergerak

      Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua

      sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk

      dipindahkan. Misalnya sekolah yang memiliki saluran dari

      Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

   a. Saran pendidikan yang secara langsung digunakan dalam

      proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis,

      atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru

      dalam mengajar.

   b. Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan

      dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
6



  Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan

  menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara

  langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang

  teori, ruang perpustakaan, ruang praktik, keterampilan, dan ruang

  laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak

  digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung

  sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya

  adalah ruang kantor, kantin, tanah, dan jalan menuju sekolah, kamar

  kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala

  sekolah, dan tempat parker kenderaan.



B. BEBERAPA PENGERTIAN TEKNIS

  Ada beberapa istilah teknis dalam kajian manajemen perlengkapan

  sekolah, seperti barang, tanah, bangunan gedung, pembangunan,

  bangunan sekolah, lingkungan sekolah, peruntukan, tapak sekolah,

  ruang belajar, ruang kantor, ruang penunjang, ruang kediaman,

  struktur bangunan, dan konstruksi bangunan.

  1. Barang adalah semua benda bergerak maupun tidak bergerak,

     berwujud kesatuan, atau bagian-bagian yang dapat dinilai,

     dihitung, diukur, ditimbang, baik milik Negara maupun daerah,

     yang berada di sekolah dan dikuasai serta menjadi tanggung

     jawab sekolah.

  2. Tanah adalah tempat didirikannya bangunan gedung sekolah dan

     tanah yang digunakan sekolah untuk kegiatan pendidikan.
7



3. Bangunan gedung adalah bangunan yang berada di lingkungan

   yang direncanakan baik untuk tempat tinggal maupun bukan

   tempat tinggal.

4. Pembangunan adalah pengadaan bangunan-bangunan baik

   pemerintah maupun swasta

5. Bangunan sekolah adalah bangunan yang direncanakan dan

   berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

6. Lingkungan sekolah adalah daerah yang di dalamnya ada tapak

   sekolah itu.

7. Peruntukan ialah suatu bagian wilayah dalam kota/daerah yang

   disediakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Misalnya

   peruntukan pendidikan, masjid, dan lain-lain

8. Tapak sekolah ialah sebidang tanah yang di atasnya terdapat

   sekelompok        bangunan   yang   berfungsi   sebagai   tempat

   pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dengan prasarana dan

   fasilitas pendukungnya.

9. Raung Belajar ialah ruangan yang digunakan untuk kegiatan

   belajar mengajar, baik teori maupun praktik.

10. Ruang kantor ialah ruangan yang digunakan untuk pelaksanaan

   kegiatan administrasi sekolah.

11. Ruang penunjang ialah ruang untuk melengkapi terlaksananya

   kegiatan sekolah.
8



  12. Rumah kediaman ialah bangunan yang direncanakan dan

     digunakan sebagai tempat tinggal seseorang atau satu keluarga,

     dalam hal ini kepala sekolah, guru, pegawai atau penjaga sekolah.

  13. Struktur banguan ialah susunan komponen-komponen bangunan

     yang terpadu sehingga bangunan itu dapat berdiri dengan kuat dan

     aman

  14. Konstruksi bangunan ialah system merangkai/merakit elemen-

     elemen dan komponen-komponen bangunan sehingga memenuhi

     kekokohan dan keindahan bangunan.



C. TUJUAN MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH

  Tujuan perlengkapan sekolah secara umum adalah memberikan

  layanan secara professional di bidang sarana dan prasarana

  pendidikan dalam rangka terlaksananya proses pendidikan secara

  efektif   dan   efisien.   Namun   secara   rinci   tujuan   manajemen

  perlengkapan sekolah adalah :

  1. Untuk    menguapayakan       pengadaan    sarana    dan    prasarana

     pendidikan melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati-

     hati dan saksama.

  2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah

     secara tepat dan efisien

  3. Untuk menguapayakan pemeliharaan sarana dan prasarana

     sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai

     dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
9



D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH

  Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada

  beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola

  perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :

  1. Prinsip Pencapaian Tujuan

       Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan

       dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan

       kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan

       sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu

       selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel

       sekolah akan menggunakannya.

  2.   Prinsip Efisiensi

       Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan

       prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati,

       sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan

       harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa

       pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan

       sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka

       perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk

       teknis   penggunaan     dan   pemeliharaannya.   Petunjuk    teknis

       tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di

       perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilaman di

       pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel.

  3.   Prinsif Administratif
10



     Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan

     yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai

     contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan

     perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti

     semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah

     itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,

     instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah.

     Sebagai   upaya    penerapannya,     setiap   penanggung     jawab

     pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami

     semua      peraturan    perundang-undangan        tersebut     dan

     menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di

     perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan

     pendidikan.

4.   Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab

     Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang

     sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan

     prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan

     banyak orang. Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya

     pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan.

     Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab

     semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.

5.   Prinsip Kekohesifan

     Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan

     pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk
11



     proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu,

     walaupun     semua      orang   yang   terlibat   dalam    pengelolaan

     perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab

     masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus

     selalu bekerja sama dengan baik.



E. PROSES-PROSES MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH

  Sebelum telah ditegaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana

  sekolah    merupakan      proses   kerjasama    pendayagunaan      semua

  perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu

  di pertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa manajemen sarana

  prasarana sekolah merupakan suatu proses pendayagunaan yang

  sasarannya adalah perlengkapan pendidikan, seperti perlengkapan

  sekolah,    perlengkapan     perpustakaan,     media   pengajaran,    dan

  perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan sekolah itu terwujud

  sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu

  secara sistematis. Secara sederhana manajemen sarana dan

  prasarana    pendidikan    di   sekolah   mencakup     kegiatan-kegiatan

  pengadaan,     pendistribusian,     penggunaan       dan     pemeliharaan,

  inventarisasi, dan penghapusan sarana dan prasarana pendidika.

  Dalam makalah ini tentu tidak mungkin membahasnya secara

  keseluruhan dan rinci. Berikut ini hanya dibahas tiga hal sangat

  penting, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) pemeliharaan
12



sarana dan prasarana; (3) penghapusan sarana dan prasarana

sekolah.

Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah

manajemen sarana prasarana sekolah sebagaimana di kemukakan

oleh para teoritisi penggelolaan perlengkapan pendidikan. Stoops dan

Johnson (1967) pernah menggungkapkan bahwa langkah-langkah

manajemen sarana prasarana pendidikan itu                 meliputi analisis

kebutuhan,      analisis    anggaran,     seleksi,   penetapan   kebutuhan,

pembelian, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian,

inventarisasi    dan      pemeliharaan.    Sementara    pakar    manajemen

pendidikan      lainnya    menyimpulkan       bahwa    manajemen    sarana

prasarana pendidikan disekolah itu meliputi analisis dan penyusunan

kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan,

inventarisasi dan penghapusan.

Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian,

penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan

oleh pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan

pengadaan perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut

dapat dikategorikan dengan pengadaan perlengkapan pendidikan.

Begitu perlengkapan sekolah yang diadakan itu diterima, lalu

semuanya disimpan untuk di distribusikan kepada unit-unit yang akan

memakainya. Sementara dipakai, semua perlengkapan sekolah

hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara keseluruhan dalam

keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua perlengkapan
13



sekolah tersebut di inventarisasikan. Apabila dalam inventarisasinya

ternyata ada sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak pakai

maka perlu dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti, semua

hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis

kebutuhan untuk pengadaan perlengkapan sekolah pada masa

berikutnya.

1.   Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

     Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan

     untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan

     pendidikan program sekolah, menggantikan barang-barang yang

     rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di

     pertanggung jawabkan. Dengan pengadaan tersebut diharapkan

     dapat menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran

     mendatang.     Berkenaan    dengan   pengadaan    sarana    dan

     prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu

     dipahami. Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana

     pendidikan di sekolah harus melalui perencanaan yang hati-hati.

     Kedua, bahwa banyak cara dalam pengadaan sarana dan

     prasarana pendidikan di sekolah. Ketiga, bahwa pengadaan

     sarana   dan    prasarana    pendidikan   di   sekolah     harus

     diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pegeluaran

     uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana

     pendidikan di sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik

     kepada Pemerintah, Yayasan Pembina, maupun masyarakat.
14



a. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

  Pengadaan sarana dan prasarana sekolah seharusnya di

  rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaannya

  selalu sesuai dengan, atau memenuhi kebutuhan pengadaan

  sarana dan prasarana sekolah. Perencanaan pengadaan

  sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai

  suatu   proses   memikirkan    dan    menetapkan     program

  pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana

  maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang

  untuk   mencapai     tujuan   tertentu.   Soekarno    (1987)

  mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan

  perlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berkut:


  1.   Menempuh semua usulan pengadaan perlengkapan

       sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau

       menginvestarisasi kekurangan perlengkapan sekolah.

  2.   Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah

       untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwula atau

       satu tahun ajaran.

  3.   Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun

       dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya.

  4.   Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau

       anggaran sekolah yang tersedia. Apabila dana yang

       tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua

       kebutuhan itu, maka perlu dilakukan seleksi terhadap
15



        semua        kebutuhan         perlengkapan         yang    telah

        direncanakan       dengan         melihat     urgensi      setiap

        perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan

        yang urgen segera didaftar.

   5.   Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan

        yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia,

        maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat

        skala prioritas.

   6.   Penetapan rencana pengadaan akhir.


   Bahwa perencanaan pengadaan sarana dan prasarana

   pendidikan   di   sekolah     itu    tidak    mudah.     Perencanaan

   pengadaan     sarana     dan        prasarana     pendidikan     yang

   dibutuhkan di masa yang akan                 datang dan bagaimana

   pengadaannya secara sistematis, rinci, teliti berdasarkan

   informasi yang realistik tentang kondisi sekolah.

b. Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

   Pengadaan      perlengkapan         pendidikan     pada      dasarnya

   merupakan     upaya     merealisasikan         rencana     pengadaan

   perlengkapan yang telah di susun sebelumnya. Sering kali

   sekolah mendapat bantuan sarana dan prasarana pendidikan

   dari Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan

   Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas

   Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
16



   Dalam kaitan itu ada beberapa cara yang ditempuh untuk

   mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah, yaitu

   sebagai berikut:


   1.   Pengadaan perlengakapan dengan cara membeli, baik

        secara langsung di Pabrik, di Toko, maupun melalui

        pemesanan terlebih dahulu.

   2.   Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan

        hadiah atau meminta sumbangan kepada orang tua

        murid, lembaga-lembaga sosial tertentu yang tidak

        mengikat.

   3.   Pengadaan perlengkapan dengan cara tukar menukar

        barang lebih yang dimiliki sekolah dengan barang lain

        yang belum dimiliki sekolah.

   4.   Pengadaan           perlengkapan         dengan         cara

        meminjam/menyewa.


c. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

   Secara   definitif,   inventarisasi   dapat   diartikan   sebagai

   pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara

   secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-

   ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.

   Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan

   meliputi dua kegiatan, yaitu pertama, kegiatan-kegiatan yang

   berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode
17



barang; dan kedua kegiatan yang berhubungan dengan

pembuatan laporan.


   Pencatatan sarana dan prasarana sekolah :


   1. Buku Penerimaan Barang.

   2.   Buku Pembelian Barang.

   3.   Buku Induk Inventaris.

   4. Buku Golomgan Invevtaris.

   5. Buku Bukan Iventaris.

   6.   Buku (Kartu) Stok Barang


   Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang

   tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat

   kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya

   pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai

   barang investaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang

   menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut pada

   badan barang perlengkapan yang sekiranya mudah

   dibaca dan dilihat. Tujuan pembuatan dan penulisan kode

   tersebut adalah untuk memudahkan semua pihak dalam

   mengenal kembali semua perlengkapan disekolah, baik

   ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun

   jenis dan golongannya. Biasanya kode barang itu

   berbentuk   angka    atau     numerik   yang   menunjukkan

   departemen, lokasi, sekolah, dan barang.
18



           Semua     perlengkapan     pendidikan    disekolah     yang

           tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan

           tersebut seringkali disebut dengan istilah laporan mutasi

           barang. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu,

           misalnnya sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun

           ajaran misalnnya, pelaporan dilakukan disetiap bulan Juli,

           oktober, Januari dan April tahun berikutnya.


2.   Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

     Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana

     pendidikan di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.


        Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan

        sarana prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam

        pemeliharaan tersebut:


        1. Pemeliharaan perlengkapan bersifat pengecekan

        2. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan

        3. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan

        4. Perbaikan berat


        Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam

        pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah:


        1. Pemeliharaan sehari-hari, Sepeti menyapu, mengepel

            lantai, membersihkan pintu.
19



        2. Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting,

              pengapuran tembok


3.   Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

     Secara defenitif, penghapusan sarana dan prasarana pendidikan

     adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lambaga (bisa

     juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan

     peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah

     satu aktivitas dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan,

     penghapusan bertujuan untuk:


     1. Mencegah dan atau membatasi kerugian yang lebih besar

        sebagai     akibat    pengeluaran       dana     untuk    perbaikan

        perlengkapan yang rusak.

     2. Mencegah        terjadinya    pemborosan       biaya   pengamanan

        perlengkapan yang tidak berguna lagi.

     3. Membebaskan lembaga dari tanggungjawab pemeliharaan

        dan pengamanan.

     4. Meringankan beban inventarisasi.


     Kepala    sekolah    memiliki     untuk    melakukan      penghapusan

     terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang

     akan     dihapus    harus       memenuhi     persyaratan-persyaratan

     penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus                 mengikuti

     peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang

     yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah:
20



     1. Barang-barang dalam keaadan rusak berat sehingga tidak

        dapat manfaatkan lagi

     2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan

     3. Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efisien lagi

     4. Barang-barang yang terkena larangan

     5. Barang-barang        yang   mengalami     penyusutan   diluar

        kekuasaan pengurus barang

     6. Barang-barang yang pemeliharaan tidak seimbang dengan

        penggunaannya

     7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi

     8. Barang-barang yang dicuri

     9. Barang-barang yang diselewengkan

     10. Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya

        bencana alam


4.   Pendistribusian Sarana Prasarana Sekolah

     Penditribusian   atau    penyaluran    perlengkapan   merupakan

     kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan

     kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang

     itu. Dalam prosesnya ada 3 hal yang harus di perhatikan yaitu

     ketepatan barang yang di sampaikan, baik jumlah maupun

     jenisnya; ketepatan sasaran penyampaiannya, ketepatan kondisi

     barang yang di salurkan. Dalam rangka itu paling tidak 3 langkah

     yang sebaiknya di tempuh pleh bagian penanggung jawab

     penyimpanan atau penyaluran, yaitu :
21



1. Penyusunan alokasi barang;

2. Pengiriman barang;

3. Penyerahan barang.

Untuk   dapat    di   katakan     berjalan   secara   efektif,   dalam

pendistribusian harus memenuhi beberapa asas pendistribusian.

Ada     beberapa      asas      pendistribusian   yang     perlu    di

perhatikan,yaitu :

1. Asas ketepatan

2. Asas kecepatan

3. Asas keamanan

4. Asas ekonomi
22



                       BAB III

               KONSEP MANAJEMEN
     SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


Menata lahan bangunan, perabot dan perlengkapan beserta
arsip untuk lembaga pendidikan tidak jauh beda dengan
penataan    yang     dilaksanakan       dalam   “School      Plant
Administration”. Lahan adalah area lokasi atau tanah yang akan
digunakan sebagai tempat/bangunan. Gedung meliputi sarana
dan prasarana yang menjadi tempat dalam melaksanakan
berbagai kegiatan. Perabor dan perlengkapan adalah benda dan
alat yang bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan
untuk   menunjang    kelancaran       penyelenggaraan     kegiatan
pendidikan. Arsip merupakan hasil surat menyurat, dan dokumen
kegiatan pekerjaan yang dijalankan.
Unsur-unsur tersebut digunakan di lembaga diklat tidak seperti
yang digunakan dirumah atau keluarga, tetapi dibuat dengan
berbagai mekanisme yang berdasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan kegiatan diklat.
Prinsip dasar tentang manajemen berbagai unsur tersebut
diatas, seharusnya merupakan usaha menciptakan suasana
aman, sehat dan nyaman serta memenuhi kebutuhan pendidikan
di lingkungan satuan pendidikan. Beberapa prinsip dasar tentang
manajemen sarana dan pasarana antara lain :
(1) Harus menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti
   halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan
(2) Perencanaan hendaknya merupakan pancaran keinginan
   bersama dengan pertimbangan pemikiran tim ahli yang
   cukup cakap yang ada dimasyarakat itu
(3) Hendaknya disesuaikan bagi kepentingan peserta didik,
   demi terbentuknya karakter atau watak mereka dan dapat
23



      melayani    serta   menjamin   mereka       diwaktu    mengikuti
      pendidikan sesuai dengan bakatnya masing-masing
(4) Perabot dan perlengkapan serta peralatan hendaknya
      disesuaikan    dengan     kepentingan       pendidikan       yang
      bersumber     dan    kepentingan    serta     kegunaan       atau
      manfaatnya bagi peserta didik dan tenaga kependidikan
(5)    Administrator lembaga pendidikan harus dapat membantu
      program pembelajaran secara efektif, melatih para tenaga
      kependidikan serta memilih alat dan cara menggunakan agar
      mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan
      tugasnya sesuai dengan fungsi dan tugasnya
(6)    Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus
      mempunyai     kecakapanuntuk       mengenal     baik     kualitatif
      maupun kuantitatif serta menggunakannya dengan tepat
      perabot dan perlengkapan yang ada
(7) Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus
      mampu      menggunakan    serta memelihara perabot dan
      perlengkapan sekitarnya sehingga ia dapat membantu
      terwujudna kesehatan, keamanan, keindahan dan kemajuan
      lembaga
(8) Sebagai penanggungjawab lembaga pendidikan bukan
      hanya mengetahui kekayaan yang dipercayakan kepadanya,
      tetapi juga harus memperhatikan seluruh keperluan alat-alat
      pendidikan yang dibutuhkan peserta didik
Perbaikan yang berlangsung beberapa kali terhadap perbaikan
suatu perlengkapan atau perabot akan memakan lebih banyak
waktu, tenaga dan biaya dibandingkan dengan mengganti yang
baru. Dalam keadaan yang normal, maka pada umumnya 5%
dan keseluruhan pengeluaran sekolah diperuntukkan bagi
kepentingan pemeliharaan.
24



Berdasarkan      konsep    manajemen        sarana    dan    prasarana
pendidikan, dapat dibagi kedalam beberapa sub bidang garapan,
yaitu:
1.         Bidang Garapan “School Plant”
     Bidang      garapan    sarana    dan    prasarana      pendidikan
     mencakup kegiatan:
a.         Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang
     dibutuhkan untuk bangunan atau perluasannya.
b.   Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya
     pembangunan         gedung sekolah      beserta perabot       dan
     perlengkpannya.
c.         Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas,
     kantor, gudang, lapangan olahraga, taman sekolah dan lain
     sebagainya, serta komposisi satu sama lain.
d.         Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-
     fasilitas    lain    yang    efektif   dan      produktif,   serta
     pemeliharaannya secara kontinu.
e.         Mengatur pemeliharaan kebersihan gedung dan
     keindahan halaman sekolah (lingkungan fisik sekolah).
f.         Pengadaan        dan    pemeliharaan       perabot     serta
     perlengkapan sekolah (meja, kursi, lemari, papan tulis, alat-
     alat peraga, dan sebagainya).
g.         Menyusun program operasional yang menyangkut
     gedung, perabot, serta perlengkapan yang dibutuhkan, cara
     pemanfaatan serta pemeliharaannya.
h.         Mengatur inventaris tanah, gedung, perabot dan
     perlengkapan sekolah, penyimpanan arsip, dokumen, dan
     sebagainya.
2.         Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah



Dalam rangka menciptakan suasana belajar di sekolah yang
nyaman, aman, menyenangkan, serta terjamin kesehatannya,
25



maka pihak sekolah juga harus mempertimbangkan segi sarana
dan prasarana sekolah sebagai pendukung kelancaran belajar
siswa. Untuk itu, perlu diadakan pembakuan Bangunan dan
Perabot Sekolah dengan tujuan agar dapat menghasilkan suatu
pedoman yang dipakai oleh perencana, pelaksana, pengguna,
maupun para penanggung jawab pendidikan, sehingga dalam
masa pembangunan masalah gedung dan perabot sekolah
benar-benar mengarah kepada keserasian yang dicita-citakan.
Demi tercapainya tujuan tersebut, perlu diperhatikan dasar-dasar
pembakuan sarana dan prasarana sekolah yang telah ditetapkan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan antara lain sebagai
berikut.:
a.        Dipandang dari segi pembuatan dan pembiayaan
     1)     Sarana prasarana dibuat dari bahan yang kuat dan
           mudah didapat
     2)      Konstruksi kuat dan mudah dilaksanakan
     3)     Biaya relatif terjangkau oleh dana yang tersedia dan
           disediakan.
b.    Dipandang dari Segi penggunaan
     1)      Sarana prasarana nyaman dan menyenangkan
     2)      Mudah diatur dan dipindah-pindahkan
     3)      Dapat menjamin kesehatan dan keamanan
26



                            BAB V

                           PENUTUP



A.   Kesimpulan

     Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem

     pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang

     dilaksanakan. Ketidakdisiplinan dalam penggunaan anggaran,

     serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri.

     Untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan

     yang efektif menuju keseimbangan antara sistem yang ada

     dalam mendistribusikan sumber-sumber dana pendidikan di

     Indonesia.

     Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah

     merupakan pekerjaan rutin dan orang-orang di hadapkan

     kesukaran-kesukaran   yang   kurang   berarti,   namun    untuk

     penyempurnaan pekerjaan para ahli menyarankan beberapa

     pedoman pelaksanaan administrasinya, sbb :


     1. Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak

        terlalu menyibukkan dirinya secara langsung dengan urusan

        pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan

        pengajaran

     2. Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di

        kerjakan
27



   3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus

          senantiasa ditinjau dari segi pelayanan untuk turut

          memperlancar pelaksanaan program pengajaran


   Kondisi-kondisi      diatas   akan   terpenuhi   jika   administrator

   mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi,

   distribusi dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan

   perlengkapan pengajaran.



B. Saran-saran



   Demikianlah penulisan makalah kami, apabila masih terdapat

   kesalahan atau kekurangan dalam pembahasan makalah kami

   ini, terutamanya kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-

   besarnya dan juga kami harapkan teguran yang sehat sekiranya

   dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami

   ini.
28



                   DAFTAR RUJUKAN



Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta

: PT BUMIKARSA.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan.

Jember : FKIP Universitas Jember

Natawijaya, Rochman.1981. Ilmu Keguruan Pendidikan Nasional.

Jakarta : PT New Aqua Press.

Burhanuddin, Yusak.2005. Administrasi Pendidikan. Bandung :

CV.Pustaka Setia

Sutisna, Oteng.1983. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis

untuk Praktek Profesional.Bandung : Angkasa.

Sahertian, P.A,1994. Dimensi Administrasi Pendidikan.Surabaya :

Usaha Nasional.

Tim Pakar Manajemen Pendidikan UM. 2003. Manajemen

Pendidikan: Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi

Pendidikan.Malang : UM

More Related Content

What's hot

Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikan
Ricky Ramadhan
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
Dwi Wulandari
 
Organisasi pendidikan
Organisasi pendidikanOrganisasi pendidikan
Organisasi pendidikan
hoza imah
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Rahmitha Solihat
 
Model penilaian kurikulum 2013
Model penilaian kurikulum 2013Model penilaian kurikulum 2013
Model penilaian kurikulum 2013
Suwandi Sibarani
 
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruanadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
Afif Kurniawan
 
Sistem pendidikan amerika serikat
Sistem pendidikan amerika serikatSistem pendidikan amerika serikat
Sistem pendidikan amerika serikat
Jajang Kurniawan
 

What's hot (20)

Pendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakatPendidikan dan perkembangan masyarakat
Pendidikan dan perkembangan masyarakat
 
Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikan
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
 
Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulumManajemen kurikulum
Manajemen kurikulum
 
Makalah pemerolehan bahasa
Makalah pemerolehan bahasaMakalah pemerolehan bahasa
Makalah pemerolehan bahasa
 
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan
Administrasi sarana dan prasarana pendidikanAdministrasi sarana dan prasarana pendidikan
Administrasi sarana dan prasarana pendidikan
 
7 hongkong kurikulum pendidikan hongkong
7 hongkong kurikulum pendidikan hongkong7 hongkong kurikulum pendidikan hongkong
7 hongkong kurikulum pendidikan hongkong
 
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAANFISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
 
Organisasi pendidikan
Organisasi pendidikanOrganisasi pendidikan
Organisasi pendidikan
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
 
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKATPENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
 
Heritage building analysis _ Royal Mosque of Sultan Sulaiman
Heritage building analysis _ Royal Mosque of Sultan SulaimanHeritage building analysis _ Royal Mosque of Sultan Sulaiman
Heritage building analysis _ Royal Mosque of Sultan Sulaiman
 
Model penilaian kurikulum 2013
Model penilaian kurikulum 2013Model penilaian kurikulum 2013
Model penilaian kurikulum 2013
 
Artikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelasArtikel pengelolaan-kelas
Artikel pengelolaan-kelas
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruanadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikan
 
Sistem pendidikan amerika serikat
Sistem pendidikan amerika serikatSistem pendidikan amerika serikat
Sistem pendidikan amerika serikat
 
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan PendidikanPengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
 
Pendekatan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan Islam
Pendekatan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan IslamPendekatan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan Islam
Pendekatan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan Islam
 

Viewers also liked (8)

Dasar manajemen sekolah: manajemen sarana pendidikan
Dasar manajemen sekolah:  manajemen sarana pendidikanDasar manajemen sekolah:  manajemen sarana pendidikan
Dasar manajemen sekolah: manajemen sarana pendidikan
 
Administrasi ptk
Administrasi ptkAdministrasi ptk
Administrasi ptk
 
Administrasi pendidikan bidang sarana prasarana
Administrasi pendidikan bidang sarana prasaranaAdministrasi pendidikan bidang sarana prasarana
Administrasi pendidikan bidang sarana prasarana
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
 
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan NasionalUu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
 
Lks tik-kelas-ix-internet
Lks tik-kelas-ix-internetLks tik-kelas-ix-internet
Lks tik-kelas-ix-internet
 
Kajian manajemen gedung
Kajian manajemen gedungKajian manajemen gedung
Kajian manajemen gedung
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 

Similar to Konsep dasar manajemen perlengkapan sekolah

Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikanKonsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Rusdi Rustandi
 
jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
 jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manaf Abdul
 
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptxKEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
HeziJ
 
Ppt uas admin verika dian
Ppt uas admin verika dianPpt uas admin verika dian
Ppt uas admin verika dian
vey_riecha
 
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Fattia Rakhmalianni
 

Similar to Konsep dasar manajemen perlengkapan sekolah (20)

Ppt adm sarana dan prasarana fiks
Ppt adm sarana dan prasarana fiksPpt adm sarana dan prasarana fiks
Ppt adm sarana dan prasarana fiks
 
Tugas manajemen
Tugas manajemenTugas manajemen
Tugas manajemen
 
Manajemen sarpras by Boy Firnando
Manajemen sarpras by Boy FirnandoManajemen sarpras by Boy Firnando
Manajemen sarpras by Boy Firnando
 
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikanKonsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
Konsep dasar pengelolaan sarana prasarana pendidikan
 
Menata Administrasi Sarana dan prasarana Sekolah (1).pptx
Menata Administrasi Sarana dan prasarana Sekolah (1).pptxMenata Administrasi Sarana dan prasarana Sekolah (1).pptx
Menata Administrasi Sarana dan prasarana Sekolah (1).pptx
 
jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
 jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
jurnal Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Afi parnawi. sarana dan pra sarana pend. stai ibnu sina
Afi parnawi. sarana dan pra sarana pend. stai ibnu sinaAfi parnawi. sarana dan pra sarana pend. stai ibnu sina
Afi parnawi. sarana dan pra sarana pend. stai ibnu sina
 
Sarana Prasarana
Sarana PrasaranaSarana Prasarana
Sarana Prasarana
 
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.docx
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.docxPengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.docx
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.docx
 
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana PendidikanManajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasana Pendidikan
 
Diposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandiDiposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandi
 
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
 
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.pdf
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.pdfPengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.pdf
Pengelolaan Sarana dan Psarana Pendidikan.pdf
 
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptxKEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI KURIKULUM,.pptx
 
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanPengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Ppt uas admin verika dian
Ppt uas admin verika dianPpt uas admin verika dian
Ppt uas admin verika dian
 
Buku 2 (Riki)
Buku 2 (Riki)Buku 2 (Riki)
Buku 2 (Riki)
 
Buku 2 (Riki)
Buku 2 (Riki)Buku 2 (Riki)
Buku 2 (Riki)
 
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana PendidikanPengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...Jurnal   Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
Jurnal Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan di SMA Negeri 105 Jak...
 

Recently uploaded

Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
putrisari631
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 

Konsep dasar manajemen perlengkapan sekolah

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu. 2. TUJUAN Tujuan pembahasan makalah ini untuk mengetahui apa saja ruang lingkup dari manajemen perlengkapan sekolah
  • 2. 2 Tujuan utama adalah untuk mengembangkan prosedur kebijakan sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan semua potensi individu yang tergabung dalam tim tersebut. Sehingga sekolah selain dapat mencetak orang yang cerdas serta emosional tinggi, juga dapat mempersiapkan tenaga-tenaga pembangunan. 3. BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah maka makalah ini hanya membahas tentang manajemen pendidikan sekolah
  • 3. 3 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH Manajemen merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan melalui tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan disebut manajemanajemen (Sergiovanni, 1970) Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen perlengkapan sekolah merupakan salah satu bagian dari kajian dalam administrasi sekolah (School Administrtion), atau administrasi pendidikan (education administration) dan sekaligus menjadi bidang garapan kepala sekolah selaku adnministrator sekolah. Sebagai salah satu bagian dalam kajian administrasi pendidikan, manajemen perlengkapan sekolah mengkaji pendidikan ditinjau dari sisi bagaimana memberikan layanan secara professional dalam bidang perlengkapan atau fasilitas kerja personal sekolah. Dengan manajemen yang efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja personal sekolah. Secara sederhana, manajemen perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan sekolah, atau disebut juga dengan fasilitas sekolah, dapat
  • 4. 4 dikelompokkan menjadi : (1) saran pendidikan, (2) Prasarana Pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi (1987) mengklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. 1. Ditinjau dari habis Tidaknya Dipakai Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. a. Saran pendidikan yang habis pakai Saran pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bias habis dalam waktu yang relative singkat. Contohnya adalah kapur tulis, bahan kimia untuk pembelajaran IPA, Selain itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan dalam pembelajaran. Contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas.
  • 5. 5 b. Saran Pendidikan yang tahan lama Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang relative lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa alat olahraga. 2. Ditinjau dari Pendidikan Bergerak Tidaknya. a. Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya.contohnya lemari arsip. b. Saran pendidikan yang tidak bisa bergerak Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya sekolah yang memiliki saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) 3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar a. Saran pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. b. Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.
  • 6. 6 Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik, keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah ruang kantor, kantin, tanah, dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parker kenderaan. B. BEBERAPA PENGERTIAN TEKNIS Ada beberapa istilah teknis dalam kajian manajemen perlengkapan sekolah, seperti barang, tanah, bangunan gedung, pembangunan, bangunan sekolah, lingkungan sekolah, peruntukan, tapak sekolah, ruang belajar, ruang kantor, ruang penunjang, ruang kediaman, struktur bangunan, dan konstruksi bangunan. 1. Barang adalah semua benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud kesatuan, atau bagian-bagian yang dapat dinilai, dihitung, diukur, ditimbang, baik milik Negara maupun daerah, yang berada di sekolah dan dikuasai serta menjadi tanggung jawab sekolah. 2. Tanah adalah tempat didirikannya bangunan gedung sekolah dan tanah yang digunakan sekolah untuk kegiatan pendidikan.
  • 7. 7 3. Bangunan gedung adalah bangunan yang berada di lingkungan yang direncanakan baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. 4. Pembangunan adalah pengadaan bangunan-bangunan baik pemerintah maupun swasta 5. Bangunan sekolah adalah bangunan yang direncanakan dan berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. 6. Lingkungan sekolah adalah daerah yang di dalamnya ada tapak sekolah itu. 7. Peruntukan ialah suatu bagian wilayah dalam kota/daerah yang disediakan untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Misalnya peruntukan pendidikan, masjid, dan lain-lain 8. Tapak sekolah ialah sebidang tanah yang di atasnya terdapat sekelompok bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dengan prasarana dan fasilitas pendukungnya. 9. Raung Belajar ialah ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, baik teori maupun praktik. 10. Ruang kantor ialah ruangan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan administrasi sekolah. 11. Ruang penunjang ialah ruang untuk melengkapi terlaksananya kegiatan sekolah.
  • 8. 8 12. Rumah kediaman ialah bangunan yang direncanakan dan digunakan sebagai tempat tinggal seseorang atau satu keluarga, dalam hal ini kepala sekolah, guru, pegawai atau penjaga sekolah. 13. Struktur banguan ialah susunan komponen-komponen bangunan yang terpadu sehingga bangunan itu dapat berdiri dengan kuat dan aman 14. Konstruksi bangunan ialah system merangkai/merakit elemen- elemen dan komponen-komponen bangunan sehingga memenuhi kekokohan dan keindahan bangunan. C. TUJUAN MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH Tujuan perlengkapan sekolah secara umum adalah memberikan layanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Namun secara rinci tujuan manajemen perlengkapan sekolah adalah : 1. Untuk menguapayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati- hati dan saksama. 2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien 3. Untuk menguapayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
  • 9. 9 D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah : 1. Prinsip Pencapaian Tujuan Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya. 2. Prinsip Efisiensi Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilaman di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel. 3. Prinsif Administratif
  • 10. 10 Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan. 4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilaman hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas. 5. Prinsip Kekohesifan Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk
  • 11. 11 proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik. E. PROSES-PROSES MANAJEMEN PERLENGKAPAN SEKOLAH Sebelum telah ditegaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan sekolah secara efektif dan efisien. Satu hal yang perlu di pertegas dalam definisi tersebut adalah bahwa manajemen sarana prasarana sekolah merupakan suatu proses pendayagunaan yang sasarannya adalah perlengkapan pendidikan, seperti perlengkapan sekolah, perlengkapan perpustakaan, media pengajaran, dan perlengkapan lainnya, manajeman perlengkapan sekolah itu terwujud sebagai suatu proses yang terdiri atas langkah-langkah tertentu secara sistematis. Secara sederhana manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah mencakup kegiatan-kegiatan pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan sarana dan prasarana pendidika. Dalam makalah ini tentu tidak mungkin membahasnya secara keseluruhan dan rinci. Berikut ini hanya dibahas tiga hal sangat penting, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) pemeliharaan
  • 12. 12 sarana dan prasarana; (3) penghapusan sarana dan prasarana sekolah. Akhir- akhir ini banyak sekali uraian tentang langkah-langkah manajemen sarana prasarana sekolah sebagaimana di kemukakan oleh para teoritisi penggelolaan perlengkapan pendidikan. Stoops dan Johnson (1967) pernah menggungkapkan bahwa langkah-langkah manajemen sarana prasarana pendidikan itu meliputi analisis kebutuhan, analisis anggaran, seleksi, penetapan kebutuhan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian, inventarisasi dan pemeliharaan. Sementara pakar manajemen pendidikan lainnya menyimpulkan bahwa manajemen sarana prasarana pendidikan disekolah itu meliputi analisis dan penyusunan kebutuhan, pengadaan, penyaluran, pemakaian dan pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan. Kegiatan seperti analisis dan penyusunan kebutuhan, pembelian, penerimaan perlengkapan sekolah yang pada dasarnya dilakukan oleh pengelola perlengkapan pendidikan sebagai perencanaan pengadaan perlengkapan. Oleh karena itu, semua kegiatan tersebut dapat dikategorikan dengan pengadaan perlengkapan pendidikan. Begitu perlengkapan sekolah yang diadakan itu diterima, lalu semuanya disimpan untuk di distribusikan kepada unit-unit yang akan memakainya. Sementara dipakai, semua perlengkapan sekolah hendaknya selalu dipelihara, sehingga secara keseluruhan dalam keadaan siap pakai. Selanjutnya secara periodik semua perlengkapan
  • 13. 13 sekolah tersebut di inventarisasikan. Apabila dalam inventarisasinya ternyata ada sejumlah perlengkapan yang sudah tidak layak pakai maka perlu dilakukan penghapusan. Pada gilirannya nanti, semua hasil inventarisasi dan penghapusan tersebut dijadikan analisis kebutuhan untuk pengadaan perlengkapan sekolah pada masa berikutnya. 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan program sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan. Dengan pengadaan tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun anggaran mendatang. Berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami. Pertama, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melalui perencanaan yang hati-hati. Kedua, bahwa banyak cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Ketiga, bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus diadministrasikan dengan tertib, sehingga semua pegeluaran uang yang berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada Pemerintah, Yayasan Pembina, maupun masyarakat.
  • 14. 14 a. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Pengadaan sarana dan prasarana sekolah seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaannya selalu sesuai dengan, atau memenuhi kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Soekarno (1987) mendeskripsikan langkah-langkah perencanaan pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah sebagai berkut: 1. Menempuh semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginvestarisasi kekurangan perlengkapan sekolah. 2. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu triwula atau satu tahun ajaran. 3. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. 4. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak mencukupi untuk pengadaan semua kebutuhan itu, maka perlu dilakukan seleksi terhadap
  • 15. 15 semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera didaftar. 5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas. 6. Penetapan rencana pengadaan akhir. Bahwa perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu tidak mudah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, teliti berdasarkan informasi yang realistik tentang kondisi sekolah. b. Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pengadaan perlengkapan pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah di susun sebelumnya. Sering kali sekolah mendapat bantuan sarana dan prasarana pendidikan dari Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, dan Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
  • 16. 16 Dalam kaitan itu ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Pengadaan perlengakapan dengan cara membeli, baik secara langsung di Pabrik, di Toko, maupun melalui pemesanan terlebih dahulu. 2. Pengadaan perlengkapan dengan cara mendapatkan hadiah atau meminta sumbangan kepada orang tua murid, lembaga-lembaga sosial tertentu yang tidak mengikat. 3. Pengadaan perlengkapan dengan cara tukar menukar barang lebih yang dimiliki sekolah dengan barang lain yang belum dimiliki sekolah. 4. Pengadaan perlengkapan dengan cara meminjam/menyewa. c. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara definitif, inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan- ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua kegiatan, yaitu pertama, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan pembuatan kode
  • 17. 17 barang; dan kedua kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan laporan. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah : 1. Buku Penerimaan Barang. 2. Buku Pembelian Barang. 3. Buku Induk Inventaris. 4. Buku Golomgan Invevtaris. 5. Buku Bukan Iventaris. 6. Buku (Kartu) Stok Barang Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang tergolong barang inventaris. Caranya dengan membuat kode barang dan menempelkannya atau menuliskannya pada badan barang perlengkapan yang tergolong sebagai barang investaris. Kode barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut pada badan barang perlengkapan yang sekiranya mudah dibaca dan dilihat. Tujuan pembuatan dan penulisan kode tersebut adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua perlengkapan disekolah, baik ditinjau dari kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya. Biasanya kode barang itu berbentuk angka atau numerik yang menunjukkan departemen, lokasi, sekolah, dan barang.
  • 18. 18 Semua perlengkapan pendidikan disekolah yang tergolong barang inventaris harus dilaporkan. Laporan tersebut seringkali disebut dengan istilah laporan mutasi barang. Pelaporan dilakukan dalam periode tertentu, misalnnya sekali dalam satu triwulan. Dalam satu tahun ajaran misalnnya, pelaporan dilakukan disetiap bulan Juli, oktober, Januari dan April tahun berikutnya. 2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana prasarana pendidikan di sekolah. Keempat macam pemeliharaan tersebut: 1. Pemeliharaan perlengkapan bersifat pengecekan 2. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan 3. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan 4. Perbaikan berat Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah: 1. Pemeliharaan sehari-hari, Sepeti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.
  • 19. 19 2. Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok 3. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Secara defenitif, penghapusan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lambaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai salah satu aktivitas dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan, penghapusan bertujuan untuk: 1. Mencegah dan atau membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana untuk perbaikan perlengkapan yang rusak. 2. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak berguna lagi. 3. Membebaskan lembaga dari tanggungjawab pemeliharaan dan pengamanan. 4. Meringankan beban inventarisasi. Kepala sekolah memiliki untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan sekolah. Namun perlengkapan yang akan dihapus harus memenuhi persyaratan-persyaratan penghapusan. Demikian pula prosedurnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Barang-barang yang memenuhi syarat untuk dihapus adalah:
  • 20. 20 1. Barang-barang dalam keaadan rusak berat sehingga tidak dapat manfaatkan lagi 2. Barang-barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan 3. Barang-barang kuno yang penggunaannya tidak efisien lagi 4. Barang-barang yang terkena larangan 5. Barang-barang yang mengalami penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang 6. Barang-barang yang pemeliharaan tidak seimbang dengan penggunaannya 7. Barang-barang yang berlebihan dan tidak digunakan lagi 8. Barang-barang yang dicuri 9. Barang-barang yang diselewengkan 10. Barang-barang yang terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam 4. Pendistribusian Sarana Prasarana Sekolah Penditribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Dalam prosesnya ada 3 hal yang harus di perhatikan yaitu ketepatan barang yang di sampaikan, baik jumlah maupun jenisnya; ketepatan sasaran penyampaiannya, ketepatan kondisi barang yang di salurkan. Dalam rangka itu paling tidak 3 langkah yang sebaiknya di tempuh pleh bagian penanggung jawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu :
  • 21. 21 1. Penyusunan alokasi barang; 2. Pengiriman barang; 3. Penyerahan barang. Untuk dapat di katakan berjalan secara efektif, dalam pendistribusian harus memenuhi beberapa asas pendistribusian. Ada beberapa asas pendistribusian yang perlu di perhatikan,yaitu : 1. Asas ketepatan 2. Asas kecepatan 3. Asas keamanan 4. Asas ekonomi
  • 22. 22 BAB III KONSEP MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Menata lahan bangunan, perabot dan perlengkapan beserta arsip untuk lembaga pendidikan tidak jauh beda dengan penataan yang dilaksanakan dalam “School Plant Administration”. Lahan adalah area lokasi atau tanah yang akan digunakan sebagai tempat/bangunan. Gedung meliputi sarana dan prasarana yang menjadi tempat dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Perabor dan perlengkapan adalah benda dan alat yang bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Arsip merupakan hasil surat menyurat, dan dokumen kegiatan pekerjaan yang dijalankan. Unsur-unsur tersebut digunakan di lembaga diklat tidak seperti yang digunakan dirumah atau keluarga, tetapi dibuat dengan berbagai mekanisme yang berdasarkan pada pertimbangan- pertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan kegiatan diklat. Prinsip dasar tentang manajemen berbagai unsur tersebut diatas, seharusnya merupakan usaha menciptakan suasana aman, sehat dan nyaman serta memenuhi kebutuhan pendidikan di lingkungan satuan pendidikan. Beberapa prinsip dasar tentang manajemen sarana dan pasarana antara lain : (1) Harus menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan (2) Perencanaan hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dengan pertimbangan pemikiran tim ahli yang cukup cakap yang ada dimasyarakat itu (3) Hendaknya disesuaikan bagi kepentingan peserta didik, demi terbentuknya karakter atau watak mereka dan dapat
  • 23. 23 melayani serta menjamin mereka diwaktu mengikuti pendidikan sesuai dengan bakatnya masing-masing (4) Perabot dan perlengkapan serta peralatan hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dan kepentingan serta kegunaan atau manfaatnya bagi peserta didik dan tenaga kependidikan (5) Administrator lembaga pendidikan harus dapat membantu program pembelajaran secara efektif, melatih para tenaga kependidikan serta memilih alat dan cara menggunakan agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan tugasnya (6) Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus mempunyai kecakapanuntuk mengenal baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakannya dengan tepat perabot dan perlengkapan yang ada (7) Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus mampu menggunakan serta memelihara perabot dan perlengkapan sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudna kesehatan, keamanan, keindahan dan kemajuan lembaga (8) Sebagai penanggungjawab lembaga pendidikan bukan hanya mengetahui kekayaan yang dipercayakan kepadanya, tetapi juga harus memperhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan peserta didik Perbaikan yang berlangsung beberapa kali terhadap perbaikan suatu perlengkapan atau perabot akan memakan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya dibandingkan dengan mengganti yang baru. Dalam keadaan yang normal, maka pada umumnya 5% dan keseluruhan pengeluaran sekolah diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan.
  • 24. 24 Berdasarkan konsep manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dapat dibagi kedalam beberapa sub bidang garapan, yaitu: 1. Bidang Garapan “School Plant” Bidang garapan sarana dan prasarana pendidikan mencakup kegiatan: a. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan untuk bangunan atau perluasannya. b. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pembangunan gedung sekolah beserta perabot dan perlengkpannya. c. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, lapangan olahraga, taman sekolah dan lain sebagainya, serta komposisi satu sama lain. d. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas- fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinu. e. Mengatur pemeliharaan kebersihan gedung dan keindahan halaman sekolah (lingkungan fisik sekolah). f. Pengadaan dan pemeliharaan perabot serta perlengkapan sekolah (meja, kursi, lemari, papan tulis, alat- alat peraga, dan sebagainya). g. Menyusun program operasional yang menyangkut gedung, perabot, serta perlengkapan yang dibutuhkan, cara pemanfaatan serta pemeliharaannya. h. Mengatur inventaris tanah, gedung, perabot dan perlengkapan sekolah, penyimpanan arsip, dokumen, dan sebagainya. 2. Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Dalam rangka menciptakan suasana belajar di sekolah yang nyaman, aman, menyenangkan, serta terjamin kesehatannya,
  • 25. 25 maka pihak sekolah juga harus mempertimbangkan segi sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung kelancaran belajar siswa. Untuk itu, perlu diadakan pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah dengan tujuan agar dapat menghasilkan suatu pedoman yang dipakai oleh perencana, pelaksana, pengguna, maupun para penanggung jawab pendidikan, sehingga dalam masa pembangunan masalah gedung dan perabot sekolah benar-benar mengarah kepada keserasian yang dicita-citakan. Demi tercapainya tujuan tersebut, perlu diperhatikan dasar-dasar pembakuan sarana dan prasarana sekolah yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan antara lain sebagai berikut.: a. Dipandang dari segi pembuatan dan pembiayaan 1) Sarana prasarana dibuat dari bahan yang kuat dan mudah didapat 2) Konstruksi kuat dan mudah dilaksanakan 3) Biaya relatif terjangkau oleh dana yang tersedia dan disediakan. b. Dipandang dari Segi penggunaan 1) Sarana prasarana nyaman dan menyenangkan 2) Mudah diatur dan dipindah-pindahkan 3) Dapat menjamin kesehatan dan keamanan
  • 26. 26 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidakdisiplinan dalam penggunaan anggaran, serta pemimpin yang boros selalu menjadi fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen pengelolaan yang efektif menuju keseimbangan antara sistem yang ada dalam mendistribusikan sumber-sumber dana pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan sudah merupakan pekerjaan rutin dan orang-orang di hadapkan kesukaran-kesukaran yang kurang berarti, namun untuk penyempurnaan pekerjaan para ahli menyarankan beberapa pedoman pelaksanaan administrasinya, sbb : 1. Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator tidak terlalu menyibukkan dirinya secara langsung dengan urusan pelaksanaan administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran 2. Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah di kerjakan
  • 27. 27 3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa ditinjau dari segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program pengajaran Kondisi-kondisi diatas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan semua guru dalam perencanaan seleksi, distribusi dan penggunaan serta pengawasan peralatan dan perlengkapan pengajaran. B. Saran-saran Demikianlah penulisan makalah kami, apabila masih terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pembahasan makalah kami ini, terutamanya kami ucapkan mohon maaf yang sebesar- besarnya dan juga kami harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami ini.
  • 28. 28 DAFTAR RUJUKAN Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta : PT BUMIKARSA. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung : Remaja Rosda Karya. Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jember : FKIP Universitas Jember Natawijaya, Rochman.1981. Ilmu Keguruan Pendidikan Nasional. Jakarta : PT New Aqua Press. Burhanuddin, Yusak.2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia Sutisna, Oteng.1983. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional.Bandung : Angkasa. Sahertian, P.A,1994. Dimensi Administrasi Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional. Tim Pakar Manajemen Pendidikan UM. 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substansi dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan.Malang : UM