SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Model Pembelajaran Moving Class di Sekolah




     Moving class, merupakan sistem pendidikan telah lama diimplementasikan
diberbagai sekolah di luar negeri. Lewat sistem ini, para peserta didik dapat
menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada.
Kegiatan pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai
pelajaran yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik
akan dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang dipilihnya. Para
peserta didik dapat memilih kelas yang ada sesuai jenis pelajaran yang sesuai
jadwal mereka. Sehingga para peserta didik terlatih untuk berpikir dewasa dengan
memberikan pilihan-pilihan. Moving class ini bertujuan untuk membiasakan
anak-anak agar merasa hidup nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak
jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Model pembelajaran
ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas
yang sama setiap harinya. Moving class berarti peserta didik mempunyai
kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya jika mereka mau mendapatkan ilmu,
maka mereka harus bergerak ke kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih.

     Misalkan mereka mau belajar Bahasa Indonesia maka mereka harus manuju
ke kelas Bahasa Indonesia dan ini berlaku juga bagi pelajaran-pelajaran lain. Jadi,
peserta didik tiap pergantian mata pelajaran harus pindah kelas. Keunggulan
sistem ini, para peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu
segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi
pelajaran, alat dan bahan pendukung kegiatan belajar lebih baik.

A.   Aspek Pedagogis dalam pembelajaran Moving Class

     Pedagogi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran. Jadi, dari segi
pedagogis,   moving    class   membutuhkan rekam        jejak   kemajuan proses
pembelajaran peserta didik (portofolio), sesuatu hal yang diabaikan dalam kelas
konvensional, yang misalnya tercermin dalam kesalahpahaman guru konvensional
tentang program remedial. Dalam moving class penilaian tidak boleh hanya
menyangkut aspek kognitif, sebab Rancangan penilaian dan Penilaian berbasis
Kelas mempunyai tolak ukur yang menyentuh seluruh aspek kemampuan dan
kepribadian peserta didik.

     Agar pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah dapat terlaksana dengan
baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu pembelajaran dan
lulusan peserta didik. Maka pendidik perlu menyusun strategi pelaksanaan dengan
memperhatikan aspek pedagogi, diperkuat oleh perangkat peraturan dan
administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Pengajaran yang
dilaksanakan oleh guru telah diatur bobotnya dalam bentuk satuan kredit
semester, pengaturannya terdiri atas target pencapaian maupun waktu yang
disediakan. Bila satu hari sekolah terdiri dari 8 jam pembelajaran, maka dalam
satu hari hanya dimungkinkan 4 kali pergantian peserta didik per ruang.

B.   Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam menerapkan Moving class

     Proses belajar mengajar menggunakan kelas berpindah (moving class) tentu
didasarkan   penggunaan      sistem   Satuan   Kredit   Semester   (SKS)    dalam
pembelajarannya. SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendiikan yang
beban studi peserta didik, beban tugas mengajar tenaga pengajar, dan beban
penyelenggaraan program pendidikan lembaga dinyatakan dalam Satuan Kredit
Semester (SKS). Satuan Kredit Semester merupakan bobot yang menunjukkan
jumlah waktu dalam menit dan semester itu sendiri merupakan ukuran waktu atau
satuan waktu yang terkecil dalam program lengkap satu jenjang pendidikan.

     Sistem kredit semester menyadari adanya perbedaan minat, bakat dan
kemampuan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Cara dan waktu
untuk menyelesaikan beban studi yang diwajibkan, tidak harus sama bagi setiap
peserta didik meskipun mereka duduk dalam jenjang pendidikan yang sama.
Beban pendidikan menyangkut beban studi peserta didik dan beban tugas
mengajar guru. Beban-beban tersebut diperhitungkan setara dengan 16-22 minggu
kegiatan akademik, termasuk kegiatan ujian setengah semester, minggu tenang,
dan ujian semester (akhir semester) serta tagihan lainnya dalam bentuk formatif.

      Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga komponen:

1)    Kegiatan tatap muka terjadwal, yaitu pertemuan tatap muka antara peserta
      didik dan guru menurut jadwal yang telah ditentukan
2)    Kegiatan akademik terstruktur dan kegiatan akademik mandiri, yaitu
      kegiatan akademik peserta didik yang tidak terjadwal tetapi telah
      direncanakan guru misalnya pekerjaan rumah dan membaca literatur yang
      akan dipelajari pada pertemuan berikut
3)    Kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan atas
      inisiatif peserta didik sendiri tanpa diatur atau direncanakan gurunya. Mata
      pelajaran yang berbobot 2 SKS berarti dalam satu minggu harus
      diselenggarakan berupa belajar tatap muka 2X40 menit dilakukan diluar jam
      pelajaran seperti di rumah. Sedangkan kegiatan guru, kegiatan tatap muka
      terjadwal dengan peserta didik selama 40 menit/1 jam pelajaran, kegiatan
      akademik terstruktur diluar jam pelajaran yaitu berupa perencanaan kegiatan
      mengajar dan memeriksa tugas-tugas peserta didik, dan kegiatan-kegiatan
      mandiri yaitu mendalami dan memperkaya bahan yang akan dipelajari.
      Kegiatan Pratikum di laboratorium juga terdiri atas tiga komponen kegiatan.
      Hanya saja, perhitungan waktu per satuan SKS-nya berbeda dengan
      kegiatan pembelajaran di kelas.

C.    Strategi Pelaksanaan Moving Class dalam SKM

      Pelaksanaan Pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri berdasarkan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah
berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori
standar mandiri dan bertaraf internasional.

      Strategi pembelajaran dengan sistem moving class merupakan salah satu
syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran.
Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk
kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu.
Strategi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya:

1)   Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk
     melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran
2)   Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan
     media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh
     keterbatasan sirkulasi dan troubeling
3)   Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam
     belajar
4)   Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru
     dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga
     memudahkan koordinasi
5)   Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik lebih obyektif dan optimal
     karena penilaiannya dilakukan secara TIM sehinggan dapat mengurangi
     inkonsistensi penilaian terhadap mata pelajaran tertentu

D.   Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class

     Hambatan yang utama dan sangat mendominasi dalam melaksanakan
pembelajaran model moving class adalah dukungan pemerintah kabupaten/kota
bagi sekolah negeri dan dukungan yayasan pendidikan bagi sekolah swasta soal
pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaannya. Oleh karena
itu, sekolah yang ingin melaksanakan model moving class harus berusaha
mendapatkan dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota, yayasan, dan
masyarakat setempat, kemudian sekolah melakukan berbagai persiapan. Salah
satunya adalah mempersiapkan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dan
keperluan lainnya dilengkapi dengan perlengkapannya. Untuk mengatasi
hambatan itu diperlukan dana yang tidak mungkin dapat segera direalisasikan
secara cepat. Sekolah memerlukan bantuan dan partisipasi dari semua pihak,
karena dengan dukungan yang kuat segala hambatan yang ada dapat diatasi
dengan mudah.

     Di sekolah yang melaksanakan moving class awalnya disambut hangat
peserta didik. Namun dalam perjalanannya banyak peserta didik yang mengeluh
karena moving class ternyata rumit dan melelahkan. Banyak peserta didik merasa
lelah naik turun tangga, khususnya pada sekolah yang tiga lantai. Kalau sudah
siang peserta didik merasa malas pindah-pindah kelas. Tujuan awal agar peserta
didik lebih fresh dalam belajar karena berganti suasana setiap pelajaran dan
terbiasa dengan suasana kuliah. Tapi yang ada menurut sebagian peserta didik
malah membuat kesal moving class itu, akhirnya movingclass bisa menjadi
disfungsional. Waktu belajar berkurang karena perpindahan ruang kelas,
walaupun itu masalah individu. Di lain sisi, murid yang sudah berhasil menerobos
lautan orang di tangga dan di sepanjang jalan untuk tiba lebih awal melihat
keadaan kekosongan pengajar di kelas. Alasan guru macam-macam, ada yang
ingin minum, ada juga yang mengatakan sudah terlalu lama menunggu di kelas
tetapi murid tak kunjung datang. Solusinya tergantung komitmen dan strategi
manajemen yang diterapkan di sekolah.



Sumber:

Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
    Kependidikan. Bandung : Alfabeta

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0151_0601245_chapter2.pdf

More Related Content

What's hot

Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Agus Wagianto
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
annakikey1
 
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
safitkafit
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Irman Ramly
 
01 strategi pendidikan
01 strategi pendidikan01 strategi pendidikan
01 strategi pendidikan
Mis Wanto
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Irman Ramly
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
Ely Goro Leba
 
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaranPemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Ismail Fizh
 

What's hot (20)

Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
 
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
 
Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptxRefleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
 
pembelajaran-kelas-rangkap.pptx
pembelajaran-kelas-rangkap.pptxpembelajaran-kelas-rangkap.pptx
pembelajaran-kelas-rangkap.pptx
 
Rpp ips 7
Rpp ips 7Rpp ips 7
Rpp ips 7
 
Contoh presentasi promosi smk
Contoh presentasi promosi smkContoh presentasi promosi smk
Contoh presentasi promosi smk
 
Susunan acara pkks 2021
Susunan acara pkks 2021Susunan acara pkks 2021
Susunan acara pkks 2021
 
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 okLaporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
Laporan kegiatan pelatihan guru pertanian adaftif smk revitalisasi 2019 ok
 
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptxPembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
Pembelajaran Berdiferensiasi_Pujiadi.pptx
 
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYEN...
 
sosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxsosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptx
 
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdfModul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
Modul 1.4. Angkatan 5 Reguler. Budaya Positif - Final.pdf
 
01 strategi pendidikan
01 strategi pendidikan01 strategi pendidikan
01 strategi pendidikan
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
 
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
2.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 2.1.pptx
 
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
 
Indikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double trackIndikator keberhasilan program sma double track
Indikator keberhasilan program sma double track
 
Model model evaluasi
Model model  evaluasiModel model  evaluasi
Model model evaluasi
 
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaranPemanfaatan media audio dalam pembelajaran
Pemanfaatan media audio dalam pembelajaran
 

Similar to Model pembelajaran moving class di sekolah

Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
ChiaRha
 
Proposal penelitian (metlit)
Proposal penelitian (metlit)Proposal penelitian (metlit)
Proposal penelitian (metlit)
8flames
 
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
ningrumintan
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Zuha Farhana
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Zuha Farhana
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
noviaayu27
 

Similar to Model pembelajaran moving class di sekolah (20)

Moving class
Moving classMoving class
Moving class
 
Bg ucok i
Bg ucok iBg ucok i
Bg ucok i
 
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah KurikulumOrganisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
Organisasi Kurikulum Matakuliah Telaah Kurikulum
 
Proposal penelitian (metlit)
Proposal penelitian (metlit)Proposal penelitian (metlit)
Proposal penelitian (metlit)
 
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
Implementasi moving class untuk meningkatkan karakter disiplin dan tanggung j...
 
Akzh1343183231
Akzh1343183231Akzh1343183231
Akzh1343183231
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Lesson Study
Lesson StudyLesson Study
Lesson Study
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Best Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdfBest Practice_Andrian.pdf
Best Practice_Andrian.pdf
 
1. Penguatan IKM di SasasasasasasasMK.pptx
1. Penguatan IKM di SasasasasasasasMK.pptx1. Penguatan IKM di SasasasasasasasMK.pptx
1. Penguatan IKM di SasasasasasasasMK.pptx
 
5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx5. ASESMEN SMK.pptx
5. ASESMEN SMK.pptx
 
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas rezaTugas etika aulia ismi akhyas reza
Tugas etika aulia ismi akhyas reza
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
 
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologisPengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
Pengelolaan kelas secara fisik dan pengelolaan ruang secara psikologis
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
 
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum pai 3
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum pai  3Prinsip prinsip pengembangan kurikulum pai  3
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum pai 3
 
Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan Presentation administrasi pendidikan
Presentation administrasi pendidikan
 

More from selvyimelia

More from selvyimelia (7)

Peranan keluarga
Peranan keluargaPeranan keluarga
Peranan keluarga
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pdf. blog
Pdf. blogPdf. blog
Pdf. blog
 
Ppt. blog
Ppt. blogPpt. blog
Ppt. blog
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Media pembelajaran
Media pembelajaranMedia pembelajaran
Media pembelajaran
 
Kelipatan dan faktor bilangan
Kelipatan dan faktor bilanganKelipatan dan faktor bilangan
Kelipatan dan faktor bilangan
 

Model pembelajaran moving class di sekolah

  • 1. Model Pembelajaran Moving Class di Sekolah Moving class, merupakan sistem pendidikan telah lama diimplementasikan diberbagai sekolah di luar negeri. Lewat sistem ini, para peserta didik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik akan dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang dipilihnya. Para peserta didik dapat memilih kelas yang ada sesuai jenis pelajaran yang sesuai jadwal mereka. Sehingga para peserta didik terlatih untuk berpikir dewasa dengan memberikan pilihan-pilihan. Moving class ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak agar merasa hidup nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Model pembelajaran ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Moving class berarti peserta didik mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih. Misalkan mereka mau belajar Bahasa Indonesia maka mereka harus manuju ke kelas Bahasa Indonesia dan ini berlaku juga bagi pelajaran-pelajaran lain. Jadi, peserta didik tiap pergantian mata pelajaran harus pindah kelas. Keunggulan sistem ini, para peserta didik lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran, alat dan bahan pendukung kegiatan belajar lebih baik. A. Aspek Pedagogis dalam pembelajaran Moving Class Pedagogi merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode mengajar, membimbing, dan mengawasi pelajaran. Jadi, dari segi pedagogis, moving class membutuhkan rekam jejak kemajuan proses pembelajaran peserta didik (portofolio), sesuatu hal yang diabaikan dalam kelas konvensional, yang misalnya tercermin dalam kesalahpahaman guru konvensional
  • 2. tentang program remedial. Dalam moving class penilaian tidak boleh hanya menyangkut aspek kognitif, sebab Rancangan penilaian dan Penilaian berbasis Kelas mempunyai tolak ukur yang menyentuh seluruh aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik. Agar pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah dapat terlaksana dengan baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu pembelajaran dan lulusan peserta didik. Maka pendidik perlu menyusun strategi pelaksanaan dengan memperhatikan aspek pedagogi, diperkuat oleh perangkat peraturan dan administrasi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Pengajaran yang dilaksanakan oleh guru telah diatur bobotnya dalam bentuk satuan kredit semester, pengaturannya terdiri atas target pencapaian maupun waktu yang disediakan. Bila satu hari sekolah terdiri dari 8 jam pembelajaran, maka dalam satu hari hanya dimungkinkan 4 kali pergantian peserta didik per ruang. B. Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam menerapkan Moving class Proses belajar mengajar menggunakan kelas berpindah (moving class) tentu didasarkan penggunaan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dalam pembelajarannya. SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendiikan yang beban studi peserta didik, beban tugas mengajar tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan program pendidikan lembaga dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Satuan Kredit Semester merupakan bobot yang menunjukkan jumlah waktu dalam menit dan semester itu sendiri merupakan ukuran waktu atau satuan waktu yang terkecil dalam program lengkap satu jenjang pendidikan. Sistem kredit semester menyadari adanya perbedaan minat, bakat dan kemampuan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Cara dan waktu untuk menyelesaikan beban studi yang diwajibkan, tidak harus sama bagi setiap peserta didik meskipun mereka duduk dalam jenjang pendidikan yang sama. Beban pendidikan menyangkut beban studi peserta didik dan beban tugas mengajar guru. Beban-beban tersebut diperhitungkan setara dengan 16-22 minggu
  • 3. kegiatan akademik, termasuk kegiatan ujian setengah semester, minggu tenang, dan ujian semester (akhir semester) serta tagihan lainnya dalam bentuk formatif. Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga komponen: 1) Kegiatan tatap muka terjadwal, yaitu pertemuan tatap muka antara peserta didik dan guru menurut jadwal yang telah ditentukan 2) Kegiatan akademik terstruktur dan kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan akademik peserta didik yang tidak terjadwal tetapi telah direncanakan guru misalnya pekerjaan rumah dan membaca literatur yang akan dipelajari pada pertemuan berikut 3) Kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan belajar yang dilakukan atas inisiatif peserta didik sendiri tanpa diatur atau direncanakan gurunya. Mata pelajaran yang berbobot 2 SKS berarti dalam satu minggu harus diselenggarakan berupa belajar tatap muka 2X40 menit dilakukan diluar jam pelajaran seperti di rumah. Sedangkan kegiatan guru, kegiatan tatap muka terjadwal dengan peserta didik selama 40 menit/1 jam pelajaran, kegiatan akademik terstruktur diluar jam pelajaran yaitu berupa perencanaan kegiatan mengajar dan memeriksa tugas-tugas peserta didik, dan kegiatan-kegiatan mandiri yaitu mendalami dan memperkaya bahan yang akan dipelajari. Kegiatan Pratikum di laboratorium juga terdiri atas tiga komponen kegiatan. Hanya saja, perhitungan waktu per satuan SKS-nya berbeda dengan kegiatan pembelajaran di kelas. C. Strategi Pelaksanaan Moving Class dalam SKM Pelaksanaan Pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori standar mandiri dan bertaraf internasional. Strategi pembelajaran dengan sistem moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran.
  • 4. Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. Strategi ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya: 1) Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran 2) Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh keterbatasan sirkulasi dan troubeling 3) Guru berperan secara aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam belajar 4) Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga memudahkan koordinasi 5) Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik lebih obyektif dan optimal karena penilaiannya dilakukan secara TIM sehinggan dapat mengurangi inkonsistensi penilaian terhadap mata pelajaran tertentu D. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class Hambatan yang utama dan sangat mendominasi dalam melaksanakan pembelajaran model moving class adalah dukungan pemerintah kabupaten/kota bagi sekolah negeri dan dukungan yayasan pendidikan bagi sekolah swasta soal pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaannya. Oleh karena itu, sekolah yang ingin melaksanakan model moving class harus berusaha mendapatkan dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota, yayasan, dan masyarakat setempat, kemudian sekolah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya adalah mempersiapkan ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dan keperluan lainnya dilengkapi dengan perlengkapannya. Untuk mengatasi hambatan itu diperlukan dana yang tidak mungkin dapat segera direalisasikan secara cepat. Sekolah memerlukan bantuan dan partisipasi dari semua pihak,
  • 5. karena dengan dukungan yang kuat segala hambatan yang ada dapat diatasi dengan mudah. Di sekolah yang melaksanakan moving class awalnya disambut hangat peserta didik. Namun dalam perjalanannya banyak peserta didik yang mengeluh karena moving class ternyata rumit dan melelahkan. Banyak peserta didik merasa lelah naik turun tangga, khususnya pada sekolah yang tiga lantai. Kalau sudah siang peserta didik merasa malas pindah-pindah kelas. Tujuan awal agar peserta didik lebih fresh dalam belajar karena berganti suasana setiap pelajaran dan terbiasa dengan suasana kuliah. Tapi yang ada menurut sebagian peserta didik malah membuat kesal moving class itu, akhirnya movingclass bisa menjadi disfungsional. Waktu belajar berkurang karena perpindahan ruang kelas, walaupun itu masalah individu. Di lain sisi, murid yang sudah berhasil menerobos lautan orang di tangga dan di sepanjang jalan untuk tiba lebih awal melihat keadaan kekosongan pengajar di kelas. Alasan guru macam-macam, ada yang ingin minum, ada juga yang mengatakan sudah terlalu lama menunggu di kelas tetapi murid tak kunjung datang. Solusinya tergantung komitmen dan strategi manajemen yang diterapkan di sekolah. Sumber: Ihsan, Fuad. (2010). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0151_0601245_chapter2.pdf